Anda di halaman 1dari 17

DAFTAR ISI

KATA

PENGANTAR
...............................................................................................

DAFTAR
ISI
...............................................................................................
...............................................................................................
BAB

1.1
1.2
1.3

I
PENDAHULUAN
...............................................................................................
...............................................................................................

Latar Belakang...................................................................................
Tujuan ................................................................................................
Manfaat .............................................................................................
BAB

II
PEMBAHASAN
...............................................................................................
...............................................................................................

2.1

karakteristik sumber daya indonesia.................................................

2.2

Indonesia Sebagai Produsen Bahan Mentah.......................................

2.3

Potensi mineral indonesia..................................................................

2.4

Nilai Tambah.......................................................................................

2.5

Mineral industri..................................................................................

2.6

Indonesia dipasar dunia.....................................................................

2.7

prospek masa depan..........................................................................

2.8

ketergantungan kepada pasar jepang................................................


BAB

3.1

III
PENUTUP
...............................................................................................
...............................................................................................

Kesimpulan.........................................................................................

DAFTAR
PUSTAKA
...............................................................................................
...............................................................................................

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kita panjat kan kepada allah SWT atas limpahan
rahmatnya kita masi bisa hidup dan merasakan kehidupan yang
sementara ini yaitu di dunia.

Dan tak lupa kita kirimkan salam dan

taslim kepada Nabiullah Muhammad SAW yang jasa-jasa tidak dapat


kita hitung dan berkat beliaulah yang telah membawa para umat dari
alam kegelapan menuju alam terang menerang.
Penulis mengucapkan banyak terimakasi kepada semua yang telah
membantu

dalam

menyelesaikan

makalah

ini

yang

berjudul

Perdagangan Internasional Indonesia untuk Mineral dan Batubara.


Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Akhirnya, semoga amal baik Bapak/Ibu/Saudara

yang

diberikan kepada penulis dapat diterima oleh Allah SWT. Amin.


Wassalamualaikum Wr.
Makassar, 13 maret 2015
Penulis

telah

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Pada dasarnya Tuhan menciptakan alam beserta isinya penuh

dengan kesempurnaan. Kesempurnaan itu tidak lain demi memenuhi


kebutuhan hidup manusia khusunya. Semua kekayaan baik benda
hidup maupun benda tak hidup yang ada di bumi dapat dimanfaatkan
untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Indonesia yang notabene merupakan negara yang cukup luas dan
memiliki sumber daya alam yang berlimpah. Hal itu didasarkan pada
letak Indonesia yang berada tepat digaris yang dilalui khatulistiwa
sehingga menyebabkan Indonesia memiliki iklim tropis dan hal itu
juga kiranya yang berpengaruh terhadap suburnya alam di negeri ini.
Begitu pula secara geologis Indonesia berada pada pertemuan tiga
lempeng yang mana itu semua memungkinkan munculnya deretan
gunung api yang secara otomatis akan mendukung pertumbuhan
tanaman dan kaya akan barang tambang galian.
Kaitannya dengan barang tambang galian atau yang sumber daya
mineral tentunya hal itu bukan hal yang tabu. Sebab, sebagaimana
yang kita ketahui bersama bahwa sumber daya mineral ini memiliki
peran yang cukup penting bagi kehidupan manusia sebab dalam
hidupnya manusia tidak pernah lepas dari sumber daya tersebut.
Oleh karena itu, dengan semua kecakapan yang dimiliki serta dengan
semakin majunya IPTEK maka manusia sudah sepatutnya untuk

melakukan berbagai inovasi untuk meningkatkan nilai guna sehingga


bisa lebih bermanfaat. Dan dalam pengelolaannya, tentu harus
memperhatikan keseimbangan antara produksi dan proteksi artinya
dalam pemanfaatannya manusia harus mampu memperthatikan
pelestarian. Akan tetapi, yang lebih penting dari itu semua kita harus
tetap mengedepankan prinsip sustainable development yaitu prinsip
dimana apa yang kita nikmati sekarang harus juga mampu untuk
dinikmati oleh generasi yang akan datang.
Pada dasarnya dalam pemanfaatan sumber daya mineral kita harus
mengutamakan prinsip sustainable development. Mengingat sumber
daya mineral tersebut sangatlah terbatas jumlahnya dan tidak
terbarukan, sekalipun memulihkannya tentu memerlukan waktu yang
lama hingga jutaan tahun sehingga, dalam pemanfaatannya kita
sebagai manusia dituntut untuk seefisien mungkin menggunakannya.
Karena hal itu, diharapkan akan mampu menopang bagi kelancaran
dan kelangsungan hidup manusia khusunya
Sumber daya mineral merupakan kebutuhan yang sifatnya esensial
bagi kehidupan manusia. Sungguh ironi limpahan sumber daya
mineral yang terkandung dan tersebar secara merata tak lantas
menjadikan masyarakat di negeri ini dapat mencicipi manisnya
kesejahteraan. Hal itu, ditengarai oleh minimnya sumber daya
manusia yang berkualitas sehingga semua kekayaan alam ini belum
mampu tereksplorasi secara maksimal. Karena sebagaimana yang
kita ketahui bersama bahwa kita kalah bersaing dengan bangsa lain
maka tak heran banyak perusahaan yang dimiliki oleh pihak asing

sedangkan kita sebagai bangsa pribumi hanya bagaikan budak di


negeri sendiri.
Kita semua tentunya tahu bahwa segala sesuatu yang diciptakan oleh
sang

pencipta

mempunyai

nilai

kegunaannya

masing-masing

begitupun halnya dengan sumber daya mineral ini tentunya memiliki


manfaat tersendiri akan tetapi untuk menjadikan sesuatu yang
bermanfaat itu perlu pengolahan terlebih dahulu. Dan kita pun harus
memanfaatkan kekayaan alam yang melimpah ini dengan sebaik
mungkin dengan tidak mengeksploitasinya secara berlebihan yang
tidak menutup kemungkinan justru berdampak negatif terhadap
kehidupan manusia.

1.2

Tujuan

1.3

Manfaat penulisan

a) Untuk mengetahui produksi dan ekspor mineral


b) Untuk mengetahui produksi dan ekspor batubara
c) Mengetahui lebih jauh tentang prospek masa depan

Dari penulisan makalah ini dapat memotivasi bagi para


pembaca

untuk

lebih

mengetahui

lebih

jauh

tentang

perdagangan internasional Indonesia tentang mineral dan


batubara

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Karakteristik Sumberdaya Mineral Indonesia


Sejauh ini mineral yang dikenal dalah kelompok besi (FE)

seperti mangan, krom, nikel, molibdenum, tungsten, vanadium,


alumunium dan titanium. Mineral lainnya yang berperan dalam
industri adalah kelompok non-besi seperti tembaga, timah hitam,
seng, timah putih, dan magnesium. Selain itu juga terdapat mineral
lain seperti antimon, arsen, bismut, cadmium, kobalt, air raksa,
platina, perak, dan barium. Bahan bangunan juga berperan sangat
penting seperti asbes, aspal, batu gamping, lempung, pasir, kerikil,
gipsum, batusabak, andesit, granit, marmer,dsb.
Potensi dan produksi mineral andalan
Tidak semua mineral yang dipakai sehari-hari oleh umat manusia
terdapat di Indonesia. Diperkirakan hanya 30% atau 30 macam
mineral utama yang terdapat di Indonesia. Mineral tersebut adalah
emas, perak, tembaga, nikel, timah putih, timah hitam, alumunium,
besi, mangan, chromit, minyak bumi, gas bumi, batubara, yodium,
serta berbagai mineral industri.
Beberapa mineral telah menjadi andalan pertambangan di Indonesia.
Produksi

daan

cadangannya

cukup

besar.

Timah,

misalnya,

memproduksi sekitar 15% produksi dunia sementara cadangannya


lebih kurang 8% cadangan dunia. Cadangan nikel indonesia mencapai
15% cadangan dunia, walaupun produksinya baru mencapai lebih
kurang 10% produksi dunia. Batubara makin hari makin menjadi
komoditas yang penting karena meningkatnya kebutuhan akan

energi. Menurt taksiran, sumberdaya batubara mencapai 18-19


milyard ton sedangkan cadangan diperkirakan berjumlah 17-18
milyard ton sehingga seluruhnya mencapai 36 milyard ton. Produksi
tiap tahun mencapai 50-60 juta ton. Menurut perkiraan, potensi
batubara Indonesia cukup untuk dipakai selama 400 tahun. Potensi
minyak bumi dan gas bumi terkandung dalam 60 cekungan dan baru
25% yang baru dieksploitasi.
Menurut perkiraan sumberdaya minyak bumi mencapai lebih kurang
70-72 milyard

barel,sedangkan

yang

sudah

diteliti

dan

dapat

digolongkan sebagai cadangan baru lebih kurang 9-10 milyard barel.


Timah berproduksi tetap pada tingkat antara 40-50 ribu ton setiap
tahun. Sumberdaya diperkirakan mencapai 1-1,2 juta ton sedangkan
cadangan diperkirakan 865 ribu ton. Untuk produksi emas tiap
tahunnya mencapai hampir 50-60 ton. Sumberdaya mineral emas
tidak diketahui dengan pasti namun diperkirakan melebihi 1700 ton,
berdasar taksiran dari jalur-jalur mineralisasi yang sejauh ini sudah
dikenal. Cadangannya sendiri diperkirakan antara 1000 sampai 1200
ton. Sebagian besar produksi emas yaitu sekitar 40-45 ton.
Tembaga menghasilkan lebih kurang 1,5-1,6 juta ton konsentrat atau
sekitar 500 ribu ton tembaga setiap tahun. Sumberdaya tembaga
diperkirakan mencapai 30 juta ton konsentrat yang mengandung
lebih

kurang

10

juta

ton

tembaga

sedangkan

cadanganya

diperkirakan 18 juta ton konsentrat atau lebih kurang 6 juta ton


tembaga. Sebagian besar tembaga juga dihasilkan oleh komplek
ertberg-grasberg, Irian Jaya.
Nikel juga cukup besar produksinya, berupa nikel matte yang
mencapai 110-120 ribu ton, disamping jenis nikel lain yaitu ferro-

nickel sebanyak 10 ribu ton lebih per tahun. Produksi bijih atau nikel
mentah mencapai 2,3-2,5 juta ton per tahun, semuanya diekspor.
Bauksit yang mengandung mineral alumunium dalam keadaan
mentah,

seluruhnya

diekspor.

Jumlah

sumberdaya

bauksit

diperkirakan mencapai lebih kurang 1-1,5 milyard ton dengan


cadangan mencapai 800-900 juta ton. Produksi bauksit setiap tahun
rata-rata antara 1 sampai 1,2 juta ton.
2.2

Indonesia Sebagai Produsen Bahan Mentah


Hampir 60% dari cadangan batubara Indonesia terdapat di

Sumatera Selatan. Sekitar 30% terdapat di Kalimantan Timur dan


Selatan dan selebihnya terdapat di Irian Jaya, Sumatera, Jawa, dan
Sulawesi Selatan.
Indonesia tidak dapat berbuat banyak kecuali menyiapkan
produksi untuk dapat memenuhi kontrak yang telah ditandatangani.
Langganan

tradisional adalah Jepang, sehingga sedikit banyak

Indonesia amat tergantung pada Jepang. Karena itulah Indonesia


dapat dikatakan kurang beruntung, ketika pasar sedang menganga,
produksi belum siap. Sebaliknya ketika industri pertambangan sudah
siap melempar produksinya ke pasar pada tahun 1970 dan 1980-an,
keadaan pasar sangat lemah, sebagai perkembangan internasional
terjadi dengan cepat.

2.3

Potensi Mineral Indonesia


Timah merupakan cadangan yang cukup besar sebelum

perang, walaupun secara keseluruhan cadangan timah Indonesia


hanya 8% dari cadangan timah dunia. Nikel dikategorikan sebagai
cadangan cukup besar yaitu memiliki 15%. Eksploitasi logam dasar di

Irian Jaya telah memberikan hasil bahwa sejauh ini Grasberg yang
terletak didekat Ertsberg di Pegunungan Jaya Wijaya, Irian Jaya
merupakan tambang emas-tembaga terbesar di dunia dari satu lokasi
penambangan.
Walaupun minyak bumi Indonesia cukup potensial bila
dibandingkan dengan cadangan dunia hanyalah 1% sedangkan
batubara hanya 2%. Mineral-mineral lainnya rata-rata tidak lebih dari
1% cadangan dunia.
Komoditas Mineral Indonesia Semua Diekspor
Dalam memberikan gambaran tentang gambaran tentang
komoditas mineral Indonesia yang hampir seluruhnya diekspor dalam
keadaan mentah, secara lebih kongkret akan diambil contoh kegiatan
tambang

pada

periode

tahun

1980an

yang

sangat

mungkin

keadaanya tidak banyak berubah. Berdasar catatan dari seluruh


produksi timah, jumlah yang diekspor mencakup 87-89%, tembaga
konsentrat 97-100%, nikel mentah 72-89% dan sisanya diolah
menjadi nikel kasar yang diekspor 74-94% dan diolah setingkat lagi
tetapi masih tetap dalam bentuk bahan mentah yaitu menjadi ferro
nickel yang kemudian diekspor seluruhnya 100%.

2.4

Nilai Tambah
Konsep nilai tambah sebenarnya amat penting dalam industri

mineral. Seharusnya industri merupakan kelanjutan dari kegiatan


pertambangan, sehingga pohon industri dapat bercabang banyak dan
tumbuh maksimal. Contoh, mineral minyak bumi sejauh ini hanya
dipakai sebagai bahan bakar untuk pembangkit tenaga listrik. Padahal
nilainya jauh lebih tinggi bilamana dipakai sebagai bahan baku untuk

industri polimer. Apalagi dengan imbuhan mineral langka dapat


dihasilkan sebagai produk mineral pintar seperti melamin, teflon,
berbagai jenis busa dan sebagainya.
Sebagai gambaran, dapat disampaikan disini pohon industri
dari bahan baku kaolin. Dari satu bahan mineral ini setidaknya 16
produk akhir dapat dihasilkan. Dengan menambah variasi kualitasnya,
jumlah ini bertambah. Produk-produk itu adalah dimulai dari produk
yang paling kasar, semen, berbagai bata ap, kemudian meningkat
dengan ukuran lebih halus, yaitu keramik.
Beberapa Mineral Andalan
Mineral andalan tradisional Indonesia yang terutama adalah
mineral energi fosil, mineral logam dasar, dan logam mulia. Mineral
tersebut tergolong dalam kategori golongan a dan b. Mineral industri
yang pada umumnya termasuk dalam golongan c, lebih banyak
dimanfaatkan di dalam negeri. Ada sebanyak 10 mineral Indonesia
yang selama ini menjadi andalan yaitu timah, nikel, tembaga, bauksit,
emas, perak, mangan, pasir besi, minyak bumi, dan batubara.
2.5

Mineral Industri
Walaupun mineral industri tidak sepenting mineral andalan,

peranannya

cukup

berarti

dalam

kehidupan

pertambangan,

khususnya dalam kegiatan ekonomi. Mineral industri pada umumnya


termasuk dalam golongan c yang biasanya merupakanpertambangan
terbuka, dampak utamanya adalah lubang bekas penambangan,
sedangkan dampak hasil buangan tidak begitu menonjol karena
semua hasil tambang merupakan produk tambang tersebut.
Untuk sedikit mengenal lingkungan terbentuknya mineral
industri, berikut ini disampaikan ikhtisar pengelompokan mineral
industri berdasarkan proses dan batuan pembentuknya. Sekurang-

kurangnya ada 7 kelompok yang dapat dipakai sebagai dasar untuk


membagi mineral industri tersebut yaitu
1.
Kelompok yang berasal dari batuan sedimen
2.
Batuan gunung api
3.
Batuan ultrabasa
4.
Batuan plutonik/asam
5.
Batuan metamorfosa
6.
Batuan yang terkena hidrotermal
7.
Batuan yang terbentuk karena residu
Kelompok mineral industri yang berasal dari batu sedimen dapat
dibagi atas batuan gamping dan batuan sedimen lainnya, mengingat
mineral industri yang berasal dari batu gamping sangat banyak
ragamnya dan sangat banyak manfaanya. Dalam kelompok batuan
sedimen batu gamping adalah mineral industri marmer, dolomit,
kalsit, batu krepus, fosfat, oniks, rijang, dan gipsum. Kelompok
sedimen yang lainnya mencakup lempung, aspal, pasir, bentonit,
zeoloit, felspar, yodium, dan diatomea. Batuan sedimen yang
menjadikan

induknya

adalah

batuan

sedimen

klastik

yang

pembentukannya merupakan proses fisik.


2.6

Indonesia di Tengah Pasar Dunia


Karena komoditas tambang Indonesia hampir seluruhnya

diekspor

dapat

dikatakan

bahwa

nilai

komoditas

itu

sangat

tergantung pada keadaan pasar. Situasi politik internasional sangat


berpengaruh terhadap pasar. Demikian pula strategi dagang dari
setiap pelaku pasar. Harga timah pada saat jatuh karena sesuatu
negara menjual persediaan timahnya besar-besaran ke pasar tanpa
maksud

apa

pun

kecuali

berdagang.

Keadaan

pasar

banyak

dipengaruhi oleh pelaku pasar yang terbatas itu.


Indonesia tidak dapat berbuat banyak, kecuali menyiapkan
produksi untuk memenuhi semua kontrak yang telah ditandatangani.

Barangkali prestasi yang dapat diraih hanyalah keandalan dalam


memenuhi jumlah dan nkualitas barang sesuai dengan jadwal dan
memenuhi jumlah kualitas barang. Langganan tradisional adalah
jepang, sehingga sedikit banyak Indonesia amat tergantung pada
Jepang. Posisi dagang kita dalam komoditas tambang, dibandingkan
dengan Australia memang sama sehingga Australia sesungguhnya
merupakan pesaing Indonesia.

2.7

Prospek Masa Depan


Sudah kita lihat dalam sistem produksi dan sistem pemasaran,

kita juga perlu melihat mengenai prospek-prospeknya menggunakan


analisis SWOT :
Keunggulan (S) : letak geografis, keanekaragaman sumberdaya
mineral, kondisi geologi yang menarik tersedia data eksplorasi yang
memadai, diluar jawa banyak daerah yang belum diolah belum
berkembang kondisinya untuk menunjang pengembangan mineral,
berbagai paket insentif untuk penanaman modal.
- Kelemahan (W) : kondisi politik yang belum diketahui kestabilannya
untuk jangka panjang, kegiatan pendukung pendanaan, gangguan
pertambangan liar, timpang tindih dengan kehutanan, komitmen
pemerintah dalam pengembangan sumberdaya mineral yang masih
perlu diuji kembali, posisi sumberdaya alam yang merupakan milik
negara

sesuai

dengan

konstitusi

yang

peraturannya

masih

dipersoalkan.
Peluang (O) : kekacauan diberbagai tempat di dunia seperti di
Timur Tengah dan Rusia, habisnya cadangan mineral di Afrika yang

menyebabkan biaya produksi tinggi, terbentuknya berbagai pasar


regional seperti Asean, Asia, dan Pasifik sudah cukupnya indonesia
berpengalaman dalam pengembangan sumberdaya minera.
Ancaman (T) : Globalisasi, standarisasi, lingkungan, persaingan
untuk mendapatkan modal dari pasar modal internasiona, hak asasi
manusia, substitusi, daur ulang, negara pesaing Australia untuk pasar
Pasifik.
Pengembangan Sumberdaya Mineral dan Lingkungan Hidup
Tidaklah mudah menepis kesan bahwa pertambangan dapat
menimbulkan

dampak

negatif

terhadap

lingkungan.

Apalagi

pertambangan yang hanya mementingkan laba, tanpa menyisihkan


dana yang cukup untuk memulihkan lingkungannya. Hal ini dapat
dipahami karena investasi telah menelan begitu banyak biaya, yang
bisa semuanya dihitung dengan harga dana yaitu bunga pinjaman,
maka faktor yang paling mudah untuk dieliminasi adalah faktor
lingkungan
Ampas buangan yang dinamakan tailing selalu menggunung
disekitar pertambangan. Kalau tidak menggunung dibuang kesungai
dan ssungai akan berubah menjadi lapangan pasir. Aliran sungai itu
sendiri

akan

menabrak ke kiri

dan ke kanan yang

akhirnya

menyebabkan banjir.
Karena mineral adalah kekayaan yang tidak terbarukan,
kesempatan

untuk

memulihkan

manusia

di

sekitar

lokasi

pertambangan pun hanya satu kali, tidak dapat diulangi apalagi


terjadi

kekeliruan.

Dampak

lingkungan

yang

sangat

unik

di

pertambangan ini adalah adanya dugaan menciutnya glaciar atau es

abadi satu-satunya yang terdapat di daerah tropis, karena adanya


kegiatan pertambangan.
2.8

Ketergantungan Kepada Pasar Jepang


Dari angka statistik terlihat bahwa sebagian besar ekspor

komoditas tambang Indonesia menuju Jepang. Minyak dan Gas Bumi


dalam dasawarsa terakhir ini menunjukan angka ekspor ke Jepang
masing-masing sejumlah 40-50% dan 50-60% dari produksi nasional.
Bahkan dibidang gas bumi, Jepang sudah meraupnya sejak dari hulu
dengan membangun fasilitas pelabuhan muat, disebut train. Nikel
yang

merupakan

produksi

andalan

mineral

indonesia

hampir

seluruhnya (50-95%) dikirim ke Jepang. Sebagian besar atau lebih


dari 90% dikapalkan dalam bentuk bahan mentah. Bagi jepang sendiri
bahan mentah dari Indonesia itu hanya merupakan 30-50% darin
kebutuhannya. Dari 92% bauksit yang diekspor , 88% diantaranya
juga dikapalkan ke Jepang.
Subtitusi
Dengan pesatnya kemajuan teknologi banyak sekali material
jenis baru yang diciptakan yang diramu dari material lama. Material
baru

ini

mempunyai

kualitas

yang

lebih

tinggi

dan

mampu

melaksanakan fungsi yang lebih canggih, apalagi memang didesain


untuk kepentingan tertentu. Bahkan bisa jadi material ini lebih pintar
dari bahan bakunya. Orang sering menyebutnya sebagai smart
material. Dengan demikian, banyak sekali bahan baku asli yang
berasal dari alam yang mudah digantikan dengan material hasil
ramuan lainnya. Contoh yang paling mudah karena sering kita jumpai
sehari-hari adalah peralatan rumah tangga, seperti sendok, piring,

gelas, botol yang menggantikan bahan baku mineral logam, kaolin


ataupun kuarsa.
Ada satu mineral yang sulit disubtitusikan, yaitu emas. Karena
nilai magis yang dimiliki mineral yang sulit digantikan walaupun
nilainya lebih tinggi. Khususnya di belahan bumi Timur, emas adalah
lambang kemurnian, jauh dari kepalsuan. Emas melambangkan
keindahan dan cinta kasih yang sejati. Bagi dunia mineral, subtitusi
masih tetap memberikan peluang, karena pada umumnya subtitusi
memerlukan pula mineral baru.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Karena komoditas tambang Indonesia hampir seluruhnya diekspor
dapat dikatakan bahwa nilai komoditas itu sangat tergantung
pada

keadaan

pasar.

Situasi

politik

internasional

sangat

berpengaruh terhadap pasar. Demikian pula strategi dagang dari


setiap pelaku pasar. Harga timah pada saat jatuh karena sesuatu
negara menjual persediaan timahnya besar-besaran ke pasar
tanpa maksud apa pun kecuali berdagang. Keadaan pasar banyak
dipengaruhi oleh pelaku pasar yang terbatas itu. Begitupun
dengan batubara Peningkatan komoditas pada era 2000an
menghasilkan keuntungan yang signifikan untuk perusahaanperusahaan yang bergerak di dalam ekspor batubara. Kenaikan
harga komoditas ini - sebagian besar - dipicu oleh pertumbuhan
ekonomi di negara berkembang. Namun demikian, situasi yang
menguntungkan ini berubah pada saat terjadinya krisis keuangan
global pada tahun 2008 ketika harga batubara menurun begitu
cepat. Indonesia terkena pengaruh faktor eksternal karena ekspor
komoditas (untuk batubara dan minyak sawit) menghasilkan
sekitar

50

persen

dari

ekspor

total

Indonesia,

sehingga

membatasi pertumbuhan PDB tahun 2009 sampai 4.6 persen


(yang boleh dikatakan masih cukup baik, terutama didukung oleh
konsumsi domestik).

Daftar Pustaka

http://hildahilyant.blogspot.com/2012/12/sumberdaya-mineral-di-indonesia.html.
http://www.indonesiainvestments.com/id/bisnis/komoditas/batubara/item236http://rizal.blog.undip.ac.id/files/2009/07
/dipakai_siskom_etika-profesi.pdf
http://www.indonesiainvestments.com/id/bisnis/komoditas/batubara/item236

Anda mungkin juga menyukai