Anda di halaman 1dari 22

JUNI

KAMIS

JUMAT

SABTU

juJ

Determinan kurikulum atau azas-azas


kurikulum adalah :
Determinan Filosofis
Determinan Sosiologis
Determinan Psikologis
4.Hakekat Pengetahuan
Nasution. 1999. Kurikulum dan
Pengajaran. Bumi Aksara. Jakarta.
Hal. 14
by Anwar Rahman Program Pasca Sarjana FKIP Universitas Lampung

JUNI

MINGGU

SENIN

SELASA

RABU

Komponen-komponen kurikulum :
Tujuan dan isi kurikulum
Metode
Evaluasi

Sukmadinata, Nana Syaodih. 1977.


Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek.
Remaja Rosdakarya. Bandung. Hal 93-94
by Anwar Rahman Program Pasca Sarjana FKIP Universitas Lampung

JUNI

KAMIS

JUMAT

SABTU

10

Azas-azas yang mendasari setiap kurikulum


adalah :
1. Azas Filosofis yang berkenaan dengan tujuan
pendidikan yang sesuai dengan filsafat
negara.
2. Azas Psikologi yang memperhitungkan factor
anak dalam kurikulum yakni ;
A. Psikologi anak, perkembangan anak
B. Psikologi belajar, bagaimana proses belajar
anak
S. Nasution. 2001. Azas-azas kurikulum.
Bumi Aksara. Jakarta. Hal 11.
by Anwar Rahman Program Pasca Sarjana FKIP Universitas Lampung

JUNI

MINGGU

SENIN

SELASA

RABU

11

12

13

14

3.Azas Sosiologi, yaitu keadaan masyarakat,


perkembangan dan perubahannya,
kebudayaan manusia, hasil kerja manusia
berupa pengetahuan dan lain-lain.
4.Azas Organisasi yang mempertimbangkan
bentuk dan organisasi bahan pelajaran yang
disajikan.

S. Nasution. 2001. Azas-azas kurikulum. Bumi


Aksara. Jakarta. Hal 11.
by Anwar Rahman Program Pasca Sarjana FKIP Universitas Lampung

JUNI

KAMIS

JUMAT

SABTU

15

16

17

Kurikulum formal meliputi :


Tujuan pelajaran, umum dan spesifik
Bahan pelajaran yang tersusun sistematis
SBM serta kegiatan-kegiatannya
Sistem evaluasi untuk mengetahui sampai
mana tujuan tercapai

Nasution. 1999. Kurikulum dan Pengajaran.


Bumi Aksara. Jakarta. Hal 5
by Anwar Rahman Program Pasca Sarjana FKIP Universitas Lampung

JUNI

MINGGU

SENIN

SELASA

RABU

18

19

20

21

Kurikulum disusun dan dilaksanakan


berdasarkan pada prinsip-prinsip yang
berorientasi pada :
Tujuan sekolah
Relevansi pendidikan
Efisiensi dan efektifitas
Fleksibilitas (keluwesan)
Berkesinambungan
Pendidikan seumur hidup
Hamalik, Oemar. 2003. Perencanaan
Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Bumi Aksara. Jakarta. Hal 239
by Anwar Rahman Program Pasca Sarjana FKIP Universitas Lampung

JUNI

KAMIS

JUMAT

SABTU

22

23

24

Dengan mengevaluasi kurikulum, kita dapat


menetapkan :
Pengembangan kurikulum :
a. persiapan apakah bahan-bahan pelajaran
dan metode sudah sesuai dengan
kebutuhan siswa
b. Menentukan perubahan menu yang diperlukan
c. Tujuan mengidentifikasi kebutuhan siswa adalah
untuk merencanakan pengajaran yang cocok
2. Pengelompokan
Hudono, Herman.1979. Pengembangan
Kurikulum Matematika dan Pelaksanaannya di
Depan Kelas. Usaha Nasional. Hal 2
by Anwar Rahman Program Pasca Sarjana FKIP Universitas Lampung

JUNI

MINGGU

SENIN

SELASA

RABU

25

26

27

28

Kurikulum humanistik berdasarkan konsep


aliran pendidikan pribadi (personal education)
yaitu John Dewey (progressive Education) dan
J.J Rosseau (romantic education). Aliran ini
lebih memberikan tempat utamaKepada siswa.
Mereka bertolak dari asumsi bahwa anak atau
siswa adalah yang pertama dan utama dalam
pendidikan
Sukmadinata, Nana Syaodih. 1997.
Pengembangan Kurikulum teori dan Praktek.
Remaja Rosdakarya. Bandung. Hal 86
by Anwar Rahman Program Pasca Sarjana FKIP Universitas Lampung

JUNI

KAMIS

JUMAT

SABTU

29

30

Ciri-ciri kurikulum konfluen :


Partisipasi kurikulum ini menekankan partisipasi murid
dalam kegiatan pembelaja an adalah belajar bersama
melalui bentuk aktifitas kelompok partisipasi dalam
kegiatan bersama murid-murid dapat mengadakan
perundingan, persetujuan dan bertanggung jawab
bersama. Menunjukkan ciri yang non otoriter dari
pendidikan konfluen.
Kegiatan kelompok terjadi dan integrasi dari pemikiran
perasaan dan juga tindakan.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 1997.


Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek.
Remaja Rosdakarya. Bandung. Hal 88
by Anwar Rahman Program Pasca Sarjana FKIP Universitas Lampung

JULI

MINGGU

SENIN

SELASA

RABU

Ciri-ciri kurikulum konfluen :


3. Relevani isi pendidikan dengan kebutuhan minat
dan kehidupan murid karena diambil dari dunia murid
itu sendiri, hal ini berarti bagi murid baik secara
intelektual atau emosional.
4. Pribadi dalam pendidikan ini memberikan tempat
utama pada pendidikan anak adalah pengembangan
pribadi pengaktualisasian segala potensi pribadi anak
secara utuh.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 1997. Pengembangan
Kurikulum Teori dan Praktek. Remaja Rosdakarya.
Bandung. Hal 88
by Anwar Rahman Program Pasca Sarjana FKIP Universitas Lampung

JULI

KAMIS

JUMAT

SABTU

Menurut Brown, ada 3 prinsip sosiologi tertentu di dalam


memandang subject matter Secara keseluruhan :
Bahwa perubahan kurikulum itu bersifat gradual,
mencerminkan nilainilai dasar malure dari masyarakat,
dan pada saat yang sama menunjuk-kan pekerjaan yang
effektif dalam pengarahan nilainilai yang tinggi.
Subject matter di sekolah pasti berfungsi dalam
hubungan dengan orang dewasa dan serempak dengan
itu disesuaikan dengan tingkattingkat perkembangan
anak
Subject matter pasti terus menerus menuju pada yang
efektif dari tujuan sosial yang telah ditentukan.

Abu Ahmadi. 1991. Sosiologi Pendidikan. Rineka


Cipta. Jakarta. Halaman 129.
by Anwar Rahman Program Pasca Sarjana FKIP Universitas Lampung

JULI

MINGGU

SENIN

SELASA

RABU

10

11

12

Kurikulum pada umumnya berisi dua dimensi


utama yaitu Vision (Pandangan) dan Struktur
( Susunan / kerangka )
Vision adalah suatu konsepsi yang dihasilkan dan
serangkaian pemikiran para ahli tentang manusia
yang diinginkannya melalui proses pendidikan.
Struktur adalah kerangka yang menerjemahkan
tujuan filosofis ke dalam berbagai bentuk
pengalaman operasional.
Soemantri, Norman. 1989. Landasan dan Pendekatan
Pengembangan Kurikulum.Bumi Aksara.
Jakarta. Hal 1
by Anwar Rahman Program Pasca Sarjana FKIP Universitas Lampung

JULI

KAMIS

JUMAT

SABTU

13

14

15

Kurikulum yang membicarakan pokokpokok yang sama pada tingkat yang lebih
tinggi, dengan cara yang lebih matang
dan abstrak, disebut kurikulum spiral,
sesuai dengan taraf dan perkembangan
anak. Dengan demikian dapat dibina
secara kontimu perkembangan intelektual
dan mental anak.
Nasution. 1982. Berbagai Pendekatan dalam Proses
Belajar mengajar. Bina Aksara. Bandung. Hal 10
by Anwar Rahman Program Pasca Sarjana FKIP Universitas Lampung

JULI

MINGGU

SENIN

SELASA

RABU

16

17

18

19

Analisa kurikulum bertujuan untuk menentukan bobot


setiap produk bahasa yang akan dijadikan sebagai
dasar dalam menentukan jumlah item atau butir soal
untuk setiap pokok bahasan untuk soal objektif atau
bobot soal untuk bentuk uraian, dalam membentuk
kisi-kisi test. Menentukan bobot untuk setiap pokok
bahasan tersebut dilakukan berdasar-kan jumlah jam
pertemuan yang tercantum dalam kurikulum atau
garis-garis besar program pengajaran (GBPP.
Djaali, dkk. 2002. Pengukuran dalam Bidang
Pendidikan. Program Pascasarjana Universitas Negeri
Jakarta. Hal 20.
by Anwar Rahman Program Pasca Sarjana FKIP Universitas Lampung

JULI

KAMIS

JUMAT

SABTU

20

21

22

Kurikulum dapat di diferensiasi melalui materi (content),


proses, dan produk belajar yang lebih maju dan lebih
majemuk, serta dapat dirancang dengan cara :
Menyesuaikan kurikulum yang biasa
a. Menambah hal-hal baru yang menarik dan
merupakan tantangan bagi siswa berbakat.
b. mengubah bagian-bagian tertentu yang kurang
sesuai.
c. Mengurangi kegiatan-kegiatan yang terlalu rutin
dan mengulang.
d. meluaskan dan mendalami materi.
Utami. 1992.
Mengembangkan
Bakat dan
2.Munandar,
Mengembangkan
kurikulum
yang baru/khusus.
Kreativitas Anak Sekolah. Gramedia Widiasarana
Indonesia. Jakarta. Hal 150

by Anwar Rahman Program Pasca Sarjana FKIP Universitas Lampung

JULI

MINGGU

SENIN

SELASA

RABU

23

24

25

26

Ada tiga tujuan penting yang harus


diusahakan sekolah dalam membuat
keputusan kurikulum, yaitu ;
Penggabungan kurikulum dengan
pembelajaran.
Menjaga kurikulum dari struktur kekuasaan
dalam pembuatan keputusan.
Menjelaskan tugas pembuat keputusan dalam
proses kurikulum.
Bradley, Leo H. Curriculum Leadership and
Development Handbook.
by Anwar Rahman Program Pasca Sarjana FKIP Universitas Lampung

JULI

KAMIS

JUMAT

SABTU

27

28

29

Kurikulum dan Teori-teori Pendidikan


Ada empat teori pendidikan yang banyak
dibicarakan para akhli pendidikan dan dipandang
mendasari pelaksanaan pendidikan :
Pendidikan Klasik
Kurikulum pendidikan klasik lebih menekankan isi
pendidikan, yang diambil dari disiplin ilmu,
disusun menurut akhli tanpa mengikutsertakan
guru-guru apalagi siswa.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2002.
Pengembangan
Bersambung
lembar berkutnya
Kurikulum Teori dan Praktek. Remaja Rosdakarya.
Bandung. Hal 7-14

by Anwar Rahman Program Pasca Sarjana FKIP Universitas Lampung

JULI

MINGGU

SENIN

SELASA

RABU

30

31

Pendidikan Pribadi
Kurikulum pendidikan pribadi lebih menekankan
pada proses pengembangan kemampuan siswa.
Teknologi Pendidikan
Kurikulum teknologi pendidikan menekankan
kompetensi atau kemampuan-kemampuan praktis.
Kurikulum Pendidikan Instruksional
Menekankan baik pada isi maupun proses
pendidikan sekaligus.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2002. Pengembangan
Kurikulum Teori dan Praktek. Remaja Rosdakarya.
Bandung. Hal 7-14
by Anwar Rahman Program Pasca Sarjana FKIP Universitas Lampung

KAMIS

JUMAT

SABTU

Hilda Taba (1962) mempunyai pendapat, perbedaan


antara kurikulum dan pengajaran menurutnya bukan
terletak pada implementasinya, tetapi pada keluasan
cakupannya. Kurikulum berkenaan dengan cakupan
tujuan, isi dan metode yang lebih luas atau lebih umum,
sedangkan yang lebih sempit lebih khusus menjadi
tugas pengajaran. Menurut Taba, keduanya membentuk
satu kontinum, kurikulum terletak pada ujung tujuan
umum atau tujuan jangka panjang, sedangkan
pengajaran pada ujung lainnya yaitu yang lebih khusus
atau tujuan dekat.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2002. Pengembangan
Kurikulum Teori dan Praktek. Remaja Rosdakarya.
Bandung

by Anwar Rahman Program Pasca Sarjana FKIP Universitas Lampung

MINGGU

SENIN

SELASA

RABU

Johnson membedakan dengan tugas antara


kurikulum dengan pengajaran. Semua yang
berkenaan dengan perencanaan dan
pelaksanaan, seperti perencanaan isi, kegiatan
belajar mengajar, evaluasi, termasuk pengajaran,
sedangkan kurikulum hanya berkenaan dengan
hasil-hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh
siswa. Menurut Johnson kurikulum adalah.a
structured series of intended learning outcomes
(Johnson, 1967 hal 130)
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2002. Pengembangan
Kurikulum Teori dan Praktek. Remaja Rosdakarya.
Bandung
by Anwar Rahman Program Pasca Sarjana FKIP Universitas Lampung

KAMIS

JUMAT

SABTU

10

11

12

Characteristic of constructivist classroom are as follow :


Curriculum is presented with emphasis on big concepts.
Pursuit of student question in highly valued.
Curricular activities rely heavily on primary sources of
data and manipulative materials.
Student are viewed as thinkers with emerging theories
about the world.
Teachers be have in an interactive manner,
mediating the environment for students.
Teachers seek students point of view to have future
lessons on student condition.
Brooks, J &isBrooks.
1993.with
The teching
Case forand
Constructivist
Assesment
interwoven
accurs
Classroom. Association for Supervision on Curriculum
though student exhibits and portfolios.
Development. Alexandra. Halaman 17
8.
Student work primarily in groups.
by Anwar Rahman Program Pasca Sarjana FKIP Universitas Lampung

MINGGU

SENIN

SELASA

RABU

13

14

15

16

Pengembangan kurikulum dimulai dengan


suatu proses perencanaan, yaitu
menetapkan berbagai kebutuhan,
mengadakan identifikasi tujuan dan
sasaran. Menyusun persiapan dan
melaksanakan penyajian yang sesuai
dengan segala persyaratan kebudayaan
sosial dan pribadinya.
Mulyani, Sumantri (1994). Pengembangan Pelaksanaan
Kurikulum yang Menjamin tercapainya Lulusan yang kreatif
(dalam kurikulum untuk abad ke-21). Grasindo. Jakarta. Hal 27

by Anwar Rahman Program Pasca Sarjana FKIP Universitas Lampung

KAMIS

JUMAT

SABTU

17

18

19

PROSES BELAJAR
Ausubel dan Robinson (1969) membedakan dua
dimensi dari proses belajar, yaitu dimensi cara
menghubungkan pengetahuan baru dengan struktur
ide yang telah ada. Pada dimensi yang pertama
dibedakan tipe belajar yang bersifat mencari
(discovery learning) dan yang bersifat menerima
(Perception learning). Pada dimensi kedua, dibedakan
antara belajar yang bersifat menghafal (rote learning)
dan belajar bermakna (meaningfull learning).
Assesment is interwoven with teching and accurs
Sukmadinata,
Nana
Syaodih.
Pengembangan
though student
exhibits
and1997.
portfolios.
Kurikulum Teori dan Praktek. Remaja Rosdakarya.
8.
Student work primarily in groups.
Bandung. Hal 135

by Anwar Rahman Program Pasca Sarjana FKIP Universitas Lampung

MINGGU

SENIN

SELASA

RABU

20

21

22

23

Kurikulum sebagai suatu bidang studi


yaitu bidang studi kurikulum yang
merupakan kajian para akhli kurikulum
dan akhli pendidikan dan pengajaran.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 1987. Pengembangan
Kurikulum Teori dan Praktek. Remaja Rosdakarya.
Bandung. Hal 27

by Anwar Rahman Program Pasca Sarjana FKIP Universitas Lampung

KAMIS

JUMAT

SABTU

24

25

26

Perkembangan teori kurikulum tidak dapat


dilepaskan dari sejarah perkembangannya.
Perkembangan kurikulum telah dimulai pada
tahun 1890 dengan tulisan Charles dan M.C
Murry, tetapi secara definitif berawal pada hasil
karya Franklin Babbit tahun 1918. Babbit seing
dipandang sebagai akhli kurikulum yang
pertama, ia perintis pengembangan praktek
kurikulum.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2002. Pengembangan
Kurikulum Teori dan Praktek. Remaja Rosdakarya.
Bandung

by Anwar Rahman Program Pasca Sarjana FKIP Universitas Lampung

MINGGU

SENIN

SELASA

RABU

27

28

29

30

Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum :


Berorientasi pada tujuan.
Relevansi atau kesesuaian.
Efisiensi dan efektifitas.
Fleksibilitas (keluwesan).
Berkesinambungan (continuitas).
Keseimbangan.
Keterpaduan.
8. Mutu
Oemar, Hamalik. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran.
Bumi Aksara. Jakarta. Hal 16-18
by Anwar Rahman Program Pasca Sarjana FKIP Universitas Lampung

KAMIS

JUMAT

SABTU

31

Ada sejumlah ahli teori kurikulum yang


berpendapat bahwa kurikulum bukan hanya
meliputi semua kegiatan yang direncanakan,
melainkan juga peristiwaperistiwa yang terjadi
di bawah pengawasan sekolah, jadi selain
kegiatan kurikuler yang formal juga kegiatan
yang tak formal. Yang terakhir ini sering disebut
kokurikuler atau extra kurikuler (Co-Curriculum,
Extra Curriculum)
Nasution. 1999. KURIKULUM DAN PENGAJARAN.
Bumi aksara. Jakarta. Hal 5.
by Anwar Rahman Program Pasca Sarjana FKIP Universitas Lampung

MINGGU

SENIN

SELASA

RABU

Kurikulum berbasis kompetensi merupakan


kerangka inti yang memiliki 4 komponen :
Kurikulum dan hasil belajar.
Penilaian berbasis kelas.
Kegiatan pembelajaran.
4. Pengelolaan kurikulum berbasis
kompetensi.
Boediono. 2002.Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Puskur Depdiknas. Jakarta.
by Anwar Rahman Program Pasca Sarjana FKIP Universitas Lampung

KAMIS

JUMAT

SABTU

Prinsip Pengembangan Kurikulum


Prinsip Umum : relevansi, fleksibilitas,
kontinuitas, praktis dan efektifitas.
Prinsip Khusus : berkenaan dengan tujuan, isi
pendidikan, proses belajar mengajar, media dan
alat pengajaran, dan kegiatan penilaian.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2002. Pengembangan


Kurikulum Teori dan Praktek. Remaja Rosdakarya.
Bandung. Hal 150

by Anwar Rahman Program Pasca Sarjana FKIP Universitas Lampung

MINGGU

SENIN

SELASA

RABU

10

11

12

13

Kriteria yang dapat membantu para perancang


kurikulum dalam menentukan isi kurikulum. Isi
kurikulum harus :
sesuai, tepat dan bermakna tentang
perkembangan siswa.
Dapat mencapai tujuan yang komprehensif
(intelektual, moral, sosial, seimbang).
Mengandung pengetahuan ilmiah yang teruji.
Dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan.
e. Mengandung bahan pelajaran yang jelas, teori,
prinsip, konsep.
Sudjana, Nana. 1989. Pembinaan dan Pengembangan
Kurikulum di Sekolah. Sinar Baru. Bandung. Hal 30-31
18
by Anwar Rahman Program Pasca Sarjana FKIP Universitas Lampung

KAMIS

JUMAT

SABTU

14

15

16

Struktur program kurikulum dan implikasinya dalam


kegiatan administrasi. Maksudnya : kurikulum yang
dikembangkan atas dasar program pendidikan ( sesuai
dengan jenjang sekolah SD, SMP, SLTA). Untuk sekolah
sekolah umum program pendidikan tersebut meliputi :
1. Program pendidikan umum.
2. Program pendidikan akademis.
3. Program pendidikan ketrampilan.
Kemudian setiap program pendidikan memperoleh alokasi
waktu tertentu disesuaikan dengan keperluan (jam
pelajaran, kelas berapa per minggu untuk setiap mapel).
Subroto Suryo. 1990. Tata Laksana Kurikulum. 1990.
Rineka Cipta. Bandung. Hal. 9.

by Anwar Rahman Program Pasca Sarjana FKIP Universitas Lampung

MINGGU

SENIN

SELASA

RABU

17

18

19

20

Kemampuan yang telah dimiliki sebelum


mempelajari sesuatu kemampuan baru disebut
Entry Behavior. Jadi Entry behavior pada
dasarnya merupakan keadaan dengan
pengetahuan atau ketrampilan yang harus
dimiliki terlebih dahulu oleh siswa sebelum ia
mempelajari pengetahuan atau keterampilan
baru.
Muhammad Ali.1984. Guru dalam Proses Belajar
Mengajar. Sinar Baru. Bandung. Hal : 54.
by Anwar Rahman Program Pasca Sarjana FKIP Universitas Lampung

KAMIS

JUMAT

SABTU

21

22

23

Kurikulum mempunyai kedudukan dalam proses


pendidikan yaitu :
Kurikulum berfungsi menyerahkan segala
bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya
tujuan-tujuan pendidikan.
Kurikulum berfungsi sebagai suatu rencana
pendidikan.
Kurikulum merupakan suatu bidang studi.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2002. Pengembangan
Kurikulum Teori dan Praktek. Remaja Rosdakarya.
Bandung . Hal 4

by Anwar Rahman Program Pasca Sarjana FKIP Universitas Lampung

MINGGU

SENIN

SELASA

RABU

24

25

26

27

Evaluasi dalam Kurikulum


Pembuatan keputusan harus berdasarkan
informasi dan data objektif yang didahului dengan
pengadaan eveluasi terhadap kurikulum yang
sedang berlaku, sehingga evaluasi
memegangperanan penting dalam pembuatan
keputusan kurikuler untuk dapat mengetahui hasil
kurikulum kelemahan dan kekuatannya sehingga
dapat di tindak lanjuti untuk perbaikan.
Oemar Hamalik. 2003. PENDIDIKAN GURU
BERDASARKAN PENDEKATAN KOMPETENSI. Bumi
Aksara. Jakarta. Hal. 20.
by Anwar Rahman Program Pasca Sarjana FKIP Universitas Lampung

KAMIS

JUMAT

SABTU

28

29

30

Menurut Blauchamp, kurikulum mempunyai tiga


karakteristik yaitu :
Kurikulum merupakan dokumen tertulis
berisi garis-garis besar rumusan tujuan
Isi atau materi ajar

Sukmadinata, nana Syaodih. 2002. Pengembangan


Kurikulum Teori dan Praktek. Remaja Rosdakarya.
Bandung. Hal 34

by Anwar Rahman Program Pasca Sarjana FKIP Universitas Lampung

MINGGU

SENIN

SELASA

RABU

Pengembangan kurikulum adalah suatu istilah yang


digunakan ahli pendidkan dalam rangka perubahan
kurikulum. Perubahan kurikulum terjadi karena adanya
perubahan kehidupan, perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta perkembangan dibidang yang
berhubungan langsung dengan kehidupan masyarakat.
Perubahan kurikulum di tingkat pendidikan tinggi secara
tidak langsung akan mempengaruhi tugas dosen, sebab
dosen adalah pengembang kurikulum ditingkat universitas
atau tingkat mata kuliah, dimana ia harus mengidentifikasi
tujuan yang harus dicapai, materi yang akan disampaikan,
dan pengalaman belajar yang akan dialami mahasiswa.

Suparman, Atwi.dkk. Konsep Dasar pengembangan


Kurikulum. Hal 1
by Anwar Rahman Program Pasca Sarjana FKIP Universitas Lampung

KAMIS

JUMAT

SABTU

Perlu dirancang kurikulum untuk memberikan keterampilan


yang mengacu pada keterampilan yang dibutuhkan dimasA
DEPAN. Untuk kurikulum semacam ini Draper kaufman
(1976) mengusulkan enam area kompetensi yaitu ;
Mampu mendpatkan akses ke informasi
Mampu berfikir jernih
Mampu berkomunikasi (lisan dan tertulis) secara efektif
Memahami pentingnya lingkungan sehat bagi kehidupan
manusia
Memahami dinamika individu dan masyarakat
Memiliki kompetensi pribadi yang tepat untuk bidang yang
diminati dan ditekuni
Suparman, M. Atwi.dkk. Konsep dasar Pengembangan
Kurikulum. Hal 11

by Anwar Rahman Program Pasca Sarjana FKIP Universitas Lampung

MINGGU

SENIN

SELASA

RABU

10

11

Dalam dimensi kurikulum ada dua dimensi


penting, yaitu :
Substansi unsur-unsur serta organisasi dari
dokumen tertulis kurikulum.
Model pengorganisasian dan bagian-bagian
kurikulum terutama organisasi dan proses
pengajaran.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2002. Pengembangan
Kurikulum Teori dan Praktek. Remaja Rosdakarya.
Bandung. Hal 34

by Anwar Rahman Program Pasca Sarjana FKIP Universitas Lampung

KAMIS

JUMAT

SABTU

12

13

14

Desain Kurikulum
Desain kurikulum merupakan suatu
pengorganisasian tujuan, isi, serta proses
belajar yang akan diikuti oleh siswa pada
berbagai tahap perkembangan pendidikan.

Sukamdinata, Nana Syaodih. 2002. Pengembangan


Kurikulum teori dan Praktek. Remaja Rosdakarya.
Bandung. Hal 34

by Anwar Rahman Program Pasca Sarjana FKIP Universitas Lampung

MINGGU

SENIN

SELASA

RABU

15

16

17

18

Kurikulum (pasal 36)


Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu
pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.
Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan
dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai
dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan
peserta didik.
Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan
dalam kerangka Negara Kesatuan republik Indonesia.
Undang-undang RI No.20 Tahun 2003. 2003. Tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Citra Umbara. Bandung. Hal
24

by Anwar Rahman Program Pasca Sarjana FKIP Universitas Lampung

KAMIS

JUMAT

SABTU

12

13

14

Desain Kurikulum
Desain kurikulum merupakan suatu
pengorganisasian tujuan, isi, serta proses
belajar yang akan diikuti oleh siswa pada
berbagai tahap perkembangan pendidikan.

Sukamdinata, Nana Syaodih. 2002. Pengembangan


Kurikulum teori dan Praktek. Remaja Rosdakarya.
Bandung. Hal 34

by Anwar Rahman Program Pasca Sarjana FKIP Universitas Lampung

MINGGU

SENIN

SELASA

RABU

15

16

17

18

Kurikulum (pasal 36)


Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu
pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.
Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan
dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai
dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan
peserta didik.
Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan
dalam kerangka Negara Kesatuan republik Indonesia.
Undang-undang RI No.20 Tahun 2003. 2003. Tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Citra Umbara. Bandung. Hal
24

by Anwar Rahman Program Pasca Sarjana FKIP Universitas Lampung

Anda mungkin juga menyukai