Oleh : Kelompok 3
1. Tri Nugroho
2. Sri Purwandari
3. Niaputri Nilam Sari
4. Fitria Khusnul
Fadila
5. Yeyen Retno
Maulida
6. Iwan Fauzi
Macam-macam Hukum
di Indonesia
1. Hukum Perdata
Hukum perdata Indonesia merupakan Salah satu bidang hukum yang
mengatur hak dan kewajiban yang dimiliki pada subyek hukum dan
hubungan antara subyek hukum. Hukum perdata disebut pula hukum
privat atau hukum sipil sebagai lawan dari hukum publik.
Hukum perdata yang berlaku di Indonesia adalah hukum perdata barat
(Belanda) yang pada awalnya berinduk pada Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata yang aslinya berbahasa Belanda atau dikenal dengan
Burgerlijk Wetboek dan biasa disingkat dengan B.W. Sebagian materi
B.W. sudah dicabut berlakunya & sudah diganti dengan Undang-Undang
RI.
Dalam Hukum perdata terdapat 2 kaidah, yaitu :
1. Kaidah tertulis
Kaidah-kaidah hukum perdata yang terdapat di dalam peraturan
perundang-undangan, traktat, dan yurisprudensi.
2. Kaidah tidak tertulis
Kaidah-kaidah hukum perdata yang timbul, tumbuh, dan berkembang
dalam praktek kehidupan masyarakat (kebiasaan)
2. Hukum Pidana
Hukum Pidana adalah semua aturan yang mempunyai perintah dan
larangan yang memakai sanksi (ancaman) hukuman bagi mereka yang
melanggarnya.
Hukum pidana indonesia terbagi atas 2 macam, yaitu :
a. Hukum pidana materiil, mengatur tentang penentuan tindak pidana,
pelaku tindak pidana, dan pidana (sanksi). Di Indonesia, pengaturan
hukum pidana materiil diatur dalam kitab undang-undang hukum
pidana (KUHP).
b. Hukum Pidana Formil, mengatur tentang pelaksanaan hukum pidana
materiil. Di Indonesia, pengaturan hukum pidana formil telah disahkan
dengan UU nomor 8 tahun 1981 tentang hukum acara pidana
(KUHAP).
Penguatan mekanisme
akuntabilitas, termasuk dalam
struktur pemerintahan lokal.
Pemberantasan korupsi terus menjadi platform
agenda pembangunan Indonesia. Adanya
peningkatan berarti pada pengeluaran publik di
level daerah setelah desentralisasi membutuhkan
mekanisme akuntabilitas yang kuat untuk
menjamin efektivitas pendayagunaan sumber
daya. Studi mengenai korupsi di tingkat lokal dan
berkaca pada pengalaman beberapa program
seperti PNPM, menunjukkan pentingnya peran
komunitas dan masyarakat sipil untuk memantau
kinerja pemerintah. Namun, masih terdapat
keterbatasan kapasitas, khususnya dalam hal
investigasi pelanggaran korupsi, pemahaman dan
pemantauan proses hukum, serta untuk
mengatasi ketimpangan relasi kekuasaan di
Memajukan pengembangan
kepastian hukum dan kebijakan
berbasis
pengalaman
Interaksi rumit
antara sistem
negara dan non-negara serta
menjamurnya peraturan perundang-undangan di tingkat
daerah dan nasional pasca desentralisasi mengakibatkan
terjadinya ketidakpastian pada kerangka hukum. Sebagai
contoh, kira-kira sebanyak 8% peraturan daerah yang
ditelurkan pada 2007 ditemukan tidak sesuai dengan
hukum nasional, yang mana Menteri Keuangan
memperkirakan adanya persentase yang lebih tinggi lagi
terhadap peraturan daerah yang terkait dengan pajak dan
retribusi. Karena itu, ada sebuah kebutuhan untuk
mendukung
harmonisasi, baik lintas level pemerintah maupun antara
mekanisme negara dengan non-negara. Untuk itu,
dibutuhkan pemahaman analitis yang kuat terhadap isu-isu
tersebut dan kumpulan bukti-bukti di lapangan, termasuk
mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dan kendalakendala pada level lokal yang menjadi dasar bagi
pengembangan kebijakan.
Silahkan Bertanya