Anda di halaman 1dari 15

Demokrasi

Kewarganegaraan

Demokrasi?
Sebagian menganggapnya sebagai jalan politik
yang relatif stabil dan aman menuju kebebasan
(individu), kesetaraan (antar-individu sebagai
warga negara), dan kesejahteraan.
Karena miskinnya teori alternatif yang tahan uji,
demokrasi liberal dipandang oleh beberapa
pengamat sebagai the only feasible form of
democracy

Di sisi lain...
Ada yang mengatakan bahwa demokrasi
mengalami perlemahan dan dianggap tidak
mampu mengatasi persoalan bersama
Sehingga berujung pada krisis ekonomi,
merosotnya legitimasi negara di hadapan desakan
pasar dan logika kapitalisme global, dan juga di
bawah tuntutan gerakan fundamentalisme religius
(negara maju dan berkembang)
Benarkah demikian?

Asal usul, Pengertian, dan Hakikat


Demokrasi
Secara umum: pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat
Secara etimologis: (Demokratia),
berasal dari kata demos berarti rakyat dan kratos
berarti kekuasaan. Sehingga: rakyat yang
memegang kekuasaan (the people held power).
Demokrasi yang digunakan Yunani yang berupa
city-states (negara-kota), adalah direct democracy
(demokrasi langsung), yaitu rakyat secara aktual
memerintah diri mereka sendiri (hak partisipasi
dan pengambilan keputusan).

Berakhirnya Demokrasi
Yunani
Demokrasi langsung masih dipraktekkan di abad
pertengahan oleh: Swiss, Jerman, Perancis, Italia,
dan Mexico dibawah Toltecs dan Chichimecans
(1000-1300 M), di selatan Sahara, dan ditimur
Niger ada 7 city-states bernama Hausa (14501804 M)
Seiring pertambahan penduduk, demokrasi
representatif (perwakilan) yang diusulkan
Rousseau, Kant, Sieyes, Paine, dan Condorcet
yang lebih masuk akal dan mungkin dilakukan

John Dewey
Dalam Democracy and Education, harus ada
kesamaan yang mengikat dibalik kemajemukan.
Ada dua kriteria yang harus dipenuhi:
Selain mengakui adanya kepentingan bersama
yang dibagikan (shared common interest), tapi
juga harus bersifat saling menguntungkan
(mutualis)
Interaksi yang bebas antar kelompok2 sosial
sekaligus perubahan (habit) sosial.
Dua syarat itu yang menggambarkan masyarakat
yang terbentuk secara demokratis (democratically
constitued society).

JosephSchumpeter
Dalam Capitalism, Socialism, and Democracy, titik
pendefinisian demokrasi harus dimulai dari
pemahaman demokrasi adalah sebuah model
politik
Sebuah tipe pengaturan kelembagaan untuk
sampai pada keputusan2 politis (baik legislatif
maupun administratif)
Demokrasi sebagai metode politik tidak bisa
menjadi tujuan pada dirinya sendiri dan tidak
tergantung pada berbagai keputusan yang
dihasilkannya dalam kondisi2 historis tertentu

Tujuh syarat demokrasi Ideal


Robert A. Dahl
Kontrol atas kekuasaan ada pada pemimpin yang
dipilih rakyat secara teliti dan jujur
Pemimpin pilihan rakyat ini tidak boleh melakukan
pemaksaan
Semua orang dewasa berhak memilih pejabat
Semua orang dewasa berhak dipilih
Rakyat memiliki hak bebas untuk menyampaikan
pandangan kritis tanpa ancaman dan hukuman
Rakyat memiliki hak memperoleh informasi yang
dilindungi hukum
Rakyat bebas membentuk lembaga dan partai
politik

Six estate of society


Aristocracy

Legislature

Church

Judiciary

Military

Executive

Writer and
Journalist

Press

Merchant

Business

Peasant

consumers

Historic

Modern

Kriteria rezim kekuasaan yang


menjalankan demokrasi menurut
Robert A. Dahl
Partisipasi yang aktif
Kesamaan dalam hak memilih (voting equality)
Pemahaman yang tercerahkan (enlightened
understanding)
Kontrol terhadap jalannya perencanaan serta
pelaksanaan kekuasaan (control of the agenda)
Penyertaaan oran dewasa (inclusion of adults)

Persoalan2 yang dihadapi rezim


demokrasi
Tirani mayoritas terhadap minoritas
Kurang simpati dan rasa solidaritas pemimpin
terhada warga negara
Merosotnya kualitas warga negara menjadi masa
(mass) dan perkumpulan menjadi kerumunan
(crowd)

Masa Depan Demokrasi di


Indonesia
Cikal bakal demokrasi sudah ditunjukkan insan bumi
nusantara lewat:
1. Munculnya kesadaran akan pentingnya perjuangan,
walaupun masih bersifat partikular, kedaerahan, lebih
pada perlawanan fisik dan strategi perang.
2. Munculnya kesadaran menciptakan identitas nasional,
yang dipelopori oleh para pemuda terdidik Indonesia
yang belajar di Belanda (Boedi Oetomo, 20 Mei 1908)
3. Munculnya kesadaran untuk melampaui partikularisme,
fanatisme kedaerahan, serta egoisme kesukuan
(Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928)
4. Manifestasi eksplisit dari akumulasi kesadaran kolektif
untuk menentukan diri sendiri dan hasrat untuk
merdeka (Proklamasi kemerdekaan, 17 Agustus 1945)

Prediksi Pertama
Penelitian David Beetham menunjukkan bahwa beberapa
ciri khas rezim demokrasi yang kita kenal: kontrol rakyat
terhadap jalannya pemerintahan dengan syarat kesamaan
politis, menjunjung tinggi kebebasan berekspresi dan
berkumpul, pelaksanaan pemilu yang jujur dan adil,
prosedur2 berbasis mayoritas haruslah diperluas
Ada dua poin usulan Beetham: mampu menyelesaikan
perpecahan sosial yang kronis hanya jika berpegang pada
prinsip intinya (kesamaan politis dan pengakuan bahwa
sikap yang berbasis mayoritas harus dibatasi);
Selain itu demokrasi juga perlu membuka ruang untuk
berlangsungnya dialog yang inklusif antar pihak yang
bertikai, untuk sampai pada penyelesaian yang
konstitusional dan diarahkan pada konsensus yang dapat
diterima khalayak umum

Prediksi kedua
Berdasarkan hasil penelitian Nahla Shahrouri yang
mengafirmasi: semakin demokratis, semakin kecil
kemungkinan terorisme
Penerapannya? Masih diperdebatkan. Semisal
pemaksaan demokrasi yang dilakukan Amerika
pada negara2 timur tengah.
Apakah pemaksaan terhadap sistem demokrasi
menunjukkan suatu sikap yang demokrastis?
(ironi)

Prediksi ketiga
Didasarkan pada analisis Victor Silaen dalam buku Prospek
Demokrasi di Negara Pancasila.
Dalam bab XII tentang Prospek Demokrasi Indonesia,
Silaen mengatakan bahwa dalam masa transisi demokrasi
Indonesia pasca Reformasi 1998, ketika demokratisasi
tidak diikuti dengan pemerataan hasil pembangunan
ekonomi dan kesejahteraan, maka orang mulai
mempertanyakan bahwa menggugat premis dasar
demokrasi yang (katanya) menjanjikan sistem (baru
penataan) kehidupan dan kebaikan. Sederhananya, buat
apa susah-susah memikirkan, mendiskusikan, menerapkan
demokrasi jika hari ini saya tidak bisa makan kenyang dan
besok saya tidak tahu apa yang harus dimakan?
Pertanyaan sesederhana ini akan menjadi lebih akut jika
subjek saya di atas didaku oleh 19,13 juta orang miskin
di Indonesia (data Badan Pusat Statistik per Maret 2012).

Anda mungkin juga menyukai