ELEKTROPLATING
Kelompok A-6
M. Nanda Faria
(0904103010006)
Rizki Amalia
(0904103010011)
Syeh Syairazi
(0904103010044)
Yuliana SY
(0904103010068)
2010
BAB I
DATA PENGAMATAN
Tabel 1.1 Laju pelapisan Cu terhadap Zn dengan konsentrasi larutan CuSO4
Konsentras
W Cu (gram)
W Zn (gram)
Waktu Kuat Arus
i
(menit)
(mA)
awal
akhir
awal
akhir
CuSO4 (N)
15
0,231
0,229
0,772
0,773
1
10
30
0,265
0,263
0,838
0,839
35
0,170
0,168
0,790
0,791
15
0,212
0,210
0,778
0,780
1,5
10
30
0,280
0,275
0,805
0,807
35
0,238
0,234
0,781
0,783
0,243
0,241
0,857
0,860
15
2
10
30
0,24
0,236
0,798
0,802
35
0,25
0,247
0,788
0,792
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
1,5
15
0,0012
0,0014
0,0029
0,00309
30
0,0018
0,0015
0,0059
0,00609
35
0,0019
0,0015
0,0069
0,0071
15
0,0012
0,0022
0,0029
0,00304
30
0,0046
0,0021
0,0059
0,00609
35
0,0037
0,0027
0,0069
0,0071
15
0,0014
0,0025
0,0029
0,00304
30
0,0041
0,0042
0,0059
0,00609
35
0,0033
0,0044
0,0069
0,0071
1,5
30
69,49
30,50
30,50
75,36
35
72,46
27,53
27,53
78,87
15
58,62
54,54
54,54
27,63
30
22,03
75,53
75,53
65,51
35
46,37
53,62
53,62
61,97
15
51,72
48,27
48,27
17,76
30
30,50
69,49
69,49
31,03
35
52,17
47,82
47,82
38,02
2.2 Pembahasan
Elektroplating merupakan proses pelapisan suatu logam untuk mencegah
terjadinya korosi. Korosi dapat digambarkan sebagai sel galvani yang mengalami
hubungan pendek, sehingga karat terbentuk pada katoda. Korosi dapat dicegah
dengan metode pelapisan dengan plastik, metode galvanisasi, dan metode
menggunakan anoda korban. Pada percobaan ini, metode yang digunakan yaitu
metode galvanisasi. Metode galvanisasi merupakan metode pelapisan suatu logam
dengan menggunakan logam lain yang lebih reduktor (Dogra, 1990).
Korosi merupakan proses elektro kimiawi dua macam metal yang berbeda
potensial dihubungkan langsung di dalam elektrolit sama. Dimana electron
mengalir dari metal kurang mulia (anodik) menuju metal yang lebih mulia
(katodik), akibatnya metal yang kurang mulia berubah menjadi ion-ion positif
karena kehilangan electron. Ion-ion positif metal bereaksi dengan ion negatif yang
berada di dalam elektrolit menjadi garam metal. Karena peristiwa
tersebut,
e.
f.
g.
h.
i.
j.
elektrolisa
yang
merupakan suatu rangkaian yang terdiri dari rectifier (sumber arus searah), anoda,
katoda (benda kerja), larutan elektrolit. Rangkaian disusun sedemikian rupa
sehingga membentuk sebuah sistem sebagai berikut :
a. Anoda (pelapis) dihubungkan pada kutub positif sumber arus listrik .
b. Katoda (benda kerja) dihubungkan pada kutub negatif sumber arus listrik.
c. Anoda dan katoda dicelupkan ke dalam bak atau bejana yang berisi larutan
elektrolit (Arsianto, 1995).
Skema elektroplating merupakan skema perpindahan ion
logam dengan bantuan arus listrik melalui larutan elektrolit
sehinnga ion logam mengendap pada benda padat yang akan
dilapisi. Ion logam diperoleh dari elektrolit maupun berasal dari
pelarutan anoda logam di dalam elektrolit. Mekanisme terjadinya
pelapisan logam adalah dimulai dari dikelilinginya ion-ion logam
oleh molekul-molekul pelarut yang mengalami polarisasi. Di
dekat permukaan katoda, terbentuk daerah Electrical Double
Layer (EDL) yang bertindak seperti lapisan dielektrik. Adanya
lapisan EDL memberi beban tambahan bagi ion-ion untuk
menembusnya. Dengan gaya dorong beda potensial listrik dari
DC dan dibantu oleh reaksi-reaksi kimia, ion-ion logam akan
menuju permukaan katoda dan menangkap electron dari katoda,
sambil mendeposisikan diri di permukaan katoda. Dalam kondisi
equilibrium, setelah ion-ion mengalami discharge menjadi atomatom kemudian akan menempatkan diri pada permukaan katoda
dengan mula-mula menyesuaikan mengikuti susunan atom dari
Pada percobaan ini akan terjadi laju pelapisan oleh logam Cu terhadap
logam Zn. Arus listrik dihubungkan pada logam Cu dan Zn lalu dicelupkan
kedalam larutan elektrolit CuSO4 agar dapat terjadi perpindahan elektron yang
menghasilkan reaksi kimia. Arus listrik yang dihubungkan pada logam tersebut
berfungsi untuk berlangsungnya reaksi redoks yang tidak spontan. Larutan
elektrolitmerupakan larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, pada
percobaan digunakan CuSO4 untuk memudahkan atau melancarkan transfer kation
Cu ke Zn karena pada CuSO4 mengandung kation positif Cu (Keenan, 1992).
Pada percobaan, mekanisme terjadinya proses elektroplating dimulai
dengan terlepasnya elektron anoda yaitu Cu (tembaga) yang teroksidasi karena
adanya gaya listrik searah yang diberikan melalui DC (Direct Current) kedalam
larutan CuSO4 yang juga mengandung ion-ion Cu2+ untuk mengantarkan ataupun
sebagi media pengantar ion yang telah dioksidasi di anoda ke Zn (seng) sebagai
katoda untuk direduksi. Elektron Cu pada anoda yang terlepas bergabung dengan
elektron-elektron Cu pada larutan CuSO4 akan mengendap pada katoda Zn,
sehingga Zn akan terlapisi oleh ion-ion Cu.
Sebelum proses pelapisan dilakukan, logam Cu dan logam Zn yang akan
digunakan terlebih dahulu dibersihkan dengan menggunakan amplas. Hal ini
bertujuan untuk menghilangkan korosi atau karatan pada lempengan logam Cu
dan logam Zn yang akan digunakan. Setelah logam Cu dan logam Zn dibersihkan,
logam tersebut ditimbang untuk mengetahui berat awal logam tersebut sebelum
dilakukannya proses elektroplating. Selanjutnya logam Cu dan logam Zn yang
telah ditimbang dihubungkan dengan sumber arus listrik dan dicelupkan ke dalam
larutan elektrolit CuSO4 yang telah dibuat untuk dilakukannya proses
elektroplating. Proses elektroplating ini dilakukan sesuai waktu yang telah
ditentukan. Setelah proses elektroplating, logam Cu dan logam Zn dikeringkan.
Hal ini bertujuan agar pada saat penimbangan kita dapat mengetahui berat logam
secara akurat setelah dilakukannya proses elektroplating (Arsianto, 1995).
W Zn (gram)
WCu 0
WZn
W Cu (gram)
0
1
1.5
Konsentrasi (N)
yang berbeda maka jumlah aliran arus menjadi berbeda. Sebagaimana yang
ditunjukkan pada Gambar 2.2.
0
0
W Zn (gram)
WZn
W Cu (gram)
WCu 0
0
0
0
10
15
20
25
30
35
40
m=( e . i. t)/96500
Q = i.t
Dimana : m = massa zat yang dihasilkan (gram)
e = berat ekivalen = Ar/Valensi = Mr/Valensi
yang
tidak
maksimal
sehingga
dalam
logam
masih
mengandung air.
3. Air yang digunakan untuk membuat larutan elektrolit adalah air yang masih
memungkinkan mengandung ion- ion yang dapat menggangu proses
pelapisan.
4. Kurang bersihnya permukaan logam yang akan dilapisi, karena bersihnya
permukaan logam yang akan dilapisi sangat mempengaruhi berat pelapisan.
5. Dalam praktikum ini pedoman yang dipakai hanya mengacu pada hukum
Faraday 1 sehingga faktor- faktor lain di luar hukum Faraday 1 diabaikan
seperti pH larutan, temperatur, dan jarak kedua elektroda
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi berat pelapisan Cu terhadap Zn antara lain
perbedaan konsentrsi larutan elektrolit yang digunakan dan besarnya voltase
listrik yang diberikan (Sudiar, 2002).
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Cu bergerak sebagai reduktor. Pada konsentrasi elektrolit CuSO 4 1 N dengan
voltase 15 mA; 30 mA; 35 mA, Cu mengalami penurunan berat setelah
dielektrolisis sebesar 0,0012; 0,0018; 0,0019 gram. Konsentrasi 1,5 N dengan
voltase 15 mA; 30 mA; 35 mA, Cu mengalami penurunan berat setelah
dielektrolisis sebesar 0,0012; 0,0046; 0,0037 gram. Dan pada konsentrasi
elektrolit CuSO4 2 N dengan voltase 15 mA; 30 mA; 35 mA, Cu mengalami
penurunan berat setelah dielektrolisis sebesar 0,0014; 0,0041; 0,0033 gram.
2. Zn bergerak sebagai oksidator. Pada konsentrasi larutan elektrolit 1 N dengan
voltase 15 mA; 30 mA; 35 mA, Zn
dielektrolisis
sebesar 0,0014; 0,0015; 0,0015 gram. konsentrasi 1,5 N dengan voltase 15
mA; 30 mA; 35 mA, Zn mengalami kenaikan berat setelah dielektrolisis
sebesar 0,0022; 0,0021; 0,0027 gram. Dan pada konsentrasi larutan elektrolit
2 N dengan voltase 15 mA; 30 mA; 35 mA, Zn mengalami kenaikan berat
setelah dielektrolisis sebesar 0,0045; 0,0042; 0,0044 gram.
3. Efesiensi kuat arus Cu paling besar adalah pada konsentrasi 1,5 N dan waktu
10 menit dengan voltase 30 mA sebesar 75,53%. Dan paling kecil adalah
pada konsentrasi 1 N dengan voltase 35 mA sebesar 27,53%.
4. Efesiensi kuat arus Zn paling besar adalah pada konsentrasi 2 N dan waktu 10
menit dengan voltase 15 mA sebesar 82,23%. Dan paling kecil adalah pada
konsentrasi 1 N dengan voltase 35 mA sebesar 21,12%.
5. Faktor faktor yang mempengaruhi electroplating adalah kerapatan arus
listrik, konsentrasi elektrolit, jenis elektrolit, dan sifat elektrolit.
6. Persen kesalahan terbesar dan terkecil pada berat Cu adalah 72,46% dan
22,03%. Masing-masing pada konsentrasi 1 N dengan voltase 35 mA, dan 1,5
n dengan voltase 30 mA.
7. Sedangkan
Suarsana, I Ketut., 2008, Pengaruh Waktu Pelapisan Nikel Pada Tembaga Dalam
Pelapisan Khrom Dekoratif Terhadap Tingka Kecerahan Dan Ketebalan
Lapisan, Jurnal Ilmiah, Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin,
Universitas Udayana, Jimbaran Bali
LAMPIRAN B
GRAFIK
0
0
0
0
W Zn (gram)
WCu 0
0
WZn
W Cu (gram)
0
1
1.5
Konsentrasi (N)
Grafik 2.1 Hubungan konsentrasi larutan elektrolit terhadap laju pelapisan pada
arus 15 mA, dan waktu 10 menit.
0.01
0
0
W Zn (gram) 0
WZn
W Cu (gram)
0
WCu
0
0
1
1.5
Konsentrasi (N)
Grafik 2.2 Hubungan konsentrasi larutan elektrolit terhadap laju pelapisan pada
arus 30 mA, dan waktu 10 menit.
0.01
0
W Zn (gram)
0 W Cu (gram)
WZn
WCu 0
0
1
1.5
Konsentrasi (N)
Grafik 2.3 Hubungan konsentrasi larutan elektrolit terhadap laju pelapisan pada
arus 35 mA, dan waktu 10 menit.
0
0
0
0
0
0
0
W Zn (gram) 0
0
WCu
0
WZn
0
0
W Cu (gram)
0
0
0
0
0
10
15
20
25
30
35
40
Grafik 2.4 Hubungan arus listrik terhadap laju pelapisan pada konsentrasi 1 N,
dan waktu 10 menit.
0.01
0.01
0.01
0
0.01
W Zn (gram)
0
WZn
WCu
W Cu (gram)
0
0
0
0
0
10
15
20
25
30
35
40
Grafik 2.5 Hubungan arus listrik terhadap laju pelapisan pada konsentrasi 1, 5 N,
dan waktu 10 menit.
0.01
0
W Zn (gram)
0 W Cu (gram)
WZn
WCu
0
10
15
20
25
30
35
40
Grafik 2.6 Hubungan arus listrik terhadap laju pelapisan pada konsentrasi 2 N,
dan waktu10 menit
0.01
0.01
0.01
0.01
W Cu percobaan (gram)
0
0
W Cu teoritis (gram)
0
0
0
15 25 35
10 20 30 40
W Cu teoritis
Grafik 2.7 Hubungan berat Cu Percobaan dan Cu Teoritis terhadap kuat arus
listrik pada konsentrasi 1 N
0.01
0
0
0
0
0
W Cu percobaan
0
0
0
0
0
0.01
0.01
0.01
0.01
0
0
W Cu teoritis
0
0
0
10 15 20 25 30 35 40
Kuat Arus (mA)
W Cu percobaan
W Cu teoritis
Grafik 2.8 Hubungan berat Cu Percobaan dan Cu Teoritis terhadap kuat arus
listrik pada konsentrasi 1,5 N
0
0
0
0
0
W Cu percobaan 0
0
0
0
0
0.01
0.01
0.01
0.01
0
0
0
0
0
10 15 20 25 30 35 40
Kuat Arus (mA)
W Cu percobaan
W Cu teoritis
W Cu teoritis
Grafik 2.9 Hubungan berat Cu Percobaan dan Cu Teoritis terhadap kuat arus
listrik pada konsentrasi 2 N
0.01
0.01
0.01
0.01
0
W Zn teoritis
0
0
0
0
0
W Zn percobaan
0
0
0
1
1.2
1.4
1.6
1.8
W Zn teoritis
Grafik 2.10 Hubungan berat Zn Percobaan dan Zn Teoritis terhadap kuat arus
listrik pada konsentrasi 1 N
W Zn percobaan
0.01
0.01
0.01
0.01
1.5
W Zn teoritis
W Zn teoritis
Grafik 2.11 Hubungan berat Zn Percobaan dan Zn Teoritis terhadap kuat arus
listrik pada konsentrasi 1,5 N
0.01
0.01
0.01
0
W Zn percobaan
0
0
0
1
1.5
W Zn teoritis
W Zn teoritis
Grafik 2.12 Hubungan berat Zn Percobaan dan Zn Teoritis terhadap kuat arus
listrik pada konsentrasi 2 N
LAMPIRAN C
JAWABAN SOAL
1. Bedakan elektroplating, elektrokimia, dan elektrolisis. Sertakan contohnya
masing-masing!
Jawab:
Elektrokimia adalah metode yang didasarkan pada reaksi redoks, yaitu
gabungan dari reaksi reduksi dan oksidasi, yang berlangsung pada elektroda
yang sama/berbeda dalam suatu sistim elektrokimia. Sistem elektrokimia
meliputi sel elektrokimia dan reaksi elektrokimia. Sel elektrokimia yang
yang
menyebabkan
arus
listrik.
i.t
n.F
gram
mol C
mol. C
gram
4. Bagaimana cara membuat larutan CuSO4 1 N sebanyak 100 ml, jika senyawa
kimia yang tersedia dalam bentuk hidrat yaitu CuSO4.5H2O.
Jawab:
Konsentrasi CuSO4 1 N
M=
N CuSO4
valensi
1
2
= 0,5 M
mCuSO4 1000
Mr
V
M CuSO4 Mr CuSO4 V
1000
gram CuSO4 =
= 7,975 gram
gram CuSO4
MrCuSO4 .5H 2 O
Mr
CuSO
4
gram CuSO4.5H2O =
7,975
249,5 12,475 gram
159,5
=