Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK


PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN

Disusun oleh:
Nenden Dwi Sajati
3211131019

LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2014

PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN


Abstrak
Bila dua zat atau lebih dalam campuran tidak terjadi reaksi secara kimia, maka hasil
campuran dalam setiap komponen zat memiliki sifat-sifat dasar yang tetap. Jika satu komponen dari
campuran ada dalam jumlah yang lebih besar, maka campuran dalam hal ini merupakan zat tak murni
dan komponen yang lebih kecil sebagai pengotor sisa dari jumlah komponen yang lebih besar.
Pemisahan komponen dari campuran, termasuk pemurnian zat adalah masalah yang sering muncul
dalam kimia. Dasar pemisahan komponen dari satu campuran adalah bahwa setiap komponen
memiliki perbedaan sifat dasar. Komponen-komponen dari zat campuran murni adalah unsur-unsur
atau senyawa. Setiap unsur atau senyawa mempunyai sifat dasar, sehingga sifat dasar tersebut dapat
diidentifikasi pada keadaan temperatur dan tekanan yang sama. Sifat-sifat dasar dari setiap zat murni
adalah identik. ( Budiman, 2012 )
Dalam praktikum ini bertujuan untuk mempelajari teknik-teknik pemisahan komponen secara
fisik dari campuran. Metode yang digunakan yaitu dengan metode filtrasi. Pada percobaan ini, teknik
yang digunakan adalah teknik pemisahan campuran ke dalam komponen-komponen zat yaitu dengan
membedakan sifat-sifat dasar suatu zat. Campuran yang akan dipisahkan yaitu mengandung antara
lain : NaCl, H2C2O4, dan SiO2. Percobaan ini dilakukan dengan memisahkan zat campuran sebanyak
0,9664 gram yang dilarutkan dalam 5 ml aquades dan menyaringnya, residu dikeringkan dan didapat
zat 1 sebanyak 0,6811 gram. Kemudian filtrat ditambahkan CaCl2 sampai terbentuk endapan dan
disaring lagi yang menghasilkan residu dan filtrat. Residu dikeringkan dan didapat zat 2 sebanyak
0,0415 gram, dan filtrat diuapkan sampai mengendap dan dihasilkan zat 3 sebanyak 0,9468 gram.
Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa cara memisahkan campuran menjadi komponenya
pada zat padat dengan zat padat dapat menggunakan metode filtrasi (penyaringan). Dan Berat
rendemen zat 1 sebesar 70,47 %,Berat rendemen zat 2 sebesar 4,29%, berat rendemen zat 3 sebesar
99,83 %.
Abstract
When two or more substances mixed in the reaction does not occure, the result of the mixture
in each component substances have properties that remain. If one of the components of the mixture is
present in larger amounts, then mix in this case is not a pure substance and smaller components as a
pollutant remaining from a larger number of components. Separation of components of a mixture,
including purification of substances is an issue that often arises in chemistry. The basic separation of
the components of a mixture is that each component has the distinction of nature. The components of
a mixture of pure substances are elements of compounds. Every elements of compound having the

nature of, so that nature can be identified at the same temperature and pressure. Basic properties of
pure substances from each is identical. (Budiman, 2012).
In this practical work aimed to study the techniques of separation of components of a mixture
of physically. The methods used by the filtration method. In this experiment, the technique used is the
technique of separation of the mixture into the components of the substance that distinguish the basic
properties of a substance. The mixture will be separated that contains among others : NaCl,H2C2O4,
and SiO2. This experiment is carried out by separating the substances mix as much as 0,9664 grams
are dissolved in 5 ml of aquadest and filter it, the residue dried and obtainable substances 1 as much
as 0,6811 grams. The filtrate then addes CaCl2 to formed sediment and filtered again that produced
residue and the filtrate. The residue dried and gained as much as 0,0415 grams of 2 substances, and
the filtrate is evaporated until it settles the resulting substance and 3 as much as 0,9468 grams. From
the results obtained it can be concluded that the way to separate a mixture into its components on a
solid with solids may use methods of filtration. And heavy yield 70,47% of 1 substance, heavy yield
4,29% of 2 substances, and heavy yield 99,83% of 3 substances.

I.

PENDAHULUAN
Pada umumnya orang-orang telah mengetahui cara pemisahan campuran dari zat-zat yang

dapat mempengaruhi kestabilan atau kejernihan larutan tersebut. Contohnya dalam kehidupan seharihari, masih ada yang menggunakan proses penyaringan air sumur untuk mendapatkan hasil air yang
bersih dan jernih. Mereka melakukan penyaringan dengan proses yang sederhana, hanya dengan
meggunakan alat-alat yang terjangkau, sehingga air yang dihasilkan dapat dimanfaatkan dalam
berbagai keperluan.
Selain itu, pada pembuatan garam dapur yang sederhana yang hanya menggunakan air laut, dan
kemudian dipanaskan dibawah panas matahari, akan menghasilkan kristal garam yang dapat
dimanfaatkan dalam kebutuhan sehari-hari.
Bila dua zat atau lebih dalam campuran tidak terjadi reaksi secara kimia, maka hasil
campuran dalam setiap komponen zat memilikisifat-sifat dasar yang tetap. Jika satu komponen dari
campuran ada dalam jumlah yang lebih besar, maka campuran dalam hal ini merupakan zat tak murni
dan komponen yang lebih kecil sebagai pengotor sisa dari jumlah komponen yang lebih besar.
Pemisahan komponen dari campuran, termasuk pemurnian zat adalah masalah yang sering
muncul dalam kimia. Dasar pemisahan komponen dari satu campuran adalah bahwa setiap komponen
memiliki perbedaan sifat dasar. Komponen-komponen dari zat campuran murni adalah unsur-unsur
atau senyawa. Setiap unsur atau senyawa mempunyai sifat dasar, sehingga sifat dasar tersebut dapat
diidentifikasi pada keadan temperatur dan tekanan yang sama. Sifat-sifat dasar dari setiap zat murni
adalah identik.
Dalam percobaan ini, akan mempelajari teknik pemisahan campuran ke dalam komponenkomponen zat, tidak dengan identifikasi dari zat. Teknik penggunaan pemisahan dari suatu campuran
yaitu dengan membedakan sifat-sifat dasar suatu zat. ( Budiman, 2012 )
II.

METODOLOGI PERCOBAAN
2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Gelas kimia 100, 250 mL


Kaca arloji
Batang pengaduk
Spatula
Gelas ukur 5, 10 mL
Pipet tetes
Corong gelas
Oven

i. Cawan porselen
j. Penyangga corong
k. Kertas saring
l. Desikator
m. Penjepit cawan porselin
n. Botol semprot
2.1.2 Bahan yang dipergunakan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
III.

HCO
MgCl
NaCl
CaCO
SiO
CaCl
Aquades

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Perlakuan
Berat sampel campuran
Berat cawan 1
Berat cawan+sampel campuran
Sampel campuran+5 ml aquades
Disaring, residu dioven. Berat residu 1
Filtrat+CaCl2
Disaring, residu dioven. Berat residu 2
Filtrat diuapkan. Berat endapan

Hasil
0,9664 gram
30,1734 gram
31, 1398 gram
Larut, warna larutan putih keruh
0,6811 gram
Larut, tidak terbentuk endapan
0,0415 gram
0,9486 gram

3.2 Pembahasan
Bila dua zat atau lebih dalam campuran tidak terjadi reaksi secara kimia, maka hasil
campuran dalam setiap komponen zat memiliki sifat-sifat dasar yang tetap. Jika satu komponen dari
campuran ada dalam jumlah yang lebih besar, maka campuran dalam hal ini merupakan zat tak murni
dan komponen yang lebih kecil sebagai pengotor sisa dari jumlah komponen yang lebih besar.
Pada praktikum kali ini yaitu mempelajari teknik-teknik pemisahan komponen secara fisik
dari campuran dengan metode filtrasi yaitu proses pemisahan endapan atau padatan tersuspensi dari
cairan. Langkah pertama yaitu dengan menimbang sampel campuran sebanyak 0,9664 gram yang
mengandung zat NaCl, H2C2O4, dan SiO2. Kemudian melarutkannya dalam 5 ml aquades dan sampel

campuran ini hampir larut sempurna, tetapi larutan keruh dan masih terdapat endapan. Sampel
campuran ini mempunyai kelarutan yang cukup baik, tetapi dalam sampel campuran ini terdapat zat
yang kurang reaktif pada air dengan suhu normal. NaCl dan H 2C2O4 mempunyai kelarutan yang baik
dalam air, kecuali SiO2 yang pada umumnya kurang reaktif dengan air pada suhu biasa, karena pada
percobaan ini tidak menggunakan pemanasan sehingga sedikit kemungkinan SiO 2 larut dalam larutan
tersebut, sehingga pada endapan pertama memungkinkan terdapat komponen SiO 2. Kemudian larutan
disaring dan didapat residu dan filtrat. Residu dikeringkan dalam oven kemudian ditimbang setelah
kering dan didapat residu 1 sebanyak 0,6811 gram dengan berat rendemen sebesar 70,47%. Residu ini
kemungkinan adalah SiO2, karena SiO2 tidak mempunyai kelarutan yang cukup baik ketika
dilarutkan dalam aquades pada suhu normal dan mengendap menjadi residu. Kemudian filtrat
ditambahkan CaCl2 dan larutan larut, tidak terlihat endapan karena endapan hanya sedikit. Tetapi
setelah disaring terlihat endapan yang terdapat pada kertas saring. Endapan dipisahkan dari filtratnya
dan residu dioven, lalu ditimbang setelah kering dan didapat hasil residu 2 sebanyak 0,0415 gram
dengan berat rendemen sebesar 4,29%. Pada endapan kedua ini terdapat endapan CaC 2O4 yang
terbentuk dari H2C2O4 dengan CaCl2, berdasarkan reaksi :
H2C2O4 + CaCl2

Ca C2O4

+ 2 HCl

Kemudian filtrat yang dihasilkan dari larutan kedua, diuapkan pada cawan penguapan sampai
kembali terbentuk kristal atau endapan. Endapan yang dihasilkan dari filtrat ini adalah sebanyak 0,9468
gram dengan berat rendemen sebesar 99,83 %. Hasil rendemen pada endapan ketiga ini hampir 100%,
hal ini disebabkan oleh proses penguapan yang baik sehingga dihasilkan endapan yang banyak.
Perhitungan rendemen:

% komponen =

massa komponen(g)
x 100
massa sampel( g)

Endapan 1 :

% komponen =

0, 6811 gram
100
0,9664 gram

= 70,47 %
Endapan 2 :

% komponen =

0,0415 gram
100
0,9664 gram

= 4,29 %
Endapan 3 :

% komponen =

0,9468 gram
100
0,9664 gram

= 99,83 %

IV.

KESIMPULAN

Setelah dilakukan percobaan pada praktikum ini, hal yang dapat disimpulkan adalah :
1. Cara memisahkan campuran menjadi komponenya pada zat padat dengan zat padat dapat
menggunakan metode filtrasi (penyaringan).
2. Berat rendemen endapan 1 sebesar 70,47 %
3. Berat rendemen endapan 2 sebesar 4,29 %
4. Berat rendemen endapan 3 sebesar 99,83 %

V.

DAFTAR PUSTAKA
1. Budiman, Senadi. 2012. Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik. Cimahi :
Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas MIPA UNJANI
2. S. Syukri. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung: ITB
3. Keenan, Dkk. 1999. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai