Anda di halaman 1dari 16

A.

Pengertian Sistem Politik


1.
Pengertian Sistem Politik
Menurut The Advanced Learner s Dictionary of Current English, sistem adalah satuan
dari bagian-bangian yang kadang terdiri dari sejumlah bagian utama dan sejumlah
bagian yang kurang penting; bagian-bagian itu bekerja bersama sesuai dengan tuj
uan sistem yang bersangkutan. Contoh suatu sistem adalah tubuh manusia, mesin mo
bil, perangkat komputer, dan lain-lain.
Almond and Powel, 1966:19, mengartikan sistem sebagai suatu kesatuan yang menga
ndung unsur-unsur atau elemen-elemen atau bagian-bagian yang terikat dalam satu
kesatuan dan saling bergantung (interdependen). Akibat dari interdepedensi atau
kesalingtergantungan antarunsur itu, bila sifat dari satu bagian berubah, maka s
emua bagian/komponen lainnya, termasuk juga sistem secara keseluruhan akan terpe
ngaruh.
2.
Pengertian Politik
Dalam arti umum, politik adalah macam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik/n
egara yang menyangkut proses menentukan dan sekaligus melaksanakan tujuan-tujuan
sistem itu . Kata politik (Yunani) polis = negara kota. Polis berarti city state
nsegala aktivitas yang dijalankan oleh Polis untuk kelestarian dan perkembangann
ya politike techne (politika). Politik pada hakikatnya the art and science of gover
nment atau seni dan ilmu memerintah.
Dalam pengertian lain, politik dapat diartikan :
o Seni dan ilmu meraih kekuasaan secara konstitusional maupun non-konstitusion
al.
o Hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara.
o Merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekua
saan di masyarakat.
o Segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik.
Pengertian politik menurut pendapat para ahli:
o Austin Ranney mendefinisikan politik sebagai proses pembuatan kebijakan peme
rintahan (public policy)
o Usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (Teori Kl
asik Aristoteles).
o Harold D. Laswell menyebut bahwa politik itu menyangkut proses penentuan who
get what, when and how
o Ramlan Surbakti mendefinisikan politik sebagai proses interaksi antara pemer
intah dan masyarakat untuk menentukan kebaikan bersama bagi masyarakat yang ting
gal dalam satu wilayah tertentu
3.
Pengertian Sistem Politik
Batasan sistem politik menurut beberapa ahli ;
o Rusandi Sumintapura, sistem politik ialah mekanisme seperangkat fungsi atau
peranan dalam struktur politik dalam hubungan satu sama lain yang menunjukkan su
atu proses yang langgeng.
o Sukarna, sistem politik ialah tata cara mengatur negara.
o David Easton, sistem politik dapat diperkenalkan sebagai interaksi yang diab
straksikan dari seluruh tingkah laku sosial sehingga nilai-nilai dialokasikan se
cara otoritatif kepada masyarakat.
o Robert Dahl, sistem politik merupakan pola yang tetap dari hubungan antara m
anusia serta melibatkan sesuatu yang luas dan berarti tentang kekuasaan, aturanaturan, dan kewenangan.
Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan berbagai ke
giatan dalam negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum termasuk pr
oses penentuan tujuan, upaya-upaya mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan, sel
eksi dan penyusunan skala prioritasnya.

Sistem politik terdiri dari input, proses, out put, dan timbal balik
. Input dalam sebuah sistem politik adalah aspirasi masyarakat atau kehendak rak
yat. Aspirasi masyarakat dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu:
? Tuntutan
Yaitu keinginan masyarakat yang pemenuhannya harus diperjuangkan melalui cara-ca
ra dan menggunakan sarana politik.
? Dukungan
Yaitu setiap perbuatan, sikap, dan pemikiran warga masyarakat yang mendorong pen
capaian tujuan, kepentingan dan tindakan pemerintah dalam sistem politik. Contoh
dukungan sebagai input sistem politik adalah memberikan suara dalam pemilu, mem
bayar pajak, bela negara, mentaati hukum dan peraturan, dan lain-lain.
? Sikap apatis
Sikap tidak peduli warga negara terhadap kehidupan politik juda dapat menjadi in
put bagi sistem politik. Ketidak pedulian warga menunjukkan adanya persoalan yan
g harus dipecahkan oleh sistem politik yang bersangkutan, sehingga menggugah per
hatian pengambil kebijakan untuk menanggapi dan menindaklanjutinya dalam bentuk
kebijakan publik tertentu.
Proses dalam sistem politik mencakup serangkaian tindakan pengambilan keputusan
baik oleh lembaga legislatif, eksekutif maupun yudikatif dalam rangka memenuhi a
tau menolak aspirasi masyarakat. Output sistem politik berupa kebijakan publik y
ang hakikatnya akan berisi (a) pemenuhan aspirasi masyarakat atau (b) penolakan/
ketidaksediaan untuk memenuhi (sebagian atau seluruh) aspirasi masyarakat.
Berbagai kegiatan dalam proses politik dijalankan oleh lembaga-lembaga politik s
esuai dengan fungsi masing-masing. Lembaga-lembaga tersebut secara keseluruhan m
embentuk struktur politik. Struktur politik merupakan keseluruhan bagian atau k
omponen (yang berupa lembaga-lembaga) dalam suatu sistem politik yang menjalanka
n fungsi atau tugas tertentu. Tugas atau kewajiban lembaga politik disebut fungs
i. Rangkaian keseluruhan fungsi disebut proses. Karena fungsi-fungsi tersebut ad
alah fungsi di bidang politik, maka serangkaian proses yang terjadi dari serangk
aian fungsi itu disebut proses politik. Dengan demikian, sistem politik merupaka
n kesatuan antara struktur dan fungsi-fungsi politik. Struktur politik diibaratk
an mesin dengan berbagai komponennya serta fungsi masing-masing komponennya.
4.
Fungsi Politik
Secara garis besar fungsi-fungsi pokok politik yang harus berjalan dalam sebuah
sistem politik/ negara adalah:
a.
Fungsi perumusan kepentingan
Yaitu fungsi menyusun dan mengungkapkan tuntutan politik dalam suatu negara. Ora
ng per orang atau kelompok-kelompok dalam sayarakat harus menentukan apa yang me
njadi kepentingan mereka, atau apa yang ingin mereka dapatkan dari negara/ polit
ik. Fungsi ini seharusnya terutama dijalankan oleh lembaga swadaya masyarakat (L
SM) atau kelompok-kelompok kepentingan.
b.
Fungsi pemaduan kepentingan
Yaitu fungsi menyatupadukan tuntutan-tuntutan politik dari berbagai pihak dalam
suatu negara dan mewujudnyatakannya ke dalam berbagai alternatif kebijakan. Piha
k yang paling bertanggungjawab untuk memadukan kepentingan adalah partai politik
. Namun demikian, proses pemaduan kepentingan juga terjadi di lembaga-lembaga le
gislatif dan eksekutif.
c.
Fungsi pembuatan kebijakan umum
Yaitu fungsi untuk mempertimbangkan berbagai alternatif kebijakan yang diusulkan
oleh partai politik dan pihak-pihak lain, untuk dipilih salah satu di antaranya
sebagai satu kebijakan pemerintahan. Pelaku fungsi ini adalah lembaga legislati
f dan eksekutif (pembuatan undang-undang) atau lembaga eksekutif sendiri (pembua
tan peraturan pemerintah).
d.
Fungsi penerapan kebijakan
Yaitu fungsi melaksanakan berbagai kebijakan yang telah ditetapkan oleh pihak ya
ng berwenang. Pelaksana kebijakan pemerintah adalah aparat birokrasi pemerintah
di bawah pimpinan pejabat eksekutif.

e.
Fungsi pengawasan pelaksanaan kebijakan
Yaitu fungsi mengadili pelanggar hukum. Pelaku peran untuk mengadili adalah lemb
aga peradilan, yakni Mahkamah Agung beserta lembaga peradilan di bawahnya dalam
lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan perdilan milit
er, dan lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstit
usi.
Di samping itu, juga terdapat fungsi-fungsi politik yang lain, yaitu:
a.
Fungsi komunikasi politik
Adalah proses penyampaian informasi mengenai politik dari masyarakat kepada peme
rintah dan juga dari pemerintah kepada masyarakat.
b.
Fungsi sosialisasi politik
Adalah proses pembentukan sikap dan orientasi politik anggota masyarakat. Proses
sosialisasi berlangsung seumur hidup dan terjadi baik secara sengaja (melalui p
endidikan formal, nonformal, dan pendidikan informal), maupun secara tidak senga
ja melalui pengalaman sehari-hari baik dalam kehidupan keluarga, tetangga, teman
sepergaulan, sekantor maupun berbagai aspek kegiatan kehidupan lainnya.
c.
Fungsi rekrutmen politik
Adalah proses menyeleksi orang/ orang-orang yang akan dipilih atau diangkat seba
gai pejabat dari jabatan-jabatan yang ada dalam suatu negara atau partai politik
. Misalnya sebagai anggota DPR/DPRD I/DPRD II, presiden, menteri, gubernur, bupa
ti/ walikota, hakim, jaksa, dan lain-lain.
5.

Struktur Politik: Suprastruktur dan Infrastruktur

Struktur politik dibedakan dalam dua suasana, yaitu: (1) struktur politik dalam
suasana pemerintahan, disebut suprastruktur politik, dan (2) struktur politik da
lam suasana masyarakat, disebut infrastruktur politik.
Suprastruktur menjalankan output berupa pengambilan dan pelaksanaan keputusan. F
ungsi output dapat diperinci ke dalam:
? Fungsi pengambilan keputusan (Decision or rule making), yang dijalankan oleh
lembaga legislatif dan / atau eksekutif.
? Fungsi pelaksanaan keputusan (Rule application), yang dijalankan oleh eksekut
if dan aparat birokrasi.
? Fungsi pengawasan pelaksanaan keputusan (Rule adjudication) yang dijalankan o
leh badan-badan kehakiman (yudikatif).
Infrastruktur politik menjalankan fungsi-fungsi input yang dapat diperinci ke da
lam:
? Fungsi perumusan dan pengajuan kepentingan (Interest articulation), terutama
dijalankan oleh kelompok kepentingan, kelompok penekan, dan pers.
? Fungsi pemaduan dan pengajuan kepentingan (Interest aggregation), secara khus
us dilakukan oleh partai politik dan tokoh politik.
Struktur politik, baik suprastruktur politik maupun infrastruktur politik masing
-masing menjalankan fungsi komunikasi politik, sosialisasi politik, dan rekrutme
n politik.
6.
Struktur Politik di Indonesia
Suprastruktur politik di Indonesia
Yaitu suasana kehidupan politik yang ada dalam pemerintahan yakni ada pada lemba
ga-lembaga negara, meliputi:
o Lembaga pelaksana fungsi pembuatan kebijakan umum/legislatif, dijalankan ole
h MPR, DPR, dan DPD. Lembaga legislatif lazimnya memainkan 3 fungsi pokok, sebag
ai berikut:
? Fungsi legislasi, yaitu fungsi membentuk undang-undang.
? Fungsi pengawasan/kontrol, yaitu fungsi mengawasi tindakan pemerintah, misal
nya melalui ratifikasi perjanjian internasional, persetujuan atas pernyataan per
ang, pengangkatan duta, maupun pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan
dan penggunaan uang negara.
? Fungsi anggaran, yaitu fungsi menetapkan anggaran pendapatan dan belanja neg

ara.
MPR menjalankan dua dari tiga fungsi tersebut, yaitu fungsi legislasi dan fungsi
pengawasan. DPR menjalankan ketiga fungsi di atas, sementara DPD walau dengan k
ewenangan terbatas menjalankan ketiga fungsi tersebut ditambah fungsi pertimbang
an.
o Lembaga pelaksana fungsi penerapan kebijakan/eksekutif, yaitu presiden, baik
sebagai kepala negara maupun sebagai kepala pemerintahan. Presiden dibantu oleh
seorang wakil presiden dan beberapa orang menteri.
o Lembaga pelaksana fungsi pengawasan pelaksanaan kebijakan/yudikatif, dilakuk
an oleh Mahkamah Agung (MA), dan badan-badan peradilan yang berada di bawahnya,
serta Mahkamah Konstitusi(MK).
Infrastruktur Politik di Indonesia
Yaitu suasana kehidupan politik yang ada di dalam masyarakat, yang memberi penga
ruh terhadap pelaksanaan tugas-tugas lembaga negara dalam pemerintahan; atau kek
uatan politik riil di dalam masyarakat. Disebut juga bangunan politik bawah .
Meliputi: Partai politik, Kelompok kepentingan, Kelompok penekan, Media komunika
si politik atau pers atau media massa, dan Tokoh politik.
a.
Partai Politik
? Secara umum, partai politik adalah suatu kelompok terorganisir yang anggota-a
nggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama.
? Adapun tujuan dibentuknya sebuah partai adalah untuk memperoleh kekuasaan pol
itik, dan merebut kedudukan politik dengan cara (yang biasanya) konstitusional y
ang mana kekuasaan itu partai politik dapat melaksanakan program-program serta k
ebijakan-kebijakan mereka. Misalnya dengan mengikuti pemilu legislatif. Di sampi
ng itu juga dengan cara ilegal, seperti melakukan subversif, revolusi atau kudet
a.
? Fungsi di Negara Demokrasi
Dalam negara demokrasi, partai politik mempunyai beberapa fungsi antara lain :
Sebagai sarana komunikasi politik
Salah satu tugas dari partai politik adalah menyalurkan aneka ragam pendapat dan
aspirasi masyarakat dan mengaturnya sedemikian rupa sehingga kesimpangsiuran pe
ndapat dalam masyarakat bisa diminimalkan.
Sebagai sarana sosialisasi politik
Partai politik memainkan peran dalam membentuk pribadi anggotanya. Sosialisasi y
ang dimaksudkan adalah partai berusaha menanamkan solidaritas internal partai, m
endidik anggotanya, pendukung dan simpatisannya serta bertanggung jawab sebagai
warga negara dengan menempatkan kepentingan sendiri dibawah kepentingan bersama.
Sebagai sarana rekruitment politik.
Partai politik mencari dan mengajak orang yang berbakat untuk turut aktif dalam
kegiatan politik sebagai anggota partai. Cara-cara yang dilakukan oleh partai po
litik sangat beragam, bisa melalui kontrak pribadi, persuasi atau menarik golong
an muda untuk menjadi kader.
Sebagai sarana pengatur konflik.
Partai politik harus berusaha untuk mengatasi dan memikirkan solusi apabila terj
adi persaingan dan perbedaan pendapat dalam masyarakat. Namun, hal ini lebih ser
ing diabaikan dan fungsi-fungsi diatas tidak dilaksanakan seperti yang diharapka
n.
Sebagai sarana partisipasi politik
Partai politik harus selalu aktif mempromosikan dirinya untuk menarik perhatian
dan minat warga negara agar bersedia masuk dan aktif sebagai anggota partai ters
ebut. Partai politik juga melakukan penyaringan-penyaringan terhadap individu-in
dividu baru yang akan masuk kedalamnya.
Sebagai sarana pembuatan kebijakan
Fungsi partai politik sebagai pembuat kebijakan hanya akan efektif jika sebuah p
artai memegang kekuasaan pemerintahan dan mendominasi lembaga perwakilan rakyat.
Dengan memegang kekuasaan, partai politik akan lebih leluasa dalam menempatkan
orang-orangnya sebagai eksekutif dalam jabatan yang bersifat politis dan berfung
si sebagai pembuat keputusan dalam tiap-tiap instansi pemerintahan.

Fungsi Partai Politik di Negara Otoriter


? Menurut faham komunis, sifat dan tujuan partai politik bergantung pada situas
i apakah partai tersebut berkuasa di negara ia berada. Partai komunis bertujuan
untuk mencapai kedudukan kekuasaan yang dapat dijadikan batu loncatan guna mengu
asai semua partai politik yang ada dan menghancurkan sistem politik yang demokra
tis.
? Partai komunis juga mempunyai beberapa fungsi, namun sangat berbeda dengan ya
ng ada di negara demokrasi. Sebagai sarana komunikasi partai politik menyalurkan
informasi dengan mengindokrinasi masyarakat dengan informasi yang menunjang par
tai. Fungsi sebagai sarana sosialisasi juga lebih ditekankan pada aspek pembinaa
n warga negara ke arah dan cara berfikir yang sesuai dengan pola yang ditentukan
partai. Partai sebagai sarana rekruitment politik lebih mengutamakan orang yang
mempunyai kemampuan untuk mengabdi kepada partai.
? Jadi pada dasarnya partai komunis mengendalikan semua aspek kehidupan secara
monolitik dan memaksa individu agar menyesuaikan diri dengan suatu cara hidup ya
ng sejalan dengan kepentingan partai.
Fungsi Partai Politik di Negara Berkembang
Di negara-negara berkembang, partai politik diharapkan untuk memperkembangkan sa
rana integrasi nasional dan memupuk identitas nasional, karena negara-negara ber
kembang sering dihadapkan pada masalah bagaimana mengintegrasikan berbagai golon
gan, daerah, serta suku bangsa yang berbeda corak sosial dan pandangan hidupnya
menjadi satu bangsa.
Partai Politik (Political Partai) di Indonesia
Eksistensi parpol merupakan prasyarat, baik sebagai sarana penyaluran aspirasi r
akyat, maupun dalam proses penyelenggaraan negara melalui wakil-wakilnya di dala
m badan perwakilan rakyat.
Cara memperoleh kekuasaan ;
? Pertama, secara legal (ikut pemilu legislatif).
? Kedua, secara ilegal (melakukan subversif, revolusi atau coup d`etat).
Masa Pra Kemerdekaan
Budi Utomo (Jkt, 20 Mei 1908), merupakan organisasi modern pertama yg melakukan
perlawanan secara non fisik. Dalam perkembangannya menjadi partai-partai politik
yang didukung kaum terpelajar dan buruh tani.
Sarekat Islam (1912),
Muhammadiyah (1912),
Indische Partij (1912),
PKI (1921),
PNI (1927),
Partai Rakyat Indonesia (1930),
Partai Indonesia (1931),
Partai Indonesia Raya (1931).
1965)
Masa Pasca Kemerdekaan (Tahun 1945
Tumbuh suburnya partai-partai politik, didasarkan pada Maklumat Pemerintah tangg
al 3 Nopember1945. Klasifikasi partai menurut dasar/ asasnya:
Klasifikasi partai menurut dasar/ asasnya
Ketuhanan
Kebangsaan
Marxisme
Nasionalisme
? Partai Masjumi,
? Partai Sjarikat Indonesia,

? Pergerakan Tarbiyan Islamiah (Perti),


? Partai Kristen Indonesia (Parkindo),
? Dan lain-lain.
?
?
?
?
?
?
?
?
?
?
?
?

Partai Nasional Indonesia (PNI)


Partai Indonesia Raya (Parindra)
Partai Rakyat Indonesia (PRI)
Partai Demokrasi Rakyat (Banteng)
Partai Rakyat Nasional (PRN)
Partai Kebangsaan Indonesia (Parki)
Dan lain-lain
Partai
Partai
Partai
Partai
Permai

Komunis Indonesia (PKI)


Sosialis Indonesia
Murba
Buruh

? Partai Demokrat Tionghoa (PTDI)


? Partai Indonesia Nasional (PIN)
? IPKI
Alfian, mengelompokkan partai politik hasil Pemilu 1955 :
1.
Aliran Nasionalis (Partai Buruh, PNI, PRN, PIR Hazairin, Parindra, SKI, da
n PIR-Wongsonegoro).
2.
Partai Islam (Masjumi, NU, PSII, dan Perti).
3.
Aliran Komunis (PKI, SOBSI dan BTI).
4.
Aliran Sosialis (PSI, dan GTI).
5.
Aliran Kristen (Partai Katolik, dan Parkindo).
Kehidupan politik masa demokrasi liberal (1955
1959), banyak ditandai pergantian
kabinet.
Persaingan antar elit partai politik besar, telah membawa negara pada instabilit
as politik, sehingga mandeknya pemb ekonomi & rawannya keamanan.
Akibat konflik berkepanjangan pada Badan Konstituante gagal (merumuskan UUD yang
bersifattetap), mendorong Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli
1959 yang selanjutnya melahirkan demokrasi terpimpin.
Masa Orde Baru (Tahun 1966 - 1998)
Orde Baru (1966) melakukan pembenahan institusi politik, karena jumlah parpol ya
ng banyak, tidak menjamin stabilitas politik
Parpol peserta Pemilu 1971 :
o Golongan Karya (Golkar),
o Partai Nasional Indonesia (PNI),
o Nahdatul Ulama (NU),
o Partai Katolik,
o Partai Murba,
o Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII),
o Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI),
o Partai Kristen Indonesia (Parkindo),
o Partai Muslimin Indonesia (Parmusi),
o Partai Islam Perti (Persatuan Tarbiyah Islamiyah).
o Hasil Pemilu 1971, menunjukkan kemenangan Golkar.
Terjadi penyederhanaan partai politik ;
o Partai berbasis Islam (NU, Parmusi, PSII, dan Partai Islam) menjadi Partai P
ersatuan Pembangunan (PPP);
o Partai berbasis sosialis dan nasionalis (Parkindo, Partai Katolik, PNI, Murb
a dan IPKI) menjadi Partai Demokrasi Indonesia (PDI).
Berdasarkan UU No. 3 Tahun 1975, Pemilu 1977 & 1982 hanya diikuti 3 (tiga) peser
ta :

PPP (ke-Islaman & ideologi Islam)


Golkar (kekaryaan dan keadilan sosial)
PDI (demokrasi, kebangsaan/ nasionalisme dan keadilan).

Masa Reformasi (1998 sampai dengan sekarang):


Komposisi Partai yang memperoleh kursi dalam Pemilu Legislatif 9 April 2009
yaitu :
1.
Partai Demokrat
: 148
2.
Partai Golkar
: 106
3.
PDI Perjuangan
: 94
4.
Partai Keadilan Sejahtera
: 57
5. Partai Amanat Nasional
: 46
6. Partai Persatuan Pembangunan:
38
7.
Partai Kebangkitan Bangsa
: 28
8. Partai Gerakan Indonesia Raya: 26
9. Partai Hati Nurani Rakyat
: 17
J U M L A H
=
560
b.
Kelompok Kepentingan
Kelompok kepentingan adalah sekelompok manusia yang mengadakan persekutuan yang
didorong oleh kepentingan-kepentingan tertentu. Kepentingan ini dapat berupa kep
entingan umum atau masyarakat luas ataupun kepentingan untuk kelompok tertentu.
? Contoh persekutuan yang merupakan kelompok kepentingan, yaitu organisasi mass
a, paguyuban alumni suatu sekolah, kelompok daerah asal, dan paguyuban hobi tert
entu.
? Kelompok kepentingan bertujuan untuk memperjuangkan sesuatu kepentingan dengan
mempengaruhi lembaga-lembaga politik agar mendapatkan keputusan yang menguntungk
an atau menghindarkan keputusan yang merugikan. Kelompok kepentingan tidak berus
aha untuk menempatkan wakil-wakilnya dalam dewan perwakilan rakyat, melainkan cu
kup mempengaruhi satu atau beberapa partai didalamnya atau instansi yang berwena
ng maupun menteri yang berwenang.
c.
Kelompok Penekan
Kelompok penekan merupakan sekelompok manusia yang berbentuk lembaga kemasyaraka
tan dengan aktivitas atau kegiatannya memberikan tekanan kepada pihak penguasa a
gar keinginannya dapat diakomodasi oleh pemegang kekuasaan.
? Contohnya, Lembaga Swadaya Masyarakat Peduli Nasib Petani, dan Lembaga Swaday
a Masyarakat Penolong Korban Gempa, LSM Anti Korupsi seperti ICW.
? Pada mulanya, kegiatan kelompok-kelompok ini biasa-biasa saja, namun perkemba
ngan situasi dan kondisi mengubahnya menjadi pressure group.
d.
Media massa atau Pers
Media massa atau Pers adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahun 19
20-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapa
i masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering
disingkat menjadi media.
Menurut UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers
Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiata
n jurnalistik yang meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah,
dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan g
ambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan medi
a cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.
Menurut Oemar Seno Adji
? Pers dalam arti sempit, yaitu penyiaran-penyiaran pikiran, gagasan, atau beri
ta-berita dengan kata tertulis
? Pers dalam arti luas, yaitu memasukkan di dalamnya semua media mass communica
tions yang memancarkan pikiran dan perasaan seseorang baik dengan kata-kata tert
ulis maupun dengan lisan.

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia , Pers berarti:


? alat cetak untuk mencetak buku atau surat kabar
? alat untuk menjepit atau memadatkan
? surat kabar dan majalah yang berisi berita
? orang yang bekerja di bidang persurat kabaran.
Pers secara sempit : Media cetak, contohnya: koran, majalah, tabloid, brosur, pa
mflet, dan lain-lain.
Pers secara luas: Media cetak dan Media elektronik, contohnya: televisi, radio,
internet, dan lain-lain.
Fungsi Pers:
? Sebagai pelaku Media Informasi
Pers itu memberi dan menyediakan informasi tentang peristiwa yang te
rjadi kepada masyarakat, dan masyarakat membeli surat kabar karena memerlukan in
formasi.
? Fungsi Pendidikan
Pers itu sebagai sarana pendidikan massa (mass Education), pers memu
at tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan sehingga masyarakat bertambah pen
getahuan dan wawasannya.
? Fungsi Hiburan
Pers juga memuat hal-hal yang bersifat hiburan untuk mengimbangi ber
ita-berita berat (hard news) dan artikel-artikel yang berbobot. Berbentuk cerita
pendek, cerita bersambung, cerita bergambar, teka-teki silang, pojok, dan karik
atur.
? Fungsi Kontrol Sosial
Fungsi ini terkandung makna demokratis yang didalamnya terdapat unsu
r-unsur sebagai berikut:
? Social participation (keikutsertaan rakyat dalam pemerintahan)
? Social responsibility (pertanggungjawaban pemerintah terhadap rakyat)
? Social support (dukungan rakyat terhadap pemerintah)
? Social control (kontrol masyarakat terhadap tindakan-tindakan pemerintah)
? Sebagai Lembaga Ekonomi
Pers adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang pers dapat mema
nfaatkan keadaan di sekitarnya sebagai nilai jual sehingga pers sebagai lembaga
sosial dapat memperoleh keuntungan maksimal dari hasil produksinya untuk kelangs
ungan hidup lembaga pers itu sendiri.
e.
Tokoh-tokoh Politik
? Mancanegara
Tokoh tokoh pemikir Ilmu Politik dari kalangan teoris klasik, modern maupun kont
empoter antara lain adalah: Aristoteles, Adam Smith, Cicero, Friedrich Engels, I
mmanuel Kant, John Locke, Karl Marx,Lenin, Martin Luther, Max Weber, Nicolo Mach
iavelli, Rousseau, Samuel P Huntington, Thomas Hobbes, Antonio Gramsci, Harold C
rouch, Douglas E Ramage.
? Pelaku politik: Barrack Obama, Ahmadimejad, Aung San Suu Kyi, Hasanal Bolkiah
, dll.
Indonesia
? Beberapa tokoh pemikir dan penulis materi Ilmu Politik dan Hubungan Internasi
onal dari Indonesia adalah: Miriam Budiharjo, Salim Said, Ramlan Surbakti, dan l
ain-lain.
? Pelaku politik: SBY, Boediono, Jusuf Kalla, Megawati, Prabowo Subianto, Wiran
to, Aburizal Bakrie, Joko Wi, Bibit Waluyo, dan lain-lain.
Macam-Macam Sistem Politik
o Democracy is a form of government organized in accordance with the principles
of polular souvereignty, political equality, popular consultation and majority
rule (Austin Ranney, 1982:278)
Kedaulatan rakyat
Persamaan politik
Konsultasi rakyat

Pemerintahan mayoritas (majority rule)


David Beetham dan Kevin Boyle 1995:47 menyatakan adanya minoritas permanen adal
ah kelompok minoritas yang terbentuk atas dasar ras agama, bahasa, entisitas ata
u ciri permanen lainnya
Prinsip majority rule tidak cukup melindungi minoritas, oleh karena itu beberap
a kebijakan dijalankan
Memberikan perwakilan proporsional
Memberikan hak veto
Memberikan otonomi khusus
o Otoriter/kediktatoran/totaliter artinya suatu bentuk pemerintahan di mana ke
kuasaan tertinggi untuk memerintah dipegang dan dijalankan oleh satu orang/kelom
pok kecil elit (Carl J friederich dan Zbiegniew Brzezinki), ciri-cirinya adalah:
Negara memiliki sebuah ideologi resmi
Mempunyai satu partai massa tunggal
Mengawasi seluruh kegiatan penduduk dan sistem teror
Monopoli media massa
Kontrol ketat dari militer
Pengendalian terpusat
Macam-macam sistem politik di berbagai negara
o Sistem politik di negara komunis :
Bercirikan pemerintahan yang sentralistik, peniadaan hak milik pribadi, peniadaa
n hak-hak sipil dan politik, tidak adanya mekanisme pemilu yang terbuka, tidak a
danya oposisi, serta terdapat pembatasan terhadap arus informasi dan kebebasan b
erpendapat.
o Sistem politik di negara liberal :
Bercirikan adanya kebebasan berpikir bagi tiap individu atau kelompok, pembatasa
n kekuasaan,khususnya dari pemerintah dan agama, penegakan hukum, pertukaran gag
asan yang bebas,sistem pemerintahan yang transparan yang di dalamnya terdapat ja
minan hak-hak kaum minoritas.
o Sistem politik demokrasi di Indonesia :
Sistem politik yang didasarkan pada nilai, prinsip, prosedur, dan kelembagaan ya
ng demokratis.Adapun sendi-sendi pokok dari sistem politik demokrasi di Indonesi
a adalah :
1. Ide kedaulatan rakyat
2. Negara berdasarkan atas hukum
3. Bentuk republik
4. Pemerintahan berdasarkan konstitusi
5. Pemerintahan yang bertanggung jawab
6. Sistem perwakilan
7. Sistem pemerintahan presidensiil
o Sistem Demokrasi Sebagai Sistem Politik
Menurut Bingham Powel, Jr., sistem politik demokrasi ditandai :
Legitimasi pemerintah didasarkan pada klaim bahwa pemerintah tersebut mew
akili keinginan rakyatnya.
Pengaturan yg mengorganisasikan perundingan untuk memperoleh legitimasi,
dilaksanakan melalui pemilu.
Sebagian besar orang dewasa dapat mengikuti proses pemilihan (memilih/dip
ilih).
Penduduk memilih secara rahasia dan tanpa dipaksa.
Masyarakat dan pemimpin menikmati hak-hak dasar (kebebasan berbicara, bero
rganisasi dan setiap partai politik berusaha untuk memperoleh dukungan).
B.

Perbedaan Sistem Politik Berbagai Negara

Perbedaan sistem politik antara negara satu dengan negara lain, merupakan hal ya
ng wajar dan alami, karena setiap negara memiliki pengalaman sejarah yang berbed
a-beda. Setiap negara memiliki ciri-ciri khusus, baik dari segi ideologi, sistem
politik, karakter kehidupan sosial, corak kebudayaan, lingkungan alam yang tida
k sama dengan bangsa-bangsa lain. Sejarah perjuangan suatu bangsa dan perkembang

an politiknya ikut berperan dalam menentukan sistem politik yang dilandasi oleh
ideologi, kepribadian bangsa, serta kondisi ekonomi, sosial, dan budaya dari neg
ara yang bersangkutan
1. Sistem Politik Negara-Negara Maju
Sistem politik beberapa negara maju akan diuraikan untuk mengetahui perbedaan an
tara negara satu dengan negara lainnya, terutama negara-negara yang mewakili sal
ah satu model system politik, misalnya:
Sistim politik Inggris mewakili model demokrasi parlementer dengan corak libera
l,
Rusia atau Uni Soviet mewakili demokrasi sosial/komunis,
Amerika Serikat mewakili model demokrasi presidensial,
Prancis menggunakan model campuran antara system parlementer dan presidensial,
Dan sistem politik Jepang sebagai negara kuat di Asia.
a. Sistim Politik Inggris dan Negara-Negara Eropa Barat
Untuk pertama kali dalam sejarah, rakyat Inggris berjuang melawan kekuasaan raja
yang memiliki kekuasaan raja yang memiliki kekuasaan mutlak atau absolut, dan b
erhasil memaksa rajanya untuk menandatangani piagam-piagam yang mengatur hak dan
kewajiban raja Inggris. Piagam-piagam itu sampai sekarang menjadi konstitusi ba
gi kerajaan Inggris, contohnya PiagamMagna Charta 1215. The Great Council, adala
h suatu dewan penasehat raja yang terdiri pada Baron (bangsawan) yang mewakili d
aerahnya. Perkembangan selanjutnya, ternyata The Great Council ini merupakan ben
ih demokrasi karena dewan itu kelak berubah menjadi parlemen yang beranggotakan
wakil-wakil rakyat yang dipilih melalui pemilihan umum.
Sistem politik di Inggris adalah demokrasi dengan sistem parlementer yang mengan
ut aliran liberalistik, yaitu mendasarkan dan mengutamakan kebebasan individu ya
ng seluas-luasnya. Sistem politik Inggris kemudian banyak dipraktikkan pula di n
egara-negara Eropa Barat. Raja atau ratu merupakan lambang persatuan dan kesatua
n, yang senantiasa dibanggakan, adat dan tradisi dipertahankan, pemerintahan dij
alankan oleh Perdana Menteri yang dikuasai oleh partai yang menang dalam pemilih
an umum. Namun demikian, partai oposisi tetap sebagai pendamping. Secara keselur
uhan, mereka bekerja untuk raja atau ratu. Partai-partai yang memperebutkan keku
atan di parlemen adalah Partai Konservatif dan Partai Buruh. Parlemen Inggris te
rdiri atas dua kamar, yaituHouse House of Commons yang diketuai perdana menteri,
dan House of Lords. Inggris dikenal sebagai negara induknya parlemen, dan siste
m pemerintahan kerajaan. Inggris dijadikan model pemerintahan perlementer yang m
enganut paham liberal.
b. Sistem politik Uni Soviet (masa lalu) dan negara-negara Eropa Timur
Sistem pemerintahan di Eropa Timur dikenal dengan sistem pemerintahan proletaris
atau komunis. Komunisme muncul di Uni Soviet, karena merupakan hasil revolusi 1
917 yang meruntuhkan kekuasaan Tsar yang telah berusia ratusan tahun. Semula me
reka berkeinginan untuk meniadakan kediktatoran lalu mendirikan pemerintahan rak
yat. Berdasar dari tinjauan filosofis Karl Marx dan Lenin tentang tujuan manusia
dan negara, mereka menolak pertimbangan moral, agama dianggap sebagai kendala,
senantiasa mencanangkan propaganda anti imperialis dan kapitalis, serta membangk
itkan kebanggaan berjuang untuk kemegahan negara.
Dalam sistem ini, usaha pertama sebenarnya ditujukan untuk kemakmuran rakyat ban
yak (kaum proletar), tetapi karena kemudian rakyat banyak tersebut dihimpun da
lam organisasi kepartaian (buruh tani, pemuda, wanita) maka akhirnya menjadi dor
ninasi partai tunggal yang mutlak, yaitu Partai Komunis. Ajaran komunis berpangk
al dari ajaran Marxisme dan Leninisme, yaitu bermula dari ajaran Karl Marx (18181
883) yang kemudian dipraktikkan oleh Lenin dengan mendirikan pemerintahan komuni
s di Uni Soviet. Di samping itu,Yoseph Stalin (1879-1953) mempunyai peranan pent
ing pula dalam menyebar luaskan komunis, karena Stalin yang menjadi Sekretaris J

enderal Partai Komunis pada tahun 1922, berhasil melebarkan pengaruhnya ke negar
a-negara Eropa Timur, yaitu Cekoslovakia, Jerman Timur, Yugoslavia, Polandia, Ho
ngaria, dan lain-lain. Sedangkan di Asia, negarawan Cina yaitu Mao Tse Tung meru
pakan tokoh kuat yang menyebarkan komunis di seluruh dunia.
Paham komunis mengutamakan kepentingan kolektif dan menghapuskan hak individu un
tuk kemudian menjadi pejuang-pejuang partai. Partai komunis menjadi satu-satunya
partai yang tidak memiliki saingan, dan memonopoli keadaan, mendominasi, keing
inan partai komunis adalah keinginan negara. Inilah yang kemudian dikenal dengan
istilah diktator-proletariat.
Lembaga tertinggi di negara ini adalah Supreme Soviet yang terdiri dari dua kama
r dan masing-masing mempunyai kekuasaan yang seimbang. Lembaga tersebut, yaitu S
oviet of the Union, danSoviet of the Nationalities. Di dalam Supreme Soviet dibe
ntuk lagi sebuah Presidium yang ketuanya menjadi Presiden Rusia. Pada prinsipnya
lembaga keperesidenan ini bersifat kolektif yang terdiri dari 1 (satu) orang ke
tua, 1 (satu) orang wakil ketua pertama ditambah dengan wakil ketua lain, yang d
iambil dari 15 (limabelas) orang para ketua Soviet Tertinggi dari 15 (lima belas
) Uni Republik, 1 (satu) orang sekretaris, dan 21 (dua puluh satu) orang anggota
. Perkembangan selanjutnya setelah runtuhnya Uni Soviet, masing-masing republikn
ya bersatu dalam CIS (Commontwealth of Independent Srates).
c. Sistem Politik Amerika Serikat
Amerika Serikat adalah negara federal ( negara serikat ) yang terdiri dari negar
anegara bagian yang sama sekali terpisah dengan negara induknya, kecuali dalam ke
amanan bersama. Bahkan negara-negara bagian mempunyai undang-undang sendiri. Ame
rika Serikat adalah satu-satunya negara yang melaksanakan teori Trias Politica s
ecara konsekuen, yaitu pemisahan kekuasaan dengan tegas antara badan legislatif,
eksekutif, dan yudikatif. Badan legislatif terdiri dari dua kamar(bicameral), y
aitu Senate yang beranggotakan wakil-wakil negara bagian, masing-masing 2 (dua)
orang senator, dan House of Representative beranggotakan wakil-wakil dari negara
bagian yang jumlahnya tergantung dari jumlah penduduk masing-masing negara bagi
an. Presiden melakukan kekuasaan eksekutif, dan dipilih langsung oleh rakyat. Ke
kuasaan legislatif dilaksanakan olehCongress (Senate dan House of Representative
), sedangkan kekuasaan yudikatif dilakukan oleh Mahkamah Agung (Supreme Court of
Justice).
Setelah Congress menyusun sebuah rancangan undang-undang, kemudian rancangan itu
diserahkan kepada presiden untuk mendapatkan pengesahan. Apabila presiden tidak
menyetujui isi rancangan undang-undang itu, presiden berhak untuk menolaknya da
n tidak mengesahkannya (hak veto).Rancangan undang-undang yang diveto oleh presi
den diserahkan kembali kepada Congress, Congress akan meninjaunya kembali dengan
memerhatikan keberatan-keberatan yang diajukan oleh presiden. Apabila dari hasi
l peninjauan Congress itu ternyata bahwa sedikitnya 2/3 dari seluruh anggota Con
gress tetap menyetujui rancangan undang-undang itu maka rancangan undang-undang
itu harus disahkan oleh presiden. Dengan sistem pemisahan kekuasaan ini, akan te
rjadi check and balance yang benar-benar sempurna antarlembaga-lembaga kekuasaan
tersebut.
Semua negara bagian harus berbentuk republik dan tidak boleh bertentangan dengan
konstitusi. Di negara ini, hanya ada dua partai politik yang memperebutkan jaba
tan politik, yaituPartai Demokrasi dan Partai Republik. Hampir setiap saat rakya
t Amerika Serikat melakukan pemilihan umum dalam rangka pemilihan presiden dan w
akil presiden, pemilihan gubernur dan wakil gubernur, walikota, dewan kota, angg
ota Senat, anggota House of Representative, dan pejabat-pejabat politik di negar
a bagian. Sistem pemerintahan yang dijalankan di Amerika Serikat adalah sistem p
residensial.
Indonesia juga menerapkan sistem pemerintahan presidensial, namun tidak menganut
sistem pemisahan kekuasaan, melainkan sistem pembagian kekuasaan, artinya antar
a kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif tidak benar-benar terpisah teta
pi masih ada hubungan kerja sama antara lembaga satu dan lembaga lainnya.

d. Sistem Politik Prancis


Bermuda dari revolusi Prancis tahun 1789, rakyat menjebol penjara Bastille yang
merupakan lembaga monarki absolut, dan berlanjut dengan hubungan mati bagi raja
Louis XIV sekeluarga, penghapusan hak-hak istimewa kaum bangsawan, serta ditetap
kannya pernyataan hak asasi dan warga negara (Declaration des droits de I home et
ducitoyen) maka pemerintahan demokrasi di Prancis dimulai dengan semboyan liber
ty, egalite, fraternite (kemerdekaan, persamaan, persaudaraan/persatuan).
Seperti halnya di Indonesia, kita mengenal pemerintahan Orde Lama, dan Orde Baru
maka di Prancis pun dikenal pula adanya pemerintahan pada Republik Kesatu.
Sejak pemerintahan Republik Kelima (1958), kedudukan presiden dapat dikatakan ku
at, karena walaupun dewan menteri dipimpin oleh perdana menteri, tetapi presiden
lah yang mengangkat perdana menteri, dan presidenlah yang mengetuai sidang kabin
et. Kedudukan parlemen juga kuat, karena dapat menjatuhkan perdana menteri denga
n mosi tidak percaya, tetapi tidak dapat menjatuhkan presiden, bahkan sebaliknya
presiden dapat membubarkan parlemen (Assemble Nationale). Presiden merupakan pe
lindung (protektor) konstitusi dan pelerai (arbiter) dalam tiap persoalan yang,
timbul di antara lembaga-lembaga pemerintahan. Dewan menteri (kabinel) bertanggu
ng jawab kepada Assemble Nationale. Badan legislatif (parlemen) terdiri dari dua
kamar, yaitu Senat dan Assemble Nationale.
e. Sistem Politik Jepang
Jepang telah mengalami berbagai masalah besar, baik dalam perang dunia pertama m
aupun perang dunia kedua. Dalam perang dunia kedua, Jepang, Italia, dan Jerman d
ikeroyok oleh pasukan multinasional pada waktu itu, yang beranggotakan hampir se
luruh negara-negara di dunia yang dipimpin Amerika Serikat, Soviet, dan Inggris.
Kemudian Jepang, Jerman, dan Italia kalah. Jepang menyerah tanpa syarat kepada
tentara sekutu setelah Hiroshima dan Nagasaki dijatuhi bom atom.
Mengenai sistem politiknya, perdana menteri Jepang mengepalai sebuah kabinet, da
n sekaligus memimpin partai mayoritas di Majelis Rendah (Shugiin), dan secara ko
lektif bertanggung jawab kepada Parlemen yang disebut Diet/Kokkai. Perdana mente
ri dan kabinetnya harus meletakkan jabatan bila tidak memperoleh kepercayaan lag
i dari Majelis Rendah. Parlemen Jepang terdiri dari dua badan, yaitu Majelis Ren
dah (Shugiin) dan Majelis Tinggi (Sangiin). Majelis Tinggi terdiri dari wakil ra
kyat yang mewakili seluruh rakyat Jepang, yang sebelum perang dunia kedua badan
ini hanya diisi oleh kaum bangsawan. Majelis ini berhak menangguhkan berlakunya
suatu undang-undang. Majelis rendah memegang kekuasaan legislatif yang sebenarny
a. Anggotanya dipilih setiap empat tahun sekali, kecuali apabila dibubarkan lebi
h awal dari masa yang telah ditentukan. Kekuasaan yudikatif diserahkan kepada Ma
hkamah Agung yang membawahi badan-badan peradilan yang didirikan berdasarkan und
ang-undang.
2. Sistem Politik di Negara-Negara Berkembang
Untuk sistem politik di negara-negara berkembang akan dibahas sistem politik Cin
a, Iran, dan Arab Saudi, dan Israel yang merupakan contoh berbagai sistem politi
k yaitu sistem demokrasi rakyat (komunis), sistem politik di negara-negara Islam
, dan sistem demokrasi parlementer di Israel.
a. Sistem Politik Cina
Republik Rakyat Cina berdiri tahun 1949 setelah menumbangkan dinasti Cing yang b
erusia ratusan tahun. Secara konstitusi Cina ditetapkan dalam Kongres Rakyat Nas
ional, yang menyebutkan antara lain bahwa demokrasi rakyat di pimpin oleh kelas
pekerja dalam hal ini dikelola oleh Partai Komunis Cina sebagai inti kepemimpina
n pemerintah.

Dalam kuasa eksekutif, jabatan kepala negara dihapuskan maka orang pertama dalam
kepemimpinan Partai Komunis Cina yang menggantikan jabatan ini yaitu ketua Part
ai itu sendiri, sedangkan Sekretaris Jenderal partai merupakan penyelenggara pem
erintahan tertinggi setingkat Perdana Menteri. Kekuasaan legislatif dipegang ole
h Kongres Rakyat Nasional yang didominasi oleh Partai Komunis Cina. Kekuasaan yu
dikatif dijalankan secara bertingkat oleh pengadilan rakyat dibawah pimpinan Mah
kamah Agung Cina. Pengadilan rakyat bertanggung jawab kepada Kongres Rakyat di s
etiap tingkatan, namun karena perwakilan rakyat tersebut didominasi oleh Partai
Komunis Cina maka demokrasi masih sulit terwujud meskipun usaha perubahan dilaku
kan terus-menerus dalam reformasi yang dicanangkan dalam rangka menghadapi era g
lobalisasi.
b. Sistem Politik Iran
Dalam sistem pemerintahan Republik Islam Iran sejak jatuhnya dinasti Syah Iran,
sebagai kepala negara adalah Imam kedua belas yang diwakili oleh Fakih atau Dewa
n Faqih (Dewan Keimanan). Kepala pemerintahan dipegang oleh seorang presiden yan
g walaupun diangkat oleh rakyat, tetapi diangkat, dilantik, dan diberhentikan ol
eh Faqih atau Dewan Faqih. Penentuan seseorang untuk menjadi Faqih dan Ayatullah
adalah berdasarkan kemampuan yang bersangkutan mengenai Al-Quran.
Ketua kabinet dipegang oleh perdana menteri yang dipilih, diangkat, da diberhent
ikan oleh presiden setelah mendapat persetujuan dari badan legislatif (Dewan Per
timbangan Nasional Iran). Kabinet bertanggung jawab kepada Dewan Pertimbangan Na
sional Iran. Badan legislatif ini selain membuat undang-undang juga bertugas men
gawasi badan eksekutif. Dalam membuat undang-undang harus disesuaikan dengan Al
Quran dan Al Hadis.
Di samping itu, dikenal pula Dewan pelindung konstitusi yang disebut Dewan Perw
alian (Syura ne Gahden) yang bertugas mengawasi agar undang-undang yang dibuat
oleh Dewan Pertimbangan Nasional Iran tidak bertentangan dengan ajaran Islam dan
konstitusi Iran. Anggota-anggota Dewan Perwalian terdiri dari para pakar sebaga
i berikut:
? Para anggota yang diambil dari ahli hukum Islam yang terkenal saleh dalam ber
ibadah menjalankan syariat Islam, dan ditunjuk oleh Dewan Keimanan.
? Para anggota yang diambil dari para ahli hukum dari berbagai cabang ilmu huku
m , yang terdiri dari hakim-hakim Islam. Mereka juga mendapat ijin dari Mahkamah
Agung Iran beserta pengesahan dari Dewan Pertimbangan Nasional Iran.
c. Sistem Politik Arab Saudi
Kekuasaan eksekutif Arab Saudi dipegang oleh kepala negara (raja) yang sekaligus
menjabat sebagai perdana menteri dan pimpinan agama tertinggi. Tidak ada partai
politik yang bertindak sebagai oposisi, tidak ada konstitusi kecuali Al Quran s
ebagai kitab suci mereka, namun tidak sepenuhnya diikuti dalam hal penyelenggara
anpemerintah. Karena kompleksnya bidang pemerintahan maka dibentuklah departemen
-departemen yang pejabatnya seluruhnya dari keluarga istana.
Menghadapi era globalisasi, baru beberapa waktu terakhir ini Arab Saudi membentu
k badan legislatif (Majelis Syura). Mengenai badan yudikatif, sistem peradilan t
erdiri dari pengadilanpengadilan biasa, Pengadilan Tinggi Agama Islam di Makkah d
an Jedah serta sebuah Mahkamah Banding. Sistem hukum bersumber dari Alquran yang
penjabarannya diambil dari Hadis. Di samping itu juga berlaku hukum adat dan hu
kum suku-suku. Sistem kerja peradilan diawasi oleh Komisi pengawas Pengadilan ya
ng diangkat oleh raja.
Sistem pernerintahan daerah dibagi atas beberapa wilayah propinsi yang masing-ma
sing dipimpin oleh seorang gubernur, sedangkan beberapa kota penting dipimpin ol
eh walikota. Gubernur dan walikota diangkat atas persetujuan raja.
d. Sistem Politik Israel

Israel adalah penganut demokrasi parlementer yang meliputi kekuasaan legislatif,


eksekutif, dan yudikatif, ketiga kekuasaan ini saling mengawasi. Kekuasaan yudi
katifnya cukup independen, sedangkan kekuasaan legislatif cukup dominan karena m
erupakan tempat badan eksekutif bertanggung jawab. Kekuasaan eksekutif dipimpin
oleh seorang perdana menteri yang dibantu oleh sejumlah menteri. Para menteri di
pilih oleh partai dan bertanggung jawab kepada anggota partainya. Perdana mente
ri tidak bisa mencampuri pilihan partai, sehingga susunan kabinet dapat berubah
setiap waktu. Presiden Israel disebut Nasi, dipilih oleh parlemen (Knesset) untu
k masa jabatan lima tahun, tetapi boleh menduduki dua kali masa jabatan. Preside
n juga dapat menunjuk anggota legislatif.
Dengan mempelajari berbagai sistem politik dari beberapa negara maka dapat diamb
il manfaat yang luas untuk memahami dan menerima kenyataan bahwa setiap bangsa d
an negara berhak menentukan dan mengatur sistem politiknya dalam rangka mencapai
cita-cita bangsa dan tujuan negaranya.
3. Garis Besar Perbedaan Sistem Politik di Berbagai Negara
Setelah mencermati sistem politik di berbagai negara dapat diketahui secara gari
s besar perbedaan sistem politik antara negara satu dengan negara lainnya, perbe
daan-perbedaan tersebut terdapat pada:
a. Perbedaan bentuk negara
Ada dua kriteria bentuk negara, yaitu negara kesatuan dan negara serikat/ federa
si. Negara kesatuan adalah negara yang bersusunan tunggal, artinya dalam negara
tidak ada negara lain. Dalam negara hanya ada satu pemerintahan, satu undang-und
ang dasar, satu kepala negara, satu kabinet, dan satu lembaga perwakilan atau pa
rlemen. Negara yang menerapkan bentuk negara kesatuan antara lain RRC, Prancis,
Indonesia, dan Jepang.
Negara serikat atau federasi adalah negara yang terdiri dari beberapa negara yan
g semula berdiri sendiri, kemudian negara-negara itu mengadakan ikatan kerja sam
a. Mereka mengatur pembagian wewenang antara pemerintah federal dan pemerintah n
egara bagian, contoh negara serikat yaitu Amerika Serikat, Uni Soviet, Republik
Indonesia Serikat pada masa lalu.
b. Perbedaan bentuk pemerintahan
Bentuk pemerintahan ada dua macam yaitu monarki atau kerajaan dan republik. Nega
ra monarki, kepala negaranya disebut Raja atau Ratu, pengangkatannya berdasarkan
hak waris turun-temurun, masa jabatannya seumur hidup. Negaranegara yang menganu
t bentuk pemerintahan monarki, misalnya Saudi Arabia, Denmark, Inggris, Belanda,
Jepang, dan Thailand.
Bentuk pemerintahan Republik, ciri-cirinya kepala negaranya disebut presiden, pe
ngangkatannya berdasarkan pemilihan umum, masa jabatan terbatas untuk waktu yang
ditetapkan undang-undang. Contoh negara-negara yang menganut bentuk pemerintaha
n republik, yaitu Amerika Serikat, RRC, dan Republik Indonesia.
c. Perbedaan Sistem Kabinet
Berdasarkan pertanggungjawaban kabinet atau dewan menteri dalam pelaksanaan tuga
s eksekutif (pemerintahan) dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu kabinet
ministerial dan kabinet presidensial.
Kabinet ministerial adalah kabinet yang dalam pelaksanaan tugasnya dipertanggung
jawabkan oleh para menteri di bawah pimpinan perdana menteri. Sedangkan kepala n
egara (presiden atau raja ) tidak dapat diganggu gugat. Perdana menteri sebagai
pemegang kekuasaan eksekutif. Contoh negara yang menerapkan sistem ini, yaitu In
ggris, Jepang, Malaysia, dan Israel.
Kabinet presidensial adalah kabinet yang dalam pelaksanaan tugasnya dipertanggun

gjawabkan oleh presiden. Menteri-menteri (kabinet) berperan sebagai pembantu pre


siden, diangkat dan diberhentikan oleh presiden serta bertanggung jawab kepada p
residen. Presiden mempunyai kedudukan sebagai kepala pemerintahan dan sebagai ke
pala negara. Negara-negara yang menerapkan sistem kabinet presidensial antara la
in Amerika Serikat dan Republik Indonesia. Meskipun kedua negara melaksanakan si
stem kabinet presidensial, tetapi dalam praktiknya ada perbedaan. Amerika Serika
t melaksanakan Trias Politica, yaitu pemisahan kekuasan secara tegas antara keku
asaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif sedangkan Indonesia melaksanakan pemb
agian kekuasaan, artinya antara kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif m
asih ada hubungan kerja sama.
d. Perbedaan Bentuk Parlemen/Lembaga Perwakilan
Bentuk parlemen ada dua yaitu monocameral dan bicameral. Parlemen yang monocamer
al, artinya terdiri dari satu kamar, misalnya Indonesia, RRC, Iran, dan Arab Sau
di. Sedangkan parlemen yang terdiri dari 2 kamar (bicameral), antara lain Amerik
a, Uni Soviet, Jepang, dan Francis.
Demikian garis besar perbedaan sistem politik antar negara. Perbedaan-perbedaan
tersebut merupakan ciri dari pihak politik yang menjiwai masyarakat negara yang
bersangkutan.
C.
Peran serta dalam sistem politik Indonesia
Peran serta masyarakat dalam politik adalah terciptanya masyarakat politik yang K
ritis Partisipatif dengan ciri-ciri
Meningkatnya respon masyarakat terhadap kebijakan pemerintah
Adanya partisipasi rakyat dalam mendukung atau menolak suatu kebijakan politik
Meningkatnya partisipasi rakyat dalam berbagai kehiatan organisasi politik, org
anisasi kemasyarakatan, dan kelompok-kelompok penekan
Partisipasi politik secara harafiah berarti keikutsertaan, dalam konteks politik
hal ini mengacu pada pada keikutsertaan warga dalam berbagai proses politik. Ke
ikutsertaan warga dalam proses politik tidaklah hanya berarti warga mendukung ke
putusan atau kebijakan yang telah digariskan oleh para pemimpinnya, karena kalau
ini yang terjadi maka istilah yang tepat adalah mobilisasi politik. Partisipasi
politik adalah keterlibatan warga dalam segala tahapan kebijakan, mulai dari se
jak pembuatan keputusan sampai dengan penilaian keputusan, termasuk juga peluang
untuk ikut serta dalam pelaksanaan keputusan.
Di Indonesia saat ini penggunaan kata partisipasi (politik) lebih sering mengacu
pada dukungan yang diberikan warga untuk pelaksanaan keputusan yang sudah dibua
t oleh para pemimpin politik dan pemerintahan. Misalnya ungkapan pemimpin "Saya
mengharapkan partispasi masyarakat untuk menghemat BBM dengan membatasi pengguna
an listrik di rumah masing-masing". Sebaliknya jarang kita mendengar ungkapan ya
ng menempatkan warga sebagai aktor utama pembuatan keputusan.
Dengan melihat derajat partisipasi politik warga dalam proses politik, rezim ata
u pemerintahan bisa dilihat dalam spektrum:
Rezim otoriter - warga tidak tahu-menahu tentang segala kebijakan dan keputusan
politik
Rezim patrimonial - warga diberitahu tentang keputusan politik yang telah dibua
t oleh para pemimpin, tanpa bisa memengaruhinya.
Rezim partisipatif - warga bisa memengaruhi keputusan yang dibuat oleh para pem
impinnya.
Rezim demokratis - warga merupakan aktor utama pembuatan keputusan politik.
Perilaku politik atau (Inggris: Politic Behaviour) adalah perilaku yang dilakuka
n oleh insan/individu atau kelompok guna memenuhi hak dan kewajibannya sebagai i
nsan politik. Seorang individu/kelompok diwajibkan oleh negara untuk melakukan h

ak dan kewajibannya guna melakukan perilaku politik.


Adapun yang dimaksud dengan perilaku politik contohnya adalah:
Melakukan pemilihan untuk memilih wakil rakyat / pemimpin
Mengikuti dan berhak menjadi insan politik yang mengikuti suatu partai politik
atau parpol , mengikuti ormas atau organisasi masyarakat atau lsm lembaga swaday
a masyarakat
Ikut serta dalam pesta politik
Ikut mengkritik atau menurunkan para pelaku politik yang berotoritas
Berhak untuk menjadi pimpinan politik
Berkewajiban untuk melakukan hak dan kewajibannya sebagai insan politik guna me
lakukan perilaku politik yang telah disusun secara baik oleh undang-undang dasar
dan perundangan hukum yang berlaku
Partisipasi dalam sistem politik di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu:
o
Konvensional
? Suara dalam pemilu
? Terlibat dalam kampanye
? Membentuk dan bergabung dalam organisasi kemasyarakatan
? Melakukan diskusi politik
? Melakukan komunikasi pribadi
o
Non Konvensional
? Demonstrasi
? Mogok/boikot
? Pembangkangan sipil

Anda mungkin juga menyukai