Anda di halaman 1dari 4

Kuliah umum dimulai dengan memberikan paparan mengenai hasil survei yang

dilakukan oleh Litbang Kompas yang menunjukkan bahwa tingkat kepuasan


masyarakat terhadap pemerintah yang rendah, yaitu hanya sebesar 44%.
Keberadaan KPK, yang didasari pada Undang-Undang No. 30 tahun 2002 tentang
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, bukan untuk mengambil alih tugas
pemberantasan korupsi dari lembaga-lembaga yang ada sebelumnya. Justru, dalam
penjelasannya, undang-undang itu mengamanatkan KPK juga berperan sebagai
mekanisme pemicu (trigger mechanism) yang mendorong dan menstimulasi agar
upaya pemberantasan korupsi yang telah dilakukan oleh lembaga-lembaga itu,
menjadi lebih efektif dan efisien sehingga manfaatnya bisa dirasakan secara
langsung oleh masyarakat luas.

Tidak semua tindak pidana korupsi bisa ditangani KPK. KPK hanya bisa menangani
korupsi yang melibatkan aparat penegak hukum, penyelenggara negara (PN), dan
orang lain yang memiliki kaitan dengan TPK yang dilakukan aparat penegak hukum
dan PN. Syarat kerugian negara yang diderita, mensyaratkan paling sedikit sebesar
satu miliar rupiah. Selain dua hal itu, kasus korupsi itu juga harus mendapat
perhatian dan meresahkan masyarakat.
Kondisi di Indonesia saat ini masih banyak belum berubah. Korupsi paling besar
masih ada di masalah anggaran negara. Kerugian atas korupsi anggaran tersebut
diperkirakan sebesar 30% dari total anggaran pemerintah. Temuan dari BPK ini
sampai sekarang masih belum berubah. Kondisi tersebut memiliki dampak yang
sangat besar bagi kondisi Indonesia. Korupsi anggaran tersebut menyebabkan dana
yang seharusnya bisa digunakan untuk anggaran infrastruktur berkurang sehingga
pembangunan di Indonesia melambat. Salah satu buktinya adalah pariwisata di
Indonesia yang menurun diakibatkan kesulitan dalam hal infrastruktur, misalnya
akses ke daerah pariwisata. Selain itu, hal ini juga menurunkan minat investor asing
untuk berinvestasi di Indonesia disebabkan kondisi keamanan di Indonesia. Hal ini
juga diperparah oleh kondisi di mana terpidana kasus korupsi diberikan keringanan
hukuman (remisi).
Polisi dan Jaksa di Indonesia masih menangani kasus korupsi, berbeda denan
negara lain, di mana polisi dan jaksa hanya menangani kasus-kasus pidana umum
saja. Negara-negara seperti Singapura melalui CPIB (Corruption Practice
Investigation Bureau) dan MACC (Malaysian Anti Corruption Comission). Namun,
meskipun demikian, KPK masih memegang rekor kemenangan dalam hal kasus
yang maju di pengadilan. KPK masih memegang rekor memenangkan kasus korupsi
di pengadilan. Indonesia juga masih merupakan tujuan negara-negara lain untuk
belajar pemberantasan korupsi.
Pada 2014, misalnya, tidak sedikit dari mereka justru mengirimkan delegasi untuk
belajar mengenai pemberantasan korupsi yang dilakukan KPK. Beberapa di antara
mereka, di antaranya adalah Comisso Anti-Corrupo (CAC) Timor Leste, Malaysian
Anti-Corruption Commission (MACC) Malaysia, dan Kuwait Anticorruption Authority
(Kancor). CAC Timor Leste, misalnya, tidak hanya bertukar pikiran, namun juga
mengutus pejabat strukturalnya menimba ilmu di KPK. Mereka terdiri atas 10 orang,

yang berasal dari para pejabat struktural dan staf di masing-masing unit komisi
antikorupsi negeri tetangga tersebut. Mereka mendalami berbagai upaya
pemberantasan korupsi yang dilakukan KPK, terutama dalam bidang pencegahan.
Sementara, MACC Malaysia dua kali berkunjung ke KPK pada 2014. Pertama, pada
20-21 Maret dan kedua, 10 November. Pada kunjungan pertama, delegasi MACC
belajar mengenai pencegahan korupsi dan membangun sistem pengaduan
masyarakat. Sedangkan pada kunjungan kedua dalam rangka studi banding
pemberantasan korupsi.
Tidak kalah menggembirakan, kunjungan juga dilakukan beberapa negara yang
notabene berada pada lapis teratas sebagai negara terbersih di dunia, seperti
negara-negara Skandinavia dan Australia. Skandinavia berkunjung pada awal tahun,
sedangkan Australia pertengahan Agustus. Delegasi negara-negara Skandinavia
yang hadir adalah Dubes Denmark untuk Indonesia Martin B Hermann, delegasi
Kedubes Norwegia Marianne Damhaug, Kedubes Swedia Cecilia Sandqvist, dan
Kedubes Finlandia LeenaViljanen. Sedangkan pada kesempatan berbeda, Menteri
Kehakiman Australia, Michael Keenan yang ditemani Duta Besar Australia untuk
Indonesia Greg Moriarty, juga mengunjungi KPK. Kunjungan tersebut, tentu memiliki
arti yang sangat strategis bagi KPK. Karena negara-negara tersebut, juga
melakukan sharing dengan KPK terkait pemberantasan korupsi, baik di negaranegara tersebut maupun di Indonesia.
Kasus korupsi semakin marak karena para koruptor tersebut juga semakin menjalin
hubungan yang lebih solid untuk melakukan tindakan korupsi sehingga langkah
yang dilakukan KPK bisa diidentifikasi oleh para koruptor tersebut. Sehingga pada
tahun 2014, Indonesia masih menduduki peringkat 107 dari 175 negara. Meskipun
mengalami kenaikan 7 peringkat dari tahun 2013.
Di negara lain, praktik pemberantasan korupsi dimulai dari hal-hal yang sederhana.
Salah satunya di Singapura. Jika PNS membeli aset, misalnya rumah atau mobil,
maka oleh lembaga anti korupsi di negara tersebut akan dilakukan pemeriksaan
untuk membuktikan bahwa uang yang digunakan oleh PNS tersebut harus dapat
dibuktikan berasal dari usaha yang legal dan bersih.
Beberapa tokoh di Indonesia, seperti Mahfud MD, mengatakan bahwa apabila dia
menjadi presiden, maka hal pertama yang dilakukan oleh Mahfud MD adalah
memecat seluruh hakim dan jaksa yang ada, lalu dilakukan tes integritas dan setiap
instansi harus mengusut kasus korupsi di instansinya masing-masing. Hal ini
menunjukkan sebenarnya di negara ini dibutuhkan ketegasan pemerintah dalam
pemberantasan korupsi ini karena pemerintah memiliki power yang besar untuk
mendukung pemberantasan korupsi.
KPK pada tahun 2013 menangani sektor perhutanan. Dari 10000 izin usaha sektor
perhutanan, 4000 yang memiliki NPWP. Dalam 2,5 bulan, KPK DJP dan kabareskrim
berhasil mengembalikan 6,7T ke kas negara. Namun sayangnya, pejabat yang
membantu dalam melaksanakan hal tersebut dipindahkan ke instansi lain.
Total perkara korupsi yang ditangani oleh KPK dalam 11 tahun lebih dari 300 kasus
dan KPK sudah banyak mengembalikan kerugian negara, baik dalam bentuk kas dan
bentuk aset.

Pelemahan KPK menurut ICW


- Pengurangan hukuman (remisi dan pembebasan bersyarat) terhadap pelaku
korupsi yang dijerat KPK. Berdasarkan catatan ICW, setidaknya ada 48 terpidana
korupsi yang ditangani KPK yang kemudian dibebaskan oleh pemerintah sebelum
waktunya melalui remisi dan pembebasan bersyarat yang dinilai kontroversial.
- Judicial Review UU KPK ke MK, dari 8 kali judicial review UU KPK yang diterima oleh
MK, sebagian diantaranya berusaha untuk melemahkan fungsi KPK. Diantaranya
adalah MK mengabulkan para pemohon yang mengugat Pengadilan Tipikor yang
dibentuk berdasar pasal 53 UU KPK tidak sah. MK menyatakan perlu dibentuk UU
tersendiri (UU Pengadilan Tipikor) dan memberikan batas waktu sampai akhir 2009.
Bentuk pelemahan KPK yang lain adalah adalah revisi Rancangan Undang-Undang
(RUU) KUHP dan RUU KUHAP yang dilakukan oleh DPR atas inisiatif pemerintah. KPK
berpendapat, suatu perubahan adalah keniscayaan. Namun upaya penyusunan atas
kedua RUU itu haruslah ditujukan kepada kebutuhan yang riil untuk memecahkan
persoalan yang dihadapi bangsa saat ini. Beberapa ketentuan dalam RUU KUHAP
dipandang akan menyulitkan upaya penegak hukum dan menegasikan kewenangan
penuntutan KPK, antara lain dihapusnya kewenangan penyelidikan, penyadapan,
penyitaan, upaya banding, kasasi dan lain-lain. Tak hanya itu, jika kedua RUU ini
tetap disahkan, maka eksistensi dan kewenangan beberapa lembaga, yakni KPK,
Pengadilan Tipikor, kewenangan Kejaksaan dalam melakukan penyidikan korupsi,
PPATK dan BNN menjadi hilang. Dengan alasan adanya ketentuan peralihan dalam
pasal 757, 761 dan 763 RUU KUHP. Karenanya, KPK berpendapat bahwa
pembahasan kedua RUU ini juga tidak tepat dilakukan pada DPR periode 2009-2014
karena masa jabatan yang sudah memasuki akhir tugas, sehingga tidak akan
berjalan efektif, padahal kedua RUU itu merupakan pilar penegakan hukum pidana.
Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah apabila kita melihat kecurangan di
sekitar kita, maka lawanlah. Indonesia akan runtuh jika korupsi merajalela.
Pertanyaan:
1. Bagaimana KPK melihat akhir dari kasus BG? Dan bagaimana efek dari
putusan hakim?
2. Kasus-kasus yang diungkapkan KPK apakah menunggu moment? Apakah
bagian dari strategi?
3. Semua kasus yang menimpa KPK dianggap kriminalisasi. Apakah dari KPK
ada keinginan untuk membersihkan KPK sendiri?
4. Apakah korupsi merupakan budaya?
Jawaban
1. Korupsi bukan merupakan budaya karena secara definisi, budayamerupakan
cipta rasa dan karsa manusia yang memiliki manfaat. Korupsi tidak memiliki
manfaat, sehingga tidak termasuk ke dalam budaya.
2. Leadership sangat dibutuhkan dalam pemberantasan korupsi.
3. KPK tidak menunggu moment dalam pembuktian korupsi. KPK menunggu
bukti lengkap lalu diajukan. Tetapi KPK terkadang harus lebih cerdik dalam
menangani kasus korupsi. Misalnya dalam penangkapan Nazarudin di
Catalena. KPK mengutus satu tim khusus dan rahasia untuk menangkap

Nazarudin. Hal tersebut dilakukan agar rencana penangkapan Nazarudin


tidak bocor.
4. 3 hal yang diatur dalam pra peradilan:
a. Sah atau tidaknya suatu penagkapan atau penahanan atas permintaan
tersangka atau keluarganya atau pihak yang berkepntingan
b. Sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau penghentian
penuntutan
c. Sah atau tidak penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan
atas pihak yang berkepntingan.
Pertanyaan
1. RPJM tidak lagi mematok Indeks Prestasi Korupsi. Tugas pemberantasan
korupsi tidak hanya tugas KPK, tapi tugas seluruh rakyat Indonesia. Penentu
IPK Korupsi di pajak, pengadaan barang dan jasa, pungutan liar.
2. KPK tidak bertindak sebagai badan ad hoc karena di undang-undang KPK
tidak disebutkan KPK sebagai badan ad hoc????
3. Coverage media berperan penting, carilah media yang masih terjaga
independensi nya.
Tambahan sangat dianjurkan, karena takutnya jawaban dari para penanya tidak
tepat...
-Selamat Ujian, Semoga Sukses Skripsi-Saling mendoakan, semoga kita semua sukses-

Anda mungkin juga menyukai