Anda di halaman 1dari 93

Overview

Perkembangan SPAP

SPAP
(Standar Profesional Akuntan Publik)

Standar = ukuran mutu minimum yang harus


dipenuhi
Professional = perilaku dan cara bersikap yang
mencerminkan integritas dan kompetensi yang
diharapkan serta sesuai dengan norma, kaidah
dan aturan yang berlaku.
Akuntan = orang yang telah melalui suatu
proses pendidikan kompetensi akuntansi dan
telah memenuhi syarat sebagaimana yang
ditetapkan dalam UU nomor ..
Publik = masyarakat umum yang mempunyai
kepentingan dengan hasil kerja akuntan

SPAP

Standar yang dikeluarkan oleh IAPI


(Institut Akuntan Publik Indonesia) yang
merupakan pedoman perilaku dan ukuran
kinerja minimal yang harus
dipatuhi/dicapai oleh akuntan publik dalam
memberikan jasa profesinya,

Mengapa SPAP diperlukan ?


Mengatur perilaku akuntan publik dalam
menjalankan profesinya
Memberikan kepastian dan jaminan
hukum secara profesi, baik kepada
pemakai jasa akuntan publik,maupun bagi
akuntan publik sendiri
Sebagai jawaban atas persyaratan yang
dituntut publik (masyarakat) atas
kualifikasi dan jasa yang diberikan
akuntan publik

Proses Kodifikasi
Pernyataan Standar Audit

1973
1994
1999

Norma Pemeriksaan Akuntan


Standar Profesional Akuntan Publik
Melakukan perombakan besar atas
SPAP 1 Agustus 1994, yang
kemudian baru diterbitkan per 1 Januari 2001
2004
IAI akan melakukan full adobtion terhadap ISA
2013
IAPI mengadopsi secara penuh ISA
menggantikan SPAP mulai 1 Januari 2013.

Konvergensi dan pengadopsian ISA


Why?

Dunia telah menjadi suatu pasar global atas barang dan jasa dengan
pertumbuhan yang pesat
Rekomendasi dari World Bank
Batas negara menjadi tidak lagi relevan dalam hal aksesibilitas terhadap
modal dan penciptaan kemakmuran
Teknologi memungkinkan arus perdagangan dan informasi secara virtual
dan real time
Begitu banyak informasi yang tersedia di pasar dan media untuk
diseminasi beragam
Perlunya integritas proses yang dirancang untuk memastikan bahwa
informasi yang tersedia dapat diandalkan, relevan, dan diorganisasi
sedemikian rupa sehingga bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan
Standar profesi terkait praktik akuntansi dan audit yang beragam

Konvergensi dan pengadopsian ISA How?

Penerjemahan
Mengikuti ketentuan penerjemahan dan pengadopsian
IFAC
Modifikasi
Memodifikasi kode etik dan standar profesi untuk
menyesuaikannya dengan peraturan perundangundangan dan ketentuan profesi, serta praktik audit di
Indonesia

Tantangan konvergensi dan pengadopsian ISA di Indonesia

Kendala bahasa; memerlukan proses penerjemahan


Perlu modifikasi terhadap isi kode etik dan standar profesi untuk menyesuaikannya
dengan peraturan perundang-undangan dan ketentuan profesi, serta praktik audit
di Indonesia
Kebijakan penerjemahan dan persetujuan yang ketat dari IFAC dalam proses
pengadopsian kode etik dan standar profesinya
Sumber daya manusia yang kompeten
Biaya dan waktu

Standar Profesional
Akuntan Publik
(SPAP)
Per, 1 Januari 2001

SA 100: Pernyataan standar


auditing pengantar
110: Tanggung jawab & fungsi auditor
independen
150: Standar auditing
161: Hubungan antara standar auditing
dengan standar pengendalian mutu

SA seksi 110: Tanggung jawab &


fungsi auditor independen

01 Tujuan audit atas laporan keuangan


oleh auditor independen pada umumnya
adalah untuk menyatakan pendapat
tentang kewajaran, dalam semua hal yang
material, posisi keuangan, hasil usaha,
perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia.

02 Auditor bertanggung jawab untuk


merencanakan dan melaksanakan audit untuk
memperoleh keyakinan memadai tentang
apakah laporan keuangan bebas dari salah
saji material, baik yang disebabkan oleh
kekeliruan atau kecurangan.
03 Laporan keuangan merupakan tanggung
jawab manajemen. Tanggung jawab auditor
adalah untuk menyatakan pendapat atas
laporan keuangan.

SA 200: Standar umum


201: Sifat standar umum
210: Pelatihan dan keahlian auditor
independen
220: Independensi
230: Penggunaan kemahiran profesional
dengan cermat dan seksama dalam
pelaksanaan pekerjaan auditor

SA seksi 220: Independensi

02 Standar ini mengharuskan auditor bersikap


independen, artinya tidak mudah dipengaruhi,
karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk
kepentingan umum (dibedakan dalam hal ia
berpraktik sebagai auditor intern).
04 Profesi akuntan publik telah menetapkan
dalam Kode Etik Akuntan Indonesia, agar anggota
profesi menjaga dirinya dari kehilangan persepsi
independensi dari masyarakat.
07 Untuk menekankan independensi auditor dari
manajemen, penunjukan auditor di banyak
perusahaan dilaksanakan oleh dewan komisaris,
rapat umum pemegang saham, atau komite audit.

SA 300: Standar Pekerjaan


Lapangan

310: Penunjukan auditor independen


311: Perencanaan & supervisi
312: Risiko audit & materialitas dalam
pelaksanaan audit
313: Pengujian substantif sebelum tanggal
neraca
314: Penentun risiko & pengendalian internpertimbangan & karakteristik sistim informasi
komputer

315:Komunikasi antara auditor pendahulu dengan


auditor pengganti
316: Pertimbangan atas kecurangan dalam audit
laporan keuangan
317: Unsur tindakan pelanggaran hukum oleh
klien
318: Pemahaman bisnis klien
319: Pertimbangan pengendalian intern dalam
audit laporan keuangan
320: Surat perikatan audit

322: Pertimbangan auditor atas fungsi audit intern


dalam audit laporan keuangan
323: Perikatan audit tahun pertama-saldo awal
324: Pelaporan atas pengolahan transaksi oleh
organisasi jasa
325: Komunikasi masalah yang berhubungan
dengan pengendalian intern yang ditemukan
dalam suatu audit
326: bukti audit
327:Teknik dan pembantuan komputer

329: Prosedur analitis


330: proses konfirmasi
331: Persediaan
333: Representasi manajemen
324: Pihak yang memiliki hubungan istimewa
325: Auditng dalam lingkungan sistim informasi
komputer
326: Penggunaan pekerjaan spesialis

337: Permintaan keterangan dari penasehat


hukum klien
339: kertas kerja
341: Pertimbangan auditor atas kemampuan
entitas dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya
342: Audit atas estimasi akuntansi
343: Lingkungan sistem informasi komputer
Mikro berdisi sendiri

344: Lingkungan sistem informasi komputer


on-line computer system
345: Lingkungan sistem informasi komputer
database system
350: Sampling audit
360: Komunikasi dengan manajemen
380: Komunikasi dengan komite audit
390: Komunikasi dengan auditor utama
dengan auditor lain

SA seksi 318: Pemahaman bisnis


klien

02 Dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan,


auditor harus memperoleh pengetahuan tentang bisnis
yang cukup untuk memungkinkan auditor
mengidentifikasi dan memahami peristiwa, transaksi,
dan praktik, yang, menurut pertimbangan auditor,
kemungkinan berdampak signifikan atas laporan
keuangan atau atas laporan pemeriksaan atau laporan
audit.

03 Tingkat pengetahuan auditor untuk suatu


perikatan mencakup pengetahuan umum tentang
ekonomi dan industi yang menjadi tempat
beroperasinya entitas, dan pengetahuan yang
lebih khusus tentang bagaimana entitas
beroperasi.
11 Auditor harus menjamin bahwa asisten yang
ditugasi dalam suatu perikatan audit memperoleh
pengetahuan memadai tentang bisnis untuk
memungkinkan mereka melaksanakan pekerjaan
audit yang didelegasikan kepada mereka.

SA seksi 320: Surat perikatan audit

02 Auditor dan klien harus setuju atas


syarat-syarat perikatan. Syarat-syarat yang
telah disetujui bersama perlu dicatat dalam
suatu surat perikatan (engagement letter).
04 Baik klien maupun auditor
berkepentingan untuk mengirim surat
perikatan, lebih baik sebelum dimulainya
suatu perikatan, untuk menghindari salah
paham berkenaan dengan perikatan tersebut.

11 Sebelum menyelesaikan perikatannya, auditor yang


diminta untuk mengubah perikatan tersebut ke perikatan yang
memberikan tingkat keyakinan yang lebih rendah, harus
mempertimbangkan kelayakan permintaan tersebut.
18 Jika auditor tidak dapat menyetujui perubahan perikatan
dan tidak diperbolehkan oleh klien untuk meneruskan
perikatan semula, auditor harus menarik diri dari perikatan
dan mempertimbangkan apakah ada kewajiban, baik secara
kontrak atau yang lain, untuk melaporkan keadaan yang
menyebabkan penarikan dirinya kepada pihak lain, seperti
dewan komisaris atau pemegang saham.

SA seksi 360: Komunikasi dengan


manajemen
12 Selama berlangsungnya audit, auditor melakukan pembicaraan

dengan manajemen mengenai berbagai hal yang mencakup berikut ini:


a)pemahamanatas bisnis klien;
b)rencana audit;
c)dampapak perundangan atau standar profesional atas audit;
d)informasi yang diperlukan untuk menentukan risiko audit;
e)penjelasan, bukti, dan representasi dari manajemen atau dari tingkat
yang lebih rendah dalam organisasi;
f)pengamatan dan saran yang dihasilkan dari audit tentang hal-hal
efisiensi operasional atau administratif, strategi bisnis, dan unsur lain
yang menarik perhatian,
g)informasi yang tidak diaudit yang diinginkan oleh manajemen untuk
publikasikan dengan laporan keuangan auditan yang menurut
pertimbangan auditor tidak konsisten atau tampak menyesatkan
pembaca.

SA 400: Standar pelaporan


pertama, kedua dan ketiga

410: Kepatuhan terhadap standar akuntansi keuangan


di Indonesia
412: Penggunaan frasa standar akuntansi
keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik
413: Makna frasas standar akuntansi keuangan di
Indonesia
420: Konsistensi penerapan standar akuntansi
keuangan di Indonesia
431: Pengungkapan memadai dalam laporan
keuangan
435: Pelaporan auditor atas informasi segmen

SA seksi 420: Konsistensi


penerapan standar akuntansi
keuangan
di Indonesia
02 Tujuan standar
konsistensi adalah untuk memberikan

jaminan bahwa jika daya banding laporan keuangan di antara


dua periode dipengaruhi secara material oleh perubahan
prinsip akuntansi, auditor akan mengungkapkan perubahan
tersebut dalam laporannya.
21 Jika auditor independen tidak mengaudit laporan
keuangan suatu perusahaan tahun sebelumnya, ia harus
melaksanakan prosedur yang praktis dilaksanakan dan
memadai sesuai dengan keadaan yang dihadapi oleh auditor
untuk memberikan keyakinan bagi dirinya bahwa prinsip
akuntansi digunakan secara konsisten di antara tahun
sekarang dengan tahun sebelumnya.

Sa 500: Standar Pelaporan


keempat

504: Pengaitan nama auditor dengan laporan


keuangan
508: Laporan auditor atas laporan keuangan auditan
530: Pemberian tanggal atas laporan auditor
independen
534: Pelaporan atas laporan keuangan yang disusun
untuk digunakan di negara lain
543: Bagian audit dilaksanakan oleh auditor
independen lain
544: Ketidaksesuaian dengan standar akuntansi
keuangan d Indonesia

550: Informasi lain dalam dokumen yang berisi


laporfan keuangan audit/an
551:Pelaporan tentang informasi yang melampiri
laporan keuangan pokok dalam dokumen yang
diserahkan oleh auditor
552: Pelaporan atas laporan keuangan ringkasan dan
data keuangan pilihan
558: Informasi tambahan yang diharuskan
560: Peristiwa kemudian
561: Penemuan kemudian fakta yang ada pada
tanggal laporan auditor

SA seksi 508: Laporan auditor atas


laporan keuangan auditan

01 Seksi ini berlaku untuk laporan auditor


yang diterbitkan berkaitan dengan audit atas
laporan keuangan historis yang ditujukan
untuk menyajikan posisi keuangan, hal usaha,
dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia.
03 Pernyataan pendapat auditor harus
didasarkan atas audit yang dilaksanakan
berdasarkan standar auditing dan atas
temuan-temuannya.

SA 600: Tipe tipe lain laporan

622: Perikatan untuk menerapkan prosedur


yang disepakati atas unsur, akun atau pos
tertentu dalam laporan keuangan
623: Laporan khusus
625: Laporan tentang penerapan prinsip
akuntansi
634: Surat untuk penjamin emisi dan pihak
tertentu lain yang meminta

SA seksi 634: Surat untuk penjamin


emisi dan pihak tertentu lain yang
meminta
01 Seksi ini memberikan panduan bagi akuntan dalam
melaksanakan dan melaporkan hasil perikatan untuk
menerbitkan suatu surat untuk penjamin emisi dan pihak lain
tertentu yang meminta (surat tersebut dikenal dengan nama
comfort letter), dalam kaitannya dengan laporan keuangan
dan informasi keuangan tambahan tertentu yang dimasukkan
kedalam pernyataan pendaftaran yang diserahkan kepada
Bapepam sesuai dengan undang-undang, peraturan
pemerintah, surat keputusan Menteri Keuangan, peraturan
Bapepam, peraturan bursa yang berkenaan dengan pasar
modal (untuk selanjutnya semua peraturan yang berkenaan
dengan pasar modal disebut dengan peraturan perundangundangan pasar modal) dan penawaran efek yang lain.

02 Jasa akuntan yang bersangkutan


dengan penyediaan comfort letter
berkembang dengan diberlakukannya
ketentuan perundang-undangan pasar
modal.

SA 700: Topik khusus


710: Pertimbangan khusus dalam audit
bisnis kecil
722: Informasi keuangan interim

SA seksi 710: Pertimbangan


khusus dalam audit bisnis kecil

01 Pernyataan Standar Auditing yang


diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia
diterapkan dalam audit informasi keuangan
entitas apa pun tanpa memperhatikan ukuran
bisnisnya.
03. Tujuan Seksi ini adalah untuk membantu
auditor dalam menerapkan berbagai Seksi
atau Pernyataan Standar Auditing dalam
situasi yang khusus dijumpai dalam bisnis
kecil.

Pertimbangan Perikatan

14. Auditor mungkin menentukan bahwa tidak


mungkin ia memperoleh bukti audit kompeten
yang cukup untuk membentuk pendapatannya
atas laporan keuangan karena kelemahan yang
timbul dari karakteristik bisnis kecil, seperti tidak
diselenggarakannya pencatatan.
15. Untuk kepentingan kedua belah pihak, baik
auditor maupun klien, auditor harus mengirimkan
surat perikatan audit sebelum dimulainya
perikatan audit, untuk menghindari
kesalahpahaman mengenai perikatan auditor.

SA 800: Audit kepatuhan

801: Audit kepatuhan yang diterapkan atas entitas


pemerintahan dan penerima lain bantuan keuangan
pemerintah
01 Seksi ini berisi standar untuk pengujian dan
pelaporan atas kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan dalam perikatan,
sebagaimana didefinisikan berikut ini, berdasarkan
standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan
Indonesia dan Standar Audit Pemerintahan yang
ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan.

SPAP Berbasis ISA

Judul dan Klasifikasi Standar


Perikatan Audit (SPA)
Prinsip-Prinsip Umum Dan Tanggung Jawab
Penilaian Risiko dan Respons terhadap
Risiko yang telah Dinilai
Bukti Audit
Penggunaan Pekerjaan Pihak Lain
Kesimpulan Audit dan Pelaporan
Area-Area Khusus

Prinsip-Prinsip Umum Dan


Tanggung Jawab

SPA 200, Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Suatu


Audit Berdasarkan Standar Perikatan Audit
SPA 210, Persetujuan atas Syarat-syarat Perikatan Audit
SPA 220, Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan
SPA 230, Dokumentasi Audit
SPA 240, Tanggung Jawab Auditor Terkait Dengan Kecurangan Dalam
Suatu Audit Atas Laporan Keuangan.
SPA 250, Pertimbangan Atas Peraturan Perundang-Undangan Dalam Audit
Laporan Keuangan.
SPA 260, Komunikasi Dengan Pihak Yang Bertanggung Jawab Atas Tata
Kelola.
SPA 265, Pengomunikasian Defisiensi Dalam Pengendalian Internal
Kepada Pihak Yang Bertanggung Jawab Atas Tata Kelola Dan Manajemen.

SPA 200, Tujuan Keseluruhan Auditor


Independen dan Pelaksanaan Suatu
Audit
Berdasarkan
Standar
Perikatan
SPA ini
mengatur tanggung
jawab keseluruhan
seorang
Audit
auditor independen ketika melaksanakan audit atas

laporan keuangan berdasarkan SPA


Tujuan auditor secara keseluruhan adalah:
Memperoleh keyakinan memadai tentang apakah
laporan keuangan sebagai suatu keseluruhan bebas
dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh
kecurangan maupun kesalahan,
Menerbitkan laporan tentang laporan keuangan dan
mengomunikasikannya (sebagaimana yang
disyaratkan oleh SPA) berdasarkan temuan auditor.

SPA 210, Persetujuan atas Syarat-syarat


Perikatan Audit

SPA ini berkaitan dengan tanggung jawab auditor dalam menyepakati syarat
perikatan audit dengan manajemen dan, jika relevan, dengan pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola entitas.

Ketentuan perikatan audit yang disepakati harus dicatat dalam surat


perikatan audit dan harus mencakup:
Tujuan dan ruang lingkup audit atas laporan keuangan;
Tanggung jawab auditor;
Tanggung jawab manajemen;
Identifikasi kerangka pelaporan keuangan yang diterapkan dalam
penyusunan laporan keuangan; dan
Pengacuan ke bentuk dan isi laporan yang akan dikeluarkan oleh
auditor dan suatu pernyataan bahwa dalam keadaan tertentu terdapat
kemungkinan laporan yang dikeluarkan berbeda bentuk dan isinya
dengan yang diharapkan.

SPA 220, Pengendalian Mutu untuk Audit atas


Laporan Keuangan

SPA ini mengatur tanggung jawab tertentu auditor


dalam memperhatikan prosedur pengendalian mutu
untuk audit atas laporan keuangan
Sistem, kebijakan, dan prosedur pengendalian mutu
merupakan tanggung jawab firm,dan firm
berkewajiban untuk menetapkan dan memelihara
suatu sistem pengendalian mutu untuk memberikan
keyakinan memadai bahwa:

Firm dan personelnya mematuhi standar profesi serta


ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku.
Laporan yang diterbitkan oleh firm atau rekan perikatan
telah sesuai dengan kondisinya.

SPA 230, Dokumentasi Audit

SPA ini berkaitan dengan kewajiban auditor dalam menyusun


dokumentasi audit untuk keperluan audit atas laporan keuangan.

Sifat dokumentasi audit


Memberikan bukti sebagai dasar bagi auditor untuk menarik suatu
kesimpulan tentang pencapaian tujuan keseluruhan auditor
Memberikan bukti bahwa audit telah direncanakan dan dilaksanakan
sesuai dengan SPA dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Tujuan dokumentasi audit


Membantu tim perikatan untuk merencanakan dan melaksanakan audit.
Membantu anggota tim perikatan yang bertanggung jawab dalam
supervisi untuk mengarahkan dan mensupervisi proses audit
Memungkinkan tim perikatan untuk mempertanggungjawabkan
pekerjaan mereka.

SPA 240, Tanggung Jawab Auditor Terkait


Dengan Kecurangan Dalam Suatu Audit Atas
Laporan
SPA ini Keuangan
berhubungan dengan tanggung jawab auditor

yang berkaitan dengan kecurangan, dalam suatu audit


atas laporan keuangan.
Tanggung Jawab untuk Pencegahan dan
Pendeteksian Kecurangan
Auditor yang melaksanakan audit berdasarkan SPA
bertanggung jawab untuk memperoleh keyakinan
memadai apakah laporan keuangan secara keseluruhan
bebas dari salah saji material
Dalam memperoleh keyakinan memadai, auditor
bertanggung jawab untuk menjaga skeptisisme profesional
selama audit

SPA 250, Pertimbangan Atas Peraturan


Perundang-Undangan Dalam Audit Laporan
SPA ini mengatur tentang tanggung jawab auditor
Keuangan
untuk mempertimbangkan peraturan perundang

undangan dalam audit atas laporan keuangan.


Prosedur audit berikut ini untuk membantu dalam
menemukan kejadian atas ketidakpatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan :
Meminta keterangan kepada manajemen dan, apabila
relevan, pihak-pihak yang bertanggung jawab atas tata
kelola, mengenai tingkat kepatuhan entitas terhadap
peraturan perundang-undangan tersebut; dan
Menginspeksi korespondensi, jika ada, dengan pihak
berwenang yang menerbitkan izin atau peraturan.

SPA 260, Komunikasi Dengan Pihak Yang


Bertanggung Jawab Atas Tata Kelola

SPA ini berkaitan dengan tanggung jawab auditor untuk


berkomunikasi dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata
kelola dalam audit atas laporan keuangan
Auditor harus mengomunikasikan kepada pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola tentang tanggung jawab
auditor yang berkaitan dengan audit atas laporan keuangan,
termasuk bahwa:

Auditor bertanggung jawab untuk membentuk dan menyatakan


opini atas laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen
dengan pengawasan dari pihak yangbertanggung jawab atas tata
kelola; dan
Audit atas laporan keuangan tidak membebaskan manajemen
atau pihak yangbertanggung jawab atas tata kelola dari tanggung
jawab mereka. (Ref: Para. A9-A10)

SPA 265, Pengomunikasian Defisiensi Dalam


Pengendalian Internal Kepada Pihak Yang Bertanggung
Jawab Atas Tata Kelola Dan Manajemen
Dalam SAP ini dijelaskan bahwa Komunikasi atas
Defisiensi dalam Pengendalian Internal adalah sebagai
berikut :

Pengomunikasian secara tertulis atas defisiensi signifikan


kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
mencerminkan pentingnya hal ini, dan membantu pihak
yang bertanggung jawab atas tata kelola dalam memenuhi
tanggung jawab pengawasan mereka.
Dalam kasus audit untuk entitas yang lebih kecil, auditor
dapat berkomunikasi dengan struktur yang lebih sederhana
kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
dibandingkan dengan kasus untuk entitas yang lebih besar.

Penilaian Risiko dan Respons terhadap Risiko yang


telah Dinilai

SPA 300, Perencanaan Suatu Audit Atas Laporan Keuangan.


SPA 315, Pengindentifikasian Dan Penilaian Risiko Salah Saji
Material Melalui Pemahaman
Atas Entitas Dan Lingkungannya.
SPA 320, Materialitas Dalam Perencanaan Dan Pelaksanaan
Audit.
SPA 330, Respons Auditor Terhadap Risiko Yang Telah Dinilai.
SPA 402, Pertimbangan Audit Terkait Dengan Entitas Yang
Menggunakan Suatu Organisasi
Jasa.
SPA 450, Pengevaluasian Atas Salah Saji Yang Diidentifikasi
Selama Audit.

SPA 300, Perencanaan Suatu


Audit Atas Laporan Keuangan.

SPA ini mengatur tanggung jawab auditor untuk merencanakan


audit atas laporan keuangan. SPA ini ditulis dalam konteks audit
berulang. Pertimbangan tambahan dalam perikatan audit tahun
pertama diidentifikasi secara terpisah

Manfaat perencanaan audit:


Membantu auditor untuk mencurahkan perhatian yang tepat terhadap
area yang penting dalam audit.
Membantu auditor untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
yang potensial secara tepat waktu.
Membantu auditor untuk mengorganisasi dan mengelola perikatan audit
dengan baik, sehingga perikatan tersebut dapat dilaksanakan dengan
efektif dan efisien.

SPA 315, Pengindentifikasian Dan Penilaian


Risiko Salah Saji Material Melalui Pemahaman
Atas Entitas Dan Lingkungannya

Standar Perikatan Audit (SPA) ini berkaitan dengan tanggung


jawab auditor untukmengidentifikasi dan menilai risiko salah
saji material dalam laporan keuangan, melalui pemahaman
atas entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian
internal entitas.

Auditor harus mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji


material pada:

Tingkat laporan keuangan; dan (Ref: Para A105-A108)


Tingkat asersi untuk golongan transaksi, saldo akun, dan
pengungkapan, (Ref: Para. A109-A103) untuk menyediakan
suatu basis bagi perancangan dan pelaksanaan prosedur audit
lebih lanjut.

SPA 320, Materialitas Dalam Perencanaan


Dan
Pelaksanaan Audit.

Penentuan Materialitas dan Materialitas


Pelaksanaan dalam Perencanaan Audit yang
diatur dalam SAP ini adalah sebagai berikut :
Pada

saat menetapkan strategi audit secara


keseluruhan, auditor harus menentukan
materialitas untuk laporan keuangan secara
keseluruhan
Auditor harus menetapkan materialitas
pelaksanaan untuk menilai risiko salah saji material
dan menentukan sifat, saat dan luas prosedur audit
selanjutnya

SPA 330, Respons Auditor


Terhadap Risiko Yang Telah
Dinilai.
Auditor harus merancang dan mengimplementasikan respons

keseluruhan untuk menanggapi risiko salah saji material yang


telah dinilai pada tingkat laporan keuangan

Auditor harus merancang dan melaksanakan pengujian


pengendalian untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan
tepat terhadap efektivitas operasi pengendalian yang relevan
jika:

Penilaian auditor terhadap risiko salah saji material pada tingkat


asersi mencakup suatu harapan bahwa pengendalian
beroperasi secara efektif
Prosedur substantif tidak dapat memberikan bukti audit yang
cukup dan tepat pada tingkat asersi.

SPA 402, Pertimbangan Audit Terkait Dengan


Entitas Yang Menggunakan Suatu Organisasi
Jasa
SPA ini mengatur tentang tanggung jawab auditor pemakai untuk
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat ketika suatu
entitas pemakai memanfaatkan jasa dari satu atau lebih
organisasi jasa

Pemahaman tentang bagaimana entitas pemakai memanfaatkan


jasa organisasi jasa dalam kegiatan operasi entitas pemakai:
Sifat jasa yang disediakan oleh organisasi jasa dan
signifikansi jasa tersebut bagi entitas pemakai,
Sifat dan materialitas transaksi yang diproses atau akun-akun
atau proses pelaporan keuangan yang dipengaruhi oleh
organisasi jasa
Tingkat interaksi antara aktivitas organisasi jasa dan aktivitas
entitas pemakai
Sifat hubungan antara entitas pemakai dan organisasi jasa,
termasuk persyaratan perjanjian

SPA 450, Pengevaluasian Atas Salah Saji


Yang Diidentifikasi Selama Audit.

SPA ini berkaitan dengan tanggung jawab auditor untuk


mengevaluasi dampak kesalahan penyajian yang
diidentifikasi dalam audit dan kesalahan penyajian yang tidak
dikoreksi terhadap laporan keuangan.

Sebelum mengevaluasi dampak kesalahan penyajian yang


tidak dikoreksi, auditor harus menentukan kembali
materialitas yang ditentukan berdasarkan SPA 320 untuk
mengonfirmasi apakah materialitas tersebut masih tepat
dalam konteks hasil aktual keuangan entitas.

Bukti Audit

SPA 500, Bukti Audit.


SPA 501, Bukti Audit - Pertimbangan Spesifik Atas Unsur Pilihan.
SPA 505, Konfirmasi Eksternal.
SPA 510, Perikatan Audit Tahun Pertama - Saldo Awal.
SPA 520, Prosedur Analitis.
SPA 530, Sampling Audit.
SPA 540, Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai
Wajar, Dan
Pengungkapan Yang Bersangkutan.
SPA 550, Pihak Berelasi.
SPA 560, Peristiwa Kemudian.
SPA 570, Kelangsungan Usaha.
SPA 580, Representasi Tertulis.

SPA 500, Bukti Audit.

Auditor harus merancang dan melaksanakan prosedur audit


yang tepat sesuai dengan keadaan untuk memperoleh bukti
audit yang cukup dan tepat
Jika informasi yang digunakan sebagai bukti audit telah
disusun dengan menggunakan pekerjaan pakar manajemen,
auditor, harus mempertimbangkan signifikansi pekerjaan
pakar tersebut untuk tujuan auditor, dengan:

Mengevaluasi kompetensi, kapabilitas, dan objektivitas pakar


tersebut
Memperoleh pemahaman atas pekerjaan pakar
Mengevaluasi kesesuaian pekerjaan pakar tersebut sebagai
bukti audit untuk asersi yang relevan

SPA 501, Bukti Audit - Pertimbangan


Spesifik Atas Unsur Pilihan.

Tujuan auditor adalah untuk memperoleh


bukti audit yang cukup dan tepat berkaitan
dengan:
Eksistensi

dan kondisi persediaan;


Kelengkapan informasi tentang litigasi dan klaim
yang melibatkan entitas; dan
Penyajian dan pengungkapan informasi segmen
sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan
yang berlaku.

SPA 505, Konfirmasi Eksternal

SPA ini berhubungan dengan penggunaan prosedur


konfirmasi eksternal oleh auditor untuk memperoleh bukti
audit berdasarkan persyaratan SPA 330 dan SPA 500
SPA juga mencakup generalisasi berikut yang relevan
terhadap bukti audit:

Bukti audit lebih andal ketika diperoleh dari sumber independen


di luar entitas.
Bukti audit yang diperoleh secara langsung oleh auditor lebih
andal daripada bukti audit yang diperoleh secara tidak langsung
atau oleh kesimpulan sendiri.
Bukti audit lebih andal dalam bentuk format dokumen, baik
dalam bentuk kertas, elektronik atau media lainnya.

SPA 510, Perikatan Audit Tahun


Pertama - Saldo Awal

Standar Perikatan Audit (SPA) ini berkaitan dengan


tanggung jawab auditor yang berhubungan dengan saldo
awal dalam perikatan audit tahun pertama.
Prosedur Audit tahun pertama -Saldo Awal diatur dalam SPA
ini yaitu:

Auditor harus membaca laporan keuangan terkini, jika ada, dan


laporan auditor pendahulu, jika ada, untuk informasi yang
relevan dengan saldo awal, termasuk pengungkapan
Auditor harus memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
tentang apakah saldo awal mengandung kesalahan penyajian
material dan berdampak terhadap laporan keuangan periode
berjalan

SPA 520, Prosedur Analitis

SPA ini penggunaan prosedur analitis oleh auditor


sebagai pengujian substantif
Pada waktu merancang dan melaksanakan
prosedur analitis substantif, sendiri atau dalam
kombinasi dengan pengujian rinci, auditor harus:
Menentukan

kecocokan prosedur analitis substantif


untuk asersi yang tersedia
Mengevaluasi keandalan data yang dijadikan dasar
oleh auditor untuk mengembangkan ekspektasi atas
jumlah tercatat atau rasio

SPA 540, Audit Atas Estimasi Akuntansi,


Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, Dan
Pengungkapan Yang Bersangkutan.

SPA ini berkaitan dengan tanggung jawab auditor atas estimasi


akuntansi, termasuk estimasi akuntansi nilai wajar, dan
pengungkapan yang bersangkutan dalam suatu audit atas laporan
keuangan
Dalam merespons risiko kesalahan penyajian yang telah dinilai,
auditor harus:
Menentukan apakah peristiwa yang terjadi sampai dengan tanggal
laporan auditor menyediakan bukti audit tentang estimasi akuntansi.
Menguji bagaimana manajemen membuat estimasi akuntansi dan data
yang dipakai sebagai dasar pengujian.
Menguji efektivitas operasi atas pengendalian terhadap bagaimana
manajemen membuat estimasi akuntansi.
Mengembangkan estimasi tunggal atau suatu kisar angka untuk
mengevaluasi estimasi tunggal tersebut yang dibuat oleh manajemen.

SPA 550, Pihak Berelasi.

Standar Perikatan Audit (SPA) ini berkaitan


dengan tanggung jawab auditor atas
hubungan dan transaksi pihak berelasi dalam
suatu audit atas laporan keuangan.
Auditor harus mengidentifikasi dan menilai
risiko kesalahan penyajian material yang
berkaitan dengan hubungan dan transaksi
pihak berelasi dan menentukan apakah di
antara risiko tersebut merupakan risiko
signifikan.

SPA 560, Peristiwa Kemudian.

Standar Perikatan Audit (SPA) ini berhubungan


dengan tanggung jawab auditor berkaitan dengan
peristiwa kemudian dalam suatu audit atas laporan
keuangan
Kerangka pelaporan keuangan tersebut biasanya
mengidentifikasi dua jenis peristiwa:
Peristiwa

yang menyediakan bukti tentang kondisi


yang ada pada tanggal laporan keuangan
Peristiwa yang menyediakan bukti tentang kondisi
yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan

SPA 570, Kelangsungan Usaha

SPA ini mengatur tanggung jawab auditor dalam audit


atas laporan keuangan yang berkaitan dengan
penggunaan asumsi kelangsungan usaha.
Penilaian manajemen atas kemampuan entitas untuk
mempertahankan kelangsungan usahanya melibatkan
pertimbangan:
Tingkat ketidakpastian yang terkaitan dengan hasil suatu
peristiwa atau kondisi meningkatkan secara signifikan
hasil yang terjadi.
Setiap pertimbangan tentang masa depan didasarkan atas
informasi yang tersedia ketika pertimbangan dilakukan

SPA 580, Representasi Tertulis.


SPA ini berkaitan dengan tanggung jawab
auditor untuk memperoleh representasi
tertulis dari manajemen dan pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola dalam
audit atas laporan keuangan.
Representasi tertulis adalah informasi yang
perlu diperoleh auditor dalam hubungannya
dengan audit atas laporan keuangan entitas.

Penggunaan Pekerjaan Pihak


Lain
SPA 600, Pertimbangan Khusus - Audit
Atas Laporan Keuangan Grup (Termasuk
Pekerjaan Auditor Komponen).
SPA 610, Penggunaan Pekerjaan Auditor
Internal.
SPA 620, Penggunaan Pekerjaan
Seorang Pakar Auditor.

SPA 600, Pertimbangan Khusus - Audit Atas


Laporan Keuangan Grup (Termasuk Pekerjaan
Auditor Komponen).

Standar Perikatan Audit (SPA) berlaku


untuk audit grup dan berkaitan dengan
pertimbangan khusus yang berlaku untuk
audit grup, terutama yang melibatkan
auditor komponen.

SPA 610, Penggunaan Pekerjaan


Auditor Internal.

Dalam menentukan apakah pekerjaan auditor


internal kemungkinan cukup untuk tujuan
audit, auditor eksternal harus mengevaluasi:
Objektivitas

fungsi audit internal;


Kompetensi teknis auditor internal;
Apakah pekerjaan auditor internal kemungkinan
dilaksanakan dengan kecermatan dan kehatihatian profesional
Apakah komunikasi antara auditor internal
dengan auditor eksternal kemungkinan efektif.

SPA 620, Penggunaan Pekerjaan


Seorang
Pakar Auditor.
SPA ini berhubungan
dengan tanggung jawab

auditor atas pekerjaan individu atau organisasi di


bidang keahlian selain akuntansi atau audit
Auditor harus memperoleh suatu pemahaman
yang cukup tentang bidang keahlian pakar untuk
memungkinkan auditor dalam
Menentukan

sifat, ruang lingkup dan objektivitas


pekerjaan pakar untuk tujuan auditor; dan
Mengevaluasi kecukupan pekerjaan tersebut untuk
tujuan auditor.

Kesimpulan Audit dan Pelaporan

SPA 700, Perumusan Suatu Opini Dan Pelaporan


Atas Laporan Keuangan.
SPA 705, Modifikasi Terhadap Opini Dalam Laporan
Auditor Independen.
SPA 706, Paragraf Penekanan Suatu Hal Dan
Paragraf Hal Lain Dalam Laporan AuditorIndependen.
SPA 710, Informasi Komparatif Angka
Korespondensi Dan Laporan Keuangan Komparatif.
SPA 720, Tanggung Jawab Auditor Atas Informasi
Lain Dalam Dokumen Yang Berisi Laporan Keuangan
Auditan.

SPA 700, Perumusan Suatu Opini Dan


Pelaporan Atas Laporan Keuangan.

Standar Perikatan Audit (SPA) ini mengatur


tanggung jawab auditor dalam merumuskan
suatu opini atas laporan keuangan.

Auditor harus merumuskan suatu opini tentang


apakah laporan keuangan disusun, dalam
semua hal yang material, sesuai dengan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku

SPA 705, Modifikasi Terhadap Opini


Dalam Laporan Auditor Independen.

SPA ini mengatur tanggung jawab auditor untuk


menerbitkan suatu laporan yang tepat dalam kondisi
ketika, dalam merumuskan suatu opini berdasarkan
SPA 700
Auditor harus memodifikasi opini dalam laporan
auditor ketika:
Auditor menyimpulkan bahwa, berdasarkan bukti audit
yang diperoleh
Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup
dan tepat untuk menyimpulkan bahwa laporan keuangan
secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian
material.

SPA 706, Paragraf Penekanan Suatu Hal


Dan Paragraf Hal Lain Dalam Laporan
Auditor Independen.

SPA ini mengatur komunikasi tambahan dalam


laporan auditor ketika auditor menganggap
perlu untuk:
Menarik

perhatian pengguna laporan keuangan


pada suatu hal atau beberapa hal yang disajikan
atau diungkapkan dalam laporan keuangan yang
sedemikian penting
Menarik perhatian pengguna laporan keuangan
pada suatu hal atau beberapa hal selain yang
disajikan atau diungkapkan dalam laporan
keuangan

SPA 710, Informasi Komparatif Angka


Korespondensi Dan Laporan Keuangan
Komparatif.

SPA ini mengatur tanggung jawab auditor


yang berkaitan dengan informasi komparatif
dalam audit atas laporan keuangan.
Sifat informasi komparatif yang disajikan
dalam laporan keuangan suatu entitas
bergantung pada ketentuan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku

SPA 720, Tanggung Jawab Auditor Atas Informasi


Lain Dalam Dokumen Yang Berisi Laporan
Keuangan
Auditan. tanggung jawab auditor atas

SPA ini mengatur


informasi lain dalam dokumen yang berisi
laporan keuangan auditan dan laporan auditor
terkait
Auditor harus melakukan pengaturan yang
tepat dengan manajemen atau pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola untuk
memperoleh informasi lain sebelum tanggal
laporan auditor

Area-Area Khusus

SPA 800, Pertimbangan Khusus - Audit Atas


Laporan Keuangan Yang Disusun Sesuai
Dengan Kerangka Bertujuan Khusus.
SPA 805, Pertimbangan Khusus - Audit Atas
Laporan Keuangan Tunggal Dan Unsur,
Akun, Atau Pos Spesifik Dalam Suatu
Laporan Keuangan.
SPA 810, Perikatan Untuk Melaporkan
Ikhtisar Laporan Keuangan.

SPA 800, Pertimbangan Khusus - Audit Atas


Laporan Keuangan Yang Disusun Sesuai Dengan
SPA 800 mengatur pertimbangan khusus dalam
Kerangka
Bertujuan
Khusus.
penerapan SPA 100 700 dalam audit atas
laporan keuangan yang disusun sesuai dengan
kerangka bertujuan khusus.

SPA ini tidak menghilangkan ketentuan yang


tercantum dalam SPA-SPA lain, dan juga tidak
ditujukan untuk mengatur seluruh pertimbangan
khusus yang mungkin relevan dengan kondisi
perikatan.

SPA 805, Pertimbangan Khusus - Audit Atas


Laporan Keuangan Tunggal Dan Unsur, Akun,

Atau
Pos Spesifik
Dalamtunggal,
Suatu Laporan
Laporan
keuangan
atau unsur,
Keuangan.
akun, atau pos spesifik dalam suatu

laporan keuangan mungkin disusun


sesuai dengan kerangka umum atau
kerangka khusus.

SPA 810, Perikatan Untuk Melaporkan


Ikhtisar Laporan Keuangan.

Standar Perikatan Audit (SPA) ini


mengatur tanggung jawab auditor yang
berkaitan dengan perikatan untuk
melaporkan ikhtisar laporan keuangan
yang berasal dari laporan keuangan
auditan sesuai dengan SPA oleh auditor
yang sama

SPAP (Standar professional


Akuntan Publik) Vs. ISA
(International Standard on
Auditing)

SPAP

SPAP (Standar Profesional Akuntan


Publik) merupakan kodifkasi berbagai
pernyataan standar teknis dan aturan
etika.
Pernyataan standar teknis yang
dikodifkasi dalam buku SPAP ini terdiri
pernyataa
dari:
Pernyataan
n standar

Standar
auditing

pernyataan
standar
atestasi

pengendali
an mutu

pernyataan
jasa
akuntansi dan
review
Pernyataan
Jasa
Konsultasi

ISA

International Standar on Auditing (ISA) tidak membagi standar


auditing dengan kategori seperti halnya SPAP
Pendekatan pekerjaan audit di ISA dibagi dalam enam tahap, yaitu:

Tahap pertama dimulai dengan persetujuan penugasan (agreement of


engagement)
Tahap kedua melakukan pengumpulan informasi, pemahaman bisnis dan
sistim akuntansi klien, serta penentuan unit yang akan diaudit.
Tahap ketiga adalah pengembangan strategi audit. Hal ini dilakukan
dengan memperhatikan access inherent list.
Tahap keempat adalah execute the audit, yaitu mulai melaksanakan
audit. Pada saat melaksanakan audit maka akan dilakukan test of
control, substantive and analytical procedure dan other substantive
procedure.
Tahap kelima, mulai membentuk opini.
Tahap terakhir adalah membuat laporan audit.

Perbedaan

Menurut AICPA.org/FRC dan menurut


Linberg & Seifert bahwa terdapat 5
perbedaan yang signifikan antara lain :

Dokumentasi prosedur audit

Secara konseptual bahwa dokumentasi prosedur audit antara


SPAP dengan ISA atau Standar Audit berbeda
Pada ISA atau SA lebih menekankan kepada kearifan
profesional (professional judgement).
ISA 230 paragraf 14 mensyaratkan auditor untuk menyusun
dokumentasi audit didalam suatu berkas audit dan
melengkapi proses administratif penyusunan berka audit final
tepat waktu setelah tanggal laporan auditor, dan penerapan
yang
terkait
serta
penjelasan
materialitas
yang
mengindikasikan
bahwa
batas
waktu
penyelesaian
penyusunan berkas audit final biasanya tidak lebih dari 60
hari setelah tanggal laporan aduitor.

Dokumentasi prosedur audit

Paragraf 15 pada ISA 230 juga mensyaratkan setelah


penyusunan audit final telah selesai, maka auditor tidak boleh
memusnahkan dokumentasi audit sebelum periode retensi
berakhir.
ISA 230 mengenai dokumentasi audit dinyatakan bahwa bagi
kantor akuntan publik harus menetapkan kebijakan dan
prosedur untuk retensi dokumentasi penugasan.
penugasan audit kurang dari lima tahun sejak tanggal laporan
auditan atau tanggal laporan auditan kelompok perusahaan.
(ISA)
SPAP bahwa periode retensi paling sedikit tujuh tahun

Dokumentasi prosedur audit

Paragraf 17 ISA 230 mensyaratkan bahwa


setelah
tanggal
penyelesaian
dokumentasi,
Auditor
tidak
boleh
memusnahkan
dokumentasi
audit
sebelum akhir dari periode retensi yang
bersangkutan.

Pertimbangan kelangsungan usaha


(going-concern)

ISA tidak membatasi paling sedikit 12 bulan, sedangkan SPAP


membatasi hingga 12 bulan setelah akhir periode pelaporan.
Pada ISA 570 mengasumsikan bahwa manajemen mempunyai
tanggung jawab untuk menilai kemampuan entitas untuk
melangsungkan usahanya sebagai going concern tanpa
mempertimbangkan apakah kerangka pelaporan keuangan yang
diterapkan oleh manajemen atau tidak
Salah satu dari tujuan ISA 570 yaitu untuk memperoleh bukti audit
yang memadai terkait dengan penggunaan asumsi going concern
oleh manajemen
Pada SPAP juga mensyaratkan bahwa auditor harus mengevaluasi
apakah ada keraguan yang substansial mengenai kelangsungan
usaha entitas untuk periode waktu yang memadai.
ISA 570 menetapkan pertimbangan asumsi kelangsungan usaha
seluruh penugasan atau perikatan.

Penilaian dan pelaporan


pengendalian internal atas
pelaporan
keuangan.
Menurut ISA bahwa
penilaian dan pelaporan pengendalian

internal tidak ada kaitannya dengan efektifitas pengendalian


internal klien yang diaudit
menekankan kepada relevansinya dimana hal tersebut terlihat
pada laporan auditornya
SPAP mengkaitkan penilaian dan pelaporan pengendalian
internal dengan efektifitasnya.
Menurut ISA juga mensyaratkan auditor harus menguji
pengendalian internal entitas yang diauditnya guna
memastikan bahwa sistem yang diterapkan adalah
mencukupi dan berfungsi sebagaimana yang ditetapkan.

Penilaian dan respons terhadap


risiko terhadap risiko yang dinilai

ISA mensyaratkan prosedur penilaian risiko


tertentu agar diperoleh suatu pemahaman
yang lebih luas mengenai suatu entitas dan
lingkungannya, tentunya dengan tujuan untuk
mengidentifikasi risiko salah saji material
ISA mensyaratkan auditor harus memperoleh
suatu pemahaman risiko bisnis entitas
misalnya risiko operasi dan risiko strategis
SPAP tidak sekomprehensif ISA

Penggunaan auditor lain untuk


bagian suatu audit

ISA tidak mengijinkan auditor utama


menggunakan referensi hasil audit daripada
auditor lain
SPAP membolehkan auditornya mempunyai
opsi untuk menerbitkan laporan audit yang
dikatakan sebagai division of responsibility
Dengan kata lain merujuk kepada laporan
dan kertas kerja auditor lain atau sebelumnya
dalam laporan auditor yang diterbitkan.

Dari kelima perbedaan mendasar tersebut


tampak jelas bahwa standar audit berbasis
ISA mengharuskan auditor untuk berpikir
kritis, sejak saat memperoleh undangan dari
suatu perusahaan untuk suatu perikatan
audit sampai tahap perumusan dan
penerbitan laporan

Perikatan Audit

SPAP SA seksi 310 tentang penunjukan auditor independen


Namun, karena Indonesia telah melakukan konvergensi terhadap IFRS
(International Financial Reporting Standard) yang telah diterbitkan dengan
nama SAK Juni 2013, dan dengan adanya penerbitan ISA (International
Standard on Audit) tahun 2013 di Indonesia dengan nama SA (Standar Audit),
maka hal-hal yang mencerminkan perikatan audit yang lebih komprehensif
terdapat pada Exposure Draft SA (SPA) 201 tentang Persetujuan Atas SyaratSyarat Perikatan Audit yang berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan
untuk periode dimulai atau setelah tanggal 1 januari 2013. Ruang lingkup dari
SPA ini adalah berkaitan dengan tanggung jawab auditor dalam menyepakati
syarat perikatan audit dengan manajemen dan, jika relevan, dengan pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola entitas. SPA ini juga menetapkan bahwa
terdapat prakondisi tertentu untuk suatu audit, tanggung jawab manajemen,
dan jika relevan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola entitas.

Anda mungkin juga menyukai