ISOLASI SOSIAL
1. DEFINISI
Isolasi sosial merupakan suatu keadaan kesepian yang dialami seseorang
karena orang lain menyatakan sikap negatif dan mengancam (Townsend, 1998
dikutip Nita Fitria, 2009).
Isolasi sosial adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau
merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan
orang lain tetapi tidak mampu untuk membuat kontak (Carpenito, 2008).
Isolasi sosial adalah suatu sikap individu menghindari diri dari interaksi
dengan orang lain. Individu merasa bahwa ia kehilanngan hubungan akrab dan
tidak mempunyai kesempatan untuk membagi perasaan, pikiran, prestasi, atau
kegagalan (Yosep, 2009, hlm.229).
Isolasi sosial adalah keadaan ketika seorang individu mengalami penurunan
atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
disekitarnya. (Keliat dan Kemat, 2009, hlm. 93).
2. ETIOLOGI
A. Faktor Predisposisi
1) Faktor Perkembangan
Pada dasarnya kemampuan seseorang untuk berhubungan sosial
berkembang sesuai dengan proses tumbuh kembang mulai dari usia
bayi sampai dewasa lanjut untuk dapat mengembangkan hubungan
1
2) Faktor Biologis
Faktor genetik dapat berperan dalam respon sosial maladaptif.
3) Faktor Sosiokultural
Isolasi sosial merupakan faktor utama dalam gangguan berhubungan.
Hal ini diakibatkan oleh norma yang tidak mendukung pendekatan
terhadap orang lain. Isolasi dapat terjadi karena mengadopsi norma,
perilaku dan sistem nilai yang berbeda dari yang dimiliki budaya
mayoritas.
4) Faktor dalam Keluarga
Komunikasi dalam keluarga dapat mengantar seseorang dalam
gangguan berhubungan, bila keluarga hanya menginformasikan halhal yang negatif dan mendorong anak mengembangkan harga diri
rendah. Adanya dua pesan yang bertentangan disampaikan pada saat
yang bersamaan, mengakibatkan anak menjadi enggan berkomunikasi
dengan orang lain.
B. Faktor Presipitasi
1) Stress sosiokultural
Stressor sosial budaya dapat memicu kesulitan dalam berhubungan,
terjadinya penurunan stabilitas keluarga seperti : perceraian, berpisah
dengan orang yang dicintai kehilangan pasangan pada usia tua, kesepian
karena ditinggal jauh, dirawat dirumah sakit atau dipenjara .
2) Stress psikologi
Ansietas
berat
yang
berkepanjangan
terjadi
bersamaan
dengan
3. MANIFESTASI KLINIS
a. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul.
b. Menghindar dari orang lain (menyendiri)
c. Klien tampak memisahkan diri dari orang lain misalnya pada saat
d.
e.
f.
g.
h.
makan.
Tidak merawat dan memperhatikan kebersihan diri.
Komunikasi kurang / tidak ada.
Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien lain / perawat.
Tidak ada kontak mata : klien lebih sering menunduk.
Mengurung diri di kamar / tempat terpisah, klien kurang dalam
mobilitas.
i. Menolak berhubungan dengan orang lain.
j. Tidak melakukan kegiatan sehari-hari, artinya perawatan diri dan
kegiatan rumah tangga sehari-hari tidak dilakukan.
4. RENTANG RESPON
Respons Adaptif
Menyendiri
Respons Maladaptif
Merasa
sendiri
Otonomi
Bekerja sama
5. AKIBAT
interdependen
Depedensi
Bekerja sama
Menarik diri
Ketergantungan
Manipulasi
Curiga
Berikut ini akan dijelaskan tentang respons yang terjadi pada isolasi sosial
Respons adaptif
Respons adaptif adalah respons yang masih dapat diterima oleh normanorma sosial-sosial dan kebudayaan secara umum yang berlaku.
Dengan kata lain individu tersebut masih dalam bats normal ketika
menyelesaikan masalah.
a. Menyendiri
Respons yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa yang
telah terjadi di lingkungan sosialnya.
b. Otonomi
Kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide,
pikiran dan perasaan dalam hubungan sosial.
c. Bekerja sama
Kemampuan individu yang saling membutuhkan satu sama lain
d. Interdependen
Saling ketergantungan antara individu dengan orang lain dalam
membina hubungan interpersonal
Respons maladaptif
Respon maladaptif adalah respons yang menyimpang dari norma
sosial dan kehidupan di suatu tempat. Berikut ini adalah perilaku yang
termasuk respons maladaptif:
a. Menarik diri
Seseorang yang mengalami kesulitan dalam membina hubungan
secara terbuka dengan orang lain.
b. Ketergantungan
Seseorang gagal mengembangkan rasa percaya diri sehingga
tergantung dengan orang lain
c. Manipulasi
Seseorang yang mengganggu orang alin sebagai objek individu
sehingga tidak dapat membina hubungan sosial secara mendalam
d. Curiga
Seseorang gagal mengembangkan rasa percaya terhadap orang lain
5. AKIBAT
Perilaku isolasi sosial : menarik diri dapat berisiko terjadinya perubahan
persepsi sensori halusinasi. Perubahan persepsi sensori halusinasi adalah
persepsi sensori yang salah (misalnya tanpa stimulus eksternal) atau persepsi
sensori yang tidak sesuai dengan realita/kenyataan seperti melihat bayangan
atau mendengarkan suara-suara yang sebenarnya tidak ada.
6. PROSES TERJADINYA
Salah satu gangguan berhubungan sosial diantaranya perilaku menarik diri
atau isolasi sosial yang disebabkan oleh perasaan tidak berharga yang bisa
dialami klien dengan latar belakang yang penuh dengan permasalahan,
ketegangan, kekecewaan dan kecemasan.
Perasaan
tidak
berharga
menyebabkan
klien
makin
sulit
dalam
tingkah laku yang tidak sesuai dengan kenyataan, sehingga berakibat lanjut
halusinasi (Stuart dan Sudden 1998 dalam Dalami, dkk 2009, hal. 10).
7. POHON MASALAH
PPS: Halusinasi
Intoleransi Aktivitas
Isolasi Sosial
Isolasi sosial
Harga diri rendah kronis
Perubahan persepsi sensori : halusinasi
Koping individu tidak efektif
Koping keluarga tidak efektif
Intoleransi aktivitas
Defisit perawatan diri
6
lain
Melakukan interaksi dengan orang lain secara bertahap
klien
Keluarga mengetahui penyebab isolasi sosial
Sikap keluarga untuk membantu klien mengatasi isolasi sosialnya
Keluarga mengetahui pengobatan yang benar untuk klien
12. PENATALAKSANAAN
A. Terapi Psikofarmaka
1. Chlorpromazine
Mengatasi sindrom psikis yaitu berdaya berat dalam kemampuan menilai
realitas, kesadaran diri terganggu, daya ingat norma sosial, berdaya berat
dalam fungsi-fungsi mental: faham, halusinasi. Gangguan perasaan dan
perilaku yang aneh atau tidak terkendali, tidak mampu bekerja,
berhubungan sosial dan melakukan kegiatan rutin (Andrey, 2010).
2. Haloperidol (HLP)
Berdaya berat dalam kemampuan menilai realita dalam fungsi mental serta
dalam fungsi kehidupan sehari-hari. Memiliki efek samping seperti
gangguan miksi dan parasimpatik, defeksi, hidung tersumbat mata kabur ,
tekanan infra meninggi, gangguan irama jantung. Kontraindikasi terhadap
penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, kelainan jantung (Andrey, 2010).
3. Trihexyphenidil (THP)
Segala jenis penyakit Parkinson, termasuk pasca ensepalitis dan idiopatik,
sindrom Parkinson akibat obat misalnya reserpina dan fenotiazine.
Memiliki efek samping diantaranya mulut kering, penglihatan kabur,
pusing, mual, muntah, bingung, agitasi, konstipasi, takikardia, dilatasi,
ginjal, retensi urine. (Andrey, 2010).
B. Terapi Individu
Terapi individu pada pasien dengan masalah isolasi sosial dapat diberikan
strategi pertemuan (SP) yang terdiri dari tiga SP dengan masing-masing
strategi
pertemuan
yang
berbeda-beda.
Pada
SP satu,
perawat
(Purba,
2009),
aktivitas
pasien
yang
mengalami
DAFTAR PUSTAKA
10