Anda di halaman 1dari 2

Tugas Personal ke-5

ALTO YUDANO TOBING - 1501207762

1. Menurut anda, saat terjadi krisis moneter dan pemerintah RI meminta bantuan kepada
IMF untuk mendukung kondisi perekonomian Indonesia sudah tepat? Lakukan browsing,
untuk mendukung pendapat anda!
Jawab:
Bantuan IMF pasca krisis moneter tahun 1998 memang tidak hanya untuk Indonesia,
namun juga kepada Korea dan Thailand. Analisa IMF mengenai kondisi perekonomian di
ketiga negara tersebut lah yang membuat IMF akhirnya mengucurkan dananya untuk
memulihkan perekonomian di negara-negara tersebut. Periode 1990-1996, merupakan
evaluasi perekonomian ketiga negara tersebut. Thailand mendapatkan arus masuk net
capital sebesar 10% dari GDP mereka, Indonesia sebesar 3,5%, dan Korea 2,5%. Peranan
sektor keuangan sangatlah vital dalam hal ini, khususnya dalam menjamin penanaman
modal asing di dalam negeri.
Namun demikian, di Indonesia faktor yang memicu keterpurukan ekonomi adalah
besarnya hutang luar negeri pada medio 1992-1997. Tidak adanya intervensi BI dalam
meredam kurs dollar terhadap rupian menjadi awal membesarnya hutang pinjaman asing
swasta di Indonesia, yang tidak dapat dipenuhi pada saat jatuh tempo, yang membuat
hutang menjadi berlipat kali ganda. Di sinilah Indonesia mengajukan permohonan
bantuan IMF.
Berikut pandangan saya. Secara langkah kebijakan meminta bantuan kepada IMF sudah
tepat. Ini dikarenakan cadangan devisa menipis sementara hutang luar negeri semakin
besar dan tidak dapat dikendalikan seiring melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar.
Untuk penyelesaian jangka pendek, hal ini diperlukan, khususnya untuk merevitalisasi
sektor keuangan, sehingga kembali menciptakan stabilitas perekonomian Indonesia.
Namun sayangnya, ini tidak diikuti oleh kebijakan makro yang diusulkan IMF terkait
penyehatan sektor perbankan. Ini diterima pemerintah Indonesia. Hasilnya beberapa
likuidasi bank nasional dan proses mergernya mengakibatkan menurunnya tingkat
kepercayaan masyarakat untuk menaruh dananya di bank swasta nasional. Malahan
masyarakat menaruh dananya di bank-bank luar negeri. Ini justru memperparah keadaan

perekonomian RI, karena tidak adanya perpuataran dana yang cukup di kapasitas
nasional. Serangkaian ripple effect ini menjadi berkepanjangan. Laju inflasi yang cukup
tinggi, malah cenderung menimbulkan super-inflasi Indonesia. Nilai rupiah tidak
cenderung stabil, dan baru mencapai tingkat stabil di tahun 1999, dengan rate Rp. 8500an pada kurs 1 dollar Amerika.
Keputusan meminta bantuan kepada IMF sudah tepat, namun pada akhirnya tidak adanya
ketegasan internal pada kebijakan pemerintah secara makro terhadap kontrol finansial
secara mandiri membuat krisis keuangan Indonesia berkepanjangan.
Referensi :
1.

http://www.imf.org/external/pubs/ft/op/op178/

2.

http://www.academia.edu/5221392/KRISIS_MONETER_INDONESIA_SEBAB_DAMPAK_PERAN_IM
F_DAN_SARAN_

Anda mungkin juga menyukai