Anda di halaman 1dari 8

Identifikasi Metabolit Sekunder

6 November 2014 Meninggalkan komentar


IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER
1. TUJUAN
2. Memahami prinsip kerja identifikasi metabolit sekunder.
3. Untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder dalam senyawa bahan sampel alam.
4. TEORI
Senyawa metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang umumnya mempunyai kemampuan
bioaktifitas dan berfungsi sebagai pelindung tumbuhan tersebut dari gangguan hama penyakit
untuk tumbuhan itu sendiri atau lingkungannya. Secara umum kandungan metabolit sekunder
dalam bahan alam hayati dikelompokkan berdasarkan sifat dan reaksi khas suatu metabolit
sekunder dengan pereaksi tertentu.
Atas dasar ini, kandungan metabolit sekunder dapat dikelompokkan sebagai berikut
1. Alkaloid
Merupakan suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan di alam. Hampir seluruh
senyawa alkaloida berasal dari tumbuh-tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis
tumbuhan. Semua alkaloida mengandung paling sedikit satu atom nitrogen yang biasanya
bersifat basa dan dalam sebagian besar atom nitrogen ini bagian dari cincin heterosiklik. Hampir
semua alkaloid yang ditemukan dialam mempunyai keaktifan biologis tertentu, ada yang sangat
beracun tetapi ada pula yang sangat berguna dalam pengobatan. Alkaloid dapat ditemukan dalam
berbagai bagian tumbuhan seperti biji, daun, ranting dan kulit batang.
Sifat fisika dan kimia alkaloid :
1. Berupa kristal, amorf, dan ada yang cair (nikotina dan sparteina)
2. Tidak berwarna
3. Jika bersifat basa, larut dalam pelarut organik
4. Garam alkaloida larut dalam air, tidak larut dalam pelarut organic
Alkaloid biasanya diklasifikasikan menurut sifat seperti :

1. Alkaloida (alkaloid sejati)


Alkaloida mengandung nitrogen dalam cincin heterosiklik, berasal dari asam amina.biasanya
terdapat dalam tumbuhan sebagai asam organik.
1. Proto alkaloida
Proto alkaloida berasal dari asam amino, tetapi nitrogennya tidak terletak pada cincin
heterosiklik.
1. Asenda alkaloida
Asenda alkaloida tidak difotosintesis dari asam amino, 2 macam asenda alkaloida yang
terpenting adalah alkaloida steroida, misalnya konssina dan alkaloid purina, misalnya koffeina.
2. Triterpenoid / Steroid
Triterpenoid merupakan senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprene
dan secara biosinesis dirumuskan dari hidrokarbon yang kebanyakan berupa alkohol, aldehid,
dan asam karbohidrat. Senyawa ini tidak berwarna, berbentuk kristal, bertitik leleh tinggi dan
bersifat optis aktif.
Steroid adalah golongan senyawa triterpenoid yang mengandung inti siklopentana
perhidrofenantren yaitu dari tiga cincin sikloheksana dan sebuah cincin siklopentana.
3. Flavonoid
Merupakan senyawa metabolit sekunder yang banyak terdapat pada tumbuh-tumbuhan. Selain
itu, merupakan senyawa fenil propanoid dengan kerangka karbon C6-C3-C6. Artinya kerangka
karbonnya terdiri dari dua gugus C6 disambung dengan rantai alifatik tiga karbon.
Sebagian besar senyawa flavonoid ditemukan di alam dalam bentuk glikosida, dimana unit
flavonoid terikat pada suatu gula.
4. Fenolik
Merupakan kelompok senyawa aromatik dengan gugus fungsi hidroksil. Sisi dan jumlah grup
hidroksil pada grup fenol diduga memiliki hubungan dengan toksisitas relatif mereka terhadap
mikroorganisme dengan bukti bahwa hidroksitasi yang meningkat menyebabkan toksisitas yang
meningkat.
5. Saponin
Merupakan kelompok senyawa dalam bentuk glikosida terpenoid / steroid. Saponin ada pada
seluruh tanaman dengan konsentrasi tinggi pada bagian-bagian tertentu, dan dipengaruhi oleh
varietas tanaman dan tahap pertumbuhan.

Dikenal dua jenis saponin yaitu glikosida triterpenoid alkohol dan glikosida struktur steroid
tertentu yang mempunyai rantai samping spiroketal. Kedua jenis saponin ini larut dalam air dan
etanol tetapi tidak larut dalam eter.
Saponin triterpenoid dapat mempunyai asam oleanolat sebagai aglikonnya dan asam ini
ditemukan juga bebas, meskipun demikian dalam beberapa kasus, aglikonnya hanya dikenal
sebagai sapogenin.
6. Kumarin
Merupakan kelompok senyawa fenol yang umumnya berasal dari tumbuhan tinggi dan jarang
ditemukan pada mikroorganisme, kumarin ini mempunyai kerangka C6-C3.
Senyawa kumarin dibagi empat kelompok :

Kumarin sederhana dan turunannya yang berupa hasil hidroksidasi alkoksida, glikosida.
Contohnya : suberosin.

Furano kumarin jenis linear dan anguler, dimana terdapat subtitusi pada posisi benzoid.
Contohnya : angelicin.

Pyranokumarin analog dengan furano kumarin tapi memiliki cincin enzim pada
subtituennya. Contohnya : xantyletin.

Kumarin yang tersubtitusi pada cincin purin. Seperti 4-hidroksi kumarin.

7. Zat warna kuinon


Merupakan suatu heterosikel cincin terpadu yang strukturnya berubah dengan naftalena, tetapi
dengan nitrogen pada posisi isokaindina adalah isomer 2-nya.
8. Karotenoid
Senyawa turunan dari isoprena yang berantai panjang. Karotenoid adalah golongan senyawa
kimia organik bernutrisi yang terdapat pada pigmen alami tumbuhan dan hewan. Berdasarkan
struktur kimianya, karotenoid masuk kedalam golongan ttiterpenoid. Karotenoid merupakan zat
yang menyebabkan warna merah, kuning, orange, dan hijau pada buah dan sayuran. Peran
penting karotenoid adalah sebagai agen antioksidan dan dalam sistem fotosintesis. Selain itu
karotenoid juga dapat diubah menjadi vitamin esensial.
III. PROSEDUR PERCOBAAN
3.1

Alat dan Bahan


1. Alat

2. Test tube

: Tempat mereaksikan zat

3. Pipet tetes

: Untuk mengambil zat

4. Plat tetes

: Untuk mereaksikan zat

5. Lampu spritus

: Untuk memanaskan

6. Lumpang

: Untuk menggerus sampel

7. Lampu UV

: Untuk melihat noda pada plat KLT

8. Plat KLT

: Untuk uji kumarin

9. Bahan
10. Sampel bahan alam
11. CHCl3
12. Reagen Dragenorf
13. CH3OH (metanol)

: Sebagai objek percobaan


: Untuk identifikasi triterpenoid
: Untuk uji warna golongan alkaloid
: Sebagai pelarut

14. FeCl3 : Untuk identifikasi fenolik


15. Anhidrida asetat

: Untuk identifikasi triterpenoid

16. Reagen meyer

: Untuk identifikasi alkaloid

17. HCl pekat

: Untuk identifikasi flavonoid dan saponin

18. Serbuk Mg

: Untuk identifikasi flavonoid

19. H2SO4 2 N

: Untuk sampel alkaloid

20. H2SO4 pekat

: Untuk identifikasi triterpenoid

21. Kloroform

: Untuk identifikasi triterpenoid

1. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil
Sampel : daun segar berwarna hijau muda yaitu daun sukun

Identifikasi :

Flavonoid

Ekstrak sampel + HCl pekat : warna kuning lemon


serbuk Mg : timbul gas, warna jadi orange terang
Positif flavonoid

Fenolik

Sampel uji + FeCl3 : warna coklat (tak ada perubahan warna)


Tidak ada indikasi adanya fenolik

Saponin

Sampel uji dikocok : tidak terjadi saponifikasi


Tidak ada indikasi adanya saponin

Triterpenoid/steroid

Sampel : hijau pekat


Sampel + H2SO4 pekat : hijau terang
Positif steroid
Sampel H2SO4 pekat + anhidrida asam asetat : hijau berupa gumpalan
kecil.
Positif triterpenoid

Alkaloid

Sampel uji + reagen meyer : tak dijumpai endapan (negatif)

Kumarin

Hasil ekstrak yang ditotolkan pada plat KLT , pada pengujian dengan
UV terdapat garis warna merah.
Positif ada kumarin

Tabel
NO.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7

Metabolit Sekunder
Flavonoid
Fenolik
Saponin
Triterpenoid
Steroid
Alkaloid
Kumarin

Hasil
+

+
+
_
+

4.2 Pembahasan
Uji identifikasi yang telah dilakukan diuji terhadap sampel segar daun sukun. Untuk dapat
menguji adanya kandungan metabolit sekundernya, perlu pertama-tama untuk mengisolasi/
mengekstrak kandungan metabolit tersebut. Pada pengerjaannya dilakukan dengan menggunakan
metanol, dimana metanol ini dapat melarutkan secara umum kandungan metabolit sekunder
dengan berbagai kepolarannya.
Pada preparasinya ekstrak tersebut difraksinasi lagi ke kelompok polar dengan pelarut air dan
kelompok non polar untuk metabolit yang terlarut pada fraksi kloroform. Setelah itu baru
dilakukan uji identifikasi dari masing-masing fraksi. Pada fraksi air dapat diuji identifikasi
metabolit sekunder yang bersifat polar yaitu flavonoid, fenolik dan saponin. Sementara pada
fraksi kloroform dapat diuji identifikasi untuk triterpenoid dan steroid.
Identifikasi dilakukan dengan pereaksi identifikasi yang dapat bereaksi spesifik untuk masingmasing kelompok metabolit sekunder dan dengan reaksi yang dapat diamati dengan jelas. Untuk
uji identifikasi kumarin dilakukan dengan KLT. Pada proses uji ini komponen-komponen yang
ada pada ekstrak metanol dari sampel dipisahkan secara kromatografi, termasuk kumarin (jika
ada sampel memang mengandung kumarin).
Jika sampel uji mengandung kumarin, kumarin akan terpisah dari komponen lainnya secara
kromatografi berupa bercak noda. Keberadaan kumarin akan dapat diamati bila pada plat KLT,
dimana plat dengan penambahan NaOH dan deteksi menggunakan UV. Kumarin yang bereaksi
dengan NaOH akan terlepas gugus laktonnya dan dengan berikatan dengan logam Na, sehingga
terbentuk senyawa yang akan berfluorosensi merah-orange bila diamati dengan lampu UV yang
penampakan noda ini spesifik untuk keberadaan kumarin pada sampel uji.
Untuk uji kumarin ini belum diketahui pereaksi kimia untuk uji identifikasinya. Namun dapat
diuji dengan pengamatan fluorosensinya dengan lampu UV 365 nm. Atau dapat juga diuji
dengan KLT dengan adanya standar murni kumarin. Jika sampel dan kumarin standar dielusi
pada plat KLT yang sama maka noda dari sampel dengan harga Rf yang sama dengan standar
kumarin akan memberikan identifikasinya. Namun untuk cara ini dibutuhkan standar murni dari
kumarin tersebut.

1. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Pada percobaan metabolit sekunder, dapat disimpulkan bahwa pada sampel daun sukun terdapat
senyawa metabolit sekunder sebagai berikut :
1. Flavonoid
2. Triterpenoid dan steroid
3. Kumarin
Pada sampel tidak terdapat senyawa metabolit sekunder fenolik, alkaloid dan saponin.
5.1

Saran

Untuk hasil selanjutnya didapatkan maksimum, disarankan kepada pratikan selanjutnya agar :
1. Dalam penggerusan sampel benar-benar harus halus agar didapat hasil yang diinginkan.
2. Pratikan harus teliti dalam melihat perubahan warna yang terjadi.
3. Berhati-hati saat meneteskan kloroform dan zat-zat berbahaya lainnya.
Tugas Sebelum Pratikum
1. Apa yang dimaksud dengan senyawa metabolit sekunder beserta contoh dan gambarkan
strukturnya !
Jawab : Senyawa metabolit sekunder adalah zat-zat atau senyawa yang dihasilkan dari
tumbuhan atau makhluk hidup dimana fungsinya belum dapat diketahui secara pasti.
Contoh senyawa metabolit sekunder :
1. Alkaloid :
2. Triterpenoid
3. Steroid
4. Apa perbedaan metabolit sekunder dan metabolit primer ?
Jawab :
Metabolit primer adalah senyawa hasil metabolisme yang harus ada pada makhluk hidup.

Metabolit sekunder adalah senyawa hasil metabolisme yang tidak selalu ada pada makhluk
hidup, biasanya dihasilkan pada tumbuhan.
3. Tuliskan pengamatan identifikasi metabolit sekunder secara teori !
Pengamatan identifikasi metabolit sekunder :
1. Flavonoid

: orange

2. Fenolik

: biru

3. Saponin

: dikocok busa tidak hilang + HCl pekat

4. Triterpenoid : merah
5. Steroid

: hijau

6. Kumarin

: berfluorosensi

7. Alkaloid

: ditambah pereaksi meyer timbul kabut

DAFTAR PUSTAKA
Djamal,Rusdi . 1990. Kimia Bahan Alam. Padang: Universitas Andalas

Anda mungkin juga menyukai