Kemala S.kep.Ners
Oleh
Kelompok 10
Luthfia Harisa
M Muyassar Wajdi
M Rifkye Rivani
Ridwan Nurhakim
Ummy Rahmawati
A. DEFINISI
Fraktur adalah pemisahan atau robekan pada kontinuitas tulang yang terjadi karena
adanya tekanan yang berlebihan pada tulang dan tulang tidak mampu untuk menahannya.
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik dan sudut
dari tenaga tersebut, keadaan dari tulang itu sendiri dan jaringan lunak di sekitar tulang akan
menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap, tidak lengkap. (Arice, 1995 : 1183)
Fraktur femur atau patah tulang paha adalah rusaknya kontiunitas tulang pangkal paha
yang di sebabkan oleh trauma langsung, kelemahan otot, kondisi-kondisi tertentu seperti
degenerasi tulang atau osteoporosis ( Muttakin, 2005: 98 )
B. KLASIFISIKASI
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
a.
b.
c
d.
e.
f.
g.
A. ETIOLOGI
Lewis (2000) berpendapat bahwa tulang relatif rapuh namun mempunyai cukup kekuatan
dan gaya pegas menahan tekanan, fraktur dapat diakibatkan oleh :
a. Fraktur akibat peristiwa trauma sebagian fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba
berlebihan yang dapat berupa pemukulan, penghancuran, perubahan pemuntiran atau penarikan.
Bila tekanan kekuatan langsung tulang dapat patah pada tempat yang terkena dan jaringan lunak
juga pasti akan ikut rusak. Pemukulan biasanya menyebabkan fraktur melintang dan kerusakan
pada kulit di atasnya. Penghancuran kemungkinan akan menyebabkan fraktur komunitif disertai
kerusakan jaringan lunak yang luas.
b. Fraktur akibat peristiwa kelelahan atau tekanan retak dapat terjadi pada tulang seperti halnya
pada logam dan benda lain akibat tekanan berulang-ulang. Keadaan ini paling sering
dikemukakan pada tibia, fibula atau metatarsal terutama pada atlet, penari atau calon tentara
yang berjalan baris berbaris dalam jarak jauh.
c.
Fraktur patologik karena kelemahan pada tulang fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang
normal kalau tulang tersebut lunak (misalnya oleh tumor) atau tulang-tulang tersebut sangat
rapuh.
Kerusakan
Trombosis
Kegagalan
Gangguan
Cidera
Dilatasi
Penurunan
Terjadi
Kematian
Syok
Penurunan
Resiko
Pelepasan
Penurunan
Hemoragi
Sepsis
Ulkus
Patah
Penyebab
Terbuka
Penurunan
Tertutup
Perdarahan
Trauma
Komplikasi
Penyebab
Syok
sepsis
Trauma
vaskuler
tulang
pada
ARDS
infeksi,
pembuluh
arteri,
pembuluh
organ
fungsi
toksin
pada
dan
curah
tekanan
tahanan
kematian
luka,
lambat
penetrasi
adanya
infeksi,
tulang
multipel
emboli
darah
dini
emboli
perdarahan
dan lemak(syok),
dari
perfusi
pernafasan
cidera
pulmonal,dan
vaskuler
hipovolemik
kematian
fraktur
dan
jantung
darah
DIC
organ
kepala
perfusi
tulang
sistemik
avaskuler
dan
( >3perifer
atrofi
hari
panjang
)otot
nekrosis
dan sindroma
kardiovaskular
kompartemen
D. PATOFISIOLOGI
E. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis faktur adalah nyeri, hilangnya fungsi, deformasi, pemendekan
ektrimitas, kreptitus, pembengkakan lokal, dan perubahan warna.
a. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang diimobilisasi. Spase
otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai alamiyah yang dirancang yang
dirancang untuk meminimalkan gerakan antara fragmen tulang.
b. Setalah terjadi fraktur, bagian-bagian tidak dapat digunakan dan cenderung bergerak
tidak alamiah ( gerakan luar biasa ) bukannya tetap rigid seperti normalnya. Pergeseran
fragmen pada fraktur lengan atau tungkai menyebabkan defrmitas (terlihat maupun
teraba) ektrimiatas yang biasanya diketahui dengan membadingkan dengan ektrimitas
normal. Ektrimitas tidak dapat berfungsi dengan baik karena fungsi normal otot
bergantung pada integritas tulang tempat melekatnya otot.
c. Pada fraktur panjang, terjadi pemendekan tulang yang sebenarya karena kontraksi otot
yang melekat ditas dan dibawah fraktur. Fragmen sering sekali melingkupi satu sama lain
sampai 2.5 sampai 5 cm (1 sampai 2 inci)
d. Saat ektrimitas di periksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang yang disebut
krepitus yang teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan fragmen lainnya. ( Uji
krepitus dapat mengakibatkan kerusakan jaringan lunak yang lebih berat ).
e. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi sebagai trauma dan
pendarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini biasa baru terjadi setelah beberapa jam atau
hari setalah cedera.
( Suzanne C. Smeltzer & Brebda G. Bare, 2001 : 2358-2359 )
F. KOMPLIKASI
Komplikasi fraktur dibagi menjadi dua yaitu :
1) Komplikasi awal, terdiri dari : kerusakan arteri, kompartmen sindrom, fat embolism
sindrom, infeksi, avaskuler nekrosis, syok.
2) Komplikasi lama, terdiri dari : delayed union, mal_union
( Muttaqin, 2005 : 41 )
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada klien dengan fraktur adalah :
1. Pemeriksaan Rontgen : menentukan lokasi / luasnya fraktur / trauma.
2. Scan tulang ( tomogram, scan CT / MRI) : memperlihatkan fraktur dan juga dapat
mengindentifikasi kerusakan jaringan lunak.
3. Arteriogram : dilakukan bila kerusakan vaskuler di curigai.
4. Hitung darah lengkap : HT mungkin meningkat ( hemokonsentrasi ) atau menurun
( pendarahan bermakna pada sisi frktur organ jauh pada trauma multiple ). Peningkatan
jumlah SDP adalah respon stress normal setelah trauma
5. Kreatinin : trauma pada otot meningkatkan beban kreatinin untuk klien ginjal.
6. Profil koagulasi : perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, transfuse multiple, atau
cedera hati
(Doengoes, 2000: 762)
H. PENATALAKSANAAN
selang drain
Kepala dan Leher, kebersihan kepala dan rambut cukup baik, struktur kepala dan leher
simetris, saat dipalpasi tidak terdapat nyeri tekan pada kepala dan leher, tidak ada keterbatasan
gerak pada kepala dan leher, tidak ada kesulitan dan nyeri saat menelan, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid, distribusi rambut merata, rambut berwarna hitain dan pendek.
Mata dan penglihatan, struktur mata simetris kiri dan kanan, kebersihan mata cukup bersih
(tidak ada kotoran / secret yang menempel pada mata), konjungtiva tidak anemis, skelera tidak
ikterik, tidak ada kelainan pada mata, fungsi penglihatan baik (klien mampu membaca nama
perawat ditanda pengenal dengan jarak 30 cm), klien tidak menggunakan alat bantu penglihatan
seperti kacamata / lensa kontak, dan dapat menggerakkan bola mata ke segala arah.
Penciuman dan hidung, struktur hidung simetris, tidak terdapat massa (polip), hidung klien
tampak bersih, tidak ada peradangan dan perdarahan pada hidung, fungsi penciuman klien baik
(klien dapat membedakan bau minyak kayu putih dengan bau minyak alkohol yang diciumkan
oleh perawat kepada klien dengan mata tertutup).
Pendengaran dan Telinga, struktur telinga simetris antara kiri dan kanan, telinga klien
tampak bersih, tidak ada peradangan dan perdarahan pada telinga, tidak ada sekresi yang keluar
dari telinga klien, klien dapat menjawab pertanyaan perawat dengan baik, dan dapat
berkomunikasi dengan jelas, fungsi pendengaran klien baik, klien tidak menggunakan alat bantu
pendengaran.
Mulut dan Gigi, mukosa bibir lembab, tidak ada peradangan dan perdarahan pada gusi,
mulut dan gigi tampak bersih, tidak ada carries pada gigi, klien tidak ada memakai gigi palsu,
fungsi mengunyah klien baik.
Dada, Pernapasan dan Sirkulasi, pergerakan dada simetris antara kiri dan kanan, bentuk
dada normal antara kiri dan kanan, kualitas napas teratur dengan frekuensi 20 kali/menit, tidak
ada batuk, bernapas melalui hidung, tidak menggunakan alat bantu napas (O2), saat dipalpasi
tidak terdapat nyeri tekan di dada, pada saat diperkusi dada terdengar resonan, saat diauskultasi
tidak terdengar bunyi napas tambahan seperti wheezing dan ronkhi, bunyi jantung S1 dan S2
tunggal.
Abdomen, struktur abdomen simetris antara kiri dan kanan, tidak ada jaringan parut, tidak
terdapat asites, tidak ada nyeri tekan pada abdomen saat dipalpasi, saat diperkusi terdengar bunyi
tymphani, saat diauskultasi terdengar bising usus 10 x/menit.
Genetalia dan Reproduksi, tidak ada hemoroid, klien mengatakan tidak ada nyeri saat
BAB dan BAK, tidak ada peradangan pada genetalia, klien menggunakan alat bantu BAK
(kateterisasi).
Ekstrimitas Atas dan Bawah, ekstrimitas atas tampak simetris, ekstrimitas bawah tidak
simetris, adanya kelainan tulang (close fraktur 1/3 femur distal dextra). Tampak adanya luka post
operasi ORIF hari ke 2 pada ektrimitas bawah dextra (didaerah 1/3 distal femur), luka tampak
berbalut rapi dan bersih. Klien mengatakan luka masih terasa nyeri (perih), terdapat nyeri tekan
pada luka, saat luka klien disentuh klien tampak meringis kesakitan, nyeri seperti ditusuk-tusuk,
nyeri bersifat menetap (nyeri berkurang apabila diberi analgesik), durasi nyeri selalu ada dalam
24 jam, nyeri tidak menyebar, skala nyeri 3 (nyeri berat dengan rentang skala nyeri 0-5), nyeri
bertambah saat kaki klien yang sakit digerakkan dan berkurang apabila klien berdiam diri,
tampak terpasang IVFD RL 20 tetes/menit pada ekstrimitas atas dextra, tidak ada edema pada
ekstrimitas atas dan bawah., tampak terpasang selang drain di bawah luka post ops pada
ekstrimitas kanan bawah.
Skala kekuatan otot ekstrimitas atas bawah
5555
5522
5555
5555
Keterangan :
5 = kekuatan otot normal
2 = otot hanya mampu mengerakkan sendi tetapi kekutannya tidak dapat malawan
gravitasi bumi
Aktivitas dan Istirahat, di rumah klien adalah seorang anak yang sehari-hari bekerja
membantu ibunya berjualan diwarung. Setup hari klien ada dirumah. Klien tidur 6-7 Jam dan
jarang tidur siang, klien tidak mengalami kesulitan dalam tidur. Dirumah sakit klien hanya
berbaring ditempat tidur. Klien tidur rnalarn 5-6 jam dan tidur siang 1-2 jam, sebagian
aktivitas klien dibantu keluarga. skala aktivitas 2 (memerlukan bantuan orang lain dengan
rentang skala aktivitas 0-4).
Personal Hygiene, di rumah klien mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, keramas 1
hari sekali. dan potong kuku bila panjang. Di rumah sakit klien tidak pernah mandi, klien hanya
diseka oleh kakanya pagi dan sore, gosok gigi tiap pagi, cuci muka tiap pagi.
Nutrisi, di rumah frekuensi makan klien 3 kali sehari dengan jenis makanan nasi, lauk dan
kadang disertai sayuran, klien tidak ada makan pantangan, nafsu makan klien baik. Di Rumah
Sakit klien makan 3 kali sehari dengan jenis makanan nasi biasa tinggi kalori tinggi protein,
nafsu makan klien baik, klien selalu dapat menghabiskan porsi makanan yang disediakan oleh
Rumah Sakit.
Eliminasi, di rumah klien BAB 1 kali sehari, biasanya pada pagi hari, konsistensi feses
lembek dan berwarna kuning, BAK 4-5 kali sehari, warna Urine kekuningan dan jernih, tidak
ada keluhan nyeri saat BAK dan BAB. Di Rumah Sakit frekuensi BAB 1 kali sehari, feses
berwarna kuning, konsistensi agak keras, tidak ada keluhan nyeri saat BAB, klien menggunakan
kateter sebagai alas Bantu dalam BAK, warna urine kuning jernih, tidak ada keluhan saat BAK
maupun BAB.
Psikososial, klien mengatakan menerima keadaannya sebagai suatu cobaan hidup yang
diberikan ALLAH SWT yang harus dijalani dengan ikhlas. Hubungan sosial antara klien dengan
keluarga nampak terlihat baik, ibu klien selalu menemani serta mendampingi klien selama di
Rumah Sakit, keadaan emosi klien tampak stabil, klien tampak kooperatif saat diajak bicara oleh
perawat maupun tim medis lainnya.
Spritual, klien dan keluarga beragama Islam, selama di Rumah Sakit klien melakukan
sholat, tapi dalam keadaan berbaring. Klien mengatakan sering berdoa untuk kesembuhannya.
Sedangkan ibu klien selalu menjalankan ibadah sholat dan selalu berdoa kepada ALLAH SWT
untuk kesernbuhan klien.
36
Data Fokus
1. Inspeksi
Klien tampak berbaring di ternpat tidur dengan kesadaran composmentis. GCS E4V5M6
(4 : respon mata membuka spontan, 5 : klien berorientasi penuh, 6 : mampu mengikuti
perintah), tampak adanya luka post operasi ORIF hari ke 2 di daerah 1/3 distal femur. Luka
masih tampak berbalut dengan rapi dan bersih. Tampak terpasang IVFD RI, 20 tetes/menit
pada ekstrimitas atas dextra dan selang drain di bawah luka post ops pada ekstrimitas kanan
bawah, tampak terpasang kateter di genetalia klien, skala aktivitas klien 2 (memerlukan
bantuan orang lain).
2. Palpasi
Terdapat nyeri tekan pada ekstrimitas bawah dextra (daerah femur), skala nyeri 3 (nyeri
berat dengan rentang, skala 0-5). Saat luka disentuh klien tampak kesakitan.
3. Perkusi Terdengar bunyi tymphani pada abdomen.
4. Auskultasi
Saat diaukultasi bunyi jantung S, dan S2 tunggal, bising usus 10 kali/menit.
Pemeriksaan Diagnostik
1. Laboratorium tangga 14 Juni 2008
PEMERIKSAAN
HASIL
NILAI
RUJUKAN
SATUAN
HEMATOLOGI
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hemotokrit
Trombosit
13.1
8,300
4.52
38
180.0
00
13,5
12.0 15.5
4.0 10.5
3.90-5.50
35-45
150-450
11.5 14.7
84,7
29,0
34,2
80.0-97.0
27.0-32.0
32.0-38.0
fl
Pg
%
67,6
22.0*
5,9
5,60
1.80
0,73
50.0-70.0
25.0-40.0
3.0-9.0
2.50-7.00
1.25-4.00
0.30 1.00
%
%
%
ribu/ul
ribu/ul
ribu/ul
15,4
1.15
13.80
11,5 15,5
-
dctik
detik
Hasil APTT
32.3
26,0-34,0
detik
32.20
RDW-CV
g/1
ribu/ul
juta/ul
vol%
ribu/ul
MCV,MCH,MCHC
MCV
MCH
MCHC
HITUNG JENIS
Nentrofil %
Limfosif %
Alonosit %
A l ewrofil 9
Limfosit #
Afonosit , , q
PROTOHROMBIN
TIME
Hasil PT
INR
Control normal PT
APTT
detik
METODE
DATA
2
Data Subjektif :
MASALAH
3
Nyeri (akut)
PENYEBAB
4
Luka Post operasi ORIF
Data Objektif :
: 80 kali/menit
: 20 kali/menit
: 36.5 oC
Ringan
0
Tidak
ada
nyeri
berat
2
3
sedang
tak tertahankan
4
berat
sekali
Data Objektif:
5555
5555
5522 5555
Keterangan ;.
0 = tidak ditemukan adanya kontraksi otot.
l = kontaraksi otot yang terjadi hanya
berupa perubahan dari tonus otot yang
dapat diketahui dengan palpasi dan
tidak dapat menggerakkan sendi tetapi
Data Subjektif :
infeksi
Tanda-tanda vital :
TD : 110/70 mm Hg
R : 20 kali/menit
N :80 kali/menit
Berdasarkan analisa data di atas dapat disimpulkan & diagnosa keperawatan dengan
prioritas masalah sebagai berikut :
1. Nyeri akut berhubungan dengan luka post operasi ORIF, ditemukm tanggal 25 Juni 2008
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan luka post operasi ORIF, ditemukan tanggal
25 Juni 2008
3. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan luka post operasi ORIF, ditemukan
tanggal 25 Juni 2008
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
2
Nyeri (akut) berhubungan
TUJUAN
3
Nyeri dapat ber-
Ditandai dengan :
perawatan dengan
Data Subjektif :
kriteria hasil :
Nyeri yang
PERENCANAAN
INVERVENSI
4
RASIONAL
5
1. Evaluasi
1. Mempengaruhi
keluhan
pilihan atau
nyeri atau
pengawasan
ketidak-
keefektifan
intervensi
dirasakan klien
nyamanan,
perhatikan
berkurang
lokasi dan
Klien tampak
tenang
Nyeri berkurang
karakteritik
termasuk
saat klien
intensitas
beraktifitas atau
(skala nyeri)
ekstrimitas yang
sakit digerakkan
Data Objektif :
Tanda tanda vital
Nyeri seperi
2. Kaji
2. Memudahkan
ditusuk-tusuk
penyebab
dalam
nyeri
menentukan
intervensi
selanjutnya.
menyebar.
Skala nyeri 1
3. Memfokuskan
(nyeri ringan)
3.
Dorong
menggunak
an teknik manajemen
meningkatkan
rasa kontrol,
meningkatkan,
stres.
contoh
perhatian,
kemampuan
latihan
koping dalam
napas
manejemen
dalam
nyeri, yang
mungkin
menetap untuk
periode
T : 36.5 C
lebih lama
2. Menguku
4. Dalam
ye
r tanda-
keadaan nyeri
ri
tanda
cederung
be
vital
terjadi
rk
peningkatan
Karakteistik
ur
tanda-tanda
nyeri klien
an
vital terutama
tekanan darah
P = nyeri bertambah
apabila klien
at
menggerakkan
au
dan
hil
dukung
Meningkatkan
nyeri akan
an
ekstrimita
aliran balik
berkurang apabila
g,
s yang
vena,
tidak melakukan
pa
terkena
menurunkan
apa- apa.
da
edema dan
Q = nyeri yang
menurunkan
dirasakan klien
ak
nyeri
seperti ditusuk-
tu
tusuk.
si
an
petunjuk
ansietas dapat
non
mempengaruh
at
verbal
i persepsi/
au
(perubaha
reaksi
n pada
terhadap nyeri
al
tanda
vital dan
m.
emosi/
R = nyeri terpusat
3. Tinggikan
dan nadi
5.
4. Perhatika
6. Tingkat
perilaku)
7.
Memungkink
5. Jelaskan
an pasien
no
prosedur
untuk siap
sebelum
secara, mental
memulai.
untuk
al
melakukan
aktivitas dan
D:
berpartisivasi
12
dalam
0/
mengontrol
80
tingkat
m
m
H
g
N :64
kali/menit
R : 24
kali/menit
T: 36,537.5C
S = skala nyeri 3
ketidaknyamanan.
( nyeri berat
dengan rentang
skala nyeri 0-5).
ringan
berat
0
1
2
3
Tidak sedang
ada
tak
tertahankan
4
5
berat
sekali
8. Berikan
8. Meningkatkan
alternatif
sirkulasi umum.
tindakan
menurunkan area
perubahan
posisi
kelelahan otot
nyeri
9. Menurunkan
edema/pembentuk
9. Lakukan
an hematoma,
kompres
menurunkan
dingin/es 24-
sensasi nyeri
48 jam
ataupun malam.
pertama dan
sesuai dengan
keperluan
Kolaborasi :
10. Berikan obat
sesuai indikasi
analgesik non
narkotik.
NSAID
injeksi, contoh
: ketorolac
lakukan
post operasi
aktivitasnya
secara bertahap
Ditandai dengan :
dalam 7 hari
Data Subjektif :
perawatan
Klien mengatan
dengan kriteria
sebagian
hasil :
aktivitasnya
Klien dapat
dibantu
melakukan
1. Bantu klien
dalam
1. Memudahkan
klien memenuhi
Aktivitas
Memelihara
Kebutuhan
Klien mengatakan
sehari-hari
kebersihan diri.
fisiknya dan
nyeri bertambah
secara
Memenuhi
menghindari
apabila kaki
bertahap.
kebutuhan
terjadinya
Skala
makan dan
injuri
otot
minum,
menunj
berpakaian
ukkan
serta bantu
Klien tampak
perbaika
dalam
dibantu
memenuhi
Oleh keluarganya
kanannya
digerakkan
Data Objektif :
keluarganya saat
kebutuhan
mengubah
5555
posisinya menjadi
5533 5555
setengah duduk
5555
atau
skala aktivitas
5555
5555
klien 2
5544 5555
eliminasi.
2. Bantu
lain).
kekuatan otot
perawatan diri
dan sirkulasi,
klien.
meningkatkan
control klien
(memerlukan
bantuan orang
2. Meningkatkan
dalam situasi
3 : disamping
dan
dapat
meningkatkan
Keterangan :
menggerakka
kesehatan diri
0 = mandiri
n sendi, otot
langsung.
1 = alat bantu
juga dapat
melawan
pengaruh
tingkat
tingkat
grativitas
aktivitas
pengetahuan
tetapi tidak
yang
klien
kuat terhadap
dapat
tahanan yang
dilakukan
yang baik
diberikan
pasien.
merupakan
oleh
3. mengetahui
3. Evaluasi
4. Ukur
sejauh mana
4. kekuatan otot
syarat untuk
pemeriksa.
kekuatan
4: bergerak
beraktivitas.
otot
melawan
dengan
gravitasi
menggun
tetapi hanya
akan
dapat
kekuatan
menahan
otot.
tahanan
ringan dari
pemeriksa).
4 = tergantung secara
total
5. ubah posisi
5. mencegah atau
secara periodic
menurunkan
Skala kekuatan
dan dorong
insiden
otot
untuk latihan
komplikasi
relaksasi :
kulit dan
napas dalam
pernapasan
(contoh :
5555
5555
dekubitus,
5522 5555
atelektasis,
pneumonia).
Keterangan :
0 = tidak ditemukan
adanya kontraksi
otot
1 = kontraksi otot yang
terjadi hanya berupa
perubahan dari tonus
otot yang dapat
6. bantu dan
ajarkan ROM
aktif maupun
pasif.
6. Mencegah
kekuatan sendi
diketahui dengan
palpasi dan tidak
dapat menggerakkan
sendi.
2 = otot hanya mampu
menggerakkan
persendian, tetapi
kekuatan yang tidak
dapat melawan
gravitasi bumi.
3 = disamping dapat
menggerakkan
sendi, otot juga
dapat melawan
pengaruh gravitasi
tetapi tidak kuat
terhadap tahanan
yang diberikan oleh
pemeriksa.
4 = kekuatan otot
seperti pada derajat
3 disertai dengan
kemampuan otot
terhadap tahanan
yang ringan
5 = kekuatan otot
normal
Hasil rontgen
tanggal 14 juni
2008 : Close
fraktur 1/3 distal
3.
Femur Dextra.
Resiko tinggi terhadap
Infeksi tidak
infeksi berhubungan
terjadi dalam 7
untuk
atau abrasi
hari perawatan
mengetahui
(dapat
Ditandai dengan :
dengan criteria
adanya iritasi
menimbulkan
Data Subjektif :
hasil :
atau robekkan
infeksi tulang).
Klien mengatakan
ai
penyem
operasi.
kontinuitas.
2. Dapat meng-
buhan
perhatikan
identifikasi
luka
keluhan
timbulnya
Tampak adanya
sesuai
peningkatan
infeksi local/
waktu
nyeri/ rasa
nekrosis
Tidak
terbakar atau
jaringan, yang
ORIF) luka
tampak
adanya cedera,
dapat
tampak masih
tanda-
meninggal-kan
berbalut dengan
tanda
enak.
osteomilitis.
rapid an bersih.
infeksi
Luka tampak
(rubor,
belum dibuka
kalor,
untuk
infeksi gas
dolor,
pembentukan
gangrene.
(pemasangan
1. Kemerahan,
Data Objektif :
Mencap
1. Inspeksi kulit
3. Observasi luka
3. tanda perkiraan
function
luka, krepitasi,
laesa).
Leukosi
t dalam
batas
normal
(4,010,5)
ribu/ul
tidak
terjadi
Tampak terpasang
selang drain
dibawah luka post
suhu tubuh.
warna kulit
4. Kekuan, otot,
normal
4. Kaji tonus
spasmetonik
Warna cairan di
TD: 120/80
otot, reflex
mmHg
tendon dalam
disfagia
Hasil Lab.
N : 64
dan
Hematologi
kali/mnt
kemampuan
tanggal 14 Juni
R : 24
untuk berbicara
2008
kali/mnt
5. selidiki nyeri
T : 36,5
tiba-tiba atau
Leokosit :
8,300 ribu/ul (4,0-
TTV
Perubahan
kecoklatan
operasi
Peningkatan
37,5 oC
indikasikan
terjadinya
osteomielitis
keterbatasan
10,5).
gerakan dengan
edema local/
Tanda-tanda vital :
5. Dapat meng-
TD : 110/70 mmHg
eritma
N : 80 kali/menit
ekstremitas
(kemerahan),
R : 20 kali/menit
cedera.
tumor
T : 36,5 oC
6. Adanya rubor
(bengkak),
kalor (panas),
dolor (nyeri),
function laesa
(gangguan
fungsi)
merupakan
tanda
terjadinya
Kolaborasi :
infeksi.
1. Berikan obat
sesuai
1. Antibiotic
program
spectrum luas
medis,
dapat
contohnya
digunakan
antibiotic
secara
IV / Topikal.
profilaktik
atau dapat
ditujukan
pada
mikroorganis
me khusus.
D. Implementasi
MATRIK 3.3
NO
1
1.
HARI, TGL
2
Rabu, 25
DX
3
I
Juni 2008
JAM
4
14.30
IMPLEMENTASI
5
1. mengkaji nyeri yang dirasakan
Wita
EVALUASI
6
Klien mengatakan lukanya
masih terasa nyeri
ngilu.
melakukan apa-apa.
5).
dan malam.
Ringan
0
Tidak
ada
nyeri
tak
berat tertahankan
2
3
sedang
4
berat
sekali
4
14.35
5
2. mengukur dan menghitung
6
Tanda-tanda vital :
Wita
TD : 110/70 mm Hg
R : 20 kali/menit
N : 80 kali/menit
T : 36,5 oC
14.45
Wita
mulut.
klien.
14.55
Wita
meminimalkan pergerakan
istirahat diam
terasa sakit.
16.00
2.
Rabu, 25
II
Juni 20008
5. Kolaborasi memberikan
Wita
14.40
Wita
meja.
diperlukannya
15.00
4
15.03
Wita
5
3. Menganjurkan untuk
6
klien mengatakan akan lebih
meletakkan barang-barang
memudahkan untuk
klien.
diperlukannya.
5555
5522 5555
Keterangan :
bergantian.
5555
menggerakkan persendian,
tetapi kekuatannya tidak
dapat melawan gravitasi
bumi.
5 = kekuatan otot normal.
3.
Rabu, 25
III
Juni 2008
14.35
Wita
15.07
T : 36,5 oC
melalui axial
2. mengamati keadaan drain
Wita
14.30
Wita
14.30
Wita
(rubor(kemerahan)), tumor
(bengkak), kalor (panas),
dolor (nyeri), function laesa
(gangguan fungsi).
16.00
Wita
1
4.
2
Kamis, 26
Juni 2008
3
I
4
15.00
Wita
5
1. Mengevaluasi keluhan nyeri
6
klien mengatakan lukanya
kemarin
ngilu.
melakukan apa-apa.
dan malam.
0 5).
T = nyeri selalu ada dalam 24
jam Pada siang ataupun
malam.
15.05
Tanda-tanda vital :
Wita
TD : 110/60 mm Hg
R : 20 kali/menit
N : 84 kali/menit
T : 36,7 oC
15.13
Wita
secara berulang-ulang.
Klien mengatakan nyeri
terasa berkurang sedikit saat
1
4
16.00
Wita
5
4. Kolaborasi memberikan
injeksi : ketoralac 30 mg/iv
Kamis, 26
Juni 2008
II
15.10
Wita
15.18
Wita
untuk membantunya.
orang lain.
15.20
Wita
5555
5522 5555
Keterangan :
bergantian.
menggerakkan persendian,
tetapi kekuatannya tidak
dapat melawan gravitasi
bumi.
5 = kekuatan otot normal.
15.15
Wita
4. Menganjurkan untuk
meletakkan barang-barang
klien.
1
6.
2
Kamis, 26
Juni 2008
3
III
4
15.05
Wita
15.07
Wita
16.30
Wita
16.40
5
1. Mengukur suhu tubuh klien
6
T : 36,7 oC
melalui axila
2. mengamati keadaan drain dan
drain.
berwarna merah.
kecoklatan.
Wita
infeksi (rubor(kemerahan)),
16.00
Wita
7.
Jumat, 27
15.00
Juni 2008
Wita
berkurang
kami diam.
menggerakkan kaki
ngilu.
melakukan apa-apa.
5
atau tidak. Menanyakan
bagaimana nyeri yang terasa
dengan skala nyeri 0-5. Dan
menanyakan apakah nyeri
selalu ada siang dan malam
6
Q = nyeri yang dirasakan klien
seperti ditusuk-tusuk.
R = nyeri terpusat pada seluruh
area luka post ops.
S = skala nyeri 2 (nyeri sedang
dengan rentang skala nyeri
0 5).
T = nyeri selalu ada dalam 24
jam Pada siang ataupun
malam tapi sudah
berkurang.
15.05
Tanda-tanda vital :
Wita
TD : 110/70 mm Hg
R : 24 kali/menit
N : 84 kali/menit
T : 36,7 oC
15.13
Wita
menggerakkan kakinya.
nyeri.
16.00
Wita
4. Kolaborasi memberikan
injeksi ketoralac 30 mg/iv
8.
Jumat 27
II
Juni 2008
15.13
Wita
aktivitas klien 2
(memerlukan bantuan orang
lain).
4
15.15
Wita
5
2. Mengukur kembali skala
6
Skala kekuatan otot klien
5555
5555
5522 5555
Keterangan :
2 = otot hanya mampu
menggerakkan
persendian, tetapi
kekuatannya tidak dapat
melawan gravitasi bumi.
9.
Jumat, 27
Juni 2008
III
15.05
Wita
16.30
Wita
melalui axila
2. mengamati keadaan drain dan
drain.
berwarna merah.
16.25
Wita
tampak kering.
kecoklatan.
16.35
Wita
infeksi (rubor(kemerahan)),
16.00
Kolaborasi
Wita
E. Evaluasi
MATRIK 3.4
NO
1
1.
HARI, TGL
2
Rabu, 25
DX
3
I
Juni 2008
JAM
4
18.00
EVALUASI
5
S:
Wita
Ringan
0
Tidak
ada
nyeri
tak
berat tertahankan
2
3
sedang
4
berat
sekali
Pada daerah luka terdapat nyeri tekan diarea sekitar luka, skala
nyeri 3 (nyeri berat).
Ringan
0
Tidak
ada
nyeri
tak
berat tertahankan
2
3
sedang
4
berat
sekali
5
Tampak terdapat luka post ops. ORIF di kaki kanan klien pada
bagian paha.
Tanda-tanda vital :
TD : 110/70 mm Hg
N : 80 kali/menit
R : 20 kali/menit
T : 36,5 oC
A:
Masalah nyeri klien belum teratasi.
P:
Intervensi dilanjutkan
1.
2.
3.
4.
2.
Rabu, 25
II
Juni 2008
18.10
S:
Wita
O:
5555
5555
5522 5555
Keterangan :
2 = otot hanya mampu menggerakkan persendian, tetapi
kekuatannya tidak dapat melawan gravitasi bumi.
5
5 = kekuatan otot normal.
A:
Masalah kerusakan mobilitas fisik klien belum teratasi.
P:
Intervensi dilanjutkan
1.
2.
3.
Rabu, 25
III
Juni 2008
18.20
S:
Wita
O:
A:
Masalah resiko infeksi klien belum teratasi.
P:
Intervensi dilanjutkan
4.
1
4
2
Kamis, 26
Juni 2008
3
I
4
18.00
S:
Wita
Ringan
0
Tidak
ada
nyeri
tak
berat tertahankan
2
3
sedang
4
berat
sekali
Pada daerah luka terdapat nyeri tekan diarea sekitar luka, skala
nyeri 3 (nyeri berat).
Ringan
0
Tidak
ada
nyeri
tak
berat tertahankan
2
3
sedang
4
berat
sekali
Tampak terdapat luka post op. ORIF di kaki kanan klien pada
daerah paha.
5
Tanda-tanda vital :
TD : 110/60 mm Hg
R : 20 kali/menit
N : 84 kali/menit
T : 36,7 oC
A:
2.
3.
4.
Kamis, 26
II
Juni 2008
18.10
S:
Wita
O:
5555
5555
5522 5555
Keterangan :
2 = otot hanya mampu menggerakkan persendian, tetapi
kekuatannya tidak dapat melawan gravitasi bumi.
5 = kekuatan otot normal.
1
5
A:
Masalah kerusakan mobilitas fisik klien belum teratasi.
P:
Intervensi dilanjutkan
1.
2.
3.
Kamis, 26
III
Juni 2008
18.20
S:
Wita
O:
A:
Masalah resiko infeksi klien belum teratasi.
P:
Intervensi dilanjutkan
3.
4.
5.
Kolaborasi :
Berikan antibiotic sesuai indikasi.
1
7
2
Jumat, 27
Juni 2008
3
I
4
18.00
S:
Wita
tak
berat tertahankan
2
3
sedang
4
berat
sekali
Pada daerah luka terdapat nyeri tekan diarea sekitar luka, skala
nyeri 2 (sedang).
Ringan
0
Tidak
ada
nyeri
tak
berat tertahankan
2
3
sedang
4
berat
sekali
5
Tanda-tanda vital :
TD : 110/70 mm Hg
N : 84 kali/menit
R : 24 kali/menit
T : 36,7 oC
A:
Masalah nyeri klien belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
1.
2.
3.
4.
Jumat, 27
II
Juni 2008
18.20
S:
Wita
O:
5555
5555
5522 5555
Keterangan :
2 = otot hanya mampu menggerakkan persendian, tetapi
kekuatannya tidak dapat melawan gravitasi bumi.
5 = kekuatan otot normal.
A:
Masalah kerusakan mobilitas fisik klien belum teratasi.
5
P:
Intervensi dilanjutkan
1.
2.
3.
4.
5.
Jumat, 27
III
18.25
S:
Juni 2008
Wita
O:
A:
Masalah resiko infeksi klien belum teratasi.
P:
Intervensi dilanjutkan
3.
4.