Anda di halaman 1dari 25

MATA KULIAH PILIHAN

TKA 146

PELESTARIAN ARSITEKTUR
SEMESTER 6

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)


SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)
KONTRAK KULIAH

JUDUL MATA KULIAH

PELESTARIAN ARSITEKTUR

NOMOR KODE / SKS

TKA 146 / 3 SKS

DESKRIPSI SINGKAT

Mata kuliah ini membahas pelestarian karya arsitektur yang


memiliki nilai kesejarahan, sesuai klasifikasinya sebagai benda
warisan budaya (cultural heritage). Pengertian benda warisan
budaya (cultural heritage) secara normatif merujuk istilah World
Heritage Convention UNESCO tahun 1972.
Mata kuliah Pelestarian Arsitektur berkesinambungan dengan
mata kuliah Sejarah Arsitektur yang telah diberikan pada semester
sebelumnya, terutama kemampuan mahasiswa mengidentifikasi
karakteristik wujud karya arsitektur dalam kurun dan tempat
tertentu di Indonesia.
Kesinambungan hasil pembelajaran mata kuliah Pelestarian
Arsitektur ke semester selanjutnya (semester VII) diharapkan
akan terwujud dalam :
Kemampuan mahasiswa yang mengambil tugas mata kuliah
Perancangan Arsitektur V bertema pengembangan atau bersinggungan tidak langsung dengan karya arsitektur bersejarah
untuk menyusun argumentasi pelestariannya.

TUJUAN INSTRUKSIONAL
UMUM (TIU)

Setelah mengikuti mata kuliah Pelestarian Arsitektur, maka mahasiswa Jurusan Arsitektur semester VI diharapkan mampu menyusun argumentasi pendekatan pelestarian suatu karya arsitektur bersejarah secara normatif.

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)


no.

Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Pokok Bahasan

1.

Jika ditanya tentang pengertian


pelestarian dalam ranah arsitektur,
maka diharapkan mahasiswa
mampu menjelaskannya berdasarkan pemikiran-pemikiran yang
memunculkannya, lingkup obyek
arsitektur yang dikenai tindakan, dan
perannya di masa mendatang dengan ungkapan sendiri beserta istilah yang lazim digunakan dalam pelestarian arsitektur setidaknya 90 %
benar.

Pengertian
pelestarian
arsitektur

2.

Setelah memperoleh penjelasan


tentang metode kajian sejarah,
maka diharapkan mahasiswa
mampu me-nyimpulkan kondisi
otentik (awal didirikan) suatu karya
arsitektur yang menjadi obyek
pelestarian setidaknya 80% benar.

Metode kajian
sejarah dalam
pelestarian
arsitektur

Sub Pokok Bahasan

Estimasi
Waktu

a) Rancangan perkuliahan
pelestarian arsitektur.
b) Pengertian istilah-istilah
yang lazim digunakan dalam pelestarian arsitektur.
c) Obyek dalam pelestarian
arsitektur

150 menit
(1 ptm)

d) Latar belakang pemikiran


dan gerakan untuk melestarikan karya arsitektur.
e) Keterkaitan pelestarian
arsitektur dengan isu
kerusakan lingkungan.

150 menit
(1 ptm)

f)

Kaidah-kaidah pelestarian
arsitektur dari pelbagai
sumber

150 menit
(1 ptm)

Kajian sejarah dalam


pelestarian arsitektur
b)
Data kesejarahan obyek
arsitektur

300 menit
(2 ptm)

c)

150 menit
(1 ptm)

a)

Penyusunan data kesejarahan obyek arsitektur

3.

Setelah memperoleh penjelasan


tentang metode mengidentifikasi
obyek arsitektur yang terkena
tindakan pelestarian, maka
diharapkan mahasiswa dapat
menyusun kesimpulan kondisi
eksisting yang dialami suatu obyek
arsitektur setidaknya 80% benar.

Identifikasi
kondisi eksisting obyek
arsitektur
bersejarah

a) Anatomi dan gaya arsitektur


b) Pemantauan dan dokumentasi kondisi eksisting obyek
bersejarah

300 menit
(2 ptm)
150 menit
(1 ptm)
300 menit
(2 ptm)

c) Pengelolaan data lapangan

4.

Setelah memperoleh penjelasan tentang transformasi, maka diharapkan


mahasiswa dapat mengusulkan
tindakan pelestarian yang layak
dikenakan pada obyek arsitektur
bersejarah setidaknya 80% benar
sesuai kaidah pelestarian benda
cagar budaya.

Transformasi
obyek arsitektur
bersejarah

a) Pengertian transformasi arsitektur


b) Ragam transformasi

150 menit
(1 ptm)

c) Komparasi & evaluasi dalam


transformasi obyek arsitektur
bersejarah
d) Penetapan tindakan pelestarian bagi obyek arsitektur bersejarah

300 menit
(2 ptm)

Pendekatan perancangan bagi tugas bertema pengembangan karya arsitektur


bersejarah di M.K. Perancangan Arsitektur V semester VII

(20) menyusun argumentasi pelestarian suatu karya arsitektur secara normatif

(19) menghubungkan kua-litas


dan kuantitas trans-formasi
elemen penyusun wujud
dengan kaidah pelestarian

(18) menyimpulkan
transformasi yang terjadi
berdasarkan kondisi
otentik dengan eksisting

(12) menyimpulkan
kondisi otentik suatu
karya arsitektur

(17) menjelaskan
pengertian transformasi
arsitektural

(16) menyimpulkan kondisi


eksisting suatu karya
arsitektur

(11) menyusun riwayat


kesejarahan

(15) mengkategorikan karakteristik elemen penyusun


wujud

(10) melakukan kritik


sumber

(14) merumuskan kebutuhan


data eksisting dalam
kegiatan survai lapangan

(13) menjelaskan anatomi


wujud suatu karya
arsitektur

(9) merumuskan kebutuhan data kesejarahan suatu karya


arsitektur
(8) menjelaskan
metode kajian sejarah

(7) memilah kaidah-kaidah


pelestarian yang sesuai
bagi karya arsitektur

(6) menjelaskan kaidahkaidah pelestarian dari


pelbagai sumber

(5) menjelaskan pengertian pelestarian arsitektur

(1) menjelaskan istilahistilah dalam


pelestarian arsitektur

(2) mendefinisikan
obyek arsitektur yang
menjadi perhatian
pelestarian

(3) merangkum faktor yang


mempengaruhi kemunculan
pelestarian arsitektur

(4) menjelaskan keterkaitan


pelestarian arsitektur
dengan isu kerusakan
lingkungan

garis entry behaviour

Mengidentifikasi karakteristik wujud suatu karya arsitektur berdasarkan kurun waktu dan tempat tertentu di Indonesia

MANFAAT MATA KULIAH


Pelestarian adalah upaya atau tindakan praksis berarsitektur untuk menjaga,
memelihara, dan mendayagunakan karya-karya arsitektur yang terdapat
dalam suatu rantai trayektori dan tempat tertentu bagi masa sekarang ini
maupun yang akan datang. Pendayagunaan yang di maksudkan tidak hanya
memandang karya arsitektur sebagai obyek benda semata, tetapi lebih
memanfaatkan kandungan nilai didaktis di dalamnya. Dengan demikian
pelestarian arsitektur memerlukan pemahaman dan metode bagi
pelaksanaanya.
Mata kuliah ini berupaya menjembatani hal tersebut. Kandungan mata kuliah
Pelestarian Arsitektur terdiri dari konstruksi pemahaman terhadap pelestarian
itu sendiri secara normatif, metode investigasi kesejarahan dan kondisi
eksisting suatu karya arsitektur, serta penyusunan usulan pelestariannya
berdasarkan kesenjangan yang terjadi antara kondisi awal dan saat ini
(transformasi).
Berdasarkan kandungan yang ada maka diharapkan mahasiswa memiliki
kemampuan mengha-silkan usulan solusi bagi permasalahan desain yang
bersinggungan langsung maupun tidak langsung dengan suatu karya
arsitektur yang memiliki nilai kesejarahan.

STRATEGI PERKULIAHAN
Pencapaian luaran mata kuliah setidaknya dapat diperoleh melalui cara
pengajaran yang meliputi beberapa kegiatan, antara lain:
Ceramah penjelasan yang akan dilakukan pada tiap pokok-pokok
bahasan.
Pembelajaran mandiri oleh mahasiswa yang dilakukan melalui
penanganan pelestarian terhadap karya arsitektur bernilai kesejarahan
(obyek empiris).
Diskusi antara pengajar dan mahasiswa, baik dalam kegiatan
pembelajaran di kelas maupun dalam kegiatan mandiri. Kegiatan ini
merupakan pendukung utama sekaligus pembimbingan yang menyertai
mahasiswa dalam mengerjakan tugas.

T U G AS
Pada mata kuliah Pelestarian Arsitektur ini mahasiswa diberikan beberapa
penugasan dan evaluasi, yang terdiri dari:
Tugas dalam satu semester terdiri dari satu jenis yang dikerjakan
mahasiswa secara berkelompok. Tugas ini diberikan pada jelang
pertengahan semester dan dikerjakan hingga akhir perkuliahan semester
genap. Bobot penilaian akan amat bergantung pada kerjasama kelompok
dan keaktifan masing-masing anggotanya. Garis besar tugas ini adalah
menyusun argumentasi usulan pelestarian suatu karya arsitektur
bersejarah. Kegiatan di dalamnya terdiri dari penyusunan kesejarahan,
pendataan lapangan dan penyusunannya, kajian transformasi yang terjadi,
serta penarikan kesimpulan.
Evaluasi terdiri dari dua jenis, yaitu kuis dan ujian tengah semester (UTS).
Pelaksanaan kuis sebanyak dua kali. Materi kuis adalah subpokok
bahasan yang telah diterima mahasiswa pada pertemuan sebelumnya.
Ujian tengah semester dilaksanakan pada pertemuan ke-7 (tujuh) dan
cakupan materinya adalah pokok dan sub-pokok bahasan yang telah
diterima mahasiswa pada pertemuan ke-1 (pertama) hingga ke-6 (enam).

KRITERIA PENILAIAN
Penilaian dalam mata kuliah Pelestarian Arsitektur semester 6 ini dilakukan oleh tim
pengajar dengan menggunakan kriteria sebagai berikut (mengacu pada Peraturan
Akademik UNDIP):
Nilai

Point

Range

80 100

70 79

60 69

50 59

0 49

Dalam menentukan nilai akhir untuk yudisium ini akan dilakukan pembobotan
materi, sebagai berikut:
No.

Item

Jumlah

Bobot

1.

Kuis

10 %

2.

Ujian Tengah Semester

20 %

3.

Evaluasi Akhir Tugas Besar

60 %

PERATURAN PERKULIAHAN TERKAIT KEHADIRAN


Mahasiswa wajib hadir minimal 11 pertemuan.
Keaktifan dalam konsultasi menjadi pertimbangan penilaian.
Kecurangan dalam perkuliahan akan mendapat sanksi akademis sesuai
Peraturan Akademik Universitas Diponegoro.

1)

Ambrose, G. dkk. (2008). The Visual Dictionary of Architecture. Lausanne: AVA Publishing SA.

2)

Danto, E.A. (2008). Historical Research. Oxford: Oxford University Press Inc. (hal. 42-104)

3)

Budihardjo, E. (1997). Arsitektur Sebagai Warisan Budaya. Jakarta: Penerbit Djambatan.

4)

Brooks, P. (2008). How To Research Local History: Find out all about your house, village or town.
Oxford: How to Book Ltd. (hal. 83-104)

5)

Czarniawska, B. (2004). Narratives in Social Science Research. London: Sage Publications. (hal.
1-31).

6)

Conway, H. dan Roesnisch, R. (2005). Understanding Architecture An introduction to Architecture and Architectural History. London: Routledge.

7)

Dobby, A. (1978). Conservation and Planning. London: Hutchinson & Co. Limited.

8)

Denhez, M. dan Dennis, S.N. ((ed.) 1997). Legal and Financial Aspects of Architectural Conservation. Toronto: Dundurn Press.

9)

Feilden, B.M. (1994). Conservation of Historic Buildings. Butterworth-Heinemann Ltd.

10)

Forsyth, M. (2007). Understanding Historic Building Conservation. Oxford: Blackwell Publishing

11)

Harbison, R. (2009). Travels in The History of Architecture. London: Reaktion Books. Ltd.

12)

Habraken, N. J. (1998). The Structure of The Ordinary, Form and Control in The Built Environment. Massachusetts: The M.I.T. Press.

13)

Jokilehto, J. (1986). A History of Architectural Conversation: The Contribution of English, French,


German and Italian towards an International Approach to the Conservation of Cultural Property.
D.Phil thesis. England: University of York.

14)

Rose, G. (2001). Visual Methodologies, An Introduction to the Interpretation of Visual Materials.


London: Sage Publication.

15)

Unwin, S. (1997). Analysing Architecture. New York: Routledge.

16)

Pranoto, S.W. (2010). Teori dan Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Graha Ilmu.

17)

Sjamsuddin, H. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Norman Foster, Carr d'Art, Nmes, France (1984 1993)

Erik Gunnar Asplund, Gteborg Town Hall (1913-1937)

Norman Foster, Reichstag restoration, Berlin, Germany (1999)

Carlo Scarpa, Castelvecchio, Verona,1958-1964

Candranaya
Located in the heart of Chinatown Jalan Gajah Mada 188, this charming 17th-century building originally served as
the private home for So Bing Kong, a prominent merchant who was appointed headman of the ethnic Chinese. It
also served as a meeting place and commercial hub for Chinese merchants and communities.

Fort Vastenburg Solo

Fort Vastenburg Solo

Anda mungkin juga menyukai