M. K. Agrometeorologi
Hari/tanggal
:Jumat, 13 Maret 2015
Asisten
:
1. Nurhayati
G24110011
2. Yudi R. Fanggidae
G24110025
3. Hendra Yoni Sinaga G24110035
4. Riki Muhamad Rifai G24110037
Kelompok 2
Septina Tri Anggiani
Allan Nur Wahid
IksanSofyan
Muhamad Ronal S.K.
NurAnnissa
G24120004
G24120041
G24130012
G24130050
G24130078
I.
PENDAHULUAN
LatarBelakang
Spektrum sinar tampak merupakan spectrum panjang gelombang radiasi matahari yang
dimanfaatkan oleh tumbuhan. Photosynthetically Active Radiation atau yang biasa disingkat
dengan PAR merupakan bagian dari sinar tampak yang memiliki panjang gelombang 400-700nm.
Selang panjang gelombang tersebut dapat diserap oleh klorofil tanaman. Spektrum cahaya hijau
(~550nm) merupakan bagian dari PAR. Spektrum berwarna hijau ini mendapat proporsi
pemantulan yang lebih besar dibandingkan dengan panjang gelombang PAR lain yang
menyebabkan tanaman tampak berwarna hijau (Zein 2009).
Luas daun spesifik (SLA) merupakan perbandingan luas daun dengan berat daun yang
apabila semakin besar nilai SLA maka mengindikasikan bahwa daun semakin tipis (Sutoro et al
2008). Demikian juga sebaliknya nilai SLA yang rendah menunjukkan bahwa daun tersebut tebal.
SLA dapat digunakan sebagai indikator ketebalan daun, semakin tebal daun cenderung
menghasilkan biji yang banyak (Aggarwal 1995). LAI atau indeks luas daun merupakan rasio luas
daun yang maksimum dengan luas lahan di tempat tanaman tumbuh (Sutoro et al 2008). LAI
merupakan salah satu parameter untuk mengidentifikasi produktivitas tanaman pertanian.
RUE atau efisiensi penggunaan radiasi merupakan rasio akumulasi biomassa tanaman dan
intersepsi yang digunakan sebagai parameter model simulasi tanaman dengan lingkungan yang
berbeda (Rusmayadi et al 2008). Menurut Muchow (1990), pengukuran RUE berguna untuk
membantu memahami konsekuensi kekeringan tanaman dan variasinya menurut umur. Defisit air
dan variabilitas iklim yang terjadi secara langsung dapat menurunkan RUE akibat penurunan
fotosintesis (Demetriades-Shah et al 1992).
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui hubungan antara PAR dengan radiasi global dan
menghitung nilai SLA, LAI, intersepsi radiasi, dan efisiensi penggunaan radiasi pada tanaman
tomat.
II. METODOLOGI
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah laptop, perangkat lunak
Microsoft Exel, dan data radiasi global dan PAR, dan data radiasi kota Malang (30 Maret 2004
27 April 2004).
Langkah Kerja
1.
Hitung rasio
antara radiasi PAR
dengan radiasi
global
Menghitung SLA
masing-masing
strata
3.
Mengkonversi
satuan radiasi
(W/m2) menjadi
MJ/m2/hari
Menghitung
rata-rata SLA
dari masingmasing strata
Konversikan
rata-rata SLA
tersebut
(cm2/g)
menjadi m2/g
Menghitung jumlah
biomassa partisi
tanaman
4.
Menghitung rasio
biomassa partisi
tanaman
Menghitung
LAI
Hitung nilai dw
dari selisih nilai
biomassa pada
periode
sebelumnya.
Hitung nilai Li
kumulatif di tiap
periode.
Global
424.13
PAR
169.49
Global
18.32
PAR
7.32
0.40
Data radiasi global dan PAR (MJ/m2/hari) merupakan nilai kumulatif radiasi harian,
besar radiasi global yang diperoleh adalah sebesar 18,32 MJ/m2/hari, sedangkan untuk radiasi
PAR bernilai 7,32 MJ/m 2/hari. Berdasarkan kedua data tersebut diperoleh rasio PAR terhadap
radiasi global secara kumulatif adalah sebesar 0,40 atau 40%. Menurut Zein (2009), persentase
PAR dari total radiasi yang datang mencapai maksimum pada sekitar pukul 10.00 yaitu 50%. Saat
radiasi matahari maksimum pada pukul 11.00-13.30 persentase ini menurun hingga 7-15%
kemudian meningkat lagi pada pukul 14.00-14.30 mencapai 40% dari total radiasi yang datang.
PAR merupakan radiasi global yang digunakan oleh tanaman untuk proses fotosintesis. Penurunan
radiasi aktif fotosintesis (Photosynthetically Active Radiation) langsung dan baur skala harian yang
mencapai permukaan bumi mempengaruhi produksi pertanian.
Tabel 2 Nilai rata-rata SLA (cm2/g)
Strata
Atas
Tengah
Bawah
SLA Tanaman cm2/g
SLA Tanaman m2/g
285.12
240.80
275.28
267.06
0.027
Berdasarkan hasil perhitungan nilai rata-rata specific leaf area (cm2/g) untuk masingmasing tajuk, diperoleh nilai SLA terbesar terletak pada strata atas yaitu sebesar 285.12 cm2/g.
Nilai SLA terkecil terletak pada strata tengah yaitu sebesar 240.80 cm2/g, sedangkan untuk strata
bawah diperoleh nilai SLA sebesar 275.28 cm2/g. Nilai rata-rata ketiga strata SLA tersebut
diperoleh sebesar 267.06 cm2/g atau 0.027 m2/g.
Luas daun spesifik (LDS/SLA) menunjukkan pengaruh faktor tunggal nitrogen. Luas
daun spesifik merupakan salah satu cara untuk mengkaji perubahan karakteristik daun akibat
pengaruh perubahan lingkungan tumbuh tanaman. Nilai SLA ditetapkan berdasarkan besarnya luas
daun dengan berat kering daun. Nilai LDS/SLA yang rendah menggambarkan bahwa daun tersebut
tebal. Pada kondisi tingkat naungan yang lebih rendah, daun akan membentuk morfologi yang
lebih tebal dalam adaptasinya mengurangi terjadinya transpirasi dari daun. Oleh karena itu, terlihat
bahwa untuk pertumbuhan vegetatif tanaman seperti luas daun spesifik, pemberian nitrogen pada
dosis yang tepat maka pertumbuhan daun akan optimal. Jumlah daun ialah suatu cerminan dari
potensi tanaman dalam menyediakan tempat berlangsungnya proses fotosintesis. Tanaman yang
tumbuh pada tempat yang lebih terlindung mempunyai titik kompensasi hasil asimilasi yang lebih
rendah dibandingkan dengan tanaman yang tumbuh pada tempat yang lebih banyak menerima
cahaya matahari sesuai dengan pandangan Levitt (1980). Menurut Charles-Edward (1982), secara
umum daun-daun yang tumbuh di dalam lingkungan dengan tingkat cahaya datang (incident light
levels) rendah adalah lebih tipis dan mungkin mempunyai permukaan daun yang lebih luas
daripada daun yang tumbuh pada tingkat cahaya datang yang lebih tinggi; luas dan per satuan
bobot kering yang dikenal dengan istilah specific leaf area (SLA) menjadi lebih besar.
Tabel 3 Partisi biomassa LAI dari organ tanaman
Tanggal
(tgl/bln/t
h)
30/03/04
13/04/04
27/04/04
Hari
setelah
transpla
nt
8
22
36
LAI
0.21
0.12
0.08
0.046
0.715
2.187
0.21
0.33
0.38
0.57
0.55
0.50
0.00
0.00
0.04
Berdasarkan tabel 3 dapat dikatakan bahwa besarnya LAI selama proses pertumbuhan
semakin besar. Besarnya nilai LAI ini menunjukkan pertambahan besar luas daun, luas daun yang
semakin bertambah mengakibatkan penutupan lahan akibat tutupan daun. Semakin besar luas daun
semakin besar pula luas tutupan lahannya hal ini mengakibatkan intersepsi cahaya pada tumbuhan
semakin besar, namun jumlah radiasi yang sampai ke permukaan tanah semakin kecil. Sedangkan
nilai biomassa pada daun semakin lama waktu pertumbuhan maka jumlah biomassa pada daun
semakin berkurang karena jumlah biomassa yang tersedia digunakan untuk melakukan
pertumbuhan, begitu pula dengan jumlah biomassa pada akar. Berbeda halnya dengan jumlah
biomassa yang tersedia pada batang dan buah yang bertambah sesuai dengan pertumbuhan, hal ini
dikarenakan batang dan buah hanya menerima asupan biomassa tidak menggunakan biomassanya
untuk melakukan proses pertumbuhan.
Tanggal
(tgl/bln/th
)
30/03/04
13/04/04
27/04/04
Hari
setelah
transplan
t
8
22
36
Biomassa
total (gr)
Biomassa
(g/ m2)
1,03
3,0282
16,58
48,7452
53,62 157,6428
rataan
dw
(g/m2)
3,0282
45,7170
108,8976
Li
kumulatif
(MJ/m2)
0,038
9,791
42,7320
RUE
80,35
4,67
2,55
29,19
KESIMPULAN
Radiasi global yang terpancar kepermukaan bumi mempunyai manfaat yang besar bagi
makhluk hidup. Spektrum radiasi matahari yang bermanfaat untuk tanaman berfotosintesis adalah
spectrum radiasi PAR. Radiasi PAR yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman hanya 2/5 dari radiasi
global. Berdasarkan data-data radiasi yang praktikan miliki dapat diperoleh nilai SLA, LAI,
intersepsi radiasi, dan efisiensi penggunaan radiasi pada tanaman tomat.
DAFTAR PUSTAKA
Aggarwal, P.K. 1995. Plant type designs for increased yield potential of irrigated rice- simulation
analysis. In P.K. Aggarwal, R.B. Mattews, M.J. Kroff and H.H. van Laar (Eds). SARP
Research Proceedings. IRRI. Los Banos. p.59-66.
Charles D, Edward A. 1982. Physiological Determinants of Crop Growth. Sidney: AcademicPress.
Demetriades-Shah TH, Fuchs M, Kanemasu ET, Flitcroft. 1992. A Note Caution Concerning the
Relationship between Cumulated Interceptep Solar Radiation and Crop Growth.
Agric.Forest Meteorol. 58:193-207.
Levitt J. 1980. Respons of plants to environmentas stresses. Dept. of Plant Biology. Camergie Inst.
of Washington Stanford. Vol II (25-507). New York: Acad Press.
Muchow RC, Sinclair TR, Bennett JM.1990. Temperature and solar radiation effects on potential
maize yields accross locations. Agron.J. 82:338342.
Rusmayadi G, Handoko, Koesmaryono Y, dan Goenadi DH. 2008. Efisiensi penggunaan radiasi
surya dan sebagai dasar dalam model jarak pagar. Jurnal Agromet. Vol.22(2): 106-117
Sutoro, Dewi N, dan Setyowati M. 2008. Hubungan sifat morfologis tanaman dengan hasil
kedelai. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan. Vol.27(3)
Zein Mochammad Taufiqurrochman AZ. 2009. Penyerapan rsdiasi matahari oleh kanopi hutan
alam: korelasi antara pengukuran dan indeks vegetasi (Studi Kasus: Taman Nasional
Lore-Lindu, Sulawesi Tengah). [skripsi]. Departemen Geofisika dan Meteorologi
Institut Pertanian Bogor.
LAMPIRAN
Persamaan untuk menghitung nilai radiasi yang diintersepsikan oleh tajuk tanaman
Qint= Q0 * (1-e(-k. . LAI))