Anda di halaman 1dari 8

TUGAS ANALISIS AIR, MAKANAN DAN MINUMAN

PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN


ANALISIS AIR MAKANAN DAN MINUMAN SERTA BAHAN
TAMBAHAN MAKANAN

OLEH:
KELOMPOK 7
NI NYOMAN MELINDAWATI (P07134013002)
NI MADE YUNI LESTARI (P07134013025)
DEWA AYU YUNI DEWANTARI (P07134013026)
NI KADEK LINA WINATI (P07134013040)

KEMENTERIAN KESAHATA REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2014/2015

Perundang-undangan yang Berhubungan dengan Analisis


Makanan dan Minuman serta Bahan Tambahan Makanan

A. Undang-undang yang berhubungan dengan pangan:


1). UU Kesehatan No. 23 tahun 1992 pasal 11 tentang Pengamanan Makanan dan Minuman
Di dalam UU Kesehatan No. 23 tahun 1992 pasal 11, disebutkan bahwa salah satu
penyelenggaraan upaya kesehatan adalah melalui kegiatan pengamanan makanan dan
minuman. Tentang pengamanan makanan dan minuman, dijelaskan lebih lanjut pada
pasal 21 :
1. Pengamanan makanan dan minuman diselenggarakan untuk melindungi masyarakat
dari makanan dan minuman yang tidak memenuhi ketentuan mengenai standarisasi
persyaratan kesehatan.
2. Setiap makanan dan minuman yang dikemas wajib diberi tanda atau label yang berisi:
a. Bahan yang dipakai
b. Komposisi setiap bahan
c. Tanggal, bulan, dan tahun
d. Ketentuan lainnya.
3. Makanan dan minuman yang tidak memenuhi ketentuan standar dan atau persyaratan
kesehatan dan atau membahayakan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilarang untuk diedarkan, ditarik dari peredaran, dan disita untuk dimusnahkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.
4. Ketentuan mengenai pengamanan makanan dan minuman sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
2). Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan,
Mutu, Gizi Pangan.
B. Undang-undang yang berhubungan tentang Bahan Tambahan Makanan yaitu :
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 722/MENKES/PER/IX/88
BAB II (BAHAN TAMBAHAN MAKANAN YANG DIIZINKAN) Pasal 2
Bahan tambahan makanan yang diizinkan digunakan pada makanan terdiri dari
golongan :

1. Antioksidan (Antioxidant)
Antioksidan adalah bahan tambahan makanan yang dapat mencegah atau
menghambat oksidasi.
2. Antikempal (Anticaking Agent)
Antikempal adalah tambahan makanan yang dapat mencegah mengempalnya
makanan yang berupa serbuk.
3. Pengatur Keasaman (Acidity Regulator)
Pengatur keasaman adalah bahan tambahan makanan yang dapat mengasamkan,
menetralkan dan mempertahankan derajat keasaman makanan.
4. Pemanis Buatan (Artificial Sweetener)
Pemanis buatan adalah bahan tambahan makanan yang dapat menyebabkan rasa
manis pada makanan, yang tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi.
5. Pemutih dan Pematang Tepung (Flour Treatment Agent)
Pemutih dan pematang tepung adalah bahan tambahan makanan yang dapat
mempercepat proses pemutihan dan atau pematang tepung sehingga dapat
memperbaiki mutu pemanggangan.
6. Pengemulsi, Pemantap, Pengental (Emulsifier, Stabilizer, Thickener);Pengawet
(Preservative)
Pengemulasi, pemantap dan mengental adalah bahan tambahan makanan yang
dapat membantu terbentuknya atau memantapkan sistem dispersi yang homogen
pada makanan.
7. Pengeras (Firming Agent);
Pengeras adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperkeras atau
mencegah melunaknya makanan.
8. Pewarna (Colour);
Pewarna adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki atau memberi
warna pada makanan.
9. Penyedap Rasa dan Aroma, Penguat Rasa (Flavour, Flavour Erhaucer);
Penyedap rasa dan aroma, penguat rasa adalah bahan tambahan makanan yang
dapat memberikan, menambah atau mempertegas rasa dan aroma.
10. Sekuestran (Sequestrant).
Sekuestran adalah bahan tambahan makanan yang dapat mengikat ion logam yang
ada dalam makanan.
Untuk makanan yang diizinkan mengandung lebih dari satu macam antioksidan,
maka hasil bagi masing-masing bahan dengan batas maksimum penggunaannya jika
dijumlahkan tidak boleh lebih darisatu.
Untuk makanan yang diizinkan mengandung lebih dari satu macam pengawet,
maka hasil bagi masingmasing bahan dengan batas maksimum penggunaannya jika
dijumlahkan tidak boleh lebih dari satu.

Batas menggunaan "secukupnya" adalah penggunaan yang sesuai dengan cara


produksi yang baik,yang maksudnya jumlah yang ditambahkan pada makanan tidak
melebihi jumlah wajar yang diperlukan sesuai dengan tujuan penggunaan bahan
tambahan makanan tersebut.
Pada bahan tambahan makanan golongan pengawet, batas maksimum
penggunaan garam benzoat dihitung sebagai asam benzoat, garam sorbat sebagai asam
sorbat dan senyawa sulfit sebagai SO2.

BAB III (BAHAN TAMBAHAN YANG DILARANG) Pasal 3

2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:1168/Menkes/Per/X/1999


Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 722/Menkes/Per/IX/88
Tentang Bahan Tambahan Makanan
a. Lampiran I
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 1168/Menkes/Per/X/1999 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 722/Menkes/Per/IX/ 1988 Tentang Bahan Tambahan
Makanan

BAHAN TAMBAHAN MAKANAN YANG DIIZINKAN


PADA PEMUTIH DAN PEMATANG TEPUNG (FLOUR TREATMENT AGENT)
NO

NAMA BAHAN TAMBAHAN


MAKANAN

1.
2.
3.
4.

Asam Askorbat
Aseton Peroksida
Azodikarbonamida
Kalsium Stearoil-2
-laktilat
Natrium Stearyl
Fumarat

5.

JENIS /BAHAN
MAKANAN
Tepung
Tepung
Tepung
1. Adonan kue
2. Roti dan sejenisnya
Roti dan sejenisnya

BATAS
MAKSIMUM
PENGGUNAAN
200 mg/kg
Secukupnya
45 mg/kg
5 g/kg bahan kering
3,75 g/kg tepung
5 g/kg tepung

6.

7.

Natrium Stearoil-2
-laktilat

L Sisteina
(Hidroklorida)

1. Roti dan sejenisnya


2. Wafel dan tepung
Campuran wafel
3. Adonan kue
4. Serabi dan tepung
Campuran serabi
1. Tepung
2. Roti dan sejenisnya

3,75 g/kg tepung


3 g/kg bahan kering
5 g/kg bahan kering
3 g/kg bahan kering

90 mg/kg
sexukupnya

b. Lampiran II
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 1168/Menkes/Per/X/1999 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Kesehatan No. 722/Menkes/ Per/IX/1988 tentang Bahan Tambahan
Makanan.
BAHAN TAMBAHAN YANG DILARANG DIGUNAKAN DALAM MAKANAN
1. Asam Borat (Boric Acid) dan senyawanya
2. Asam Salisilat dan garamnya (Salicylic Acid and its salt)
3. Dietilpirokarbonat (Diethylpirocarbonate DEPC)
4. Dulsin (Dulcin)
5. Kalium Klorat (Potassium Chlorate)
6. Kloramfenikol (Chloramphenicol)
7. Minyak Nabati yang dibrominasi (Brominated vegetable oils)
8. Nitrofurazon (Nitrofurazone)
9. Formalin (Formaldehyde)
10. Kalium Bromat (Potassium Bromate)
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor: 239/Men.Kes/Per/85 tentang
Zat Warna Tertentu yang Dinyatakan Seagai Bahan Berbahaya
Adapun zat warna yang dinyatakan berbahaya yaitu :
1. Auramine (C.I Basic Yellow 2)
2. Alkanet
3. Butter Yellow (C.I. Solvent Yellow 2)
4. Black 7984 (Food Vlack 2)
5. Burn Unber (Pigment Brown 7)
6. Chrysoidine (C.I. Basic Orange 2)
7. Chrysoine S (C.I Food Yellow 8)
8. Citrus Red No. 2
9. Chocolate Brown FB (Food Brown 2)
10. Fast Red E (C. I Food Red 4)
11. Fast Yellow AB (C. I Food Yellow 2)

12. Guinea Green B (C. I Acid Green No. 3)


13. Indanthrene Blue RS (C. I Food Blue 4)
14. Magenta ( C. I Basic Violet 14)
15. Metanil Yellow (Ext. D&C Yellow No. 1)
16. Oil Orange SS (C. I Solvent Orange 2)
17. Oil Orange XO (C. I Solvent Orange 7)
18. Oil Orange AB (C. I Solvent Yellow 5)
19. Oil Yellow AB (C. I Solvent Yellow 6)
20. Orange G (C. I Food Orange 4)
21. Orange GGN (C. I Food Orange 2)
22. Orange RN (Food Orange 1)
23. Orchid and Orcein
24. Ponceau 3R (Acid Red 1)
25. Ponceau SX (C. I Food Red 1)
26. Ponceau 6R (C. I Food Red 8)
27. Rhodamin B (C. I Food Red 15)
28. Sudan I (C. I Solvent Yellow 14)
29. Scarlet GN (Food Red 2)
30. Violet 6 B
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 033 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan
Pangan
Pada BAB II Pasal 3 dibahas tentang penggolongan Bahan Tambahan Pangan
(1) BTP yang digunakan dalam pangan terdiri atas beberapa golongan
sebagai berikut:
1. Antibuih (Antifoaming agent);
2. Antikempal (Anticaking agent);
3. Antioksidan (Antioxidant);
4. Bahan pengkarbonasi (Carbonating agent);
5. Garam pengemulsi (Emulsifying salt);
6. Gas untuk kemasan (Packaging gas)
7. Humektan (Humectant);
8. Pelapis (Glazing agent);
9. Pemanis (Sweetener);
10. Pembawa (Carrier);
11. Pembentuk gel (Gelling agent);
12. Pembuih (Foaming agent);
13. Pengatur keasaman (Acidity regulator);
14. Pengawet (Preservative);
15. Pengembang (Raising agent);
16. Pengemulsi (Emulsifier);
17. Pengental (Thickener);
18. Pengeras (Firming agent);
19. Penguat rasa (Flavour enhancer);
20. Peningkat volume (Bulking agent);
21. Penstabil (Stabilizer);
22. Peretensi warna (Colour retention agent);
23. Perisa (Flavouring);
24. Perlakuan tepung (Flour treatment agent);
25. Pewarna (Colour);

26. Propelan (Propellant); dan


27. Sekuestran (Sequestrant).
(2) Golongan BTP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas
beberapa jenis BTP.
(3) Selain golongan BTP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Menteri
dapat menetapkan golongan BTP lainnya.

BAB III JENIS DAN BATAS MAKSIMUM BTP YANG DIIZINKAN


BAB IV BAHAN YANG DILARANG DIGUNAKAN SEBAGAI BTP
1 Asam borat dan senyawanya (Boric acid)
2 Asam salisilat dan garamnya (Salicylic acid and its salt)
3 Dietilpirokarbonat (Diethylpyrocarbonate, DEPC)
4 Dulsin (Dulcin)
5 Formalin (Formaldehyde)
6 Kalium bromat (Potassium bromate)
7 Kalium klorat (Potassium chlorate)
8 Kloramfenikol (Chloramphenicol)
9 Minyak nabati yang dibrominasi (Brominated vegetable oils)
10 Nitrofurazon (Nitrofurazone)
11 Dulkamara (Dulcamara)
12 Kokain (Cocaine)
13 Nitrobenzen (Nitrobenzene)
14 Sinamil antranilat (Cinnamyl anthranilate)
15 Dihidrosafrol (Dihydrosafrole)
16 Biji tonka (Tonka bean)
17 Minyak kalamus (Calamus oil)
18 Minyak tansi (Tansy oil)
19 Minyak sasafras (Sasafras oil)

BAB V PRODUKSI, PEMASUKAN DAN PEREDARAN BTP


BAB VI LABEL
BAB VII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Kesehatan RI No:722/MENKES/PER/IX/88 tentang Bahan Tambahan
Makanan. Online:http://storage.jakstik.ac.id/ProdukHukum/DalamNegri/Menkes_722.pdf
(diakses 4 maret 2015)
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:1168/Menkes/Per/X/1999 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 722/Menkes/Per/Ix/88 Tentang
Bahan Tambahan Makanan. Online:
http://hukum.unsrat.ac.id/men/menkes_1168_1999.pdf (Diakses 4 maret 2015)
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu
dan Gizi Pangan.
Online:http://karantina.deptan.go.id/hukum/file/PP_No_28_Tahun_2004.pdf (Diakses 5
Maret 2015)
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor: 239/Men.Kes/Per/85 tentang Zat
Warna Tertentu yang Dinyatakan Seagai Bahan Berbahaya (Diakses 5 maret 2015)
Undang Undang No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
Nurlia.2013.UUD yang Berhubungan dengan Bahan Tambahan Makanan. Online :
http://nuwrrlhiyyaa.blogspot.com/2013/11/uud-yang-berhubungan-dengan-bahan.html.
(Diakses 4 Maret 2015)
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 233 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Makanan

Anda mungkin juga menyukai