Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MEMBACA INTENSIF TENTANG HUKUM I DAN II

TERMODINAMIKA

Oleh:
Fadillah Fathir Mahmud Fofana

NIM : 21030114140173

Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik


Universitas Diponegoro
Semarang
2015

Dalam tugas yang diberikan ini saya akan membahas tentang Hukum I
Termodinamika dan Hukum II Termodinamika. Saya mengutip dari sumber berupa jurnal dan
makalah yang ada di internet.
Tujuan dari tugas ini selain sebagai tugas juga memberikan ilmu pengetahuan tentang
pengetahuan yang saya dapat berikan.

Hukum I Termodinamika
Hukum ini berbunyi: Kalor dan kerja mekanik adalah bisa saling tukar. Sesuai
dengan hukum ini, maka sejumlah kerja mekanik dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah
kalor, dan sebaliknya.
Hukum ini bisa juga dinyatakan sebagai: Energi tidak bisa dibuat atau dimusnahkan,
namun bisa dirubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Sesuai dengan hukum ini, energi
yang diberikan oleh kalor mesti sama dengan kerja eksternal yang dilakukan ditambah
dengan perolehan energi dalam karena kenaikan temperatur.
Jika kalor diberikan kepada sistem, volume dan suhu sistem akan bertambah (sistem
akan terlihat mengembang dan bertambah panas). Sebaliknya, jika kalor diambil dari sistem,
volume dan suhu sistem akan berkurang (sistem tampak mengerut dan terasa lebih dingin).
Prinsip ini merupakan hukum alam yang penting dan salah satu bentuk dari hukum kekekalan
energi.
Sistem yang mengalami perubahan volume akan melakukan usaha dan sistem yang
mengalami perubahan suhu akan mengalami perubahan energi dalam. Jadi, kalor yang
diberikan kepada sistem akan menyebabkan sistem melakukan usaha dan mengalami
perubahan energi dalam. Prinsip ini dikenal sebagai hukum kekekalan energi dalam
termodinamika atau disebut Hukum I Termodinamika. Untuk suatu proses dengan keadaan
akhir (2) dan keadaan awal (1)
U = U2 U1
Secara matematis, Hukum I Termodinamika dituliskan sebagai
Q = W + U
Dimana Q adalah kalor, W adalah usaha, dan U adalah perubahan energi dalam. Tapi rumus
itu berlaku jika sistem menyerap kalor Q dari lingkungannya dan melakukan kerja W pada
lingkungannya.

Gambar 1. Sistem pada Termodinamika


Hukum I Termodinamika menyatakan hubungan antara energi dalam (U), perpindahan panas
(Q), dan kerja (W)

Jika dalam sistem mengalami proses perubahan yang sangat kecil, maka

Hukum II Termodinamika
Proses perubahan bentuk energi di atas hanya dapat berlangsung dalam satu arah dan
tidak dapat dibalik. Proses yg tidak dapat dibalik arahnya dinamakan proses irreversibel.
Proses yg dapat dibalik arahnya dinamakan proses reversibel. Peristiwa di atas mengilhami
terbentuknya hukum II termidinamika. Hukum II termodinamika membatasi perubahan
energi mana yg dapat terjadi dan yg tidak dapat terjadi. Pembatasan ini dapat dinyatakan dgn
berbagai cara, antara lain, bunyi hukum II termodinamika dalam pernyataan aliran kalor:
Kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak
mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya; hukum II termodinamika dalam
pernyataan tentang mesin kalor. Tidak mungkin membuat suatu mesin kalor yg bekerja
dalam suatu siklus yg semata-mata menyerap kalor dari sebuah reservoir dan mengubah
seluruhnya menjadi usaha luar; hukum II termodinamika dalam pernyataan entropi: Total
entropi semesta tidak berubah ketika proses reversible terjadi dan bertambah ketika proses
ireversibel terjadi.berkaitan dengan apakah proses-proses yang dianggap taat azas dengan
hukum pertama, terjadi atau tidak terjadi di alam.
Hukum
kedua
termodinamika
merupakan
suatu
generalisasi
dari
pengalaman yang menunjukkan bahwa tidak ada satupun dari mesin kalor dan mesin
pendingin mempunyai efisiensi 100% dan terdapat dua formulasi yang sangat berguna untuk
memahami konversi energi panas menjadi energi mekanik. Kedua formulasi ini merupakan
formulasi yang dikemukakan oleh Kelvin Planck dan Rudolf Clausius.

1. Perumusan Kelvin Planck


Kelvin Planck menyatakan hukum kedua termodinamika dengan ungkapan bahwa, Tidak
mungkin untuk membuat pesawat yang bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata
mengubah energi panas yang diperoleh dari suatu reservoir bersuhu tertentu seluruhnya
menjadi energi mekanik (usaha). Perumusan Kelvin Planck menyatakan bahwa kita tidak
dapat menghasilkan kerja mekanis dengan menarik atau menyerap kalor dari reservoir panas
tanpa mengembalikan suatu kalor pada reservoir dingin. Apabila hukum ini tidak benar, maka
kita dapat menggerakkan atau mengambil panas dari lautan atau menjalankan pembangkit
tenaga listrik dengan mengambil panas dari udara di sekelilingnya.
2. Perumusan Clausius
Clausius menyatakan hukum kedua termodinamika dengan ungkapan bahwa, Tidak
mungkin membuat sebuah pesawat yang kerjanya hanya menyerap kalor dari reservoir
bersuhu rendah dab memindahkan kalor ini ke reservoir bersuhu tinggi tanpa disertai dengan
perubahan lain. Pernyataan Clausius menunjukkan bahwa untuk memindahkan kalor dari
reservoir dingin secara terus menerus ke reservoir panas maka diperlukan kerja oleh
pengaruh luar (lingkungan). Telah kita ketahui bersama bahwa apabila dua benda
yang memiliki perbedaan temperature kita sentuhkan satu sama lainnya, maka kalorakan
mengalir dari benda yang temperaturnya lebih tinggi ke benda yang temperaturnya lebih
rendah

Daftar Pustaka
Anggawijaya, Ilham. 2013. Bunyi Hukum I dan II Termodinamika. Diakses dari
http://www.zakapedia.com/2013/11/bunyi-hukum-i-dan-ii-termodinamika.html
pada tanggal 5 mei 2015 pukul 19.23 WIB

Fadlilah, Muhammad dan Joo, Jing Jan. 2014. Hukum I Termodinamika. diakses dari
https://www.academia.edu/8470106/Makalah_Hukum_1_Termodinamika pada tanggal
5 Mei 2015 pukul 19.47 WIB
Irawan,
Edi
Putra.
2011.
Hukum
II
Termodinamika.
diakses
dari
http://edhyfisika.blogspot.com/2011/02/jurnal-termodinamika.html pada tanggal 5 Mei
2015 pukul 19.59 WIB

Anda mungkin juga menyukai