Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kelompok 10:
Agil Ramadhan
Aisyah Nur
Jupiter Eresta
TUJUAN
1.
2.
3.
4.
5.
Difusi
Mekanisme difusi
Difusi dapat terjadi melalui dua mekanisme, yaitu:
difusi molekular (molecular diffussion) adalah mekanisme yang
sering terjadi pada fluida yang tidak mengalir.
konveksi (mass transfer convection) adalah mekanisme
perpindahan yang melibatkan adanya konveksi paksaan untuk
meningkatkan laju perpindahan.
J A D AB
C A
C A
CD AB
z
z
cA
dx A
N A ( N A N B ) cDAB
c
dz
kG . P
1
dy
1
ln
G
(1 yi ) (1 y )( yi y ) (1 yi )
yi y A 0
yi y AL
1 y AL
1 y AO
Bilangan Sherwood
Bilangan Reynold
Bilangan Schmidt
PERALATAN
PERALATAN
Kompresor
untuk mengalirkan udara ke dalam sistem
Termometer
mencatat temperatur udara masukan, temperature udara keluaran baik dry maupun
wet.
Kolom udara
sebagai tempat terjadinya proses kontak antara air dan udara
Sumber air
berasal dari lab POT yang dialirkan ke alat melalui selang
PROSEDUR
1.
2.
3.
4.
5.
DATA PERCOBAAN
laminar
transisi
turbulen
Q
Twet T out Humidi
v (m/s)
Re
delta P Tin (C)
(m3/s)
(C)
dry (C) ty (%)
0,00003
844,856
32
0,017509981
1
25
27
28
76
2
6
0,00003
844,856
32
0,017509981
2
25
27,5
28
76
2
6
0,00003
844,856
32
0,017509981
3
25
27,5
28
76
2
6
Q
Q
Twet
Tdry Humidi
v (m/s)
Re
delta P Tin (C)
(cm3/s) (m3/s)
(C)
(C)
ty (%)
3168,21
120 0,00012 0,06566243
1
26
28,3
28,6
76
2
3168,21
120 0,00012 0,06566243
2
26
28,2
28,6
76
2
3168,21
120 0,00012 0,06566243
3
26
28
28,3
76
2
Q
Q
Twet
Humidit
v (m/s)
Re
delta P Tin (C)
Tdry (C)
(cm3/s) (m3/s)
(C)
y (%)
4224,28
160
0,00016 0,08755
1
26
28,5
28,7
76
3
4224,28
160
0,00016 0,08755
2
26
28,6
28,7
76
3
4224,28
160
0,00016 0,08755
3
26
28,1
28,3
76
3
Q (cm3/s)
ALGORITMA
PENGOLAHAN DATA
1. Mencari Tbulk dan Tint
Tbulk (C)
26,5
26,5
26,5
transisi
delta P
1
2
3
Tint (C)
26,74922
26,99691
26,99691
turbulen
delta P
1
2
3
LAMINAR
TRANSISI
Ha0
HaL
(gr/gr) (Gr/gr)
Haint
(gr/gr)
Ha0
HaL
Haint
(gr/gr) (Gr/gr) (gr/gr)
0,0248 0,0243
0,0238 0,0237
0,0238 0,0237
0,026
0,0258
0,0258
TURBULEN
Ha0 HaL Haint
(gr/gr (Gr/gr (gr/gr
)
)
)
0,02830,02790,0284
0,02880,02810,0289
0,027 0,0271 0,028
laminar
Ya0
0,03842
0,036928
0,036928
YaL
0,037675
0,036779
0,036779
Yai
0,040205
0,039908
0,039908
transisi
Ya0
0,044637
0,043459
0,042869
YaL
0,042574
0,042278
0,041687
Yai
0,039908
0,043606
0,043016
turbulen
Ya0
0,043606
0,044343
0,041687
YaL
0,043016
0,043311
0,041835
Yai
0,043754
0,04449
0,043164
laminar
Pa0 (atm) PaL (atm)
0,038423 0,037678
0,036934 0,036784
0,036937 0,036787
transisi
Pa0 (atm)
0,04464
0,043465
0,042878
Pai (atm)
0,040208
0,039914
0,039917
PaL (atm)
0,042577
0,042284
0,041696
Pai (atm)
0,039911
0,043613
0,043026
turbulen
Pa0 (atm) PaL (atm)
0,043609 0,04302
0,044349 0,043318
0,041696 0,041844
Pai (atm)
0,043757
0,044496
0,043174
Menghitung udara
udara (g/l)
delta P
laminar transisi
1
2
3
turbule
n
Menghitung Q dan v
Q laju alir volumetrik udara (ml/s).
Dihitung dengan Grafik kalibrasi manometer
V kecepatan udara (cm/s) = Q/A
delta
1
2
3
Q
P
lamina
(ml/s)
r
950 51,983
1350 73,87
101,22
1850
9
v (cm/s)
transisi
51,983
73,87
101,229
turbul
en
51,983
73,87
101,22
9
Menghitung G dan kG
laminar
delta
P
1
2
3
transisi
turbulen
kG
kG
kG
G
G
G
(mol/cm
(mol/cm
(mol/cm
(mol/s)
(mol/s)
(mol/s)
2satm)
2satm)
2satm)
0,0389 0,000772 0,0387
0,0552 0,000154 0,005
0,0757 0,000211 0,0754
0,00127
0,00692
0,00948
0,0387 0,003568
0,055 0,006557
0,0755 0,000455
Menghitung DAB
delta P
DAB (cm2/s)
laminar
transisi
turbulen
Menghitung PBM
PBL = PT PAL
PBi = PT PAi
delta P
1
2
3
PBM
PBL PBi
PBL
ln
PBi
Pbm
laminar
transisi
turbulen
0,96113077 0,95882973 0,95668584
9
9
8
0,96179827 0,95719952
8
9
0,95624107
0,96186954 0,95786123 0,95771347
6
7
4
delta
P
1
2
3
laminar
Sh
Re
transisi
Sc
Sh
Re
turbulen
Sc
Sh
Re
Sc
Menghitung k, a, b
m1: -1,9875
m2: 801,85
m3: -0,0027
c1: -8,1897
c2: 0,9774
c3: 0,7466
m1: 3,0383
m2: 858,66
m3: 0,0028
c1: -23,906
c2: 14028
c3: -16,363
m1: -3,0093
m2: -916,22
m3: 0,0036
c1: -3,8713
c2: -14998
c3: -16366
Menghitung k, a, dan b
k
laminar
a
0,0032 -12,278
transisi
a
2,404
858,7
6
turbulen
a
b
-3,29E0,916
03
2
Analisis Percobaan
Tujuan
Menentukan besarnya koefisien perpindahan massa rata-rata dari
lapisan tipis air yang mengalir secara turbulen ke dalam aliran udara
Mengamati karakteristik perpindahan massa air-udara pada suatu
dinding kolom yang terbasahi.
Analisis Percobaan
Kontak yang terjadi antara air dan udara merupakan peristiwa perpindahan
massa, yaitu perpindahan air dari kolom ke udara.
Saat udara dan air saling berkontak di dalam kolom, molekul-molekul air
berdifusi ke udara sehingga mengakibatkan kandungan air di udara
meningkat.
Saat air dan udara saling kontak di dalam kolom, sistem akan berusaha
mencapai kesetimbangan dengan difusi antara molekul yang berkontakkan.
Analisis Percobaan
Langkah yang dilakukan:
1.Kompresor dinyalakan untuk mengalirkan udara ke kolom.
2.Air dialirkan dari atas kolom hingga melapisi seluruh dinding kolom secara
merata dan membentuk suatu lapisan film pada kolom.
3.Aliran yang digunakan laminar, transisi, atau turbulen, bukaan valve untuk
mengalirkan air diatur bukaannya.
4.Hitung volume air yang keluar tiap detik dihitung sehingga dapat dihitung laju
alir air
5.Hitung besar bilangan Reynoldnya. Bilangan Reynold (Re) ini digunakan
untuk mengetahui jenis aliran air yang digunakan.
Analisis Percobaan
1.
Pada percobaan ini, variabel yang diamati adalah suhu udara masuk (Tin
dry), suhu udara keluar (Tout dry), Twet, dan kelembaban udara (H).
2.
Tin dry merupakan suhu udara kering sebelum berinteraksi dengan air
(masuk kolom) sedangkan Tout dry merupakan suhu udara setelah
berinteraksi dengan air (keluaran kolom).
3.
Twet merupakan suhu yang dianggap sebagai referensi dimana pada Twet,
kelembaban relatifnya diasumsikan bernilai 100% atau jenuh.
4.
Analisis Hasil
Hubungan Laju Alir Udara terhadap Tin dry, Tout dry dan Twet
Dari data hasil percobaan T out dry > T wet > T in dry untuk setiap h yang berbeda
h merupakan nilai beda tekanan pada orifice antara kompresor dan kolom
Analisis Hasil
Hubungan Laju Alir Udara dengan Koefisien Pindah Massa
Meningkatnya kecepatan aliran udara akan menyebabkan proses
difusi semakin cepat dan interaksi air dan udara menjadi lebih cepat.
Proses kesetimbangan sulit untuk tercapai dan perpindahan massa air
dari fasa cair ke gas menjadi semakin sedikit.
Terjadi penurunan koefisien perpindahan massa seperti yang
ditunjukan pada hasil pengamatan.
Analisis Hasil
Hubungan dengan bilangan tak berdimensi
Bilangan Sherwood
menunjukkan besarnya kemampuan terjadinya perpindahan massa
melalui proses difusi, dapat dilihat bahwa terdapat perbandingan antar
koefisien transfer massa dengan nilai difusivitas dari air ke udara.
Nilai kG yang besar akan menyebabkan bilangan Sh yang besar.
Nilai dari koefisien perpindahan massa (kG) besar, menunjukkan bahwa
perpindahan massa yang terjadi pada sistem juga besar.
Analisis Hasil
Hubungan dengan bilangan tak berdimensi
Bilangan Reynold
Penentu karakteristik fluida yaitu fluida alir bersifat turbulen, transisi atau
laminar.
Mekanisme transfer massa yang terjadi karena bilangan reynold hanya
mengidentifikasikan karakteristik aliran fluida yang terjadi.
Untuk aliran mempunyai bilangan Reynold kecil dari 2100 disebut
fenomena aliran laminer.
Aliran transisi memiliki bilangan Reynold antara 2100 sampai 3000,
Untuk Re lebih besar dari 3000 dikatakan fenomena aliran turbulen.
Analisis Hasil
Hubungan dengan bilangan tak berdimensi
Bilangan Schmidt
Berbanding lururs dengan Re
Bilangan Schmidt berbanding terbalik dengan koefisien difusifitas.
Menunjukkan hubungan karakteristik fluida dengan kemampuannya berdifusi.
Aetika aliran udara semakin cepat maka waktu kontak antara air dan udara
semakin sedikit sehingga kemampuan berdifusi air ke udara semakin kecil
Dari data hasil percobaan, semakin besar laju alir udara akan meningkatkan nilai
bilangan Schmidt.
Dengan meningkatnya bilangan Reynold dan Schmidt maka bilangan
Sherwoodnya juga akan semakin meningkat sehingga dapat diketahui dengan
meningkatnya laju alir udara, bilangan Sherwoodnya juga akan cenderung semakin
meningkat.
Analisis Hasil
Pada percobaan ini nilai K tidak dapat dihitung karena nilainya terlalu
kecil, disebabkan oleh data yang didapatkan pada saat percobaan
tidak terlalu baik.
Analisis Kesalahan
Kesimpulan
Saran
Daftar Pustaka