PENDAHULUAN
1.2.
Tujuan Penulisan
Tujuan penelitian laporan ini adalah untuk memenuhi tugas kepaniteraan
klinik senior Departemen Ilmu Penyakit Saraf RSUP Haji Adam Malik Medan dan
meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mahasiswa tentang stroke iskemik.
1.3.
Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan laporan ini adalah sebagai sarana untuk mengetahui
dan mempelajari lebih dalam mengenai stroke iskemik berdasarkan teori dan kasus
yang ada.
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1. STATUS NEUROLOGI
IDENTITAS PRIBADI
NAMA
: Iriani
JENIS KELAMIN
: Perempuan
USIA
: 69 Tahun
SUKU BANGSA
: Minang/ Indonesia
AGAMA
: Islam
ALAMAT
: Jl. Hasanuddin LK I
STATUS
: Menikah
PEKERJAAN
: Wiraswasta
TGL MASUK
: 15/02/2015
TGL KELUAR
/0 /2015
ANAMNESA
KELUHAN UTAMA : lemah pada tangan kanan dan kaki kanan
TELAAH
keluhan lemah pada tangan kanan dan kaki kanan. Hal ini mulai dirasakan os sejak 3
hari terakhir ini. Os mengaku lemah pada tangan kanan dan kaki kanannya lemah
tiba-tiba saat os beristirahat. Os tidak ada mual, muntah (-), kejang (-), nyeri kepala
(-).riwayat penyakit DM, jantung, dan stroke sebelumnya di sangkal.
-
RPT
RPO
ANAMNESA TRAKTUS
Traktus Sirkulatorius : Tidak dijumpai kelainan
Traktus Respiratorius : Tidak dijumpai kelainan
Traktus Digestivus
: Tidak dijumpai
Faktor Familier
: Tidak dijumpai
Lain-lain
: Tidak dijumpai
ANAMNESA SOSIAL
Kelahiran dan Pertumbuhan : Normal dan baik
Imunisasi
: Tidak jelas
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Wiraswasta
PEMERIKSAAN JASMANI
Pemeriksaan Umun
Tekanan Darah
: 140/90 mmHg
Nadi
: 80x/menit
Frekuensi Nafas
: 20x/menit
Temperatur
: 37o c
Persendian
Pergerakan
: (-)
Kelenjar Parotis
Bruit
: (-)
Dan lain-lain
: (-)
Rongga Abdomen
Inspeksi
Simetris Fusiformis
Simetris
Perkusi
Stemfremitus ka=ki
soepel
Palpasi
Sonor
timpani
Auskultasi
Vesikuler (+)
Genitalia
Toucher
STATUS NEUROLOGI
Sensorium
Kranium
Bentuk
: Bulat
Fontanella
: Tertutup
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Perangsangan Meningeal
Kaku Kuduk
: (-)
Tanda Kernig
: (-)
Tanda Brudzinski I
: (-)
Tanda Brudzinski II
: (-)
: (-)
:(-)
Normosmia
(+)
(+)
Anosmia
(-)
(-)
Parosmia
(-)
(-)
Hiposmia
(-)
(-)
Nervus II
Visus
Oculi Dextra
Oculi Sinistra
(+)
(+)
Normal
(-)
(-)
Menyempit
(-)
(-)
Hemianopsia :
(-)
(-)
Scotoma
(+)
(+)
(+)
(+)
Lapangan Pandang
Refleks Ancaman
Fundus Okuli
Warna
Batas
Ekskavasio
Arteri
Vena
Oculi Dextra
Oculi Sinistra
(+)
(+)
Nistagmus
(-)
(-)
Lebar
3 mm
3 mm
Bentuk
Bulat
Bulat
Pupil
: (+)
(+)
(+)
Rima Palpebra
Deviasi Conjugate
(-)
Strabismus
(-)
(-)
Nervus V
Kanan
Kiri
Motorik
Membuka dan menutup mulut
Kekuatan Gigitan
Kulit
Selaput Lendir
Sensorik
Refleks Kornea
Langsung
Tidak Lansung
:
:
(+)
(+)
(+)
(+)
Refleks Masseter
(+)
(+)
Refleks Bersin
(+)
(+)
Nervus VII
Kanan
Kiri
Motorik
Mimik
Kerut kening
(-)
Menutup mata
Meniup sekuatnya
(-)
Memperlihatkan gigi
(-)
Tertawa
(-)
Sensorik
Pengecapan 2/3 depan lidah :
Hiperakusis
(-)
Refleks Stapedial
(-)
Nervus VIII
Kanan
Kiri
(+)
Auditorius
Pendengaran
(+)
Test Rinne
Test Weber
Test Schwabach
Vestibularis
8
Nistagmus
(-)
Reaksi Kalori
Vertigo
Tinnitus
(-)
(-)
(-)
(-)
Pallatum Mole
Simetris
Uvula
Medial
Disfagia
(-)
Disartria
(-)
Disfonia
(-)
Refleks Muntah
(-)
(-)
(-)
Nervus IX, X
Nervus XI
Mengangkat bahu
Kanan
Kiri
(-)
(-)
Nervus XII
Lidah
Tremor
(-)
Atrofi
(-)
Fasikulasi
(-)
SISTEM MOTORIK
Trofi
: normotrofi
Tonus otot
: normotonus
9
Kekuatan otot
Ekstremitas Superior
Flexi
:
Ekstensi
:
Ekstremitas Inferior
Flexi
:
Ekstensi
:
Sikap (duduk-berdiri-berbaring)
:
Kanan
1/1/1/1/1
1/1/1/1/1
Kiri
5/5/5/5/5
5/5/5/5/5
1/1/1/1/1
1/1/1/1/1
5/5/5/5/5
5/5/5/5/5
: Duduk
(-)
Khorea
(-)
Ballismus
(-)
Mioklonus
(-)
Atetosis
(-)
Distonia
(-)
Spasme
(-)
Tic
(-)
Dan lain-lain
(-)
Eksteroseptif
Propriosepttif
Stereognosis
Pengenalan 2 titik
Grafestesia
TEST SENSIBILITAS
REFLEKS
Refleks Fisiologis
Kanan
Kiri
10
Biceps
(+)
(+)
Triceps
(+)
(+)
Radioperiost
(+)
(+)
APR
(+)
(+)
KPR
(+)
(+)
Strumple
(+)
(+)
Kanan
Kiri
Refleks Patologis
Babinski
(-)
(-)
Oppenheim
(-)
(-)
Chaddock
(-)
(-)
Gordon
(-)
(-)
Schaefer
(-)
(-)
Hofman-Tromner
(-)
(-)
Klonus Lutut
(-)
(-)
Klonus Kaki
(-)
(-)
(-)
(-)
Lenggang
Bicara
Sulit dinilai
Menulis
Percobaan Apraksia
Test telunjuk-telunjuk
(+)
Test telunjuk-hidung
(+)
Diadokokinesia
(+)
Test tumit-lutut
(+)
Test Romberg
Refleks Primitif
KOORDINASI
11
VEGETATIF
Vasomotorik
Sudomotorik
Pilo-erektor
Miksi
kateter
Defekasi
Normal
(+)
Scoliosis
(-)
Hiperlordosis
(-)
Leher
Pinggang
VERTEBRA
Bentuk
Pergerakan
(-)
Cross Laseque
(-)
Test Lhermitte
(-)
Test Nafziger
(-)
Ataksia
(-)
Disartria
(-)
Tremor
(-)
Nistagmus
(-)
Fenomena Rebound
(-)
GEJALA-GEJALA SEREBELAR
12
Vertigo
Dan lain-lain
(-)
:
(-)
GEJALA-GEJALA EKSTRAPIRAMIDAL
Tremor
(-)
Rigiditas
(-)
Bradikinesia
(-)
Dan lain-lain
(-)
Kesadaran kualitatif
COMPOS MENTIS
Ingatan baru
Ingatan lama
Baik
FUNGSI LUHUR
Orientasi
Diri
Tempat
Baik
Waktu
Baik
Situasi
Baik
Intelegensia
Daya pertimbangan
Reaksi emosi
Ekspresif
(-)
Represif
(-)
(-)
(-)
Afasia
Apraksia
Agnosia
Agnosia visual
13
Agnosia jari-jari
(-)
Akalkulia
(-)
Disorientasi ka-ki
(-)
keluhan lemah pada tangan kanan dan kaki kanan. Hal ini mulai dirasakan os sejak 3
hari terakhir ini. Os mengaku lemah pada tangan kanan dan kaki kanannya lemah
tiba-tiba saat os beristirahat. Os tidak ada mual, muntah (-), kejang (-), nyeri kepala
(-).riwayat penyakit DM, jantung, dan stroke sebelumnya di sangkal.
-
RPT
RPO
Status Presens
Sensorium
: Compos Mentis
Tekanan Darah
: 140/90 mmHg
Nadi
: 80x/menit
Frekuensi Nafas
: 20x/menit
Temperatur
: 37oC
Status Neurologis
Tanda Peningkatan TIK
-
Kaku kuduk
Tanda Kernig
Tanda Brudzinski I/II
(-)
(-)
(-)
14
Nervus Kranialis
-
N. I
N. II
N. III,IV,VI
N. V
N. VII
N. VIII
N. IX,X
N. XI
N. XII
: Normosomia
: RC +/+, pupil bulat isokor, 3mm
: Gerakan bola mata (+)
: Buka tutup mulut (-)
: Sudut mulut tertarik kekiri
: Pendengaran baik
: Uvula Medial
: Angkat bahu (-)
: Lidah sewaktu dijulur tertarik kekanan
Sistem Motorik
-
Tonus
Trofi
: Normotonus
: Normotrofi
ESS :
5/5/5/5/5
5/5/5/5/5
EID : 1/1/1/1/1
1/1/1/1/1
EIS :
5/5/5/5/5
5/5/5/5/5
Refleks Patologis
Kanan
Kiri
Babinski
(-)
(-)
Oppenheim
(-)
(-)
Chaddock
(-)
(-)
Gordon
(-)
(-)
Schaefer
(-)
(-)
15
Hofman-Tromner
(-)
(-)
Klonus Lutut
(-)
(-)
Klonus Kaki
(-)
(-)
(-)
(-)
Refleks Primitif
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Head CT- SCAN tanggal 10- 2- 2015
Head CT-SCAN tanpa kontras potongan axial :
o Jaringan lunak ekstracalvaria dan os masih memberikan bentuk dan
o
o
o
o
o
o
o
o
Kesan :
Multiple infark lacuner diganglia basalis bilateral.
CT scan kepala saat ini tidak tampak pendarahan, SOL/neoplasma,
maupun malformasi vaskuler.
: 8,9 gr/dl
: 3,1 x 106 mm3
: 12.100/ L
16
o
o
Trombosit : 3245.000 /L
Hematokrit
: 25,4%
Elektrolit :
Natrium : 137 mEq/L
Kalium : 4,2 mEq/L
Chlorida : 97 mEq/L
Fungsi Ginjal :
Ureum
: 49 mg/dL
Kreatinin : 0,87 mg/dL
Uric acid : 5,1 mg/dL
KGD ad random : 378 mg/dl
DIAGNOSA
Diagnosa Fungsional : Afasia motorik + hemiparesis dextra + PN VII UMN
dextra
Diagnosa Anatomis
Diagnosa Etiologi
Diagnosa kerja
Bed rest
IVFD NaCL 20gtt/i
Inj. Ceftiaxon 1 gr/12jam
Inj. Ranitidine 1 amp/12jam
Aspilet 1x80 mg
Neurodex 1x1
17
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Stroke Iskemik
3.1.1 Definisi
Stroke adalah tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi
otak fokal (atau global), dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau
lebih atau menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain
vaskuler (Sjahrir, 2003).
Stroke iskemik merupakan tanda klinis disfungsi atau kerusakan jaringan otak
yang disebabkan berkurangnya aliran darah ke otak sehingga mengganggu kebutuhan
darah dan oksigen di jaringan otak (Sjahrir,2003).
3.1.2 Epidemiologi
18
Diantara Warga Amerika Indian yang berusia 65-74 tahun, insiden ratarata/1000 populasi dengan kejadian stroke yang baru dan berulang pertahunnya
adalah 6,1% pada laki-laki dan 6,6% pada perempuan. Rata-rata mortalitas stroke
mengalami perubahan dari tahun 1980 hingga 2005. Penurunan mortalitas stroke pada
laki-laki lebih besar daripada perempuan dengan rasio laki-laki dibandingkan dengan
perempuan menurun dari 1,11 menjadi 1,03. Juga dijumpai penurunan mortalitas
stroke pada usia 65 tahun pada laki-laki dibandingkan perempuan (National Center
for Health Statistics, 2008)
Dari Survey ASNA di 28 RS seluruh Indoneisia, diperoleh gambaran bahwa
penderita laki-laki lebih banyak dari pada perempuan dan profil usia 45 tahun yaitu
11,8%, usia 45-64 tahun berjumlah 54,2% dan diatas usia 65 tahun 33,5%. Data-data
lain dari ASNA Stroke Collaborative Study diperoleh angka kematian sebesar 24,5%
(Misbach dkk, 2007).
3.1.3 Klasifikasi
19
2. Stroke hemoragik
a. Perdarahan Intraserebral
b. Perdarahan Subarakhnoid
II. Berdasarkan stadium
1. TIA
2. Stroke in evolution
3. Completed Stroke
III. Berdasarkan lokasi (sistem pembuluh darah)
1. Tipe Karotis
2. Tipe Vetebrobasiler
20
Usia
Jenis kelamin
Berat badan lahir rendah
Ras/etnik
Genetik
Hipertensi
Terpapar asap rokok
Diabetes
Atrial fibrillation and certain other cardiac condition
Dislipidemia
Stenosis arteri karotis
Terapi hormon postmenopouse
Poor diet
Physical inactivity
Obesitas dan distribusi lemak tubuh
Sindroma metaboliK
Alcohol abuse
Penggunaan kontrasepsi oral
Sleep disordered-breathing
21
3.1.5 Patogenesis
Stroke iskemik terjadi akibat obstruksi atau bekuan disatu atau lebih arteri besar pada
sirkulasi serebrum. Obstruksi dapat disebabkan oleh bekuan (trombus) yang terbentuk
didalam suatu pembuluh otak atau pembuluh organ distal kemudian bekuan dapat
terlepas pada trombus vaskular distal, atau mungkin terbentuk didalam suatu organ
seperti jantung, dan kemudian dibawa melalui sistem arteri ke otak sebagai suatu
embolus. Pangkal arteria karotis interna (tempat arteria karotis komunis bercabang
menjadi arteria karotis interna dan eksterna) merupakan tempat tersering
terbentuknya arteriosklerosis. Sumbatan aliran di arteria karotis interna sering
merupakan penyebab stroke pada orang berusia lanjut, yang sering mengalami
pembentukan plak arteriosklerosis di pembuluh darah sehingga terjadi penyempitan
atau stenosis.
3.1.6 Diagnosi
a. Anamnesis
Proses anamnesis akan ditemukan kelumpuhan anggota gerak sebelah badan, mulut
mencong atau bicara pelo, dan tidak dapat berkomunikasi dengan baik. Keadaan ini
timbul sangat mendadak, dapat sewaktu bangun tidur, sedang bekerja, ataupun
sewaktu istirahat.
b. Pemeriksaan Fisik
22
Penentuan keadaan kardiovaskular penderita serta fungsi vital seperti tekanan darah
kiri dan kanan, nadi, pernafasan, tentukan juga tingkat kesadaran penderita. Jika
kesadaran menurun, tentukan skor dengan skala koma glasglow agar pemantauan
selanjutnya lebih mudah, tetapi seandainya penderita sadar tentukan berat kerusakan
neurologis yang terjadi, disertai pemeriksaan saraf saraf otak dan motorik apakah
fungsi komunikasi masih baik atau adakah disfasia. Jika kesadaran menurun dan nilai
skala koma glasglow telah ditentukan, setelah itu lakukan pemeriksaan refleks-refleks
batang otak yaitu :
1. Reaksi pupil terhadap cahaya.
2. Refleks kornea.
3. Refleks okulosefalik.
4. Keadaan (refleks) respirasi
c. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan
penunjang
dilakukan
dengan
cek
laboratorium,
pemeriksaan
23
25
3. Pertahankan milieu intern, yaitu kualitas darah cairan dan elektrolit, protein
darah, dan keseimbangan asam basa yang baik.
4. Kosongkan bledder dan rectum.
5. Hindarkan berlangsungnya febris, dan pemakaian glukosa dalam nutrisi
parenteral.
Pengobatan stroke iskemik
Apabila sasaran dari terapi stroke akut adalah daerah inti dari iskemi yaitu
daerah dimana neuron mengalami kekurangan oksigen dan dapat mati, maka
hanya terapi yang cepat dan efektif yang dapat mengembalikan sumbatan aliran
darah dan meningkatkan aliran sebelum sel mengalami rusak yang irreversibel.
1. Memberi aliran darah kembali pada bagian otak tersebut :
a. Membuka sumbatan
Trombolisis dengan streptokinase atau urikinase, keduanya merubah
sirkulasi plasminogen menjadi plasmin. Jadi timbul systemic lytic state,
serta dapat menimbulkan bahaya infark hemoragik Fibrinolisis local
dengan tissue plasminogen activator, disini hanya terjadi fibrinolisis yang
amat singkat.
b. Menghilangkan vasokonstriksi
Calcium channel blocker, agar diberikan dalam 3 jam pertama dan belum
ada edema otak (GCS>12)
c. Mengurangi viskositas darah
Hemodilusi, mengubah hemoreologi darah : pentoxyfilin
d. Menambah pengiriman oksegen
Perflorocarbon, oksigen hiperbarik.
e. Mengurangi edema : Manitol
2. Mencegah kerusakan sel yang iskemik
a. Mengurangi kebutuhan oksegen
b. Menghambat pelepasan glutamat, dengan merangsang reseptor adenosine
dari neuron. Mengurangi produksi glutamite dengan methionin.
c. Mengurangi akibat glutamite NMDA blocker pada iskemia regional
AMPA locker pada iskemia global yang sering disertai asidosis.
26
BAB IV
27
PEMBAHASAN
Pada kasus ini, Os hanya mengeluhkan kebas dan perasaan panas sebelah
tubuhnya, dan os tidak mengeluhkan kelemahan otot, dan pada pemeriksaan juga
didapatkan dengan hasil dalam batas normal.
Stroke lakunar adalah stroke iskemik yang diakibatkan oleh adanya oklusi
salah satu cabang arteri penetrasi yang mensuplai darah ke struktur bagian dalam
otak.
Fisher mengajukan 5 sindrom klasik lacunar yaitu : pure motor
stroke/hemiparesis, ataxic hemiparesis, dysarthria clumsy hand syndrome, pure
sensory stroke, dan mixed sensorimotor stroke. Deteksi syndrome stroke lacunar
penting karena berkaitan dengan prognosis klinisnya.
Pure Motor Strok/Hemiparesis Murni
Pure motor stroke/hemiparesis merupakan sindrom lacunar yang paling sering
ditemukan (33-50%). Kelainan yang terjadi dapat disebabkan oleh oklusi arteri
karotis interna atau arteri serebri media, subdural hematoma atau masa intraserebral.
Infark lacunar biasanya terjadi pada posterior limb capsula interna atau basis pontis.
Sindrom ini terdiri dari hemiparesis atau hemiplegia pada wajah, lengan dan tungkai
sesisi yang bersifat kontralateral. Dapat ditemukan disartri, disfagia dan gejala
sensorik transien yaitu pasien merasakan kram-kram, perasaan berat, geli atau dingin
pada tungkai, sedangkan pada pemeriksaan tidak ditemukan deficit sensorik. Tidk
terdapat gangguan dungsi sensorik, visual dan bahasa.
Ataxic Hemiparesis
28
Ataxic hemiparesis adalah sindrom lacunar tersering yang kedua. Lokasi lacunar
terserinng yaitu pada kornu posterior kapsula intera, basis pontis, dan corona radiate.
Sindrom ini adalah kombinasi dari gejala serebellar dan motoric, meliputi kelemahan
dan kram-kram pada sisi tubuh ipsilateral terutama mengenai kaki. Tungkai lebih
dulu terkena dari pada lengan. Dikenal juga sebagai homolateral ataxia and cural
paresis. Onset terjadi selama beberapa jam atau hari. Kombinasi gejala
pyramidal(seperti hemiparesis, hiperrefleks, dan tanda Babinski) dan ataksia serebelar
pada sisi tubuh yang sama.
Dysarthria/Clumsy Hand Syndrome
Dysarthria/clumsy hand syndrome dianggap sebagai variasi dari ataxic hemiparesis.
Lokasi infark lacunar yaitu pada basis pontis atau kapsula interna. Gejala utama
adalah disartria dan kelemahan lengan yang terjadi pada saat pasien menulis. Gejala
lain berupa kelemahan wajah unilateral, disfagia, disartri, lidah deviasi ke sisi
kelemahan wajah, hemiparesis ipsilateral, ataksia lengan/gangguan koordinasi lengan
pada sisi yang sama dengan kelemahan wajah, hiperrefleks ipsilateral dan tanda
Babinski.
Pure Sensorik Stroke
Infark lacunar pada sindrom lacunar jenis ini biasanya terjadi di ventral thalamus.
Gejala terdiri dari hemihipestesi atau mati rasa atau parestesi yang persisten atau
transien pada salah satu sisi tubuh (wajah, lengan, tungkai, dan trunkus) akibat dari
infark lacunar pada thalamus kontrlateral. Pasien mengeluh rasa sakit atau terbakar,
atau sensasi tidak menyenangkan lainnya. Terjadi kehilangan sensorik unilateral dan
tidak ditemukan kelemahan pada pemeriksaan.
29
Infark lacunar pada mixed sensorimotor stroke biasanya di thalamus dan kornu
posterior kapsula interna. Tipe ini adalah kombinasi antara deficit sensorik dan deficit
motoric. Gejala berupa hemiparesis atau hemiplegia dengan deficit sensorik
unilateral, deficit sensorik lebih dahulu muncul dibandingkan deficit motoric.
Berdasarkan teori diatas, os mengalami stroke lakunar termasuk dalam sindrom Pure
Sensorik Stroke di dukung dengan pemeriksaan CT-SCAN yang menunjukkan bahwa
terdapat lesi hipondens multiple kecil-kecil di parenkim cerebri daerag ganglia basalis
bilateral.
BAB V
KESIMPULAN
30
31