Suatu
aktivitas yang berhubungan erat dengan kerja akal. Akal manusialah yang menjadi
salah satu alat menyerap pengetahuan, menemukan dan membedakan mana yang
benar atau keliru. Namun, manusia yang memiliki pengetahuan terbatas ataupun
belum memaksimalkan fungsi akalnya terkadang terjebak kepada kekeliruan atau
kerancuan dalam berpikir. Hal ini wajar, karena akal bekerja berdasarkan hukumhukum universal tertentu. Ketidaktaatan terhadap hukum-hukum universal dalam
berpikir, menjadikan seseorang melakukan kekeliruan atau kesalahan. Dalam
ungkapan yang lebih ekstrem, seseorang yang tidak menaati hukum berpikir
dapatlah dikatakan sebagai seseorang yang tidak rasional (irrasional).
Dalam logika dikenal istilah strategems atau fallacies; yakni kesalahan
argumentasi karena kerancuan menggunakan bahasa atau kekeliruan berpikir. Bila
logika mengajarkan kepada kita tehknik berpikir kritis, strategems adalah teknik
berpikir tidak kritis.Banyak pengelompokan yang dilakukan oleh berbagai pemikir
terhadap aspek-aspek yang termasuk ke dalam kekeliruan berpikir, baik secara
umum maupun secara detail. Tapi dari berbagai pembagian aspek yang
berhubungan dengan kekeliruan itu, pembagian oleh Mundiri (Logika, 1994),
sepertinya merupakan salah satu pembagian yang cukup akurat dan sederhana.
Mundiri membagi jenis-jenis kekeliruan itu ke dalam 3 kelompok besar ; kekeliruan
formal yang berhubungan dengan bentuk dari premis-premis dalam silogisme,
kekeliruan informal yang berhubungan dengan aspek materi dari suatu kesimpulan
logis, dan kekeliruan penggunaan bahasa yang berhubungan dengan pelak-pelik
ungkapan dan tata bahasa yang kemudian menyebabkan kesalahan penafsiran.
Ketiga kelompok besar ini, memerlukan uraian tersendiri untuk dapat kita ketahui
bagian-bagiannya
A. Kekeliruan Formal
1. Fallacy of Four Terms (Kekeliruan Karena Menggunakan Empat Term)
Kekeliruan berfikir karena menggunakan empat term dalam silogisme. Ini terjadi
karena term penengah diartikan ganda, sedangkan dalam patokan diharuskan
hanya tiga term, seperti :
Semua perbuatan mengganggu orang lain diancam dengan hukuman.
Menjual barang di bawah harga tetangganya adalah mengganggu
kepentingan orang lain. Jadi menjual harga di bawah tetangganya diancam
dengan hukuman.
Orang yang berpenyakit menular harus diasingkan.
Orang berpenyakit panu adalah membuat penularan penyakit, jadi harus
diasingkan.
2. fallacy of Unditributed Middle (Kekeliruan Karena Kedua Term Penengah Tidak
Mencakup)
Kekeliruan berfikir karena tidak satu pun dari kedua term penengah mencakup,
seperti :
Orang yang terlalu banyak belajar kurus. Dia kurus sekali, karena itu tentulah
ia banyak belajar. Semua anggota PBB adalah Negara merdeka. Negara itu
tentu menjadi anggota PBB karena memang negara merdeka.
3. Fallacy of Illicit Process (Kekeliruan Karena Proses Tidak Benar)
Kekeliruan berfikir karena term premis tidak mencakup (undistributed) tetapo dalam
konklusi mencakup, seperti :
Kura-kura adalah binatang melata. Ular bukan kura-kura, karena iitu ia bukan
binatang melata.
Kuda adalah binatang, sapi bukan kuda jadi ia bukan binatang.
Tidak satu pun drama yang baik mudah dipertontonkan dan tidak sati pun
drama Shakespeare mudah dipertontonkan, maka semua drama Shakespeare
adalah baik.
Tidak satu pun barang yang baik itu murah dan semua barang di took itu
adalah tidak murah, jadi kesemua barang di toko itu adalah baik.
Tuhan adalah Maha kuasa, karena itu Ia bisa menciptakan Tuhan lain yang
lebih kuasa dari Dia.
B. KEKELIRUAN INFORMAL
Marilah kita jaga agar pikiran kita yang suci ini jangan sampai dikotori oleh
jalan pikiran ahli teologi, karena permasalahn teologi adalah meyesatkan
pikiran kita. Coba pikir dalam permasalahan kejahatan berarti Tuhan adalah
jahat; sedangkan bika Tuhan tidak menghendaki kejahatan berarti Tuhan itu
lemah, karena di dunia ini kejahatan selalu ada. Coba tuan-tuan milih
alternatif mana. Inilah bukti ilmu teolog adalah menyesatkan. (di sini
seseorang hendak mengajak orang lain agar menjauhi penyelidika di bidang
teolog dengan mengajukan bukti yang belum cukup kuat bahwa teolog
memang harus dihindari).
13. Fallacy if Irrelevent Argument (Kekeliruan Karena Argumen yang TIdak Relevan)
Kekeliruan berfikir karena mengajukan argument yang tidak ada hubungannya
dengan masalah yang menjadi pokok pembicaraan, seperti :
Pisau silet itu berbahaya daripada peluru, karena tangan kita seringkali teriris
oleh pisau silet dan tidak pernah oleh peluru.
Kau tidak mau mengenakan baju yang aku belikan. Apakah engkai mau
telanjang berangkat ke perjamuan itu?
14. Fallacy of False Analogy (Kekeliruan Karena Salah Mengambil Analogi)
Kekeliruan berfikir karena menganalogikan dua permasalahan yang kelihatannya
mirip, tetapi sebenarnya berbeda secara mendasar, seperti :
Saya heran mengapa banyak orang takut menggunakan kapal terbang dalam
bepergian karena banyak orang tewas kerana kecelakaan kapal terbang.
Kalau begitu sebaiknya orang jangan tidur di tempat tidur, karena hampir
semua orang menemui ajalnya di tempat tidur.
Seniman patung memerlukan bahan untuk menciptakan karya-karya seni,
maka Tuhan pun memerlukan bahan dalam menciptakan alam semesta.