HUKUM PENYELESAIAN

SENGKETA INTERNASIONAL
3 Juni 2006

(c)2006 Achmad Gusman Siswandi

JADWAL & MATERI

Tanggal

Materi

03/06/06

Pendahuluan
Negosiasi

10/06/06

Mediasi, Jasa-jasa baik, Konsiliasi, Inquiry

Arbitrasi

23/06/06

Penyelesaian Sengketa Internasional dalam kerangka PBB

01/07/06

Mahkamah Internasional

21/07/06

Ujian Tengah Semester

(c)2006 Achmad Gusman
Siswandi

JADWAL & MATERI

Tanggal

Materi

04/08/06

Penyelesaian sengketa berdasarkan mekanisme regional

12/08/06

Penyelesaian sengketa dalam kerangka WTO

25/08/06

Mahkamah Hukum Laut Internasional (International Tribunal for

the Law of the Sea)
Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court)

15/09/06

Ujian Akhir Semester

(c)2006 Achmad Gusman
Siswandi

PERKULIAHAN

Metode

Penilaian

Ceramah
Seminar/ Diskusi
Studi Kasus
Tugas
UTS
UAS
Partisipasi aktif

Kehadiran
Tata tertib perkuliahan
(c)2006 Achmad Gusman
Siswandi

REFERENSI

Umum

International Law books

Khusus

Huala Adolf - Hukum Penyelesaian Sengketa

Internasional
J.G. Merrills - International Dispute Settlement
www.un.org
www.wto.org
www.itlos.org
www.icc-cpi.int
www.eisil.org
(c)2006 Achmad Gusman
Siswandi

PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL

TINJAUAN UMUM

Mekanisme PSI sebagai upaya mendukung

efektivitas HI

Kondisi faktual masyarakat internasional kesenjangan

antar negara

Kekuatan diplomatik
Kepemilikan senjata
Kepemilikan sumber daya alam

Prinsip utama PSI penyelesaian sengketa secara

damai

The Hague Conventions of 1899 and 1907 for the Pacific

Settlement of International Disputes
United Nations Charter
(c)2006 Achmad Gusman
Siswandi

PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL

TINJAUAN UMUM

PSI secara damai (contd)

UN Charter
Art.2(3): All members shall settle their international
disputes by peaceful means in such a manner that
international peace and security, and justice, are not
endangered
Art.33(1): The parties to any dispute, the continuance
of which is likely to endanger the maintenance of
international peace and security, shall, first of all, seek
a solution by negotiation, enquiry, mediation,
conciliation, arbitration, judicial settlement, resort to
regional agencies or arrangements, or other peaceful
means of their own choice
(c)2006 Achmad Gusman
Siswandi

PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL

TINJAUAN UMUM

Metode PSI secara damai

PSI secara diplomatik (diplomatic means of

settlement)

Just the Two of Us

Negosiasi/ Konsultasi

Keterlibatan pihak ketiga

Jasa-jasa baik
Mediasi
Konsiliasi
Inquiry
(c)2006 Achmad Gusman
Siswandi

PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL

TINJAUAN UMUM

Metode PSI secara damai (contd)

PSI secara hukum (judicial settlement)

Arbitrasi
Mahkamah Internasional

Perkembangan PSI

Judicial settlement secara khusus

World Trade Organisation (WTO)

International Tribunal for the Law of the Sea (ITLOS)
International Criminal Court (ICC)
(c)2006 Achmad Gusman
Siswandi

NEGOSIASI & KONSULTASI

Konsultasi

Langkah antisipasi terhadap kemungkinan timbulnya sengketa

Perbedaan dengan notification dan prior consent
Biasanya merupakan suatu proses yang bersifat ad hoc
Perkembangan konsultasi salah satu prosedur GATT/ WTO
Kesulitan beberapa negara dalam menerima prosedur konsultasi

Despite the growth of prior consultation norms, it is unlikely

that there will be any all-encompassing prior consultation duty in
the foreseeable future. Thus, to the extent that formal procedural
structures for prior consultation may be desirable, they should be
tailored to recurring, relatively well defined, troublesome
situations (Kirgis)

(c)2006 Achmad Gusman

Siswandi

NEGOSIASI

Bentuk-bentuk negosiasi

Melalui saluran diplomatik

Mixed or joint commission

Canadian-United States International Joint

Commission (1909) untuk menangani masalah
industri, polusi udara, serta perbatasan wilayah
perairan

Summit Discussions dan forum organisasi

internasional
(c)2006 Achmad Gusman
Siswandi

NEGOSIASI:
ASPEK-ASPEK SUBSTANTIF

Upaya untuk menghindari jalan buntu:

Adanya kesepakatan untuk menyelesaikan masalah lebih lanjut

berdasarkan mekanisme prosedural
Memisahkan pokok persoalan

Australia v. Papua New Guinea mengenai Selat Torres

Pada awalnya ingin menetapkan satu batas wilayah laut tertentu namun
gagal, hingga akhirnya dicapai kesepakatan untuk menetapkan
kebijakan yang berbeda terhadap penduduk pulau di Selat Torres, status
pulau, jurisdiksi di wilayah dasar laut, jurisdiksi perikanan,
konservasi,dan hak pelayaran

Memperhatikan kedudukan pihak yang lemah dan berupaya

untuk memberi kompensasi
Konsep package deal

Konferensi Hukum Laut III yang menghasilkan Konvensi Hukum

Laut 1982
(c)2006 Achmad Gusman
Siswandi

NEGOSIASI & PROSES

ADJUDIKASI

Kapan dapat ditentukan bahwa proses adjudikasi

perlu dilaksanakan?

Salah satu pihak menolak bernegosiasi

Jangka waktu yang telah ditetapkan

Official contact tidak memungkinkan lagi

Convention on Transit Trade of Land-locked Countries, 1965

Any dispute which may arise which is not settled by
negotiation or other peaceful means of settlement within a period
of nine months shall, at the request of either party, be settled by
arbitration
Diplomatic Staff in Tehran Case (1980)

Negosiasi dan proses adjudikasi dapat berjalan simultan

Aegean Sea Continental Shelf Case (1978)

(c)2006 Achmad Gusman
Siswandi

NEGOSIASI: BATASAN &

PROSPEK

Batasan

Negosiasi tidak mungkin dilaksanakan apabila para pihak menolak

untuk berkompromi satu sama lain
Negosiasi tidak akan efektif apabila tidak ada persamaan kepentingan
antara para pihak

Prospek

Merupakan mekanisme yang harus diupayakan oleh para pihak untuk

menghindari sengketa yang lebih parah
Diatur berdasarkan perjanjian internasional

Inggris-Islandia: under mutual obligations to undertake negotiations

in good faith for the equitable solution of their differences
Konvensi Wina tentang Suksesi Negara dalam hal Perjanjian
Internasional, 1978: If a dispute arises between two or more parties
to the Convention, they shall, upon the request of any of them, seek to
resolve it by a process of consultation and negotiation
(c)2006 Achmad Gusman
Siswandi

Consultations and negotiations must be

genuine, must comply with the rules of good
faith and must not be mere formalities
(Lake Lannoux Arbitration)

(c)2006 Achmad Gusman Siswandi