Biokimia Protein
Biokimia Protein
Biokimia Hewan
PROTEIN I
Uji Millon, Uji Hopkins-Cole, Uji Ninhidrin, Uji Belerang, Uji Xantoproteat, Uji
Biuret
Kelompok 2
Yusni Siti Safharina
J3P114013
J3P114033
Syafiqah
J3P214049
J3P214051
Yudha Mukti
J3P214069
Program Diploma
Paramedik Veteriner
Institut Pertanian Bogor
2015
Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum protein adalah untuk mengetahui struktur asam amino
dan protein melalui uji-uji kualitatif, Mengetahui unsur unsure utama penyusun
protein, Mengetahui adanya molekul-molekul peptide dari protein, Mengidentifikasi
adanya asam amino dalam protein, Mengetahui reaksi-reaksi yang terjadi pada
identifikasi asam amino.
Metode
Praktikum protein dilaksanakan tanggal 27 Februari 2015, bertempat GG
Biokim pukul 07.00-11.00 WIB. Praktikum Protein mencakup beberapa uji pada
larutan-larutan tertentu, yaitu Uji Millon, Uji Hopkins-Cole, Uji Ninhidrin, Uji
Belerang, Uji Xantoproteat, Uji Biuret. Alat yang diguakan adalah tabung reaksi
beserta raknya, pipet tetes, beker glass, pemanas. Bahan yang digunakan adalah
larutan pereaksi dari setiap uji (Pereaksi Millon, pereaksi Hopkins-Cole, pereaksi
Ninhidrin, pereaksi Belerang, pereaksi Xantoproteat, pereaksi Biuret), dan larutan uji
(Albumin 2%, Gelatin 2%, Kasein 2%, Pepton 2%, Fenol 2%)
Langkah kerja pada Uji Millon, yaitu pertama masukkan 5 tetes pereaksi
Millon ke dalam tabung reaksi yang berisi 3 ml larutan protein, lalu panaskan
campuran tersebut, kemudian amati warna yang terjadi.
Langkah kerja pada Uji Hopkins-Cole, yaitu pertama campurkan 2 ml larutan
uji dengan 2 ml pereaksi Hopkins-Cole ke dalam tabung reaksi, kamudian tambahkan
3 ml asam pekat melalui dinding tabung dengan hati-hati. Lalu amati cincin violet
(ungu) pada pertemuan kedua lapisan cairan tersebut.
Langkah kerja pada Uji Ninhidrin, yaitu pertama masukkan 0,5 ml larutan
ninhidrin 0,1% ke dalan 3 ml larutan uji. Lalu panaskan ke dalam air mendidih
selama 10 menit. Kemudian amati warna yang terjadi.
Langkah kerja pada Uji Belerang, yaitu pertama masukkan 2 ml larutan
protein ke dalam tabung reaksi, lalu tambahkan 5 ml NaOH 10%, dan didihkan
beberapa menit. Kemudiaan tambahkan 2 tetes larutan Pb-asetat 5%, dan panaskan
kembali beberapa menit, perhatikan warna yang terjadi.
Langkah kerja pada Uji Xantoproteat, yaitu pertama campurkan 2 ml larutan
protein dan 1 ml HNO3 pekat, lalu panaskan dengan hati-hati. Kemudian perhatikan
timbulnya warna kuning tua. Dinginkan tabung dan tambahkan tetes demi tetes
larutan NaOH pekat sampai larutan mejadi basa. Dan amati perubahan warna yang
terjadi.Langkah kerja pada Uji Biuret, yaitu pertama tambahkan 1 ml NaOH 10% ke
dalam 3 ml larutan protein, kemudian kocok. Lalu tambahkan lagi 1 tetes larutan
CuSO4 0,1%, kemudian kocok. Tambahkan lagi larutan CuSO4 0,1% jika tidak timbul
warna.
Pendahuluan
1. Pengertian Protein dam Asam Amino
Protein adalah sekelompok senyawa organik yang nyaris keseluruhannya terdiri atas
karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Protein biasanya suatu polimer yang
tersusun atas banyak subunit (monomer) yang dikenal sebagai asam amino. (Fried
dan Hademenos, 2006). Protein merupakan makromolekul yang paling melimpah di
dalam sel dan menyusun lebih dari setengah berat kering pada semua organisme.
Sebagai makro molekul, protein merupakan senyawa organik yang mempunyai berat
molekul tinggi dan berkisar antara beberapa ribu sampai jutaan dan tersusun dari C,
H, O dan N serta unsur lainnya seperti S yang membentuk asam-asam amino. Semua
protein pada semua makhluk, dibangun oleh oleh susunan dasar yang sama, yaitu 20
macam asam amino baku yang molekulnya sendiri tidak mempunyai aktivitas
biologis sedang protein sebagai enzim dan hormon mempunyai fungsi khusus.
Disamping itu protein dapat berfungsi sebagai pembangun struktur, sumber energi,
penyangga racun, pengatur pH dan bahkan sebagai pembawa sifat turunan dari
generasi ke generasi (Patong, dkk., 2012).
2. StrukturUmumAsam Amino
Asam amino yang biasanya ditemukan dalam protein menunjukkan struktur sebagai
berikut (Fried dan Hademenos, 2006)
Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat gugus:
gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H), dan satu gugus
sisa (R, dari residue) atau disebut juga gugus atau rantai samping yang membedakan
satu asam amino dengan asam amino lainnya. Atom C pusat tersebut dinamai atom
C ("C-alfa") sesuai dengan penamaan senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C
yang berikatan langsung dengan gugus karboksil. Oleh karena gugus amina juga
terikat pada atom C ini, senyawa tersebut merupakan asam -amino. Asam amino
Triptofan, Treonin, dan Lisin. Asam amino essensial ini tidak bisa disintesis sendiri
oleh tubuh manusia sehingga harus didapatkan dari luar seperti makanan dan zat
nutrisi lainnya (Samadi, 2012).
Pembagian tingkat organisasi struktur protein ada empat kelas yakni struktur
primer, struktur sekunder, dan struktur tersier. Sedangkan klasifikasi protein dibagi
berdasarkan sifat biologisnya, berdasarkan sifat kelarutannya dan gugus prostetiknya
(Katili, 2009). Pada struktur primer ini ikatan antar asam amino hanya ikatan peptida
(ikatan kovalen). Struktur ini dapat digambarkan sebagai rumus bangun yang biasa
ditulis untuk senyawa organik. Pada ikatan ini tidak terdapat ikatan atau kekuatan
lain yang menghubungkan asam amino dengan satu dan lainnya. Pada struktrur
sekunder dimana rantai asam amino bukan hanya dihubungkan oleh ikatan peptida
tetapi juga diperkuat oleh ikatan hidrogen. Karena ikatan peptida adalah planar maka
dalam satu molekul protein dapat berotasi hanya C-N dan C-C terhadap sumbu
(struktur primer), sehingga memungkinkan suatu protein yang disebut -heliks.
Struktur tersier terbentuk karena terjadinya pelipatan (folding) rantai -heliks,
konformasi , maupun gulungan rambang suatu polipeptida, membentuk protein
globular, yang struktur tiga dimensinya lebih rumit daripada protein serabut. Struktur
kuartener terbentuk dari beberapa bentuk tersier dan bisa terdiri dari promoter yang
sama atau yang berlainan. Agregasi dari banyak polipeptida dapat membentuk sebuah
protein tunggal yang fungsional (Patong, dkk., 2012).
HASIL
Tabel 1 Uji Millon
Larutan
Gelatin 1%
Hasil
Gambar
Keterangan
Bening/Tidak
Berwarna
Kasein 1%
Bening/Tidak
Berwarna
Fenol 1%
Bening/Tidak
Berwarna
Pepton 1%
Bening/Tidak
Berwarna
Gelatin
1%
Kasein
1%
Urea 1%
Pepton
1%
Hasil
Gambar
Keterangan
Hasil
Gambar
Keterangan
Gelatin 1%
Kasein 1%
Bening/Tidak Berwarna
Pepton 1%
Bening/Tidak Berwarna
Bening/Tidak Berwarna
Hasil
Gelatin 1%
Kasein 1%
Urea 1%
Pepton 1%
Gambar
Keterangan
Kuning
Kuning
Kuning
+
Kuning
Hasil
Gelatin 1%
Kasein 1%
Gambar
Keterangan
Biru
Urea
Pepton 1%
Biru
Hasil
Warna
Albumin 2%
Gelatin 2%
Larutan tidakberwarna
Kasein2%
Pepton 2%
Keterangan :
(+)
: adatriptofan
(-)
: Tidakadatriptofan
Pembahasan
Uji Millon
Preaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat,
bila direaksikan dengan senyawa yang mengandung fenol akan terjadi endapan
berwarna putih dan setelah dipanaskan berubah warna menjadi merah. Gugus fenol
pada tirosin ini akan ternitrasi membentuk garam merkuri dengan pereaksi millon
yang akan membentuk kompleks berwarna merah (Poedjiadi 2007). Larutan fenol
yang berfungsi sebagai kontrol seharusnya mengalami perubahan warna menjadi
merah dan terbentuk endapan kuning, namun semua larutan bereaksi negative
terhadap preaksi Millon. Hasil menunjukkan bahwa larutan kasein bereaksi negatif
dengan uji Millon, sedangkan menurut Sajuthi Dondiet et al(2010) kasein merupakan
protein yang paling banyak mengandung asam amino tirosi, begitupula dengan
larutan pepton, gelatin dan albumin menunjukkan hasil negatif terhadap preaksi
Millon.Namun hasil praktikum ini didapatkan warna bening dengan cincin berwarna
orange pada larutan pepton, gelatin,fenol. tersebut. Hal ini, dikarenakan keadaan
larutan yang rusak dan terkontaminasi, sehingga hasil yang didapat kurang maksimal.
Pada larutan kasein sama sekali tidak terjadi perubahan warna.
Tirosin merupakan gugus R dari asam amino polar yang larut dalam air atau
lebih hidrofilik dibandingkan dengan asam amino nonpolar, karena golongan ini
mengandung gugus fungsional yang mengikat ikatan hydrogen dengan air. Bentuk
yang umum adalah L-tirosin (S-tirosin), yang juga ditemukan dalam tiga isomer
struktur: para, meta, dan orto (Lehninger 1982). Tirosin dalam bentuk tirosina,
memiliki peran kunci dalam pengaktifan beberapaenzim tertentu melalui proses
fosforilasi (membentuk fosfotirosina) pada transduksi signal. Bagi manusia, tirosina
merupakan
dan
triiodotironin
yang
dibentuk
dikelenjar tiroid, pigmen kulit melanin, dan dopamin, norepinefrin dan epinefrin
(Winarno FG 2004).
Uji Ninhidrin
Pada uji Ninhidrin digunakan untuk menguji adanya gugus karboksil dan gugus
amino bebas. Pada praktikum yang dilakukan didapat hasil, pada larutan pepton
didapat cincin berwarna ungu sedangakan larutan gelatin dan kasein hanya terdapat
cincin menunjukkan hasil negatif pada preaksi Ninhidrin. Hal ini dapat terjadi karena
kerusakan pada bahan coba dan terkontaminasi oleh bahan lain. Proses pemanasan
dan penabahan preaksi juga dapat mempengaruhi keberhasilan dari percobaan.
Seharusnya semua larutan uji positif mengandung asam amino bebas.
Adanya kandungan gugus karboksil (COOH) dan amino bebas (NH3) pada
sampel protein tersebut ditunjukkan dengan perubahan warna sampel menjadi biru
muda. Semakin banyak ninhidrin pada zat uji yang dapat bereaksi, semakin pekat
warnanya. Pemanasan yang dilakukan pada tiap uji percobaan bertujuan untuk
koagulasi protein sehingga tidak dapat larut dalam air dan terbentuknya endapan.
Uji Belerang
Pada uji Belerang dalam larutan basa, yang berasal dari sistein akan bereaksi
dengan PB-asetat membentuk garam PbS yang berwarna hitam.Sistein merupakan
asam amino yang mengandung atom S pada molekulnya. Reaksi Pb-asetat dengan
asam-asam amino tersebut akan membentuk endapan berwarna gelap, yaitu garam
PbS. Penambahan NaOH dalam percobaan ini adalah untuk mendenaturasikan
protein sehingga ikatan yang menghubungkan atom S dapat terputus oleh Pb-asetat
membentuk PbS, sedangkan Pb berfungsi sebagai donor Pb+ (Girindra 1986). Hasil
praktikum yaitu samasekali tidak terjadi perubahan warna pada larutan
pepton,gelatin, dan kasein. Hasil yang didapat negatif, tidak satupun bahan
mengalami berubahan warna. Hal ini, dapat terjadi karena kondisi larutan yang
sudah rusak, pemanasan, serta kontaminasi dari bahan lain.
Ikatan disulfida merupakan jenis ikatan kovalen lain yang dimiliki oleh
peptida dan asam amino dalam protein (Hart 2003). Sistein merupakan asam amino
yang mengandung atom S pada molekulnya. Reaksi Pb-asetat dengan asam-asam
amino tersebut akan membentuk endapan berwarna gelap, yaitu garam PbS.
Penambahan NaOH dalam percobaan ini adalah untuk mendenaturasikan protein
sehingga ikatan yang menghubungkan atom S dapat terputus oleh Pb-asetat
membentuk PbS, sedangkan Pb berfungsi sebagai donor Pb + (Girindra 1986). Hasil
percobaan menunjukkan bahwa hanya sampel albumin 0.02% yang membentuk
endapan PbS, sehingga dapat disimpulkan bahwa larutan tersebut mengandung asam
amino yang rantainya samping mempunyai senyawa belerang.
Ujibelerang
Sistein merupakan asam amino non esensial bagi manusia yang memiliki
atom S, bersama-sama dengan metionin, karena memiliki atom S, sisteina menjadi
sumber utama dalam sintesis senyawa-senyawa biologis lain yang mengandung
belerang.
Sisteina
dan
menentukan konformasi
metionin
protein karena
pada
protein
adanya ikatan
juga
berperan
dalam
hidrogen pada
gugus
tiol.Sumber utama sisteina pada makanan adalah cabai, bawang putih, bawang
bombay,brokoli, haver, dan inti bulir gandum (embrio). L-sistein juga diproduksi
secara
industri
(ArbiantoPurwo 1993).
Uji Xantoproteat
Pada uji Xantoproteat , warna yang terbentuk dalam uji ini disebabkan oleh
nitrasi inti benzena oleh asam nitrat pekat. Reaksi ini menghasilkan turunan nitro
benzena berwarna kuning tua. Penambahan basa akan mengubah warna tersebut
menjadi orange. Uji ini menjadi khas untuk asam-asam amino yang mengandung inti
benzena. Hasil yang didapat dari praktikum ini ialah semua bahan berwana kuning
tua dan menunjukkan hasil positif. Pada gelatin, pepton, urea, kasein didapat hasil
positif mengandung inti benzena.Fungsi penambahan HNO3 adalah sebagai
penyebab terjadinya reaksi nitrasi karena inti benzena dari asam amino akan
yang mengandung unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), dan nitrogen (N) dan
merupakan hasil reaksi antara dua senyawa urea (CO(NH2) 2). Dalam suasana basa
(penambahanNaOH), ion Cu2+ yang berasal dari
bereaksi dengan gugus CO dan NH dari rantai peptida yang menyusun protein
membentuk kompleks berwarna violet (Fessenden & Fessenden 1997).
UjiHopskin-Cole
Uji Hopkins-Cole digunakan untuk menunjukan inti indol asam amino
triptofan yang ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna ungu pada sampel
percobaan. Pereaksi Hopkins-Cole mengandung asam glioksilat. Prinsip uji HopkinsCole adalah kondensasi inti indol dengan aldehid jika terdapat asam kuat yang
menyebabkan terbentuknya cincin ungu pada bidang batas. Reaksiter sebut
hanyaakan berhasil jika ada oksidatorkuat, seperti senyawa H2SO4 yang digunakan
pada percobaan ini. Fungsi penambahan asam sulfat ini adalah sebagai oksidator agar
terbentuk cincin ungu pada larutan sampel (Poedjiadi 2007).
Kesimpulan
Uji Millon untuk menguji adanya garam merkuri dan ion merkuro dalam
asam nitrat asam nitrit.Uji Hopskin cole untuk menyusun BSA (Bofin serum
Albumin), Perkusor hormone Auksin, Perkusor Senotonin. Uji Ninhidrin befungsi
untuk mengindetifikasikan ada tidaknya semua jenis asam amino bebas. Uji Belerang
berfungsi untuk melihat adanya pb asetat yg berfungsi sebagai penyusun rambut,
banyak
terdapat
pada
rambut
kriting.Uji
Xantoproteat,
berfungsi
untuk
mengindentifikasikan inti benzene oleh asam nitrat pekat, Uji Biuret Berfungsi untuk
menentukan ikatan peptida.
Daftar Pustaka
Fried, G. H. dan Hademenos, G. J., 2006, Schaums Outlines Biologi Edisi Kedua,
Penerbit Eralangga, Jakarta.
Katili,
A.
S.,
2009,
Struktur
dan
Fungsi
Protein
(http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JPI/article/view/587),
Kolagen
Jurnal
(online),
Penelitian,
Kuchel, P. dan Ralston G. B., 2006, Biokimia Schaums Easy Outlines, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Patong, A.R., dkk., 2012, Biokimia Dasar, Lembah Harapan Press, Makassar.
Samadi, 2012, Konsep Ideal Protein (Asam Amino) Fokus pada Ternak Ayam
Pedaging
(online),
(http://jurnal.unsyiah.ac.id/agripet/article/view/202),
Jurnal Penelitian, Vol: 12 (2), Hal : 42-48, Universitas Syiah Kuala, Banda
Aceh.
Pr Sajuthi Dondinet al . 2010, Purifikasi dan Pencirian Enzim Protease Fibrinolitik
dari Ekstrak Jamur Merang.Jurnal MakaraSains. 14 (2) :145-140