Anda di halaman 1dari 92

SEBUAH KEMITRAAN GLOBAL YANG BARU:

HAPUSKAN KEMISKINAN DAN TRANSFORMASIKAN


EKONOMI MELALUI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Laporan Panel Tingkat Tinggi Para Tokoh Terkemuka tentang Agenda


Pembangunan Pasca-2015

halaman ini sengaja dikosongkan

New York, 25 September 2012


Pertemuan Pertama Panel di New York untuk mendiskusikan kerangka
kerja Panel dan struktur pertemuan selama sembilan bulan ke depan.

New York, 30 Mei 2013


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyerahkan Laporan kepada Sekretaris-Jenderal PBB
Ban Ki-moon setelah selesai memimpin Rapat HLPEP Kelima pada tanggal 29 Mei 2013

Penerjemahan Laporan HLPEP dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia dilakukan oleh Komite Nasional Perumusan Agenda dan
Visi Pembangunan Pasca Tujuan-Tujuan Pembangunan Milenium Tahun 2015 (Komnas APP 2015) dengan dukungan dari United
Nations Office for REDD+ Coordination in Indonesia (UNORCID). Walaupun segala upaya telah dilakukan untuk memastikan
bahwa versi bahasa Indonesia ini mewakili isi dari HLPEP versi bahasa Inggris, harap diingat bahwa versi bahasa Inggris yang
dikeluarkan pada 30 Mei adalah versi yang resmi. Silahkan merujuk pada HLPEP versi bahasa Inggris sebagai pedoman ketika
dibutuhkan.

SEBUAH KEMITRAAN GLOBAL YANG BARU:


HAPUSKAN KEMISKINAN DAN TRANSFORMASIKAN EKONOMI MELALUI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Copyright2013, United Nations
All rights reserved
Semua pertanyaan tentang hak dan izin, termasuk hak-hak tambahan, harus dialamatkan ke:
United Nations Publications, 300 E 42nd Street, New York, NY 10017
email: publications@un.org
web: un.org/publications
Catatan: Para anggota Panel bisa tidak sepenuhnya bersepakat terhadap setiap butir dan detil khusus dari laporan ini, namun
mereka semua mendukung laporan ini

POST-2015

SURAT OLEH KETUA BERSAMA PANEL TINGKAT TINGGI PARA


TOKOH TERKEMUKA TENTANG AGENDA PEMBANGUNAN
PASCA-2015
30 Mei 2013
Sekretaris Jenderal,
Pada bulan Juli 2012 Anda menugaskan kami untuk bersama-sama mengetuai panel yang beranggotakan dua puluh tujuh orang
guna menyusun rekomendasi bagi Anda tentang agenda pembangunan setelah tahun 2015. Kami harap laporan kami tegas dan
praktis. Kami telah berkonsultasi secara luas, di setiap kawasan dan mencakup banyak sektor, termasuk langsung mendengarkan
suara dan prioritas rakyat miskin. Kami sangat berterima kasih atas dukungan berharga yang diberikan kepada kami oleh
sekretariat Panel yang dipimpin oleh Dr Homi Kharas dan sangat terbantu dengan konsultasi di tingkat regional nasional dan
konsultasi bertema yang diselenggarakan oleh Badan PBB dan negara-negara anggota.
Panel kami bekerja dengan semangat kerjasama yang sangat positif. Melalui perdebatan kuat dan penuh semangat kami belajar
banyak dari satu sama lain. Kami mengirimkan rekomendasi kepada Anda dengan perasaan optimisme yang besar bahwa
transformasi untuk mengakhiri kemiskinan melalui pembangunan berkelanjutan mungkin untuk dilakukan pada generasi kita.
Kami menguraikan lima pergeseran transformasional, yang berlaku baik bagi negara-negara maju maupun negara-negara
berkembang, termasuk Kemitraan Global baru sebagai dasar untuk satu agenda pasca-2015 universal yang akan mencapai visi
ini demi kepentingan kemanusiaan.
Laporan kami memberikan contoh tentang bagaimana tujuan baru dan target terukur dapat dibingkai sebagai hasil dari
pergeseran-pergeseran transformatif ini. Daftar ini lebih berupa ilustrasi dan bukanlah resep jadi. Walaupun tentunya ada
berbagai pandangan yang berbeda dalam panel ini tentang penggunaan kata-kata tujuan atau target ilustratif tertentu, kami
bersepakat bahwa laporan kami akan dianggap ingin, tanpa upaya khusus bersama, mendemonstrasikan bagaimana agenda
yang jelas dan sederhana berdasarkan MDG dan proses Rio+20 dapat diuraikan. Kami harap hal ini akan merangsang perdebatan
tentang penetapan prioritas yang akan dibutuhkan jika masyarakat internasional akan menyepakati kerangka pembangunan
yang baru sebelum berakhirnya Tujuan-Tujuan Pembangunan Milenium (MDG).

Hormat kami,

Dr. Susilo Bambang Yudhoyono

Ellen Johnson Sirleaf

David Cameron

halaman ini sengaja dikosongkan

POST-2015

UCAPAN TERIMA KASIH


Anggota Panel Tingkat Tinggi Para Tokoh Terkemuka tentang Agenda Pembangunan Pasca-2015
yang diberi amanah oleh Sekretaris Jenderal ingin memberikan penghargaan sedalam-dalamnya
kepada Pemerintah, organisasi, lembaga, entitas Perserikatan Bangsa-Bangsa dan perorangan
yang memberikan sudut pandang berharga, gagasan dan dukungan selama berjalannya kerja
Panel.
Panel ini mengucapkan rasa terima kasihnya yang tulus atas kontribusi keuangan dan barang/jasa
yang diterima dari Pemerintah Kolombia, Pemerintah Denmark, Pemerintah Jerman, Pemerintah
Indonesia, Pemerintah Jepang, Pemerintah Liberia, Pemerintah Meksiko, Pemerintah Belanda,
Pemerintah Swedia, Pemerintah Inggris, Pemerintah Amerika Serikat, serta dari Ford Foundation,
Havas, dan Hewlett Foundation.
Musyawarah Panel ini memanfaatkan informasi dari proses konsultasi yang dilaksanakan oleh
Perserikatan Bangsa-Bangsa, sebagaimana arahan Sekretaris Jenderal dalam kerangka acuan
kerja kami. Hal ini meliputi konsultasi di tingkat nasional dan konsultasi tematik di tingkat global
dengan dukungan dari United Nations Development Group (UNDG), konsultasi tingkat regional yang
dilaksanakan oleh Komisi Regional, konsultasi dengan badan-badan usaha di seluruh belahan
dunia dengan panduan dari UN Global Compact, dan pandangan-pandangan dari komunitas
ilmiah dan akademisi sebagaimana yang disampaikan melalui Jaringan Solusi Pembangunan
Berkelanjutan (Sustainable Development Solutions Network, SDSN). Kami berterima kasih atas
masukan yang diberikan oleh konsultasi-konsultasi ekstensif ini.

Panel ini juga ingin berterima kasih kepada anggota-anggota lebih dari 5000 organisasi
masyarakat sipil dan 250 eksekutif tertinggi (CEO) perusahaan-perusahaan besar yang membagi
gagasan dan pandangan mereka yang berharga selama seri konsultasi, baik secara langsung
maupun secara daring (online).
Kami berterima kasih kepada semua yang memberikan ikhtisar kebijakan, penelitian dan
masukan untuk proses ini, yang daftar lengkapnya dapat dilihat di www.post2015hlp.org.
Anggota panel ingin mengekspresikan penghargaan mereka yang tulus atas dedikasi dan
ketegasan intelektual sekretariat Panel (tercantum dalam Lampiran VI), yang dipimpin oleh Dr.
Homi Kharas, dan kepada lembaga-lembaga yang telah mengijinkan mereka untuk melaksanakan
tugas mendukung Panel ini. Mereka memberikan penghargaan kepada penasihat mereka atas
dukungan dan dedikasi yang diberikan selama pengembangan laporan ini.
Semua kontribusi dan dukungan ini diakui dan dihargai dengan penuh rasa terima kasih.

halaman ini sengaja dikosongkan

POST-2015

RINGKASAN EKSEKUTIF
Visi dan tanggung jawab kita adalah untuk mengakhiri kemiskinan ekstrem dalam segala
bentuknya dalam konteks pembangunan berkelanjutan dan meletakkan dasar-dasar kesejahteraan
yang berkesinambungan bagi semua.1
Panel ini bersatu dalam semangat optimisme dan rasa hormat yang dalam terhadap TujuanTujuan Pembangunan Milenium (MDGs). Tiga belas tahun sejak milenium ini menjadi saksi
pengurangan kemiskinan tercepat dalam sejarah manusia: orang yang hidup di bawah garis
kemiskinan internasional, yaitu $1,25 per hari, berkurang setengah miliar. Laju kematian anak
turun lebih dari 30%, dengan sekitar tiga juta jiwa anak terselamatkan setiap tahun dibandingkan
tahun 2000. Kematian akibat malaria turun hingga seperempatnya. Kemajuan ini didorong oleh
adanya pertumbuhan ekonomi, kebijakan yang lebih baik, dan komitmen global terhadap MDGs,
yang memicu seruan inspiratif di seluruh dunia.
Mengingat keberhasilan luar biasa ini, membongkar MDGs dan mulai kembali dari awal, akan
menjadi sebuah kesalahan. Seperti yang disepakati oleh para pemimpin dunia di Rio pada tahun
2012, sasaran dan target baru perlu dilengkapi dengan informasi dasar sehubungan dengan HAM
universal, dan menyelesaikan kerja yang telah dimulai oleh MDGs. Dalam hal ini yang terpenting
adalah penghapusan kemiskinan ekstrem dari muka bumi ini menjelang 2030. Ini merupakan
sesuatu yang sudah dijanjikan para pemimpin berulang kali sepanjang sejarah. Kini, hal ini benarbenar dapat dilakukan.
Oleh karena itu, agenda pembangunan yang baru harus meneruskan semangat Deklarasi
Milenium dan hal-hal terbaik dari MDGs, dengan fokus praktis pada isu-isu seperti kemiskinan,
kelaparan, air, sanitasi, pendidikan dan pelayanan kesehatan. Namun, guna mencapai visi kita
untuk mendorong pembangunan berkelanjutan, kita harus mengupayakan lebih dari MDGs.
Fokus MDGs kurang menjangkaua mereka yang paling miskin dan terkucil. MDGs tidak menjawab
persoalan dari dampak yang parah akibat konflik dan kekerasan dalam pembangunan. Pentingnya
pengembangan tata kelola dan lembaga yang baik yang menjamin berlakunya prinsip hukum,
kebebasan berbicara serta pemerintahan yang terbuka dan akuntabel tidak dicakup dalam
MDGs, begitu pula dengan perlunya pertumbuhan inklusif untuk menyediakan lapangan kerja.
Yang paling utama, kekurangan dari MDGs adalah tidak mengintegrasikan aspek ekonomi,
sosial dan lingkungan dalam pembangunan berkelanjutan sebagaimana yang dimaksudkan
dalam Deklarasi Milenium, dan tidak mendorong perlunya pola konsumsi dan produksi yang
berkelanjutan. Hasilnya adalah bahwa isu-isu lingkungan dan pembangunan belum pernah
dipertemukan secara memadai. Banyak pihak bekerja keras tetapi seringkali sendiri-sendiri
menangani masalah-masalah yang saling terkait.
Oleh karena itu, Panel memberikan beberapa pertanyaan sederhana: mulai dengan MDGs saat
ini, apa yang harus dipertahankan, apa yang harus diubah, dan apa yang harus ditambahkan.
Mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kami mendengarkan pandangan-pandangan
dari perempuan dan laki-laki, anak-anak muda, anggota parlemen, organisasi masyarakat sipil,
masyarakat adat dan komunitas lokal, migran, pakar, sektor bisnis, serikat buruh dan pemerintah.
Yang terpenting, kami mendengarkan langsung suara ratusan ribu orang dari seluruh belahan
dunia, dalam pertemuan tatap muka serta melalui survei, wawancara dengan masyarakat, dan
pengambilan suara melalui telepon genggam dan internet.
Kami mempertimbangkan perubahan besar di dunia sejak tahun 2000 dan perubahan yang
mungkin akan terjadi pada tahun 2030. Ada satu miliar orang lebih banyak saat ini, dengan
jumlah penduduk dunia tujuh miliar, dan diperkirakan bertambah satu miliar lagi pada tahun
2030. Lebih dari setengahnya kini tinggal di daerah-daerah perkotaan. Investasi swasta di
negara-negara berkembang saat ini mengerdilkan aliran bantuan. Jumlah pelanggan telepon
genggam naik dari kurang dari satu miliar menjadi lebih dari enam miliar. Berkat internet,
1

Monrovia Communique of the High Level Panel, 1 Februari 2013, http://www.post2015hlp.org/wp-content/


uploads/2013/02/Monrovia-Communique-1-February-2013.pdf

RINGKASAN EKSEKUTIF

mencari peluang usaha atau informasi dari belahan dunia


lain merupakan hal yang umum bagi banyak orang sekarang.
Namun, ketimpangan tetap ada dan peluang tidak terbuka
bagi semua orang. 1,2 miliar rakyat termiskin mengkonsumsi
hanya 1 persen dari total konsumsi dunia sementara satu
miliar terkaya mengkonsumsi 72 persen.
Dari semuanya, ada kecenderungan yang paling penting
perubahan iklim yang akan menentukan apakah kita dapat
mencapai ambisi kita atau tidak. Bukti-bukti ilmiah ancaman
langsung dari perubahan iklim semakin banyak. Penekanan
pola produksi dan konsumsi yang tidak berkelanjutan
menjadi semakin jelas, dalam bidang-bidang seperti
deforestasi, kelangkaan air, limbah makanan, dan emisi
karbon yang tinggi. Kerugian dari bencana alamtermasuk
kekeringan, banjir, dan angin topan meningkat dengan laju
yang mengkhawatirkan. Rakyat yang hidup dalam kemiskinan
adalah mereka yang pertama akan menderita dari perubahan
iklim. Biaya untuk bertindak sekarang akan jauh lebih rendah
dibandingkan biaya untuk menangani akibatnya nanti.
Memikirkan
dan
memperdebatkan
kecenderungankecenderungan dan isu-isu sekaligus, para Panelis telah
melewati penjelajahan yang panjang.
Pada pertemuan pertama kami di New York, Sekretaris
Jenderal menugaskan kami untuk menghasilkan visi yang
tegas namun praktis untuk pembangunan pasca-2015. Di
London, kami berdiskusi tentang kemiskinan rumah tangga:
realitas hidup sehari-hari yang merupakan bagian dari
kelangsungan hidup. Kami mempertimbangkan banyaknya
dimensi kemiskinan, yang meliputi kesehatan, pendidikan
dan pencaharian, serta tuntutan atas lebih tegaknya keadilan,
akuntabilitas yang lebih baik, dan pengakhiran kekerasan
terhadap perempuan. Kami juga mendengarkan kisahkisah inspiratif tentang bagaimana individu dan masyarakat
berupaya meningkatkan kesejahteraan.
Di Monrovia, kami berbicara tentang transformasi ekonomi
dan dasar-dasar yang dibutuhkan bagi pertumbuhan yang
menghasilkan inklusi sosial dan penghormatan terhadap
lingkungan: bagaimana mengasah kecerdikan dan dinamika
bisnis demi pembangunan berkelanjutan. Dan kami melihat
secara langsung kemajuan luar biasa yang dapat dicapai saat
sebuah negara yang pernah diporakporandakan oleh konflik
mampu membangun kembali perdamaian dan keamanan.
Di Bali, kami menyepakati pentingnya semangat baru untuk
memandu sebuah kemitraan global bagi agenda yang
berpusat-pada-manusia dan peka-bumi (people-centred and
planet-sensitive), berdasar pada prinsip-prinsip kemanusiaan.
Kami bersepakat untuk mendorong negara-negara maju
untuk memenuhi apa yang sudah mereka janjikan dengan
menghormati komitmen bantuan mereka, tetapi juga
dengan mereformasi kebijakan perdagangan, pajak dan
transparansi mereka, dengan memberikan perhatian lebih
pada pengaturan pasar keuangan dan komoditas global
yang lebih baik dan dengan memimpin jalan menuju
pembangunan berkelanjutan. Kami bersepakat bahwa

negara-negara berkembang telah berbuat banyak untuk


mendanai pembangunan di negara mereka sendiri, dan
akan dapat berbuat lebih dengan naiknya pendapatan. Kami
juga menyepakati perlunya mengelola pola konsumsi dan
produksi dunia dengan cara yang lebih berkelanjutan dan
berkeadilan. Yang terpenting, kami sepakat bahwa sebuah visi
baru ini harus bersifat universal: memberikan harapan tetapi
juga tanggung jawab kepada setiap pihak di dunia ini.
Pertemuan-pertemuan
dan
konsultasi-konsultasi
ini
membuat kami bersemangat, terinspirasi dan yakin tentang
perlunya paradigma baru. Dalam pandangan kami, businessas-usual bukanlah pilihan. Kami menyimpulkan bahwa agenda
pasca-2015 merupakan agenda universal. Agenda ini perlu
didorong oleh lima pergeseran transformasi besar:
1. Tidak meninggalkan siapapun. Kita harus tetap yakin
pada janji awal MDG, dan sekarang menyelesaikan tugas
itu. Setelah 2015 kita harus beralih dari mengurangi ke
mengakhiri kemiskinan ekstrem, dalam segala bentuknya.
Kita harus memastikan bahwa tidak seorang pun terlepas
dari etnis, jenis kelamin, wilayah geografi, keterbatasan fisik,
ras atau status lainnya ditolak pemenuhan HAM universal
dan kesempatan ekonomi dasarnya. Kita harus merancang
sasaran yang berfokus pada penjangkauan kelompokkelompok terkucil, misalnya dengan memastikan kita
menelusuri kemajuan di semua tingkat pendapatan, dan
dengan memberikan perlindungan sosial untuk membantu
masyarakat membangun daya tahan terhadap ketidakpastian
dalam hidup. Kita dapat menjadi generasi pertama dalam
sejarah manusia yang mengakhiri kelaparan dan menjamin
bahwa setiap orang mencapai standar kesejahteraan dasar.
Tidak boleh ada alasan. Ini adalah agenda universal, dan
setiap orang harus menerima bagian tanggung jawab mereka
masing-masing.
2. Menempatkan pembangunan berkelanjutan sebagai
inti. Selama dua puluh tahun, masyarakat internasional
bercita-cita untuk memadukan dimensi sosial, ekonomi dan
lingkungan dari keberlanjutan, tetapi belum ada satu pun
negara yang berhasil melakukannya. Kita harus bertindak
sekarang untuk menghentikan laju perubahan iklim dan
degradasi lingkungan yang berada pada tingkat yang
mengkhawatirkan, yang menjadi ancaman yang belum
pernah ada sebelumnya terhadap umat manusia. Kita harus
melaksanakan lebih banyak inklusi sosial. Ini merupakan
tantangan universal, bagi setiap negara dan setiap orang di
muka bumi. Hal ini akan membutuhkan perubahan struktural,
dengan solusi baru, dan akan memberikan kesempatan
baru. Negara-negara maju memiliki peran khusus yang harus
dimainkan, mengembangkan teknologi baru dan membuat
kemajuan tercepat dalam menurunkan konsumsi yang
tidak berkelanjutan. Banyak perusahaan terbesar di dunia
sudah memulai transformasi menuju ekonomi-hijau (green
economy) dalam konteks pembangunan berkelanjutan dan
pemberantasan kemiskinan. Hanya dengan memobilisasi
aksi sosial, ekonomi dan lingkungan secara bersama-sama,
kita dapat memberantas tuntas kemiskinan dan memenuhi
aspirasi delapan miliar orang pada tahun 2030.

POST-2015

3. Mentransformasikan ekonomi untuk lapangan kerja dan


pertumbuhan inklusif. Kami menyerukan perlunya lompatan
dalam melahirkan kesempatan ekonomi transformasi ekonomi
untuk mengakhiri kemiskinan ekstrem dan meningkatkan
taraf hidup. Hal ini berarti pergeseran cepat ke pola konsumsi
dan produksi yang berkelanjutanmemanfaatkan inovasi,
teknologi, dan potensi sektor swasta untuk menciptakan nilai
lebih dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan dan
inklusif. Ekonomi yang terdiversifikasi, dengan kesempatan
yang setara bagi semua pihak, dapat menciptakan dinamika
yang menciptakan lapangan kerja dan pencaharian, terutama
bagi anak-anak muda dan perempuan. Ini merupakan
tantangan bagi setiap negara di bumi ini: untuk menjamin
adanya lapangan kerja yang baik ketika sedang beralih
ke pola kerja dan hidup yang berkelanjutan yang akan
dibutuhkan di dunia dengan sumber daya alam yang terbatas.
Kita harus menjamin bahwa setiap pihak memiliki apa yang
mereka butuhkan untuk tumbuh dan sejahtera, termasuk
akses terhadap pendidikan dan keahlian yang berkualitas,
pelayanan kesehatan, air bersih, listrik, telekomunikasi dan
transportasi. Kita harus mempermudah mereka yang ingin
berinvestasi, memulai usaha dan berdagang. Dan kita dapat
berbuat lebih untuk memanfaatkan urbanisasi yang cepat:
daerah-daerah perkotaan merupakan mesin usaha dan inovasi
dunia. Dengan manajemen yang baik mesin-mesin ini dapat
memberikan lapangan kerja, harapan dan pertumbuhan,
sementara membina keberlanjutan.
4. Membangun perdamaian dan kelembagaan yang efektif,
terbuka dan akuntabel. Bebas dari rasa takut, konflik dan
kekerasan merupakan Hak Azazi Manusia (HAM) yang
paling mendasar, dan pondasi yang sangat penting dalam
membangun masyarakat yang damai dan sejahtera. Di saat
yang sama, masyarakat dunia terlalu berharap pemerintah
mereka jujur, akuntabel, dan tanggap terhadap kebutuhan
mereka. Kita membutuhkan pergeseran mendasar untuk
mengakui perdamaian dan pemerintahan yang baik sebagai
unsur pokok kesejahteraan, bukan pelengkap. Ini merupakan
agenda universal bagi semua negara. Institusi-institusi
yang tanggap dan sah harus mendorong prinsip negara
hukum, hak kepemilikan, kebebasan berbicara dan media
massa, pilihan politik terbuka, akses terhadap keadilan, dan
pemerintah dan kelembagaan publik yang akuntabel. Kita
membutuhkan revolusi transparansi, sehingga warga dapat
melihat dengan tepat di mana dan bagaimana pajak, bantuan
dan pendapatan dari industri ekstraktif dibelanjakan. Ini
semua merupakan sasaran akhir sekaligus sarana.
5. Membangun sebuah kemitraan global yang baru. Pergeseran
transformasi yang paling penting mungkin adalah pergeseran
menuju semangat solidaritas, kerjasama, dan akuntabilitas
yang harus melandasi agenda pasca-2015. Sebuah kemitraan
yang baru ini harus didasarkan pada pemahaman bersama
tentang rasa kemanusiaan kita, yang mendukung rasa hormat
dan kemanfaatan bersama di dunia yang terasa makin kecil
ini. Kemitraan ini harus melibatkan pemerintah dan pihakpihak lainnya: rakyat yang hidup dalam kemiskinan, mereka
dengan keterbatasan fisik, perempuan, masyarakat sipil dan
masyarakat adat serta komunitas lokal, kelompok-kelompok
yang secara tradisional termarjinalisasi, lembaga-lembaga

multilateral, pemerintah daerah dan pemerintah nasional,


komunitas usaha, akademisi dan filantropi bisnis. Masingmasing bidang prioritas yang diidentifikasikan dalam
agenda pasca-2015 harus didukung oleh kemitraan yang
dinamis. Ini saatnya masyarakat internasional menggunakan
cara kerja yang baru, melampaui agenda bantuan dan
mulai menata instansi mereka sendiri: untuk mempercepat
penurunan angka korupsi, aliran dana ilegal, pencucian uang,
penghindaran pajak, dan kepemilikan aset tersembunyi.
Kita harus memerangi perubahan iklim, memperjuangkan
perdagangan yang bebas dan adil, inovasi, transfer dan difusi
teknologi, serta mendorong stabilitas keuangan. Dan karena
kemitraan ini didasarkan pada prinsip rasa kemanusiaan
dan rasa saling hormat, kemitraan ini juga harus memiliki
semangat baru dan harus sepenuhnya transparan. Setiap
pihak yang terlibat harus sepenuhnya akuntabel.
Dari visi ke aksi. Kami percaya bahwa kelima pergeseran ini
merupakan hal yang tepat, cerdas, dan perlu dilakukan. Tetapi
dampaknya akan tergantung pada bagaimana pergeseranpergeseran ini diterjemahkan ke dalam prioritas dan aksi
spesifik. Kami menyadari bahwa visi ini tidak akan lengkap jika
ia tidak menetapkan serangkaian tujuan dan target ilustratif
untuk memperlihatkan bagaimana pergeseran-pergeseran
transformatif ini dapat diekspresikan dengan tepat dan
terukur. Kerangka ilustratif ini dicantumkan dalam Lampiran
I, dengan penjelasan lebih terperinci dalam Lampiran II. Kami
berharap contoh-contoh ini akan membantu memfokuskan
perhatian dan mendorong perdebatan.
Target yang diusulkan berani, namun praktis. Seperti MDGs,
target ini tidak akan mengikat, tetapi harus dipantau dengan
saksama. Indikator-indikator untuk melacaknya harus bisa
diurai (disaggregated) untuk menjamin tidak seorang pun
terlupakan dan target-target tersebut hanya bisa dianggap
tercapai jika capaiannya mencakup semua kelompok
ekonomi dan sosial yang relevan. Kami merekomendasikan
agar setiap tujuan baru harus dibarengi dengan sistem
pengawasan yang independen dan ketat, dengan kesempatan
yang rutin untuk melaporkan kemajuan dan kekurangan pada
tingkat politik yang tinggi. Kami juga menyerukan adanya
revolusi data untuk pembangunan berkelanjutan, dengan
inisiatif internasional baru untuk meningkatkan kualitas
statistika dan informasi yang tersedia bagi warga masyarakat.
Kita harus aktif memanfaatkan teknologi baru, crowdsourcing
atau metode mencari pemecahan masalah dengan bertanya
langsung kepada khalayak pengguna, dan konektivitas yang
lebih baik untuk memberdayakan rakyat dengan informasi
tentang perkembangan dalam pencapaian target-target
tersebut.
Secara keseluruhan, Panel ini percaya bahwa kelima
pergeseran mendasar ini dapat menghilangkan penghalang
yang menghambat kemajuan rakyat, dan mengakhiri
ketimpangan kesempatan yang membinasakan kehidupan
amat banyak orang di bumi ini. Kelima pergeseran ini, pada
akhirnya, dapat mempertemukan isu sosial, isu ekonomi
dan isu lingkungan dengan cara yang koheren, efektif, dan
berkelanjutan. Yang terpenting, kami berharap mereka dapat
memberikan inspirasi bagi generasi baru agar percaya bahwa
dunia yang lebih baik dapat diraih, dan bertindak untuk
mencapainya.

11

halaman ini sengaja dikosongkan

POST-2015

DAFTAR ISI
Bab 1: Visi dan Kerangka Kerja untuk Agenda Pembangunan Pasca 2015 
Menetapkan Arah Baru 

15
15

Pencapaian Luar Biasa sejak Tahun 2000 

15

Berkonsultasi dengan Masyarakat, Memperoleh Sudut Pandang 

15

Perjalanan Panel 

17

Kesempatan dan Tantangan di Dunia yang Berubah 


Satu Dunia: Satu Agenda Pembangunan Berkelanjutan 

Bab 2: Dari Visi ke Aksi Transformasi Prioritas untuk Agenda Pasca-2015 


Lima Pergeseran Transformasi 

17
19

23
23

1. Tidak Meninggalkan Siapapun 

23

2. Menempatkan Pembangunan Berkelanjutan sebagai Inti 

24

3. Mentransformasikan Ekonomi untuk Lapangan Kerja dan Pertumbuhan Inklusif 

25

4. Membangun Perdamaian dan Kelembagaan yang Efektif, Terbuka dan Akuntabel 

25

5. Membina Sebuah Kemitraan Global yang Baru 

Menjamin Lebih Banyak Pendanaan Jangka Panjang yang Lebih Baik 

Bab 3: Tujuan Ilustratif dan Dampak Global 


Bentuk Agenda Pasca-2015 

Risiko yang Harus Dikelola dalam Agenda Tunggal 


Pembelajaran dari MDG 8 (Kemitraan Global untuk Pembangunan) 

Tujuan Ilustratif 
Menghadapi Isu Lintas Bidang 

Dampak Global Menjelang Tahun 2030 

Bab 4: Pelaksanaan, Akuntabilitas dan Membangun Konsensus 


Melaksanakan Agenda Pasca-2015 

26

29

31
31
32
33

34
35

36

39
39

Menyatukan Tujuan Global dengan Rencana Pembangunan Nasional 

39

Pemantauan Global dan Peninjauan Sesama 

39

Pemangku Kepentingan Bermitra Berdasarkan Tema 

41

Meminta Pertanggungjawaban Mitra 

41

Dibutuhkan: Sebuah Revolusi Data Baru 

42

Bekerjasama dengan Pihak Lain 

42

Membangun Konsensus Politik 

43

Bab 5: Kata-Kata Penutup 

45

Lampiran I: Tujuan dan Target Ilustratif 

47

Lampiran II: Bukti Dampak: Penjelasan Tujuan Ilustratif 

51

Lampiran III: Tujuan, Target dan Indikator: Menggunakan Istilah Umum 

79

Lampiran IV: Kesimpulan dari Upaya Outreach 

81

Lampiran V: Kerangka Acuan Kerja Panel dan Anggota Panel 

87

Lampiran VI: Sekretariat Panel Tingkat Tinggi dan Lembaga-Lembaga Afiliasinya  91

halaman ini sengaja dikosongkan

POST-2015

BAB 1: VISI DAN KERANGKA KERJA UNTUK AGENDA


PEMBANGUNAN PASCA-2015
Menetapkan Arah Baru
Kami, Panel Tingkat Tinggi tentang Agenda Pembangunan pasca-2015, diminta untuk
memberikan rekomendasi yang akan membantu menjawab tantangan global abad ke-21,
didasarkan pada Tujuan-Tujuan Pembangunan Milenium (MDG) dan dengan sasaran untuk
mengakhiri kemiskinan1II
Kami mendiskusikan dua tantangan terbesar yang dihadapi dunia ini bagaimana cara
mengakhiri kemiskinan dan bagaimana cara mempromosikan pembangunan berkelanjutan.
Kami belum menemukan semua jawabannya, tetapi kami percaya tingkat kehidupan miliaran
orang dapat ditingkatkan, dengan cara yang melindungi kekayaan sumber daya alam bumi ini
demi generasi masa depan.
Kemajuan pada skala ini mungkin terjadi, tetapi hanya jika pemerintah (di semua tingkat),
lembaga-lembaga multilateral, bisnis, dan organisasi-organisasi masyarakat sipil bersedia
untuk merubah arah dan menghentikan business-as-usual. Mereka memiliki kesempatan untuk
berkembang dan menjalankan agenda baru: agenda yang langsung menjawab tantangan dunia
modern. Mereka memiliki kesempatan untuk mentransformasikan pemikiran mereka, dan praktik
mereka, untuk memecahkan masalah-masalah yang ada dengan cara kerja yang baru. Mereka
dapat menggabungkan kekuatan, menangani kemiskinan, ekonomi dan lingkungan bersamasama, dan menghasilkan pergeseran paradigma.

Pencapaian Luar Biasa Sejak Tahun 2000


Setelah MDGs diadopsi, puluhan kementerian perencanaan di negara-negara berkembang,
ratusan badan internasional dan ribuan organisasi masyarakat sipil (OMS) bersatu di
belakangnya. Bersama-sama, mereka berkontribusi terhadap pencapaian yang luar biasa:
berkurangnya setengah miliar orang yang hidup dalam kemiskinan ekstrem; sekitar tiga juta
jiwa anak terselamatkan setiap tahun. Empat dari lima anak sekarang mendapatkan vaksinasi
untuk beragam penyakit. Angka kematian ibu menjadi fokus perhatian sebagaimana mestinya.
Kematian akibat malaria turun hingga seperempatnya. Tertular HIV bukan lagi vonis bahwa
mereka yang tertular otomatis akan mati. Pada tahun 2011, 590 juta anak di negara-negara
berkembang berdasarkan catatan masuk SD.
Kemajuan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini didorong oleh gabungan dari pertumbuhan
ekonomi, kebijakan pemerintah, keterlibatan masyarakat sipil dan komitmen dunia terhadap
MDGs.
Mengingat keberhasilan ini, memulai agenda pembangunan yang baru dari awal samasekali
merupakan suatu kesalahan. Ada banyak hal yang belum terselesaikan dari MDGs. Beberapa
negara mencapai banyak hal, tetapi pencapaian di beberapa negara lain, terutama di negaranegara terdampak konflik yang berpendapatan rendah, jauh lebih sedikit. Sepanjang diskusi
kami, kami menyadari ada kesenjangan antara realitas di lapangan dengan target statistik yang
terlacak. Kami menyadari bahwa agenda pembangunan selanjutnya harus didasarkan pada
pengalaman nyata, kisah, gagasan dan solusi dari masyarakat akar rumput (grassroot), dan

bahwa kami, sebagai satu Panel, harus berusaha sebaik-baiknya untuk memahami dunia ini
melalui pandangan mereka dan merefleksikan isu-isu yang akan memberikan perubahan
terhadap kehidupan mereka.

Berkonsultasi dengan Masyarakat, Memperoleh Sudut Pandang


Selama sembilan bulan terakhir, Panel ini telah berbicara dengan semua lapisan masyarakat.
Kami telah membaca hampir seribu pendapat tertulis yang diajukan oleh masyarakat sipil dan
bisnis dari seluruh belahan dunia. Kami telah berkonsultasi dengan para pakar dari organisasi-

15

16

BAB 1: VISI DAN KERANGKA KERJA UNTUK AGENDA PEMBANGUNAN PASCA-2015

organisasi multilateral, pemerintah-pemerintah nasional


dan otorita-otorita setempat. Dengan penuh semangat dan
gairah, kami saling berdebat.
Kami sepakat bahwa agenda pasca-2015 harus mencerminkan
kepedulian masyarakat yang hidup dalam kemiskinan, yang
suaranya seringkali tidak didengar atau bahkan diabaikan.
Untuk mengumpulkan sudut-sudut pandang ini, para
anggota Panel berbicara kepada para petani, masyarakat
adat dan komunitas lokal, para pekerja di sektor informal,
migran, orang-orang cacat, para pemilik usaha kecil, para
pedagang, pemuda dan anak-anak, kelompok-kelompok
perempuan, para lanjut usia, kelompok-kelompok agama
dan keyakinan, serikat buruh dan banyak yang lainnya. Kami
juga mendengarkan pendapat dari akademisi dan para pakar,
politisi dan filsuf.
Seluruhnya, kami mendengarkan suara dan meneliti
rekomendasi tentang tujuan dan target dari lebih dari 5000
organisasi masyarakat sipil mulai dari organisasi-organisasi
akar rumput hingga aliansi-aliansi global yang bekerja
di sekitar 120 negara di seluruh wilayah di dunia. Kami
juga berkonsultasi dengan eksekutif-eksekutif tertinggi
dari 250 perusahaan di 30 negara, dengan pendapatan
tahunan melebihi $8 triliun, akademisi dari negara-negara
berkembang dan negara-negara maju, organisasi-organisasi
non-pemerintah dan pergerakan masyarakat sipil di tingkat
internasional dan lokal, dan anggota-anggota parlemen.
Dalam pertemuan-pertemuan ini, masyarakat yang hidup
dalam kemiskinan memberi tahu kami betapa tidak
berdayanya mereka karena pekerjaan dan pencaharian
mereka dalam keadaan yang tidak pasti. Mereka berkata
mereka merasa khawatir jatuh sakit, dan tiadanya keamanan.
Mereka berbicara tentang ketidakamanan, korupsi, dan
kekerasan di rumah. Mereka berbicara tentang dikucilkan dan
dianiaya oleh lembaga-lembaga masyarakat dan pentingnya
pemerintah yang transparan, terbuka dan tanggap yang
mengakui martabat dan HAM mereka.

anak mudanya memperoleh pendidikan dan keahlian yang


baik, mereka menginginkan akses terhadap pekerjaan yang
layak. Mereka menginginkan kesempatan untuk mengangkat
diri mereka dari kemiskinan. Mereka sangat mengharapkan
bimbingan, pengembangan karier, dan program-program
yang dipimpin oleh anak-anak muda, yang melayani anakanak muda. Anak-anak muda berkata mereka ingin dapat
membuat keputusan terinformasi (informed decision) tentang
kesehatan dan tubuh mereka, untuk sepenuhnya menyadari
kesehatan dan hak seksual dan reproduksi mereka (sexual and
reproductive health and rights, SRHR). Mereka menginginkan
akses terhadap informasi dan teknologi agar mereka dapat
berpartisipasi dalam kehidupan publik bangsa mereka,
terutama memetakan jalan menuju pengembangan ekonomi.
Mereka ingin dapat meminta pertanggungjawaban mereka
yang memang seharusnya bertanggung jawab, memiliki
hak kebebasan berbicara dan berasosiasi dan memantau
penggunaan uang oleh pemerintah mereka.
Perempuan dan anak-anak perempuan, terutama meminta
perlindungan atas hak kepemilikan mereka, akses terhadap
lahan, dan memiliki suara dan berpartisipasi dalam
kehidupan ekonomi dan politik. Mereka juga meminta Panel
untuk berfokus pada upaya mengakhiri kekerasan terhadap
perempuan dan diskriminasi di tempat kerja, di sekolah dan
di muka hukum.

Orang-orang dengan keterbatasan fisik juga meminta


diakhirinya diskriminasi dan diberikannya kesempatan
yang setara. Mereka mencari jaminan standar hidup dasar
minimal. Perwakilan-perwakilan dari masyarakat adat dan
komunitas lokal menginginkan pengakuan atas kebutuhan mereka untuk menjalani hidup yang lebih seimbang
yang selaras dengan alam. Mereka menginginkan pemulihan atau restitusi, tidadanya diskriminasi dan rasa hormat
terhadap cara nenek moyang mereka. Mereka yang bekerja di sektor informal juga meminta perlindungan sosial
dan pengurangan ketimpangan, serta kesempatan untuk
mendapatkan pekerjaan dan pencaharian yang baik dan
layak.

Panel ini mendengarkan beberapa prioritas serupa yang


disuarakan oleh para pempinan dan pejabat daerah yang
terpilih. Para pemimpin ini sehari-hari berurusan dengan
kelompok-kelompok marjinal yang meminta bantuan untuk
mendapatkan makanan, tempat berteduh, pelayanan
kesehatan, makanan di sekolah, pendidikan dan peralatan
sekolah. Mereka berjuang memberikan kepada rakyat di
daerah mereka air bersih, sanitasi, dan penerangan di jalan.
Mereka memberi tahu kami bahwa rakyat miskin di daerah
perkotaan ingin pekerjaan yang lebih baik daripada menjual
barang-barang di jalan atau memulung sampah. Dan, seperti
orang lain di mana pun, mereka menginginkan keamanan
agar keluarga mereka dapat menjalani hidup mereka dengan
rasa aman.

Dunia usaha berbicara tentang potensi kontribusi mereka


terhadap agenda pembangunan pasca-2015. Bukan hanya
memberikan lapangan kerja dan pertumbuhan yang baik
dan layak, melainkan juga memberikan layanan yang sangat
penting dan membantu miliaran orang mengakses energi
bersih dan berkelanjutan dan beradaptasi dengan perubahan
iklim. Mereka berbicara tentang kesediaan mereka untuk
berbagi tanggung jawab untuk agenda selanjutnya, dan
tentang apa yang mereka perlukan dari pemerintah jika
mereka ingin berbuat lebih kebijakan-kebijakan ekonomi
makro yang sehat, infrastruktur yang baik, pekerja yang
memiliki keahlian, pasar terbuka, medan bermain yang sama,
dan administrasi negara yang efisien dan akuntabel.

Anak-anak muda menuntut pendidikan lanjutan setelah


pendidikan dasar, bukan hanya pembelajaran formal tapi juga
keahlian hidup dan pelatihan kejuruan untuk mempersiapkan
mereka memasuki dunia kerja. Di negara-negara yang anak-

Semua kelompok ini meminta bahwa ketika agenda


pasca-2015 diberlakukan, agenda ini mencakup rencana
untuk mengukur kemajuan yang membandingkan
bagaimana masyarakat dengan berbagai tingkat pendapatan,

POST-2015

jenis kelamin, keterbatasan fisik dan usia, dan mereka yang


tinggal di berbagai lokasi, tercukupi dan agar informasi ini
dapat mudah diakses oleh semua pihak.

Perjalanan Panel
Pendapat dan sudut pandang ini membantu kami memahami
dengan lebih baik apa yang harus kami pikirkan tentang
agenda pasca -2015 dan rincian apa yang harus ditambahkan
pada gagasan visi pembangunan yang berani namun praktis
yang merupakan tantangan dari Sekretaris Jenderal untuk
kami hasilkan pada pertemuan pertama kami di New York.
Di London, kami mendiskusikan kemiskinan di tingkat rumah
tangga: realitas hidup sehari-hari yang merupakan bagian
dari kelangsungan hidup. Kami bersepakat untuk berupaya
mengakhiri kemiskinan ekstrem pada tahun 2030. Kami
menyadari betapa pentingnya mengatasi kemiskinan dalam
segala dimensinya, termasuk kebutuhan dasar manusia
seperti kesehatan, pendidikan, air bersih dan tempat
berteduh serta HAM dasar: keamanan pribadi, martabat,
keadilan, suara dan pemberdayaan, kesetaraan kesempatan,
dan akses terhadap SRHR. Beberapa dari isu-isu ini tidak
dicakup dalam MDGs dan kami bersepakat isu-isu ini harus
ditambahkan di dalam agenda yang baru. Kami mengakui
perlunya berfokus pada kualitas pelayanan publik, serta pada
akses terhadap pemberian pelayanan publik. Kami menyadari
bahwa memberikan akses terhadap makanan bergizi dan air
minum tidak akan bertahan lama jika sistem makanan dan air
tidak ditangani.
Di Monrovia, kami berbicara tentang transformasi ekonomi
dan unsur-unsur yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
guna mencapai inklusi sosial dan menghormati lingkungan
bagaimana cara memanfaatkan kecerdasan dan dinamika
bisnis untuk pembangunan berkelanjutan. Kami melihat
langsung kemajuan luar biasa yang dapat dihasilkan ketika
suatu negara yang pernah diporakporandakan oleh konflik
dapat membangun perdamaian dan keamanan, tetapi juga
menghadapi tantangan besar dalam memberikan pelayanan
dasar, seperti listrik, jalan dan telekomunikasi untuk
menghubungkan orang dan perusahaan dengan ekonomi
modern. Kami mendengar tentang kesempatan bisnis dalam
mengupayakan pertumbuhan hijau (green growth) untuk
mendorong pembangunan berkelanjutan, dan tentang
potensi wirausahawan perorangan untuk mencapai mimpi

mereka, dan perusahaan besar untuk berhubungan dengan


petani kecil. Kami mendapati bahwa ada kekurangan jumlah
profesional ahli yang dibutuhkan untuk membuat pemerintah
dan badan usaha menjadi lebih efisien. Kami melihat perlunya
agenda ini untuk memasukkan lapangan kerja, lembaga, dan
energi modern, terpercaya dan berkelanjutan.
Di Bali, kami mendiskusikan tantangan-tantangan global
bersama, termasuk bahaya yang ditimbulkan oleh perubahan
iklim dan perlunya strategi pembangunan untuk memasukkan
sasaran membuat rumah tangga dan negara lebih berdaya
tahan. Kami berfokus pada unsur-unsur sebuah kemitraan
global yang baru. Kami bersepakat bahwa negara-negara
maju harus berbuat lebih untuk membenahi diri. Mereka
harus menghormati komitmen bantuan mereka tetapi juga
melakukan lebih dari sekedar memberi bantuan untuk
memimpin upaya global guna mereformasi perdagangan,
mengambil tindakan keras terhadap aliran modal ilegal,
mengembalikan aset hasil curian, dan mendorong pola
konsumsi dan produksi yang berkelanjutan. Kami bertanya
dari mana asal uang untuk mendanai investasi skala besar
yang akan dibutuhkan untuk infrastruktur di negaranegara berkembang, dan menyimpulkan bahwa kita perlu
menemukan cara baru penggunaan bantuan dan dana publik
lainnya guna menggalang modal swasta.

Kesempatan dan Tantangan di Dunia


yang Berubah
Percakapan kami dengan masyarakat menambah pengalaman
kami tentang seberapa besar perubahan yang dialami dunia
ini sejak Deklarasi Milenium diadopsi pada tahun 2000. Kami
juga menyadari bahwa dunia akan berubah lebih banyak
pada tahun 2030. Ia akan makin meng-kota, makin banyak
kelas menengah, makin tua, makin terhubung, makin saling
bergantung, makin rawan dan makin terbatas sumber
dayanya dan masih berupaya menjamin bahwa globalisasi
membawa manfaat maksimal bagi semua pihak.
Bagi banyak pihak, dunia saat ini terasa lebih tidak pasti
dibandingkan dengan tahun 2000. Di negara-negara maju,
krisis keuangan telah menggoyahkan keyakinan bahwa
setiap generasi akan hidup lebih baik dibandingkan generasi
sebelumnya. Negara-negara berkembang sendiri jadi lebih
optimis dan percaya diri sebagai akibat dari percepatan

Memvisikan Kemitraan Global Baru


Kami menyepakati perlu diperbaharuinya Kemitraan Global yang memungkinkan adanya agenda pembangunan
transformatif yang berpusat-pada-manusia (people-centred) dan peka bumi (planet-sensitive) yang diwujudkan melalui
kemitraan setara semua pemangku kepentingan. Kemitraan tersebut harus didasarkan pada prinsip keadilan,
keberlanjutan, solidaritas, rasa hormat terhadap umat manusia, dan tanggung jawab bersama sesuai dengan kemampuan
masing-masing.

Bali Communique, 28 Maret 20133IV

17

18

BAB 1: VISI DAN KERANGKA KERJA UNTUK AGENDA PEMBANGUNAN PASCA-2015

pertumbuhan selama beberapa dekade, tetapi banyak


negara berkembang juga merasa khawatir bahwa lambatnya
reformasi perdagangan global dan upaya menstabilkan sistem
keuangan dunia dapat membahayakan prospek mereka.
Setengah dari rakyat dunia yang sangat miskin tinggal di
negara-negara konflik, sedangkan banyak yang lainnya
mengalami dampak bencana alam yang telah mendatangkan
kerugian sebesar $2,5 triliun sejauh ini di abad ini.III Di dunia
saat ini, kami lihat tidak satu pun negara, betapapun berkuasa
atau kayanya, dapat mempertahankan kemakmurannya
tanpa bermitra untuk menemukan solusi terpadu.
Ini adalah dunia yang penuh tantangan, tetapi tantangantantangan ini juga dapat memberikan kesempatan, jika
mereka mengobarkan semangat solidaritas, saling hormat dan
kemanfaatan bersama, berdasarkan rasa kemanusiaan dan
prinsip-prinsip Rio. Semangat seperti ini dapat memberikan
inspirasi kepada kita untuk mengatasi tantangan-tantangan
global melalui kemitraan global baru, mempertemukan
banyak kelompok di dunia ini yang berkepentingan
dengan kemajuan ekonomi, sosial dan lingkungan: rakyat
yang hidup dalam kemiskinan, perempuan, anak-anak
muda, penyandang cacat, masyarakat adat dan komunitas
lokal, kelompok-kelompok marjinal, lembaga-lembaga
multilateral, pemerintah daerah dan pemerintah nasional,
bisnis, masyarakat sipil dan donor swasta, ilmuwan dan
akademisi lainnya. Kelompok-kelompok ini lebih terorganisir
dibandingkan sebelumnya, dapat saling berkomunikasi
dengan lebih baik, mau belajar tentang pengalaman dan
tantangan nyata dalam pembuatan kebijakan, berkomitmen
untuk memecahkan masalah bersama-sama.
Kami sangat menyadari tentang kelaparan, kerentanan, dan
perampasan yang masih menjadi bagian dari kehidupan
sehari-hari lebih dari satu miliar orang di dunia ini. Di saat
yang sama kami dikejutkan dengan tingkat ketimpangan
di dunia ini, baik antar negara maupun di dalam negara.
Dari semua barang dan jasa yang dikonsumsi di dunia ini
setiap tahun, 1,2 miliar orang yang hidup dalam kemiskinan
ekstrem hanya mengkonsumsi satu persennya, sedangkan
1 miliar penduduk yang paling kaya mengkonsumsi 72
persen.V Setiap tahun, satu miliar perempuan menjadi korban
kekerasan seksual atau kekerasan fisik karena mereka tidak
mendapatkan perlindungan setara di mata hukum;VI dan 200
juta anak muda putus asa karena mereka tidak mendapatkan
kesempatan yang setara untuk memperoleh keahlian yang
mereka butuhkan untuk mendapatkan pekerjaan dan
pencaharian yang layak.VII
Di saat yang sama, kemakmuran dan dinamika ditemukan di
banyak negara. Dua miliar orang sudah menikmati gaya hidup
kelas menengah, dan tiga miliar lainnya direncanakan akan
dapat melakukannya pada tahun 2030 nanti. Negara-negara
berpendapatan rendah dan menengah sekarang tumbuh
lebih cepat dibandingkan negara-negara berpendapatan
tinggi yang membantu mengurangi ketimpangan global.
Dan banyak negara memanfaatkan program perindungan
sosial masyarakat dan peraturan sosial dan lingkungan untuk
menurunkan tingginya tingkat ketimpangan di dalam negeri
dengan meningkatkan kehidupan rakyat termiskin, sementara

juga merubah perekonomian mereka agar pertumbuhan


dapat dipertahankan untuk jangka panjang dan memberikan
lebih banyak lapangan kerja yang baik dan menjamin
pencaharian. Hal ini berarti tidak meninggalkan siapapun
memberikan kepada setiap anak kesempatan yang adil dalam
hidup, dan mencapai pola pembangunan di mana martabat
dan HAM terwujud bagi semua pihak, di mana agenda dapat
didasarkan pada keamanan manusia, dapat dilakukan.
Saat kami menyusun laporan ini, dunia ini melampaui
ambang batas yang mengkhawatirkan: konsentrasi karbon
dioksida atmosfer diukur di lebih dari 400 bagian per juta,
kemungkinan merupakan tingkat tertinggi dalam setidaknya
800.000 tahun. Belum ada bukti bahwa kecenderungan yang
baik ini telah diperlambat atau dibalik, yang pasti dapat
dilakukan jika perubahan iklim yang kemungkinan merusak
ini dapat dihindari. Disamping semua retorika tentang sumber
energi alternatif, bahan bakar fosil masih menyumbangkan 81
persen dari total produksi energi globaltidak berubah sejak
tahun 1990. Terus berada pada jalur business-as-usual ini akan
sangat berbahaya. Perubahan pola konsumsi dan produksi
sangat penting, dan harus dipimpin oleh negara-negara maju.
Krisis pangan dan energi belakangan ini, dan tingginya
harga banyak komoditas, menunjuk pada dunia di mana
peningkatan kelangkaan sumber daya merupakan hal
yang biasa. Di hotspot-hotspot lingkungan, bahaya yang
diakibatkan jika kita tidak menghentikan kecenderungan
yang ada ini tidak akan dapat dipulihkan. Dari 24 cara
penting rakyat miskin bergantung pada sumber daya alam,
15 diantaranya mengalami penurunan tajam, termasuk: lebih
dari 40 persen perikanan dunia telah jatuh atau mengalami
penangkapan ikan berlebih; hilangnya 130 juta hektar hutan
dalam satu dekade terakhir; hilangnya 20 persen hutan bakau
sejak tahun 1980; ancaman terhadap 75 persen terumbu
karang dunia, sebagian besar di negara-negara berkembang
kepulauan kecil di mana terjadi ketergantungan yang tinggi
pada karang.X
Namun, Panel ini terkesan dengan inovasi luar biasa yang telah
terjadi, terutama laju adopsi dan penyebaran teknologi baru,
dan dengan kesempatan yang diberikan oleh teknologi baru
ini untuk pembangunan berkelanjutan. Jumlah pelanggan
telepon genggam naik dari kurang dari satu miliar menjadi
lebih dari 6 miliar, dan dengan dengan berlangganan telepon
genggam, banyak aplikasi telepon genggam (m-) m-banking,
m-health, m-learning, m-taxes yang dapat merubah ekonomi
secara drastis dan memberikan pelayanan dengan cara yang
berkelanjutan.
Mereka yang berkuasa di dunia sekarang tidak lagi dapat
berharap aturan-aturan yang mereka tetapkan tak akan
ditentang. Orang di mana pun mengharapkan bisnis dan
pemerintah untuk terbuka, akuntabel, dan tanggap terhadap
kebutuhan mereka. Sekarang ada kesempatan untuk
memberikan kepada rakyat kekuatan untuk mempengaruhi
dan mengendalikan segala hal dalam kehidupan seharihari mereka, dan memberikan kepada semua negara lebih
banyak hak suara tentang bagaimana dunia ini dikelola.

POST-2015

Tanpa lembaga dalam negeri dan lembaga global yang sehat,


tidak akan ada kesempatan untuk membuat menurunnya
kemiskinan menjadi permanen, dengan menangani penyebab
kemiskinan serta gejalanya.
Ada 21 negara yang telah mengalami konflik bersenjata
sejak tahun 2000 dan di banyak negara lain kekerasan
pidana umum terjadi. Diantaranya, konflik dan kekerasan
ini memakan korban 7,9 juta jiwa tiap tahun.XI Agar dapat
berkembang secara damai, negara-negara yang mengalami
konflik atau yang muncul sebagai akibat dari konflik perlu
lembaga yang memiliki kapabilitas dan tanggap, dan dapat
memenuhi tuntutan inti rakyat atas keamanan, keadilan
dan kesejahteraan. Perlengkapan negara yang berfungsi
secara minimal merupakan prasyarat dan pondasi bagi
pembangunan yang berkesinambungan yang memutus
siklus konflik dan ketidakpercayaan.
Rakyat tidak terlalu peduli tentang lembaga yang sehat,
tidak seperti mereka peduli tentang mencegah penyakit
atau menjamin bahwa anak-anak mereka dapat membaca
dan menulis jika saja mereka memahami bahwa lembaga
yang sehat berperan sangat penting dalam mencapai
pencegahan penyakit atau jaminan anak-anak mereka
dapat membaca dan menulis. Lembaga yang baik, pada
kenyataannya, merupakan unsur dasar yang sangat penting
demi masa depan yang sejahtera dan berkelanjutan. Prinsip
negara hukum, kebebasan berbicara dan media masa, pilihan
politik terbuka dan partisipasi aktif dari warga negara, akses
terhadap keadilan, pemerintah dan kelembagaan publik yang
tidak diskriminatif dan akuntabel membantu mendorong
pembangunan dan memiliki nilai intrinsik sendiri. Semuanya
merupakan sarana untuk mencapai tujuan dan tujuan itu
sendiri.

Satu Dunia: Satu Agenda


Pembangunan Berkelanjutan
Panel ini percaya saat ini ada kesempatan untuk melakukan
sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya
memberantas kemiskinan ekstrem, sekali untuk selamanya,
dan mengakhiri kelaparan, buta huruf, dan kematian yang
sebenarnya dapat dicegah. Ini akan menjadi pencapaian yang
sangat bersejarah.

Tetapi kami ingin berbuat lebih dan kami berpikir: mengakhiri


kemiskinan ekstrem hanya awal, bukan akhir. Ini sangat
penting, tetapi visi kita harus lebih luas: guna mengarahkan
negara-negara pada jalur pembangunan berkelanjutan
didasarkan pada pondasi yang ditetapkan oleh Konferensi
PBB 2012 tentang Pembangunan Berkelanjutan di Rio de
Janeiro9XII , dan memenuhi tantangan yang sejauh ini belum
berhasil dipenuhi oleh negara manapun, maju maupun
berkembang.
Kami merekomendasikan Sekretaris Jenderal bahwa
pertimbangan tentang agenda pembangunan baru harus
dipandu oleh visi memberantas kemiskinan ekstrem secara
tuntas, dalam konteks pembangunan berkelanjutan.
Kami mencapai kesimpulan bahwa ini merupakan saat yang
tepat untuk menggabungkan dimensi sosial, ekonomi dan
lingkungan yang merupakan bagian dari keberlanjutan yang
memandu pembangunan internasional. Mengapa sekarang?
Karena tahun 2015 merupakan tahun sasaran yang ditetapkan
di tahun 2000 untuk pencapaian MDGs dan tahun yang logis
untuk memulai fase kedua guna menyelesaikan pekerjaan
yang telah mereka mulai dan didasarkan pada capaiancapaian mereka. Negara-negara anggota Majelis Umum
Perserikatan Bangsa-Bangsa juga telah sepakat di Rio+20
untuk mengembangkan serangkaian tujuan pembangunan
berkelanjutan yang koheren dengan dan terintegrasi ke
dalam agenda pembangunan pasca-2015. Tahun 2015 juga
menandai batas waktu bagi tiap negara untuk menegosiasikan
traktat baru untuk membatasi emisi gas rumah kaca.
Mengembangkan satu agenda pembangunan berkelanjutan
sangat penting. Tanpa mengakhiri kemiskinan, kita tidak
dapat mengusahakan kesejahteraan; terlalu banyak orang
terlupakan. Tanpa mengusahakan kesejahteraan, kita tidak
dapat mengatasi tantangan-tantangan lingkungan; kita
perlu menggalang investasi skala besar dalam teknologi baru
untuk menurunkan jejak kaki pola produksi dan konsumsi
yang tidak berkelanjutan. Tanpa kelestarian lingkungan, kita
tidak dapat mengakhiri kemiskinan; rakyat miskin terdampak
terlalu dalam dan terlalu tergantung pada lautan, hutan dan
tanah yang semakin menurun kualitasnya.

Visi dan Tanggung Jawab Kita


Visi dan tanggung jawab kita adalah mengakhiri kemiskinan ekstrem dalam segala bentuknya, dalam konteks
pembangunan berkelanjutan dan meletakkan dasar-dasar kesejahteraan bagi semua pihak. Hasil dari pemberantasan
kemiskinan harus abadi. Ini merupakan agenda global yang berfokus-pada-manusia (people-centred) dan peka bumi
(planet-sensitive) untuk menjawab tantangan-tantangan universal abad ke-21: mendorong pembangunan berkelanjutan,
mendukung pertumbuhan jumlah lapangan kerja, melindungi lingkungan dan memberikan perdamaian, keamanan,
keadilan, kebebasan dan kesetaraan di semua tingkat.
Monrovia Communique Panel Tingkat Tinggi, 1 Februari 2013

19

20

BAB 1: VISI DAN KERANGKA KERJA UNTUK AGENDA PEMBANGUNAN PASCA-2015

Perlunya satu agenda tunggal membersit, ketika kami


mulai berpikir praktis tentang apa yang perlu dilakukan.
Saat ini, pembangunan, pembangunan berkelanjutan dan
perubahan iklim seringkali dilihat sebagai tiga isu terpisah.
Isu-isu ini memiliki amanat yang terpisah, arus pendanaan
terpisah, dan proses yang terpisah untuk menelusuri
kemajuan dan meminta pertanggungjawaban parapihak.
Hal ini menciptakan tumpang tindih dan kebingungan ketika
saatnya mengembangkan program dan proyek tertentu di
lapangan. Sekarang saatnya untuk merampingkan agenda ini.
Berpikir bahwa kita dapat membantu satu miliar orang lagi
untuk mengangkat diri mereka dari kemiskinan dengan
menumbuhkan perekonomian nasional mereka tanpa
membuat perubahan struktural dalam ekonomi dunia, juga
tidak realistis. Ada kebutuhan mendesak bagi negara-negara
maju untuk membayangkan kembali model pertumbuhan
mereka. Negara-negara maju harus memimpin dunia ini
menuju solusi terhadap perubahan iklim dengan menciptakan
dan mengadopsi teknologi rendah karbon dan teknologi
pembangunan berkelanjutan lainnya dan meneruskannya
ke negara-negara lain. Jika tidak, beban lebih pada pasokan
pangan, air dan energi serta peningkatan emisi karbon dunia
tidak akan dapat dielakkan dengan tekanan tambahan dari
miliaran orang lagi yang diperkirakan akan menyusul masuk
ke kelas menengah dalam dua dekade mendatang. Orangorang yang masih hidup dalam kemiskinan, atau mereka yang
rawan miskin, yang paling rentan terhadap krisis pangan,
bahan bakar dan keuangan, kemudian akan terancam
tergelincir kembali ke dalam kemiskinan sekali lagi.
Inilah mengapa kita perlu berpikir dengan cara yang berbeda.
Mengakhiri kemiskinan bukan masalah hanya bagi bantuan
atau kerjasama internasional. Ini merupakan bagian penting
dari pembangunan berkelanjutan, baik di negara-negara
maju maupun di negara-negara berkembang. Negara-negara
maju memiliki tanggung jawab besar untuk memenuhi janji
yang mereka buat untuk membantu yang kurang beruntung.
Bantuan senilai miliaran dolar yang mereka berikan tiap tahun
sangat penting bagi banyak negara berpendapatan rendah.
Tetapi jumlah ini tidak cukup: mereka juga dapat bekerjasama
dengan lebih efektif untuk membendung penghindaran
pajak, dan aliran modal ilegal. Pemerintah dapat bekerja
bersama dunia usaha untuk menciptakan sistem yang lebih
koheren, transparan dan berkeadilan untuk mengumpulkan
pajak perusahaan di dunia yang sudah terglobalisasi. Mereka
dapat memperketat penegakan aturan yang melarang
perusahaan menyuap pejabat asing. Mereka dapat mendesak
perusahaan-perusahaan multinasional besar mereka untuk
melaporkan dampak sosial, lingkungan dan ekonomi dari
kegiatan-kegiatan mereka.
Negara-negara berkembang, juga, memiliki peran penting
untuk dimainkan dalam pergeseran transformatif yang
dibutuhkan. Sebagian besar negara berkembang tumbuh
dengan cepat dan menggalang sumber sendiri untuk
mendanai pembangunan di negara mereka. Mereka sudah
berkontribusi paling banyak terhadap pertumbuhan dan
perluasan perdagangan dunia. Mereka memiliki penduduk
muda yang dinamis. Mereka meng-urban, memodernisasi

dan menyerap teknologi baru lebih cepat dibandingkan


sebelumnya. Tetapi mereka menghadapi pilihan yang kritis.
Investasi infrastruktur yang mereka lakukan saat ini akan
mempersulit pemanfaatan energi dan menghasilkan tingkat
polusi di masa depan. Cara mereka mengelola pendapatan
sumber daya alam saat ini akan menentukan opsi yang
tersedia bagi generasi muda negara tersebut di masa depan.
Mereka harus membuat pilihan yang cerdas, untuk merubah
kota menjadi tempat yang sibuk, penuh kesempatan,
pelayanan dan berbagai gaya hidup, tempat orang ingin
bekerja dan hidup.
Ada etika global untuk dunia globalisasi, didasarkan pada
kemanusiaan, prinsip-prinsip Rio dan etos bersama semua
tradisi: lakukan seperti kamu ingin diperlakukan (do as you
would be done by) Selain itu, berinvestasi dalam pembangunan
berkelanjutan memberikan banyak manfaat. Setiap dolar
yang diinvestasikan dalam menghentikan gizi buruk kronis
mengembalikan $30 dalam produktivitas yang lebih tinggi
seumur hidup.XIII Tersebarnya imunisasi untuk anak-anak
meningkatkan kesehatan hidup nantinya, dengan manfaat
senilai 20 kali lebih besar daripada biayanya.XIV Nilai dari waktu
produktif yang diperoleh ketika keluarga memiliki akses
terhadap air minum yang aman di rumah adalah 3 kali lebih
besar daripada biaya memberikan akses terhadap air minum
yang aman.12XV Dan kami tidak sabar menunggu untuk beralih
pada pembangunan berkelanjutan. Banyak ilmuwan yang
memperingatkan kami bahwa kita harus secara agresif beralih,
bukan hanya dengan janji sukarela dan komitmen yang ada
saat ini untuk menurunkan emisi karbon; karena jika tidak,
kita akan berada pada jalur menuju pemanasan setidaknya
4 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri menjelang
berakhirnya abad ini. Menurut Bank Dunia, skenario 4C
tersebut akan amat merusak.XVI
Mengupayakan satu agenda pembangunan berkelanjutan
merupakan langkah yang tepat, cerdas dan perlu dilakukan.

POST-2015

II Lihat Kerangka Acuan Kerja, Lampiran V


III Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon, 15 Mei 2013, http://www.un.org/sg/statements/index.asp?nid=6821
IV Bali Communique Panel Tingkat Tinggi, 27 Maret 2013, http://www.post2015hlp.org/wp-content/uploads/2013/03/Final-Communique-Bali.pdf
V Kalkulasi Sekretariat HLP
VI UNITE to end violence against women. Fact Sheet. http://www.un.org/en/women/endviolence/pdf/VAW.pdf
VII Laporan monitoring Education For All (EFA) (2012). Youth and Skills: Putting Education to Work. (hal. 16)
VIII Luthi dkk., 2008, Nature 453, 379-382
IX World Energy Outlook Factsheet, 2011, International Energy Agency, http://www.worldenergyoutlook.org/media/weowebsite/factsheets/factsheets.pdf
X UN Millennium Ecosystem Assessment (2005). Ini merupakan penilaian ilmiah multi volum tiap empat tahun sekali oleh lebih dari 1.000 pakar.
XI The World Development Report, 2011: Conflict, Security and Development, World Bank
XII The Future We Want, United Nations, A/RES/66/288*, 11 September 2012
XIII Copenhagen Consensus (2012). Expert Panel Findings, (hal. 4) dan Hoddinott dkk. (2012). Hunger and Malnutrition. Challenge Paper Copenhagen
Consensus 2012 (hal. 68)
XIV Jamison, D., Jha, P., Bloom, D. (2008). The Challenge of Diseases. Challenge Paper Copenhagen Consensus 2008 (hal. 51)
XV Whittington, D. dkk. (2008). The Challenge of Water and Sanitation. Challenge Paper Copenhagen Consensus 2008 (hal. 126)
XVI Turn Down the Heat, World Bank, November 2012, http://climatechange.worldbank.org/sites/default/files/Turn_Down_the_heat_Why_a_4_degree_
centrigrade_warmer_world_must_be_avoided.pdf

21

halaman ini sengaja dikosongkan

POST-2015

BAB 2: DARI VISI KE AKSI TRANSFORMASI PRIORITAS


UNTUK AGENDA PASCA-2015
Lima Pergeseran Transformasi
Panel ini memandang lima pergeseran transformasi besar sebagai prioritas untuk agenda
pembangunan berkelanjutan yang melihat ke masa depan, menarik dan terpadu berdasarkan
prinsip-prinsip Rio. Empat pergeseran pertama merupakan pergeseran di mana fokus aksinya
umumnya di tingkat negara, sedangkan pergeseran transformasi kelima, membina kemitraan
global yang baru, merupakan perubahan yang bersifat menyeluruh dalam kerjasama internasional
yang memberikan ruang kebijakan bagi transformasi di dalam negeri.
Kami percaya pergeseran paradigma dibutuhkan, sebuah transformasi struktural yang sangat
besar yang akan mengatasi hambatan-hambatan yang menghadang kesejahteraan yang
berkelanjutan.
Transformasi yang digambarkan di bawah berlaku bagi semua negara. Transformasi-transformasi
ini secara universal relevan dan dapat ditindaklanjuti. Rinciannya mungkin akan bervariasi, dan
tanggung jawab dan akuntabilitas akan berbeda-beda, sejalan dengan situasi dan kapabilitas
masing-masing negara. Kami mengakui bahwa ada perbedaan besar antar negara dalam hal
sumber daya dan kapabilitas, perbedaan yang berakar dalam sejarah dan seringkali di luar
kendali mereka. Tetapi setiap negara memiliki sesuatu yang dapat dikontribusikan. Bukan
memberi tahu negara apa yang harus mereka lakukan: tiap negara ditanya apa yang ingin mereka
lakukan, secara sukarela, baik di dalam negeri maupun untuk membantu negara lainnya dalam
bersama-sama menjawab tantangan-tantangan yang teridentifikasi.

1. Tidak Meninggalkan Siapapun


Agenda pembangunan berikutnya harus menjamin bahwa di masa depan, pendapatan, jenis
kelamin, etnis, keterbatasan fisik, maupun wilayah tidak akan menentukan apakah seseorang
hidup atau tidak, apakah seorang ibu dapat melahirkan dengan aman, atau apakah anaknya
memiliki kesempatan yang adil untuk hidup. Kita harus tetap yakin dengan janji MDGs dan sekarang
menyelesaikan tugas kita. MDGs bercita-cita mengurangi kemiskinan hingga separuhnya.
Setelah tahun 2015 kita harus bercita-cita untuk mengakhiri kelaparan dan kemiskinan ekstrem
serta mengatasi kemiskinan dalam segala bentuknya. Ini merupakan komitmen besar terhadap
siapapun di bumi ini yang merasa termarjinalisasi atau terkucilkan, dan kepada mereka yang
paling membutuhkan dan paling rentan, untuk memastikan kekhawatiran mereka terjawab dan
bahwa mereka dapat menikmati hak asasi mereka.
Agenda yang baru harus mengatasi penyebab kemiskinan, pengucilan dan ketimpangan.
Agenda ini harus menghubungkan orang-orang di daerah-daerah perkotaan dan daerah-daerah
pedesaan dengan ekonomi modern melalui infrastruktur yang berkualitas listrik, irigasi, jalan,
pelabuhan, dan telekomunikasi. Agenda ini harus memberikan pelayanan kesehatan yang
berkualitas dan pendidikan bagi semua pihak. Agenda ini harus menetapkan dan menegakkan
aturan-aturan yang jelas, tanpa diskriminasi, agar perempuan dapat mewarisi dan memiliki
properti dan menjalankan usaha, masyarakat dapat mengendalikan sumber daya lingkungan
setempat, dan petani dan masyarakat yang tinggal di daerah-daerah kumuh di perkotaan
memiliki hak kepemilikan. Agenda ini harus memberikan kepada masyarakat kepastian atas
keselamatan pribadi. Agenda ini harus mempermudah mereka untuk mengikuti mimpi mereka
dan memulai usaha. Agenda ini harus memberikan kepada mereka hak suara tentang apa yang
pemerintah mereka lakukan bagi mereka, dan bagaimana pemerintah membelanjakan uang
hasil pajak. Agenda ini harus mengakhiri diskriminasi dan mempromosikan kesetaraan antara
laki-laki dan perempuan, dewasa maupun anak-anak.
Semuanya ini merupakan masalah keadilan sosial dasar. Banyak orang yang hidup dalam
kemiskinan belum mendapatkan kesempatan yang adil dalam hidup karena mereka merupakan
korban dari penyakit atau pelayanan kesehatan yang buruk, tidak tersedianya lapangan kerja,
bencana alam, perubahan iklim, konflik setempat, ketidakstabilan, kepemimpinan setempat

23

24

BAB 2: DARI VISI KE AKSI TRANSFORMASI PRIORITAS UNTUK AGENDA PASCA-2015

yang buruk, atau pendidikan yang berkualitas rendah atau


bahkan sama sekali tidak bersekolah. Yang lainnya mengalami
diskriminasi. Memperbaiki ketimpangan dan ketidakadilan
dasar ini terkait dengan masalah penghormatan terhadap
hak asasi manusia yang universal. Fokus pada rakyat yang
paling miskin dan paling termarjinalisasi, yang sebagian besar
adalah perempuan, mengikuti langsung prinsip-prinsip yang
disepakati dalam Deklarasi Milenium dan Rio. Prinsip-prinsip
ini harus tetap menjadi landasan agenda pasca-2015.
Untuk menjamin bahwa aksi kita membantu bukan hanya
banyak orang, melainkan juga yang paling membutuhkan
dan yang paling rentan, kita akan memerlukan cara baru
guna mengukur keberhasilan. Strategi dan rencana akan
harus dikembangkan untuk mengjangkau mereka yang
tidak dicakup dengan memadai oleh program-program
yang ada. Biaya memberikan pelayanan di daerah-daerah
terpencil mungkin sekitar 15 hingga 20 persen lebih tinggi
dibandingkan rata-rata, dinilai dari pengalaman praktis di
banyak negara. Ini sepertinya masuk akal dan terjangkau,
mengingat sebagian besar negara diperkirakan akan memiliki
pendapatan pajak yang lebih tinggi, dan bantuan yang terus
diberikan kepada negara-negara berpendapatan paling
rendah. Yang terpenting, ini merupakan langkah yang tepat.

2. Menempatkan Pembangunan
Berkelanjutan sebagai Inti
Selama duapuluh tahun, masyarakat internasional bercita-cita
untuk memadukan dimensi sosial, ekonomi, dan lingkungan
dari keberlanjutan, tetapi belum ada satu negara pun yang
berhasil mencapai pola konsumsi dan produksi yang dapat
mempertahankan kesejahteraan dunia dalam beberapa
dekade mendatang. Agenda baru akan perlu menetapkan
unsur-unsur inti pola hidup berkelanjutan yang dapat berlaku
bagi semua pihak.
Panel ini yakin bahwa pemerintah nasional dan subnasional, bisnis dan perorangan harus merubah cara mereka
menghasilkan dan mengkonsumsi energi, berpergian dan
mengangkut barang, menggunakan air dan menanam
tanaman pangan. Terutama di negara-negara maju,
insentif dan pola pikir baru dapat mencetuskan investasi
skala besar untuk beralih menuju ekonomi hijau dalam
konteks pembangunan berkelanjutan dan pemberantasan
kemiskinan, sementara mempromosikan konsumsi dan
produksi yang lebih berkelanjutan dan lebih efisien. Negaranegara berkembang, ketika mereka mendapatkan akses
terhadap teknologi baru, dapat langsung menuju konsumsi
dan produksi yang lebih berkelanjutan dan lebih efisien.
Kedua pendekatan di atas merupakan kebijakan publik yang
cerdas.
Terkadang, terjadi perdebatan atas batas global emisi
karbon akan memaksa negara-negara berkembang untuk
mengorbankan pertumbuhan guna mengakomodasi gaya
hidup kelompok kaya, atau bahwa negara-negara maju akan
harus menghentikan pertumbuhan agar negara-negara
berkembang dapat mencapai kemajuan menggantikan satu

sumber polusi dengan sumber polusi yang lain. Kami tidak


percaya bahwa pertukaran seperti itu dibutuhkan. Kapasitas
manusia untuk inovasi, dan banyaknya alternatif yang telah
tersedia, memiliki makna bahwa pembangunan berkelanjutan
dapat, dan harus, memungkinkan penduduk di semua negara
untuk mencapai cita-cita mereka.
Setidaknya sepertiga kegiatan yang dibutuhkan untuk
menurunkan emisi karbon global ke tingkat yang masuk
akal, seperti beralih ke lampu LED untuk menghemat listrik,
lebih memberikan manfaat bagi mereka sendiri dalam
kondisi pasar saat ini. Konsumen akan membayar lebih di
muka jika mereka dapat melihat dengan jelas penghematan
di masa depan dan jika insentif yang tepat diberlakukan
untuk melakukan peralihan. Ada banyak contoh bahwa
kebijakan ekonomi hijau yang cerdas, dapat dilakukan, dan
efektif dari segi biaya: peningkatan aerodinamika kendaraan,
membangun gedung untuk efisiensi energi, mendaur ulang
sampah, menghasilkan listrik dari gas tempat pembuangan
akhir sampah (TPA) dan teknologi baru terus digunakan
dalam produksi. Tetapi upaya terpadu diperlukan untuk
mengembangkan dan mengadopsinya. Ada cara lain untuk
menurunkan emisi karbon dengan biaya yang sangat sedikit:
misalnya memulihkan kondisi tanah, mengelola lahan
rumput dan hutan dengan cara yang berkelanjutan.vii Biaya
pelayanan kesehatan dapat turun drastis dengan beralih
ke transportasi bersih atau bertenaga listrik, membantu
mengompensasi biayanya. Tetapi insentif pajak, subsidi dan
peraturan harus diberlakukan untuk mendorong hal ini
insentif yang sebagian besar tidak berlaku saat ini. Dengan
insentif yang tepat, dan kepastian tentang aturan-aturan
hukum, banyak perusahaan-perusahaan terbesar di dunia
ini siap berkomitmen untuk beralih ke model produksi yang
berkelanjutan dalam skala besar.
Di negara-negara berkembang juga, berinvestasi dalam
pembangunan berkelanjutan memberikan banyak manfaat,
terutama jika negara-negara berkembang mendapatkan akses
terhadap teknologi baru. Investasi kecil untuk memungkinkan
adanya perdagangan listrik lintas batas dapat membuat Afrika
Sub-Sahara menghemat $2,7 miliar setiap tahun, dengan
mengganti pembangkit listrik tenaga panas bumi dengan
pembangkit listrik tenaga air.XIX Produksi yang berkelanjutan
jauh lebih murah daripada Tumbuhkan sekarang, bersihkan
nanti. Beberapa industri telah mengembangkan standar
global guna memandu investasi asing dalam pembangunan
berkelanjutan. Contohnya adalah pertambangan, kelapa
sawit, kehutanan, pembelian lahan pertanian, dan perbankan.
Program-program sertifikasi dan kepatuhan menempatkan
semua perusahaan di posisi yang sama.
Dengan semakin banyaknya industri yang mengembangkan
sertifikasi keberlanjutan, semakin mudah bagi masyarakat
sipil dan pemegang saham untuk menjadi pengawas,
perusahaan-perusahaan induk yang bertanggung jawab
mematuhi standar-standar industri dan isu keselamatan
pekerja, dan siap kehilangan investasi jika mereka tidak
melakukannya. Namun, saat ini, hanya 25 persen perusahaan
besar yang melapor ke pemegang saham untuk praktikpraktik keberlanjutan; menjelang tahun 2030, pelaporan ini
harus sudah menjadi lumrah.

POST-2015

3. Mentransformasikan Ekonomi untuk


Lapangan Kerja dan Pertumbuhan Inklusif
Panel ini menyerukan adanya terobosan ke depan dalam
hal kesempatan ekonomi dan transformasi ekonomi besar
untuk mengakhiri kemiskinan ekstrem dan meningkatkan
taraf hidup. Harus ada komitmen terhadap pertumbuhan
cepat yang berkeadilan bukan pertumbuhan dengan
mengorbankan apapun atau dorongan pertumbuhan sesaat,
melainkan pertumbuhan yang berkelanjutan, berjangka
panjang dan inklusif yang dapat mengatasi tantangantantangan pengangguran (terutama pengangguran di
kalangan muda), kelangkaan sumber daya dan mungkin
tantangan terbesar adaptasi terhadap perubahan iklim.
Pertumbuhan inklusif seperti ini harus didukung oleh ekonomi
global yang menjamin stabilitas keuangan, mempromosikan
investasi keuangan swasta yang stabil dan berjangka panjang,
dan mendorong perdagangan yang terbuka, adil dan ramah
pembangunan.
Prioritas pertama haruslah menciptakan lapangan kerja
yang baik dan layak dan menjamin penghidupan, guna
membuat pertumbuhan menjadi inklusif dan menjamin
bahwa pertumbuhan mengurangi kemiskinan dan
ketimpangan. Ketika rakyat keluar dari kemiskinan, seringkali
hal ini dikarenakan mereka masuk ke dalam kategori kelas
menengah, tetapi untuk melakukannya mereka akan
memerlukan pendidikan, pelatihan dan keahlian untuk
berhasil di pasar bursa kerja dan merespons tuntutan bisnis
atas lebih banyak pekerja. Lebih dari miliaran orang lagi
dapat masuk ke dalam kelas menengah menjelang tahun
2030, sebagian besar di daerah-daerah perkotaan, dan hal
ini akan memperkuat pertumbuhan ekonomi di seluruh
belahan dunia. Kebijakan-kebijakan pemerintah yang lebih
baik, kelembagaan publik yang adil dan akuntabel, dan
praktik-praktik usaha yang inklusif dan berkelanjutan akan
mendukung hal ini dan merupakan bagian yang sangat
penting dari agenda pasca-2015.
Priotitas kedua adalah terus berupaya untuk menambah nilai
dan meningkatkan produktivitas, sehingga pembangunan
mendorong pertumbuhan lebih baik lagi. Beberapa bagian
terpenting akan mempercepat pertumbuhan di mana
pun infrastruktur dan inevstasi lain, pengembangan
keahlian, kebijakan-kebijakan yang mendukung perusahaanperusahaan mikro, kecil dan menengah, dan kapasitas untuk
berinovasi dan menyerap teknologi baru, dan menghasilkan
sangat beragam produk dengan kualitas lebih tinggi. Di
beberapa negara, hal ini dapat dicapai melalui industrialisasi,
di negara lain dengan memperluas sektor pelayanan modern
atau mengintensifkan pertanian. Beberapa negara melakukan
spesialisasi, negara-negara lain melakukan diversifikasi. Tidak
ada satu resep tunggal. Tetapi jelas bahwa beberapa pola
pertumbuhan terutama pola pertumbuhan yang didukung
oleh perdagangan yang terbuka dan adil, di tingkat global
maupun regional menawarkan lebih banyak kesempatan
daripada pola pertumbuhan lain untuk pertumbuhan di masa
depan.

Ketiga, negara harus memiliki lingkungan stabil yang


memungkinkan bisnis untuk berkembang. Yang terpenting,
bisnis menginginkan medan bermain yang sama dan terhubung
dengan pasar-pasar besar. Bagi perusahaan-perusahaan kecil,
hal ini seringkali berarti menemukan hubungan usaha yang
tepat, melalui rantai pasokan atau koperasi, misalnya. Bisnis
juga menginginkan kerangka peraturan yang sederhana
yang mempermudah mereka mendirikan, mengoperasikan
dan menutup perusahaan. Usaha kecil dan menengah, yang
mempekerjakan orang dalam jumlah yang paling banyak,
saat ini dilumpuhkan dengan adanya peraturan-peraturan
rumit yang tidak dibutuhkan yang juga dapat menumbuhkan
korupsi. Ini bukan seruan untuk deregulasi total: standarstandar sosial dan lingkungan memiliki arti yang sangat
penting. Sebaliknya, ini merupakan seruan untuk membuat
peraturan yang cerdas, stabil dan dilaksanakan dengan cara
yang transparan. Tentunya, bisnis sendiri juga memiliki peran
yang harus dimainkan: mengadopsi praktik-praktik yang baik
dan membayar pajak yang adil di negara tempat mereka
beroperasi, dan transparan tentang dampak keuangan, sosial
dan lingkungan dari kegiatan-kegiatan mereka.
Keempat, guna membawa kesejahteraan dan kesempatan
baru, pertumbuhan perlu dirintis dengan cara-cara baru guna
mendukung konsumsi dan produksi yang berkelanjutan,
dan memungkinkan terjadinya pembangunan yang
berkelanjutan. Pemerintah harus mengembangkan dan
mengimplementasikan pendekatan terperinci untuk
mendorong kegiatan-kegiatan yang berkelanjutan dan
mengenakan denda yang pantas untuk perilaku yang
yang membahayakan kondisi lingkungan dan sosial. Bisnis
harus menunjukkan bagaimana mereka dapat berinvestasi
untuk menurunkan tekanan terhadap lingkungan dan
meningkatkan kondisi kerja bagi para pekerja mereka.

4. Membangun Perdamaian dan


Kelembagaan yang Efektif, Terbuka dan
Akuntabel
Kebebasan dari konflik dan kekerasan merupakan hak
yang paling dasar, dan pondasi yang sangat penting
dalam membangun masyarakat yang damai dan sejahtera.
Di saat yang sama, penduduk di seluruh belahan dunia
ingin agar pemerintah mereka transparan, akuntabel dan
tanggap terhadap kebutuhan mereka. Keamanan pribadi,
akses terhadap keadilan, kebebasan dari diskriminasi dan
aniaya, dan hak suara dalam keputusan-keputusan yang
mempengaruhi kehidupan mereka merupakan hasil akhir
serta faktor pendukung pembangunan. Oleh karena itu,
kami menyerukan pergeseran mendasar untuk mengakui
perdamaian dan pemerintahan yang baik sebagai unsur inti
kesejahteraan, bukan sebagai opsi ekstra.
Negara yang memiliki kapabilitas dan tanggap perlu
membangun kelembagaan yang efektif dan akuntabel yang
mendukung prinsip negara hukum, kebebasan berbicara
dan media masa, pilihan politik terbuka, dan akses terhadap
keadilan. Kita memerlukan revolusi transparansi agar warga
negara dapat melihat dengan tepat untuk apa pajak mereka

25

26

BAB 2: DARI VISI KE AKSI TRANSFORMASI PRIORITAS UNTUK AGENDA PASCA-2015

digunakan; serta bantuan dan pendapatan dari industri


ekstraktif dibelanjakan. Kita memerlukan pemerintah yang
mengatasi penyebab kemiskinan, memberdayakan rakyat,
transparan, dan mengizinkan adanya penyelidikan terhadap
urusan mereka.
Transparansi dan akuntabilitas juga merupakan alat yang kuat
dalam mencegah pencurian dan pemborosan sumber daya
alam yang langka. Tanpa lembaga yang sehat, tidak akan ada
kesempatan untuk pembangunan berkelanjutan. Panel ini
percaya bahwa menciptakan lembaga yang sehat merupakan
inti dari transformasi yang diperlukan untuk memberantas
kemiskinan dan memungkinkan negara-negara di seluruh
belahan dunia, terutama negara-negara yang rentan terhadap
atau yang muncul sebagai akibat konflik, untuk berkembang
secara berkelanjutan dan oleh karena itu lembaga harus
dicakup dalam agenda pembangunan yang baru.
Masyarakat menyelenggarakan dialog melalui lembaga. Guna
memainkan peran yang substantif, warga negara memerlukan
lingkungan hukum yang memungkinkan mereka untuk
membentuk dan bergabung dengan organisasi masyarakat
sipil, untuk melakukan protes dan mengekspresikan pendapat
mereka secara damai, dan yang melindungi hak mereka atas
proses hukum.
Di tingkat internasional, juga, lembaga merupakan
jalur penting untuk berdialog dan bekerjasama. Bekerja
bersama-sama, di dalam dan melalui lembaga-lembaga
dalam negeri dan lembaga-lembaga tingkat internasional,
pemerintah dapat menghasilkan pemberantasan korupsi
secara cepat, pencucian uang, penghindaran pajak baik
yang diperkenankan maupun yang tidak diperkenankan,
kepemilikan aset tersembunyi, dan perdagangan obatobatan dan senjata ilegal. Mereka harus berkomitmen untuk
melakukannya.

5. Membina Sebuah Kemitraan Global yang


Baru
Pergeseran kelima, namun mungkin yang paling penting,
pergeseran transformasi untuk agenda pasca-2015 adalah
membawa sebuah bentuk kemitraan global yang baru ke
dalam politik nasional dan internasional. Ini harus memberikan
visi dan kerangka kerja baru, berdasarkan rasa kemanusiaan
dan prinsip-prinsip yang ditetapkan di Rio. Termasuk
dalam prinsip-prinsip ini antara lain: universalitas, keadilan,
keberlanjutan, solidaritas, HAM, hak atas pembangunan
dan tanggung jawab bersama sesuai dengan kapabilitas
masing-masing. Kemitraan ini harus menangkap, dan akan
tergantung pada, semangat saling hormat-menghormati dan
manfaat bersama.
Ada satu gagasan sederhana yang ada di balik prinsip
kemitraan global. Masyarakat dan negara memahami
bahwa nasib mereka saling terkait. Apa yang terjadi di satu
bagian dunia dapat memengaruhi kita semua. Beberapa isu
hanya dapat diatasi dengan cara bertindak bersama-sama.

Negara memiliki sumber daya, keahlian atau teknologi


yang, jika dibagi, dapat memberikan manfaat bersama.
Bekerja bersama-sama bukan hanya kewajiban moral untuk
membantu mereka yang kurang beruntung, melainkan
investasi dalam kesejahteraan jangka panjang bagi semua
pihak. Diperbaharuinya kemitraan global akan membutuhkan
semangat baru bukan hanya dari para pemimpin nasional,
tetapi juga yang tidak kalah pentingnya membutuhkan
banyak pemimpin lain untuk mengadopsi pola pikir baru
dan merubah perilaku mereka. Perubahan-perubahan ini
tidak akan terjadi dalam waktu semalam. Tetapi kita harus
beralih dari business-as-usual dan kita harus mulai sekarang.
Kemitraan global yang baru ini harus mendorong setiap
pihak untuk merubah pandangan mereka terhadap dunia ini,
secara drastis. Kemitraan ini harus menuntun semua negara
untuk bersedia beralih menuju penggabungan agenda
lingkungan dengan agenda pembangunan, dan mengatasi
gejala dan penyebab kemiskinan dengan cara yang terpadu
dan universal.
Apa saja komponen dari sebuah kemitraan global yang
baru? Dimulai dengan visi bersama yang umum, visi yang
memungkinkan berbagai solusi untuk berbagai konteks tetapi
sama ambisiusnya. Berdasarkan visi, rencana aksi dihasilkan, di
tingkat masing-masing negara dan daerah-daerah yang lebih
kecil, kota atau lokalitas. Masing-masing perlu berkontribusi
dan bekerjasama demi masa depan yang lebih baik.
Sebuah kemitraan global yang baru harus melibatkan
pemerintah nasional semua negara, otoritas daerah, organisasi
internasional, badan usaha, masyarakat sipil, yayasan dan
donor lainnya, dan masyarakat semuanya duduk bersamasama untuk bekerja bukan tentang bantuan saja, melainkan
juga mendiskusikan kerangka kebijakan yang benar-benar
bersifat internasional untuk mencapai pembangunan
berkelanjutan. Kemitraan ini harus beralih dari orientasi
MDGs di mana kemitraan terjadi antar pemerintah negara
berpendapatan tinggi dan negara berpendapatan rendah,
menjadi lebih inklusif dengan melibatkan lebih banyak pihak.
Sebuah kemitraan global yang baru harus memiliki cara
bekerja baru proses yang jelas guna mengukur kemajuan
menuju pencapaian tujuan dan target dan untuk meminta
orang bertanggung jawab dalam memenuhi komitmen
mereka. Perserikatan Bangsa-Bangsa dapat memimpin dalam
hal pengawasan di tingkat global, mengambil informasi dari
pemerintah nasional dan daerah, serta dari dialog-dialog di
tingkat regional. Kemitraan di masing-masing bidang tema,
di tingkat global, nasional dan daerah, dapat memberikan
tanggung jawab dan akuntabilitas untuk memberlakukan
kebijakan dan program.
Masing-masing peserta kemitraan global memiliki peran
khusus yang harus dimainkan:
Pemerintah nasional memiliki peran dan tanggung jawab
pusat atas pembangunan negaranya sendiri dan untuk
menjamin HAM universal. Mereka memutuskan target
nasional, pajak, kebijakan, rencana dan peraturan yang akan

POST-2015

menerjemahkan visi dan tujuan agenda pasca-2015 ke dalam


realitas praktis. Mereka memiliki peran di tiap sektor dan di
banyak tingkat mulai dari menegosiasikan perdagangan
internasional atau perjanjian lingkungan hingga menciptakan
lingkungan yang mendukung bagi badan usaha dan
menetapkan standar lingkungan di dalam negeri.
Negara-negara maju harus menepati janji mereka kepada
negara-negara berkembang. Bantuan Utara-Selatan masih
vital bagi banyak negara: bantuan ini harus dipertahankan,
dan ditingkatkan jika dimungkinkan. Tetapi bukan bantuan
saja yang dibutuhkan untuk melaksanakan pembangunan
berkelanjutan di tingkat internasional. Negara-negara maju
merupakan pasar dan eksportir penting. Praktik-praktik
perdagangan dan pertanian mereka memiliki potensi
yang sangat besar dalam membantu, atau menghambat
perkembangan negara lain. Mereka dapat mendorong inovasi,
penyebaran dan transfer teknologi. Dengan perekonomian
besar lainnya, mereka memiliki peran sentral dalam menjamin
stabilitas sistem keuangan internasional. Mereka memiliki
tanggung jawab khusus dalam menjamin bahwa tidak
boleh ada surga bagi modal ilegal dan hasil korupsi, dan
bahwa perusahaan-perusahaan multinasional membayar
pajak dengan adil di negara tempat mereka beroperasi. Dan,
sebagai konsumen terbesar dunia per kapita, negara-negara
maju harus memperlihatkan kepemimpinan dalam konsumsi
dan produksi berkelanjutan dan mengadopsi dan membagi
teknologi hijau.
Negara-negara berkembang saat ini sudah jauh lebih
beragam daripada ketika MDGs disepakati mereka meliputi
perekonomian-perekonomian besar yang baru muncul serta
negara-negara yang sedang berjuang untuk mengatasi
tingginya tingkat depriviasi dan menghadapi keterbatasan
kapasitas yang sangat besar. Situasi yang berubah ini
tercermin dalam perubahan peran. Hubungan negara
berkembang dalam perdagangan, investasi, dan keuangan
tumbuh pesat. Mereka dapat berbagi pengalaman tentang
bagaimana cara terbaik untuk mereformasi kebijakan dan
lembaga untuk mendukung pembangunan. Negara-negara
berkembang, termasuk negara-negara dengan kantungkantung kemiskinan yang besar, saling bekerjasama, dan
bersama-sama dengan negara-negara maju dan lembagalembaga internasional, dalam kegiatan-kegiatan kerjasama
Selatan-Selatan dan kerjasama Triangular yang sekarang
dianggap berharga. Ini bahkan dapat menjadi lebih kuat
lagi dengan pengembangan gudang praktik-praktik yang
baik, jaringan pertukaran pengetahuan, dan lebih banyak
kerjasama regional.XX
Otoritas daerah membentuk jembatan vital antara
pemerintah nasional, masyarakat dan warga negara dan akan
memainkan peran kritis dalam sebuah kemitraan global yang
baru. Panel ini percaya bahwa cara untuk mendukung hal ini
adalah dengan mengakui bahwa target dapat dicapai dengan
cara yang berbeda-beda di tingkat daerah oleh karena itu
kemiskinan di daerah perkotaan tidak diperlakukan sama
seperti kemiskinan di daerah pedesaan, misalnya.

Otoritas daerah memainkan peran kritis dalam menetapkan


prioritas, melaksanakan rencana, memantau hasil dan
terlibat dengan badan-badan usaha dan masyarakat
setempat. Di banyak kasus, otoritas daerah yang memberikan
pelayanan publik yang sangat penting dalam hal kesehatan,
pendidikan, penegakan hukum, air dan sanitasi. Dan, bahkan
jika tidak memberikan pelayanan langsung, pemerintah
daerah seringkali berperan dalam menetapkan lingkungan
perencanaan, peraturan dan pendukung bagi bisnis, untuk
pasokan energi, transit masal dan standar bangunan. Mereka
memainkan peran inti dalam pengurangan risiko bencana
mengidentifikasi risiko, peringatan dini dan membangun
ketahanan. Otoritas daerah berperan dalam membantu
orang-orang yang tinggal di daerah kumuh untuk mengakses
perumahan dan pekerjaan yang lebih baik dan merupakan
sumber program yang paling berhasil untuk mendukung
sektor informasi dan usaha-usaha mikro.
Kelembagaan internasional akan memainkan peran kunci.
Perserikatan Bangsa-Bangsa, tentunya, memainkan peran
sentral yang bersifat normatif dan peran sebagai convener,
dan dapat bergabung dalam kemitraan melalui dana dan
program pembangunan, dan badan-badan khususnya.
Lembaga keuangan internasional dapat memberikan
kompensasi untuk kegagalan pasar dalam memasok
keuangan jangka panjang bagi proyek-proyek berkelanjutan
di negara-negara berpendapatan rendah dan negara-negara
berpendapatan menengah, tetapi lembaga-lembaga ini
perlu lebih inovatif, fleksibel dan gesit dalam cara mereka
beroperasi. Panel ini mencatat adanya potensi yang sangat
besar untuk menggunakan uang publik guna mendorong
dan meningkatkan pendanaan swasta untuk pembangunan
berkelanjutan. Misalnya, hanya 2 persen dari $5 triliun aset
sovereign wealth fund yang telah diinvestasikan sejauh ini dalam
proyek-proyek pembangunan berkelanjutan.XXI
Badan usaha merupakan mitra yang sangat penting yang
dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Usaha-usaha kecil
dan menengah akan menciptakan lapangan kerja paling
banyak yang akan dibutuhkan untuk membantu rakyat miskin
keluar dari kemiskinan dan 470 juta yang akan memasuki pasar
tenaga kerja menjelang tahun 2030. Badan-badan usaha besar
memiliki uang dan keahlian untuk membangun infrastruktur
yang akan memungkinkan semua orang untuk berhubungan
dengan ekonomi modern. Badan usaha besar juga dapat
menghubungkan perusahaan mikro dan wirausahawan
kecil dengan pasar-pasar yang lebih besar. Ketika mereka
menemukan model usaha yang dapat bekerja dengan baik
untuk pembangunan berkelanjutan, mereka dapat cepat
meningkatkannya, dengan menggunakan sebaran geografi
mereka untuk menjangkau ratusan juta orang.
Banyak dari pemimpin di bisnis yang kami ajak berdiskusi
tentang isu-isu ini yang telah memasukkan pembangunan
berkelanjutan ke dalam strategi perusahaan mereka. Mereka
berbicara tentang kasus di bisnis dengan tiga komponen yang
berfungsi dengan sangat baik melampaui tanggung jawab
sosial perusahaan (CSR). Pertama, menggunakan inovasi
untuk membuka pasar pertumbuhan baru, dan menjawab
kebutuhan konsumen miskin. Kedua, mempromosikan

27

28

BAB 2: DARI VISI KE AKSI TRANSFORMASI PRIORITAS UNTUK AGENDA PASCA-2015

praktik-praktik yang berkelanjutan dan mempertahankan


biaya yang berdaya saing dengan melestarikan tanah,
air, serta energi dan mineral, dan mengeliminasi limbah.
Ketiga, menarik para pekerja berkaliber tertinggi dan
mempromosikan hak-hak pekerja.
Namun, banyak perusahaan mengakui bahwa jika mereka ingin
dipercaya untuk menjadi mitra pemerintah dan organisasi
masyarakat sipil, mereka perlu memperkuat mekanisme tata
kelola mereka dan mengadopsi pelaporan terpadu, tentang
dampak sosial dan dampak lingkungan serta kinerja keuangan
perusahaan mereka. Banyak perusahaan saat ini berkomitmen
untuk melakukan hal ini; sebuah kemitraan global yang baru
harus mendorong badan usaha lain untuk mengikuti teladan
mereka.
Organisasi masyarakat sipil dapat memainkan peran vital
dalam memberikan hak suara kepada orang-orang yang
hidup dalam kemiskinan, yang meliputi banyak perempuan,
anak-anak, orang-orang cacat, masyarakat adat dan
masyarakat setempat serta anggota-anggota kelompok
marjinal lainnya. Mereka memiliki peran penting dalam
merancang, mewujudkan, dan memantau agenda baru ini.
Mereka juga penyedia penting pelayanan dasar, seringkali
dapat menjangkau rakyat yang paling membutuhkan dan
yang paling rentan, misalnya di daerah-daerah kumuh dan
daerah-daerah terpencil.
Dalam kemitraan baru, organisasi masyarakat sipil akan
memainkan peran krusial dalam memastikan bahwa
pemerintah di semua tingkat dan bisnis bertindak dengan
bertanggung jawab dan menciptakan kesempatan dan
pencaharian yang berkelanjutan dalam ekonomi pasar
terbuka. Kemampuan mereka untuk melaksanakan peran
ini tergantung pada lingkungan hukum pendukung dan
akses terhadap proses hukum, tetapi mereka juga harus
berkomitmen terhadap transparansi dan akuntabilitas penuh
kepada orang-orang yang mereka wakili.
Yayasan, donor lain dan investor untuk kegiatan-kegiatan
yang memberikan pengaruh sosial dapat berinovasi dan
cekatan dan oportunistis, membentuk jembatan antara
birokrasi pemerintah, lembaga internasional dan bisnis dan
sektor OMS. Yayasan dan donor dapat mengambil risiko,
memperlihatkan bahwa suatu gagasan berfungsi dengan
baik, dan menciptakan pasar baru di tempat-tempat yang
belum memiliki pasar. Hal ini dapat memberikan kepercayaan
diri kepada pemerintah dan bisnis untuk mengambil inisiatif
dan meningkatkan keberhasilan.
Investor untuk kegiatan-kegiatan yang memberikan
pengaruh sosial memperlihatkan bahwa kemungkinan ada
cara ketiga untuk pembangunan berkelanjutan yaitu
gabungan antara sektor swasta yang sepenuhnya bertujuan
mencari laba dengan program hibah arau bantuan amal
murni. Karena sektor swasta bertujuan menghasilkan uang,
upaya mereka dapat berkelanjutan dari waktu ke waktu.
Tetapi karena mereka baru dalam hal ini, baik badan usaha
maupun badan amal, tidak dapat dimasukkan ke dalam

kerangka hukum tradisional. Beberapa negara mungkin akan


perlu mempertimbangkan bagaimana cara memodifikasi
undang-undang mereka untuk memanfaatkan sektor ini
dengan dengan baik.
Ilmuwan dan akademisi dapat membuat terobosan imilah
dan teknologi yang sangat penting bagi agenda pasca-2015.
Tiap negara yang telah mengalami pertumbuhan tinggi yang
berkelanjutan, berhasil melakukannya dengan menyerap
pengetahuan, teknologi dan gagasan dari seluruh dunia,
dan mengadaptasinya dengan kondisi setempat.XXII Yang
penting adalah bukan hanya memiliki teknologi, melainkan
memahami bagaimana cara memanfaatkannya dengan baik
dan sesuai dengan kondisi setempat. Hal ini membutuhkan
universitas, politeknik, sekolah administrasi negara dan para
pekerja yang terlatih dengan baik dan memiliki keahlian
di semua negara. Ini adalah salah satu contoh pentingnya
agenda pasca-2015 untuk melampaui fokus MDGS pada
pendidikan dasar.
Energi merupakan contoh yang baik tentang di mana
terobosan teknologi global diperlukan. Ketika pemerintah
bekerjasama dengan akademisi dan sektor swasta, cara
baru menghasilkan energi yang bersih dan berkelanjutan
dapat ditemukan dan dipraktikkan.XXIII Ini harus secepatnya
terjadi: keputusan infrastruktur saat ini akan mempengaruhi
penggunaan energi di masa depan.
Ilmu pengetahuan di banyak bidang, seperti tanaman yang
tahan terhadap kekeringan, dapat ditingkatkan dengan
menggunakan platform terbuka di mana ilmuwan dari mana
pun memiliki akses terhadap temuan ilmuwan lain dan dapat
memodifikasinya dengan bebas dan berkolaborasi secara
luas, menambahkan fitur-fitur yang bermanfaat tanpa batas.
Ilmu pengetahuan platform terbuka dapat mempercepat
pengembangan gagasan-gagasan baru untuk pembangunan
berkelanjutan dan meningkatkannya. Ilmu pengetahuan ini
dapat mendukung inovasi, penyebaran dan transfer teknologi
di seluruh belahan dunia.
Masyarakat harus menjadi inti dari sebuah kemitraan global
yang baru. Untuk melakukannya mereka memerlukan
kebebasan untuk menyuarakan pandangan mereka dan
berpartisipasi dalam keputusan yang mempengaruhi hidup
mereka tanpa rasa takut. Mereka memerlukan akses terhadap
informasi dan ke media independen. Dan bentuk baru
partisipasi seperti media sosial dan pengumpulan pendanaan
masyarakat (crowdsourcing) dapat mendukung pemerintah,
bisnis, organisasi masyarakat sipil dan akademisi dalam
berinteraksi, memahami dan menjawab kebutuhan warga
dengan cara baru.

POST-2015

Menjamin Lebih Banyak Pendanaan


Jangka Panjang yang Lebih Baik
Panel ini percaya bahwa sebagian besar uang untuk
mendanai pembangunan berkelanjutan akan berasal dari
sumber-sumber di dalam negeri, dan Panel ini mendesak
negara-negara untuk melanjutkan upaya berinvestasi melalui
sistem pajak yang lebih kuat, memperluas dasar pajak dalam
negeri mereka dan membangun pasar-pasar keuangan
lokal. Pemerintah negara berpendapatan rendah dan negara
berpendapatan menengah telah mengambil langkah besar
dalam menaikkan pendapatan dalam negeri, dan hal ini
membantu memperluas pelayanan publik dan investasi,
yang sangat penting bagi pertumbuhan berkelanjutan,
serta menciptakan kepemilikan dan akuntabilitas untuk
pembelanjaan publik.
Tetapi negara-negara berkembang juga akan memerlukan
banyak pendanaan eksternal. Bagian utama hal ini bukan
bantuan dari negara-negara maju, walaupun bantuan
tetap vital bagi negara-negara berpendapatan rendah dan
janji yang dibuat tentang bantuan harus ditepati. Sumber
terpenting pendanaan jangka panjang adalah modal swasta,
yang berasal dari dana pensiun besar, dana bersama, sovereign
wealth fund, perusahaan-perusahaan swasta, bank-bank
pembangunan, dan investor-investor lainnya, termasuk
yang di negara-negara berpendapatan menengah darimana
penghematan berasal menjelang tahun 2030. Aliran modal
swasta ini akan tumbuh dan menjadi tidak terlalu rentan
terhadap sentakan dan penghentian mendadak, jika sistem
keuangan global stabil dan diatur dengan baik, dan jika
mereka mendanai proyek-proyek yang didukung oleh
lembaga-lembaga keuangan internasional.
Dana tersedia tabungan dunia tahun ini kemungkinan akan
berjumlah lebih dari $18 triliun dan sponsor proyek-proyek
yang berkelanjutan sedang mencari modal, namun jalur-jalur
baru dan instrumen keuangan inovatif dibutuhkan untuk
menghubungkan keduanya. Sistem dukungan (keterampilan,
lembaga keuangan, kebijakan, perundang-undangan) harus
dibangun dan, jika tersedia, harus diperkuat. Visi yang luas
tentang bagaimana cara mendanai pembangunan telah
disepakati oleh pemerintah-pemerintah di suatu konferensi
yang diadakan di Monterrey, Meksiko pada tahun 2002.
Konsensus Monterrey menyepakati bahwa tiap negara
memiliki tanggung jawab utama atas pembangunan ekonomi
dan sosialnya sendiri, dan peran kebijakan nasional dan
strategi pembangunan tidak dapat lebih ditekankan lagi.
Di saat yang sama, perekonomian-perekonomian domestik
sekarang saling terjalin dengan sistem ekonomi global.XXIV
Jadi, upaya-upaya ini harus didukung oleh komitmen yang
dibuat tentang bantuan, pola perdagangan dan investasi,
serta kerjasama teknis untuk pembangunan.
Panel ini percaya prinsip dan perjanjian yang dibuat di
Monterrey tetap berlaku untuk agenda pasca-2015. Panel
ini merekomendasikan agar konferensi internasional harus
menjawab persoalan pendanaan untuk pembangunan
berkelanjutan dengan lebih terperinci. Hal ini dapat

disidangkan oleh PBB di paruh pertama tahun 2015 untuk


membahas dalam istilah praktis bagaimana cara mendanai
agenda pasca-2015. Panel ini mengusulkan agar konferensi ini
mendiskusikan bagaimana cara memadukan pembangunan,
pembangunan berkelanjutan dan arus pendanaan
lingkungan. Satu agenda tunggal harus memiliki struktur
pendanaan yang koheren.

XVII Deklarasi Milenium mendesak upaya untuk mempromosikan


demokrasi dan memperkuat prinsip negara hukum, serta
bagi semua HAM dan kebebasan fundamental yang diakui
internasional, termasuk hak terhadap pembangunan. Deklarasi
ini juga mendukung kebebasan media masa untuk memainkan
peran penting mereka dan hak masyarakat untuk memiliki akses
terhadap informasi.
XVIII Towards a Global Climate Change Agreement, McKinsey (2009)
XIX Rosnes dkk. (2009), Powering Up: Costing Power Infrastructure
Spending Needs in sub-Saharan Africa, Africa Infrastructure
Country Diagnostic, Paper 5 (Phase II)
XX Kerjasama Selatan-Selatan dipandu dengan prinsip menghormati
kedaulatan nasional, kepemilikan dan independensi nasional,
kesetaraan, non kondisionalitas, tidak campur tangan dalam
urusan dalam negeri dan manfaat bersama. Konferensi Tingkat
Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Kerjasama SelatanSelatan, Nairobi, Kenya (2009)
XXI UNCTAD (2012) World Investment Report. Towards a New Generation
of Investment Policies. http://www.unctaddocs.org/files/UNCTADWIR2012-Full-en.pdf
XXII Commission on Growth and Development (2008) The Growth Report.
Strategies for Sustained Growth and Inclusive Development.
World Bank: Washington DC.
XXIII Misalnya, US-India Partnership to Advance Clean Energy telah
menghasilkan $1,7 miliar dalam sumber publik dan swasta untuk
energi bersih.
XXIV United Nations, Monterrey Consensus on the International Conference
on Financing for Development, di Monterrey, Meksiko. United
Nations, 2002

29

halaman ini sengaja dikosongkan

POST-2015

BAB 3: TUJUAN ILUSTRATIF DAN DAMPAK GLOBAL


Bentuk Agenda Pasca-2015
Komitmen yang lugas dalam lima bidang ini tidak meninggalkan siapapun, menempatkan
pembangunan berkelanjutan sebagai inti, transformasi ekonomi, membangun perdamaian
dan kelembagaan yang efektif dan akuntabel, dan membina kemitraan global baru akan
memungkinkan komunitas internasional untuk menepati janji MDGs, meningkatkan ambang
batas di mana pengalaman memperlihatkan kita mampu berbuat lebih, dan menambahkan isuisu kunci yang belum ada. Semuanya ini merupakan langkah penting menuju pemberantasan
kemiskinan sebagai bagian penting dari pembangunan berkelanjutan.
Terutama karena lingkup agenda pasca-2015 sangat luas menggabungkan kemajuan sosial,
pertumbuhan yang berkeadilan dan pengelolaan lingkungan agenda ini harus memiliki
prioritas yang jelas, dan mencakup metrik global serta target nasional. Dalam konteks inilah,
komunitas global dapat mengatur dirinya.
Kami percaya bahwa gabungan dari tujuan, target, dan indikator dalam MDGs merupakan
instrumen yang kuat untuk menggalang sumber daya dan memotivasi aksi. Karena itu, kami
merekomendasikan agar agenda pasca-2015 juga mengedepankan beberapa tujuan dan target
dengan prioritas tinggi, dengan horizon waktu yang jelas dan didukung oleh indikator-indikator
terukur. Mengingat hal ini, Panel merekomendasikan agar target dalam agenda pasca-2015
ditetapkan untuk tahun 2030.XXV Jangka waktu yang lebih lama akan membuat agenda ini
kehilangan urgensi dan nampak tidak masuk akal, mengingat kegembiraan dunia saat ini,
sementara jangka waktu yang lebih singkat tidak akan memungkinkan adanya perubahan
transformasi yang diperlukan.
Tujuan dapat menjadi kekuatan yang mendorong perubahan. Namun kerangka tujuan bukanlah
solusi terbaik bagi setiap tantangan sosial, ekonomi dan lingkungan. Kerangka kerja menjadi
paling efektif ketika ambisi yang jelas dan menarik dapat digambarkan dengan istilah yang jelas
serta terukur. Tujuan tidak dapat menggantikan peraturan terperinci atau traktat multilateral
yang mengkodifikasi negosiasi internasional yang diseimbangkan dengan saksama. Dan tidak
seperti traktat, tujuan seperti MDGs tidak mengikat dalam hukum internasional. Tujuan berada
pada kategori alat komunikasi, inspirasi, perumusan kebijakan dan penggalangan sumber daya.
Agenda juga harus mencakup mekanisme pemantauan dan akuntabilitas yang melibatkan
negara, masyarakat sipil, sektor swasta, yayasan, dan komunitas pembangunan internasional.
Agenda ini harus mengakui kontribusi masing-masing pihak bagi pendanaan pembangunan,
mengakui tantangan bersama dengan kapabilitas dan kebutuhan yang berbeda-beda. Agenda
harus berdasarkan bukti apa yang bekerja dengan baik, dan berfokus pada bidang-bidang di
mana, dengan bertindak bersama-sama, komunitas global dapat mencapai transformasi yang
dibutuhkan untuk pembangunan berkelanjutan.
Kerangka tujuan yang mendorong transformasi memiliki nilai dalam membawa fokus pada
upaya global, membangun momentum dan mengembangkan urgensi global. Kerangka ini
instrumental dalam mengkristalisasi konsensus dan mendefinisikan norma-norma internasional.
Kerangka ini dapat memberikan seruan peran untuk kampanye global guna menggalang
dukungan internasional, seperti yang terjadi pada MDGs.
Panel ini merekomendasikan agar beberapa tujuan dan target diadopsi dalam agenda
pembangunan pasca-2015, dan masing-masing tujuan dan target ini harus SMART: spesifik,
terukur, dapat dicapai, relevan dan terikat waktu. Serangkaian kriteria yang jelas dan mudah
tercapai, sebagai pemandu bentuk agenda pasca-2015 sejalan dengan hasil dari Rio+20, adalah
bahwa masing-masing tujuan harus:

Memecahkan isu kritis, dan memberikan dampak yang kuat pada pembangunan
berkelanjutan, berdasarkan penelitian yang ada;

31

32

BAB 3: TUJUAN ILUSTRATIF DAN DAMPAK GLOBAL

Merangkum pesan yang menarik tentang isu-isu yang


membuat masyarakat, perusahaan dan pemerintah
bersemangat;

Mudah dipahami dan dikomunikasikan tanpa jargon;

Terukur, dengan menggunakan indikator, metrik dan data


yang kredibel dan sesuai untuk tingkat internasional, dan
dapat dipantau;

Berlaku luas di negara-negara dengan berbagai tingkat


pendapatan, dan di negara-negara yang muncul sebagai
akibat konflik atau pulih dari bencana alam;

Didasarkan pada hak suara masyarakat, dan prioritas


yang teridentifikasi selama konsultasi, terutama anakanak kecil, anak-anak muda, perempuan dan kelompokkelompok marjinal dan terkucilkan;

Berdasarkan konsensus, bilamana mungkin didasarkan


pada perjanjian yang ada yang dibuat oleh negara-negara
anggota PBB, sementara juga berupaya melampaui
perjanjian-perjanjian sebelumnya untuk membuat
kehidupan masyarakat menjadi lebih baik.

Bilamana mungkin, tujuan dan target harus mencerminkan


apa yang diinginkan oleh masyarakat, tanpa mendikte
bagaimana cara mereka mencapainya. Misalnya, semua
negara mungkin akan menetapkan target mengurangi
limbah makanan hingga suatu persentase. Tetapi negara
berpendapatan rendah mungkin akan mencapai target ini
dengan cara berinvestasi pada tempat penyimpanan dan
fasilitas pengangkutan yang lebih baik, guna mencegah
makanan menjadi rusak sebelum tiba di pasar, sementara
negara berpendapatan tinggi mungkin akan berupaya
mencapai target ini dengan merubah bagaimana makanan
dikemas, dijual, dan dikonsumsi untuk mengurangi jumlah
makanan yang terbuang oleh rumah tangga.
Panel ini merekomendasikan agar tujuan pasca-2015, yang
menjadikan mereka yang hidup dalam kemiskinan ekstrem,
dan janji-janji yang dibuat kepada mereka, sebagai inti dari
agenda ini, harus meningkatkan ambisi untuk tahun 2030
guna menjangkau semua yang membutuhkan dan yang paling
rentan. Tujuan-tujuan ini harus menyerukan peningkatan
kualitas pelayanan. Tujuan-tujuan ini harus menangkap
prioritas pembangunan berkelanjutan. Dan tujuan-tujuan ini
harus menghubungkan satu dengan yang lain dengan cara
yang terpadu.
Tentunya, mengingat sangat beragamnya kapabilitas, sejarah,
titik awal dan situasi, setiap negara tidak dapat diminta
untuk mencapai target yang mutlak sama. Semua negara
akan diharapkan untuk berkontribusi dalam mencapai
semua target, tetapi seberapa banyak, dan seberapa cepat,
akan berbeda-beda. Idealnya, tiap negara menggunakan
proses inklusif untuk membuat keputusan ini dan kemudian
mengembangkan strategi, rencana, kebijakan, undangundang, atau anggaran untuk melaksanakannya.XXVI
Beberapa contoh yang diajukan selama diskusi Panel
mengilustrasikan bagaimana prioritas dapat bervariasi,
tergantung pada situasi negara. Panel ini sepakat bahwa

beberapa negara berpendapatan tinggi mungkin diharapkan


untuk mencapai target energi bersih lebih jauh dan lebih
cepat, karena sebagian besar mulai dari awal sekali dan semua
memiliki tanggung jawab untuk berbuat lebih menuju pola
konsumsi dan produksi yang berkelanjutan. Banyak negara
juga dapat berbuat lebih dengan memberikan akses yang
berkeadilan ke pelayanan kesehatan dan pendidikan bagi
masyarakat yang terisolasi, miskin atau imigran di dalam
negeri. Dan kaum muda yang tidak bekerja merupakan
masalah serius di mana pun. Prioritas yang diekspresikan
dalam konsultasi di negara-negara berpendapatan
menengah lebih berfokus pada mengurangi ketimpangan,
pendidikan yang baik, pelayanan kesehatan dengan kualitas
yang lebih baik, infrastruktur handal, pemerintah yang
transparan dan bertanggung jawab, terutama di tingkat
daerah demi meningkatnya pengelolaan kota, menciptakan
lebih banyak lapangan kerja dan pencaharian yang lebih baik
dan kebebasan dari kekerasan. Prioritas serupa diekspresikan
di negara-negara berpendapatan rendah, serta perlunya
transformasi ekonomi dan mengurangi kemiskinan ekstrem.
Negara-negara daratan sering menyerukan adanya hubungan
yang lebih baik dengan ekonomi global; negara-negara
berkembang kepulauan kecil menyerukan diversifikasi
ekonomi dan respons yang lebih kuat terhadap perubahan
iklim.
Semua negara memiliki kepentingan dalam ekonomi global
yang terkelola dengan lebih baik, ekonomi global yang lebih
stabil, lebih adil, lebih memperhatikan sumber daya bersama,
dan lebih bersedia bekerjasama dalam pertukaran ilmiah
dan teknis. Semua pihak akan mendapatkan manfaat dari
sistem peringatan dini bersama untuk mengidentifikasi dan
mencegah bencana alam dan pandemi.

Risiko yang Harus Dikelola dalam Agenda


Tunggal
Jika agenda pembangunan baru ini benar-benar
transformasional, ada beberapa risiko besar yang harus
dikelola. Komunitas internasional akan harus menjamin
bahwa satu agenda pembangunan berkelanjutan tunggal ini
tidak:

memuat terlalu banyak prioritas, hasil kompromi dan


bukannya hasil keputusan tidak memiliki semangat dan
kusam, tidak transformatif dan terfokus;

terfokus pada agenda masa lalu melainkan berorientasi


ke arah tantangan-tantangan masa depan;

tidak cukup meluas business as usual;

bersifat utopia sehingga tidak dapat dilaksanakan;

secara intelektual koheren, tetapi tidak menarik;

berfokus sempit pada satu set isu, tidak mampu mengakui


bahwa kemiskinan, pemerintahan yang baik, inklusi
sosial, lingkungan dan pertumbuhan saling terkait dan
tidak dapat diatasi secara sendiri-sendiri.

POST-2015

Cara terbaik untuk mengelola risiko-risiko ini adalah dengan


memastikan bahwa agenda pembangunan pasca-2015
mencakup prioritas yang jelas untuk aksi yang dapat didukung
oleh komunitas internasional. Ini seharusnya berada dalam
bidang-bidang yang memiliki cita-cita global bersama, dan
yang akan menghasilkan perbedaan transformasi terhadap
pembangunan berkelanjutan dan pengurangan kemiskinan.
MDGs memperlihatkan bagaimana kerangka tujuan dapat
digunakan. Satu alasan mengapa MDGs berhasil adalah karena
MDGs memberikan inspirasi, terbatas jumlahnya delapan
tujuan dan 21 target dan mudah dipahami. Target yang
lebih berhasil juga terukur dengan batas waktu yang jelas.
Dengan fokus pada tujuan, dana dikumpulkan, kemitraan
dibangun dan strategi dirancang. Ketika teknologi baru
dibutuhkan, mitra merancangnya. Praktik-praktik yang baik
dibagi. Para pekerja di lapangan dan pembuat kebijakan di
ibukota belajar dan beradaptasi. Tentunya, banyak kemajuan
tetap akan terjadi tanpa MDGs, tetapi kita tidak meragukan
MDGs membuat dampak dramatis di beberapa bidang utama.
Situasi yang sama harus berlaku pada agenda pembangunan
pasca-2015. Prioritas-prioritas yang dapat dijawab melalui
kerangka tujuan harus dijawab melalui kerangka tujuan.
Tujuan memperlihatkan nilai mereka dalam memfokuskan
upaya global, membangun momentum dan mengembangkan
perasaan risiko global. Mereka dapat membantu dalam
mengkristalisasi konsensus dan mendefinisikan norma-norma
internasional.
Memastikan bahwa negara-negara memberikan keluangan
bagi diri mereka masing-masing merupakan risiko dalam
agenda universal. Menetapkan target yang sama bagi setiap
pihak, seperti yang terjadi pada MDGs pada praktiknya
(walaupun bukan pada rancangannya), tidak akan berhasil
karena negara memiliki titik awal yang berbeda-beda. Namun
dalam beberapa kasus, ambisi seluruh belahan dunia ini
seharusnya sama: menetapkan standar minimal bagi setiap
warga negara. Tidak boleh ada seorangpun yang hidup
dalam kemiskinan ekstrem, atau menoleransi kekerasan
terhadap perempuan dan anak perempuan. Tidak boleh ada
seorangpun yang ditolak kebebasannya untuk berbicara
atau tidak diberikan akses terhadap informasi. Tidak boleh
ada satupun anak yang kelaparan atau tidak mempunyai
kemampuan membaca, menulis atau melakukan penjumlahan
sederhana. Semuanya harus mendapatkan vaksinasi untuk
penyakit-penyakit berbahaya. Setiap orang harus memiliki
akses terhadap infrastruktur modern air minum, sanitasi,
jalan, transportasi serta teknologi informasi dan komunikasi.
Semua negara harus memiliki akses terhadap energi bersih
yang efektif biaya dan berkelanjutan. Setiap orang harus
memiliki identitas hukum.
Memberlakukan target universal memang menggiurkan di
tingkat tinggi di mana pun, namun bagi beberapa negara, hal
ini beresiko menjadi bersifat utopia. Panel ini ingin agar setiap
anak tidak mengalami gizi buruk kronis atau anemia, tetapi hal
itu mungkin tidak akan tercapai di semua negara menjelang
tahun 2030. Kami ingin setiap orang terjangkau oleh sistem
perlindungan sosial, tetapi tidak jika itu berarti menurunnya
kualitas sistem tersebut ke tingkat yang tidak berarti. Kami

ingin setiap orang memiliki pekerjaan yang layak, tetapi itu


juga mungkin tidak akan tercapai dalam waktu hanya 15
tahun, bahkan di negara-negara yang paling maju.
Kami mendapati bahwa menyeimbangkan ambisi dengan
realitas dengan menggunakan semacam pedoman akan
membantu. Di sebagian besar kasus, target nasional harus
ditetapkan dengan ambisius namun praktis, dan di beberapa
kasus standar minimal global yang berlaku bagi setiap orang
atau negara harus ditetapkan. Kami ingin mengusulkan agar
dalam semua kasus di mana target berlaku terhadap hasil
akhir bagi individu, target ini harus dianggap dapat tercapai
hanya jika setiap kelompok yang didefinisikan berdasarkan
kuintil penghasilan, jenis kelamin, lokasi atau yang lainnya
telah mencapai target. Dengan cara ini, negara hanya akan
dapat memenuhi komitmen mereka jika fokus berada pada
mereka yang paling rentan. Jika data untuk indikator belum
tersedia, investasi dalam pengumpulan data akan diperlukan.
Ketika indikator belum disepakati atau belum jelas (misalnya
dalam mendefinisikan kualitas), kami mengusulkan untuk
mengundang pakar teknis untuk mendiskusikan dan
menyempurnakan model dan metode mereka.

Pembelajaran dari MDG 8 (Kemitraan Global


untuk Pembangunan)
Panel ini mencatat kemajuan di bidang-bidang yang tercakup
dalam MDG8, tetapi merasa kecewa dengan kecepatan
kemajuan di beberapa bidang. Banyak negara menurunkan
tarif, namun Putaran Pembangunan Doha tidak memberikan
kesimpulan. Badan-badan resmi mengurangi puluhan miliar
dolar hutang, tetapi masih meninggalkan banyak negara
terancam mengalami kerugian keuangan. Ada banyak
kemajuan dalam meningkatkan daya jangkau harga obatobatan, tetapi banyak orang masih tidak memiliki akses
terhadap obat-obatan penting dengan harga terjangkau.
Revolusi teknologi terjadi dalam informasi dan komunikasi,
tetapi dengan sedikit kontribusi dari MDG8. Walaupun MDG8
memiliki kekurangan, yang diperparah dengan kurangnya
target kuantitatif dan keterikatan waktu, Panel ini memandang
kemitraan global yang lebih kuat untuk pembangunan,
sasaran dari MDG8, sebagai inti dari agenda pembangunan
baru. Panel ini menempatkan kemitraan global baru sebagai
inti dari semua rekomendasinya, dan kami percaya bahwa satu
tujuan harus dimasukkan dalam agenda pasca-2015 sebagai
cara nyata untuk mengekspresikan unsur-unsur utama
kemitraan global baru. Perubahan-perubahan terpenting
terhadap MDG8 yang kami rekomendasikan adalah:

Mengembangkan target yang universal;

Mengkuantifikasi target, jika dimungkinkan;

Memberikan perhatian lebih untuk menggalang


pendanaan yang stabil dan berjangka panjang untuk
pembangunan;

Menandai prioritas di bidang-bidang yang lebih jauh dari


jangkauan bantuan, agar dapat dipantau;

Memasukkan kemitraan dan kerjasama global ke dalam


semua tujuan.

33

34

BAB 3: TUJUAN ILUSTRATIF DAN DAMPAK GLOBAL

Panel ini percaya bahwa komunitas internasional harus


bersatu dan menyepakati cara untuk menciptakan sistem
perdagangan global yang lebih terbuka dan lebih adil.
Komite antar pemerintah yang beranggotakan para pakar,
yang diberi amanat oleh Rio+20, akan mengusulkan opsi
untuk strategi pendanaan pembangunan berkelanjutan
yang efektif. Reformasi arsitektur keuangan internasional
dibutuhkan untuk menjamin stabilitas sistem keuangan
global dan memungkinkannya untuk berkontribusi terhadap
pertumbuhan ekonomi nyata. Perjanjian internasional
untuk menahan naiknya rata-rata suhu global di bawah 2
derajat Celcius di atas tingkat pra industri harus ditepati.
Hal ini akan membantu negara untuk beradaptasi dengan
dan memitigasi dampak berbahaya perubahan iklim. Dunia
memiliki kesempatan untuk bekerja bersama-sama dengan
cara baru untuk mengurangi aliran dana ilegal, meningkatnya
pemulihan aset curian, mempromosikan akses terhadap
teknologi dan ilmu pengetahuan dan mengembangkan
kemitraan global dalam data pembangunan.

Tujuan Ilustratif
Panel ini menyimpulkan bahwa visi yang telah disepakatinya
dan
prioritas
yang
direkomendasikannya
untuk
bentuk agenda pembangunan pasca-2015 tidak dapat
dikomunikasikan dengan efektif tanpa memberikan contoh
tentang bagaimana tujuan dapat dibingkai. Oleh karena itu,
serangkaian tujuan ilustratif diberikan dalam Lampiran I,
dengan rincian pendukung dalam Lampiran II. Tujuan ilustratif
ini memperlihatkan bagaimana prioritas dapat diterjemahkan
ke dalam target-target yang menarik dan terukur. Agar benarbenar jelas, materi Lampiran tidak diberikan sebagai cetak biru
penentu, melainkan sebagai contoh yang dapat digunakan
untuk mempromosikan musyawarah dan perdebatan tanpa
henti. Namun kami berharap contoh-contoh ini memberikan
inspirasi, dan negara-negara anggota PBB, dan banyak pihak
di luar itu yang pendapatnya telah kami dengarkan, akan
menganggap contoh-contoh ini sebagai kontribusi yang
bermanfaat bagi proses musyawarah mereka untuk agenda
pasca-2015.
Isu kuncinya adalah keseimbangan antara tujuan-tujuan yang
diusulkan, dan hubungan di antaranya. Transformasi sejati
menuju pembangunan berkelanjutan hanya akan terjadi
ketika negara mengalami kemajuan di beberapa aspek pada
waktu yang sama. Sebagai contoh, untuk menurunkan angka
kematian anak kita biasanya akan melihat pada komunitas
medis dan solusi kesehatan seperti vaksinasi atau kelambu
untuk tempat tidur. Vaksinasi dan kelambu untuk tempat
tidur memang krusial. Namun demikian, memberdayakan
perempuan dan mendidik anak-anak perempuan juga sangat
penting demi menyelamatkan hidup anak-anak; sehingga
untuk hasil terbaik, pekerjaan dalam semua aspek ini harus
digabungkan. Menggandakan bagian energi terbarukan
dalam perpaduan energi global juga akan menurunkan
intensitas karbon, begitu pula dengan meningkatkan
pertimbangan keberlanjutan dalam pengadaan publik, yang
dipimpin oleh negara-negara maju.

Contoh lainnya, penghasilan petani kecil dapat meningkat


cepat dengan memberikan kepada mereka jaminan lahan
dan akses terhadap kredit, tetapi penghasilan mereka
akan lebih meningkat lagi jika mereka dapat mengangkut
produk mereka ke pasar dan jika mereka memiliki telepon
genggam dan menggunakan perbankan elektronik, agar
mereka mengetahui bagaimana pergerakan harga dan dapat
segera menerima pembayaran. Dan jika pasar pangan dunia
bekerja dengan lebih baik lebih transpran dan stabil
petani kecil akan memiliki informasi yang lebih baik tentang
apa yang harus mereka tanam untuk mendapatkan nilai
tertinggi dari lahan pertanian mereka. Pendidikan juga dapat
membantu mencapai banyak tujuan, dengan penyadaran
yang akan mengakibatkan pergerakan masal untuk daur
ulang dan energi terbarukan, atau tentang tuntutan untuk
pemerintahan yang lebih baik dan pemberantasan korupsi
secara tuntas. Tujuan-tujuan yang dipilih haruslah tujuantujuan yang saling memperkuat dampak tujuan lain dan
juga menghasilkan pertumbuhan yang berkelanjutan dan
pengurangan kemiskinan.
Panel ini ingin menguji apakah benar memang ada beberapa
tujuan dan target yang akan memenuhi kriteria di atas dan
mencapai visinya untuk mengakhiri kemiskinan ekstrem
dalam segala bentuknya dalam konteks pembangunan
berkelanjutan dan kami mempertimbangkan banyak opsi.
Hal ini menuntun kami menetapkan serangkaian tujuan
dan target yang kami pikir akan memenuhi visi yang kami
ekspresikan. Dengan berusaha untuk tidak memberikan
resep jadi, kami percaya bahwa sangat penting untuk
memperlihatkan, melalui contoh-contoh khusus, bahwa
ambisi kita dapat diekspresikan dengan cara yang sederhana
dan konkrit, walaupun pembangunan berkelanjutan bersifat
kompleks dan situasi dan prioritas negara sangat beragam.
Bukti-bukti yang ada memberikan banyak ruang untuk menilai
tujuan-tujuan apa yang paling transformatif dan relevan bagi
sebagian besar negara. Namun berdasarkan kriteria di atas,
kami telah mengurangi daftar ilustratif menjadi 12 tujuan dan
54 target, yang pencapaiannya akan sangat meningkatkan
kondisi rakyat dan bumi ini menjelang tahun 2030.
Kami sengaja tidak membagi tujuan-tujuan ini ke dalam
kategori-kategori sesuai dengan pergeseran transformasi
khusus yang dijelaskan sebelumnya. Kami memiliki keyakinan
kuat bahwa semua tujuan ini harus berinteraksi agar dapat
memberikan hasil. Dalam ilustrasi yang kami berikan, kami
memutuskan untuk mengusulkan tujuan-tujuan berikut ini:
(i) mengakhiri kemiskinan; (ii) memberdayakan anak-anak
perempuan dan perempuan serta mencapai kesetaraan
gender; (iii) menyediakan pendidikan yang berkualitas dan
pembelajaran seumur hidup; (iv) menjamin kehidupan yang
sehat; (v) menjamin ketahanan pangan dan gizi yang baik;
(vi) mencapai akses universal terhadap air dan sanitasi; (vii)
menjamin energi yang berkelanjutan; (viii) menciptakan
lapangan kerja, mata pencaharian yang berkelanjutan dan
pertumbuhan yang berkeadilan; (ix) mengelola aset sumber
daya alam secara lestari; (x) menjamin tatakelola yang baik
dan kelembagaan yang efektif; (xi) menjamin masyarakat yang
stabil dan damai; dan (xii) menciptakan lingkungan global
pendukung dan mendorong pendanaan jangka panjang.

POST-2015

Kami percaya bahwa jika tujuan-tujuan ini dan targettargetnya diupayakan, tujuan dan target ini akan mendorong
kelima transformasi kunci tidak meninggalkan siapapun,
transformasi
ekonomi,
implementasi
pembangunan
berkelanjutan, membangun kelembagaan yang efektif dan
membina kemitraan global baru.

Menghadapi Isu Lintas Bidang


Beberapa isu tidak langsung dihadapi melalui satu tujuan,
melainkan dicoba untuk diatasi di banyak tujuan. Isu-isu
lintas bidang ini meliputi perdamaian, ketimpangan, perubahan iklim, daerah perkotaan, kekhawatiran kaum muda,
anak-anak perempuan dan perempuan, serta pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan.
Perdamaian. Panel ini sangat percaya bahwa konflik kondisi
yang disebut sebagai kemunduran dalam pembangunan
harus diatasi secara langsung, bahkan dalam agenda universal.
Kami memasukkan dalam daftar ilustratif satu tujuan tentang
menjamin masyarakat yang stabil dan damai, dengan targettarget yang mencakup kematian karena kekerasan, akses
terhadap keadilan, menghilangkan penyebab eksternal
konflik, seperti kejahatan terorganisir, dan meningkatkan
legitimasi dan akuntabilitas angkatan-angkatan keamanan,
kepolisian dan badan peradilan. Namun target-target ini saja
tidak akan menjamin perdamaian atau pembangunan di
negara-negara yang muncul sebagai akibat dari konflik. Isu
lainnya, seperti lapangan kerja, partisipasi dalam proses politik
dan keterlibatan warga setempat, dan pengelolaan sumber
daya publik secara transparan juga penting. Negara-negara ini
juga harus mendapatkan manfaat dari kerangka pendanaan
yang lebih kuat yang memungkinkan sumber daya untuk
dialokasikan ke negara-negara yang paling membutuhkan.
Ketimpangan. Kerangka kerja ilustratif kami juga menangani
ketimpangan kesempatan secara langsung, di seluruh tujuan.
Ketika semua orang, terlepas dari penghasilan rumah tangga,
jenis kelamin, lokasi, etnis, usia, atau kecacatan, memiliki
akses terhadap kesehatan, gizi, pendidikan, dan pelayanan
vital lainnya, banyak dampak terburuk ketimpangan akan
teratasi. Aspek lain dari ketimpangan yang lebih relevan
dengan inklusi sosial, seperti jaminan penguasaan dan akses
terhadap keadilan, juga ditangani sebagai target khusus.
Kami mengakui bahwa setiap negara berkutat dengan
bagaimana cara menangani ketimpangan penghasilan, tetapi
kami merasa kebijakan nasional di masing-masing negara,
bukan tujuan global, yang harus memberikan jawaban.
Sejarah juga memperlihatkan bahwa negara cenderung
memiliki siklus ketimpangan penghasilan sebagaimana yang
diukur secara konvensional; dan negara sangat berbeda
dalam hal pandangan mereka tentang tingkat ketimpangan
penghasilan yang dapat diterima dan strategi yang mereka
adopsi untuk menguranginya. Namun, Panel ini percaya
bahwa pertumbuhan yang benar-benar inklusif dan luas,
yang memberikan manfaat kepada rakyat yang paling miskin,
sangat penting dalam mengakhiri kemiskinan ekstrem.
Kami mengusulkan target-target yang sengaja memasukkan
upaya-upaya untuk menangani ketimpangan dan yang

dapat dipenuhi hanya dengan fokus khusus pada kelompokkelompok yang paling terkucilkan dan paling rentan. Sebagai
contoh, kami percaya bahwa banyak target harus dipantau
dengan menggunakan data yang dipilah berdasarkan
kuintil penghasilan dan kelompok-kelompok lainnya. Target
akan dianggap tercapai hanya jika ia tercapai untuk semua
kelompok pendapatan dan sosial terkait.
Perubahan iklim. Dalam target-target ilustratif kami, kami
mencoba menangani kontributor terpenting terhadap
lintasan yang rendah karbon: infrastruktur transportasi
yang lebih berkelanjutan; meningkatnya efisiensi energi
dan penggunaan energi terbarukan; tersebarnya praktikpraktik pertanian yang lebih lestari; penanganan deforestasi
dan peningkatan reforestasi dalam konteks meningkatkan
mata pencaharian masyarakat, dan ketahanan pangan,
yang memperhitungkan nilai sumber daya alam,
dan keanekaragaman hayati. Kami juga mendorong
dimasukkannya metrik sosial dan metrik lingkungan ke dalam
praktik-praktik akuntansi. Semua ini harus menjadi bagian
dari agenda pembangunan berkelanjutan, walaupun jika
tidak ada kekhawatiran tentang naiknya suhu global, dan
perlu menjadi bagian dari kerangka kerja universal. Kami juga
sangat mendukung seruan untuk menahan naiknya rata-rata
suhu global hingga 2 C di atas tingkat pra industri, sesuai
dengan perjanjian internasional. Namun kami juga mengakui
adanya kebutuhan untuk memasukkan adaptasi perubahan
iklim dan pengurangan risiko bencana ke dalam strategi
regional dan strategi nasional, dan mendorong negara-negara
untuk berfokus pada rencana-rencana ini.
Daerah perkotaan. Panel ini mengakui bahwa pemerintah
kota memiliki tanggung jawab besar atas pengelolaan
kota. Mereka memiliki masalah-masalah khusus, yaitu
kemiskinan, perbaikan daerah kumuh, pengelolaan limbah
padat, pemberian pelayanan, penggunaan sumber daya,
dan perencanaan yang akan menjadi lebih penting dalam
beberapa dekade mendatang. Agenda pasca-2015 harus
relevan bagi penduduk kota. Kota adalah tempat yang
menentukan kemenangan atau kekalahan dalam perjuangan
mencapai pembangunan berkelanjutan. Namun, Panel ini
juga percaya bahwa memberikan perhatian kepada daerahdaerah pedesaan sangat penting; tiga miliar rakyat rawan
miskin masih akan dapat ditemui di daerah-daerah pedesaan
pada tahun 2030. Isu yang paling mendesak bukan tentang
membandingkan antara daerah perkotaan dengan daerah
pedesaan, melainkan bagaimana cara mengembangkan
pendekatan geografi setempat terhadap agenda pasca-2015.
Panel percaya hal ini dapat dilakukan dengan memilah
data berdasarkan tempat, dan memberikan kepada otorita
setempat peran yang lebih besar dalam menetapkan prioritas,
melaksanakan rencana, memantau hasil dan terlibat dengan
perusahaan dan masyarakat setempat.
Kaum muda. Remaja dan kaum muda kekuatannya mencapai
jumlah 1,8 miliar yaitu seperempat dari jumlah penduduk
dunia. Mereka membentuk pembangunan sosial dan
ekonomi, menantang norma dan nilai sosial, dan membangun
landasan bagi masa depan dunia ini. Mereka memiliki
harapan tinggi bagi masyarakat dan diri mereka sendiri

35

36

BAB 3: TUJUAN ILUSTRATIF DAN DAMPAK GLOBAL

dan membayangkan bagaimana dunia ini dapat menjadi


lebih baik. Saling terhubung melalui media baru, mereka
mendorong kemajuan sosial dan langsung mempengaruhi
keberlanjutan dan daya tahan masyarakat mereka dan negara
mereka. Kaum muda ini menghadapi banyak hambatan,
mulai dari diskriminasi, marjinalisasi, dan kemiskinan, hingga
kekerasan. Mereka menemui kesulitan untuk mendapatkan
pekerjaan pertama mereka, sehingga kami percaya target
lapangan kerja dengan satu indikator khusus bagi tenaga kerja
muda, harus dimasukkan dalam kerangka tujuan berikutnya.
XXVII
Kaum muda harus menjadi subyek, bukan obyek, dari
agenda pembangunan pasca-2015. Mereka memerlukan
akses terhadap kesehatan (termasuk akses terhadap SRHR)
dan pendidikan yang tepat untuk meningkatkan prospek
mereka dalam mendapatkan pekerjaan dan keahlian hidup
mereka, tetapi mereka juga harus menjadi peserta aktif dalam
pembuatan keputusan, dan diperlakukan sebagai aset vital
bagi masyarakat.
Anak-anak perempuan dan perempuan dewasa. Mayoritas
mereka yang hidup dalam kemiskinan ekstrem adalah
perempuan. Agenda yang berfokus pada rakyat harus
berupaya untuk menjamin hak yang setara bagi perempuan
dan anak-anak perempuan, dan memberdayakan mereka
untuk berpartisipasi dan mengambil peran kepemimpinan
dalam kehidupan publik. Perempuan di seluruh belahan
dunia harus bekerja keras untuk mengatasi banyaknya
hambatan dalam memanfaatkan kesempatan. Hambatanhambatan ini dapat dihilangkan hanya ketika tidak ada
toleransi sama sekali bagi kekerasan terhadap perempuan
dan eksploitasi yang dilakukan terhadap perempuan dan
anak-anak perempuan, dan ketika mereka memiliki hak
penuh dan setara dalam lingkup politik, ekonomi dan publik.
Perempuan dan anak-anak perempuan harus memiliki akses
setara terhadap pelayanan keuangan, infrastruktur, berbagai
macam pelayanan kesehatan termasuk SRHR, air dan sanitasi;
hak setara untuk memiliki lahan dan aset lainnya; lingkungan
yang aman untuk mempelajari dan menerapkan pengetahuan
dan keahlian mereka; dan berakhirnya diskriminasi agar
mereka dapat menerima bayaran yang sama untuk pekerjaan
yang sama, dan memiliki hak suara setara dalam pembuatan
keputusan. Kesetaraan gender dimasukkan di semua tujuan
ini, baik dalam target-target khusus maupun dengan
memastikan bahwa target diukur secara terpisah antara
perempuan dengan laki-laki, atau antara anak perempuan
dengan anak laki-laki, di mana sesuai. Namun kesetaraan
gender sendiri juga merupakan isu penting, dan satu tujuan
khusus dapat mengkatalisasi kemajuan.
Pola konsumsi dan produksi berkelanjutan. Fokus utama kami
adalah sistem pangan, air dan energi kebutuhan dasar hidup.
Tetapi kami juga sangat percaya bahwa perubahan yang lebih
luas menuju pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan
merupakan hal yang sangat penting. Perubahan terpenting
akan didorong oleh teknologi, oleh inovasi dalam rancangan
produk, oleh panduan kebijakan yang terperinci, oleh
pendidikan dan berubahnya perilaku, dan oleh inovasi-inovasi
sosial yang tertanam dalam masyarakat. Tetapi perubahan
terjadi dengan cepat, dan cita-cita saat ini mungkin akan
menjadi gagasan usang di masa depan. Oleh karena itu, kami

telah membingkai target-target ilustratif dengan ambisi yang


tinggi tetapi memungkinkan adanya perkembangan rincian
dari waktu ke waktu.
Banyak teknologi baru dan sebagian besar produk baru
akan berasal dari dunia usaha. Kami merangkul kontribusi
positif terhadap pembangunan berkelanjutan yang dibuat
oleh dunia usaha. Namun kontribusi ini harus mencakup
kesediaan, dari semua perusahaan besar serta pemerintah,
untuk melaporkan dampak sosial dan lingkungan mereka,
disamping mempublikasikan catatan keuangan mereka.
Sekitar seperempat dari total perusahaan besar telah
melakukannya. Kami mengusulkan agar peraturan wajib
patuhi atau jelaskan diperkenalkan secara bertahap kepada
semua perusahaan dengan kapitalisasi pasar di atas $100 juta
atau yang setara.XXVIII
Prinsip yang sama juga harus diberlakukan pada pemerintah.
Penghitungan nasional dampak sosial dan lingkungan
harus diarusutamakan menjelang tahun 2030. Pemerintah,
terutama di negara-negara maju, harus menggali opsi
kebijakan untuk pertumbuhan hijau sebagai salah satu alat
penting yang tersedia untuk mempromosikan pembangunan
berkelanjutan. Disamping melindungi sumber daya alam,
ukuran-ukuran ini akan mendukung pergerakan menuju
konsumsi dan produksi yang berkelanjutan. Dan, jika konsumsi
yang berkelanjutan akan menjadi bagian dari kehidupan
sehari-hari, seperti yang seharusnya, konsumen-konsumen
di masa depan akan harus memiliki kesadaran sosial dan
lingkungan. Kegiatan-kegiatan peningkatan pengetahuan di
sekolah-sekolah, dan kampanye-kampanye informasi publik
secara lebih luas, dapat memainkan peran yang besar dalam
merubah pola pikir dengan memperlihatkan keuntungan dari
beralih ke konsumsi dan produksi yang berkelanjutan.

Dampak Global Menjelang Tahun 2030


Apa yang akan terjadi jika negara-negara maju dan negaranegara berkembang, dan mitra lainnya juga, berkomitmen
untuk melaksanakan tujuan dan target yang kami gambarkan?
Kita dapat membayangkan dunia di tahun 2030 yang lebih
setara, lebih sejahtera, lebih damai dan lebih adil dari dunia
saat ini. Dunia di mana kemiskinan ekstrem telah terhapuskan
dan di mana unsur-unsur dasar kesejahteraan berkelanjutan
tersedia. Dunia di mana tidak seorangpun terlupakan, di
mana telah terjadi transformasi ekonomi, dan di mana
pemerintah yang transparan dan representatif berkuasa.
Dunia perdamaian di mana pembangunan berkelanjutan
merupakan tujuan yang menyeluruh. Dunia dengan semangat
kerjasama dan kemitraan baru.
Ini bukan angan-angan. Sumber daya, keterampilan dan
teknologi yang dibutuhkan telah tersedia, dan semakin
berkembang setiap tahun. Dengan menggunakan sumber
daya, keterampilan dan teknologi ini banyak yang telah
tercapai. Dua puluh lima tahun yang lalu, hanya sedikit orang
yang membayangkan bahwa menjelang tahun 2015, satu
miliar orang telah dapat mengangkat diri mereka keluar dari

POST-2015

kemiskinan ekstrem. Jika seorang pembawa pesan dari masa


depan memberi tahu kita bahwa polio akan hilang dari semua
kecuali tiga negara; bahwa empat dari lima anak di dunia ini
akan mendapatkan vaksinasi, atau bahwa 590 juta anak akan
bersekolah, kita tidak akan mempercayainya. Namun, semua
ini terjadi.
Dalam membentuk skenario tentang apa yang dunia ini dapat
capai menjelang tahun 2030, Panel ini mempertimbangkan
beberapa faktor dan membuat beberapa asumsi.
Pertumbuhan: Output global direncanakan akan naik dua
kali lipat menjelang tahun 2030. Tentang lintasan yang ada
saat ini, kesenjangan pendapatan per kapita antara negaranegara maju dengan negara-negara berkembang akan tetap
besar, tetapi berkurang. Menjelang tahun 2030, sebagian
besar negara-negara berkembang harus telah mengalami
pertumbuhan ekonomi yang cukup cepat, dengan ratarata pertumbuhan 5 persen per tahun, untuk menurunkan
kemiskinan ekstrem turun di bawah lima persen. Langkahlangkah kebijakan khusus harus diambil untuk menuntaskan
sisanya demi menjamin tidak seorangpun terlupakan. Namun,
kita tidak boleh meremehkan nilai pertumbuhan, dan harus
meningkatkan upaya kita dua kali lipat untuk menjamin
bahwa pertumbuhan dapat terus berlanjut di tingkat ini, dan
dibuat lebih inklusif dan berkelanjutan, melalui transformasi
struktural dalam setiap perekonomian. Kami percaya
bahwa dengan langkah-langkah kebijakan yang tepat,
kepemimpinan politik yang kuat dan kelembagaan yang lebih
kuat, pertumbuhan dapat lebih dipercepat bahkan, dan
mungkin khususnya, di negara-negara berpendapatan rendah
yang memiliki potensi terbesar untuk mengejar kemajuan.
Pendanaan: Dengan semakin banyaknya negara yang
meningkat menjadi negara berpendapatan menengah
dan dapat mengakses pasar modal, official development
assistance (ODA) dapat berkonsentrasi pada negara-negara
berpendapatan rendah yang masih ada dan berkembang
secara proporsional untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Dengan proyek-proyek mineral besar yang akan beroperasi
di banyak negara berpendapatan rendah, ada potensi
besar untuk menaikkan pendapatan dalam negeri. Tetapi
pendapatan ini seringkali akan bersifat sementara dan harus
dikelola dengan bijak.
Perubahan demografi: Pertumbuhan jumlah penduduk
dunia diharapkan akan melambat menjadi hanya satu persen
per tahun mulai saat ini hingga tahun 2030, ketika jumlah
penduduk dunia kemungkinan mencapai 8 miliar, dan
semakin naik menjadi lebih dari 9 miliar menjelang tahun
2050.XXIX Akan ada semakin banyak manusia dan mereka yang
berusia tua. Dampak dari kedua kecenderungan ini harus
dipertimbangkan. Angkatan kerja dunia akan naik sekitar
470 juta. Bagi banyak negara berkembang, gelombang ini
merupakan bonus demografi (demographic dividend), jika
orang-orang tambahan tersebut diberikan kesempatan,
pelayanan dan keahlian yang tepat. Menciptakan banyak
lapangan kerja terdengar menakutkan, tetapi hal ini masih
tidak terlalu menakutkan dibandingkan apa yang dicapai

banyak negara antara tahun 1995 sampai tahun 2010, ketika


angkatan kerja dunia naik hampir 700 juta.
Migrasi internasional: hak asasi manusia universal dan
kebebasan dasar migran harus dihormati. Para migran ini
memberikan kontribusi ekonomi positif bagi negara-negara
yang menampung mereka, melalui pengembangan angkatan
kerja. Negara asal mendapatkan manfaat dari pendapatan
devisa dalam bentuk pengiriman uang dan dari perdagangan
dan aliran keuangan yang lebih besar dengan negara yang
menampung banyak warga mereka. Menjelang tahun 2030,
dengan naiknya jumlah penduduk dunia, kemungkinan akan
ada 30 juta lebih migran internasional, yang memberikan
pemasukan tambahan $60 miliar kepada negara asal mereka
melalui jalur-jalur yang rendah biaya.
Urbanisasi: Lebih banyak daerah perkotaan dibandingkan
daerah pedesaan di dunia sekarang ini, berkat migrasi
internal. Menjelang tahun 2030, akan ada lebih dari satu
miliar penduduk perkotaan dan, untuk pertama kalinya,
jumlah penduduk pedesaan akan mulai menyusut. Hal ini
terjadi karena pertumbuhan inklusif berasal dari kota-kota
yang bergairah dan berkelanjutan, satu-satunya lokasi yang
memungkinkan untuk menghasilkan jumlah lapangan kerja
baik yang dicari oleh kaum muda. Pemerintahan setempat,
pengelolaan dan perencanaan yang baik merupakan kunci
dalam memastikan bahwa migrasi ke kota tidak menggantikan
satu bentuk kemiskinan dengan bentuk kemiskinan lain,
ketika pendapatan berada sedikit di atas $1,25 per hari, tetapi
biaya pemenuhan kebutuhan dasarnya lebih tinggi.
Teknologi: Banyak produk yang efisien dan terjangkau
harganya telah mulai diupayakan dan diadaptasi untuk
memenuhi kebutuhan pembangunan berkelanjutan.
XXX
Contoh tentang hal ini meliputi bangunan-bangunan
yang hemat energi dan merubah sampah menjadi energi
yang membuktikan bahwa menghasilkan pendapatan dan
mengurangi polusi, mungkin untuk dilakukan. Beberapa
teknologi baru yang dapat membuktikan hal ini adalah
smart grid, kota rendah karbon, angkutan masal, transportasi
efisien dan kebijakan zonasi, pengelolaan air badai terpadu,
mini-grid untuk listrik pedesaan, dan alat masak bertenaga
surya serta lentera. Vaksin baru, layanan perbankan melalui
telepon genggam dan meningkatnya jaring keselamatan
juga berpotensi menjadi faktor perubah. Teknologi lain
perlu dikembangkan: untuk itu, kami melihat potensi besar
dari kolaborasi penelitian internasional dan platform inovasi
terbuka sukarela.
Menjelang tahun 2030, jika pergeseran transformasi yang telah
kami gambarkan terjadi, hambatan yang menghalangi rakyat
akan teratasi, kemiskinan dan ketimpangan kesempatan yang
merusak kehidupan sangat banyak orang di bumi ini akan
berakhir. Ini adalah dunai yang dapat diciptakan oleh kaum
muda saat ini.

37

38

BAB 3: TUJUAN ILUSTRATIF DAN DAMPAK GLOBAL

Contoh Potensi DampakXXXI


Menjelang tahun 2030 Dunia akan mengalami:

Berkurangnya 1,2 miliar orang yang kelaparan dan hidup dalam kemiskinan ekstremXXXII

Bertambahnya 100 juta anak yang terselamatkan dari kematian sebelum berusia lima tahunXXXIII

Bertambahnya 4,4 juta perempuan yang terselamatkan dari kematian ketika hamil atau melahirkanXXXIV

Bertambahnya 1,3 miliar ton makanan per tahun yang terselamatkan dari pemborosanXXXV

Bertambahnya 470 juta orang yang memiliki pekerjaan dan mata pencaharian yang baikXXXVI

Bertambahnya 200 juta kaum muda yang dipekerjakan dengan keahlian yang mereka butuhkan untuk mendapatkan
pekerjaan yang baik13XXXVII

Bertambahnya 1,2 miliar orang yang terhubung dengan listrikXXXVIII

Bertambahnya 190 hingga 240 juta hektar untuk cakupan hutanXXXIX

$30 triliun yang dibelanjakan oleh pemerintah di seluruh dunia dipertanggungjawabkan secara transparanXL

Semua orang di manapun berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan meminta pertanggungjawaban pejabat

Rata-rata suhu global sedang distabilkan di bawah 2C di atas tingkat industri

Berkurangnya 220 juta orang yang mengalami dampak yang melumpuhkan dari bencana alamXLI

XXV Otorita daerah dan kawasan telah mulai bekerja dengan horizon 2030 (Manifesto for the City 2030) yang menyeimbangkan visi jangka panjang dengan
alam dunia yang berubah cepat saat ini.
XXVI Penetapan target nasional serupa digunakan setelah Jomtien Summit on Education (1990) dan World Summit on Children in New York (1990)
XXVII Anak muda di sini didefinisikan sebagai mereka yang berusia 15 hingga 24 tahun.
XXVIII Rekomendasi ini sebelumnya dibuat oleh High Level Panel on Global Sustainability (2012) Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa. Resilient
People, Resilient Planet: A Future Worth Choosing, New York
XXIX United Nations, Department of Economic and Social Affairs, Population Division (2011). World Population Prospects: The 2010 Revision, Highlights and
Advance Tables. ESA/P/WP.220
XXX World Bank (2012) World Bank Inclusive Green Growth: The Pathway to Sustainable Development. World Bank: Washington DC.
XXXI Semua angka ini merupakan baseline 2015, kecuali disebutkan lain (angka merupakan perkiraan)
XXXII World Bank, PovcalNet (terhitung tahun 2010): http://iresearch.worldbank.org/PovcalNet/index.htm?1
XXXIII WHO Factsheet 2012: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs290/en/
XXXIV WHO Factsheet 2012: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs348/en/
XXXV FAO, Global Food Losses and Food Waste (2011)
XXXVI International Labour Organisation, Global Employment Trends 2013
XXXVII International Labour Organisation, World Employment Report, 2012
XXXVIII World Bank, http://web.worldbank.org/WBSITE/EXTERNAL/TOPICS
EXTENERGY2/0,,contentMDK:22855502~pagePK:210058~piPK:210062~theSitePK:4114200,00.html
XXXIX Food and Agriculture Organization, United Nations, 2010, http://www.fao.org/news/story/pt/item/40893/icode/
XL Total pengeluaran pemerintah umum dalam Paritas Daya Beli, berdasarkan IMF, World Economic Outlook, Database, April, 2013
XLI UN Development Programme, http://www.undp.org/content/dam/undp/library/corporate/fast-facts/english/FF_DRR_05102012(fv).pdf

POST-2015

BAB 4: PELAKSANAAN, AKUNTABILITAS DAN


MEMBANGUN KONSENSUS
Melaksanakan Agenda Pasca-2015
Tujuan dan target ilustratif yang telah kami uraikan dengan lugas, namun praktis. Seperti
MDGs, tujuan dan target ini tidak akan mengikat secara hukum, namun harus dipantau dengan
saksama. Indikator-indikator yang melacaknya harus dipecah ke dalam banyak cara berbeda
untuk menjamin agar tidak seorangpun tertinggalkan. Kami merekomendasikan agar tujuan
baru didampingi dengan sistem pemantauan yang independen dan kuat, dengan kesempatan
untuk secara rutin mendiskusikan hasilnya di tingkat politik tinggi. Kami juga menyerukan adanya
revolusi data untuk pembangunan berkelanjutan, dengan inisiatif internasional baru untuk
meningkatkan kualitas statistik dan informasi yang tersedia bagi rakyat dan pemerintah. Kita
harus aktif memanfaatkan teknologi baru, pengumpulan sumberdaya dari publik (crowdsourcing),
dan konektivitas yang lebih baik untuk memberdayakan masyarakat dengan informasi tentang
kemajuan menuju pencapaian target. Kami melihat kesempatan dalam agenda pasca-2015 untuk
memasukkan pemain-pemain baru dalam kemitraan di semua tingkat, untuk memperkenalkan
cara bekerja baru di seluruh agenda yang meliputi lebih dari sekedar bantuan, dan untuk
memperkenalkan semangat multilateralisme baru dan kerjasama internasional. Melaksanakan
agenda dengan cakupan seluas ini, meminta masyarakat bertanggung jawab atas kemajuan
dan mempertahankan agenda ini agar tetap berada dalam pengawasan para pemimpin dunia,
tidak dapat dianggap remeh. Namun kali ini, tidak seperti ketika MDGs, kita tidak perlu mulai
dari awal. Ada proses yang telah mapan untuk beralih dari perjanjian di New York ke program
di desa terpencil, badan-badan yang berkolaborasi dengan kantor statistik di seluruh belahan
dunia, kesediaan para pemimpin dunia untuk memberikan perhatian lebih pada pembangunan
berkelanjutan, dan inisiatif setempat yang dapat ditingkatkan.

Menyatukan Tujuan Global dengan Rencana Pembangunan Nasional


Agenda pasca-2015 harus memungkinkan setiap bangsa untuk mewujudkan harapan dan
rencananya. Kami mendapatkan pembelajaran dari MDGs bahwa target global dilaksanakan
dengan efektif hanya jika target tersebut dimiliki oleh lokal ditanamkan dalam rencana
dan target nasional dimana hal ini merupakan pembelajaran penting bagi agenda baru ini.
Melalui proses perencanaan nasional, masing-masing pemerintah dapat memilih tingkat ambisi
yang sesuai untuk masing-masing target, yang memperhitungkan titik awal masing-masing

pemerintah, kapasitas dan sumber daya yang berada dalam jalur perintahnya. Mereka dapat
menerima masukan tentang apa yang realistis dan dapat dicapai di masing-masing bidang
target dari warga, pejabat, dunia usaha dan masyarakat sipil di desa, kota-kota kecil, kotakota besar, provinsi dan komunitas. Hal ini merupakan kesempatan bagi pemerintah untuk
menjamin akses warga terhadap informasi publik yang dapat digunakan sebagai dasar
untuk strategi dan rencana nasional.
Dalam banyak situasi, mitra dan badan internasional akan diundang untuk membantu negara
melaksanakan rencana dan mencapai target mereka rata-rata 30 mitra pembangunan resmi,
banyak dengan lebih dari satu badan pembangunan, beroperasi di masing-masing negara
berkembang. Badan-badan ini memiliki tanggung jawab untuk menyelaraskan upaya mereka
dengan rencana nasional, beroperasi melalui anggaran pemerintah jika dapat dilakukan, dan
saling berkolaborasi untuk menjamin dampak maksimal dengan upaya yang minimal.

Pemantauan Global dan Peninjauan Sesama


Agenda pembangunan pasca-2015 harus menjadi tanda era multilateralisme baru dan kerjasama
internasional. Perserikatan Bangsa-Bangsa dapat memimpin dalam menetapkan agenda ini
dikarenakan legitimasinya yang unik dan universal dan kemampuannya untuk berkoordinasi dan
memantau di tingkat global. Namun dengan sistem PBB belum sepenuhnya mewujudkan visi
bekerja sebagai satu kesatuan. Mengusulkan opsi reformasi di PBB tidak termasuk dalam lingkup
laporan ini, tetapi Panel ini menyerukan agar setiap langkah diambil untuk meningkatkan
koordinasi dan memberikan satu agenda pembangunan berkelanjutan yang terpadu, termasuk

39

40

BAB 4: PELAKSANAAN, AKUNTABILITAS DAN MEMBANGUN KONSENSUS

Contoh Kemitraan Multi Pemangku Kepentingan: Memberikan Pendidikan


yang Berkualitas
Kemitraan Pendidikan Global memberikan pendidikan yang berkualitas kepada anak-anak marjinal, mengkoordinasikan
banyak pemain pendidikan, menawarkan bantuan tanpa replikasi yang tidak penting, dan mengikuti kepemimpinan
setempat.
Kemitraan ini mengarahkan dana ke satu kelompok setempat di suatu negara. 70 negara berpendapatan rendah
memenuhi syarat. Satu kelompok biasanya terdiri dari pendidik, badan pembangunan, perusahaan (dalam dan luar
negeri), bank pembangunan regional, kementerian pendidikan, masyarakat sipil dan organisasi donor, terkadang
perwakilan-perwakilan UNESCO dan UNICEF, dan pakar-pakar lainnya dengan dipimpin oleh kementerian pendidikan.
Dana Kemitraan Pendidikan Global datang dengan dukungan teknis untuk memperkuat rencana pendidikan nasional
(atau provinsi). Kemitraan ini membantu membangun kapasitas untuk memantau kemajuan. Pekerjaan di dalamnya
mencakup apapun yang dianggap dibutuhkan oleh negara: membuat jamban atau pusat pendidikan anak usia dini
(PAUD); guru pelatihan atau menulis kurikulum dalam bahasa setempat; mendistribusikan buku pelajaran, menambahkan
program kejuruan atau sistem pembelajaran digital dengan perusahaan mitra (Microsoft, Nokia dan penerbit Pearson
sekarang menawarkan alat pendidikan digital genggam di seluruh Afrika).
Dewan direksi Kemitraan ini bersifat global, dengan kecenderungan ke arah representasi negara berkembang. Pendanaan
berjangka panjang, ditiadakan secara bertahap ketika pendapatan nasional meningkat. Anggarannya saat ini melebihi
$2 miliar.
Kemitraan Pendidikan Global merupakan kemitraan satu sektor (pendidikan) namun memperlihatkan bagaimana
kolaborasi dapat membawa hasil yang lebih baik. Model serupa dapat terbukti berguna di bidang lainnya.

langkah-langkah positif belakangan ini untuk meningkatkan


kolaborasi antara badan, dana dan program PBB, dan dengan
lembaga-lembaga keuangan internasional.
Panel ini memiliki tiga usulan yang dapat membantu,
dengan pendekatan internasional yang terkoordinasi dan
kooperatif terhadap pemantauan dan peninjauan sesama.
Pemantauan harus dianggap oleh semua orang sebagai
cara untuk memotivasi kemajuan dan meningkatkan
kerjasama, bukan sebagai alat kondisionalitas. Pertama,
Panel ini mengusulkan agar PBB mengidentifikasi satu
wadah akuntabilitas untuk agenda pasca-2015 yang
akan bertanggung jawab mengkonsolidasikan beberapa
laporannya tentang pembangunan ke dalam satu ulasan
tentang seberapa baiknya agenda pasca-2015 dilaksanakan.
Mulai tahun 2015, PBB dapat menghasilkan satu Pandangan
Pembangunan Berkelanjutan Global (Global Sustainable
Development Outlook), yang disusun bersama-sama setahun
atau dua tahun sekali oleh gabungan badan-badan
PBB dan organisasi-organisasi internasional lainnya.
XLI
Pandangan Global ini dapat memantau kecenderungan
dan hasil, serta risiko yang mengancam akan
menggelincirkan pencapaian target. Pandangan Global ini
juga merekomendasikan cara melaksanakan program dengan
lebih efektif.

Kedua, Panel ini mengusulkan agar PBB secara berkala


mengadakan forum global di tingkat politik tinggi untuk
meninjau kemajuan dan tantangan ke depan. Komite penasihat independen harus memberikan nasihat dan rekomendasi sebagai latar belakang untuk forum ini. Badan
semacam ini harus diundang untuk memberikan komentar
dengan cara terbuka dan tidak dibuat-buat, dan memasukkan pendapat dari dunia usaha, masyarakat sipil dan pihak
lainnya.
Ketiga, pelaporan dan peninjauan sesama pada tingkat
regional dapat melengkapi pemantauan global. Meninjau
kebijakan secara mendalam seringkali lebih mudah dilakukan
dengan tetangga-tetangga yang ramah dan konstruktif
dibandingkan dengan seluruh dunia. Kelima komisi regional
PBB, dengan bank-bank pembangunan regional, negaranegara anggota dan organisasi-organisasi regional, dapat
menjadi bagian dari mekanisme koordinasi yang lebih baik di
masing-masing kawasan di dunia ini, yang akan mendiskusikan
dan melaporkan agenda pembangunan berkelanjutan
sebelum melaporkan di masing-masing forum global.
XLIII

POST-2015

Pemangku Kepentingan Bermitra berdasarkan


Tema
Kita tinggal dalam era di mana masalah global lebih baik
dipecahkan oleh ribuan, bahkan jutaan, orang yang bekerja
bersama-sama. Kemitraan ini dapat memandu cara mencapai
target dan menjamin bahwa program efektif di lapangan.
Kelompok-kelompok seperti ini terkadang disebut kemitraan
multi pemangku kepentingan. Kelompok-kelompok ini
mempertemukan pemerintah (daerah, kota, nasional), pakar,
OMS, dunia usaha, donor, universitas dan lainnya, untuk
mendiskusikan satu tema tunggal. Kemitraan ini berkuasa
karena masing-masing mitra datang dengan pengetahuan
langsung dan bukti-bukti yang kuat, berdasarkan penelitian
yang menyeluruh. Hal ini memungkinkan mereka untuk
berinovasi, melakukan advokasi dengan meyakinkan untuk
kebijakan-kebijakan yang baik, dan mendapatkan pendanaan.
Mereka memiliki keahlian untuk menerapkan pengetahuan
tentang apa yang berhasil dilakukan sebelumnya pada
operasi yang baru, dan memperluas gagasan-gagasan
yang menjanjikan untuk menjangkau banyak penduduk di
banyak negara pelaksanaan dan perluasan. Ada sejumlah
kemitraan multi pemangku kepentingan global yang telah
memberikan hasil yang menjanjikan pada skala besar: dalam
bidang kesehatan, gizi, pendidikan, pertanian, air, energi,
teknologi informasi dan komunikasi, pelayanan keuangan,
kota dan pemerintahan terbuka. Satu dekade sebelumnya
atau lebih, ketika kemitraan global pertama dimulai dengan
niat yang tulus, kemitraan ini biasanya berbagi biaya, manfaat
dan risiko pendanaan proyek besar. Sekarang kemitraan
mampu berbuat lebih banyak. Kemitraan dapat membawa
keterampilan dan pelatihan, dan mengatasi hambatan yang
tidak satupun pemerintah, kementerian, badan usaha swasta
atau OMS mampu untuk menangani sendiri. Kemitraan
khususnya ahli dalam menetapkan skala baru, karena bersifat
global dan berpengalaman. Membawa bukti-bukti dari dunia
usaha, masyarakat sipil dan pakar dari seluruh dunia yang
terkait dengan satu topik, kemitraan dapat mendorong
perbaikan kebijakan dan kelembagaan yang lemah. Dan
ketika kemitraan melihat bahwa tugas mereka tidak dapat
terlaksana dengan business-as-usual, mereka berinovasi untuk
mengembangkan solusi baru, selalu sejalan dengan kebijakan
dan prioritas nasional.
Salah satu fitur yang paling menarik adalah bahwa mereka
dapat menghasilkan perubahan pola pikir, merubah pemikiran
jutaan orang di seluruh belahan dunia. Isunya mungkin

sederhana: kampanye untuk mendorong cuci tangan atau


menggunakan kelambu untuk melawan malaria. Isu juga
dapat bersifat kompleks, seperti kampanye untuk mengakui
dan menangani kontribusi manusia terhadap perubahan
iklim, atau perlunya beralih ke pola konsumsi berkelanjutan.
Tetapi selalu melibatkan penjangkauan masyarakat di setiap
negara dan di setiap lapisan.
Panel ini mengusulkan agar konsep tujuan atau kemitraan
global sektor khusus harus menjadi bagian inti dari agenda
pembangunan yang baru. Kemitraan ini harus bercita-cita
mencapai standar transparansi, evaluasi dan pemantauan
yang tinggi, dan melibatkan dunia usaha, masyarakat sipil,
organisasi donor, organisasi internasional dan pemerintah.

Meminta Pertanggungjawaban Mitra


Akuntabilitas atau pertanggungjawaban harus dilaksanakan
di tingkat yang tepat: pemerintah kepada warganya,
pemerintah daerah kepada masyarakatnya, perusahaan
kepada pemegang saham, masyarakat sipil kepada anggota
masyarakat yang mereka wakili. Akuntabilitas merupakan
inti dari kemitraan global dan, sejalan dengan semangat ini,
semua pihak harus menghormati lini-lini akuntabilitas ini
dan percaya mitra-mitra mereka akan memenuhi komitmen
mereka.
Tetapi akuntabilitas hanya berfungsi jika masyarakat memiliki
informasi yang tepat, mudah tersedia dan mudah digunakan.
Jenis baru pertanggungjawaban transparan membuat hal
ini sulit dilakukan. Kita memerlukan data untuk tersedia, dan
kita memerlukan akuntabilitas yang mengikuti data tersebut.
Tanpa keduanya, kemitraan global tidak akan berfungsi.
MDGs mempertemukan visi inspirasional dengan serangkaian
tujuan dan target yang konkret dan terikat waktu yang dapat
dimonitor dengan indikator-indikator statistik yang kuat. Ini
merupakan kekuatan besar MDGs dan, dengan berlalunya
waktu, cakupan dan ketersediaan data meningkat. Namun,
lebih banyak lagi yang masih harus dilakukan. Bahkan
sekarang, lebih dari 40 negara berkembang tidak memiliki
cukup data untuk melacak kinerja pencapaian MDG1
(memberantas kemiskinan ekstrem dan kelaparan), dan
keterlambatan waktu pelaporan hasil MDGs masih terjadi.

Sebuah Revolusi Data Baru


Terlalu sering, upaya-upaya pembangunan dihambat dengan kurangnya data paling dasar tentang situasi sosial
dan ekonomi di mana masyarakat hidup. Pemantauan dan evaluasi yang lebih kuat di semua tingkat, dan di semua
proses pembangunan (dari perencanaan hingga pelaksanaan) akan membantu memandu pengambilan keputusan,
memutakhirkan prioritas dan menjamin akuntabilitas. Hal ini akan memerlukan banyak investasi dalam peningkatan
kapasitas sebelum tahun 2015. Registrasi komitmen yang rutin dimutakhirkan merupakan gagasan untuk menjamin
akuntabilitas dan memantau kesenjangan pencapaian. Kita juga harus memanfaatkan teknologi baru dan akses terhadap
data terbuka bagi semua orang.

Bali Communique Panel Tingkat Tinggi, 28 Maret 2013

41

42

BAB 4: PELAKSANAAN, AKUNTABILITAS DAN MEMBANGUN KONSENSUS

Dibutuhkan: Sebuah Revolusi Data Baru


Revolusi teknologi informasi selama satu dekade terakhir
memberikan kesempatan untuk memperkuat data dan
statistik untuk akuntabilitas dan pengambilan keputusan. Ada
inisiatif inovatif untuk menggunakan teknologi genggam dan
perkembangan lainnya untuk memungkinkan pemantauan
hasil pembangungan dalam waktu nyata (real time). Namun
pergerakan ini, sebagian besar, masih terlepas dari komunitas
statistik tradisional baik di tingkat global maupun di tingkat
nasional. Proses pasca-2015 harus mempertemukan keduanya
dan sekarang mulai meningkatkan data pembangunan.
Data juga harus membisakan kita untuk menjangkau rakyat
yang paling membutuhkan, dan mencari tahu apakah mereka
menerima pelayanan-pelayanan dasar. Hal ini berarti data
yang dikumpulkan akan perlu dipilah berdasarkan jenis
kelamin, wilayah geografi, pendapatan, kecacatan, dan
kategori lain, untuk memastikan tidak ada satu kelompok pun
yang terlupakan.
Data dan statistik yang lebih baik akan membantu
pemerintah melacak kemajuan dan memastikan keputusan
mereka berdasarkan bukti; data dan statistik juga dapat
memperkuat akuntabilitas. Ini bukan tentang pemerintah
saja. Badan internasional, OMS dan sektor swasta harus
terlibat. Revolusi data yang sebenarnya akan melakukan
pendekatan terhadap sumber data yang ada dan sumber
data baru untuk sepenuhnya memasukkan statistika ke dalam
pengambilan keputusan, mempromosikan akses terbuka ke,
dan penggunaan, data dan menjamin dukungan yang lebih
baik bagi sistem statistik.
Untuk mendukung hal ini, Panel merekomendasikan untuk
membentuk Kemitraan Global Data Pembangunan yang
mempertemukan berbagai pemangku kepentingan kantor
statistik pemerintah, organisasi internasional, OMS, yayasan
dan sektor swasta. Kemitraan ini akan, sebagai langkah
pertama, mengembangkan strategi global untuk mengisi
kesenjangan kritis, memperluas aksesibilitas data, dan
membangkitkan upaya internasional untuk memastikan
data dasar (baseline) untuk target-target pasca-2015 tersedia
sebelum Januari 2016.
Aspek akuntabilitas dan informasi lebih lanjut adalah bagaimana
pemerintah dan badan usaha mempertanggungjawabkan
dampak mereka terhadap pembangunan berkelanjutan.
Hanya sedikit badan usaha besar yang progresif yang
mencoba mempertanggungjawabkan jejak kaki sosial
dan lingkungan mereka. Panel ini mengusulkan agar, di
masa depan setidaknya sebelum 2030 semua badan
usaha besar harus melaporkan dampak lingkungan dan
sosial mereka atau menjelaskan mengapa mereka tidak
melakukannya. Pemerintah juga harus mengadopsi Sistem
Pertanggungjawaban Lingkungan-Ekonomi PBB, bersama
dengan the Wealth Accounting and the Valuation of Ecosystem
Services (WAVES) yang diperkenalkan oleh World Bank, dengan
bantuan yang diberikan kepada mereka yang memerlukan
bantuan untuk melakukannya. Metrik-metrik ini kemudian

dapat digunakan untuk memantau strategi dan hasil


pembangunan nasional dengan cara yang secara universal
konsisten.
Hal ini akan membantu pembangunan berkelanjutan
berkembang, karena pertanggungjawaban baru dan lebih
baik akan memberikan kepada pemerintah, dan badan usaha
informasi yang jelas tentang kondisi mereka yang paling dasar
(bottom line), membuat mereka mempertanggungjawabkan
aksi-aksi mereka, dan memberikan kepada konsumen
kesempatan untuk membuat pilihan berdasarkan
ketersediaan informasi yang lengkap.

Bekerjasama dengan Pihak Lain


Banyak negara telah bersatu secara informal pada berbagai
kesempatan untuk mendiskusikan apa yang dapat mereka
lakukan untuk mencapai pembangunan yang lebih
berkelanjutan. Forum-forum kerjasama global ini, seperti
G7+, G20, BRICS (Brazil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan),
Global Partnership for Effective Development Cooperation, dan
forum-forum kawasan, memainkan peran penting. Tidak ada
forum yang menangani seluruh agenda, namun masingmasing menangani bagian-bagian yang penting. Kelompokkelompok ini mungkin bersifat informal, tetapi dapat sangat
membantu dalam memberikan kepemimpinan politik dan
usulan praktis untuk menopang agenda pasca-2015 dan
menghidupkan semangat kemitraan global dalam forum
mereka masing-masing.

G7+, misalnya, memberikan perhatian pada tantangan


khusus yang dihadapi oleh negara-negara yang rentan
dalam mendefinisikan rencana milik negara dan rencana
yang dipimpin oleh negara untuk beralih dari konflik
ke masyarakat negara berkembang yang damai dan
berkelanjutan.

G20 bekerja menangani kemacetan global dalam hal


ketahanan pangan dan energi, stabilitas dan inklusi
keuangan, dan infrastruktur.

BRICS berupaya mengembangkan bank besar baru untuk


pendanaan proyek-proyek infrastrktur berkelanjutan.

Global Partnership for Effective Development Cooperation yang


dibentuk di Busan pada tahun 2011, berupaya membantu
negara dan kelompok tematik membentuk kemitraan
efektif yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan.

Platform-platform tingkat regional di Asia, Amerika Latin,


Afrika, Timur Tengah dan Eropa turut bekerjasama di bidangbidang kepedulian khusus yang terkait dengan kawasan
masing-masing dan membentuk pendekatan terpadu
terhadap perdagangan, adaptasi dan mitigasi perubahan
iklim, keuangan, infrastruktur dan isu lintas batas lainnya.
Pada masing-masing kasus, forum internasional yang ada telah
aktif mempromosikan aspek pembangunan berkelanjutan.
Mereka, dan yang lainnya, dapat memberikan kontribusi
penting bagi agenda pembangunan pasca-2015.

POST-2015

Membangun Konsensus Politik


Perjanjian internasional tentang satu agenda universal untuk
mensuksesikan MDGs merupakan hal yang vital, namun tidak
terjamin. Tantangannya adalah dalam menyepakati tujuantujuan yang jelas, menarik, dan ambisius, melalui proses yang
transparan dan inklusif di PBB. Dan melakukannya dalam
jangka waktu tertentu yang memungkinkan lancarnya transisi
dari MDGs menuju agenda pembangunan baru mulai Januari
2016.
Keberhasilan akan mendorong upaya lebih lanjut untuk
membantu ratusan juta rakyat paling miskin dan paling
rentan di dunia serta upaya untuk mencapai pembangunan
berkelanjutan. Lebih lanjut, Panel ini percaya bahwa
kepercayaan dan keyakinan internasional terhadap
kredibilitas PBB terancam jika target-target MDGs melewati
waktunya tanpa perjanjian tentang apa yang akan menjadi
penerus target-target ini.
Beberapa tonggak bersejarah telah terlihat di jalan menuju
tahun 2015. Satu sidang khusus oleh Ketua Majelis Umum
MDGs direncanakan akan diadakan pada 25 September 2013.
Ini memberikan kesempatan kepada PBB untuk menetapkan
jalan yang jelas menuju perjanjian akhir tentang agenda
pembangunan pasca-2015 dan kami mendorong negaranegara anggota untuk memanfaatkan kesempatan tersebut.
Selama tahun 2014, Kelompok Kerja Terbuka, yang dibentuk
di Rio+20, akan melapor kepada Majelis Umum PBB dengan
memberikan rekomendasi tentang serangkaian tujuan
pembangunan berkelanjutan.

yang transparan dan inklusif saja tidak cukup. Keberanian


dan komitmen pribadi dari para pemimpin politik akan
dibutuhkan untuk menyelaraskan banyak pandangan
nasional, dan merangkul wawasan yang bermanfaat dari
pihak lain. Kita harus mengembangkan kepercayaan melalui
dialog, dan mempelajari tentang pencapaian konsensus dari
proses multilateral lainnya. Akan ada keputusan sulit yang
harus dibuat dan tidak semua orang akan mendapatkan
semua yang mereka inginkan. Tetapi perjanjian global
amatlah penting dan kami sangat percaya bahwa komunitas
global dan negara-negara anggota PBB dapat dan akan
memenuhi tantangan ini. Pada Millennium Summit tahun 2000,

para pemimpin dunia memperbaharui komitmen mereka


terhadap kondisi-kondisi ideal PBB, yang membuka jalan
bagi MDGs. Arti penting dan nilai tujuan-tujuan global
tersebut berkembang dengan stabil sejak Deklarasi
Milenium disepakati secara universal. Para pemimpin di
masa sekarang ini baik dari pemerintah, dunia usaha
ataupun masyarakat sipil harus ambisius dan praktis
menghadapi agenda pembangunan baru. Mereka
harus merangkul pendekatan yang dinamis dan inovatif
terhadap kemitraan, jika kita ingin memenuhi keinginan
dan harapan umat manusia.

Kelompok kerja PBB yang lain diharapkan akan segera


mulai bekerja dalam hal pendanaan untuk pembangunan
berkelanjutan. Dan Sekretaris Jenderal PBB kembali akan
melapor kepada Majelis Umum tentang MDGs dan agenda
pembangunan pasca-2015 selama tahun 2014. Panel percaya
bahwa diskusi dan proses ini dapat berujung pada pertemuan
tingkat tinggi di tahun 2015 bagi negara-negara anggota
untuk menyepakati tujuan baru dan menggalang aksi global
agar agenda baru dapat terwujud mulai Januari 2016.
Panel ini menyerukan keterlibatan konstruktif dan tanpa henti
dari negara-negara anggota PBB dan kelompok afiliasinya,
seperti G77 dan kelompok negara lainnya, untuk mencapai
perjanjian dalam jangka waktu tertentu yang memungkinkan
lancarnya transisi dari MDGs menuju agenda pembangunan
yang baru. Hanya negara-negara anggota PBB yang dapat
mendefinisikan agenda pasca-2015. Namun, kami percaya
bahwa partisipasi perwakilan masyarakat sipil dalam proses
PBB akan memberikan sudut pandang yang penting bagi
diskusi-diskusi ini dan membantu meningkatkan kesadaran
dan ketertarikan masyarakat. Dan kami mengusulkan
pengalaman sektor swasta dan wawasan pakar akademisi
dari setiap kawasan untuk mendukung proses yang kuat dan
memiliki kredibilitas.
Proses yang transparan dan inklusif akan membantu
membangun kondisi bagi perjanjian politik, tetapi proses

XLII

Hal ini mengulang rekomendasi yang dibuat oleh High-Level Panel on


Global Sustainability (2012)

XLIII

Gabungan dari Asian Development Bank, UNESCAP dan UNDP, misalnya,


laporan bersama belakangan ini tentang pencapaian MDG dan
agenda pembangunan pasca-2015 di Asia Tenggara.

43

halaman ini sengaja dikosongkan

POST-2015

BAB 5: KATA-KATA PENUTUP


Kami membayangkan dunia di tahun 2030 di mana kemiskinan ekstrem dan kelaparan
telah berakhir. Kami membayangkan dunia di mana tidak seorangpun tertinggalkan, dan di
mana sekolah, klinik, dan air bersih tersedia bagi semua orang. Ini adalah dunia di mana ada
lapangan kerja bagi anak-anak muda, di mana bisnis berkembang, dan di mana kita berhasil
membawa pola konsumsi dan produksi ke tingkat yang seimbang. Di mana setiap orang
memiliki kesempatan yang setara dan hak suara tentang keputusan-keputusan pemerintah
yang mempengaruhi kehidupan mereka. Kami membayangkan dunia di mana prinsip-prinsip
kesetaraan, keberlanjutan, solidaritas, rasa hormat terhadap HAM dan tanggung jawab bersama
sesuai dengan kemampuan masing-masing, bisa kita hidupi lewat aksi bersama.
Kami membayangkan dunia di tahun 2030 di mana kemitraan global terbarukan, yang dibangun
di atas pondasi yang kuat dari Deklarasi Milenium dan prinsip dan hasil Rio, telah mengubah
dunia ini melalui agenda pembangunan yang universal, berfokus-pada-manusia (people-centred)
dan peka-bumi (planet sensitive) yang dicapai melalui komitmen bersama dan akuntabilitas semua
pihak.
Kita memiliki kesempatan yang bersejarah untuk melakukan apa yang belum pernah dilakukan
oleh generasi sebelumnya: memberantas kemiskinan ekstrem pada tahun 2030 dan mengakhiri
kemiskinan dalam segala bentuknya. Tetapi kita tidak akan dapat melakukannya jika kita
sekarang mengabaikan hal-hal penting lainnya dari agenda pembangunan berkelanjutan
keinginan untuk membangun kesejahteraan di semua negara, kebutuhan untuk memperlambat
atau membalikkan degradasi lingkungan dan kontribusi manusia terhadap pemanasan global,
kebutuhan mendesak untuk mengakhiri konflik dan kekerasan seraya membangun kelembagaan
publik yang efektif dan akuntabel bagi semua pihak. Menangani isu sosial, ekonomi dan
lingkungan ini sekaligus, sambil mendaya-gunakan energi dan sumber daya setiap orang yang
berkepentingan dengan pembangunan pemerintah di semua tingkat, organisasi internasional,
masyarakat sipil, dunia usaha, yayasan, akademisi dan masyarakat dari semua lapisan
merupakan tantangan tunggal kami.
Kami mengakui bahwa dunia telah berubah sangat signifikan sejak Deklarasi Milenium di
tahun 2000, dan menyadari seberapa besar perubahannya pada tahun 2030. Akan ada lebih
banyak kelas menengah, dan lebih banyak pensiunan. Orang akan lebih saling terhubung,
dengan menggunakan teknologi komunikasi modern, tetapi mungkin lebih tidak pasti tentang
bagaimana keadaan di masa depan. Kami yakin bahwa 15 tahun mendatang dapat menjadi 15
tahun yang paling transformatif dalam sejarah umat manusia dan bahwa dunia ini memiliki alat
dan sumber daya yang dibutuhkannya untuk mencapai visi yang berani dan ambisius.
Kami membayangkan sebuah kemitraan global yang baru sebagai kerangka dasar untuk satu
agenda pasca-2015 yang universal yang akan mewujudkan visi ini demi kebaikan umat manusia.
Kita punya pilihan: bersusah payah mengatasinya seperti yang kita lakukan selama ini, mencapai
kemajuan di beberapa aspek tetapi mengalami kemunduran di aspek lain. Atau kita dapat
memberanikan diri dan memasang target yang lebih tinggi, di mana akhir dari banyak aspek
kemiskinan menjadi harapan di semua negara dan di mana kita telah mentransformasikan
ekonomi dan masyarakat kita untuk menggabungkan kemajuan sosial, pertumbuhan yang
berkeadilan dan pengelolaan lingkungan.
Tujuan dan target ilustratif yang dilampirkan dalam laporan ini ditawarkan sebagai dasar untuk
diskusi lebih lanjut. Kami tida k mempunyai semua jawaban bagaimana mencapai tujuan-tujuan
ini, tetapi harapan sungguh-sungguh kami adalah bahwa bersama-sama kita dapat memberikan
inspirasi bagi generasi yang baru untuk bertindak demi kepentingan bersama.

45

halaman ini sengaja dikosongkan

POST-2015

LAMPIRAN I: TUJUAN DAN TARGET ILUSTRATIF


Dunia ini mendapatkan kesempatan bersejarah. Bukan hanya untuk mengakhiri kemiskinan melainkan juga untuk mengatasi
tantangan-tantangan terhadap masyarakat dan bumi agar kita dapat mengakhiri kemiskinan ekstrem dalam segala bentuknya
secara tuntas dalam konteks pembangunan berkelanjutan.
Tujuan akhirnya jelas: dunia di tahun 2030 yang lebih setara, lebih sejahtera, lebih damai, dan lebih adil. Dunia di mana
pembangunan berkelanjutan. Mewujudkan visi ini harus menjadi upaya universal. Banyak yang harus dilakukan, tetapi mengakhiri
kemiskinan ekstrem dan menciptakan kesejahteraan abadi berada dalam jangkauan kita. Kita tidak perlu menunggu yang
lainnya bertindak untuk mulai bergerak. Kita dapat, masing-masing kita, mulai mengambil langkah menuju tahun 2030 yang
lebih sejahtera dan berkelanjutan. Caranya adalah:
Berkomitmen. Berkomitmen untuk merubah cara kita berpikir dan cara kita bertindak. Dalam kemitraan global baru, masingmasing kita memiliki peran dan tanggung jawab.
Menyusun Prioritas. Kami percaya lima pergeseran transformatif dapat menciptakan kondisi dan membangun momentum
untuk memenuhi ambisi kita.

Tidak meninggalkan siapapun. Kita harus memastikan bahwa tidak seorangpun terlepas dari etnis, jenis kelamin, wilayah
geografi, kecacatan, ras atau status lainnya ditolak kesempatan ekonomi dan HAM dasarnya.

Menempatkan Pembangunan Berkelanjutan sebagai Inti. Kita harus membuat pergeseran cepat menuju pola produksi dan
konsumsi yang berkelanjutan, dengan negara-negara maju sebagai pemimpinnya. Kita harus bertindak sekarang untuk
memperlambat laju perubahan iklim dan degradasi lingkungan yang mengkhawatirkan, yang memberikan ancaman
terhadap umat manusia.

Mentransformasikan Ekonomi untuk Lapangan Kerja dan Pertumbuhan Inklusif. Transformasi ekonomi besar dapat mengakhiri
kemiskinan ekstrem dan mempromosikan pembangunan berkelanjutan, meningkatkan mata pencaharian, dengan
memanfaatkan inovasi, teknologi, dan potensi badan usaha. Perekonomian yang lebih beragam, dengan kesempatan setara
bagi semua pihak, dapat mendorong inklusi sosial, terutama bagi anak muda, dan mengembangkan rasa hormat terhadap
lingkungan.

Membangun Perdamaian dan Kelembagaan Publik yang Efektif, Terbuka dan Akuntabel bagi Semua Pihak. Kebebasan dari kekerasan,
konflik, dan penindasan sangat penting bagi keberadaan umat manusia, dan pondasi untuk membangun masyarakat
perdamaian dan kesejahteraan. Kami menyerukan adanya pergeseran mendasar untuk mengakui perdamaian dan
pemerintahan yang baik sebagai unsur inti kesejahteraan, bukan sebagai opsi ekstra.

Membina Kemitraan Global Baru. Semangat baru solidaritas, kerjasama, dan akuntabilitas bersama harus mendukung agenda
pasca-2015. Kemitraan baru ini harus didasarkan pada rasa kemanusiaan, serta rasa saling menghormati dan manfaat bersama.

Membuat Peta Jalan. Kami percaya bahwa kerangka tujuan yang mendorong transformasi berharga dalam memfokuskan
upaya global, menggalang aksi dan sumber daya, dan mengembangkan urgensi global. Peta jalan dapat membantu dalam
mengkristalisasi konsensus dan mendefinisikan norma-norma internasional. Peta jalan dapat memberikan seruan untuk
kampanye global guna menggalang dukungan internasional, sebagaimana yang terjadi ketika MDGs. Tujuan merupakan langkah
pertama yang krusial untuk mengarahkan kita, sebagai komunitas global, ke arah yang sama. Oleh karena itu, tujuan tidak boleh
banyak jumlahnya, harus terfokus dan harus memiliki target kuantitatif. Di sini, kami memasukkan contoh tentang seperti apa
bentuk serangkaian tujuan. Selama satu setengah tahun ke depan, kami harap tujuan akan diperdebatkan, didiskusikan, dan
disempurnakan. Tetapi setiap perjalanan harus dimulai di suatu tempat.

47

48

LAMPIRAN I: TUJUAN DAN TARGET ILUSTRATIF

Panel ini merekomendasikan agar semua tujuan ini bersifat universal, dalam pengertian tujuan-tujuan ini mempresentasikan
aspirasi bersama semua negara. Hampir semua target harus ditetapkan di tingkat nasional atau bahkan daerah, untuk
memperhitungkan berbagai titik awal dan konteks (misalnya 8a. Menaikkan jumlah lapangan kerja dan mata pencaharian yang
baik dan layak sebanyak x). Beberapa target bersifat global, menetapkan standar umum dan terukur yang akan dipantau di
semua negara (misalnya 7a. Melipatgandakan bagian energi terbarukan dalam bauran energi dunia). Beberapa target akan
memerlukan kerja teknis lebih lanjut untuk menyepakati indikator-indikator kuat yang terukur (misalnya 11d. tentang faktor
eksternal yang memberikan tekanan). Dan beberapa target dapat merepresentasikan standar minim global jika target angka
umum dapat disepakati di tingkat internasional (misalnya 4c. jika standar global untuk angka kematian ibu ditetapkan sebanyak
40 per 100.000). Untuk memastikan kesetaraan kesempatam, indikator-indikator terkait harus terpilah sehubungan dengan
pendapatan (terutama untuk 20% terbawah), jenis kelamin, usia, orang-orang cacat, dan kelompok sosial terkait. Target akan
dianggap tercapai hanya jika ia tercapai untuk semua kelompok pendapatan dan sosial terkait.

TUJUAN UNIVERSAL, TARGET NASIONAL


1

Akan menjadi standar global minimum, termasuk tujuan nol (zero).

Indikator perlu dipilah.

Target memerlukan kerja teknis lebih lanjut untuk menemukan indikator-indikator yang sesuai.
1. Mengakhiri
Kemiskinan

1a. Menurunkan jumlah orang yang hidup kurang dari $1,25 per hari ke angka nol
dan mengurangi sebanyak x% orang-orang yang hidup di bawah garis kemiskinan
nasional negara mereka di tahun 2015 1, 2
1b. Menaikkan sebanyak x% perempuan dan laki-laki, masyarakat, dan dunia usaha
dengan menjamin hak atas lahan, properti, dan aset lainnya 2, 3
1c. Melindungi sebanyak x% orang yang miskin dan rentan dengan sistem
perlindungan sosial 2, 3
1d. Membangun daya tahan dan menurunkan angka kematian akibat bencana alam
sebanyak x% 2

2. Memberdayakan
Perempuan dan
Anak Perempuan
serta Mencapai
Kesetaraan Gender

2a. Mencegah dan mengeliminasi segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan
anak perempuan 1, 2, 3
2b. Mengakhiri pernikahan anak-anak 1, 2
2c. Menjamin hak setara perempuan untuk memiliki dan mewarisi properti,
menandatangani kontrak, mendaftarkan usaha dan membuka rekening bank 1, 2
2d. Mengeliminasi diskriminasi terhadap perempuan dalam kehidupan politik,
ekonomi, dan publik 1, 2, 3

3. Menyediakan
Pendidikan yang
Berkualitas dan
Pembelajaran
Seumur Hidup

3a. Menaikkan sebanyak x% proporsi anak-anak yang dapat mengakses dan


menyelesaikan pendidikan pra dasar 2
3b. Memastikan setiap anak, apapun situasinya, menyelesaikan pendidikan dasar
mampu membaca, menulis dan berhitung cukup baik untuk memenuhi standar
pembelajaran minimum 1, 2
3c. Memastikan setiap anak, apapu situasinya, memiliki akses terhadap pendidikan
menengah dan menaikkan proporsi remaja yang mencapai hasil pembelajaran yang
diakui dan terukur hingga x% 1, 2
3d. Menaikkan jumlah anak muda serta perempuan dan laki-laki dewasa yang memiliki
keahlian, termasuk keahlian teknis dan keahlian kejuruan, yang dibutuhkan di dunia
kerja sebanyak x% 2, 3

POST-2015

4. Menjamin
Kehidupan yang
Sehat

4a. Mengakhiri kematian bayi dan balita yang sebenarnya dapat dicegah 1, 2
4b. Menaikkan sebanyak x% anak, remaja, usia dewasa yang berisiko dan orang-orang
yang berusia lanjut, untuk sepenuhnya divaksinasi 1, 2
4c. Menurunkan rasio angka kematian ibu menjadi tidak lebih dari x per 100.000
kelahiran hidup 1, 2
4d. Menjamin secara universal, hak kesehatan seksual dan reproduksi 1, 2
4e. Mengurangi beban penyakit dari HIV/AIDS, Tuberkulosis, malaria, penyakit tropis
terabaikan dan penyakit-penyakit tidak menular yang menjadi prioritas. 2

5. Memastikan
Ketahanan Pangan
dan Gizi yang Baik

5a. Mengakhiri kelaparan dan melindungi hak semua orang untuk memiliki akses
terhadap makanan dalam jumlah yang cukup, yang aman, terjangkau harganya, dan
bergizi 1, 2
5b. Mengurangi stunting (tubuh pendek karena kurang gizi) sebanyak x%, wasting
(tubuh kurus karena kurang gizi) sebanyak y%, dan anemia sebanyak z% bagi semua
anak balita 1, 2

5c. Meningkatkan produktivitas pertanian sebanyak x%, yang berfokus pada


meningkatkan secara berkelanjutan hasil pertanian kecil dan akses terhadap irigasi 3
5d. Mengadopsi praktik-praktik pertanian, perikanan laut dan perikanan air tawar
yang berkelanjutan dan membangun kembali ketersediaan ikan-ikan tertentu hingga
ke tingkat yang berkelanjutan 1
5e. Mengurangi kerugian pasca panen dan makanan yang terbuang sebanyak x% 3

6. Mencapai Akses
Universal ke Air dan
Sanitasi

6a. Menyediakan akses universal terhadap air minum yang aman di rumah, dan di
sekolah, puskesmas, dan kamp pengungsi 1, 2
6b. Mengakhiri buang air besar di tempat terbuka dan memastikan akses universal ke
sanitasi di sekolah dan di tempat kerja, dan meningkatkan akses terhadap sanitasi di
rumah sebanyak x% 1, 2
6c. Menyesuaikan kuantitas air bersih yang diambil (freshwater withdrawals) dengan
pasokan air, serta meningkatkan efisiensi air dalam pertanian sebanyak x%, industri
sebanyak y% dan daerah-daerah perkotaan sebanyak z%
6d. Mendaur ulang atau mengolah semua limbah cair dari daerah perkotaan dan dari
industri sebelum dilepaskan 1, 3

7. Menjamin Energi
yang Berkelanjutan

7a. Melipatgandakan bagian energi terbarukan dalam bauran energi dunia


7b. Memastikan akses universal terhadap pelayanan energi modern 1, 2
7c. Melipatgandakan laju peningkatan efisiensi energi di bangunan, dalam industri,
pertanian dan transportasi di tingkat global
7d. Menghentikan secara bertahap subsidi bahan bakar fosil yang tidak efisien yang
mendorong konsumsi berlebihan 1,3

8. Menciptakan
Lapangan Kerja,
Mata Pencaharian
Berkelanjutan,
dan Pertumbuhan
Berkeadilan

8a. Menaikkan jumlah lapangan pekerjaan dan mata pencaharian yang baik dan layak
sebanyak x 2
8b. Mengurangi jumlah kaum muda yang tidak bersekolah, menganggur atau tidak
mengikuti pelatihan sebanyak x% 2
8c. Memperkuat kapasitas produksi dengan memberikan akses universal terhadap
pelayanan keuangan dan infrastruktur seperti transportasi dan ICT 1, 2, 3
8d. Menaikkan jumlah usaha baru yang dibuka sebanyak x dan nilai tambah dari
produk-produk baru sebanyak y dengan menciptakan lingkungan usaha yang
mendukung dan mendorong kewirausahaan 2, 3

49

50

LAMPIRAN I: TUJUAN DAN TARGET ILUSTRATIF

9. Mengelola
Aset Sumber
Daya Alam secara
Berkelanjutan

9a. Mempublikasikan dan menggunakan neraca ekonomi, sosial dan lingkungan milik
pemerintah dan perusahaan besar 1
9b. Meningkatkan pertimbangan keberlanjutan di x% pengadaan yang dilakukan oleh
pemerintah 3
9c. Menjaga ekosistem, keragaman spesies dan genetik
9d. Mengurangi deforestasi sebanyak x% dan meningkatkan reforestasi sebanyak y%
9e. Meningkatkan kualitas tanah dan mengurangi erosi tanah sebanyak x ton dan
memerangi penggurunan

10.
Memastikan
Tata Kelola
yang Baik dan
Kelembagaan yang
Efektif

10a. Memberikan identitas hukum bebas biaya dan universal, seperti akta kelahiran 1,2
10b. Memastikan masyarakat menikmati kebebabasan berbicara, berasosiasi,
melakukan protes damai dan akses terhadap media dan informasi independen 1, 3
10c. Meningkatkan partisipasi publik dalam proses politik dan keterlibatan warga di
semua tingkat 2,3
10d. Menjamin hak masyarakat atas informasi dan akses terhadap data pemerintah 1
10e. Mengurangi suap dan korupsi dan memastikan pejabat dapat diminta
pertanggungjawabannya 3

11.
Memastikan
Masyarakat yang
Stabil dan Damai

11a. Menurunkan angka kematian akibat kekerasan per 100.000 sebanyak x dan
mengaliminasi segala bentuk kekerasan terhadap anak-anak 1, 2, 3
11b. Memastikan lembaga peradilan dapat diakses, independen, memiliki sumber
daya yang baik dan menghormati hak atas proses hukum 1, 2, 3
11c. Membendung faktor eksternal yang mengakibatkan konflik, termasuk faktorfaktor yang terkait dengan kejahatan terorganisir 3
11d. Meningkatkan kapasitas, perofesionalitas dan akuntabilitas angkatan-angkatan
keamanan, kepolisian dan badan peradilan 3

12.
Menciptakan
Sebuah Lingkungan
Pemungkin Global
dan Mendorong
Pembiayaan Jangka
Panjang

12a. Mendukung sistem perdagangan yang terbuka, adil dan ramah pembangunan,
secara substansial mengurangi aturan-aturan perdagangan yang merusak, termasuk
subsidi pertanian, sembari meningkatkan akses pasar produk-produk negara
berkembang 3
12b. Melaksanakan reformasi untuk memastikan stabilitas sistem keuangan dunia dan
mendorong investasi swasta asing jangka panjang 3
12c. Menahan kenaikan rata-rata suhu global di bawah 2 C di atas tingkat pra industri,
sesuai dengan perjanjian-perjanjian internasional
12d. Negara-negara maju yang belum membuat upaya konkret menuju target 0,7%
produk nasional bruto (PDB) sebagai bantuan pembangunan resmi bagi negaranegara berkembang dan 0,15 hingga 0,20% PDB negara maju sampai negara-negara
yang paling terbelakang; negara-negara lainnya harus bergerak menuju target
sukarela untuk bantuan keuangan pelengkap
12e Mengurangi aliran ilegal dan penghindaran pajak serta meningkatkan
pengembalian aset curian sebesar $x 3
12f. Mempromosikan kolaborasi dan akses terhadap ilmu pengetahuan, teknologi,
inovasi, dan data pembangunan 3

POST-2015

LAMPIRAN II: BUKTI DAMPAK: PENJELASAN TUJUAN


ILUSTRATIF
TUJUAN 1

MENGAKHIRI KEMISKINAN1

a) Menurunkan jumlah orang yang hidup dengan kurang dari $1,25 per hari ke angka
nol dan mengurangi sebanyak x% orang-orang yang hidup di bawah garis kemiskinan
nasional negara mereka di tahun 2015
b) Menaikkan sebanyak x% perempuan dan laki-laki, masyarakat, dan dunia usaha dengan
menjamin hak atas lahan, properti, dan aset lainnya
c) Melindungi sebanyak x% orang yang miskin dan rentan dengan sistem perlindungan
sosial
d) Membangun daya tahan dan menurunkan angka kematian akibat bencana alam
sebanyak x%

Setiap hari, kemiskinan mengharuskan 1 dari 7 orang di bumi ini berjuang untuk bertahan
hidup. Banyak di antara mereka yang hidup dalam kemiskinan ekstrem terabaikan, tersingkirkan
dari kesempatan, kadangkala selama beberapa generasi. Saat ini, 1,2 miliar orang mengalami
kesulitan karena hidup dengan kurang dari $1,25, atau yang setara, per orang per hari.
Ini berarti mereka hanya dapat membeli jumlah barang dan jasa yang sama dengan nilai barang
yang dapat dibeli dengan $1,25 di Amerika Serikat. Bagi lebih dari satu miliar orang, hanya $1,25
per hari yang tersedia untuk makanan dan pakaian, kesehatan dan pendidikan, untuk membangun
masa depan. Kita dapat menjadi generasi pertama yang memberantas kemiskinan ekstrem ini. Ini
adalah standar minimum global yang harus berlaku bagi siapapun, terlepas dari jenis kelamin, lokasi,
kecacatan atau kelompok sosial.
Jika kita terus berada pada kecenderungan pertumbuhan saat ini, sekitar 5% masyarakat akan berada
dalam kemiskinan ekstrem menjelang tahun 2030, dibandingkan dengan 43,1% di tahun 1990 dan
perkiraan 16,1% di tahun 2015. Dengan pertumbuhan yang sedikit lebih cepat dan perhatian untuk
memastikan bahwa tidak ada seorangpun yang terlupakan, kita dapat secara tuntas memberantas
kemiskinan ekstrem.
Kemiskinan, tentunya, bukan hanya tentang pendapatan. Orang-orang yang hidup dalam kemiskinan
di negara manapun selalu berada dalam situasi yang tidak pasti, sangat rawan untuk jatuh sakit,
kehilangan pekerjaan, sangat rentan terhadap pengusiran paksa, perubahan iklim atau bencana
alam. Penghasilan mereka berubah-ubah tiap hari, tiap musim dan tiap tahun. Ketika goncangan
melanda, ini merupakan bencana bagi mereka. Sejak tahun 2000, kematian yang terkait dengan
bahaya alam telah melebihi 1,1 juta orang dan lebih dari 2,7 miliar orang telah menjadi korban.
Rakyat miskin sering tidak memiliki sumber daya atau dukungan untuk pulih.
Para pemimpin dunia telah bersepakat bahwa kemiskinan memiliki berbagai wujud, termasuk
kurangnya penghasilan dan sumber daya produktif yang cukup untuk memastikan mata pencaharian
yang berkelanjutan, kelaparan dan gizi buruk, kesehatan yang buruk, terbatasnya atau tidak
tersedianya akses terhadap pendidikan dan pelayanan dasar lainnya, meningkatnya angka kesakitan
dan angka kematian akibat penyakit, tidak memiliki tempat tinggal dan perumahan yang memadai,
lingkungan yang tidak aman, dan diskriminasi dan pengucilan sosial. Kemiskinan juga ditandai
dengan kurangnya partisipasi dalam pengambilan keputusan dalam kehidupan sipil, sosial, dan
budaya.2
Agenda pasca-2015 harus menangani semua aspek kemiskinan ini dan menghadapi ketimpangan
untuk memastikan tidak seorangpun tertinggalkan. Rakyat menginginkan kesempatan untuk
mengangkat diri mereka dari kemiskinan dan mereka menginginkan kesejahteraan. Kami
1

Berdasarkan data PovcalNet World Bank dari tahun 2010 (http://iresearch.worldbank.org/PovcalNet/index.


htm?1). Angka-angka ini dapat sangat berubah ketika angka paritas daya beli terbaru dikeluarkan tahun ini.

WSSD (1995): http://www.un.org/documents/ga/conf166/aconf166-9.htm. Paragraph 193. WSSD (1995): http://


www.un.org/documents/ga/conf166/aconf166-9.htm. Paragraph 19

51

52

LAMPIRAN II: BUKTI DAMPAK DAN PENJELASAN TUJUAN ILUSTRATIF

mempertimbangkan untuk mengusulkan target yang lebih


tinggi mungkin $2 per hari untuk mencerminkan bahwa
keluar dari kemiskinan ekstrem merupakan awal. Namun,
kami mencatat bahwa tiap negara, dan lokasi dalam negara,
seringkali memiliki ambang batas mereka sendiri untuk apa
yang dimaksud dengan kemiskinan. Banyak yang menetapkan
garis kemiskinan jauh di atas $1,25 atau $2 per hari. Harapan
dan keinginan kami adalah agar tiap negara terus menaikkan
batas standar hidup yang mereka anggap setidaknya dapat
diterima bagi warga mereka dan menaikkan garis kemiskinan
dari waktu ke waktu, dan agar garis kemiskinan dunia juga
akan naik menjadi setidaknya $2 menjelang tahun 2030.
Itulah mengapa kami memasukkan target mengurangi bagian
orang-orang yang berada di bawah garis kemiskinan nasional
serta kemiskinan ekstrem.
Rakyat dalam kemiskinan memerlukan alat-alat untuk
mengatasi goncangan yang merugikan dan berpotensi
merusak. Mereka memiliki kepentingan yang kuat dalam
pengelolaan lingkungan mereka dengan baik karena mereka
rata-rata mendapatkan lebih dari setengah pendapatan dari
bertani di lahan marjinal, menangkap ikan di perairan pesisir
dan menjelajahi hutan untuk makanan, tanaman obat-obatan,
pakan ternak, bahan bangunan dan bahan bakar. Tidak ada
seorangpun yang berada pada posisi lebih rentan daripada
rakyat miskin terhadap penggurunan, deforestasi dan
penangkapan ikan berlebih, atau kurang mampu mengatasi
banjir, badai, dan kekeringan. Bencana alam dapat menarik
mereka ke dalam siklus hutang dan penyakit, degradasi lahan,
dan jatuh kepada kemiskinan yang lebih dalam.
Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, satu target
berfokus pada kemampuan bertahan. Kemampuan bertahan
berarti individu dipersiapkan untuk mampu menghadapi,
dapat beradaptasiketika ada goncangan yang terkait
dengan kesehatan, ekonomi atau iklimdan mampu untuk
pulih dengan cepat. Kemampuan bertahan memungkinkan
orang untuk bergerak maju dari kemampuan bertahan
hidup menuju komitmen investasi jangka panjang untuk
masa depan mereka sendiri melalui pendidikan, kesehatan
yang lebih baik, meningkatnya tabungan dan perlindungan
bagi aset fisik mereka yang paling berharga seperti rumah,
properti dan sumber mata pencaharian. Bagi masyarakat,
hasil sekunder yang didapatkan adalah produktivitas ekonomi
yang lebih besar.

Rakyat lebih mungkin membuat investasi jangka panjang


ketika mereka merasa properti mereka terjamin.3
Reformasi penguasaan lahan di Benggala Barat
mengakibatkan
kenaikan
20%
produktivitas
beras. Masyarakat adat dan masyarakat setempat
seringkali
memiliki
hak
tradisional
atas
lahan.
Tetapi ketika individu atau masyarakat tidak memiliki hak
properti yang sah mereka menghadapi risiko bahwa mereka
akan dipaksa meninggalkan lahan mereka. Badan usaha
juga akan melakukan investasi lebih sedikit dan kurang
mampu berkontribusi bagi perekonomian. Kami mengetahui
pentingnya hak atas properti, tetapi juga menyadari tantangan
dalam hal pengukuran. Kami mendesak dilakukannya kerja
lebih lanjut untuk masalah ini.
Program-program bantuan sosial merupakan faktor
yang berpotensi untuk merubah dan dapat langsung
meningkatkan kesetaraan. Program-program ini sangat
berhasil dilaksanakan di Meksiko, Brazil dan negara-negara
lainnya. Kita dapat menjadikan keberhasilan-keberhasilan ini
sebagai landasan dan mengadopsinya lebih luas. Kita dapat
berupaya meningkatan efektivitas program-program ini
dengan memastikan koherensi yang lebih baik, mengurangi
biaya operasional, dan keseluruhan biaya. Kita juga dapat
menggunakan teknologi modern dan meningkatkan buktibukti tentang hal-hal yang dapat dilakukan dengan tepat
sesuai kebutuhan.. Namun, program-program bantuan sosial
yang sangat beragam dengan kualitas dan insentif-insentif
yang tidak tepat dapat mengemuka jika fokus diberikan hanya
pada akses. Kami belum mengetahui cara untuk mengukur
seluruh aspek kualitas, namun kami mendorong para pakar
untuk memikirkan standar-standar yang sesuai.
Target-target yang berada di bawah tujuan-tujuan lainnya,
menangani dimensi kemiskinan yang tidak berhubungan
dengan pendapatan: kebutuhan dasar seperti kesehatan,
pendidikan, air, sanitasi, listrik dan infrastruktur lain;
kebebasan dasar seperti pendaftaran hukum, kebebasan dari
rasa takut dan kekerasan, perdamaian, serta kebebasan untuk
mengakses informasi dan berpartisipasi dalam kehidupan
bernegara.

Jaminan penguasahaan lahan awalnya dimasukkan


dalam MDG, tetapi kurangnya data yang sebanding
di tingkat global saat itu mengakibatkan tujuan
ini diganti; sejak saat itu, UN Habitat dan mitra
telah membuat kemajuan dalam mengembangkan
metodologi yang konsisten di seluruh negara dan
kawasan. Lihat MDG Report (2012), hal. 57. Menjamin
penguasaan lahan didefinisikan oleh UN Habitat
sebagai dokumentasi yang dapat digunakan sebagai
bukti status penguasaan lahan; atau ketika ada
perlindungan baik de fakto ataupun yang dirasakan
terhadap pengusiran paksa.

POST-2015

Jumlah Negara Berkembang dengan Cakupan Perlindungan Sosial

53

POST-2015

TUJUAN 2

MEMBERDAYAKAN PEREMPUAN DAN ANAK


PEREMPUAN SERTA MENCAPAI KESETARAAN
GENDER
a) Mencegah dan mengeliminasi segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak
perempuan
b) Mengakhiri pernikahan anak-anak
c) Menjamin hak setara perempuan untuk memiliki dan mewarisi properti, menandatangani
kontrak, mendaftarkan usaha dan membuka rekening bank

d) Mengeliminasi diskriminasi terhadap perempuan dalam kehidupan politik,


ekonomi, dan publik

Terlalu banyak perempuan terus menghadapi penindasan dan diskriminasi yang tertanam dalam.
Hal ini mempengaruhi apapun mulai dari akses terhadap kesehatan dan pendidikan hingga hak
untuk memiliki lahan dan mendapatkan penghidupan, penghasilan yang setara dan akses terhadap
pelayanan keuangan, berpartisipasi dalam pengambilan keputusan di tingkat daerah dan nasional,
dan kebebasan dari kekerasan. Kesetaraan gender dimasukkan ke dalam semua tujuan ilustratif kami
secara integratif, namun demikian pemberdayaan perempuan dan anak perempuan serta kesetaraan
gender merupakan isu penting tersendiri. Setengah dari penduduk dunia ini adalah perempuan dan agenda yang berfokus pada rakyat harus berupaya mewujudkan kesetaraan hak dan partisipasi
mereka secara menyeluruh.
Kekerasan gender sulit dihilangkan dan tersebar luas. Kekerasan ini mengambil banyak bentuk:
perkosaan, KDRT, serangan dengan air asam, apa yang disebut pembunuhan demi nama baik.
Isu ini melintasi batas-batas usia, ras, budaya, kekayaan dan wilayah geografi. Kekerasan terjadi di
rumah, di jalan, di sekolah, di tempat kerja, di lahan pertanian, di kamp pengungsi, selama konflik
dan krisis. Target pertama kami dalam mencegah dan menghapuskan segala bentuk kekerasan
terhadap perempuan dan anak perempuan, bersifat universal. Tetapi pengukurannya kompleks. Pada
saat perempuan merasa lebih diberdayakan dan percaya bahwa keadilan pasti didapatkan, laporan
insiden-insiden kekerasan mungkin naik.
Pernikahan anak-anak merupakan isu global yang melintasi, tetapi peka terhadap, budaya, agama,
etnis dan negara. Ketika anak-anak menikah, mereka harus menghentikan pendidikan mereka, risiko
angka kematian ibu menjadi lebih tinggi dan mereka akan terjebak dalam kemiskinan. Selama satu
dekade terakhir, 15 juta anak perempuan berusia 10-14 tahun telah menikah.1
Perempuan harus dapat hidup dengan aman dan menikmati hak dasar mereka sebagai manusia.
Ini merupakan langkah pertama dan sangat mendasar. Namun kita harus berupaya lebih jauh.
Perempuan di seluruh belahan dunia berupaya mengatasi banyaknya faktor yang menghambat
mereka dalam merealisasikan potensi. Kita harus menghancurkan hambatan-hambatan ini.
Perempuan dengan kesetaraan hak, merupakan aset yang tidak tergantikan bagi setiap masyarakat
dan perekonomian.
Kami tahu bahwa kesetaraan gender mentransformasi bukan hanya rumah tangga melainkan
juga masyarakat. Ketika perempuan dapat memutuskan bagaimana mereka membelanjakan
uang rumah tangga mereka, mereka cenderung akan berinvestasi lebih untuk anak-anak mereka.2
Seorang perempuan dengan masa pendidikan lebih lama, mempunyai kemungkinan lebih besar
untuk membuat keputusan tentang imunisasi dan gizi yang akan meningkatkan kesempatan hidup
anaknya; bahkan, lebih banyak anak perempuan dan perempuan dengan masa pendidikan lebih
lama antara tahun 1970 sampai tahun 2009 telah menyelamatkan 4,2 juta jiwa anak.3,4
Tidak ada masyarakat yang menjadi sejahtera tanpa kontribusi besar dari perempuan.5 Forum
Ekonomi Dunia menemukan bahwa negara-negara dengan kesenjangan gender yang kecil adalah
negara-negara yang memiliki peringkat tertinggi untuk daya saing internasional - dan studi-studi
ekonomi mirko menyiratkan bahwa partisipasi ekonomi perempuan mendorong pertumbuhan
pendapatan rumah tangga.6

54

POST-2015

Banyak kemajuan terjadi dalam menghasilkan kesetaraan


gender yang lebih luas dalam akses terhadap kesehatan dan
pendidikan. Momentum ini harus dipertahankan dengan
memastikan bahwa target-target dalam bidang ini dipilah
berdasarkan gender. Kemajuan yang jauh lebih sedikit terjadi
dalam mempersempit kesenjangan sosial, ekonomi dan
politik, sehingga fokus kami adalah pada kedua isu ini.
Setengah dari angkatan kerja perempuan merupakan
angkatan kerja yang rentan, tanpa jaminan pekerjaan
dan tanpa perlindungan terhadap goncangan ekonomi.
Perempuan lebih memiliki kemungkinan untuk menjadi
tenaga kerja yang rentan dibandingkan dengan laki-laki di
banyak tempat, dengan persentase dari 32 persen menjadi 85
persen di berbagai wilayah, dibandingkan dengan 55 persen
menjadi 70 persen bagi laki-laki.7 Seringkali, perempuan
menerima penghasilan lebih sedikit dibandingkan rekan
mereka yang laki-laki untuk pekerjaan yang sama.

Kita harus berupaya memenuhi janji kesetaraan akses bagi


perempuan ke, dan partisipasi penuh perempuan dalam,
pengambilan keputusan, dan mengakhiri diskriminasi di
semua aspek. Ini harus terjadi di pemerintahan, perusahaan
dan dalam masyarakat sipil. Di negara-negara di mana
kepentingan perempuan sangat terwakili, undang-undang
disahkan untuk menjamin hak atas lahan, mengatasi
kekerasan terhadap perempuan dan meningkatkan pelayanan
kesehatan dan pemberian kerja.8 Namun, saat ini perempuan
menduduki kurang dari 20 persen kursi parlemen di seluruh
dunia.9
Pesannya sederhana. Perempuan yang aman, sehat, terdidik,
dan sepenuhnya diberdayakan untuk merealisasikan potensi
mereka, akan mentransformasi keluarga mereka, komunitas
mereka, perekonomian mereka dan masyarakat mereka. Kita
harus mewujudkan kondisi agar mereka dapat melakukannya.

tes)

Jumlah Negara Berkembang dengan Cakupan Perlindungan Sosial


Kesetaraan Gender yang Lebih Tinggi terkait dengan Pendapatan yang Lebih
Tinggi9

55

56

LAMPIRAN II: BUKTI DAMPAK DAN PENJELASAN TUJUAN ILUSTRATIF

Who Speaks for Me? Ending Child Marriage (Washington DC; Population Reference Bureau 2011

Sumber: World Bank, 2012. World Development Report. Gender Equality and
Development. Dari: http://econ.worldbank.org/WBSITE/ EXTERNAL/EXTDEC/EXTRESEARCH/
EXTWDRSEXTWDR2012/0,,contentMDK:22999750~menuPK:8154981~pagePK:64167689~piPK:64167673~theSitePK:7778063,00.html. Hal. 5

Penurunan angka kematian anak tahun 1970-1990 berarti bahwa tambahan 8,2 juta anak yang bertahan hidup. Kelangsungan hidup lebih dari
setengah jumlah tambahan ini (4,2 juta) dapat dianggap dikarenakan semakin lamanya anak-anak perempuan bersekolah.

Gakidou, E, dkk. 2010. Increased Educational Attainment and its Effect on Child Mortality in 175 Countries between 1970 and 2009: a Systematic
Analysis. The Lancet. 376(9745). Hal. 969

Dengan kemungkinan pengecualian beberapa prinsipalitas yang kaya sumber daya alam

Hausmann, R, L.Tyson,Y. Bekhouche & S. Zahidi (2012) The Global Gender Gap Report 2012. World Economic Forum: Geneva.

ILO, 2012. Global Employment Trends: Preventing a deeper jobs crisis. Dari: http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---dgreports/---dcomm/--publ/documents/publicationwcms_171571.pdf. Hal. 11

UNWOMEN, 2012. In pursuit of justice Dari: http://progress.unwomen.org/pdfs/EN-Report-Progress.pdf

Berdasarkan dari UNDP Public Data Explorer

POST-2015

TUJUAN 3

TUJUAN 3

MENYEDIAKAN PENDIDIKAN
BERKUALITAS DAN PEMBELAJARAN
SEUMUR HIDUP

a) Menaikkan x% proporsi anak-anak untuk mendapatkan akses dan menyelesaikan


pendidikan pra dasar
b) Memastikan setiap anak, apapun situasinya, menyelesaikan pendidikan dasar dengan
mampu membaca, menulis dan berhitung cukup baik untuk memenuhi standar
pembelajaran minimum
c) Memastikan setiap anak, apapun situasinya, memiliki akses terhadap pendidikan
menengah dan menaikkan proporsi remaja yang mencapai hasil pembelajaran yang
diakui dan terukur hingga x%
d) Menaikkan jumlah anak muda serta perempuan dan laki-laki dewasa yang memiliki
keahlian, termasuk keahlian teknis dan keahlian kejuruan, yang dibutuhkan di dunia
kerja sebanyak x%

Pendidikan merupakan hak fundamental. Pendidikan adalah salah satu cara paling mendasar bagi
manusia untuk mencapai kesejahteraan. Pendidikan meningkatkan penghasilan seumur hidup serta
seberapa besar seseorang dapat terlibat dalam dan berkontribusi bagi masyarakat. Pendidikan yang
berkualitas memberikan dampak positif bagi kesehatan, dan menurunkan besaran jumlah anggota
keluarga dan menurunkan tingkat kesuburan. Ketersediaan tenaga kerja dengan keahlian yang tepat
merupakan salah satu penentu utama keberhasilan bagi tiap badan usaha - dan bagi birokrasi dan
pelayanan publik yang berkapabilitas dan profesional. Berinvestasi dalam pendidikan memberikan
banyak manfaat kepada individu dan masyarakat, secara sosial, lingkungan dan ekonomi. Tetapi
untuk merealisasikan manfaat ini, anak-anak dan remaja harus memiliki akses terhadap pendidikan
dan memanfaatkannya dengan belajar.1
Di seluruh belahan dunia, investasi dalam pendidikan memberikan manfaat bagi individu dan
masyarakat. Sebuah studi yang dilakukan pada 98 negara menemukan bahwa tambahan tiap tahun
pendidikan, dalam rata-rata mengakibatkan kenaikan penghasilan seumur hidup sebesar 10 persen
- dampak yang sangat besar pada kesempatan dan mata pencaharian yang dimiliki seorang individu.
Pada negara-negara yang baru keluar dari konflik, memberikan kesempatan kedua kepada anak-anak
yang sebelumnya tidak dapat bersekolah merupakan cara untuk membangun kembali kapabilitas
individual dan bergerak menuju pemulihan bangsa.2
Namun, di tingkat global, terjadi krisis pendidikan, pembelajaran dan keahlian. Sejumlah 60 juta anak
usia SD dan 71 juta remaja tidak bersekolah. Bahkan di negara-negara di mana tingkat masuk sekolah
tinggi, banyak siswa meninggalkan sekolah lebih awal.
Rata-rata 14 persen anak muda di Uni Eropa mencapai tidak lebih dari tingkat pendidikan menengah
pertama.3 Di antara 650 juta anak usia SD di dunia, 130 juta tidak mempelajari dasar-dasar membaca,
menulis dan aritmatika.4 Sebuah studi yang baru saja dilakukan di 28 negara, menemukan bahwa
lebih dari satu dari tiga siswa (23 juta anak SD) tidak mempunyai kemampuan membaca atau
mengerjakan matematika dasar setelah bertahun-tahun bersekolah.5
Kami percaya memberikan target untuk hasil pembelajaran merupakan langkah penting, untuk
memastikan setiap anak memenuhi standar minimum dunia setelah menyelesaikan pendidikan
dasar. Untuk melakukannya, banyak negara mendapati bahwa pendidikan pra dasar, mempersiapkan
anak-anak untuk belajar, juga dibutuhkan, sehingga kami menambahkan target tentang hal tersebut.6

57

58

LAMPIRAN II: BUKTI DAMPAK DAN PENJELASAN TUJUAN ILUSTRATIF

Di seluruh dunia, kita mendekati tingkat partisipasi


pendidikan dasar universal, walaupun 40 juta anak di negaranegara yang baru keluar dari konflik masih belum bersekolah.
Di lebih dari 20 negara, setidaknya satu dari lima anak bahkan
belum pernah ke sekolah.7 Di sana, hal-hal yang berkaitan
dengan target MDG 2 yang masih belum terselesaikan, yaitu
pendidikan dasar universal, terus menjadi prioritas. Kita perlu
memastikan semua anak, dalam situasi apapun, dapat masuk
dan menyelesaikan semua tingkat pendidikan dasar dan
menengah pertama dan, di sebagian besar kasus, memenuhi
standar pembelajaran minimum.
Tentunya, pendidikan mencakup banyak hal lebih luas dari
membaca-menulis dan menghitung. Walaupun target adalah
tentang akses terhadap sekolah dan pelajaran, pendidikan
sendiri memiliki target yang lebih luas. Sebagaimana yang
ditetapkan dalam Konvensi Hak-hak Anak, pendidikan
memungkinkan anak-anak untuk merealisasikan talenta
dan potensi mereka secara utuh, memperoleh rasa hormat
terhadap hak asasi manusia dan menyiapkan mereka untuk
perannya kelak sebagai orang dewasa.7 Pendidikan juga harus
mendorong pemikiran kreatif, kerja tim dan pemecahan
masalah. Pendidikan juga dapat menuntun orang untuk
belajar menghargai sumber daya alam, menyadari pentingnya
konsumsi dan produksi berkelanjutan dan tentang perubahan
iklim, dan memperoleh pemahaman tentang kesehatan
seksual dan reproduksi. Pendidikan membekali anak muda
dengan keahlian untuk hidup, bekerja dan memperoleh mata
pencaharian.

Seringkali guru menjadi pembimbing sejak dini yang


memberikan inspirasi kepada anak-anak untuk maju. Kualitas
pendidikan di semua negara tergantung pada cukupnya
jumlah guru yang termotivasi, terlatih dengan baik dan
memiliki pengetahuan yang kuat untuk bidang mata
pelajaran. Keadilan harus menjadi prinsip inti pendidikan.
Perbedaan pendidikan masih terus ada antar negara dan di
dalam negara. Di banyak negara di mana rata-rata tingkat
masuk sekolah naik, terdapat kesenjangan yang sangat
besar antara, misalnya, anak-anak perempuan pedesaan dari
komunitas minoritas dan anak-anak laki-laki perkotaan dari
kelompok mayoritas. Beberapa negara membuat capaian
yang sangat besar dalam satu dekade terakhir dalam
mengurangi perbedaan akibat cacat, karena etnis, bahasa,
menjadi anggota minoritas agama dan karena terusir dari
tempat tinggalnya.Ketika anak-anak melanjutkan ke tingkat
pendidikan yang lebih tinggi, kesenjangan yang terjadi masih
besar. Banyak anak yang menyelesaikan SD tidak melanjutkan
ke sekolah menengah. Mereka seharusnya melanjutkan
sekolah, dan kami telah memasukkan satu target untuk
menangani hal ini.
Keahlian yang dipelajari di sekolah juga harus membantu
kaum muda mendapatkan pekerjaan. Beberapa keahlian
merupakan keahlian non kognitif - bekerja dalam tim,
kepemimpinan, pemecahan masalah. Beberapa keahlian
lain berasal dari pelatihan teknis dan kejuruan. Di manapun
keahlian ini diberikan, keahlian-keahlian ini merupakan
komponen penting pertumbuhan inklusif dan berkeadilan.
Keahlian-keahlian ini dibutuhkan untuk meningkatkan
kapasitas dan profesionalitas pemerintah dan badan usaha,
terutama di negara-negara yang rentan.
Halangan dalam mendapatkan pendidikan, dan solusi yang
paling efektif, akan berbeda-beda antara satu negara dengan
negara lainnya. Tetapi komitmen untuk belajar tetap harus
dipertahankan dengan teguh.

POST-2015

Pendidikan Memberikan Manfaat Bagi Individu dan Masyarakat1

Brookings Institution (2013) Toward Universal Learning: What Every Child Should Learn.

Psacharopoulos, G., Patrinos, H. Returns to Investment in Education: A Further Update. Education Economics 12(2). 2004

EFA Global Monitoring Report (2012). Youth and skills: Putting education to work. (Hal. 21).

EFA Global Monitoring Report (2012). Youth and skills: Putting education to work. (Hal. 7).

Africa Learning Barometer http://www.brookings.edu/research/opinions/2013/01/16-africa-learning-watkins.

U.S. Department of Health and Human Services, Administration for Children and Families (2010). Head Start Impact Study. Final Report. Washington,
DC.esco.org/new/en/education/themes/leading-the-international-agenda/efareport/reports/2012-skills/

UN General Assembly, Convention on the Rights of the Child, 20 November 1989, Perserikatan Bangsa-Bangsa

59

POST-2015

TUJUAN 4

MENJAMIN KEHIDUPAN YANG SEHAT

a) Mengakhiri kematian bayi dan balita yang sebenarnya dapat dicegah


b) Menaikkan sebanyak x% anak, remaja, usia dewasa yang berisiko dan orang-orang yang
berusia lanjut, untuk sepenuhnya divaksinasi
c) Menurunkan rasio angka kematian ibu menjadi tidak lebih dari x per 100.000 kelahiran
hidup
d) Menjamin secara universal, hak kesehatan seksual dan reproduksi
e) Mengurangi beban penyakit dari HIV/AIDS, Tuberkulosis, malaria, penyakit tropis
terabaikan dan penyakit-penyakit tidak menular yang menjadi prioritas

Kesehatan memungkin orang untuk mencapai potensi mereka. Anak-anak yang sehat dapat belajar
dengan lebih baik. Mereka menjadi orang dewasa yang sehat. Orang dewasa yang sehat bekerja lebih
lama dan lebih rutin, dengan penghasilan yang lebih tinggi dan upah yang lebih rutin. Walaupun
fokus kami dalam tujuan ini berada pada keluaran-keluaran (outcomes) kesehatan, untuk mencapai
keluaran-keluaran ini dibutuhkan akses universal terhadap pelayanan kesehatan dasar.
Kita harus memulai dengan komitmen dasar untuk memastikan keadilan dalam semua bidang yang
berkaitan dan berkontribusi bagi kesehatan (sosial, ekonomi dan lingkungan). Namun selain itu, kita
harus membuat kemajuan yang stabil untuk memastikan Cakupan Kesehatan Universal dan akses
terhadap pelayanan kesehatan esensial yang berkualitas. Ini berarti menjangkau lebih banyak orang,
memperluas rentang pelayanan esensial terpadu yang tersedia bagi setiap orang, dan memastikan
bahwa biaya pelayanan menjangkau semua orang. Negara pada semua tingkat pendapatan memiliki
tugas untuk mencapai kondisi ideal ini.
Panel ini memilih untuk berfokus pada keluaran-keluaran (outcomes) kesehatan dalam tujuan ini, yang
mengakui bahwa untuk mencapai hasil ini diperlukan akses universal terhadap pelayanan kesehatan
dasar. Hasil akhir kesehatan seringkali ditentukan oleh faktor-faktor sosial, ekonomi dan lingkungan.
Diskriminasi menjadi hambatan terhadap pelayanan kesehatan bagi kelompok rentan dan
kurangnya perlindungan mengakibatkan banyak individu dan keluarga terkena penyakit mendadak
dan mengalami dampak keuangan yang merugikan sebagai akibat dari penyakit mendadak ini.
Berinvestasi lebih banyak pada kesehatan, terutama dalam promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit, seperti vaksinasi, merupakan strategi yang cerdas untuk memberdayakan masyakarakat
dan membangun masyarakat serta perekonomian yang lebih kuat.
Setiap tahun, hampir 7 juta anak meninggal sebelum mereka berulang tahun yang kelima. Sebagian
besar, kematian ini dapat dicegah dengan mudah. Kami menyadari solusinyasederhana dan terjangkau:
adanya tenaga profesional terlatih yang membantu persalinan; menjaga bayi agar tetap hangat dan
memberikan air yang aman kepada mereka, makanan yang bergizi, sanitasi yang baik, dan vaksinasi
dasar. Banyak anak yang meninggal sebelum mereka mencapai ulang tahun mereka yang kelima, lahir
dari ibu yang hidup dalam kemiskinan, atau di kelompok masyarakat pedesaan, atau yang masih remaja
atau yang rentan. Dengan mengakhiri kematian anak yang sebenarnya dapat dicegah ini, kami
memiliki target ambang batas atas 20 kematian per 1000 kelahiran hidup di semua kuintil pendapatan
penduduk.
Perempuan terus meninggal sia-sia dalam proses persalinan. World Health Organization memperkirakan
bahwa setiap 1,5 menit, seorang perempuan meninggal akibat komplikasi kehamilan atau persalinan.
Kaum perempuan yang hidup dalam kemiskinan, di daerah-daerah pedesaaan, dan remaja terutama
memiliki risiko ini. Akses yang tepat waktu ke fasilitas yang memiliki perlengkapan yang baik dan
bidang atau dokter ahli yang membantu persalinan akan menurunkan risiko ini secara drastis. Akses
universal terhadap hak kesehatan seksual dan reproduksi (SRHR) merupakan komponen masyarakat
sehat yang esensial. Masih ada 222 juta perempuan di dunia yang ingin mencegah kehamilan namun

60

POST-2015

tidak menggunakan metode kontrasepsi yang efektif dan


modern. Hal ini mengakibatkan 80 juta kehamilan yang tidak
terencana, 30 juta kelahiran yang tidak terencana dan 20 juta
pengguguran kandungan yang tidak aman setiap tahun.
Sekitar 340 juta orang per tahun tertular penyakit seksual.
Tiap $1 yang dikeluarkan untuk kontrasepsi modern
akan menghemat $1,40 yang biasanya dikeluarkan untuk
pelayanan kesehatan ibu melahirkan dan bayi yang baru lahir.
Tetapi akses universal terhadap hak kesehatan seksual dan
reproduksi (SRHR), terutama oleh remaja, rendah. Kualitas
pelayanan tersebut umumnya buruk. Kasus kesehatan
masyarakat jelas - memastikan hak-hak ini memberikan
manfaat bukan hanya kepada individu, melainkan kepada
masyarakat yang lebih luas.
Di negara-negara berpendapatan tinggi, meningkatnya biaya
kesehatan merupakan ancaman besar terhadap stabilitas
keuangan dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Obesitas merupakan masalah yang semakin banyak terjadi.
Ketika orang hidup lebih lama, mereka menghadapi kenaikan
tingkat penyakit kanker, jantung, rematik, diabeter dan penyakit
kronis lainnya. Rata-rata, orang kehilangan 10 tahun hidup

mereka akibat penyakit, umumnya penyakit tidak menular.


Masalah ini harus diatasi, tetapi prioritasnya akan berbedabeda antara satu negara dengan negara lainnya. Manfaat
investasi pada kesehatan bersifat langsung dan terlihat jelas,
baik untuk intervensi khusus maupun untuk memperkuat
sistem kesehatan lebih luas. Imunisasi menyelamatkan 2
hingga 3 juta jiwa setiap tahun. Kelambu merupakan cara yang
dikenal baik dengan biaya terjangkau untuk menghadang
malaria. Pendidikan yang menuntun rakyat untuk memahami
dan menggunakan pelayanan kesehatan yang berkualitas
merupakan pelengkap yang berguna.
Tabel di bawah ini memperlihatkan bagaimana keuntungan
investasi pada kesehatan lmelebihi biayanya. Tiap $1 yang
dikeluarkan menghasilkan hingga $30 melalui kesehatan
yang lebih baik dan meningkatnya produktivitas.

Solusi Kesehatan Terjangkau Harganya dan Tersedia

WHO (2012). Fact sheet No. 290. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs290/en/


UNICEF/WHO (2012). Global Immunization Data. http://www.who.int/immunization_monitoring/
Global_Immunization_Data.pdf
WHO (2012). Adolescent pregnancy. Fact sheet N364. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/
fs364/en/
Child Survival Call to Action, http://apromiserenewed.org/files/APR_Progress_Report_2012_final_web3.pdf
WHO (2013): http://www.who.int/features/qa/12/en/
Glasier, A. dkk. (2006). Sexual and reproductive health: a matter of life and death. The Lancet Vol. 368: 1595 - 160727. Singh, S., Darroch, J. (2012). Adding it up:
Costs and benefits of contraceptive services. Estimates for 2012. Guttmacher Institute: hal.16
Singh, S., Darroch, J. (2012). Adding it up: Costs and benefits of contraceptive services. Estimates for 2012. Guttmacher Institute: hal.16
Salomon dkk. (2012). Healthy life expectancy for 187 countries, 19902010: a systematic analysis for the Global Burden Disease Study 2010. The Lancet Vol.
380: 21442162
UNICEF/WHO (2012). Global Immunization Data. http://www.who.int/immunization_monitoring/Global_Immunization_Data.pdf
Jamison, D., Jha, P., Bloom, D. (2008). The Challenge of Diseases. Copenhagen Consensus 2008 Challenge Paper

61

POST-2015

TUJUAN 5

MEMASTIKAN KETAHANAN PANGAN DAN GIZI


YANG BAIK
a) Mengakhiri kelaparan dan melindungi hak semua orang untuk memiliki akses terhadap
makanan dalam jumlah yang cukup, yang aman, terjangkau harganya, dan bergizi
b) Mengurangi stunting (tubuh pendek karena kurang gizi) sebanyak x%, wasting (tubuh
kurus karena kurang gizi) sebanyak y%, dan anemia sebanyak z% bagi semua anak balita
c) Meningkatkan produktivitas pertanian sebanyak x%, yang berfokus pada meningkatkan
secara berkelanjutan hasil pertanian kecil dan akses terhadap irigasi
d) Mengadopsi praktik-praktik pertanian, perikanan laut dan perikanan air tawar yang
berkelanjutan dan membangun kembali ketersediaan ikan-ikan tertentu hingga ke
tingkat yang berkelanjutan
e) Mengurangi kerugian pasca panen dan makanan yang terbuang sebanyak x%

Makanan merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk semua makhluk hidup. Produksi bahan
pangan membutuhkan energi, lahan, teknologi dan air. Ketahanan pangan tidak hanya memberikan
makanan yang cukup dan bergizi bagi semua orang, namun juga akses terhadap makanan,
pembuangan limbah pangan, dan perubahan ke arah pangan yang berkelanjutan dengan produksi
dan konsumsi yang efisien. Dunia akan membutuhkan sekitar 50 persen lebih banyak makanan pada
tahun 2030; untuk menghasilkan pangan yang cukup dan berkelanjutan merupakan tantangan
global. Irigasi dan investasi lainnya pada pertanian dan pembangunan pedesaan dapat membantu
jutaan petani kecil untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, menyediakan makanan yang
bergizi dan cukup untuk pertumbuhan populasi, serta membangun jalan ke arah pertumbuhan
masa depan yang berkelanjutan.
Saat ini, 870 juta orang di dunia tidak memiliki cukup pangan. Perempuan yang kurang gizi melahirkan
bayi yang kurus, yang mungkin tidak akan hidup pada usia kelima tahun mereka, dan memiliki
kemungkinan yang lebih tinggi untuk menderita penyakit kronis, serta keterbatasan lainnya. 1000
hari pertama dalam kehidupan seorang anak sangat penting dalam memberikan kesempatan
hidup yang sama bagi setiap anak; namun 165 juta anak memiliki pertumbuhan yang terhambat
atau memiliki postur tubuh yang lebih kecil dari yang seharusnya untuk usia mereka, sementara
yang lainnya menderita anemia. Kurang gizi akan menghambat pertumbuhan otak mereka
secara optimal, yang pada akhirnya, akan membatasi kemampuan mereka untuk bertahan hidup.
Kemiskinan merupakan penyebab utama kelaparan - kebanyakan orang lapar atau kekurangan gizi
karena mereka tidak mampu membeli makanan bergizi dalam jumlah yang cukup, bukan karena
kegagalan pasokan. Peningkatan dalam tingkat fluktuasi harga pangan telah menunjukkan kenaikan
harga pangan yang tajam yang akhirnya dapat memperparah kemiskinan. Memproduksi lebih
banyak bahan pangan merupakan hal yang sangat penting. Namun bukan hanya hal ini yang dapat
memastikan ketahanan pangan dan gizi yang baik.
Di negara maju, kurangnya pola makan yang bergizi pada anak meningkatkan risiko obesitas, diabetes
dan penyakit kardiovaskular. Di semua negara, gizi yang memadai di masa kecil akan meningkatkan
kemampuan belajar serta perkembangan fisik, emosional dan kognitif sepanjang hidupnya. Hal ini
akan mengangkat potensi individu, dan negara tempatnya berada.
Program gizi anak telah terbukti sukses. Mengurangi gizi buruk, terutama pada anak-anak dalam
kelompok usia termuda, adalah salah satu program intervensi dalam pembangunan dengan biaya
paling terjangkau. Setiap $ 1 yang dikeluarkan untuk mengurangi kurang gizi dapat menghasilkan
hingga $ 44,50 melalui peningkatan pendapatan di masa mendatang.
Bergerak ke arah pertanian berkelanjutan skala besar, sementara meningkatkan produksi volume
bahan pangan merupakan tantangan besar yang kita hadapi. Hal ini dapat dilakukan, akan tetapi
memerlukan perubahan dramatis. Bidang pertanian telah terbengkalai selama bertahun-tahun.

62

POST-2015

Sedikit sekali kebijakan tersedia untuk meningkatkan tingkat


kesejahteraan di pedesaan. Terlalu sedikit investasi dilakukan
untuk penelitian. Hal ini berlaku bahkan ketika permintaan atas
barang dan jasa yang diproduksi di daerah pedesaan sedang
tinggi, di antaranya makanan serta biofuel, jasa ekosistem
dan penyerapan karbon. Di banyak tempat, produksi pangan
naik tiga kali lipat pada abad ke-20, sebagian berkat varietas
tanaman hasil tinggi. Tapi di banyak tempat, tanah telah terkikis
dan tidak lagi subur, sehingga menghambat produksi pangan,
walaupun lahan tersebut memiliki potensi yang tinggi.
Peningkatan pengelolaan lahan, pupuk, sistem irigasi yang
lebih efisien dan tanaman diversifikasi dapat membalikkan
degradasi lahan.
Investasi, intervensi dan kebijakan khusus dapat memberikan
hasil. Investasi pertanian mengurangi angka kemiskinan lebih
dari investasi pada sektor lain. Di negara maju, penelitian
pertanian memberikan hasil sebanyak 20 hingga 80
persen - investasi yang sangat baik dalam bidang ekonomi.
Hasil yang lebih besar, intensifikasi pertanian berkelanjutan
dan kerugian pasca panen yang menurun dapat membantu
petani kecil untuk menghasilkan makanan yang cukup bagi
keluarga mereka serta penghasilan mereka. Pada saat yang
sama, berkurangnya jumlah makanan yang terbuang di
negara maju dapat membantu mengurangi permintaan atas
pangan. Dengan perubahan menuju konsumsi dan produksi
pertanian yang berkelanjutan, kita dapat terus menyediakan
makanan untuk generasi ini dan 8 miliar orang di planet ini
pada tahun 2030.

Kita tidak boleh melupakan lautan di dunia. Pengelolaan


laut yang buruk dapat sangat merugikan bagi Negara
Berkembang dengan Pulau-Pulau Kecil. Mengurangi air
limbah di wilayah pesisir, seperti diuraikan dalam tujuan
ilustratif tentang air dan sanitasi, akan membantu. Namun
penangkapan ikan secara berlebihan merupakan masalah lain
yang juga harus dihadapi, yang mengakibatkan menurunnya
jumlah sumber protein penting bagi miliaran manusia. Tiga
perempat dari stok ikan dunia dipanen lebih cepat daripada
masa reproduksi ikan-ikan tersebut, dan sayangnya 8-25%
dari tangkapan global harus dibuang. Degradasi dan limbah
ini menciptakan siklus yang menghabiskan stok ikan yang
diperlukan hingga tingkat yang tidak berkelanjutan. Tentunya
hal ini akan merugikan sistem biota laut. Kita mampu dan
harus memperbaiki penyalahgunaan ini, dengan pengelolaan
ketersediaan stok ikan yang benar demi memberikan waktu
yang cukup bagi ikan-ikan untuk tumbuh dan bereproduksi,
yang akan menjamin sistem perikanan yang berkelanjutan.
Saat ini, 30 persen ikan dari ikan yang dipanen merupakan
ikan yang didapat dari penangkapan ikan yang berlebihan,
sementara 12,7 persen memiliki kapasitas yang lebih besar
dan dapat ditangkap sebelum mencapai batas alaminya.
Produksi pangan berkelanjutan membutuhkan infrastruktur,
akses terhadap pasar dan pendanaan, layanan penyuluhan
pertanian untuk menyebarkan manfaat teknologi dan inovasi,
pasar global yang lebih mudah diprediksi dan meningkatkan
jaminan kepemilikan. Bersama-sama, kita dapat mengatasi
kendala yang membatasi produktivitas pertanian.

Rasio Biaya-Manfaat dari Investasi untuk Mengurangi Kurang Gizi (gambar)

http://www.oxfam.org/sites/www.oxfam.org/files/who-will-feed-the-world-rr-260411-en.pdf
FAO (2012). The state of food insecurity in the World
UNICEF / WHO (2012). Information sheet. http://www.who.int/nutgrowthdb/jme_infosheet.pdf
Hoddinott, J. dkk. (2012). Hunger and malnutrition. Copenhagen Consensus 2012 Challenge Paper
Sanchez, Pedro. Tripling crop yields in tropical Africa.
Nature Geoscience 3, 299 - 300 (2010).
Alston, J. (2010). The benefits from agricultural research and development, innovation and productivity growth. OECD Food, Agriculture and Fisheries Papers.
No. 31. OECD Publishing
FAO: The State of the World Fisheries and Aquaculture 2012

63

POST-2015

TUJUAN 6

MENCAPAI AKSES UNIVERSAL TERHADAP AIR


DAN SANITASI
a) Menyediakan akses universal terhadap air minum yang aman di rumah, dan di sekolah,
puskesmas, dan kamp pengungsi
b) Mengakhiri buang air besar di tempat terbuka dan memastikan akses universal ke
sanitasi di sekolah dan di tempat kerja, dan meningkatkan akses terhadap sanitasi di
rumah sebanyak x%
c) Menyesuaikan kuantitas air bersih yang diambil (freshwater withdrawals) dengan
pasokan air, serta meningkatkan efisiensi air dalam pertanian sebanyak x%, industri
sebanyak y% dan daerah-daerah perkotaan sebanyak z%
d) Mendaur ulang atau mengolah semua limbah cair dari daerah perkotaan dan dari industri
sebelum dilepaskan

Akses terhadap air adalah hak dasar manusia. Air minum yang aman adalah kebutuhan setiap
manusia. Antara tahun 1990 dan 2010, lebih dari 2 miliar manusia memiliki akses terhadap air minum,
tetapi 780 juta orang masih belum memiliki akses tersebut.1 Sekitar dua miliar orang tidak memiliki
akses yang stabil terhadap air bersih.2 Meningkatkan akses - serta kualitas air - sangat penting karena
dunia menghadapi kelangkaan air. Pada tahun 2025, 1,8 miliar orang akan hidup di tempat-tempat
yang diklasifikasikan sebagai daerah langka air.3 dan yang berisiko paling tinggi adalah rakyat miskin.
Bahkan mereka yang saat ini memiliki akses terhadap air minum tidak memiliki jaminan terhadap
akses lanjutan. Pertanian memerlukan 70 persen dari semua air tawar untuk irigasi dan mungkin
membutuhkan lebih banyak lagi karena permintaan untuk produksi pangan intensif meningkat.
Kenaikan permintaan dari peternakan yang menyebabkan tabel persediaan air menurun di beberapa
daerah dan, pada saat yang sama, industri dan energi menuntut lebih banyak air seiring dengan
bertumbuhnya ekonomi.
Pengelolaan sumber daya air yang lebih baik dapat memastikan ketersediaan air untuk memenuhi
permintaan. Distribusi air di kalangan industri, energi, pertanian, kota dan rumah tangga harus
dikelola secara adil dan efisien, dengan memberikan perhatian pada perlindungan kualitas air
minum. Untuk mencapai hal ini, kita perlu membangun praktik manajemen yang baik, regulasi yang
bertanggung jawab dan harga yang tepat.
Tujuan MDGs difokuskan pada peningkatan sumber penampungan air dan mengurangi jumlah
waktu yang dibutuhkan, terutama bagi perempuan, untuk mengumpulkan air sebagai kebutuhan
dasar keluarga. Kita harus bertindak sekarang untuk menjamin akses universal terhadap air minum
yang aman di rumah dan di sekolah, puskesmas dan kamp pengungsi. Ini adalah standar minimum
global yang harus diterapkan kepada semua orang -terlepas dari jumlah pendapatan, jenis kelamin,
lokasi, usia atau pengelompokan lainnya.
Investasi pada air minum yang aman melengkapi investasi pada sanitasi dan kebersihan. Air, sanitasi
dan kebersihan bekerja bersama bagi kepentingan kesehatan, serta untuk mengurangi kesedihan
dan waktu dan uang yang dihabiskan ketika anggota keluarga jatuh sakit dan harus dirawat. Ada
beberapa bukti bahwa sanitasi pribadi yang memadai di sekolah memungkinkan perempuan yang
sedang menstruasi untuk terus dapat hadir di sekolah dan belajar, dan mengurangi kemungkinan
setiap anak jatuh sakit sehingga harus meninggalkan sekolah. Pertanian dan pariwisata juga
mendapatkan manfaat ketika lingkungan fisik lebih bersih dan lebih higienis. Rata-rata, manfaat
investasi dalam pengelolaan air, sanitasi, dan kebersihan berkisar dari $ 2 menjadi $ 3 per dolar yang
diinvestasikan.4
Tujuan MDGs untuk meningkatkan akses terhadap sanitasi adalah salah satu tujuan yang kondisi
pencapaiannya terjauh dari target yang ditetapkan. Sekitar 1,1 miliar manusia masih melakukan
buang air besar di tempat-tempat terbuka sementara 1,4 miliar lainnya tidak memiliki toilet, septik

64

POST-2015

tank, dan sistem saluran pembuangan atau jenis sanitasi lain.5


Sanitasi yang buruk berkontribusi pada penyebaran diare
kronis di banyak wilayah yang pendapatan masyarakatnya
masih rendah. Setiap tahunnya 760.000 anak di bawah usia 5
tahun meninggal dunia akibat diare.6 Sementara mereka yang
selamat dari diare seringkali tidak mempunyai kemampuan
menyerap makanan bergizi, sehingga menghambat
pertumbuhan fisik dan mental anak-anak tersebut.
Membangun infrastruktur sanitasi dan pelayanan publik yang
dapat dipergunakan oleh semua orang, termasuk yang berada
dalam garis kemiskinan serta menjaga limbah manusia berada
jauh dari lingkungan tempat tinggal, merupakan tantangan
yang besar. Miliaran manusia di daerah-daerah perkotaan
membuang limbah manusia di jamban, tetapi tidak memiliki
tempat untuk membuang limbah tersebut ketika jamban
atau septik tank mereka sudah penuh. Inovasi rancangan
toilet, mengosongkan sumur tinja (pit), mengolah tinja dan
mendaur ulang sampah dapat membantu pemerintah daerah
mengatasi tantangan besar dalam menyediakan pelayanan
sanitasi publik yang berkualitas terutama di daerah
perkotaan yang padat penduduk.

Walaupun kami memiliki cita-cita global bagi semua orang


untuk memiliki sanitasi yang baik di rumah mereka pada tahun
2030, kami tidak percaya kita dapat mencapai target global
ini. Sehingga kita membuat target yang lebih sederhana,
tetapi dapat dicapai.
Seiring dengan tumbuhnya wilayah perkotaan di mana
penduduknya mengkonsumsi dalam jumlah yang lebih
banyak, pengelolaan limbah padat merupakan masalah yang
semakin banyak terjadi. Air limbah tidak hanya mencemari
lingkungan alam, tetapi juga lingkungan tempat hidup di
sekitarnya, dan memiliki dampak besar yang merugikan
pada penyebaran penyakit. Menetapkan atau memperkuat
kebijakan - baik di tingkat nasional, subnasional dan tingkat
lokal - untuk mendaur ulang atau menangani penampungan,
pengolahan dan pelepasan air limbah dapat melindungi
masyarakat dari kontaminan, dan ekosistem alam dari polusi
yang berbahaya

Rasio Manfaat Biaya dari Intervensi ICT

UNICEF/ WHO (2012). Progress on drinking water and sanitation. 2012 update.

UNICEF/ WHO (2012). Progress on drinking water and sanitation. 2012 update.

UNDESA (2013). International decade for action Water for Life 2005-2015. http://www.un.org/waterforlifedecade/scarcity.shtml

Whittington, D. dkk. (2009). The Challenge of Improving Water and Sanitation Services in Less Developed Countries. Foundations and Trends
in Microeconomics. Vol. 4, Nos. 67. hal. 469609. http://ictph.org.in/downloads/professor-whittington/Whittington-et-al-Foundations-andTrends-2009.pdf

UNICEF/ WHO (2012). Progress on drinking water and sanitation. 2012 update.

WHO (2013): http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs330/en/

65

POST-2015

TUJUAN 7

MENJAMIN ENERGI YANG BERKELANJUTAN

a) Melipatgandakan bagian energi terbarukan dalam bauran energi dunia


b) Memastikan akses universal terhadap pelayanan energi modern
c) Melipatgandakan laju peningkatan efisiensi energi di bangunan, dalam industri,
pertanian dan transportasi di tingkat global
d) Menghentikan secara bertahap subsidi bahan bakar fosil yang tidak efisien yang
mendorong konsumsi berlebihan

Kontradiksi yang gamblang tentang ekonomi global modern tampak jelas di sektor energi. Kita
membutuhkan energi yang dapat diandalkan untuk mengurangi kemiskinan dan mempertahankan
kemakmuran, namun harus mendapatkannya dari sumber terbarukan untuk membatasi dampak
pada lingkungan. Secara global, 1,3 miliar manusia tidak memiliki akses terhadap elektronik1 2,6
miliar orang masih membakar kayu, kotoran hewan, batu bara dan bahan bakar tradisional lain
di dalam rumah mereka, yang mengakibatkan 1,5 juta kematian per tahun.2 Pada saat yang sama
penggunaan energi yang luas, terutama di negara-negara berpendapatan tinggi, menciptakan
polusi, memancarkan efek gas rumah kaca dan menghabiskan bahan bakar fosil yang tidak
terbarukan. Kelangkaan sumber daya energi akan tumbuh semakin besar. Antara sekarang hingga
tahun 2030, perekonomian berpendapatan tinggi akan terus melakukan konsumsi dalam jumlah
besar. Dan akan semakin besar dengan bergabungnya negara-negara yang yang berkembang pesat,
yang akan mengkonsumsi lebih banyak energi. Dan pada tahun 2030, ketika penduduk planet ini
mencapai angka 8 miliar, akan ada 2 miliar orang lagi yang akan menggunakan lebih banyak energi.
Semua penggunaan energi ini akan menciptakan tekanan besar pada planet ini.
Pada hakikatnya, secara alamiah pemerintah mengupayakan pertumbuhan, kemakmuran dan
kesejahteraan bagi rakyat mereka. Dalam mengupayakan energi berkelanjutan bagi semua orang,
kita harus memastikan bahwa negara dapat terus tumbuh, namun menggunakan semua perangkat
untuk mendorong pertumbuhan yang mempunyai intensif karbon rendah.
Ketika negara berpendapatan tinggi menggantikan infrastruktur dan teknologi yang kuno, mereka
mampu dan seharusnya melakukan transisi ke jalur di mana tidak diperlukan energi secara intensif.
Ini semua merupakan tantangan yang besar. Namun kesempatannya juga besar. Jika dilakukan
dengan benar, pertumbuhan tidak harus membawa peningkatan besar emisi karbon. Investasi
dalam penggunaan energi yang efisien, sumber energi terbarukan, pengurangan sampah dan
teknologi yang tidak terlalu membutuhkan karbon secara intensif, dapat memberikan manfaat

keuangan maupun manfaat lingkungan. Perangkat telah tersedia. Kita mampu mencapai
solusi transformatif berskala besar di seluruh dunia dengan lebih banyak melakukan investasi,
kolaborasi, implementasi dan kemauan politik.
Momentum cukup besar telah tersedia. Lebih dari 50 negara telah mendaftarkan keikutsertaan dalam
inisiatif Energi Berkelanjutan untuk Semua inisiatif (The Sustainable Energy for All Initiatives, SE4ALL),
memobilisasi 50 miliar dolar dari sektor swasta dan investor dan membentuk kemitraan baru antara
pemerintah dengan sektor swasta dalam transportasi, efisiensi energi, alat memasak bertenaga surya
dan pendanaan.3 G20 berkomitmen untuk menghapuskan subsidi penggunaan bahan bakar fosil
secara bertahap yang mendorong konsumsi berlebih, serta memberikan dukungan yang ditargetkan
untuk masyarakat termiskin. Ini berarti pemerintah memiliki jalur penyelamat dalam penentuan
harga yang sesuai untuk konsumsi masyarakat miskin -mereka bukanlah kelompok orang yang
melakukan konsumsi berlebihan. Ini juga berarti konsumen energi yang besar harus membayar
harga penuhtermasuk untuk ancaman terhadap kesehatan yang disebabkan oleh polusi serta
membayar pajak energi.

66

POST-2015

Kita dapat membangun dan mengkonsolidasikan momentum


ini dengan secara eksplisit memanfaatkan target SE4ALL
dan Target G20 dengan fokus pada akses, efisiensi, energi
terbarukan dan mengurangi pemborosan subsidi bahan
bakar fosil. Investasi awal dalam bidang teknologi baru- dari
yang sederhana seperti lampu LED tenaga surya hingga
PLTA yang modern - dapat menyelamatkan kehidupan,
mengurangi biaya dan mendorong pertumbuhan. Dalam
melakukan transisi menuju energi berkelanjutan ini, kita
harus memberikan perhatian khusus kepada kelompok
penduduk miskin dan rentan. Subsidi adalah salah satu cara
yang dapat digunakan negara untuk membantu orang yang
membutuhkan dalam mendapatkan energi dengan harga
yang terjangkau, sehingga penghapusan subsidi secara
bertahap yang tidak efisien seharusnya tidak mengecualikan
dukungan yang ditargetkan untuk rakyat termiskin.
Menyediakan akses terhadap energi yang lebih modern dan
handal untuk berbagai penggunaan antara lain memasak
dan menerangi rumah-rumah masyarakat, telah memberikan
manfaat sosial, ekonomi dan lingkungan yang besar.
Penggunaan bahan bakar tradisional di dalam ruangan
berisiko pemaparan toksik, menyebabkan penyakit dan
kematian. Kurangnya cahaya dapat menghambat anak-anak
ketika belajar, serta kaum perempuan akan menghabiskan
banyak waktu untuk mengumpulkan kayu bakar. Hanya
butuh satu kilogram karbon partikel hitam yang diproduksi
oleh lampu minyak tanah untuk berkontribusi terhadap
pemanasan atmosfer dalam dua minggu yakni 700 kilogram
karbon dioksida beredar di atmosfer untuk 100 tahun.4
Solusi telah tersedia dan terjangkau yang perlu kita lakukan
adalah mengambil tindakan.
Meningkatnya pemanfaatan energi tidak memerlukan
pertumbuhan lebih cepat yang sebanding sebagaimana
yang ditunjukkan dalam angka-angka. Antara tahun 1990
dan 2006, meningkatnya efisiensi energi dalam manufaktur
oleh 16 negara anggota
Badan Energi Internasional
menghasilkan 14-15 % pengurangan penggunaan energi
per unit dari persentasi output dan pengurangan emisi CO2,
menghemat setidaknya $ 180 miliar.5 Namun kita harus segera
bertindak. Secara global, kita harus melipatgandakan angka
pertumbuhan efisiensi energi untuk pembangunan, industri
dan transportasi, serta melipatgandakan bagian energi
terbarukan dalam pasokan energi6
Meskipun infrastruktur baru memerlukan investasi di muka,
pendanaan jangka panjang, baik dalam lingkungan dan sosial,
menghasilkan keuntungan yang substantif. . Mengadopsi
standar yang efektif biaya untuk beragam teknologi, dapat
mengurangi proyeksi konsumsi listrik global oleh bangunan
dan industri sebanyak 14 persen di tahun 2030, menghindari
dibutuhkannya sekitar 1.300 pembangkit listrik skala
menengah.7
Berbagi teknologi dan inovasi secara luas merupakan langkah
yang krusial. Negara berpendapatan rendah dan menengah
memiliki kesempatan untuk meninggalkan model lama

pembangunan dan memilih pembangunan yang lebih


berkelanjutan. Namun mereka menghadapi dua kendala
besar: teknologi dan keuangan. Teknologi yang lebih efisien
dan lebih bersih seringkali dipatenkan oleh perusahaan
swasta. Keuangan juga merupakan masalah tersendiri:
manfaat dari teknologi yang lebih efisien hanya akan dirasakan
di masa mendatang sementara biaya terkonsentrasi di awal.
Jika negara-negara maju ambil bagian dalam menerapkan
teknologi ini, maka biaya akan lebih murah dan teknologi
akan lebih mudah diakses oleh negara berkembang.
Untuk mengatasi kendala tersebut, pemerintah dapat
menggunakan gabungan antara pajak, subsidi, peraturan dan
kemitraan untuk mendorong inovasi energi bersih. Negaranegara mitra dapat menggunakan forum inovasi terbuka
untuk mempercepat pengembangan teknologi energi bersih
dan secara cepat meningkatkan skalanya. Forum sumber
terbuka ini harus dihubungkan dengan proyek-proyek publik
nyata yang dapat menawarkan pendanaan, dan kesempatan
untuk pengadopsian cepat dan penyebaran luas.
Kita juga harus mengurangi limbah dengan memastikan
harga yang tepat. Sekitar 1,9 triliun dolar, atau 2,5% dari
total PDB dunia, dihabiskan setiap tahun untuk mensubsidi
industri bahan bakar fosil dan melindungi harga bahan bakar
yang terjangkau.8 Jika subsidi dikurangi, pendapatan dapat
diarahkan ke prioritas lain yang lebih mendesak. Eliminasi bisa
mengurangi sebanyak 10 persen dari total emisi gas rumah
kaca sebesar 2.050.9

http://web.worldbank.org/WBSITE/EXTERNAL/
TOPICS/ EXTENERGY2/0,,contentMDK:22855502~
pagePK:210058~piPK:210062~theSitePK:4114200,00.html

World Health Organization, Fuel For Life: Household Energy and


Health, http://www.who.int/indoorair/publications/fuelforlife.pdf

United Nations (2013). Sustainable Energy for All Commitments


- Highlights for Rio +20. http://www.sustainableenergyforall.org/
actions-commitments/high-impact-opportunities/item/109-rioplus-20

UC Berkeley dan University of Illinois di Urbana mempublikasikan


Journal of Environmental Science & Technology.http://news.
illinois.edu/news/12/1210kerosene_TamiBond.html47. http://
www.iea.org/publications/freepublications/publication/
Indicators_2008-1.pdf

5 http://www.iea.org/publications/freepublications/publication/
Indicators_2008-1.pdf
6

Hal ini menyiratkan perolehan efisiensi tahunan 2,4% menjelang


tahun 2030 dibandingkan dengan 1,2% dari tahun 1970 sampai
tahun 2008, berdasarkan Global Energy Assessment (GEA) dari
International Institute of Applied Systems Analysis.

United Nations (2012). Sustainable Energy For All: A


Framework for Action http://www.un.org/wcm/webdav/site/
sustainableenergyforall/shared/Documents/SE%20for%20All%20
-%20Framework%20for%20Action%20FINAL.pdf

International Monetary Fund, Energy Subsidy Reform: Lessons


and Implications (Washington: IMF, 2013) http://www.imf.org/
external/np/pp/eng/2013/012813.pdf
http://rff.org/RFF/Documents/RFF-IB-09-10.pdf.

Allaire, M and Brown (2009, S: Eliminating Subsidies For Fossil


Fuel Production: Implications for U.S. Oil and Natural Gas Markets:
Washington DC: Resources for the Future. http://rff.org/RFF/
Documents/RFF-IB-09-10.pdf.

67

POST-2015

TUJUAN 8

MENCIPTAKAN LAPANGAN KERJA, MATA


PENCAHARIAN BERKELANJUTAN DAN
PERTUMBUHAN BERKEADILAN
a) Menaikkan jumlah lapangan kerja dan mata pencaharian yang baik dan layak sebanyak x
b) Mengurangi jumlah kaum muda yang tidak bersekolah, menganggur atau tidak
mengikuti pelatihan sebanyak x%
c) Memperkuat kapasitas produksi dengan memberikan akses universal terhadap
pelayanan keuangan dan infrastruktur seperti transportasi dan ICT
d) Menaikkan jumlah usaha baru yang dibuka sebanyak x dan nilai tambah dari produkproduk baru sebanyak y dengan menciptakan lingkungan usaha yang mendukung dan
mendorong kewirausahaan

Negara-negara pada tahap perkembangan yang berbeda harus melakukan transformasi sosial
ekonomi yang mendalam untuk mengakhiri kemiskinan ekstrim, meningkatkan taraf penghidupan,
mempertahankan kemakmuran, mempromosikan inklusi sosial dan menjamin keberlanjutan
lingkungan. Diskusi Panel ini mengenai transformasi ekonomi, mengidentifikasi aspek-aspek kunci
dari Agenda transformatif: keharusan untuk mengupayakan pertumbuhan yang inklusif, untuk
mempromosikan diversifikasi ekonomi dan nilai tambah yang lebih tinggi, dan untuk mencapai
lingkungan pendukung yang stabil bagi sektor swasta untuk berkembang. Perubahan pola konsumsi
dan produksi untuk melindungi ekosistem dan masyarakat kita, dan pemerintah yang baik dan
lembaga yang efektif juga merupakan hal penting bagi agenda pertumbuhan, tetapi dibahas di
bawah tujuan lainnya.
Tidak ada cara yang cepat dan mudah untuk menciptakan lapangan kerja bagi semua orang. Jika
ada, setiap politisi di setiap negara pasti sudah melakukannya. Setiap negara berjuang menghadapi
tantangan ini. Di tingkat global, jumlah pengangguran naik sekitar 28 juta sejak terjadinya krisis
keuangan pada tahun 2008, sementara 39 juta lainnya cenderung menyerah dan frustrasi. Naiknya
jumlah pengangguran terutama melanda kaum muda. Semakin banyak kaum muda yang tidak
memiliki pekerjaan, tidak bersekolah atau mengikuti pelatihan, dengan dampak jangka panjang
pada kemampuan mereka untuk menjalani kehidupan yang memuaskan dan produktif.
Kami memiliki target terpisah untuk pekerjaan dan mata pencaharian, yang mana ditekankan lebih
pada pekerjaan bagi kaum muda. Target ini harus diletakkan dalam kategori terpisah berdasarkan
kuintil penghasilan, jenis kelamin, lokasi dan kelompok lainnya. Melalui target ini, kami ingin
masyarakat untuk fokus pada seberapa baik kinerja perekonomian, melalui ukuran yang mencakup
bukan hanya PDB atau pertumbuhannya. Indikator untuk target pekerjaan dapat mencakup bagian
pekerjaan yang dibayar berdasarkan sektor (jasa, manufaktur, pertanian), dan bagian pekerjaan
formal dan informal.

Antara tahun 2015 dan 2030, 470 juta lebih penduduk akan memasuki angkatan kerja global,
terutama di wilayah Asia dan Afrika Sub-Sahara.1 Hal ini berpotensi memberikan keuntungan
besar yang dapat mempertahankan pertumbuhan yang sedang terjadi. Selama dekade terakhir,
6 dari 10 perkembangan ekonomi dunia tercepat berada di Afrika. Karena semakin banyak kaum
muda memasuki dunia pekerjaan dan penurunan tingkat kelahiran, Afrika didesain sedemikian
rupa untuk mengalami jenis dividen demografi yang sama yang telah mendorong pertumbuhan di Asia selama tiga dekade terakhir. Namun kaum muda di Afrika, dan di seluruh dunia, akan
membutuhkan pekerjaan-pekerjaan yang memberikan jaminan dan upah yang adil - sehingga
mereka dapat membangun kehidupan mereka dan mempersiapkan diri untuk masa depan.
Konsep pekerjaan yang layak dari ILO mengakui dan menghormati hak-hak pekerja, memastikan perlindungan sosial dan dialog sosial yang memadai, dan menetapkan standar yang tinggi
ke arah mana setiap negara harus meneruskan upayanya. Namun, jelas bahwa kompromi dapat
diberikan kepada beberapa negara berkembang, di mana pekerjaan yang baik pekerjaan
yang terjamin dengan upah yang layak - merupakan langkah signifikan menuju pembangunan

68

POST-2015

ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Kondisi pasar


tenaga kerja sangat berbeda antara satu negara dengan
negara lainnya. Tidak ada pendekatan satu ukuran yang
cocok untuk semua - pekerjaan yang baik dan pekerjaan
yang layak keduanya akan diperlukan dalam agenda pembangunan berikutnya.
Pertumbuhan yang berkelanjutan, berbasis luas, dan
berkeadilan membutuhkan lebih dari sekadar kenaikan
PDB. Perlu adanya tindakan yang bijaksana. Dunia usaha
membutuhkan infrastruktur yang memadai dan handal. Hal
itu berarti jalan, listrik, transportasi, irigasi dan telekomunikasi.
Hal ini berarti kebiasaan, inspeksi pemerintah, polisi dan
peradilan yang berfungsi dengan baik, dan pengaturan
lintas batas yang memfasilitasi pergerakan barang ke pasar
baru. Dunia usaha juga menambahkan nilai-nilai yang paling
lestari ketika meletakkan kode berbisnis yang bertanggung
jawab dengan norma-norma yang jelas demi transparansi
dan akuntabilitas. Masyarakat dan dunia usaha memerlukan
keamanan dan stabilitas lingkungan yang dapat diprediksi
untuk membuat keputusan ekonomi yang baik. Prospek untuk
diversifikasi dan pergerakan menuju nilai tambah yang lebih
tinggi-dibutuhkan di beberapa negara untuk melampaui
ketergantungan pada komoditas ekspor-bisa diukur dengan
bertumbuhnya usaha-usaha baru setiap tahunnya serta dari
nilai tambah produk-produk baru. Seiring dengan makin
kayanya beberapa Negara dengan ekonomi yang semakin
maju, biasanya akan menghasilkan serangkaian barang dan
jasa yang lebih beragam.
Ada beberapa unsur penting yang kita tahu akan berhasil
di berbagai negara dan wilayah. Lapangan kerja dan
kesempatan-kesempatan akan meluas ketika ekonomi pasar
tumbuh dan masyarakat menemukan cara mereka sendiri
untuk berpartisipasi. Setiap perekonomian membutuhkan
dinamisme untuk tumbuh dan beradaptasi sesuai dengan
permintaan konsumen.
Hal ini memungkinkan bisnis baru untuk tumbuh dan
menciptakan kondisi bagi mereka untuk mengembangkan dan
memasarkan produk baru, untuk berinovasi dan menanggapi
munculnya peluang. Dalam beberapa perkembangan situasi
ekonomi ini berarti bergerak dari industri ekstraktif utama
menuju produk manufaktur dan jasa dengan nilai tambah dan
lebih beragam. Sementara, dalam situasi ekonomi lainnya,
mungkin tentang spesialisasi. Pelayanan keuangan sangat
penting untuk pertumbuhan bisnis, dan juga meningkatkan
pendapatan individu. Ketika orang memiliki kesempatan
untuk menabung dan berinvestasi atau mendapatkan
asuransi, mereka bisa meningkatkan pendapatan mereka,
setidaknya 20 persen. Kita tahu hal ini akan berhasil. Petani
di Ghana, misalnya, menanamkan lebih banyak uang dalam
kegiatan pertanian mereka setelah mendapatkan akses
terhadap asuransi cuaca, yang menyebabkan peningkatan
produksi dan pendapatan.2 Kita perlu memastikan bahwa
lebih banyak orang memiliki akses terhadap jasa keuangan,
untuk menghasilkan dampak optimal dari sumber daya yang
mereka miliki.

Kebijakan dan lembaga dapat membantu memastikan


bahwa pemerintah membangun kondisi yang menjanjikan
untuk terciptanya lapangan kerja. Peraturan yang jelas dan
stabil, seperti misalnya peraturan memulai usaha yang
tidak rumit, dan aturan yang adil serta stabil pada pajak dan
regulasi, mendorong perusahaan untuk mempekerjakan
dan melindungi tenaga kerja. Fleksibilitas pasar tenaga kerja
dengan biaya terjangkau, akses yang efisien terhadap pasar
domestik dan eksternal akan membantu sektor swasta untuk
berkembang. Bisnis dan individu bersama-sama mendapatkan
keuntungan dari program pelatihan dan penelitian yang
membantu mereka untuk beradaptasi dengan teknologi
terobosan untuk kondisi lokal serta mengembangkan budaya
kewirausahaan.

Lam, D & M. Leibbrandt (2013) Global Demographic Trends: Key


Issues and Concerns. Input Paper to HLP Panel. Processed.

Karlan dkk. (Oktober 2012) Agricultural Decisions After Relaxing


Credit and Risk Constraints. Yale University.

69

POST-2015

TUJUAN 9

MENGELOLA ASET SUMBER DAYA ALAM


SECARA BERKELANJUTAN
a) Mempublikasikan dan menggunakan neraca ekonomi, sosial dan lingkungan milik
pemerintah dan perusahaan besar
b) Meningkatkan pertimbangan keberlanjutan di x% pengadaan yang dilakukan oleh
pemerintah
c) Menjaga ekosistem, keragaman spesies dan genetik
d) Mengurangi deforestasi sebanyak x% dan meningkatkan reforestasi sebanyak y%
Meningkatkan kualitas tanah dan mengurangi erosi tanah sebanyak x ton dan memerangi
penggurunan

Melindungi dan melestarikan sumber daya bumi bukan hanya satu-satunya hal yang harus dilakukan,
namun juga merupakah hal mendasar bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia. Mengintegrasikan
kekhawatiran lingkungan, sosial dan ekonomi sangat penting untuk memenuhi ambisi untuk tahun
2030 yakni lebih setara, lebih adil, lebih sejahtera, lebih hijau dan lebih damai. Penduduk miskin
adalah korban pertama dan yang paling menderita apabila terjadi bencana lingkungan seperti
kekeringan, banjir dan gagal panen, namun setiap orang di bumi pasti akan menderita tanpa udara,
tanah dan air yang bersih. Jika kita tidak mengatasi tantangan lingkungan yang dihadapi dunia, kita
masih bisa mendapatkan nilai tambah dari pemberantasan kemiskinan, tetapi nilai tambah ini tidak
berlangsung lama.
Hari ini, sumber daya alam sering digunakan seolah-olah tidak memiliki nilai ekonomis, seolah-olah
tidak perlu dikelola untuk kepentingan kita sekarang ini dan untuk generasi mendatang. Namun
sumber daya alam dapat menjadi langka dan kerusakan sumber daya alam bisa jadi tidak akan dapat
diperbaiki. Apabila sumber daya alam rusak dan hilang, maka hal-hal tersebut akan hilang untuk
selamanya.
Karena kita menghargai apa yang kita ukur, maka bagian penting dari menghargai berlimpahnya
alam bumi dengan cara yang tepat adalah dengan memasukkan alam yang berlimpah tersebut
ke dalam sistem neraca. Sistem neraca kita saat ini gagal memasukkan dampak besar masalah
lingkungan; dampak tersebut menjadi eksternalitas, dampak yang penting dan memiliki konsekuensi
sosial dan ekonomi yang nyata, namun tidak dimasukkan dalam neraca keuntungan, kerugian dan
pertumbuhan.
Standar ukuran kemajuan suatu negara adalah Produk Domestik Bruto (PDB) atau, untuk perusahaan,
adalah keuntungan. Standar ini melupakan nilai aset alam dan tidakmemperhitungkan eksploitasi

sumber daya alam atau penciptaan polusi, meskipun mereka jelas mempengaruhi pertumbuhan
dan kesejahteraan. Beberapa pekerjaan telah dilakukan untuk membuat pemerintah dan
perusahaan mulai memperhitungkan hal ini: Sistem PBB untuk Neraca Lingkungan dan Ekonomi
(UN System of Environmental-Economic Accounting), Neraca Kekayaan dan Valuasi Jasa Ekosistem
(Wealth Accounting and Valuation of Ecosystem Services), dan neraca keberlanjutan perusahaan telah
diujicobakan dan harus diluncurkan sebelum tahun 2030. Diharapkan akan lebih banyak lagi
pergerakan dan tindakan serupa.
Nilai uang (value for money) untuk melakukan penaksiran pengadaan publik dapat menjadi alat
yang ampuh bagi pemerintah untuk menunjukkan komitmen mereka terhadap pembangunan
berkelanjutan. Hal ini memungkinkan pemerintah untuk menggunakan daya beli mereka secara
signifikan untuk mempercepat pasar demi praktek-praktek berkelanjutan.
Ekosistem meliputi hutan, lahan basah dan lautan. Secara global, lebih dari satu miliar orang yang
hidup di daerah pedesaan bergantung pada sumber daya hutan untuk kelangsungan hidup dan

70

POST-2015

penghasilan.1 Namun dunia kehilangan sekitar 5,2 juta


hektar hutan per tahun akibat deforestasi. Meningkatnya
permintaan global atas makanan, pakan ternak, bahan bakar
dan serat telah menjadi pemicu deforestasi ini. Banyak hutan
yang secara tradisional dikelola oleh masyarakat adat dan
masyarakat setempat. Ketika hutan ditebang, kelompok
masyarakat ini akan kehilangan sumber mata pencaharian
tradisional mereka sementara kelompok masyarakat lainnya
akan kehilangan sumber daya alam penting yang dapat
dikelola untuk pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Perusakan hutan juga mempercepat perubahan iklim, yang
tentunya akan mempengaruhi semua orang.

Kemitraan baru diperlukan untuk menghentikan hilangnya


hutan, untuk memberikan nilai hutan secara utuh kepada
masyarakat, serta untuk mengatasi deforestasi. Mengurangi
Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan (REDD +) adalah
upaya global yang muncul untuk memberikan insentif
ekonomi kepada negara berkembang untuk melestarikan
hutan mereka, dan meningkatkan reboisasi dalam rangka
meningkatkan kehidupan masyarakat dan ketahanan pangan,
dengan memperhitungkan nilai sumber daya alam, dan
keanekaragaman hayati. Upaya ini merupakan perubahan
besar dalam pembangunan rendah karbon dan penyerapan
karbon membutuhkan lebih banyak dukungan keuangan.

Mempertahankan hutan dengan banyak spesies yang berbeda


dan menanam berbagai tanaman pangan akan membawa
manfaat bagi mata pencaharian dan ketahanan pangan
masyarakat.2 Tindakan tersebut akan menjaga hutan untuk
senantiasa menyediakan layanan penting, seperti melindungi
DAS, mitigasi perubahan iklim, meningkatkan ketahanan
daerah dan kawasan terhadap perubahan iklim dan tempat
tinggal bagi banyak spesies. Seiring dengan terdegradasinya
60 persen ekosistem dunia, puluhan ribu spesies telah hilang.

Setiap tahun, 12 juta hektar lahan menjadi terdegradasiluas ini hampir setengah dari luas Inggris dan kehilangan
kesempatan untuk menumbuhkan 20 juta ton makanan.
Para pemimpin dunia telah sepakat untuk berjuang untuk
tanah-tanah yang terdegradasi menjadi netral dan untuk
memantau secara global, apa yang terjadi di lahan gersang,
semi-kering, dan kering sub-lembab. Ini adalah waktu untuk
melakukannya secara sistematis dalam kerangka dunia
pasca-2015.

Emisi dari deforetasi

Sumber daya hutan memberikan 30% atau lebih pendapatan tunai dan non tunai kepada banyak rumah tangga yang tinggal di dalam dan di sekitar
hutan. Shepherd, G. 2012. IUCN; World Bank.

Busch, Jonah, dkk. Environmental Research Letters, author calculations (Oktober-Desember 2009). Tersedia di http://iopscience.iop.org/17489326/4/4/044006/fulltext/

71

POST-2015

TUJUAN 10

MEMASTIKAN TATA KELOLA YANG BAIK DAN


KELEMBAGAAN YANG EFEKTIF
a) Memberikan identitas hukum bebas biaya dan universal, seperti akta kelahiran
b) Memastikan masyarakat menikmati kebebabasan berbicara, berasosiasi, melakukan
protes damai dan akses terhadap media dan informasi independen
c) Meningkatkan partisipasi publik dalam proses politik dan keterlibatan warga di semua
tingkat
d) Menjamin hak masyarakat atas informasi dan akses terhadap data pemerintah
e) Mengurangi suap dan korupsi dan memastikan pejabat dapat diminta
pertanggungjawabannya

Deklarasi Hak Asasi Manusia Universal, yang ditandatangani lebih dari 60 tahun yang lalu,
menetapkan kebebasan fundamental dan hak asasi manusia yang membentuk sebuah landasan bagi
pembangunan manusia. Ini menegaskan kembali kebenaran yang sederhana dan kuat - bahwa setiap
orang terlahir bebas dan sama dalam martabat dan hak. Kebenaran ini merupakan inti dari agenda
yang berfokus pada rakyat, dan mengingatkan kita apa yang dapat kita raih, jika kita menegaskan
kembali nilai setiap orang di bumi ini. Melalui manusia, kita mampu mengubah masyarakat dan
ekonomi serta membentuk kemitraan global.
Orang-orang di seluruh dunia menyerukan tata kelola yang lebih baik. Dari otorita daerah,
anggota parlemen, pemerintah nasional hingga sistem multilateral, orang-orang menginginkan
kepemimpinan yang beretika. Mereka ingin hak asasi manusia universal yang dijamin dan diakui
di mata hukum. Mereka ingin suara mereka didengar dan mereka ingin lembaga yang transparan,
tanggap, berkapabilitas dan akuntabel. Semua orang di manapun ingin untuk menyuarakan
bagaimana mereka diatur. Setiap orang dapat berpartisipasi aktif dalam mewujudkan visi untuk
tahun 2030 dalam membawa perubahan transformasional. Masyarakat sipil harus memainkan peran
yang berarti dan terpusat, namun tentunya ini membutuhkan ruang bagi bagi masyarakat untuk
berpartisipasi dalam kebijakan dan pengambilan keputusan. Ini berarti memastikan hak masyarakat
atas kebebasan berbicara, berasosiasi, protes damai dan akses terhadap media dan informasi
independen.
Penguatan kapasitas parlemen dan semua wakil terpilih, dan mempromosikan media yang hidup,
beragam dan independen dapat lebih mendukung pemerintah dalam menerjemahkan komitmen
menjadi tindakan.
Kata lembaga tidak hanya meliputi aturan, hukum dan badan pemerintah, tetapi juga aturan informal
dari interaksi sosial. Lembaga memungkinkan orang untuk bekerja sama, secara efektif dan damai.
Lembaga yang adil memastikan bahwa semua orang memiliki hak yang sama dan kesempatan yang
adil dalam meningkatkan kehidupan mereka, bahwa mereka memiliki akses terhadap keadilan ketika
mereka dirugikan.Pemerintah bertanggung jawab untuk menjaga lembaga sentral masyarakat.

Salah satu tanggung jawab kelembagaan yang paling dasar adalah memberikan identitas
hukum. Setiap tahun, sekitar 50 juta kelahiran tidak terdaftar di manapun, sehingga anak-anak
tidak memiliki identitas secara hukum. Hal ini meningkatkan anonimitas, dan mengakibatkan
banyak orang yang terpinggirkan, karena kegiatan yang sederhana mulai dari membuka
rekening bank hingga mendaftar ke sekolah yang baik - sering memerlukan identitas hukum.
Keterbukaan dan akuntabilitas membantu lembaga bekerja dengan baik - dan memastikan
bahwa mereka yang memegang kekuasaan tidak dapat menggunakan posisi mereka untuk
mendukung diri sendiri atau teman-teman mereka. Tata pemerintahan yang baik dan pemberantasan korupsi merupakan isu universal. Di manapun, lembaga dapat menjadi lebih adil dan
akuntabel, dan kuncinya adalah transparansi. Transparansi membantu memastikan bahwa sumber daya tidak terbuang, namun dikelola dengan baik dan digunakan dengan sebaik-baiknya.

72

POST-2015

Banyak lembaga sentral adalah lembaga publik. Tapi tidak


semuanya. Kebutuhan untuk transparansi meluas ke semua
lembaga, lembaga pemerintah serta badan usaha dan
organisasi masyarakat sipil. Memenuhi tujuan dari Agenda
Pasca-2015 menuntut adanya transparansi dari semua
lembaga. Ketika lembaga mempublikasikan berapa banyak
uang yang mereka keluarkan, dan hasil apa yang mereka
capai, kita bisa mengukur kemajuan pencapaian tiap tujuan.
Keterbukaan akan membuat sukses lebih mudah diraih.
Mempublikasikan neraca termasuk neraca keberlanjutan
membawa kepemilikan dan akuntabilitas kepada seluruh
agenda pasca-2015. Keberlanjutan mendorong masyarakat
untuk mengukur lebih dari sekadar uang dan untuk
memperhitungkan nilai semua sumber daya alam dan sosial
lainnya yang membawa kemakmuran dan kesejahteraan yang
berkelanjutan.
Akuntabilitas bekerja lebih baik di lingkungan tata
pemerintahan yang partisipatif. Deklarasi Milenium
mendeklarasikan kebebasan sebagai salah satu dari enam
nilai dasar, dan menyatakan bahwa hal tersebut dijamin
dengan cara terbaik bila melalui pemerintahan partisipatif.
Salah satu target yang akan berguna adalah mengurangi
tingkat penyuapan dan korupsi dalam masyarakat. Ada
kekhawatiran tentang seberapa terpercayanya pengukuran
target ini karena banyak indikator kurang tepat dan hal ini
tentunya akan mengakibatkan upaya yang lebih keras lagi
untuk meningkatkan pemahaman bagaimana hal ini dapat
ditembus. Bila ditemukan bukti suap atau korupsi, yang
melibatkan pejabat publik atau individu swasta, mereka harus
dimintai pertanggungjawaban. Tidak ada toleransi dalam hal
ini.

73

POST-2015

TUJUAN 11

MEMASTIKAN MASYARAKAT YANG STABIL DAN


DAMAI
a) Menurunkan angka kematian akibat kekerasan per 100.000 sebanyak x dan
mengaliminasi segala bentuk kekerasan terhadap anak-anak
b) Memastikan lembaga peradilan dapat diakses, independen, memiliki sumber daya yang
baik dan menghormati hak atas proses hukum
c) Membendung faktor eksternal yang mengakibatkan konflik, termasuk faktor-faktor
yang terkait dengan kejahatan terorganisir
d) Meningkatkan kapasitas, perofesionalitas dan akuntabilitas angkatan-angkatan
keamanan, kepolisian dan badan peradilan

Tanpa perdamaian, tidak ada pembangunan. Tanpa pembangunan, tidak mungkin ada perdamaian
abadi. Kedamaian dan keadilan merupakan prasyarat untuk kemajuan. Kita harus mengakui pelajaran
utama MDGs: bahwa perdamaian dan akses terhadap keadilan tidak hanya aspirasi manusia yang
mendasar tetapi juga merupakan pilar bagi pembangunan berkelanjutan. Tanpa perdamaian, anakanak tidak bisa pergi ke sekolah atau mempunyai akses terhadap klinik kesehatan. Penduduk dewasa
tidak dapat bekerja, pergi ke pasar atau keluar untuk menanami ladang mereka. Konflik dapat
menghancurkan kemajuan sosial dan ekonomi yang dibangun tahunan, bahkan puluhan tahun,
dalam kurun waktu yang singkat.
Ketika hal itu terjadi, kemajuan melawan kemiskinan menjadi menakutkan. Pada tahun 2015, lebih
dari 50 persen dari total penduduk di bawah garis kemiskinan akan berada di tempat-tempat yang
terkena dampak konflik dan kejahatan kronis.1 Untuk mengakhiri kemiskinan dan memberdayakan
keluarga untuk mengejar kehidupan yang lebih baik, dibutuhkan masyarakat yang damai dan stabil.
Anak-anak sangat rentan terhadap konflik.2 Setidaknya pada 13 negara, ada pihak-pihak yang terus
merekrut anak-anak ke dalam angkatan dan kelompok bersenjata, pihak-pihak ini juga membunuh
atau melukai anak lainnya, melakukan perkosaan dan bentuk-bentuk kekerasan seksual terhadap
anak-anak, atau terlibat dalam serangan terhadap sekolah dan/atau rumah sakit. Menyadari
kerentanan khusus mereka terhadap kekerasan, eksploitasi dan perlakukan kejam, Panel ini
mengusulkan target untuk menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap anak.
Karakter kekerasan telah bergeser secara dramatis dalam beberapa dekade.3 Konflik kontemporer
ditandai dengan semakin kaburnya garis depan medan perang atau, dan seringnya masyarakat sipil
menjadi target. Kekerasan, obat-obatan terlarang dan senjata menjadi jamak di seluruh perbatasan
di dunia kita yang semakin terhubung. Stabilitas telah menjadi perhatian universal.
Ketidakamanan fisik, kerentanan ekonomi dan ketidakadilan memprovokasi kekerasan, dan
kekerasan mendorong masyarakat pada kemiskinan. Tetangga yang kuat, maupun angkatan global
yang kuat berada di luar kendali pemerintah, sehingga dapat menyebabkan tekanan. Tekanan saja
tidak cukup untuk menyebabkan kekerasan: bahaya terbesar muncul ketika institusi yang lemah
tidak mampu menyerap atau mengurangi tekanan tersebut, sehingga menjadi ketegangan sosial.
Lembaga keamanan dan keadilan sangat penting bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan.
Keamanan, dan juga keadilan, secara konsisten disebut sebagai prioritas penting bagi penduduk
miskin di semua negara.
Pada tahun 2008, Komisi Internasional tentang Pemberdayaan Hukum Masyarakat Miskin
memperkirakan bahwa sebanyak 4 miliar orang hidup di luar perlindungan hukum.4 Namun setiap
negara dapat bekerja untuk keadilan sosial, mulai dari membentuk lembaga yang kuat untuk resolusi
konflik dan mediasi. Banyak negara telah berhasil melakukan transisi dari kekerasan endemik menuju
pembangunan yang berhasil, dan kita dapat belajar dari kesuksesan mereka.

74

POST-2015

Sangat penting untuk menjamin keselamatan dasar dan


keadilan bagi semua, tanpa memandang status ekonomi
atau sosial atau afiliasi politik seseorang. Untuk mencapai
perdamaian, pemimpin harus mengatasi masalah yang paling
penting bagi banyak orang yaitu pengadilan yang adil dan
kuat bagi korupsi dan kekerasan yang melanggar hukum,
terutama terhadap kelompok minoritas dan kelompok rentan.
Pemerintah harus meningkatkan akuntabilitas. Pemerintah
harus membuktikan bahwa Negara dapat memberikan
pelayanan dasar dan hak-hak, seperti akses untuk keamanan
dan keadilan, air minum yang aman dan pelayanan kesehatan,
tanpa diskriminasi.

Langkah-langkah untuk mengurangi efek berbahaya dari


penyebab stres eksternal seperti harga komoditas yang
sangat fluktuatif, korupsi internasional, kejahatan terorganisir
dan perdagangan manusia, mineral berharga dan senjata
yang terlarang, sangat dibutuhkan. Melaksanakan dengan
efektif pengawasan kecil terhadap senjata sangatlah
penting dalam upaya ini. Karena ancaman kejahatan ini
dapat melintasi perbatasan, maka dibutuhkan respon
dari daerah dan internasional. Saat ini terdapat beberapa
program regional dan program lintas batas yang inovatif dan
beberapa organisasi regional meningkatkan penanganannya
menghadapi masalah-masalah ini.

Kemajuan melawan kekerasan dan ketidakstabilan akan


membutuhkan kerjasama lokal, nasional, regional dan global.
Kita harus menawarkan dukungan yang berkelanjutan dan
dapat diprediksi. Seringkali, kita menunggu hingga suatu krisis
menghantam sebelum berkomitmen untuk menciptakan
keamanan dan stabilitas.

Untuk memastikan bahwa tidak ada seorangpun yang


terlupakan dalam visi untuk tahun 2030, kita harus bekerja
secara kolektif untuk memastikan kondisi paling mendasar
bagi kelangsungan hidup manusia dapat dicapai, yakni
perdamaian.

Bantuan dari masyarakat internasional kepada tempat-tempat


yang menderita akibat kekerasan harus direncanakan dalam
jangka panjang, untuk sepuluh sampai lima belas tahun.
Sehingga, kita memiliki cukup waktu untuk menghasilkan
keuntungan nyata dan memantapkannya. Selama kurun
waktu tersebut, kita dapat menyediakan landasan yang
dibutuhkan, dari keselamatan hingga lapangan kerja,
yang dapat meningkatkan kohesi sosial dan stabilitas.
Pemerintahan yang baik dan lembaga yang efektif sangat
penting. Pekerjaan dan pertumbuhan yang inklusif terkait
erat dengan perdamaian dan stabilitas, dan dapat mencegah
orang bergabung dengan jaringan kriminal atau kelompokkelompok bersenjata.

OECD, Ensuring Fragile States are Not Left Behind, 2013 Factsheet on resource flows and trends, (2013) http://www.oecd.org/dac/incaf/factsheet%20
2013%20resource%20flows%20final.pdf

Report of the Secretary-General on Children and Armed Conflict (A/66/782S/2012/261, April 2012)

WDR 2011, hal..2

Commission on Legal Empowerment of the Poor (2008), Making the Law Work for Everyone. Volume I in the Report of the Commission. United Nations:
New York.61. WDR (2011), hal. 218-220.

75

POST-2015

TUJUAN 12

MENCIPTAKAN LINGKUNGAN PEMUNGKIN


GLOBAL DAN MENDORONG KEUANGAN
JANGKA PANJANG
a) Mendukung sistem perdagangan yang terbuka, adil dan ramah pembangunan, secara
substansial mengurangi aturan-aturan perdagangan yang merusak, termasuk subsidi
pertanian, sembari meningkatkan akses pasar produk-produk negara berkembang
b) Melaksanakan reformasi untuk memastikan stabilitas sistem keuangan dunia dan
mendorong investasi swasta asing jangka panjang
c) Menahan kenaikan rata-rata suhu global di bawah 2 C di atas tingkat pra industri,
sesuai dengan perjanjian-perjanjian internasional
d) Negara-negara maju yang belum membuat upaya konkret menuju target 0,7% produk
nasional bruto (PDB) sebagai bantuan pembangunan resmi bagi negara-negara
berkembang dan 0,15 hingga 0,20% PDB negara maju sampai negara-negara yang
paling terbelakang; negara-negara lainnya harus bergerak menuju target sukarela untuk
bantuan keuangan pelengkap
e) Mengurangi aliran ilegal dan penghindaran pajak serta meningkatkan pengembalian
aset curian sebesar $x
f ) Mempromosikan kolaborasi dan akses terhadap ilmu pengetahuan, teknologi, inovasi,
dan data pembangunan

Suatu lingkungan pemungkin global adalah kondisi yang diperlukan untuk keberhasilan agenda
pasca-2015, untuk menetapkan kita agar berada di jalur menuju visi untuk tahun 2030 yakni
masyarakat yang lebih sejahtera, lebih setara, lebih damai dan lebih adil. Lingkungan yang
memungkinkan akan membuat semangat kemitraan global baru lebih nyata, sehingga kerjasama
dapat menjawab tantangan global.
Menciptakan sistem perdagangan global yang aktif yang mendorong pembangunan berkelanjutan
adalah hal yang sangat penting. Semakin banyak negara yang mendorong pembangunan mereka
sendiri dan dinamisme ini lebih didorong oleh perdagangan daripada bantuan. Memastikan bahwa
sistem perdagangan global terbuka dan adil, menciptakan platform bagi negara-negara berkembang
untuk tumbuh.
WTO adalah alat yang paling efektif untuk meningkatkan dampak pengembangan perdagangan,
dan kesimpulan dari konferensi Doha mengenai pembicaraan perdagangan sangat dibutuhkan
untuk menyesuaikan kondisi demi menyukseskan agenda pasca-2015. Saat ini, barang dan jasa yang
diproduksi oleh perusahaan-perusahaan di negara-negara kurang berkembang (LDC), menghadapi
kuota dan kewajiban yang membatasi kemampuan mereka untuk menyeberangi perbatasan dan
berhasil di pasar global. Sistem yang menyediakan akses pasar untuk negara-negara berkembang,
termasuk program preferensi, dan bebas bea, akses pasar bebas kuota, dapat membantu LDC.
Namun, bahkan ketika biaya dan batas tersebut dikurangi, komplikasi lain dapat timbul, seperti rules
of origin, yang dapat membuat birokrasi dan dokumen yang tidak perlu untuk LDC. Hal ini tentunya
akan membatasi partisipasi LDC dalam rantai produksi global, dan mengurangi daya saing mereka
di pasar global. Beberapa subsidi pertanian dapat menganggu perdagangan dan akses pasar dari
produk-produk negara berkembang.
Suatu sistem yang mampu memfasilitasi pergerakan orang, barang dan jasa lebih baik lagi akan
seiring dengan cara yang memungkinkan lebih banyak orang dan lebih banyak negara untuk
sepenuhnya mendapat manfaat dari globalisasi. Peningkatan perdagangan dan akses terhadap
pasar membawa pertumbuhan yang lebih adil dan kesempatan bagi semua adalah cara terbaik
untuk mengalahkan kemiskinan dan kekurangan.

76

POST-2015

Stabilitas sistem keuangan sangat penting untuk


mengaktifkan
pertumbuhan
jangka
panjang
dan
pembangunan berkelanjutan. Dampak parah dari dunia
yang saling berhubungan ditunjukkan dalam krisis keuangan
global pada tahun 2008. Tindakan berisiko yang diambil oleh
satu orang disuatu tempat didunia ini dapat mendatangkan
malapetaka pada orang lain di seluruh dunia dan dapat
membalikkan keuntungan dalam memberantas kemiskinan.
Komoditas terutama yang stabil dan kita mendesak untuk
meneruskan komitmen atas inisiatif-inisiatif yang baik seperti
Sistem Informasi Pasar Pertanian, untuk meningkatkan
transparansi pasar makanan dan mendorong koordinasi
tindakan kebijakan dalam menanggapi ketidakpastian pasar.
Setelah krisis keuangan, ada perhatian lebih bahwa arsitektur
keuangan internasional harus direformasi, dan bersepakat
bahwa reformasi peraturan diterapkan secara konsisten, untuk
memastikan stabilitas keuangan global. Rekomendasi dan
tindakan diimplementasikan, baik di pusat utama keuangan
individual maupun internasional.
Tempat yang tepat untuk menempa kesepakatan
internasional untuk mengatasi perubahan iklim adalah
Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim. Panel
ini ingin menggarisbawahi pentingnya menahan laju kenaikan
rata-rata global suhu di bawah 2 derajat diatas tingkat praindustri, yang sejalan dengan perjanjian internasional. Semua
ini lebih penting karena, meskipun telah ada perjanjian, dunia
gagal untuk memenuhi janji yang dibuat untuk membatasi
pemanasan global hingga 2 derajat pada suhu dunia pada era
pra industri.
Tanpa mengatasi perubahan iklim, kita tidak akan berhasil
memberantas kemiskinan ekstrim. Beberapa langkah nyata
yang disebutkan dalam laporan ini, seperti misalnya mengenai
energi terbarukan, sangat penting untuk membatasi
pemanasan masa depan dan membangun ketahanan untuk
merespon perubahan akibat pemanasan global.
Konsensus Monterrey 2002 merupakan perjanjian bersejarah
tentang pendanaan pembangunan yang menjadi panduan
kebijakan yang ada saat ini. Negara-negara maju yang belum
melakukannya setuju untuk melakukan upaya konkret
dengan menaikkan anggaran bantuan mereka menuju target
0,7% dari PDB. Sebagai bagian dari itu, mereka menegaskan
kembali komitmen mereka untuk menawarkan bantuan
sebesar 0,15-0,2% dari PDB untuk Negara-negara yang kurang
maju. Hal ini merupakan hal yang tepat untuk dilakukan.
Bantuan pembangunan dari luar negeri (ODA) yang mengalir
ke negara-negara berkembang masih merupakan sumber
yang sangat penting pembiayaan: 55 sen dari setiap dolar
modal asing yang masuk ke negara-negara berpendapatan
rendah adalah ODA. Negara lain juga harus bergerak menuju
target sukarela untuk bantuan keuangan yang saling
melengkapi.

Negara-negara maju harus melakukan lebih dari sekadar


memberi bantuan, namun, ada tanda-tanda bahwa uang
secara ilegal diambil dari Afrika Sub-Sahara dan dimasukkan
ke dalam suaka pajak luar negeri dan yurisdiksi kerahasiaan
yang jumlah nya lebih besar dari jumlah semua uang bantuan
yang telah diberikan. Beberapa dari hal tersebut adalah
praktek pencucian uang suap dan uang yang dicuri, dan
beberapa adalah untuk menghindari pajak. Ada hal yang bisa
dilakukan demi menghentikan hal tersebut. Dimulai dengan
transparansi di semua negara. Negara maju dapat lebih
aktif dan merebut kembali aset yang mungkin telah dicuri,
diperoleh melalui korupsi, atau ditransfer ke luar negeri secara
ilegal dari negara-negara berkembang. Rata-rata negara OECD
hanya sebagian besar yang mengeluhkan 4 dari 13 kategori
rekomendasi dari Satuan Tugas Aksi Keuangan (FATF) ketika
berkaitan dengan pendeteksian dan perjuangan melawan laju
keuangan yang illegal.1 Jika uang itu secara terbuka dilacak,
maka akan lebih sulit untuk dicuri. Itu adalah motivasi di
balik Inisiatif Transparansi Industri Ekstraktif, standar sukarela
global yang meminta perusahaan untuk mengungkapkan apa
yang mereka bayarkan, dan telah meminta pemerintah untuk
mengungkapkan apa saja yang telah mereka terima. Negara
lain bisa mengadopsi EITI dan mengikuti contoh dari Amerika
Serikat dan Uni Eropa yang secara legal memaksa perusahanperusahaan minyak, gas dan perusahaan pertambangan
untuk mengungkapkan informasi keuangan pada setiap
proyek.
Negara-negara maju juga bisa lebih bertukar informasi dengan
negara-negara berkembang untuk memerangi penggelapan
pajak. Bersama-sama, mereka juga bisa memecahkan kasus
penghindaran pajak oleh perusahaan multinasional melalui
penyalahgunaan transfer pricing hingga secara sengaja
memindahkan keuntungan mereka melintasi perbatasan
internasional kewilayah pajak rendah. Ketika negara-negara
maju mendeteksi kejahatan ekonomi yang melibatkan
negara-negara berkembang, mereka harus bekerja bersamasama untuk membuat penuntutan kejahatan tersebut sebagai
suatu prioritas.
Penerimaan dalam negeri merupakan sumber yang paling
penting bagi dana yang dibutuhkan untuk berinvestasi dalam
pembangunan berkelanjutan, mengurangi kemiskinan dan
memberikan pelayanan publik. Hanya melalui mobilisasi
sumber daya domestik yang cukup Negara bisa memastikan
ketergantungan fiskal dan mempromosikan pertumbuhan
yang berkelanjutan. Data merupakan salah satu kunci untuk
transparansi, yang merupakan landasan akuntabilitas. Terlalu
sering, pengembangan upaya terhambat karena kurangnya
data paling dasar mengenai keadaan sosial dan ekonomi.
Untuk memahami apakah kita telah mencapai tujuan, data
tentang kemajuan harus terbuka, mudah diakses, mudah
dipahami dan mudah digunakan. Seiring dengan tujuan
yang semakin ambisius, kualitas, frekuensi, dan pemilahan
ketersediaan statistik yang relevan harus ditingkatkan. Untuk
mencapai hal ini diperlukan komitmen untuk mengubah cara
kita dalam mengumpulkan dan berbagi data.

77

78

LAMPIRAN II: BUKTI DAMPAK DAN PENJELASAN TUJUAN ILUSTRATIF

Sistem untuk menghasilkan data yang baik saat ini belum


tersedia. Ini adalah masalah khusus untuk negara-negara
miskin, tapi bahkan negara yang paling kuat dan kaya
memiliki pemahaman yang terbatas mengenai, misalnya,
berapa banyak pasien dalam daerah tertentu yang dapat
mengakses layanan kesehatan, dan bagaimana serta apa yang
akan terjadi ketika mereka dapat mengakses layanan tersebut.
Ketersediaan informasi telah membaik selama pelaksanaan
MDG, tetapi tidak cukup cepat untuk mendorong inovasi
dan perbaikan pengiriman layanan vital. Belajar dari data dan menyesuaikan tindakan berdasarkan apa yang telah kita
pelajari - adalah salah satu cara terbaik untuk memastikan
bahwa tujuan telah tercapai.
Untuk dapat melakukan hal ini, kita harus mulai sekarang,
mendahului 2015. Kita perlu membangun sistem
pengumpulan data yang lebih baik, terutama di negara
berkembang. Tanpa sistem, mengukur tujuan dan target yang
ditetapkan di sini dapat menjadi beban yang tidak layak dan
tidak dapat diatasi. Dengan sistem, kerangka tujuan global
adalah cara yang efektif untuk menyatukan upaya di seluruh
dunia. Membangun statistik kapasitas sistem nasional,
subnasional dan lokal adalah kunci untuk memastikan bahwa
para pembuat kebijakan memiliki informasi yang diperlukan
sebagai landasan dalam membuat kebijakan yang terbaik.
Komisi Statistik PBB harus memainkan peran kunci.

Data adalah domain publik yang sesungguhnya, namun tidak


mendapatkan cukup pendanaan, terutama di negara-negara
berpendapatan rendah. Hal ini harus diubah. Dukungan
teknis dan keuangan dari negara berpendapatan tinggi
sangat diperlukan untuk mengisi kesenjangan.
Inovasi, penyebaran dan transfer teknologi sangat penting
untuk mewujudkan transformasi yang sesungguhnya. Baik
dalam informasi, transportasi, komunikasi atau obat-obatan
yang dapat menyelamatkan nyawa manusia, teknologi baru
yang dapat membantu negara-negara untuk maju ke tingkat
baru pembangunan yang berkelanjutan. Beberapa teknologi
yang ada dapat membantu kita mencapai visi untuk tahun
2030, dan ilmu pengetahuan menyumbangkan kontribusi
yang besar dalam hal ini, tetapi beberapa teknologi masih
harus dikembangkan. Kemitraan dapat membantu kita
mengembangkan alat yang kita butuhkan, dan memastikan
bahwa inovasi ini dapat secara luas dibagi bersama.
Pada intinya, lingkungan pemungkin global harus mendorong
arus baru yang cukup besar untuk pembangunan, lebih baik
mengintegrasikan sumber daya dengan melibatkan mitra baru
dari masyarakat sipil dan sektor swasta, dan menggunakan
pendekatan baru. Tujuan ini menjadi landasan dari tindakan
dan kemitraan yang diperlukan untuk sepenuhnya mencapai
tujuan ambisius dari agenda pasca-2015.

OECD, Measuring OECD Responses to Illicit Financial Flows, Issue Paper for DAC Senior Level Meeting 2013, DCD/DAC (2013) 13, 2013, hal. 4.

POST-2015

LAMPIRAN III: TUJUAN, TARGET DAN INDIKATOR:


MENGGUNAKAN ISTILAH UMUM
Dalam konsultasi untuk laporan ini, kami berbicara banyak tentang tujuan dan target dan
menemukan bahwa orang-orang menggunakan kata-kata dengan cara yang sangat berbeda. Karena
komunitas global akan melanjutkan diskusi ini selama satu setengah tahun ke depan, maka kami
berharap bahwa pemahaman dan kejelasan dari istilah yang sering digunakan ini akan membuat
diskusi menjadi lebih produktif lagi.
Demi kejelasan istilah-istilah tersebut, kita menggunakan definisi tujuan, target dan indikator seperti
yang ditunjukkan dalam Tabel 1.
Istilah

Penggunaannya dalam laporan ini

Contoh dari MDGs

Tujuan
(Goal)

Menyatakan sesuatu yang ambisius,


namun terarah dan komit. Selalu
disertai dengan kata kerja/tindakan

Mengurangi angka kematian bayi

Target

Sub-komponen yang kuantitif yang


akan berkontribusi secara luas atas
pencapaian tujuan. Dalam bentuk
variabel outcome

Mengurangi sebanyak dua pertiga antara


tahun 1990 dan 2015, angka kematian
balita

Indikator

Metrik tepat dari database yang


diidentifikasi untuk menilai
apakah target telah dicapai (sering
menggunakan lebih dari satu
indikator)

Angka kematian balita


Angka kematian bayi
Proporsi bayi satu tahun yang diimunisasi
vaksin cacar

Sebuah target harus spesifik dan berhubungan dengan hanya satu tujuan. Sekarang, sebagian besar
proposal untuk pasca-2015 setuju bahwa mereka harus sedikit jumlahnya untuk menentukan pilihan
dan menetapkan prioritas. Tapi ada cara yang berbeda untuk melakukan hal ini. Dalam beberapa
proposal, setiap tujuan menangani beberapa masalah. Sebagai contoh, kita telah melihat proposal
untuk menggabungkan makanan dan air menjadi satu tujuan, tapi ini adalah tantangan yang berbeda,
masing-masing dengan konstituen, sumber daya, dan isu-isu tersendiri. Ketika digabungkan menjadi
satu tujuan, itu tidak menyebabkan lebih fokus atau prioritas, melainkan hanya mengaburkan
realitas perlunya melakukan dua hal.
Penting bahwa tujuan harus sespesifik mungkin dalam meletakkan sebuah tantangan dan ambisi
tunggal.
Kami percaya bahwa fokus tujuan harus pada masalah dengan dampak terbesar pada pembangunan
berkelanjutan, diukur dalam hal jumlah orang yang terkena dampak, kontribusi terhadap sosial
inklusi, dan kebutuhan untuk bergerak ke arah konsumsi berkelanjutan dan pola produksi. Idealnya
setiap tujuan telah mengetuk efek di daerah lain sehingga tujuan, yang diambil bersama-sama,
benar-benar transformatif. Jadi contohnya, kualitas pendidikan penting bagi pendididkan itu
sendiri, namun kualitas itu berdampak besar pada pertumbuhan dan pekerjaan, jenis kelamin,

kesetaraan, dan dampak kesehatan yang membaik.

Target akan menerjemahkan ambisi dari tujuan menjadi hasil yang praktis. Bisa jadi hasil ini untuk
masyarakat, seperti akses terhadap air minum yang aman atau keadilan, atau hasil bagi negara-negara
atau masyarakat, seperti reboisasi atau pendaftaran pengaduan pidana. Target harus selalu terukur
meskipun beberapa mungkin memerlukan pekerjaan tehnis lebih lanjut untuk mengembangkan
indikator yang handal dan ketat.
Target menentukan tingkat ambisi masing-masing negara, dengan menentukan kecepatan suatu
Negara dalam mengejar tujuannya. Kecepatan tersebut dapat berfungsi dalam banyak hal, antara
lain: prioritas negara, titik tolak awal, kemungkinan teknis dan organisasi untuk perbaikan, dan
tingkat sumber daya dan jumlah mitra yang dapat dibawa untuk menanggung masalah tersebut.

79

80

LAMPIRAN III: TUJUAN, TARGET DAN INDIKATOR: MENGGUNAKAN ISTILAH UMUM

Kami percaya bahwa proses yang memungkinkan negaranegara untuk mengatur target mereka sendiri, dengan cara
yang sangat terlihat, akan menciptakan sebuah perlombaan
ke atas, baik internasional maupun di dalam negara itu
sendiri. Negara dan wilayah sub-nasional harus diberikan
penghormatan karena menetapkan target yang ambisius
dan menjanjikan untuk melakukan upaya besar. Demikian
juga, jika negara-negara dan wilayah sub-nasional terlalu
konservatif dalam
penetapan target, masyarakat sipil
dan rekan-rekan mereka dapat menantang mereka untuk
bergerak lebih cepat. Transparansi dan akuntabilitas adalah
penting untuk menerapkan kerangka tujuan.
Dalam beberapa kasus, mungkin ada kasus untuk memiliki
target standar minimum global, di mana masyarakat
internasional berkomitmen untuk melakukan segala
kemungkinan untuk membantu negara mencapai targetnya.
Hal ini, contohnya, berlaku untuk pemberantasan kemiskinan
pada tahun 2030. Dan dapat juga diperluas di area lainnya
termasuk pemberantasan diskriminasi jenis kelamin,
pendidikan, kesehatan, makanan, air, energi, keamanan
pribadi, dan akses terhadap pengadilan. Standar minimal
tersebut dapat diatur di mana ini adalah hak universal bahwa
setiap orang di planet ini, dan diharapkan dapat terwujud
pada tahun 2030.
Target global kami tetapkan adalah yang sudah ditetapkan
sebagai tujuan oleh Energi Berkelanjutan untuk Semua
Inisiatif (GSEAI) bentukan Sekretaris-Jenderal, dan yang benarbenar menjadi masalah global di mana hanya target hanya
bisa berhasil bekerja apabila dijadikan target global, seperti
reformasi keuangan internasional dan sistem perdagangan.
Dalam laporan tersebut, kita sering berbicara tentang akses
universal atau memberantas kemiskinan ekstrem. Istilahistilah ini harus ditafsirkan dalam setiap konteks negara. Isuisu sosial tidak seperti penyakit. Hal ini mungkin jelas terkait
dengan pemberantasan cacar, tetapi mungkin lebih sulit
untuk menunjukkan bahwa kemiskinan telah diberantas.
Seseorang disuatu tempat, dapat dikecualikan atau masih
tergolong hidup dalam kemiskinan, bahkan jika jaring
pengaman sosial tersedia di tempat tersebut. Niatnya adalah
bahwa pengecualian tersebut harus sangat langka; ahli di
setiap bidang harus dipanggil untuk mendefinisikan hal
tersebut ketika target dapat dikatakan sudah tercapai.
Target harus mudah dipahami. ini berarti satu arah harus
menjadi hasil jelas yang lebih baik. Misalnya, penurunan
angka kematian anak selalu baik hal, peningkatan angka
melek aksara adalah selalu hal yang baik. Beberapa target
potensial, bagaimanapun, adalah kurang jelas. Mengambil
pekerjaan pedesaan, misalnya, target yang diusulkan
pada satu titik. Bisa jadi lebih banyak pekerjaan pedesaan
karena peningkatan akses terhadap pasar, infrastruktur
atau partisipasi dalam rantai nilai, tetapi itu bisa saja bahwa
adanya peningkatan pekerjaan di pedesaan akibat pekerjaan
yang ada di kota tidak mampu menampung penduduk yang
berdatangan ke kota sehingga mereka kembali kekampung
halamannya. Dalam kasus pertama, banyaknya pekerjaan di

pedesaan merupakan tanda perbaikan. Dalam kasus terakhir,


malah menjadi sinyal terjadinya penurunan. Oleh karena itu,
jumlah pekerjaan pedesaan mungkin bukan hal yang cocok
untuk dijadikan target. Penafsiran arah perubahan terlalu
tergantung pada konteks negara.
Hal ini penting agar menjadi jelas bahwa negara diperbolehkan
untuk mengatur kecepatan yang mereka inginkan untuk setiap
target merupakan salah satu pendekatan dengan gagasan
target nasional. Saran lain yang dipertimbangkan oleh Panel
ini adalah untuk memiliki menu, di mana set target yang
disepakati secara internasional, ditetapkan, sehingga negara
dapat memilih yang paling sesuai dengan keadaan mereka.
Misalnya, satu negara mungkin memilih untuk fokus pada
obesitas dan negara lainnya fokus pada penyakit menular
ketika berkaitan dengan prioritas kesehatan.
Dalam terminologi yang digunakan dalam laporan ini,
target nasional hanya mengacu pada perbedaan nasional
dalam kecepatan dengan yang target hendak dicapai.
Sebagai contoh, setiap negara harus menetapkan target
untuk meningkatkan jumlah pekerjaan yang baik atau layak
dan mata pencaharian sebanyak x tetapi setiap negara
dapat menentukan apa x harus didasarkan pada keadaan
spesifik atau lokalitas negara tersebut. Kemudian ini dapat
dikumpulkan sehingga Anda dapat membandingkan prestasi
dalam penciptaan lapangan kerja dari berbagai negaranegara dari waktu ke waktu.
Indikator mencerminkan metrik yang tepat sehingga
kita akan tahu jika target telah terpenuhi. Panel ini tidak
membahas secara spesifik mengenai indikator, namun Panel
ini merekomendasikan bahwa indikator dipisahkan untuk
memungkinkan target menjadi lebih terukur dalam berbagai
dimensi, berdasarkan jenis kelamin, geografi, usia, dan etnis,
misalnya.
Angka rata-rata mengungkapkan lebih banyak dibandingkan
apa yang mereka ungkapkan. Semakin dipisahkan
dalam berbagai indikator, maka semakin mudah untuk
mengidentifikasi tren dan anomali. Jika target bersifat
universal, seperti akses air minum bersih di rumah, maka tidak
cukup hanya untuk mengukur kecenderungan rata-rata dan
berharap bahwa ini akan berlanjut. Misalnya, kencederungan
rata-rata nasional pada air minum mungkin sangat baik jika
ada proyek besar di kota besar yang sedang dijalankan, tetapi
rumah-rumah pedesaan mungkin tidak termasuk. Akses
universal membutuhkan disagregasi indikator yang cukup
untuk memungkinkan perbedaan dari tren rata-rata yang
akan diidentifikasi sejak awal. Kami menyarankan agar target
hanya harus dipertimbangkan dicapai jika dicapai untuk
pendapatan dan kelompok sosial yang relevan.
Panel ini menegaskan kembali betapa pentingnya untuk
membangun sistem data yang dapat menyediakan indikator
terpilah tepat waktu untuk mengukur kemajuan, di semua
negara, pada semua tingkatan (lokal, sub-nasional, dan
nasional).

POST-2015

LAMPIRAN IV: KESIMPULAN DARI UPAYA OUTREACH


Panel Tingkat Tinggi dan para anggota individunya telah melakukan upaya outreach yang luas dan
menempuh berbagai aspek, yang mencakup setiap wilayah di dunia dengan menghimpun beragam
pemangku kepentingan dan kelompok kepentingan. Interaksi yang luas telah menciptakan sebuah
proses aktif dan terencana guna mendengarkan suara dan aspirasi orang banyak sebagai masukan
ke dalam laporan Panel ini. Banyak kelompok, termasuk badan PBB, membantu menyelenggarakan
pertemuan ini, dan Panel ingin menyampaikan apresiasi yang mendalam terhadap upaya ini.

Konsultasi Tematik Global dan Regional


Selama pertemuan di New York (September 2012), London (November 2012), Monrovia (Januari
2013) dan Bali (Maret 2013), Panel ini mengadakan pertemuan global dengan pemuda, akademisi,
sektor swasta, anggota parlemen dan representasi masyarakat sipil Media sosial juga digunakan
untuk memungkinkan setiap individu berkontribusi dalam interaksi ini.
Anggota Panel juga telah menyelenggarakan konsultasi regional dan tematik. Upaya ini telah
memungkinkan pemahaman yang lebih dalam pada beberapa kawasan spesifik- Amerika Latin dan
Karibia, Asia, Negara-negara Arab, Afrika, G7 + kelompok fragile states, Negara di kepulauan di Pasifik
dan kelompok negara-negara Afrika yang berbahasa Portugis (PALOP) serta keterlibatan dengan
isu-isu dan konstituen spesifik termasuk isu Konflik dan Kerapuhan, Tata Kelola dan Aturan Hukum,
Migrasi, Pemerintah Lokal, Bisnis, dan Kesehatan. Pertemuan-pertemuan ini terdaftar di situs resmi
Panel.
Hasil tertulis dari konsultasi ini dan seluruh konsultasi lainnya bersama dengan rekomendasi untuk
Panel tersedia di situs Panel (www.post2015hlp.org).

Uraian Upaya Outreach


Konsultasi online, memunculkan lebih dari 800 tanggapan dari masyarakat sipil terhadap 24 Kerangka
Pertanyaan yang membimbing arah kerja Panel Tingkat Tinggi, yang dilakukan dalam dua fase antara
bulan Oktober 2012 dan Januari 2013. Ringkasan ini tersedia di situs Panel. Sebuah konsultasi online
ketiga mengenai kemitraan juga dilakukan pada bulan Maret 2013.
Teleconference dan Twitter town halls juga telah diselenggarakan oleh Panelis untuk memfasilitasi
keterlibatan dengan kelompok sub-nasional dan kelompok pemuda. Media online dan media sosial
- termasuk penggunaan platform World We Want dan HLP terkait akun Facebook dan Twitter - telah
membantu untuk berbagi update dan mengundang tanggapan terhadap Pekerjaan Panel ini. Situs
web HLP telah digunakan untuk menyebarkan informasi tentang upaya outreach Panel ini dalam
berbagai bahasa.

Rekomendasi Kunci:
Setiap pembicaraan memungkinkan adanya apresiasi yang kompleks, multi-dimensi dan tidak
terpisahkan dari pelajaran dan aspirasi untuk agenda pasca-2015, dan masing-masing telah sangat
mempengaruhi dan menginformasikan kerja Panel, walaupun tidak semua rekomendasi ditampung
Meskipun tidak mungkin untuk memasukkan semua wawasan, rekomendasi yang muncul dari
konsultasi utama yang dilaksanakan sebagai bagian dari outreach Panel ini meliputi:

81

82

LAMPIRAN IV: KESIMPULAN DARI UPAYA OUTREACH

Tema

Contoh dari Isu yang diangkat (Daftar dan masukan yang lebih luas dapat dilihat di www.
post2015hlp.org

Ketimpangan;
Akses Universal dan
Kesempatan yang Setara

Metriks harus tersedia untuk melacak kemajuan kesetaraan akses dan kesempatan terlepas
dari umur, jenis kelamin, etnis, kecacatan, geografi, dan pendapatan

Pondasi perlindungan sosial harus dibentuk, sejalan dengan hak atas pekerjaan yang layak:
Sebuah Dana Global untuk Perlindungan Sosial harus dibentuk

Ketimpangan harus menjadi tujuan yang berdiri sendiri dan menjadi tema lintas sektoral;
tujuan tersebut harus mengatasi ketimpangan dalam dan antar negara

Tujuan dan target akses universal terhadap kesehatan (termasuk hak-hak seksual dan
reproduksi); akses terhadap pendidikan inklusif dan belajar seumur hidup, akses terhadap air,
sanitasi, kebersihan, kedaulatan pangan dan keamanan gizi

Investasi yang tersedia di bidang layanan esensial dan sistem partisipatif dan akuntabel untuk
pengelolaan sumber daya berkelanjutan diciptakan;

Partisipasi ditekankan dan orang diberdayakan dengan informasi yang tepat

Infrastruktur dengan perbaikan akses jalan, lahan dan energi dikembangkan; Kemitraan Sosial
harus menggantikan kemitraan publik-swasta

Suatu tujuan mengenai pekerjaan yang layak dengan target pada penciptaan lapangan kerja,
pengurangan pekerjaan yang rentan, dengan memasukkan indikator bagi perempuan dan
kaum muda

Akses berkelanjutan terhadap aset produktif oleh masyarakat miskin, atau negara diaktifkan;
Pekerjaan hijau untuk pembangunan berkelanjutan dipromosikan

Manfaat khusus dan perlindungan disediakan untuk sektor informal, cara inovatif untuk
pengaturan disediakan seperti melalui serikat pekerja dan koperasi

Sebuah sistem perdagangan baru berdasarkan perluasan kemampuan produksi didorong dan
PDB bukan satu-satunya ukuran kemajuan ekonomi

Telaah Global Future dan foresight ditekankan, jalur alternatif untuk memutus pertumbuhan dari
ekstraksi sumber daya alam dan konsumsi ditelitiPenggunaan sovereign funds yang lebih baik,
pembangunan lembaga keuangan dan pengetahuan global yang umum, dipromosikan.

Sebuah kerangka tunggal mengintegrasikan keberlanjutan lingkungan dan pemberantasan


kemiskinan

Tujuan-tujuan baru dipertimbangkan dalam batas-batas planet, pembahasan tentang


pembayaran yang dilakukan oleh pencemar lingkungan dan pola konsumsi

Dukungan internasional untuk mitigasi perubahan iklim, adaptasi, pengurangan risiko


bencana (PRB) dan respon kemanusiaan termobilisasi; PRB diintegrasikan ke dalam strategi
pembangunan berkelanjutan

Sarana ketahanan bagi masyarakat rentan didefinisikan - dengan fokus pada perempuan

Pengetahuan ilmiah dibangun pada setiap tingkat dan dibagikan ke seluruh negara

Langkah-langkah khusus untuk meningkatkan kehidupan masyarakat miskin perkotaan


diambil, hak mereka untuk perumahan; layanan penting, pekerjaan dan mata pencaharian
diaktifkan oleh kebijakan yang disesuaikan dengan sektor informal

Kelestarian lingkungan di kota-kota ditingkatkan dengan meningkatkan pencegahan


risiko, mengurangi emisi gas rumah kaca dan mempromosikan sumber energi terbarukan
pendekatan menghindari mengubah meningkatkan di sektor transportasi diadopsi

Kemitraan sekitar migrasi dipromosikan, peran dalam pembangunan diakui

Pekerjaan dan
Pertumbuhan yang
Inklusif

Pengelolaan Sumber
Daya Alam dan
Lingkungan serta
Perubahan Iklim;
Tantangan dari
Urbanisasi

POST-2015

Tema

Contoh dari Isu yang diangkat (Daftar dan masukan yang lebih luas dapat dilihat di www.
post2015hlp.org

Konflik, Kerentanan dan


Pembangunan Negara

Kebutuhan Negara Kurang Maju (LDC), Negara Berkembang dengan kepulauan kecil (SIDS),
Negara Berkembang Daratan, serta Negara Rentan dan Dipengaruhi Konflik menjadi prioritas

Kesepakatan baru untuk pelibatan negara-negara rentan (Busan, 2011) diperkuat sebagai
langkah kunci untuk mitra nasional dan internasional untuk bekerja di negara-negara yang
terkena dampak konflik dan rentan

LDC dilindungi terhadap kelangkaan sumber daya vital dan guncangan harga yang tidak stabil

Langkah-langkah untuk mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan


diprioritaskan; Langkah tersebut diambil untuk mengakhiri impunitas dan menjamin akses
terhadap keadilan bagi semua kelompok sosial

Semua kelompok sosial harus dapat mengekspresikan pendapat politik tanpa rasa takut dan
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan; Perpecahan di dalam masyarakat diselesaikan
secara konstruktif

Langkah tegas diambil untuk menghapuskan kejahatan transnasional & menghentikan aliran
obat-obatan terlarang, senjata dan komoditas perang

Tujuan dari hak untuk menentukan nasib sendiri disertakan dan program yang terikat waktu
untuk mencapai target pembangunan, ditetapkan pada akhir setiap pekerjaan

Langkah-langkah untuk memperkuat kerjasama regional, sub-regional dan lintas daerah,


terutama Kerjasama Selatan-Selatan dilaksanakan

Peningkatan transparansi sektor bisnis, khususnya yang terkait dengan negara-negara rapuh,
bersamaan dengan penyelarasan upaya untuk kemakmuran bersama

Menetapkan sebuah tujuan yang berdiri sendiri untuk tata kelola yang terbuka, akuntabel dan
partisipatif dengan target yang terukur, menengah dan progresif terkait dengan keterlibatan
warga negara, aturan hukum, transparansi fiskal dan pengadaan

Prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, integritas dan partisipasi diintegrasikan ke semua


tujuan-tujuan lain, kapasitas kelembagaan publik di semua tingkatan diperkuat

Kelompok miskin dan terkucil secara sosial merupakan bagian dari pengambilan keputusan
pada semua tingkatan; standar minimum untuk lingkungan yang kondusif bagi OMS
dipromosikan

Norma-norma hak asasi manusia yang ada, standar operasional dan komitmen adalah dasar
normatif kerangka baru, kebijakan, program dan praktek yang tidak bisa ditawar pada semua
tingkatan yang mencerminkan kewajiban di bawah hukum hak asasi manusia internasional

Memperkuat akses terhadap keadilan dan pertanggungjawaban hukum atas hak asasi manusia;
Badan pengawasan HAM nasional dan badan pengawas kuasi-yudisial yang didukung dengan
mandat, kapasitas dan sumber daya yang diperlukan untuk memantau pelanggaran hak asasi
manusia dan bertindak apabila ada keluhan

Mengintegrasikan laporan nasional mengenai tujuan pembangunan ke dalam laporan


Kajian Universal Berkala dari Dewan Hak Asasi Manusia dan Badan Pengawas perjanjian HAM
internasional secara sistematis

Kerjasama Internasional dan teknis serta bantuan keuangan konsisten dengan kewajiban HAM
dan uji tuntas untuk mencegah pelanggaran hak asasi manusia

Tata Kelola dan HAM

83

84

LAMPIRAN IV: KESIMPULAN DARI UPAYA OUTREACH

Tema

Contoh dari Isu yang diangkat (Daftar dan masukan yang lebih luas dapat dilihat di www.
post2015hlp.org

Sarana Pelaksanaan

Panggilan untuk perubahan dalam arsitektur ekonomi dan keuangan global melalui
perdagangan yang adil, menghentikan arus keuangan terlarang dan secara efektif menangani
penggelapan dan praktek penghindaran pajak

Komitmen yang ada mengenai kuantitas dan kualitas dari bantuan yang diberikan harus
dipenuhi, pendanaan iklim harus bersifat publik, wajib, dapat diprediksi, berbasis hibah, dan
bebas dari kondisionalitas

Aturan perdagangan internasional dan kebijakan harus inklusif secara sosial dan mendukung
lingkungan yang berkelanjutan; pembiayaan publik untuk pembangunan menjamin
pembangunan dan keuangan untuk mempromosikan dampak pembangunan yang positif
dan berkelanjutan

Pasar komoditas harus diatur, dan spekulasi dilarang; subsidi pertanian yang dapt menganggu
pedagangan harus dihapuskan

Mobilisasi sumber daya domestik harus diaktifkan melalui perubahan regulasi pajak
internasional, kerjasama pembangunan berbasis pinjaman tidak boleh dilakukan demi
pencapaian komitmen pendanaan

Audit hutang yang komprehensif dan partisipatif harus dilakukan, dengan langkah-langkah
untuk pembatalan dan penolakan terhadap cara berutang yang tidak sah

Fleksibilitas dalam Aspek Perdagangan yang terkait dengan Hak Kekayaan intelektual (TRIPs)
harus memungkinkan akses yang lebih besar terhadap teknologi, pengetahuan, kedaulatan
pangan, akses terhadap kesehatan

Negara harus membangun perjanjian regional untuk mengatasi persaingan pajak, dan insentif
pajak yang berlebihan, meningkatkan transparansi dan pertukaran informasi seputar wilayah
pajak

Mencapai target sumber daya domestik yang universal: memungut pajak perusahaan,
pajak/PDB rasio; mekanisme pendanaan yang demokratis dan inovatif, dengan fokus pada
perempuan, diprioritaskan

Menyertakan hak anak dalam konstitusi, meninjau hukum nasional yang sesuai dengan
standar internasional; meningkatkan anggaran untuk lembaga perlindungan anak

Memastikan partisipasi anak dan remaja dalam pengambilan keputusan pada semua
tingkatan; berinvestasi secara inovatif dalam hal kepemimpinan kepemudaan dan program
pelayanan pemuda

Pelayanan perawatan kesehatan harus peka terhadap kesehatan seksual dan reproduksi kaum
muda dan hak dan hambatan yang dihadapi oleh kelompok-kelompok seperti pemuda atau
perempuan muda yang hidup dengan HIV

Kaum muda harus mampu mengakses kesempatan kerja dan ekonomi yang meliputi upah
yang adil, kemungkinan pendanaan dan bimbingan, kesempatan yang setara, pekerjaan dan
jaminan sosial yang menawarkan kesempatan untuk pengembangan karir dan pelatihan.

Pendidikan tradisional dibuat relevan dengan kehidupan sehari-hari kaum muda,


perkembangan masyarakatnya, prospek pekerjaan dan ekonomi, dan pertukaran pengetahuan
dan informasi dalam ekonomi digital

Fokus pada konteks pasca-konflik dan kelompok rentan - termasuk perempuan dan anak
perempuan, pemuda cacat, pemuda LGBT, dan pemuda di daerah yang terkena dampak
perang

AnakAnak dan Kaum


Muda

POST-2015

Tema

Contoh dari Isu yang diangkat (Daftar dan masukan yang lebih luas dapat dilihat di www.
post2015hlp.org

Perempuan

Ada tujuan terkait gender yang berdiri sendiri yg diperkuat dan diperluas dengan target dan
indikator

Akses perempuan terhadap tanah, properti, sumber daya produktif, informasi dan teknologi
yang diperkuat, perawatan yang belum dibayar dan peran reproduksi sosial dicatat

Semua bentuk kekerasan berbasis gender ditangani, akses terhadap keadilan harus
diprioritaskan dan paket layanan yang penting harus tersedia untuk semua korban kekerasan
berbasis gender

Undang-undang yang diskriminatif atas dasar gender, mengkriminalkan atau meminggirkan


kelompok tertentu atas dasar gender harus dicabut

alokasi keuangan khusus dan lintas sektoral untuk hak-hak perempuan (gender budgeting) harus
dipastikan, data terpilah tersedia untuk memantau pelaksanaan dan hasil yang diharapkan

Kepemimpinan perempuan dalam pengambilan keputusan, termasuk langkah-langkah


tindakan afirmatif bagi partisipasi politik di semua tingkat, dan di sektor swasta harus
diprioritaskan

Peran perubahan iklim, bencana alam, perampasan tanah dan model pembangunan ekstraktif
yang mengabadikan kemiskinan perempuan harus diikenali dan ditangan

Grup rentan lainnya:

i. Kelompok Cacat dan


Manula

Kerangka baru harus berbasis HAM dan mencakup tujuan yang berdiri sendiri mengenai
ketimpangan dan non-diskriminasi, harapan hidup sehat dan perlindungan sosial yang
universal

Pemilahan data berdasarkan kecacatan, kelompok umur dan jenis kelamin harus menjadi
bagian dari semua target

Kelompok cacat dan manula harus diarusutamakan di seluruh kebijakan pemerintah, dan
undang-undang untuk mencegah diskriminasi terhadap penyandang cacat dan manula harus
ditetapkan

Mekanisme untuk mengakui dan melindungi hak-hak kolektif masyarakat adat atas tanah,
wilayah dan sumber daya dan hak-hak lainnya di bawah Deklarasi PBB tentang Hak Masyarakat
Adat (UNDRIP) harus dipastikan

Legislatif dan kelembagaan mekanisme untuk mengakui hak-hak masyarakat adat, etnis
minoritas, kelompok dalit, dan kelompok lainnya yang terkucilkan harus tersedia

viii. Korban Kekerasan


Gender

Hukum dan kebijakan diskriminatif yang mengkriminalisasi kelompok LGBTQI dan pekerja
seks harus dicabut

ix. Petani dan Nelayan


Kecil

Kebijakan yang membela hak-hak petani, nelayan dan kelompok terpinggirkan lainnya untuk
mengakses lahan, air dan sumber daya lainnya harus tersedia, status hukum bagi masyarakat
miskin perkotaan harus ada, dan hak-hak mereka sebagai warga negara harus dilindungi

Tindakan afirmatif untuk memberdayakan perempuan dan kelompok rentan lainnya untuk
berpartisipasi dalam perekonomian formal diperkenalkan

ii. Sektor Informal


iii. Kelompok Masyarakat
Adat
iv. Etnis Minoritas
v Dalit
vi. Migran
vii. LGBTQI

x. Pegawai dan
Pengangguran
xi. Masyarakat Perkotaan
yang Miskin

85

86

LAMPIRAN IV: KESIMPULAN DARI UPAYA OUTREACH

Tema

Contoh dari Isu yang diangkat (Daftar dan masukan yang lebih luas dapat dilihat di www.
post2015hlp.org

Parlemen dan Otoritas


Daerah

Wakil-wakil terpilih di segala tingkatan diakui sebagai pemegang kepentingan utama kunci
berdasarkan tugas mereka antara lain; pengawasan legislatif, persetujuan anggaran dan tugas
representasi lainnya

Pentingnya mengeliminasi korupsi, menghapus hukum diskriminatif dan penghormatan


terhadap hak asasi manusia, supremasi hukum dan demokrasi harus ditekankan

Membuat strategi yang kuat untuk meningkatkan kualitas, produksi, penggunaan dan distribusi
data sosial ekonomi yang tepat waktu, khususnya data terpilah, untuk menginformasikan
strategi pembangunan, kebijakan dan target di semua tingkatan

Mengembangkan satu set tujuan pembangunan berkelanjutan yang sepenuhnya


menghormati semua prinsip KTT Rio; panggilan untuk percepatan pelaksanaan Kerangka Aksi
Hyogo tahun 2005-2015 serta pencapaian tujuannya.

Menyesuaikan kebijakan ekonomi makro nasional dan internasional (fiskal, perdagangan,


moneter, arus keuangan) untuk memastikan pertumbuhan yang inklusif dan dapat dengan
mudah diakses, hak asasi manusia, keadilan sosial dan pembangunan berkelanjutan

Menekankan pada pencapaian semua komitmen ODA oleh OECD / DAC, termasuk target 0,7%
dari GNI untuk ODA. Menyediakan mekanisme untuk pengeluaran publik yang akuntabel
dan transparan, termasuk mengarahkan sumber daya militer yang berkaitan dengan tujuan
pembangunan

Mengadopsi pendekatan terpadu yang mencerminkan tiga pilar keberlanjutan - sosial,


ekonomi dan lingkungan - dengan satu set tujuan yang terpadu

Mempromosikan kemitraan yang terukur dan transformatif untuk perkembangan sebagai


pemungkin yang penting; target yang tepat, dengan tonggak teratur dan akuntabilitas yang
jelas ditetapkan untuk mengevaluasi kemajuan

Sepuluh prinsip UN Global Compact (meliputi hak asasi manusia, tenaga kerja, langkah-langkah
pemberantasan korupsi dan pelestarian lingkungan) berfungsi sebagai dasar untuk standar
bisnis dalam agenda pasca-2015.

Bisnis dapat mengadopsi model bisnis yang inklusif dan berkelanjutan, yang menguntungkan
UKM di negara-negara berkembang dan mendukung transisi dari sector informal menjadi
sektor formal.

Inovasi dan teknologi baru di negara berkembang harus didorong; investasi telekomunikasi
dan infrastruktur dibuat penting

Peningkatan dan aliran dana lebih tepat target dari keuangan swasta harus didukung;
kemitraan publik dan swasta didalam Negara harus didukung, investasi asing ynag langsung di
negara-negara berkembang harus didukung sebagai bentuk gerakan yang lebih dari sekedar
memberi bantuan

Sektor Swasta

POST-2015

LAMPIRAN V: KERANGKA ACUAN KERJA PANEL DAN


ANGGOTA PANEL
Kerangka Acuan Kerja bagi Panel Tingkat Tinggi Tokoh Terkemuka dalam
Agenda Pembangunan Pasca-2015
1. Panel Tingkat Tinggi Para Tokoh Terkemuka tentang Agenda Pembangunan Pasca-2015 diselenggarakan oleh
Sekretaris-Jenderal PBB, panel ini bertujuan untuk memberikan nasihat yang kuat dan pada saat yang bersamaan
cukup praktis demi agenda pembangunan pasca-2015.
2. Panel Tingkat Tinggi ini akan terdiri dari 26 tokoh terkemuka, termasuk perwakilan pemerintah, sektor swasta,
akademisi, masyarakat sipil dan pemuda, dengan keseimbangan geografis dan gender yang tepat. Panelis merupakan
anggota dalam kapasitas pribadi mereka.
3. Panel ini harus melakukan tugasnya atas dasar analisis yang teliti dari bukti yang kredibel. Panel ini harus melibatkan
dan berkonsultasi secara luas dengan konstituen yang relevan di tingkat nasional, regional dan global.
4. Penasihat Khusus Sekretaris Jenderal untuk Agenda Pembangunan Pasca- 2015 akan menjadi anggota ex-officio dari
HLP dan melayani sebagai tautan ke sistem PBB.
5. Output dari Panel ini akan menjadi laporan kepada Sekretaris-Jenderal yang akan mencakup:
a. Rekomendasi mengenai visi dan bentuk dari agenda pembangunan pasca-2015 yang akan membantu menjawab
tantangan global abad ke-21, membangun MDGs dengan tujuan untuk mengakhiri kemiskinan.
b. Prinsip-prinsip utama untuk membentuk kembali kemitraan global untuk pengembangan dan penguatan
mekanisme akuntabilitas;
c. Rekomendasi tentang bagaimana membangun dan mempertahankan konsensus politik yang luas terkait dengan
agenda pembangunan pasca-2015 yang ambisius namun belum tercapai untuk tiga dimensi pertumbuhan
ekonomi, kesetaraan sosial dan pelestarian lingkungan; mempertimbangkan tantangan khusus dari negaranegara yang sedang berkonflik atau pasca konflik.
6. Untuk tujuan ini, sangatlah penting bagi tugas HLP dan Kelompok Kerja antar Pemerintah (Open Working Group / OWG)
untuk Tujuan-Tujuan Pembangunan Berke-lanjutan (SDG) untuk saling menginformasikan demi memastikan bahwa
proses tugas keduanya berjalan baik. HLP harus memberikan masukan kepada Sekretaris-Jenderal PBB mengenai
bagaimana SDG terkait erat dengan agenda pembangunan pasca-2015.
7. Untuk mempersiapkan laporan tersebut, Panel ini akan mempertimbangkan:
a. Deklarasi Milenium, Dokumen Hasil KTT Rio +20;
b. Temuan Laporan Satuan Tugas untuk Sekretaris Jenderal PBB (UN Task Team) mengenai persiapan agenda
pembangunan pasca-2015, serta pembelajaran dan praktik terbaik dari MDG.
c. Temuan dari berbagai konsultasi nasional dan tematik di tingkat regional dan nasional yang dikoordinasikan oleh
UNDG sebagai bagian dari persiapan untukagenda pembangunan pasca-2015;
d. Kebutuhan untuk membangun momentum untuk membangun dialog tentang parameter agenda pembangunan
Pasca-2015, dan mengusulkan cara-cara yang inovatif ke pemerintah, parlemen, organisasi masyarakat sipil,
sektor bisnis, akademisi, masyarakat setempat untuk terlibat dalam dialog secara berkelanjutan;
e. Pekerjaan yang sedang dikerjakan oleh Satuan Tugas PBB, Penasihat Khusus SG untuk agenda pembangunan
pasca-2015, laporan Global Sustainability Panel untuk Sekretaris Jenderal PBB dan temuan Inisiatif Jaringan
Pembangunan Berkelanjutan Global, serta
f. Setiap masukan lain yang relevan apabila dianggap layak.
8. HLP akan didukung oleh sekretariat independen yang berdedikasi yang dipimpin oleh seorang pejabat senior
(Penulis Utama laporan HLP). Sekretariat akan dapat menggunakan kekayaan pengetahuan dan keahlian yang telah
disediakan melalui sistem PBB.
9. Wakil Sekretaris-Jenderal, mewakili Sekretaris-Jenderal PBB, akan mengawasi, proses agenda pembangunan
pasca-2015 ini.
10. Panel ini akan menyajikan laporannya kepada Sekretaris Jenderal pada kuartal kedua 2013. Laporan ini akan berfungsi
sebagai masukan kunci untuk laporan Sekretaris-Jenderal untuk acara khusus untuk menindaklanjuti upaya yang
dilakukan untuk mencapai Tujuan-Tujuan Pembangunan Milenium dan untuk membahas kemungkinan kontur dari
agenda pembangunan pasca-2015 yang akan diselenggarakan oleh Presiden dari enampuluh sesi Majelis Umum
pada bulan September 2013.

87

88

LAMPIRAN V: KERANGKA ACUAN KERJA PANEL DAN ANGGOTA PANEL

DAFTAR ANGGOTA PANEL

H.E. Dr. Susilo Bambang Yudhoyono,


Presiden Republik Indonesia
Ketua Bersama

H.E. Ellen Johnson Sirleaf, Presiden


Liberia

The Right Honourable David Cameron


MP, Perdana Menteri Inggris

Ketua Bersama

Ketua Bersama

Amina J. Mohammed

Gisela Alonso

Fulbert Amoussouga Gro

ex officio

Kuba

Benin

Abhijit Banerjee

Gunilla Carlsson

Patricia Espinosa

India

Swedia

Meksiko

POST-2015

Maria Angela Holguin

Naoto Kan1

Tawakkol Karman

Kolombia

Jepang

Yaman

Sung-Hwan Kim

Horst Khler

Graa Machel

Republik Korea

Jerman

Mozambik

Betty Maina

Elvira Nabiullina

Ngozi Okonjo-Iweala

Kenya

Federasi Rusia

Nigeria

89

90

LAMPIRAN V: KERANGKA ACUAN KERJA PANEL DAN ANGGOTA PANEL

Andris Piebalgs

Emilia Pires

John Podesta

Latvia

Timor-Leste

Amerika Serikat

Paul Polman

H.M. Queen Rania Al Abdullah

Jean-Michel Severino

Belanda

Yordania

Perancis

Izabella Teixeira

Kadir Topbas

Yingfan Wang

Brazil

Turki

Cina

Naoto Kan menghadiri dua pertemuan pertama, yang masing-masing diadakan pada bulan September (New York) dan November (London) 2012. Naoto
Kan kemudian keluar dari panel.

POST-2015

LAMPIRAN VI: SEKRETARIAT PANEL TINGKAT TINGGI


DAN LEMBAGA-LEMBAGA AFILIASINYA

Homi Kharas, Penulis Utama dan Sekretaris Eksekutif


The Brookings Institution
Karina Gerlach, Deputi Sekretaris Eksekutif
UN Department of Political Affairs
Molly Elgin-Cossart, Ketua Staf
Center on International Cooperation
David Akopyan, Ketua Operasi
UN Development Programme
Asan Amza, Petugas Operasi
UN Development Programme
Kara Alaimo, Kepala Komunikasi
Hany Besada, Spesialist Riset
North-South Institute
Haroon Bhorat, Kepala Riset
University of Cape Town
Lysa John, Kepala Outreach
Nicole Rippin, Spesialist Riset
German Development Institute
Nurana Sadiikhova, Spesialis Operasi/Keuangan
UN Development Programme
Cline Varin , Pejabat Eksekutif
UN Development Programme
Jiajun Xu, Spesialist Riset Junior
Oxford University
Natabara Rollosson, Koordinator Logistik
Jill Hamburg Coplan, Penyunting

91

halaman ini sengaja dikosongkan

Anda mungkin juga menyukai