Anda di halaman 1dari 15

Kejadian yang Dapat

Mempengaruhi Hutang
Kewajiban Legal/ Contarct
(Contractual Liabilities)
Kewajiban konstruktif (Consturctive
Liabilities)
Kewajiban Equitabel (Equitable
Liabilities)

Unconditional Right of
Offset
tidak ada hak tanpa kewajiban dan
sebaliknya tidak ada kewajiban tanpa
hak.

Tetapi jika barang atau jasa telah terikat


oleh kontrak, maka pembeli tidak boleh
membatalkan kontrak tanpa membayar
barang atau jasa yang telah terikat itu
meskipun belum diterima. Contoh
diberikan adalah suatu kewajiban dalam
proyek konstruksi jangka panjang

PENGAKUAN

Pada prinsipnya, kewajiban diakui pada saat


keharusan telah mengikat akibat transaksi yang
sebelumnya telah terjadi. Mengikatnya suatu
kewajiban harus di evaluasi atas dasar kaidah
pengakuan (recognition rules).
Kam mengajukan empat kaidah pengakuan
untuk menandai pengakuan kewajiban, yaitu:
1.Ketersediaan dasar hukum.
2.Ketertetapan konsep dasar konservatisme.
3.Ketertentuan substansi ekonomik
transaksi.
4.Keterukuran nilai kewajiban.

PENGUKURAN
Pengakuan dilakukan setelah suatu
kewajiban terukur dengan cukup pasti.
Penentuan kos kewajiban pada saat
terjadinya pararel dengan pengukuran
aset.
Pengukur yang paling objektif untuk
menentukan kos kewajiban pada saat
terjadinya adalah penghargaan
sepakatan (measured consideration) .

Sifat-sifat Kewajiban
Kewajiban moneter adalah kewajiban yang
pegorbanan sumber ekonomik masa datangnya
berupa kas dengan jumlah rupiah dana saat
yang pasti (baik jumlah tunggal maupun
beberapa pembayaran secara berkala)
Kewajiban non moneter adalah keharusan
untuk menyediakan barang dan jasa dengan
jumlah dan saat yang cukup pasti yang
biasanya timbul krena penerimaan pembayaran
dimuka untuk barang dan jasa tersebut

PENILAIAN
Jika pengukuran mengacu pada penentuan
nilai keharusan sekarang pada saat
terjadinya, penilaian mengacu pada
penentuan nilai keharusan sekarang pada
pada setiap saat antara terjadinya
kewajiban sampai dilunasinya kewajiban.
Makin mendekati saat jatuh tempo,nilai
kewajiban akan makin memndekati nilai
nominal.

Dasar atau Atribut Penilaian


Kewajiban

Penyelesaian Hutang
Hutang dianggap selesai/dilunasi apabila suatu perusahaan
telah melakukan kewajiban untuk menyerahkan aktiva/jasa
kepada pihak lain. Dengan demikian pelunasan sutau hutang
hanya terjadi apabila terdapat penyerahan aktiva/jasa kepada
pihak lain. Namun, pelunasan hutang dengan cara mengeluarkan
saham baru dapat menjadi masalah.
Menurut IAI (1994: paragraf 62) dalam SAK menyebutkan
bahwa penyelesaian kewajiban masa kini biasanya melibatkan
perusahaan untuk mengorbankan sumber daya yang memiliki
manfaat masa depan demi untuk memenuhi tuntutan pihak lain.

Pelunasan hutang
Menurut Suwardjono (2005:)
adalah tindakan atau upaya yang
sengaja dilakukan oleh kesatuan
usaha untuk memenuhi
kewajiban pada saatnya dan
dalam kondisi normal usaha,
sehingga ia bebas dari
kewajiban tersebut.

Penyelesaian kewajiban
yang ada saat ini bisa
dilakukan dengan cara:

Penyelesaian kewajiban
Kewajiban juga dapat dihapus
dengan cara lain seperti kreditor
membebaskan atau membatalkan
haknya. Alternatif lain, yaitu:

FASB memberikan pedoman tentang


saat pelenyapan kewajiabn, yaitu dalam
SFAC No. 76 (prg. 3). Kemudian diganti
oleh ketentuan SFAC No. 125 karena
ketentuan tersebut didasarkan atas
pendekatan bahwa dalam serangkaian
transaksi tiap aset kewajiban merupakan
komponen yang tidak dapat dipecahpecah. Pelunasan Hutang terbagi dalam
beberapa cara, yaitu:

Penyajian
Secara umum kewajiban disajikan
dalam neraca atas dasar urutan
kelancarannya yaitu disajikan
menurut urutan jatuh tempo.
Artinya kewajiban jangka pendek
disajikan lebih dahulu daripada
kewajiban jangka panjang.
Hal ini dimaksudkan untuk
memudahkan pembaca untuk
mengevaluasi likuiditas
perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai