Anda di halaman 1dari 13

5

TEORI PLAT DATAR DENGAN METODE PORTAL EQUIVALEN


Tinjauan Umum
Dikarenakan sifat beton yang getas maka nilai kuat tekan beton relatif tinggi dibandingkan dengan kuat
tariknya, yaitu hanya berkisar antara 9% - 15% saja dari kuat tekannya (Istimawan, 1994).
Beton merupakan bahan konstruksi yang terdiri dari campuran partikel agregat yang dilekatkan oleh pasta
yang terbuat dari semen dan air, sehingga menjadikan beton kuat, tahan lama dan dapat dibentuk dalam berbagai
ukuran dan rupa mulai dari kolom persegi sederhana sampai pada lengkung-lengkung
lengkung ramping berbentuk kubah atau
rumah siput (Mosley, 1984).
erilaku konponen struktur beton bertulang pada waktu menahan berbagai beban
Menurut Istimawan (1994), perilaku
diantaranya ialah gaya aksial, lenturan,, gaya geser, puntiran, ataupun merupakan gabungan dari gaya-gaya
gaya
tersebut.
Secara umum dapat dipahami bahwa perilaku tersebut tergantung pada hubungan regangan-tegangan
regangan
yang dapat
terjadi di dalam beton dan juga jenis tegangan yang dapat ditahan. Karena ssifat
ifat bahan beton yang hanya mempunyai
nilai kuat tarik rendah, maka pada umumnya hanya diperhitungkan bekerja dengan baik didaerah tekan pada
penampangnya, dan hubungan regangan
regangan-tegangan
tegangan yang timbul karena pengaruh gaya tekan tersebut digunakan
sebagai dasar pertimbangan. Hubungan antara tegangan dan regangan pada beton dapat dilihat pada Gambar 2.1
berikut :

Gambar 2.1 Diagram hubungan ttegangan


egangan dan regangan pada beton
Pada penggunaan sebagai komponen struktur bangunan, umumnya beton diperkuat oleh batang tulangan baja
sebagai bahan yang dapat bekerjaa sama dan mampu membantu kelemahannya, terutama pada bagian yang menahan
gaya tarik. Dengan demikian tersusun pembagian tugas dimana batang tulangan baja bertugas memperkuat dan
menahan gaya tarik, sedangkan
ngkan beton hanya dipertimbangnkan untuk menahan gaya tekan (Istimawan,1994).
(Istimawan
Tulangan juga digunakan untuk menerima tegangan tekan, karena baja sanggup manahan kekuatan tekan
seperti kekuatan tarik, sehingga pemasangan tulangan pada daerah tekan dinamakan tulangan tekan.
Sifat fisik batang tulangan baja yang paling penting untuk digunakan dalam perhitungan perencanaan beton
bertulang ialah tegangan luluh (fy) dan modulus elastisitas ((Es). Suatu diagram hubungan tegangan-regangan
tegangan
tipikal
untuk batang baja tulangann dapat dilihat pada Gambar
ambar 2.2. Tegangan luluh (titik luluh) baja ditentukan melalui
prosedur pengujian standar sesuai SNI 0136
0136-84
84 dengan ketentuan bahwa luluh adalah tegangan baja pada saat dimana

6
meningkatnya tegangan tidak disertai lagi dengan peningkatan regangannya. Dalam perencanaan analisis beton
bertulang umumnya nilai tegangan luluh baja tulangan diketahui atau ditentukan pada awal perhitungan.

Gambar 2.2 Diagram hubungan tegangan dan regangan batang tulangan baja
Menurut Istimawan (1994), kombinasi kerja antara bahan beton dan baja tulangan berdasarkan beberapa hal
antara lain :
1. Lekatan sempurna antara batang tulangan baja dengan beton keras yang membungkusnya (sifat monolit bahan),
sehingga tidak terjadi penggelinciran diantara keduanya.
2. Sifat kedap beton sehingga mampu melindungi dan mencegah terjadinya proses korosi tulangan.
3. Derajat pemuaian akibat kenaikan suhu yang sama antara baja dan beton yang meniadakan bedategangan
antaradua permukaan bahan.
Sebagai konsekuensi dari lekatan yang sempurna antar kedua bahan, di daerah tarik suatu komponen struktur
akan terjadi retak-retak di dekat baja tulangan. Retak halus yang demikian dapat diabaikan sejauh tidak
mempengaruhi penampilan struktural komponen yang bersangkutan.

Pengertian Plat
Plat atau slab adalah elemen bidang tipis yang menahan beban-beban transversal melalui aksi lentur ke masingmasing tumpuan. Plat beton bertulang merupakan suatu sistem lantai yang dipakai sebagian besar bangunan.
Bentuknya berfariasi, tidak hanya berupa panel segi empat, bentuk panel yang tak beraturanpun telah dibuat
(Wahyudi, 1997).
Plat merupakan struktur bidang (permukaan) yang lurus, (datar atau tidak melengkung) yang tebalnya jauh
lebih kecil dibandingkan dengan dimensi yang lainnya. Geometri suatu plat bisa dibatasi oleh garis lurus atau garis
lengkung. Ditinjau dari segi statika, konsisi tepi (boundary condition) plat bisa bebas (free), bertumpuan sederhana
(simply supported) dan jepit, termasuk tumpuan elastik dan jepit/pengekang (restraint) elastik, atau dalam beberapa
hal bisa berupa tumpuan titik/terpusat. Beban statis atau dinamis yang dipikul oleh plat umumnya tegak lurus dengan
permukaan plat (Szilard, 1991).
Aksi pemikul beban (load-carrying action) pada plat dalam beberapa hal hampir sama seperti pada balok silang
atau jaringan kabel, tergantung pada kekakuan lentur plat lateral hanya merupakan pendekatan bagi perilaku plat

7
yang sebenarnya, karena cara ini secara sembarang memutuskan kontinuitas struktur dan biasanya mengabaikan
kekakuan puntir plat semula, yang biasa berpengaruh besar terhadap kapasitas pemikul bebannya (Szilard, 1991).
Menurut Szilard (1991), berdasarkan aksi strukturnya, plat umumnya dibedakan atas empat kategori utama
sebagai berikut :
1. Plat kaku, yang merupakan plat tipis yang memiliki ketegaran lentur (flexural rigidity), dan memikul beban
dengan aksi dua dimensi, terutama dengan momen dalam (lentur dan puntir) dan gaya geser transversal, yang
umumnya sama dengan balok. Plat yang dimaksudkan dalam bidang teknik adalah plat kaku.
2. Membran, yang merupakan plat tipis tanpa ketegaran lentur dan memikul beban lateral dengan gaya geser aksial
dan gaya geser pusat. Aksi pemikul beban seperti ini bisa didekati dengan jaringn kabel yang tegang karena
ketebalannya yang sangat tipis membuat daya tahan momennya dapat diabaikan.
3. Plat fleksibel, yang merupakan gabungan dari plat kaku dan membran, dan memikul beban luar dengan gabungan
aksi meomen dalam, gaya geser transversal dan gaya geser pusat, serta gaya aksial.
4. Plat tebal, merupakan plat yang kondisi tegangan dalamnya menyerupai kondisi kontinu tiga dimensi.

Sistem Lantai Flat Slab


Sistem lantai biasanya terbuat dari beton bertulang yang dicor di tempat. Plat dan slab dua arah merupakan
panel-panel beton bertulang yang perbandingan antara panjang dan lebarnya lebih kecil dari 2. Perlu dicatat bahwa
plat datar (flat plates) adalah plat yang ditumpu langsung pada kolom tanpa adanya balok. (Nawy, 1990).
Plat merupakan struktur bidang (permukaan) yang lurus, (datar atau tidak melengkung) yang tebalnya jauh
lebih kecil diandingkan dengan dimensi yang lainnya. Geomietri suatu plat bisa dibatasi oleh garis lurus atau garis
lengkung. Ditinjau dari segi statika, kondisi tepi plat bisa bebas, bertumpuan sederhana, dan jepit, termasuk tumpuan
elastis dan jepit/pengekang elastis, atau dalam beberapa hal bisa berupa tumpuan titik/terpusat. Beban statis atau
dinamis yang dipikul oleh plat umumnya tegak lurus dengan permukaan plat (Szilard, 1991).
Plat beton bertulang yang langsung ditumpu olehkolom-kolom tanpa balok-balok disebut flat slab. Sistem ini
digunakan bila bentangan tidak besar dan intensitas beban tidak terlalu berat, misalnya pada bangunan apartemen
atau hotel. Sistem plat tanpa balok memungkinkan ketinggian struktur yang minimum, fleksibilitas pemasangan
saluran penghawaan buatan (AC) dan alat-alat penerangan. Dengan ketinggian antar lantai yang minimum, tinggi
kolom-kolom dan pemakaian partisi relatif berkurang. Untuk bangunan perumahan, plat tersebut juga dapat berfungsi
sebagai langit-langit (Wahyudi, 1997)

Sistem Plat Satu Arah


Plat satu arah adalah suatu lantai beton bertulang struktural yang angka perbandingan antar bentang yang
panjang dengan yang pendek adalah sama atau lebih besar dari 2,0. Tetapi, sebaliknya jika perbandingan ini kurang
dari 2,0 maka slab ini menjadi plat dua arah. Untuk beban-beban yang umum terjadi, pada plat biasanya tidak
diperhitungkan penulangan geser. Penulangan melintang harus diberikan (berarah tegak lurus terhadap lenturnya)
untuk menahan susut dan tegangan-tegangan akibat perubahan temperatur (Nawy, 1990).
Karena beban pada lantai satu arah ditransfer hampir semuanya menurut arah terpendek, maka suatu plat lanti
yang menerus atas beberapa perletakan dapat diperlakukan sebagai suatu balok. Oleh karena itu hasil-hasil yang
diperoleh cukup tepat, peraturan ACI-8-3-3 mengizinkan penggunaan dari koefisien-koefisien momen dan geser
untuk hal dimana terdapat dua atau lebih bentang yang panjangnya kurang lebih atau sama (bentang terbesar dari dua

8
bentang yang berdekatan melebihi bentang terkecil sebesar maksimal 20%) dengan beban merata, dimana beban
hidup tidak melebihi tiga kali beban mati. Koefisien
Koefisien-koefisien ini adalah
dalah fungsi dari bentang bersih Ln dan harganya
dihitung pada lokasi yang kritis yaitu penampang pada perletaka
perletakan
n untuk geser dan momen negatif
negati dan daerah tengah
bentang untuk momen positif (Wang, 1985)
1985).
Sistem Plat Dua Arah
Menurut Wang (1992), plat dapat direncanakan sebagai plat satu arah, dengan tulangan utama yang sejajar
dengan gelagar dan tulangan susut dan suhu yang sejajar dengan balok-balok.
balok. Permukaan yang melendut dari plat
satu arah terjadi dengan kelengkungan (kelokan) tunggal. Bila perbandingan
erbandingan dari bentang panjang terdahap bentang
pendek kurang dari dua, permukaan lendutan dari plat mempunyai kelengkungan ganda. Beban lantai dipikul dalam
kedua arah ke sekeliling panel, dengan demikian panel menjadi plat dua arah (two-way
way slab).
slab
Jenis plat dua arah secara umum ada tiga macam yang dikenal yaitu :
1. Plat lantai dengan balok (two way slab)
merupakan plat lantai dua arah dengan adanya balok
balok-balok
balok sepanjang garis kolom dalam maupun luar.
2. Plat lantai cendawan (flat/waffle slab)
Merupakanplat lantai yangmempunyai kekuatan geser yang cukup dengan adanya salah satu atau kedua hal
tersebut :
a. Drop panel (pertambahan tebal plat di dalam daerah kolom).
b. Kepala kolom (colum capital) yaitu pelebaran yang mengecil dari ujung kolom atas.
3. Plat lantai datar (flat plate)
Merupakan plat lantai tanpa adanya balok
balok-balok di sepanjang garis kolom dalam, namun balok-balok
balok
tepi boleh
jadi ada atau tidak ada.

(a)Plat lantai dengan balok (two way slab) (b)Plat lantai cendawan (flat/waffle slab) (c)Plat
(c)
lantai datar (flat plate)
Gambar 2.3 variasi jenis plat lantai

Dasar-Dasar Perencanaan Plat Datar


Plat yang dipakai adalah flat plate (plat datar tanpa balok) yaitu suatu plat beton bertulang yang diperkuat
dalam arah sedemikian sehingga meneruskan bebannya secara langsung ke kolom--kolom yang mendukungnya.
Kebanyakan digunakan pada beban yang ringan dan balok
balok-balok
balok biasanya dihilangkan. Balok-balok
Balok
dapat dipakai
sekitar tangga atau lubang-lubang
lubang besar lainnya pada plat.
Menurut Mosley (1984), sejak tahun
ahun 1990
1990-an lantai plat datar telah terbukti ekonomis pada konstruksi gedung
apartemen. Sistem plat lantai datar ini memiliki banyak keuntungan, yaitu :
1. Massa bangunan yang lebih ringan.
2. Pelaksanaan konstruksi bisa lebih cepat dan mudah.
3. Dari segi keindahan
an ruangan lebih bagus, karena tidak adanya balok
balok-balok
balok penghalang.

9
4. Tampak bersih dan tidak terputus-putus.
putus.
5. Jendela-jendela
jendela dapat dibuat sampai sisi bawah plat, dan tidak ada balok-balok
balok yang menghalangi cahaya masuk.

Perencanaan Metode Portal Ekivalen ((Equivalent Frame Method)


Menurut SNI 03-2847-2002
2002 menyatkaan, perencanaan dari sistem plat dengan cara rangka ekuivalen harus
didasarkan pada asumsi sebagai berikut :
1. Struktur harus dianggap terdiri dari rangka ekuivalen pada bidang kolom yang di
diambil
ambil dalam arah longitudinal
dan transfersal dari bangunan
2. Setiap rangka harus terdiri dari suatu baris kolom atau tumpuan dan jalur plat balok, dibatasi dalam arah lateral
oleh garis sumbu dari panel pada tiap sisi dari garis sumbu kolom atau tumpuan.
3. Kolom
lom atau tumpuan harus dianggap dihubungkan pada jalur plat balok oleh komponen puntir yang arahnya
tranversal terhadap arah bentang yang sedang ditentukan momennya dan menerus hingga garis sumbu lateral
panel yang membatasi tiap sisi suatu kolom.
4. Rangka yang
ang berada di sebelah sejajar terhadap suatu tepi harus dibatasi oleh tepi tersebut dan garis sumbu panel
yang di sebelahnya.
5. Setiap rangka ekuivalen boleh direncanakan sebagai suatu kesatuan atau untuk beban gravitasi, setiap lantai dan
atap (plat balok) boleh direncanakan secara terpisah dengan asumsi bahwa ujung terjauh dari kolom dijepit.
6. Bila plat balok direncanakan secara terpis
terpisah,
h, dalam menentukan momen pada suatu tumpuan boleh diasumsikan
bahwa plat baloknya dijepit pada tumpuan yang berjarak dua pa
panel
nel dari tumpuan yang ditinjau, asalkan platnya
masih menerus melampaui titik tumpuan jepit tersebut.
Gambar denah strukur dari rangka portal ekuivalen dapat dilihat pada Gambar 2.4 berikut :

Gambar 2.
2.4 Gambar denah struktur model portal ekuivalen

Sistem plat lantai dapat direncanakan dengan prosedur apa saja asalkan memenuhi persyaratan keseimbangan
dan kompabilitas jika dapat diperlihatkan bahwa kekuatan rencana pada setiap penampang paling tidak sama dengan
kekuatan yang disyaratkan dan semua persyaratan kelayakan dipenuhi (Wang, 1985)

10
Sebagaimana diketahui metode dasar di dalam sistem lantai dua arah suatu bangunan bertingkat banyak, rangka
yang dibatasi oleh sumbu panel yang bersebelahan merupakan struktur tiga dimensi. Perhitungan dengan
menggunakan portal fiktif merupakan pendekatan permasalahan portal tiga dimensi dengan cara menganggap bahwa
struktur terdiri dari susunan rangka portal kaku dua dimensi pada bidang kolom, baik arah memanjang maupun
kearah melintang bangunan, seperti yang terlihat pada gambar berikut (Wang, 1985)
Potongan-potongan yang dihasilkan diambil tersendiri untuk masing-masing arah longitudinal dan transversal
dari bangunan. Dapat ditinjau terhadap beban gravitasi untuk lantai perlantai. Umumnya diperoleh untuk portal kaku
yang terdiri atas kolom-kolom dan balok-balok. Kolom di atas dan dibawah lantai, dan sistem lantai dengan atau
tanpa balok-balok yang secara lateral dibatasi oleh garis tengah dari dua panel (Wang, 1985).

Pembatasan-Pembatasan Tebal Plat


Tebal plat harus cukup untuk memikul momen lentur dan geser pada penampang kritis. SNI 03-2847-2002 di
dalam menentukan distribusi momen di arah longitudinal, harus dipenuhi beberapa persyaratan tertentu untuk tebal
plat, ukuran balok, kepala kolom, dan pertebalan plat pada kepala kolom.
Peraturan SNI-03-2847-2002 memberikan persyaratan tebal minimum yang dapat digunakan dalam perencanan
untuk pengendalian lendutan sebagai berikut :
=

.......................................................................

(2 1)

......................................................................................

(2 2)

dan tidak kurang dari


=

tetapi tebal plat tidak perlu lebih dari


=

.....................................................................................

(2 3)

dimana :
h
=
tebal plat (mm)
ln
=
bentang bersih dihitung dari muka kolom (mm)
=
tegangan leleh baja (Mpa)
fy

=
rasio dari bentang bersih dalam arah memanjang terhadap arah memendek dasri plat dua arah

=
nilai rata-rata rasio dari kekakuan lentur dari penampang balok
perlu diperhatikan bahwa untuk :
(1) Plat datar dengan m = 0, maka persamaan (2 3) yang menentukan.
(2) Plat dua arah yang memiliki balok tepi dengan m > 2 maka persamaan (22) yang menentukan.
(3) Plat dengan balok-dangkal pada jalur-jalur kolomnya dengan 0 < m < 2 maka persamaan (2 1) yang
menentukan.

11
Untuk plat tanpa balok interior yang menghubungkan tumpuan-tumpuannya, tebal plat h tidak boleh lebih
kecil dari nilai berikut :
(1) Plat tanpa balok dan tanpa penebalan 120 mm
(2) Plat tanpa balok dengan penebalan 100 mm
Menurut Wahyudi (1994) menyatakan, pelat dengan tebal kurang dari tebal minimum di atas masih boleh
dipakai bila dapat dibuktikandengan perhitungan bahwa lendutan yang terjadi tidak boleh melebihi batas lendutan
yang ditetapkan.

Kekakuan
Menurut Istimawan (1994), sistem lantai dua arah suatu bangunan bertingkat banyak, rangka yang dibatasi oleh
dua sumbu panel lantai yang bersebelahan merupakan struktur tiga dimensi. Perhitungan dengan menggunakan portal
kaku fiktif merupakan pendekatan permasalahan tigadimensi dengan cara menganggap bahwa rangka struktur
terdiridari susunan rngka portal kaku dua dimensi pada bidang kolom, baik ke arah memanjang dan melebar
bangunan. Dengan cara pendekatandemikian, maka kolom atau tumpuan harus dianggap dihubungkan dengan lajur
plat-balok oleh komponen puntir yang arahnya trnsfersal terhadap arah bentang yagn sedang ditentukan momennya.
Kekakuan kolom disebarkan pada seluruh lebar portal kaku fiktif, atau lebar balok plat diperhitungkan hanya sebagai
lebar kolom ke arah transversal. Mekanisme puntir tersebut pada hakekatnya adlaah pemindahankekakuan lentur dari
plat (disepanjang komponen) ke ujung komponen yang bertemu dengan kolom, dan arahnya menjauh (keluar) dari
posisi kolom. Dengan sendirinya akibat bekerjanya puntir, efektivitas kolom untuk mengekang ujung-ujung balokplat akan berkurang. Komponen puntir diasumsikan berpenampang konstan diseluruh panjangnya, dan kekakuannya
dihitung berdasarkan :
 =

....................................................................................

(2 4)

dimana :
Kt
= Kekakuan puntir komponen torsi struktur
C
= Konstanta torsi boleh dihitung dengan rumus
 = 1 0,63 

................................................................

(2 5)

Ecs
: modulus elastisitas plat beton
Kolom dianggap menyatu dengan balok-plat transversal (tegak lurus) terhadap bentangan yang ditinjau melalui aksi
torsi. Balok-plat yang mengalami torsi ini membentang dari garis-sumbu panel yang dibatasi masing-masing sisi dari
balok plat yang ditinjau. Deformasi torsi dari balok-plat trnsversal ini mengurangi kekakuan lentur efektif dari
kolomaktual. Efek ini diperhitungkan dalam analisis dalam bentuk kolom ekuivalen yang memiliki kekakuan lentur
yang lebih kecil dari kolom aktualnya (Wahyudi 1997).

.........................................................................................

dimana :
Kec
: kekakuan lentur kolom ekuivalen
Kc
: kekakuan lentur kolom aktual
Kt
: kekakuan puntir balok tepi

(2 6)

12
Faktor kekakuan, faktor distribusi (carryover factors), dan faktor momen primer beban merata yang diperlukan untuk
analisis dengan metode distribusi momen diberikan dalam tabel 2.1 untuk plat tanpa drop panel dan tabel 2.2 untuk
kolom.
Tabel 2.1 koefisien untuk plat dengan momen inersia variabel

Dimensi

Beban Merata
2

F.E.M = koef (wl 2 l 1 )

Kolom

Faktor

Faktor

Kekakuan

Distribusi

C 1A
l1

C 1B
l2

M AB

M BA

AB

k BA

COF AB

COF BA

0,00

0,00

0,083

0,083

4,00

4,00

0,500

0,500

0,05

0,083

0,084

4,01

4,04

0,504

0,500

0,10

0,082

0,086

4,03

4,15

0,513

0,499

0,15

0,081

0,087

4,07

4,32

0,528

0,498

0,20

0,079

0,093

4,12

4,56

0,548

0,495

0,25

0,077

0,097

4,18

4,88

0,573

0,491

0,05

0,084

0,084

4,05

4,05

0,503

0,503

0,10

0,083

0,086

4,07

4,15

0,513

0,503

0,15

0,081

0,089

4,11

4,33

0,528

0,501

0,20

0,080

0,092

4,16

4,58

0,548

0,499

0,25

0,078

0,096

4,22

4,89

0,573

0,494

0,10

0,085

0,085

4,18

4,18

0,513

0,513

0,15

0,083

0,088

4,22

4,36

0,528

0,511

0,20

0,082

0,091

4,27

4,61

0,548

0,508

0,25

0,080

0,095

4,34

4,93

0,573

0,504

0,15

0,083

0,086

4,40

4,40

0,526

0,526

0,20

0,084

0,090

4,46

4,65

0,546

0,523

0,25

0,083

0,094

4,53

4,98

0,571

0,519

0,20

0,088

0,088

4,72

4,72

0,543

0,543

0,25

0,086

0,092

4,79

5,05

0,568

0,539

0,25

0,090

0,094

5,14

5,14

0,563

0,563

0,05

0,10

0,15

0,20

0,25

* Berlaku bila c 1 /l 1 = c 2 /l 2 . Untuk hubungan rasio-rasio lainnya, konstanta tersebut


akan sedikit mengalami kesalahan
* Kekakuan adalah KAB = k

AB E(l 2 h 1

/12l 1 ) dan K BA = k

BA E

13
Tabel 2.2 koefisien untuk kolom dengan momen inersia variabel

Tebal
Slab

C 1A
l1

Beban Merata
2

F.E.M = koef (wl 2 l 1 )


M AB

M BA

Faktor

Faktor

Kekakuan

Dis tribus i

AB

BA

COF AB

COF BA

0,00

0,083

0,083

4,00

4,00

0,500

0,500

0,05

0,100

0,075

4,91

4,21

0,496

0,579

0,10

0,118

0,068

6,09

4,44

0,486

0,667

0,15

0,135

0,060

7,64

4,71

0,471

0,765

0,20

0,153

0,053

9,69

5,00

0,452

0,875

0,25

0,172

0,470

12,44

5,33

0,429

1,000

Distribusi Momen
Setelah momen dibagi menurut bentang tengah dan bentang ujung dari lajur kolom, momen harus
didistribusikan ke arah melintang sepanjang penampang kritis. Dalam desain, harga-harga momen tersebut umumnya
dipandang konstan sepanjang daerah lajur tengah atau lajur kolom, kecuali bila terdapat balok pada lajur kolom. Jika
ada balok, balok cenderung mengambil porsi momen lajur kolom yang lebih besar ketimbang porsi yang diterima
oleh plat di sebelahnya. Porsi maksimum yang diterima oleh balok adalah 85% dari momen lajur kolom.
Distribusi momen positif, negatif total antara plat lajur tengah, lajur tepi dan balok berdasarkan pada rasio
perbgandingan l2/l1, dan kekakuan relatif balok dan plat, dan derajat kekangan torsi yang disumbangkan oleh balok
tepi (t = Ecb C/2Ecp Ip). Dengan parameter tersebut, proporsi momen positif dan negatif (dalam persen) dari jalur
kolom dapat dilihat dari Tabel 2.3 berikut :
Table 2.3 distribusi momen jalur kolom (%)
l2/l1
0,5
1,0
2,0
Momen negative interior
75
75
75
1l2/l1 = 0
90
75
45
1l2/l1 > 1,0
Momen negative interior
1 = 0
100
100
100
1 > 2,5
75
75
75
1l2/l1 = 0
1 = 0
100
100
100
1l2/l1 > 0
1 > 2,5
90
75
45
Momen positif
60
60
60
1l2/l1 = 0
90
75
45
1l2/l1 > 1,0

14
Kapasitas Geser
Kekuatan geser dari lantai plat cendawan atau plat datar sekitar kolom dalam cirian di bawah beban mati dan
beban hidup penuh adalah analog dengan kekuatan geser dari fondasi hamparan persegi atau bujur sangkar yang
dibebanioleh beban kolom terpusat. Permukaan yang dicakup di antara pasangan garis-garis pusat yang sejajar dari
panel-panel yang berdekatan dari lantai adalah mirip dengan permukaan fondasi, oleh karena tidak terdapat gaya
geser sepanjang pusat dari panel-dalam cirian di dalam sistem lantai. Oleh karena itu pembahasan di sini
padahakekatnya sama dengan bahasan yang diberikan mengenai fondasi. (Wang, 1987).
Kekuatan geser dari plat cendawan atau plat datar pertama-tama harus diperiksa terhadap aksi balok lebar dan
kemudian aksi dua arah. Di dalam aksi balok lebar, penampang kritis adalah sejajar dengan garis pusat panel dalam
arah transversal dan menerus pada seluruh jarak antara dua garis pusat panel longitudilan yang berdekatan. Seperti
pada balok satu arah, lebar bw dari penampang kritis ini dikali dengan tinggi efektif d di tempatkan sejarak d dari sisi
kepala kolom bujur sangkar ekivalen atau dari sisi pertebalan, kalau ada (Wang, 1987)
Di dalam aksi dua arah, retak diagonal potensial dapat terjadi di sepanjang kerucut terpancung atau piramida
sekeliling kolom. Dengan demikian penampang kritis ditempatkan sedemikan hingga kelilingnya b0 berada pada
jarak setengah tinggi efektif di luar keliling pertebalam (Wang, 1987)
Akibat bekerjanya geser dalam kondisi aksi dua arah, dapat timbul retak diagonal di sepanjang kerucut
terpancung atau piramida imajiner di sekeliling pertemuan kolom dengan plat. Penampang kritis yang tegak lurus
terhadap bidang plat dan terletak sedemikina rupa hingga keliling penampang adalah b0 tetapi tidak lebih dekat dari
1
/2d terhadap keliling beban terpusat atau daerah reaksi, atau perubahan tebal plat ke kepala kolom (Istimawan, 1997).
gaya geser pada aksi balok lebar dan aksi dua arah dapat dilihat pada gambar 2.5 berikut :

b
Gambar 2.5 (a) aksi balok lebar (b) aksi dua arah

Plat termasuk komponen struktur lentur tinggi. Untuk perencanan struktur lentur tinggi terhdap geser harus
memenuhi ketentuan seperti dalam SNI 03-2847-2002, yatiu sebagai berikut :
Persamaan penampang terhadap geser harus didasarkan pada :
Vn > Vu .................................................................................. (2 7)
dimana :
Vu adalah gaya geser terfaktor pada penampang yang ditinjau.
Vn adalah kuat geser nominal yang dihitung dari Vn = Vc + Vs
Vc adalah kuat geser nominal yang disumbangkan oleh beton.

15
Vs adalah kuat geser nominal yang disumbangkan oleh tulangan geser.
Untuk komponen struktur yang dibebani oleh geser dan lentur berlaku :
Untuk aksi balok lebar (aksi satu arah)
Vc = (fc/6).bw.d ..................................................................................... (2 8)
Untuk aksi dua arah nilai Vc diambil nilai terkecil dari :
 = 1 + 

 = 

 = 

+ 2

(2 9)

..................................................................... (2 10)


................................................................................. (2 - 11)

..........................................................................

Bila Vu > maka harus disediakan tulangan geser, bila digunakan tulangan geser yang tegak lurus terhadap
sumbu aksial komponen struktur, maka :

. .

........................................................................ (2 12)

dimana :
Av adalah luas tulangan geser dalam jarak s
Kuat geser Vs tidak boleh lebih dari (2fc/3).bw.d
Menurut Wang (1985), dalam plat lantai datar dimana tidak digunakan kepala kolom atau pertebalan sering
diperlukan tulangan geser. Dalam kasus yang demikian biasanya aksi dua arah adalah menentukan. Tulangan geser
dapat berupa tulangan yang diangkerkan, atau terdiri dari kepala geser berupa profil baja I atau kanal yang dilas
menjadi 4 (atau 3 untuk kolom luar) dengan identik saling tegak lurus satu sama lain tanpa pemutusan di dalam
penampang kolom. Jika digunakan tulangan geser, maka kekuatan nominalnya adalah :
Vu = Vc + Vs = (fc/6) b0 . d +

.................................................. (2 13)

diamana :
bo
: keliling penampang kritis untuk aksi geser dua arah
Av
: luas total sengkang sekeliling b0
s
: spasi tulangan geser
tulangan geser diperlukan bila Vu > Vc
Menurut SNI 03-2847-2002, ukuran kepala geser harus memberikan perbandingan v sebesar 0,15 atau lebih antara
kekakuan dari setiap lengan geser (Es Ix) dan kekakuan dari penampang retak plat komposit sebesar (c2+ d), atau
=

= 0,15 ............................................................... (2 14)

Baja yang digunakan tidak boleh diambil melebihi 70 kali tebal beban profil dan flens tekan harus ditempatkan
didalam 0,3d dari permukaan tekan plat. Kapasitas momen plastis dari lengan kepala geser dihitung dengan :
=

+  

 .............................................................. (2 15)

16
dimana :

: jumlah dari lengan kepala geser yang identik (umumnya 4)


Vu
: gaya geser terfaktor sekeliling sisi kolom
Hv
: tinggi dari kepala geser
Iv
: panjang kepala geser terhitung dari garis pusat kolom

: factor reduksi kekuatan untuk lentur 0,90


Persamaan di atas dimaksudkan untuk menjamin bahwa kekuatan geser plat dicapai sebelum pelampauan dari
kekuatan lentur kepala geser. Contoh penulangan geser pada derah kritis disekitar kepala kolom dijelaskan pada
gambar 2.6 di bawah ini :

Gambar 2.
2.6 Gambar penulangan geser pada kepala kolom

Penulangan Plat Datar


Menurut Mosley (1984) , Penulangan lentur plat dapat dilakukan apabila sudah ditetapkan tebal plat (h), mutu
beton (fc), mutu baja (fy) dan momen rencana yang telah didistribusikan ke masing--masing lajur kolom dan lajur
tengah. Penulangan ini dapat dilakukan dengan mudah dengan bantuan table
table-tabel
tabel rasio tulangan. Prosedur hitungan
dapat disusun seperti langkah-langkah
langkah berikut :
1. Menentukan tinggi efektif
ektif (d) dari tebal plat yang sudah ditentukan.
2. Menentukan lebar tinjauan plat (b).
3. Menghitung harga Mu/bd2 dalam satuan kN/m2, dimana harga
Mu = Mr/ ................................................................
............................................................... (2 16)
4. Menghitung rasio tulangan (aktual) dan periksa apakah min < aktual < max
min = 1,4/fy
b =

,  



  



max = 0,75 x b
aktual =
5. Menghitung As dengan

.............................. (2 17)

17
Asperlu = aktual . b . d . 106 ............................................................... (2 18)

6.
7.

bila b dan d dalam satuan mm.


Hitung jumlah tulangan yang digunakan
n = As/As ................................................................................................. (2 19)
Hitung spasi tulangan maksimum
s = b/(n 1) .............................................................................................. (2 20)

Anda mungkin juga menyukai