PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
turun temurun mengingat Indonesia merupakan kaya akan hasil bumi. Maka dengan
kesuburan tanah yang dimiliki masyarakat pedesaan akan lebih cocok mengembangkan
pertanian yang mereka anggap akan mampu membantu mereka untuk bertahan hidup.
Sementara masyarakat pedesaan yang berada di daerah pesisir pantai biasanya akan
memilih profesi sebagai nelayan, karena di laut Indonesia sangatlah kaya akan sumber
daya alamnya baik ikan, udang, trumbu karang dan sebagainya. Selain itu juga mereka
mengembangkan budidaya dengan membuat tambak ikan sehingga hasil yang didapatkan
ini bisa dipasarkan ke luar desa bahkan sampai di eksport ke luar negeri. Ini dilakukan
masyarakat pedesaan yang tinggal di pesisir pantai sebagai sebuah sumber mata pencarian
yang bisa mememnuhi kebutuhan hidup keluarga mereka.
Disisi lain, pembangunan nasional juga menciptakan kesenjangan antara desa dan
kota. Banyak peneliti yang sudah membuktikan bahwa pembangunan semakin
memperbesar jurang antara kota dan desa. Sangat disadari, negara berkembang seperti
Indonesia mengkonsentrasikan pembangunan ekonomi pada sektor industri yang
membutuhkan investasi yang mahal untuk mengejar pertumbuhan. Akibatnya sektor lain
seperti sektor pertanian dikorbankan yang akhirnya pembangunan hanya terpusat di
kota-kota. Hal ini juga sesuai dengan hipotesa Kuznets, bahwa pada tahap pertumbuhan
awal pertumbuhan diikuti dengan pemerataan yang buruk dan setelah masuk pada tahap
pertumbuhan lanjut pemerataan semakin membaik. (Todaro, 2000) Faktor-faktor yang
mempengaruhi kesenjangan tersebut antara lain karena perbedaan pendidikan,
ketersediaan lapangan pekerjaan, infrastruktur investasi, dan kebijakan (Arndt, 1988).
Dewasa ini, telah banyak para ahli pembangunan masyarakat pedesaan yang
mengangkat permasalahan ini ke permukaan. Karena sesungguhnya yang terjadi petani
tetap miskin, sebab persoalan yang berkaitan dengan produksi seperti kapasitas sumber
daya manusia, modal, dan kebijakan tetap sama dari tahun ke tahun walaupun bentuknya
berbeda. Studi mengenai kemiskinan pedesaan oleh Sarman dan Sajogyo (2000)
menunjukkan bahwa untuk daerah pedesaan di Sulteng mencapai 48,08% sementara
untuk perkotaan sekitar 12,24%. Studi ini menggunakan pendekatan jisam (kajian
bersama) sehingga kriteria kemiskinan sangat lokalistik berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan dasar dan kepemilikan masyarakat.
Banyak proyek/program pemerintah yang sudah dilakukan untuk mendorong
pembangunan perekonomian masyarakat pedesaan. Proyek/program tersebut dilakukan
masing-masing departemen maupun antar departemen. Pada umumnya proyek-proyek
yang digulirkan masih pada generasi pemberian bantuan fisik kepada masyarakat. Baik
berupa sarana irigasi, bantuan saprotan, mesin pompa, pembangunan sarana air bersih
dan sebagainya. Kenyataannya, ketika proyek berakhir maka keluaran proyek tersebut
sudah tidak berfungsi atau bahkan hilang. Beberapa faktor yang mempengaruhi
kegagalan proyek tersebut antara lain, yaitu: (1) ketidaktepatan antara kebutuhan
masyarakat dan bantuan yang diberikan (2) paket proyek tidak dilengkapi dengan
ketrampilan yang mendukung (3) tidak ada kegiatan monitoring yang terencana (4) tidak
ada kelembagaan di tingkat masyarakat yang melanjutkan proyek.
kemajuan dalam hidup kita. Kita melakukan kegiatan pembangunan, baik itu membangun
kehidupan pribadi kita sendiri maupun kehidupan bangsa negara, karena kita merasa
mempunyai kemampuan untuk membangun dan mempunyai pandangan yang optimis tentang
masa depan.
Jadi, Pembanguanan pedesaan merupakan salah satu prasyarat bagi upaya
peningkatan pendapatan masyarakat untuk mencapai kondisi sosial dan ekonomi yang lebih
baik dan tentunya juga diikuti dengan peningkatan pemerataan dan pertumbuhan ekonomi
untuk mencapai kesejahteraan masyarakat di desa tersebut.
2.2.2
Sasaran
2.2.3
antar daerah, maka daerah-daerah yang dimaksud dapat tumbuh secara serasi dan saling
menunjang.
Melalui
kerjasama
antara
daerah-daerah/wilayah-wilayah
dapat
diusahakan
keseimbangan pertumbuhan antara sektor pertanian dan sektor-sektor lain baik dari segi nilai
tambah maupun dari segi penyiapan tenaga kerja.
2.2.5
yang diarahkan pula kepada pembangunan kelembagaan dan partisipasi serta pemberdayaan
masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan pada satuan wilayah pedesaan. Di negaranegara berkembang, secara demografis sebagian besar penduduk tinggal di pedesaan dan
memiliki tingkat pendidikan rendah.
Konsep pembangunan pedesaan menjadi pusat perhatian negara-negara berkembang
sejak tahun 1950-an sampai sekarang. Setiap negara menerapkan strategi pembangunannya
untuk memecahkan masalah yang dihadapi terutama menyangkut pertumbuhan penduduk,
kemiskinan, urbanisasi, dan pengangguran masyarakatnya. Program dan kegiatan
pembangunan pedesaan secara menyeluruh menyangkut bidang ekonomi, sektor-sektor
pendidikan, jesehatan, kesempatan kerja, dan bidang sosial budaya dan lainnya.
Seperti dalam pembangunan ekonomi pada umumnya, maka dalam mewujudkan
tujuan pembangunan pedesaan, terdapat paling sedikit empat jenis strategi, yaitu:
1. Strategi Pertumbuhan
Strategi pertumbuhan umumnya dimaksudkan untuk mencapai peningkatan secara
cepat dalam nilai ekonomis melalui -peningkatan pendapatan perkapita, produksi dan
produktivitas sektor pertanian, permodalan, kesempatan kerja dan peningkatan
kemampuan partisipasi masyarakat pedesaan.
2. Strategi Kesejahteraan
Strategi kesejahteraan pada dasarya dimaksudkan untuk memperbaiki tanaf hidup atau
kesejahteraan penduduk pedesaan melalui pelayanan dan peningkatan programprogram pembangunan sosial yang berskala besar atau nasional, seperti peningkatan
pendidikan, perbaikan kesehatan dan gizi, penanggulangan urbanisasi, perbaikan
permukiman penduduk, pembangunan fasilitas transportasi, penyediaan prasarana dan
sarana sosial lainnya.
3. Strategi Responsif terhadap Kebutuhan Masyarakat
Strategi mi merupakan reaksi terhadap strategi kesejahteraan yang dimaksudkan
untuk menanggapi kebutuhan-kebutuhan masyarakat dan pembangunan yang
8 | Koperasi dan UMKM
dirumuskan oleh masyarakat sendini mungkin saja dengan bantuan pihak luar (self
need and assistance) untuk memperlancar usaha mandiri melalui pengadaan teknologi
dan tersedianya sumber-sumber daya yang sesuai kebutuhan di pedesaan.
Ketiga strategi pertumbuhan di atas memiliki kelemahannya masing-masing. Strategi
pertumbuhan mempunyai kelemahan yaitu semakin lebamya ketimpangan anggota
masyarakat yang kaya dan yang miskin. Kelemahan strategi kesejahteraan yaitu
menciptakan ketergantungan masyarakat yang sangat kuat kepada pemerintah.
Strategi yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat sangat sulit untuk
direalisasikan, diadaptasikan dan ditransformasikan secara luas karena terlalu idealis,
sehingga sukar dilaksanakan secara efektif.
4. Strategi Terpadu dan Menyeluruh
Strategi terpadu dan menyeluruh ini ingin mencapai tujuan-tujuan yang menyangkut
kelangsungan
pertumbuhan,
persamaan,
kesejahteraan
dan
partisipasi
aktif
2.2.6
produktif,
sosial kemasyarakatan
dan
10 | K o p e r a s i d a n U M K M
2.2.7
Sikap tradisionalistis
Vested interest
Prasangka buruk terhadap sesuatu yang baru
Kekhawatiran terjadi kegagalan pada integrasi budaya
Hambatan yang bersifat ideologis
komunikasi yang belum lancer
tingkat pendidikan rendah
Selain itu, terdapat pula sikap mental yang tidak cocok untuk pembangunan, seperti:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
di ketahui bahwa manfaat dari koperasi ini sangat banyak antara lain yaitu membantu orang
orang yang kuarang mampu, dengan tujuan untuk mensejahterahakan masyarakat luas.
Peranan koperasi disini di harapkan dapat membantu para petani yang ada di desa,
dalam hal ini koperasi bertindak membeli semua hasil panen para petani untuk di jual
kembali dengan harga yang sesuai dengan harga pasar.
Biasanya saat panen tiba, para pedagang masuk ke desa untuk memonopoli semua
hasil pertanian. para pedagang membeli hasil pertanian dengan harga yang sangat murah,
sehingga petani mengalami kerugian.
Di tiap desa, keberadaan koperasi unit desa harus tetap dipertahankan sehingga
koperasi dapat menjadi kekuatan ekonomi di setiap desa. Hal-hal yang harus dilakukan
sebagai berikut :
1. Melatih generasi muda yang potensial di setiap desa dan membinanya dengan baik
maka KUD pun akan tumbuh di setiap desa serta melibatkan langsung generasi
muda sebagai pengelola.
2. Melibatkan unsur masyarakat di setiap desa sebagai pengawas koperasi.
3. Menjadikan seluruh warga masyarakat sebagai anggota akan menjadikan koperasi
disetiap desa kuat dan tumbuh berkembang.
Selain itu para petani juga mendapatkan fasilitas kredit dari koperasi, dana yang di
peroleh dari kredit ini di gunakan untuk keperluan para petani. biasanya dana ini di gunakan
untuk pembelian pupuk, pembelian bibit dab lain lain. Demi untuk mensejahterakan para
petani, anggota koperasi juga dapat memberikan pengarahan demi tercapainya tujuan dan
peranan dari koperasi unit desa tersebut.
Cara peningkatan perekonomian desa untuk meningkatkan perekonomian nasional :
1. Bentuk koperasi disetiap desa, anggota semua warga desa , pendirian sesuai
dengan prinsip koperasi yang sebenarnya, sesuai yang disarankan Bung Hatta.
Yaitu modal dari anggota dan kemakmuran untuk anggota. Bentuk koperasi serba
usaha baik untuk pupuk. Sembako, material, dan lain-lain.
2. Jangan membuka koperasi hanya untuk simpan pinjam karena memiliki resiko
yang lebih besar, bila salah penggunaan uang maka berakibat macet dikemudian
hari.
12 | K o p e r a s i d a n U M K M
14 | K o p e r a s i d a n U M K M
Kanggotaan Koperasi Unit Desa. Menurut Sri Weolan Azis dalam bukunya
Pandji Anaroga dan Ninik W. (1998:33) keanggotaan koperasi Unit Desa
sebagai berikut:
1. Kelompok ekonomi, yaitu anggotanya dikelompokkan sesuai dengan
kegiatan usahanya untuk kepentingan pelayanan dan pembinaan teknis.
2. Kelompok organisasi, yaitu para anggotanya dikelompokkan menurut
tempat tinggalnya yang dimaksudkan untuk kepentingan organisasi
dan pembinaan keanggotaan.
15 | K o p e r a s i d a n U M K M
BAB III
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Pembangunan nasional menciptakan kesenjangan antara desa dan kota. negara
berkembang seperti Indonesia mengkonsentrasikan pembangunan ekonomi pada sektor
industri yang membutuhkan investasi yang mahal untuk mengejar pertumbuhan. Akibatnya
sektor lain seperti sektor pertanian dikorbankan yang akhirnya pembangunan hanya terpusat
di kota-kota. Pembanguanan pedesaan merupakan salah satu prasyarat bagi upaya
peningkatan pendapatan masyarakat untuk mencapai kondisi sosial dan ekonomi yang lebih
baik dan tentunya juga diikuti dengan peningkatan pemerataan dan pertumbuhan ekonomi
untuk mencapai kesejahteraan masyarakat di desa.
2.2 Saran
Ada baiknya kita untuk melihat kepada masyarakat masyrakat kecil yang ada di
pedesaan contohnhya para petani. Mereka telah memberikan kontribusi didalam kehidupan di
Indonesia ini tetapi sektor pertanian seolah olah tidak di lihat lagi. Sebagai negara agraris
hendaknya kita harus melihat dari sisi masyarakat pedesaan ini jangan semata mata seiring
16 | K o p e r a s i d a n U M K M
17 | K o p e r a s i d a n U M K M