Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau menurunya
hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut iksigen untuk kebutuhan organ-organ vital pada
ibu dan janin menjadi berkurang. selama kehamilan , indikasi anemia adalah jika konsentrasi
hemoglobin kurang dari 10,5 sampai 11,00gr/dl (varney H 2006).
Anemia adalah suatu kondisi medis di mana jumlah sel darah merah atau hemoglobin
kurang dari normal . kadar hemogloblin normal umumnya berbeda pada laki-laki dan
perempuan . untuk kadar pria anemia biasanya didefinisikan sebagai kadar hemoglobin
kurang dari 13,5gr/100ml dan pada wanita sebagai hemogloblin kurang dari 12,0gr/100ml.
2. Anemia Megaloblastik
adalah anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik , jarang sekali
kekurangan vit B-12
3. Anemia hipoplastik
adalah anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang belakang
membentuk sel darah merah baru .
4. Anemia Hemolitik
adalah anemia yang disebabkan penghancuran atau pencahan sel darah merah
yang lebih cepat dari pembuatanya
perlu juga makan sayur dan buah yang banyak mengandung vitamin c ( daun
katuk, daun singkong, bayam , jambu, tomat, jeruk .).
b) menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum tablet tambah
darah (tablet besi/tablet tambah darah)
c) mengobati penyakit yang menyebabkan atau memperberat anemia seperti :
kecacingan,malaria,dan penyakit tbc.
KPD
Definisi
ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW) atau ketuban pecah dini (KPD) Atau ketuban
pecah dini (KPD) merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan dengan penyakit
kelahiran prematur dan terjadinya infeksi kariioamnionitis sampai sepsis yang meningkatkan
morbiditas dan mortalitas perinatal dan menyebabkan infeksi ibu (sarwono 2008).
hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan . KPD
preterm atau PPROM( preterm premature rupture of membranes) adalah ketuban pecah pada
saat usia kehamilan <37 Minggu dan yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12
jam sebelum waktunya melahirkan . serta PROM(Premature rupture of membranes) adalah
ketuban pecah pada saat usia kehamilan > 37 minggu .
Etiologi :
beberapa etiologi KPD sebagai berikut :
1
Inkompetensia serviks
Inkompetensia serviks adalah istilah untuk menyebut kelainan pada otot-otot
leher atau leher rahim (serviks) yang terlalu lunak dan lemah, sehingga sedikit
membuka ditengah-tengah kehamilan karena tidak mampu menahan desakan janin
yang semakin besar.
Adalah serviks dengan suatu kelainan anatomi yang nyata, disebabkan laserasi
sebelumnya melalui ostium uteri atau merupakan suatu kelainan congenital pada
serviks yang memungkinkan terjadinya dilatasi berlebihan tanpa perasaan nyeri dan
mules dalam masa kehamilan trimester kedua atau awal trimester ketiga yang diikuti
dengan penonjolan dan robekan selaput janin serta keluarnya hasil konsepsi
( Manuaba 2002 )
Makrosomia
Makrosomia adalah berat badan neonatus >4000 gram kehamilan dengan
makrosomia menimbulkan distensi uterus yang meningkat atau over distensi dan
menyebabkan tekanan pada intra uterin bertambah sehingga menekan selaput ketuban,
manyebabkan selaput ketuban menjadi teregang, tipis, dan kekuatan membrane
menjadi berkurang, menimbulkan selaput ketuban mudah pecah. ( Winkjosastro,
Hanifah, 1999 ).
Hidramnion
Hidramnion atau polihidramnion adalah jumlah cairan amnion >2000 mL.
uterus dapat mengandung cairan dalam jumlah yang sangat banyak. Hidramnion
kronis adalah peningaktan jumlah cairan amnion terjadi secara berangsur-angsur.
Hidramnion akut, volume tersebut meningkat tiba-tiba dan uterus akan mengalami
distensi nyata dalam waktu beberapa hari saja.
Kelainan letak
Penyakit infeksi
Adalah penyakit yang disebabkan oleh sejumlah mikroorganisme yang
meyebabkan infeksi selaput ketuban. Infeksi yang terjadi menyebabkan terjadinya
proses biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga
memudahkan ketuban pecah.
Diagnosis
a)
b)
c)
Cairan ketuban yang khas jika keluar cairan ketuban sedikit-sedikit, tampung
cairan yang keluar dan nilai 1 jam kemudian.
d)
Jika tidak ada dapat dicoba dengan menggerakan sedikit bagian terbawah janin
atau meminta pasien batuk atau mengedan.
e)
Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan tes lakmus (nitrazin tes ), jika
lakmus merah berubah menjadi biru menunjukan adanya cairan ketuban ( alkalis ). Darah dan
infeksi vagina dapat menghasilkan tes yang positif palsu. pH air ketuban 7 7,5
f)
Tes Pakis, dengan meneteskan cairan ketuban pada gelas objek dan dibiarkan
kering. Pemeriksaan mikroskopik menunjukan kristal cairan amniom dan gambaran daun
pakis.
g)
h)
i)
Tanda-tanda infeksi adalah bila suhu ibu lebih dari 38OC serta cairan ketuban
keruh dan berbau.
j)
k)
l)
m)
n)
Caiaran
tampak
di
introitus
Nyeri perut
Tidak
ada
jam
Riwayat
keluarnya
cairan
Uterus nyeri
DJJ cepat
Perdarahan pervaginam
sedikit
Gatal
riwayat
Nyeri perut
Disuria
Nyeri perut
berupa
darah
lendir
Perdarahan antepartum
Keputihan
ketuban pecah
Cairan
Amnionitis
Perdarahan banyak
Pembukaan
dan
penipisan tipis
atau preterm
Ada his
Pengaruh KPD
1
Terhadap Janin
Walaupun ibu belum menunjukan gejala-gejala infeksi tetapi janin mungkin sudah
terkena infeksi, karena infeksi intrauterin lebih dahulu terjadi (amnionitis, vaskulitis) sebelum
gejala pada ibu dirasakan. Jadi akan meninggikan morrtalitas dan morbiditas perinatal.
2. Terhadap Ibu
Karena jalan telah terbuka, maka dapat terjadi infeksi intrapartal, apalagi bila terlalu
sering diperiksa dalam. Selain itu juga dapat dijumpai infeksi puerpuralis atau nifas,
peritonitis dan septikemia, serta dry-labor. Ibu akan merasa lelah karena terbaring di tempat
tidur, partus akan menjadi lama, maka suhu badan naik, nadi cepat dan nampaklah gejalagejala infeksi lainnya.