EMULSI
UJI KELARUTAN
HIDROKOLOID
DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Ir. LAVLINESIA, M.Si
YERNISA, S.TP., M.Si
ASISTEN DOSEN
:
RUDINATA, S.Si
OKI DAHWANU
DISUSUN OLEH
NAMA
: BELLA DWI PASCA
NIM
: D1C012036
KELOMPOK
: I (SATU)
PRODI
: TEKNOLOGI HASIL
PERTANIAN
Latar Belakang
Hidrokloid adalah suatu polimer larut dalam air, mampu membentuk koloid dan
mampu mengentalkan larutan atau membentuk gel dari larutan tersebut. Secara
bertahap istilah hidrokoloid yang merupakan kependekan dari koloid hidrofilik ini
menggantikan istilah gum karena dinilai istilah gum tersebut terlalu luas artinya.
Pemanfaatan hidrokoloid dalam bahan pangan sangat luas, dan sering
dikategorikan sebagai ingridien. Hidrokoloid sering dipergunakan dalam pangan
untuk mengentalkan, menstabilkan, membentuk gel, emulsifikasi, mensuspensikan
partikel, meningkatkan mouth-feel, menggantikan lemak, menambah serat pangan,
menahan air, memperpanjang umur simpan ataupun mengenkapsulasi flavor. Sering
juga hidrokoloid dipergunakan untuk menggantikan
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui tingkat kelarutan dari
masing-masing hidrokoloid.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Gum Arab
Gum arab dihasilkan dari getah bermacam-macam pohon Acasia sp. di Sudan
dan Senegal. Gum arab pada dasarnya merupakan serangkaian satuan-satuan Dgalaktosa, L-arabinosa, asam D-galakturonat dan L-ramnosa. Berat molekulnya
antara 250.000-1.000.000. Gum arab jauh lebih mudah larut dalam air dibanding
hidrokoloidlainnya.
Pada olahan pangan yang banyak mengandung gula, gum arab digunakan untuk
mendorong pembentukan emulsi lemak yang mantap dan mencegah kristalisasi
Maltodekstrin
Maltodekstrin merupakan larutan terkonsentrasi dari sakarida yang diperoleh
dari hidrolisa pati dengan penambahan asam atau enzim. Kebanyakan produk ini
ada dalam bentuk kering dan hampir tak terasa. Maltodekstrin pada dasarnya
merupakan senyawa hidrolisis pati yang tidak sempurna, terdiri dari campuran
gula-gula dalam bentuk sederhana (mono- dan disakarida) dalam jumlah kecil,
oligosakarida dengan rantai pendek dalam jumlah relatif tinggi serta sejumlah kecil
oligosakarida berantai panjang. (Widinata dkk, 2008).
Maltodekstrin didefinisikan sebagai suatu produk hidrolisis pati parsial yang
dibuat dengan penambahan asam atau enzim, yang mengandung unit -D-glukosa
yang sebagian besar terikat melalui ikatan -(1,4) glycosidic. Maltodekstrin
merupakan campuran dari glukosa, maltosa, oligosakarida, dan dekstrin. Rumus
umum maltodekstrin adalah [(C6H10O5)nH2O)] (Yongki Kastanya Luthana, 2008).
Maltodekstrin biasanya dibuat dari tepung ketela, jagung, kentang, atau dari
beras. Namun dibandingkan dengan tanaman-tanaman tersebut, keunggulan utama
tanaman sagu adalah produktivitasnya yang tinggi. Produksi sagu yang dikelola
dengan baik dapat mencapai 25 ton pati kering/ ha/tahun (Balai Penelitian
Bioteknologi Perkebunan Indonesia, 2008).
2.3.
Gum Xanthan
Gum xanthan adalah polisakarida dengan bobot molekul tinggi hasil fermentasi
2.4.
Karagenan
Karagenan merupakan polisakarida yang diekstraksi dari rumput laut merah dari
jenis Chondrus, Euchema, Gigartina, Hypnea, Iradea dan Phyllophora. Karagenan
dibedakan dengan agar berdasarkan kandungan sulfatnya (Hall 2009). Jumlah dan
posisi sulfat membedakan macam-macam polisakarida Rhodophyceae, polisakarida
tersebut harus mengandung 20% sulfat berdasarkan berat kering untuk
diklasifikasikan sebagai karagenan (FAO 2007).
Karagenan bukan biopolymer tunggal, tetapi campuran dari galaktan-galaktan
linear yang mengandung sulfat dan larut dalam air. Galaktan-galaktan tersebut
terhubung oleh 3--D-galaktopironosa (G-units) dan 4--D-galaktopiranosa (Dunits) atau 4-3,6-anhidrogalaktosa serta posisi dan jumlah golongan sulfat
diklasifikasikan berdasarkan adanya 3,6-anhidrogalaktosa serta posisi dan jumlah
golongan sulfat pada strukturnya (Imeson 2010). Kappa karenan tersusun dari -Dgalaktosa-4-sulfat dan -3,6-anhidro-D-galaktosa. Karagenan juga mengandung Dgalaktosa-2-sulfat ester (Hall 2009).
Karagenan komersil memiliki kandungan sulfat 22-38% (w/w). Karagenan
dijual dalam bentuk bubuk, warnanya bervariasi dari putih sampai kecoklatan
bergantung dari bahan mentah dan proses yang digunakan. Karagenan yang
umumnya ada di pasaran terdiri atas 2 tipe, yaitu refined karagenan dan semirefined
karagenan. Semirefined karagenan dibuat dari spesies rumput laut Euchema yang
banyak terdapat di Indonesia dan Filipina. Semirefined karagenan mengandung
lebih banyak bahan yang tidak larut asam (8-15%) dibandingkan refined karagenan
(2%) (Fahmitasari 2004).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil
Kel.
I
II
III
Bahan
Perlakuan
Waktu
Hasil Pengamatan
Maltodekstrin
Tanpa
Pemanasan
1 menit
28 detik
Gum xanthan
Tanpa
Pemanasan
15 menit 7
detik
Gum arab
Tanpa
Pemanasan
3 menit 26
detik
Karagenan
Tanpa
Pemanasan
6 menit 42
detik
Maltodekstrin
Suhu 50oC
1 menit 14
detik
Gum xanthan
Suhu 50oC
11 menit
44 detik
Gum arab
Suhu 50oC
1 menit
44 detik
Karagenan
Suhu 50oC
9 menit
45 detik
Maltodekstrin
Suhu 100oC
1 menit
41 detik
Gum xanthan
Suhu 100oC
13 menit
31 detik
Gum arab
Suhu 100oC
1 menit
18 detik
Karagenan
Suhu 100oC
15 menit
5 detik
4.2. Pembahasan
Pada praktikum kali ini adalah tentang uji kelarutan pada berbagai jenis
hidrokoloid. Seperti yang diketahui, hidrokoloid adalah suatu polimer larut dalam
air, mampu membentuk koloid dan mampu mengentalkan larutan atau membentuk
gel dari larutan tersebut. Oleh karena sifatnya yang dapat membentuk gel
hidrokoloid banyak digunakan dalam industri pangan sebagai bahan pengental,
penstabil, bahkan bisa berperan sebagai emulsifier. Hampir semua hidrokoloid larut
dalam air, akan tetapi tidak semua hidrokoloid yang memiliki sifat cepat larut
dalam air, ada yang larut air dan membentuk gek ada juga yang larut parsial dan
tidak membentuk gel namun sedikit kental dan ada juga yang tidak membentuk gel
sama sekali atau encer. Oleh sebab itu, peran dari berbagai jenis hidrokoloid dalam
industri makanan juga berbeda-beda.
Berdasarkan tabel hasil, maltodekstrin dan gum arab lah yang mempunyai sifat
cepat larut dalam air baik dengan air biasa maupun pada air suhu 50 dan 100 derajat
celcius.