Tekanan Darah Rata
Tekanan Darah Rata
jaringan. Tekanan darah tersebut harus diatur supaya tidak berlebih maupun kurang.
Jika tekanan darah kurang, dikhawatirkan darah tidak dapat menjangkau organorgan yang membutuhkan terutama otak. Jika berlebih, jantung akan bekerja terlalu
keras juga terjadi peningkatan resiko kerusakan vaskular maupun rupturnya
pembuluh darah kecil.
1
dibedakan
menjadi
primer
dan
sekunder
berdasarkan
1. Hipertensi primer
1. Hipertensi renal
2. Hipertensi endokrin
3. Hipertensi neurogenik
4. Hipertensi sekunder
1. Defek pengaturan garam oleh ginjal
2. Kelebihan intake garam
3. Diet rendah buah dan sayuran (rendah K dan Ca )
+
2+
Kelebihan vasopressin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada penderita diabetes adalah dua kali daripada
mereka yang tidak diabetes. Kaitan yang paling utama adalah pada penderita
diabetes terjadi komplikasi yang progresif dan akseleratif baik pada mikrovaskular
2 3
Tanda hipertensi pada penderita tipe-1 maupun tipe-2 adalah terjadinya peningkatan
resistensi perifer vaskular. Aterosklerosis prematur pada penderita diabetes dapat
menyebabkan penuaan prematur juga pada vaskularisasi. Hal tersebut nantinya
berperan dalam prevalensi hipertensi sistolik terisolasi dan penurunan sensitivitas
baroreseptor pada penderita DM bahkan yang masih muda.Penurunan sensitifitas
refleks baroreseptor dapat menyebabkan perubahan inervasi kardiak sehingga
mungkin terjadi hipotensi ortostatik pada penderita DM dengan hipertensi.
Peningkatan Exchangeable Sodium
Peningkatan kadar sodium juga diperkirakan berperan pada hipertensi penderita
DM. Sodium dapat meningkat sekitar 10% bahkan pada penderita diabetes yang
normotensif. Penderita diabetes memiliki gangguan kemampuan untuk
mengeksresikan intravenous saline load dan gagal untuk menambahkan sodium ke
dalam urin untuk ekskresikan. Mekanisme retensi sodium pada diabetes sebenarnya
masih kurang begitu diketahui. Namun, diperkirakan berkaitan dengan peningkatan
reabsorpsi glukosa. Selain itu, dipostulasikan juga bahwa retensi sodium pada
diabetes berkaitan dengan penurunan kemampuan untuk melepaskan faktor
natriuretik seperti dopamin, prostaglandin dan kallikrein serta efek tubular insulin.
3
Pada NIDDM, hipertensi juga umumnya ada sebagai bagian dari terjadinya
resistensi insulin atau sindrom metabolik. Meskipun sebenarnya mekanismenya
belum begitu diketahui, disfungsi endotel merupakan faktor penting pada tingginya
insidensi penyaklit vaskular pada individu dengan kedua kondisi di atas.
2
Menurunkan deesterifikasi dan pembuangan kolesterol dari foam cells pada daerah
subintimal pembuluh darah.
3
Obesitas, salah satu faktor yang juga sering berkaitan dengan obesitas, memiliki
keterkaitan dengan peningkatan tekanan darah. Peningkatan berat badan dan
adiposit dapat berkembang menjadi hipertensi bahkan pada usia awal sekalipun.
Obesitas sentral atau android lebih berkaitan dengan resistensi insulin dan DM tipe2, hipertensi, dan dislipidemia daripada obesitas perifer atau ginekoid.
2+
2+
2+
Hiperglikemia
Pada hiperglikemia kronis, dapat terjadi peningkatan rigiditas vaskular dengan
mempromosikan perubahan struktural vaskular. Pada konsentrasi yang tinggi,
glukosa memberikan efek toksik pada sel endotelial sehingga terjadi penurunan
relaksasi endothelial-mediated vascular, yang akan meningkatkan konstriksi dan
hiperplasia sel otot polos vaskular serta remodeling vaskular.
Kadar glukosa yang tinggi dapat menginduksi overekspresi fibronektin dan kolagen
IV pada sel endotel vaskular manusia yang dikultur. Peningkatan tersebut
berpengaruh pada disfungsi endotel. Juga, fibronektin merupakan glikoprotein yang
jika terjadi overekspresi dapat berdampak pada penebalan membran basal
glomerulus dan mesangium.
Selain itu, terdapat bukti bahwa hiperglikemi dapat mempercepat pembentukan
produk glikosilasi nonenzimatik yang berkumpul pada protein dinding pembuluh.
Glikosilasi merupakan ikatan kovalen antara glukosa darah dengan sel darah merah,
khususnya hemoglobin (HA1c). Normalnya, hanya ada sekitar 4,5%-6% glukosa
yang terikat. Pengikatan protein yang mengandung hasil akhir glikosilasi kepada
makrofag menginduksi sintesis dan sekresi tumor necrosis factors dan IL-1. Sitokin
4
tersebut, akan menstimulasi sel lain untuk meningkatkan sintesis protein dan
berproliferasi.
3