BAB 2 Bener
BAB 2 Bener
LANDASAN TEORI
2.1 Sesar
Patahan atau sesar (fault) adalah satu bentuk rekahan pada lapisan batuan bumi yg
menyebabkan satu blok batuan bergerak relatif terhadap blok yang lain. Pergerakan bisa
relatif turun, relatif naik, ataupun bergerak relatif mendatar terhadap blok yg lain. Pergerakan
yg tiba-tiba dari suatu patahan atau sesar bisa mengakibatkan gempa bumi. Sesar (fault)
merupakan bidang rekahan atau zona rekahan pada batuan yang sudah mengalami pergeseran
(Williams, 2004). Sesar terjadi sepanjang retakan pada kerak bumi yang terdapat slip diantara
dua sisi yang terdapat sesar tersebut (Williams, 2004).
Sesar dapat diumpamakan sebuah magnet yang menjadi dua bagian. Jika tidak teradi
perubahan fisik pada batuan maupun perubahan posisi, maka hal ini tidak akan menyebabkan
perubahan anomaly. Tetapi jika terjadi peristiwa baik perubahan sifat fisis ataupun bentuk
pada batuan maka akan terjadi perubahan anomaly magnetik. Perubahan yan terjadi dapat
berupa peristiwa metamorfosa batuan atau terjadi kenaikan lapisan akibat tekanan dari
lapisan tersebut (Siahaan, 2009).
Dalam penjelasan sesar, digunakan istilah hanging wall dan foot wallsebagai penunjuk
bagian blok badan sesar. Hanging wall merupakan bagian tubuh batuan yang relatif berada di
atas bidang sesar. Foot wall merupakan bagian batuan yang relatif berada di bawah bidang
sesar.
Gambar 2.1
Sesar dapat dibagi kedalam beberapa jenis/tipe tergantung pada arah relatif
pergeserannya. Selama patahan/sesar dianggap sebagai bidang datar, maka konsep jurus dan
kemiringan juga dapat dipakai, dengan demikian jurus dan kemiringan dari suatu bidang
sesar dapat diukur dan ditentukan. Adapun jenis-jenis sesar yaitu :
a. Sesar Normal / Sesar Turun (Extention Faulth)
Sesar normal dikenali juga sebagai sesar gravitasi, dengan gaya gravitasi
sebagai gaya utama yang menggerakannya. Ia juga dikenali sebagai sesar ekstensi
(Extention Faulth) sebab ia memanjangkan perlapisan, atau menipis kerak bumi.
Sesar normal yang mempunyai salah yang menjadi datar di bagian dalam bumi
dikenali sebagai sesar listrik. Sesar listrik ini juga dikaitkan dengan sesar tumbuh
(growth fault), dengan pengendapan dan pergerakan sesar berlaku serentak. Satah
sesar normal menjadi datar ke dalam bumi, sama seperti yang berlaku ke atas sesar
sungkup. Pada permukaan bumi, sesar normal juga jarang sekali berlaku secara
bersendirian, tetapi bercabang.
Cabang sesar yang turun searah dengan sesar utama dikenali sebagai sesar
sintetik, sementara sesar yang berlawanan arah dikenali sebagai sesar antitetik. Kedua
cabang sesar ini bertemu dengan sesar utama di bagian dalam bumi. Sesar normal
sering dikaitkan dengan perlipatan. Misalnya, sesar di bagian dalam bumi akan
bertukar menjadi lipatan monoklin di permukaan.
Hanging wall relatif turun terhadap foot wall, bidang sesarnya mempunyai
kemiringan yang besar. Sesar ini biasanya disebut juga sesar turun.
Patahan atau sesar turun adalah satu bentuk rekahan pada lapisan bumi yang
menyebabkan satu blok batuan bergerak relatif turun terhadap blok lainnya. Fault
scarp adalah bidang miring imaginer tadi atau dalam kenyataannya adalah permukaan
dari bidang sesar.
wall tidak lazim digunakan di dalam sistem sesar ini. Berdasarkan gerak relatifnya,
sesar ini dibedakan menjadi sinistral (mengiri) dan dekstral (menganan).
BH
(2.9)
dimana :
= permeabilitas bahan
r 0
Karena nilai
setara dengan
B r 0 H
(2.10)
Hubungan K dengan
adalah K=
-1 sehingga :
B 0 H 0 r 1 H
(2.11)
B 0 H 0 K H
(2.12)
B 0 H 0 J
(2.13)
sehingga diperoleh :
B 0 H 1 K
(2.14)
dan
J KH
(2.15)
dimana
0
= Intensitas Magnetik
Persamaan di atas menunjukkan bahwa jika medan magnetik remanen dari luar bumi
yakni medan magnet akibat aktivitas sinar ultraviolet dan matahari diabaikan, medan magnet
total yang terukur oleh magnetometer di permukaan bumi adalah penjumlahan dari medan
utama bumi
dan variasinya
dengan
eksplorasi magnetik. Sedangkan untuk persamaa 2.15 di atas menunjukkan bahwa nilai
suseptibilitas batuan sangat mempengaruhi hasil pengukuran medan magnetic.
Dengan proses penurunan persamaan di atas didapatkan parameter magnetic (K) yang
merupakan parameter yang sangat penting di dalam metode magnetik, dimana parameter ini
menyatakan tingkat atau derajat magnetisasi suatu benda akibat pengaruh medan magnet luar.
Intensitas medan magnetic pada suatu tempat terbentuk dari dua kompenen yaitu medan
magnetic utama yang bersumber dari dalam bumi dan medan magnetic transien dari luar
bumi. Pengukuran perbedaan nilai kemagnetan dapat memberikan gambaran kondisi bawah
permukaan.
Perbedaan dan sifat khusus dari tiap jenis batuan inilah yang dijadikan sebagai
parameter sebagai nilai suseptibilitas yang melandasi digunakannya metode magnetic untuk
kegiatan eksplorasi baik untuk eksplorasi mineral maupun untuk menginvestigasi sesar. Nilai
suseptibilitas magnet pada beberapa jenis batuan dapat dilihat pada Tabel berikut :
Table () Nilai suseptibilitas magnet beberapa jenis batuan
Jenis Batuan
Suseptibilitas Maksimum (SI)
Batuan Sedimen
Lempung
0.00025
Breksi
0.00012
Tufa
0.00012
Pasir
0.0209
Gamping
0.025
Batuan Vulkanik
Andesit
0.17
Basal
0.18
Granit
0.05
Sumber : Clark and Emerson (1991) and Hunt, et al (1995)
2.5 Sifat Magnetik Batuan