Anda di halaman 1dari 2

Sekali Kena Diabetes, Seumur Hidup

Harus Menyandangnya
Nadi Tirta Pradesha, CNN Indonesia
Kamis, 30/04/2015 16:37 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Berdasarkan data International Diabetes Foundation 2014,


Indonesia menempati posisi kelima di antara negara-negara dengan penyandang diabetes
terbanyak di dunia, dengan jumlah penyandangnya mencapai 9,1 juta jiwa. Diperkirakan
pada 2030 ada sekitar 21 juta penduduk Indonesia yang menyandang diabetes.
Berbicara di peluncuran buku Diabetes and Me di Kinokuniya, di kawasan Senayan, Jakarta,
Kamus (30/4), dr Mohammad Firas selaku pengurus Persadia (Persatuan Diabetes
Indonesia) Muda dan juga penyandang diabetes (diabetisi) menjelaskan bagaimana hidup
bersama diabetes.
"Tentunya diabetes itu kan bukan penyakit yang seperti sakit flu, dikasih obat kemudian
sembuh. Begitu titik kita dinyatakan diabetes harus ada penyesuaian atau harus ada
pengetahuan yang kita dapatkan sehingga kita bisa kontrol gula darahnya," kata Firas.
Menurutnya diabetes adalah pembunuh senyap yang tidak terasa hingga muncul berbagai
gejala-gejala seperti turunnya berat badan dengan drastis, luka yang tak kunjung sembuh,
cepat mengantuk serta haus. Firas mengungkap bahwa ada metode untuk mengontrol
kadar
gula
darah
yang
disebut
pilar
penanganan
diabetes.
"Yang pertama adalah aktivitas fisik atau olahraga, semakin kita rajin dan rutin melakukan
aktivitas fisik, maka kemampuan tubuh untuk mengendalikan gula darah itu akan semakin

baik."
"Yang kedua, saya selalu menjaga makan, sebagai diabetesi kita harus tahu makanan mana
yang impact-nya besar buat gula darah, makanan mana yang tidak."
"Selain itu tentunya obat-obatan, ini pilar yang sangat penting, kalau saya karena diabetes
tipe satu maka harus menggunakan insulin. Namun, diabetes tipe dua yang paling banyak di
masyarakat itu bisa menggunakan obat-obatan yang oral (minum)," ujar Firas panjang lebar.
Firas menjelaskan bahwa konsistensi konsumsi obat dan kontrol ke dokter dapat
mengendalikan diabetes. Dia juga menekankan pentingnya pengecekan gula darah sebagai
pilar keempat, karena hal tersebut dapat memonitor apakah obat, perawatan dan gaya
hidup
diabetisi
sudah
tepat
dalam
mengontrol
diabetes.
Pria berumur 31 tahun tersebut juga menyatakan bahwa elemen krusial justru ada di
edukasi soal diabetes. Ini karena diabetisi akan hidup bersama diabetesnya seumur hidup.
"Karena sampai sekarang belum ada obat, jadi dia akan menjalani hidup dengan
diabetesnya. Bagaimana dia bisa menjalani hidupnya kalau dia tidak mengerti benar
bagaimana diabetes itu memengaruhi dirinya, sehingga kita bisa terhindar dari mitos-mitos
atau pendapat di masyarakat yang belum tentu benar. Itu yang paling penting," tutur Firas.

Anda mungkin juga menyukai