TRAUMA MEKANIK

Trauma

tumpul
Trauma tajam / trauma tembus / penetrasi

TRAUMA AKIBAT BENDA ASING

TRAUMA KIMIA
TRAUMA RADIASI
TRUMA TERMAL

Pemeriksaan Mata
Anamnesis
Kapan

dan proses terjadinya trauma

Benda apa
Bagaimana arah datangnya benda
Besar dan bahan benda
penglihatan sebelum / setelah
trauma
Apakah disertai keluarnya darah dan rasa
sakit
Apakah sudah mendapatkan pertolongan

Pemeriksaan

Subjektif

Periksa tajam penglihatan

Visum et Repertum.
Visus , pemeriksaan refraksi
visus terjadi
sebelum/sesudah trauma.

Pemeriksaan Objektif
kelopak

mata

kornea
bilik

mata depan
pupil
lensa
fundus
gerakan bola mata
tekanan bola mata

Kelainan Orbita
gejala yang tampak :
eksoftalmos
gangguan gerakan bola mata
hematom kolapak mata dan
perdarahan subkonjungtiva

Fraktur di bagian dalam orbita

enoftalmos
foramen optik rusakbuta
Rencana : radiologi orbita

Kelainan Kelopak Mata

Longgarnya

jaringan ikat
subkutanhematom dan
edema kelopak mata
Laserasi

Kelainan Konjungtiva
Edema penglihatan tidak
terganggu
Perdarahan subkonjungtiva

Konjungtiva

tegas

Penekanan

tampak merah batas

tidak
menghilang/menipis
Hilang dalam waktu 2-4 minggu.
Epitel konjungtiva regenerasi

Kelainan Kornea
Lesi di bagian sentral kekeruhan
kornea tajam penglihatan
Lesi tidak sampai membran
Bowman atau stroma sembuh
tanpa sikatriks.
Lesi yang lebih dalamsikatriks
(nebula,makula,leukoma)

Kelainan Bilik Mata Depan

Hifema
Berasal

dari iris atau korpus siliaris

Diabsorbsi spontan
Penuhsukar diabsorbsi glaukoma
sekunder
Tidak berkurang (5 hari) parastesis

Kelainan Pupil dan Iris

trauma ringanpupil menyempit

trauma beratpupil melebar dan refleks
cahaya lambat/hilang.
Iridodialisis
tidak mengganggu tajam penglihatan

Kelainan Lensa

Subluksasi atau luksasi lensa.

Dislokasi lensa krn ruptur dari zonela zinnii
Ruptur dpt ke depan dapat kebelakang
Ruptur tidak langsung pada kapsul katarak.
Subluksasi / luksasi lensa glaukoma sekunder
atau iritasi mata
Dislokasi lensa tajam penglihatan
kebutaan

Kelainan Fundus
Riwayat trauma tumpul okuli, visus
(tidak dapat dikoreksi); media
mata jernih kelainan fundus
edema retina, ablasi retina, atrofi
saraf optik.
Oftalmoskop :

Retina

berwarna abu-abu (makula).

perdarahan.

Kelainan Tekanan Bola Mata

Tekanan bola mata / .
Tekanan ruptur bola mata.
Tekanan bola mata
glaukoma sekunder

Glaukoma

sekunder hifema
menyumbat jaringan trabekel

Kelainan Gerakan Mata

Dapat terjadi :
lagoftalmos
Ptosis

disebabkan
kerusakan

rongga orbita
kerusakan otot-otot mata luar

Abrasi & Laserasi Palpebra

Irigasi
Laserasi

Parsial dijahit
Laserasi Total dijahit hati-hati
menghindari penarikan dan trikiasis

Laserasi Korea, Konjungtiva, dan

Sklera pembedahan.

Komplikasi
Erosi

konjungtiva atau kornea

Trauma tembus kornea dan sklera
Kecepatan tinggi
luka terbuka
prolaps iris, lensa ataupun
badan kaca
Perdarahan intraokular

Pengobatan
Tindakan pada permukaan mata :
anestetik mata
Benda yang lunak kapas steril.
Benda yang keras luka.
Pengeluarannya memakai jarum
Mata ditutup dengan beban kain kasa

Asam & Basa

Gejala tergantung kepada :
Jenis

zat kimia
Konsentrasi zat kimia
Waktu dan lama kontak irigasi
Lamanya irigasi
Pengobatan yang diberikan

 Pemeriksaan
Tajam

Oftalmologi

penglihatan
Pemeriksaan slit lamp
Tekanan bola mata

Diagnosis dan gradasi klinis kerusakan

stemm cel limbus (HUGHES), yaitu :
Derajat I,
Iskemia limbus minimal /
tidak ada
Derajat II, Iskemia < 2 kuadran limbus
Derajat III, Iskemia > 3 kuadran limbus
Derajat IV, Iskemia pada seluruh limbus,
seluruh permukaan epitel konjungtiva dan bilik
mata depan.

Tindakan yang dilakukan tergantung dari 4 fase

peristiwa, yaitu :
Fase Immediate (kejadian)

Tujuannya menghilangkan materi penyebab

Anestesi topikal
Benda asing jaringan bola mata yang nekrosis
harus dibuang
Bahan kimia masuk ke dalam bilik mata depan,
irigasi dengan larutan RL.

Fase Akut (s.d. hari ke 7)

Tujuannya mencegah terjadinya penyulit
dengan prinsip :
Mempercepat

proses re-epitelisasi kornea

Mengontrol tingkat peradangan
Mencegah infiltrasi sel-sel radang
Mencegah pembentukan enzim kolagenase
Mencegah infeksi sekunder
Mencegah peningkatan tekanan bola mata
Suplemen / anti-oksidan
Tindakan pembedahan

Fase Early Repair (hari ke 7 21)

Tujuannya membatasi penyulit setelah fase 2.
Masalahnya :
Hambatan

re-epitelisasi kornea
Gangguan fungsi kelopak mata
Hilangnya sel goblet
Ulserasi stroma perforasi kornea

Fase Late Repair (setelah hari ke 21).

Tujuannya merehabilitasi fungsi penglihatan
dengan prinsip :
Optimalisasi

fungsi jaringan mata untuk penglihatan.

Pembedahan

Masalahnya :
Disfungsi

sel Goblet
Hambatan re-epitelisasi konea
Ulserasi stroma (derajat III dan IV)
Katarak

Penyebab
pekerjaan

mengelas tanpa
pelindung mata,
pajanan sinar matahari dengan
mata telanjang,
melihat pantulan sinar ultraviolet
dari salju

Keratokonungtivitis

ultraviolet
dalam waktu singkat.
Timbul setelah 6-8 jam.
Penetrasi ringannekrosis
superfisial di epitel kornea.
Daerah kornea dan konjungtiva yang
terekspos menjadi udem, rusak, dan
terlepas.

Pasien mengeluh
buta

mendadak
disertai nyeri
fotofobia
epifora
sensasi benda asing
blefarospasme.

Pada

pemeriksaan dengan slit-

lamp
edema

epitel
keratitis pungtata superfisialis
erosi pada fisura palpebra.

Salep antibiotik setiap 2-3

jamditutup dengan kasa steril.
Edukasi :

salep

tidak menghilangkan nyeri

dalam waktu singkat
tidak menggerakkan bola mata.
gejala mereda24-48 jam

Sinar radiasi ionmenyebabkan

ionisasi dan pembentukan
radikal-radikal di jaringan.
Daerah yang paling sering
terkena adalah lensa (katarak
radiasi) dan retina (retinopati
radiasi).

Hilangnya

bulu mata

blefaritis
Dry

eye
tajam penglihatan

Penanganan
pembedahan.

Api, uap air mendidih

koagulasi termal pada kornea
dan konjungtiva.
Kelopak mata juga dapat
terkena trauma.

Gejala :
epifora,
blefarospasme,
nyeri

Opasifikasi dini kornea

(tergantung derajat luka
bakarnya).

Anestsesi lokal
Daerah nekrotik pada kulit, konjungtiva, dan
kornea dibersihkan,
Antiseptik dingin dan perban nyeri.
Sembuh sendiri sifatnya superfisial