Anda di halaman 1dari 3

Patogenesis Virus

| Posted by Fajar Dwi Riyanto at 21.02

Patogenesis virus merupakan suatu tahap akhir terjadinya penyakit setelah


infeksi virus. Patogenesis virus ini berakibat timbulnya suatu penyakit klinis atau
subklinis (tidak bergejala) yang merupakan hasil interaksi antara beberapa faktor
dengan virus dan inang.
Tahapan dalam patogenesis masuknya virus ke dalam tubuh inang pembawa
sering terjadi melalui selaput lendir saluran napas dan dapat pula terjadi melalui
selaput lendir pencernaan atau saluran kemih, namun terkadang dapat pula akibat
suntikan langsung virus ke dalam aliran darah melalui suntikan atau gigitan serangga.
Penyakit akibat petogenesis virus dapat berupa infeksi subklinik (bergejala)
dan klinis:
a. Penyakit patogenesis bergejala
Disebut juga infeksi subklinik karena tidak tampak adanya gejala
klinik. Sebagai besar infeksi virus hanya mengakibatkan infeksi subklinik
dan dapat merangsang kekebalan humoral maupun seluler.
b. Penyakit virus klinis
Jenis penyakit patogenesis ini sering tergantung dari banyaknya
virus yang masuk dan tidak selalu terjadi pada tiap infeksi sehingga bukan
merupakan indeks infeksi virus yang tepat. Jenis penyakit ini jauh lebih
jarang daripada infeksi subklinik dan penyakit golongan ini berkaitan
dengan organ sasaran tertentu untuk suatu virus tertentu.
Jenis-jenis infeksipada tahapan patogenesis dibagi dalam tahap-tahap:
a. Infeksi tidak nyata
Infeksi jenis ini memiliki ciri dan sifat sebagai berikut:
Terjadi bila jumlah sel yang terinfeksi tidak cukup banyak untuk dapat
menimbulkan gejala klinik.
Disebut pula penyakit subklinik.
Dapat merangsang pembuatan antibodi yang cukup banyak sehingga
tubuh menjadi kebal terhadap infeksi serupa berikutnya.
Sering terjadi jika jumlahnya virus yang masuk hanya sedikit atu virus
tidak dapat mencapai organ sasaran.
b. Infeksi akut
Terjadi jika gejala klinik penyakit hanya tampak dalam waktu yang
pendek setelah masa inkubasi.
Sembuh jika virus dapat dienyahkan dari dalam tubuh.
Dibagi menjadi infeksi lokal atau menyebar, tergantung apakah virus
langsung berada pada organ sasaran atau harus berjala dari tempat
infeksi ke tempat organ sasaran.
Dapat berkembang menjadi infeksi menetap atau laten.
c. Infeksi menetap
Virus infektif terus berada di dalam tubuh untuk jangka waktu lama.

Mungkin ada gejala klinik atau tanpa gejala.


Dapat berkembang menjadi pembawa virus atau karier.
d. Infeksi laten
Virus penginfeksi tetap berada di dalam tubuh dalam bentuk noninfektif
tetapi secara periodik dapat diaktifkan kembali menjadi virus infektif
yang menimbulkan penyakit klinis.
Disebut juga penyakit kambuhan.
e. Infeksi lambat
Masa inkubasi sangat lama.
Selama masa inkubasi tidak tampak gejala klinis dan tidak terbentuk
virus infektif.
Sering berupa penyakit virus pada susunan saraf pusat yang bersifat
kronis, progresif dan faal (misal penyakit Kuru).
Pola penyakit yang ditimbulkan akibat infeksi patogenesis ini dapat
berupa efek lokal dan menyebar :
a. Infeksi virus penyakit dalam efek setempat
Terjadi bila perkembangan virus dan kerusakan sel bersifat lokal pada
tempat virus masuk dalam tubuh.
Masa inkubasi pendek.
Mungkin menunjukan gejala sistemik (demam)
Tidak terjadi viremia (virion di dalam darah)
Terjadi pada saluran nafas (influenza,batuk,pilek), saluran pencernaan
(picornavirus dan rotavirus), saluran urogenital (kutil kelamin) dan
mata (Adenovirus)
Hanya merangsang respons imun yang lebih lemah dari pada infeksi
yang menyebar
b. Infeksi menyebar
Virus menyebar dari tempat masuknya ke dalam tubuh menuju organ
sasaran
Masa inkubasi moderat (beberapa minggu)
Gejala klinik utama diakibatkan oleh infeksi pada satu organ
sasaran,meskipun terjadi pada organ lain

PERBANDINGAN SKOR RAMSAY ANESTETIKA INHALASI


ISOFULRAN DIBANDING SEVOFLURAN PADA PASIEN PASCA
OPERASI ABDOMEN
Muhammad Gufran, Diana Lalenoh, Lucky Kumaat

ABSTRACT
Abstract: Almost all surgery is performed under anesthesia, and of them performed under general anesthesia. General anesthesia is a
reversible condition that changes the physiological status of the body, characterized by sedation, analgesia, amnesia and relaxation. Score
ramsay is the first scale that is defined and designed as a measurement tool's ability to wake up. Score ramsay have six different levels of
sedation and designed in accordance with how the patient's ability to get up, making it suitable for universal use. This study aims to
determine the comparisons between the score ramsay on volatile agent isoflurane and sevoflurane post abdominal surgery in Hospital
Prof.Dr.R.D Kandou. The population in this study were patients undergoing abdominal surgery. Twenty eight people were divided into
two groups isoflurane and sevoflurane, each consisting 14 people. Data were collected through examination of the level of sedation as
measured by post-discontinuation of inhaled agents using ramsay scale. This study found ramsay score on isoflurane higher when
compared with sevoflurane in both the 5th minute post-discontinuation and in the 10th minute. There were significant differences
between the score ramsay isoflurane and sevoflurane were measured both at the 5th minute post-discontinuation (p=0.000) and at 10th
minutes (p=0.000).
Keywords: isoflurane, scores ramsay, sedation, sevoflurane.

Abstrak: Hampir semua tindakan pembedahan dilakukan dibawah pengaruh anestesi, dan diantaranya dilakukan dengan anestesi umum.
Anestesi umum adalah suatu keadaanreversible yang mengubah status fisiologis tubuh, yang ditandai dengan sedasi, analgesi, amnesi
dan relaksasi. Skor ramsay merupakan skala pertama yang didefinisikan dan dirancang sebagai alat ukur kemampuan seseorang untuk
bangun. Skor ramsay mempunyai enam tingkat sedasi yang berbeda dan didesain sesuai dengan bagaimana kemampuan pasien untuk
bangun, sehingga cocok untuk penggunaan universal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan antara skor ramsay
anestetika inhalasi isofluran dan sevofluran paska operasi abdomen di RSU Prof.Dr.R.D Kandou Manado. Populasi dalam penelitian ini
ialah pasien yang menjalani bedah abdomen di RSU Prof.Dr.R.D Kandou Manado. Sebanyak 28 orang dibagi dalam dua kelompok yaitu
kelompok isofluran dan kelompok sevofluran, yang masing-masing terdiri dari 14 orang. Data dikumpulkan melalui pemeriksaan
langsung tingkat sedasi yang diukur paska penghentian agen inhalasi dengan menggunankan skala ramsay. Penelitian ini ditemukan skor
ramsay pada anestetika inhalasi isofluran lebih tinggi dibandingkan dengan sevofluran baik pada menit ke-5 paska penghentian agen
inhalasi maupun pada menit ke-10. Terdapat perbedaan yang bermakna antara skor ramsay isofluran dan sevofluran yang diukur baik
pada menit ke-5 paska penghentian agen inhalasi (p=0.000) maupun pada menit ke-10 (p=0.000).
Kata kunci : isofluran, skor ramsay, sedasi, sevofluran.

Anda mungkin juga menyukai

  • LOGBOOK Sarah
    LOGBOOK Sarah
    Dokumen1 halaman
    LOGBOOK Sarah
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Monyet Rhesus
    Monyet Rhesus
    Dokumen5 halaman
    Monyet Rhesus
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Leucocytozoonosis
    Leucocytozoonosis
    Dokumen23 halaman
    Leucocytozoonosis
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Dopamin
    Dopamin
    Dokumen6 halaman
    Dopamin
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Retensio Plasenta
    Retensio Plasenta
    Dokumen7 halaman
    Retensio Plasenta
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Bahan Berbahaya Dan Beracun
    Bahan Berbahaya Dan Beracun
    Dokumen2 halaman
    Bahan Berbahaya Dan Beracun
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Malaria
    Malaria
    Dokumen5 halaman
    Malaria
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Makalah Infeksius
    Makalah Infeksius
    Dokumen17 halaman
    Makalah Infeksius
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Hiegen
    Hiegen
    Dokumen5 halaman
    Hiegen
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • ANEMIA KARENAPIROPLASMOSIS
    ANEMIA KARENAPIROPLASMOSIS
    Dokumen8 halaman
    ANEMIA KARENAPIROPLASMOSIS
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Penurun Kolestrol
    Penurun Kolestrol
    Dokumen2 halaman
    Penurun Kolestrol
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Hiegen
    Hiegen
    Dokumen5 halaman
    Hiegen
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Rancop
    Rancop
    Dokumen9 halaman
    Rancop
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Makalah Propalsus Uteri
    Makalah Propalsus Uteri
    Dokumen10 halaman
    Makalah Propalsus Uteri
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • TIMBAL (PB)
    TIMBAL (PB)
    Dokumen18 halaman
    TIMBAL (PB)
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Fisio 2
    Fisio 2
    Dokumen2 halaman
    Fisio 2
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Dasar-Dasar Bioteknologi Tugas
    Dasar-Dasar Bioteknologi Tugas
    Dokumen7 halaman
    Dasar-Dasar Bioteknologi Tugas
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Indika Si
    Indika Si
    Dokumen4 halaman
    Indika Si
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Virus Ayam.. Aaa
    Virus Ayam.. Aaa
    Dokumen1 halaman
    Virus Ayam.. Aaa
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Caplak
    Caplak
    Dokumen6 halaman
    Caplak
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Fisio 2
    Fisio 2
    Dokumen2 halaman
    Fisio 2
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Antiviral
    Antiviral
    Dokumen10 halaman
    Antiviral
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Indika Si
    Indika Si
    Dokumen4 halaman
    Indika Si
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Mikro Difusi
    Mikro Difusi
    Dokumen6 halaman
    Mikro Difusi
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Sterilisasi Dan Desinfeksi
    Sterilisasi Dan Desinfeksi
    Dokumen25 halaman
    Sterilisasi Dan Desinfeksi
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Petunjukteknispeningkatankomp Dosen PDF
    Petunjukteknispeningkatankomp Dosen PDF
    Dokumen21 halaman
    Petunjukteknispeningkatankomp Dosen PDF
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Virus Ayam.. Aaa
    Virus Ayam.. Aaa
    Dokumen1 halaman
    Virus Ayam.. Aaa
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Mikro Difusi
    Mikro Difusi
    Dokumen6 halaman
    Mikro Difusi
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat