Anda di halaman 1dari 1

Bermasturbasi Pada Pria

1 of 1

http://klikdokter.com/sexandrologi/read/2010/07/05/17/bermasturbasi-...

Tanya Dokter

Medis A-Z

Direktori

Rubrik Spesialis

Quick Search

Blog

Gaya Hidup

Arsip

Slide

Video

Jumat, 31 Mei 2013


Login | Register

Cari

Home Sex & Andrologi Andrologi Bermasturbasi Pada Pria

Follow Us and Become a Fan

Andrologi
Bermasturbasi Pada Pria
Oleh : dr. Puti Naindra Alevia
Ada sebuah pernyataan yang sempat beredar di masyarakat,
dikutip di majalah serta film, bahwa setiap tujuh detik, isi pikiran
spesies homo sapiens yang berjenis kelamin laki-laki adalah:
seks. Artinya, jika dalam satu hari seorang pria dalam keadaan
bangun selama 16 jam, pikiran mengenai seks timbul dalam kepala
sebanyak sekitar 8000 kali! Masuk akal?
Pernyataan tersebut ternyata merupakan mitos belaka yang tidak
jelas sumbernya, kenyatannya tidak seekstrem itu. Penelitian yang
dilakukan oleh The Kinsey Institute di Indiana University, Amerika
Serikat, menunjukkan bahwa 54% pria memikirkan seks minimal 1
kali sehari,43% beberapa kali dalam seminggu atau sebulan,
sedangkan 4% sekali sebulan. Dalam hal ini, faktor visual memiliki
pengaruh yang besar. Arus informasi yang datang tanpa terbendung melalui media cetak, televisi, film, maupun internet
membuat adanya rangsangan atau godaan visual tersebut makin mudah diakses.

e-NEWSLETTER
Masukkan e-mail untuk
mendapatkan informasi
terbaru dari klikdokter

Adanya pikiran atau rangsangan visual tersebut akan diikuti oleh suatu respon seksual. Respon seksual terdiri dari 3 fase:
keinginan (desire), terangsang secara seksual (arousal), serta orgasme. Adapun orgasme hanya bisa dicapai dengan
diberikannya rangsangan taktil (sentuhan) lanjutan pada alat kelamin, baik dengan hubungan intim biasa atau pun masturbasi.
Karena banyaknya rangsangan visual yang mudah didapatkan, kemungkinan seseorang melakukan masturbasi pun semakin
meningkat.

Masturbasi Dari Segi Kesehatan?


Kebiasaan masturbasi seringkali dikaitkan dengan kemampuan ereksi dan ejakulasi pria. Hal ini tidak sepenuhnya benar. Bila
dilakukan dengan tepat, onani atau masturbasi dapat melatih seseorang mengendalikan sensitivitas dan penerimaannya
terhadap stimulus/rangsangan seksual. Yang dimaksud dengan tepat disini adalah dengan masturbasi seseorang dapat
memanfaatkan rangsangan tersebut secara perlahan, jangan terburu-buru untuk mencapai orgasme. sehingga dapat
meningkatkan lama dari penetrasi.
Namun, seperti halnya kebiasaan lain, segala sesuatu yang berlebihan akhirnya dapat mendatangkan dampak yang tidak
diinginkan. Masturbasi yang terlalu keras atau terlalu sering dapat mengiritasi kulit penis. Jika menggunakan alat bantu seperti
kain, proses tersebut dapat menyebabkan luka pada saluran kemih bawah sehingga terbentuk jaringan parut di dalamnya.
Adanya jaringan parut ini dapat menyebabkan pancuran urin yang bercabang atau muncrat sulit dikontrol. Pada kasus-kasus
tertentu, mastubasi bahkan dapat menyebabkan fraktur penis, yaitu robekan pada tunika albuginea penis. Hal ini terjadi jika
penis yang ereksi menghantam objek yang keras atau menghadap ke bawah.
Seseorang dengan kebiasaan terlalu sering masturbasi dapat mengalami perubahan pola tidur, stres, gangguan
panik/kecemasan, lemas, kurangnya konsentrasi yang pada akhirnya dapat juga menyebabkan disfungsi ereksi dan impotensi.
Jika sudah memiliki pasangan, masturbasi yang terlalu berlebihan justru dapat menyebabkan hilangnya kepuasan dalam
berhubungan seks dengan pasangannya.
Satu hal lagi yang perlu diperhatikan adalah hubungan antara hubungan seksual dan masturbasi dengan risiko kanker prostat.
Sebetulnya beberapa penelitian yang dilakukan menunjukkan hasil yang berbeda. Pada tahun 2003, sebuah penelitian yang
dimuat pada BJU International menunjukkan adanya hubungan antara ejakulasi yang terlalu sering saat muda dengan risiko
kanker prostat pada masa tua. Namun, The Journal of the American Medical Association pada tahun 2004 melaporkan bahwa
frekuensi ejakulasi tidak berkaitan dengan peningkatan risiko kanker prostat.
Pada bulan Januari 2009, BJU International dimuat suatu penelitian yang menunjukkan bahwa seringnya masturbasi pada pria
muda meningkatkan risiko kanker prostat, namun pada orang tua justru risiko tersebut berkurang. Sebagai tambahan,
hubungan seks justru tidak mempengaruhi risiko kanker prostat. Teori yang diajukan peneliti adalah bukan proses masturbasi
yang meningkatkan risiko kanker prostat, melainkan tingginya kadar hormon seks pada pria-pria muda tersebut. Kadar hormon
seks yang tinggi itu lah yang membuat mereka menjadi lebih sering masturbasi serta meningkatkan risiko kanker prostat yang
sensitif terhadap hormon (jika mereka memiliki faktor risiko genetik). Sedangkan pada pria di atas 50 tahun, menurut para
peneliti tersebut, masturbasi yang sering justru membantu mengeluarkan cairan prostat yang mungkin mengandung substansisubstansi penyebab kanker.
Memang dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan masturbasi dan kanker prostat ini. Namun, ada seperti yang
telah dipaparkan di atas, masturbasi yang terlalu sering dapat menimbulkan efek-efek kesehatan yang tidak diinginkan. Jadi,
ada baiknya jika dorongan untuk masturbasi tidak selalu dituruti. Cobalah untuk mengalihkan perhatian, setiap kali merasa
ingin melakukan masturbasi, apalagi jika sudah terlalu sering.[](PNA)

About Us | Terms of Use | Privacy Policy | Sponsor Policy | Site_map | Link to Us


Careers | Contact Us | Advertise With Us | P3K | Klikdokter Mobile | Newsletters

2008-2012 Klikdokter. All rights reserved. Klikdokter does not provide medical advice, diagnosis or treatment. See additional information.

5/31/2013 10:10 AM

Anda mungkin juga menyukai