Bahan Bangunan Semen
Bahan Bangunan Semen
Nama
NIM
Kelas
: Konstruksi Sipil-1B
Genteng beton
Tebal
Bagian yang rata
Penumpangan
Kaitan
Panjang
Lebar
Tinggi
Penumpangan
Lebar
Kedalaman alur
Jumlah alur
Satuan
Persyaratan
mm
mm
Min. 8
Min. 6
mm
mm
mm
Min. 30
Min. 12
Min. 9
mm
mm
Buah
Min. 25
Min. 3
Min. 1
c. Kerataan
Kerataan maksimal 3 mm.
d. Beban Lentur
Genteng beton harus mampu menahan beban lentur minimal
seperti Tabel 1.2,
Tinggi Profil
(mm)
Genteng Interlok
Profil
t>20
Rata
20t5
Genteng non
Interlok
t<5
Lebar
Penutup
(mm)
30
0
20
0
30
0
20
0
30
0
20
0
Beban Lentur
(N)
2000
1400
1400
1000
1200
800
550
e. Penyerapan Air
Penyerapan air maksimal 10%.
f. Ketahanan terhadap rembesan air ( Impermeabilitas )
Tidak boleh ada tetesan air dari permukaan bagian bawah
genteng dalam waktu 20 jam 5 menit.
3. Klasifikasi Genteng Beton
Genteng Beton terdiri dari 2 jenis, yaitu :
a.
Genteng beton flat
b.
Genteng Beton bergelombang
4.
Cara Pembuatan
1.
Bahan baku dimasukan kedalam mesin pencampur melalui
ban berjalan
dengan komposisi campuran sbb : Semen
: pasir : Fly Ash = 10 : 20 : 3.
2.
5.
3.
4.
5.
6.
Cara Pemasangan
1. Pembuatan Kuda-Kuda
Volume dihitung dengan satuan m3, yaitu panjang total bahan
dikalikan dimensi kayu yang dipakai. Contoh, panjang total
bahan yang digunakan untuk kuda-kuda adalah 25 meter
kayu yang digunakan 8/12 maka volume adalah 25 x 0.08 x
0.12 = 0.24 m3.untuk harga dapat dilihat analisa pekerjaan.
2. Pembuatan Gording.
Yang dimaksud dengan pembuatan gording adalah pembuatan
sambungan antara gording, satuan adalah m3, cara mencari
volume sama dengan cara mencari volume pada perhitungan
kuda-kuda.
3. Pembuatan Jurai.
Sama dengan pembuatan gording.
4. Pembuatan Balok Nok.
Sama dengan pembuatan gording, dan Jurai. Untuk ketiga item
pekerjaan tersebut dimensi kayu biasanya sama hanya letak saja
yang membedakan nama item pekerjaan.
5. Pasang Kuda-kuda.
Yang dimaksud pasang kuda-kuda biasanya disebut erextion
kuda-kuda, adalah
pemasangan kuda-kuda dilokasi
6.
a.
Pengujian
Keterangan :
1.Skala Pengukur
2.Jarum Penunjuk Skala
3.Bidang Penekan
4.Kayu Pembatas
5.Benda Uji Genteng
6.Landasan
c.
Uji
Penyerapan Air
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui penyerapan air genteng
beton.
1. Genteng beton di oven pada suhu 110C 5C
2. Selanjutnya ditimbang dalam keadaan kering oven
3. Genteng beton tersebut direndam dalam air selama 24 jam
4. Genteng ditimbang dalam keadaan basah dengan menyeka
permukaan genteng lebih dulu dengan lap.
Keterangan
berat genteng dalam keadaan basah
K
= berat genteng dalam keadaan
(gram)
W
=
(gram)
kering
II.
Bata Beton
1. Definisi
Bata beton adalah suatu jenis unsur bangunan berbentuk bata yang
dibuat dari bahan utama semen portland, air dan agregat yang
digunakan untuk pasangan dinding. Bata Beton dibagi menjadi 2,
yaitu :
a.
b.
2. Klasifikasi
Baik Bata Beton pejal maupun berlubang dibagi menjadi :
a. Tingkat Mutu I
b. Tingkat Mutu II
c. Tingkat Mutu III
d. Tingkat Mutu IV
3. Syarat Mutu
a.
Pandangan Luar
Bidang permukaannya harus tidak cacat, rusukrusuknya siku satu terhadap yang lain dan sudut
rusuknya tidak mudah dirapihkan oleh jari tangan.
b.
Ukuran
Jenis
1. Pejal
390+3
-5
902
1002
2. Berlobang
a. Kecil
390+3
-5
b. Besar
390+3
-5
Tebal dinding
sekatan
lobang,
minimum
Luar Dalam
-
190+3 1002
-5
20
15
190+3 2003
-5
25
20
c.
Syarat Fisis
Syarat Fisis
Satuan
Kuat Tekan
Bruto *ratarata minimum
Kg/cm2
Kuat Tekan
Bruto masingmasing benda
uji *minimum
Penyerapan
Air rata-rata
*maksimum
4.
Tingkat Mutu
Bata Beton Pejal
I II II IV
I
10
0
7
0
40
25
7
0
50
35
20
90
6
5
35
21
6
5
45
30
17
25
3
5
2
5
35
Kg/cm2
Cara Pembuatan
Berikut cara pembuatan bata beton :
1.
2.
Cara Pemasangan
a.
b.
c.
d.
6.
e.
f.
g.
Cara Uji
a. Pengukuran Benda Uji
Dipakai 5 buah benda uji yang utuh. Sebagai alat pengukur
dipakai
kaliper/mistar sorong yang dapat mengukur
teliti hingga 1mm, setiap pengukuran panjang, lebar dan
tebal bata aau tebal dinding bata berlubang, dilakukan
paling sedikit 3x pada tempat yang berbeda-beda, kemudian
dihitung harga rata-rata dari ketiga pengukuran tersebut.
c.
Penyerapan Air
Benda uji seutuhnya direndam dalam air bersih yang
bersuhu ruangan selama 24 jam. Kemudian benda uji
diangkat dari rendaman, dan air sisanya dibiarkan meniris
kurang lebih 1 menit, lalu permukaan bidang benda uji
III.
Ubin Beton
1.
Definisi
Ialah unsur bangunan yang dibuat dari semen portland atau semen
sejenisnya, air, batu teraso dan pasir, dengan atau tanpa bahan
pengisi dan atau bahan pewarna, dicetak berbentuk lempengan
dan dipergunakan untuk
penutup lantai atau penutup
dinding.
2.
Cara Pembuatan
Ubin teraso terdiri dari lapisan atas (lapisan kepala, lapisan aus)
yang dibuat dari semen portland atau sejenisnya, air dan batu
teraso, dengan
atau tanpa bahan pengisi dan atau bahan
pewarna. Lapisan atas ini
teletak di atas lapisan dasar
(lapisan kaki) yang dibuat dari aduk semen Portland
atau
sejenisnya dan pasir. Di antara lapisan atas dan lapisan dasar
dapat diberi lapisan antara yang dibuat dari semen portland, air
dan pasir halus. Semua lapisan ini dicetak menjadi satu dan
dipadatkan.
3.
Syarat Mutu
a. Pandangan Luar
1.
Ubin harus padat, keras, kering, bidang permukaannya
tidak cacat dan nyaring suaranya bila diketuk dengan
benda keras.
2.
Lapisan atas/kepala ubin harus rata dan datar.
3.
Lapisan atas/kepala ubin bila dibasahi tidak boleh
menampakkan retak-retak rambut.
4.
Ubin-ubin
yang
sejenis/sekelompok
atau
sebentuk,warnanya harus sama rata.
5.
Ubin harus punya tepi dan rusuk yang cukup tajam
dan tidak cacat
6.
Ubin-ubin akhiran atau tepi (plint), rusuk membulat
atau menyerong harus mulus dan lurus. Bagian yang
akan tampak harus sesuai dengan lapisan kepala ubin.
7.
Tebal lapisan atas/kepala tidak kurang dari 5 mm.
8.
Pada bidang patahan tidak menunjukkan adanya
pemisahan antara lapisan lapisan.
b.
Ukuran
Ubin yang berbentuk bujur sangkar harus berukuran seperti
tercantum pada tabel.
Ukuran Rusuk (cm)
20 x 20
25 x 25
30 x 30
40 x 40
50 x 50
2,0
2,4
2,6
3,0
4,0
Kuat Lentur
Harga rata-rata dari paling sedikit 10 buah benda uji adalah
seperti tercantum pada tabel.
Mutu Tingkat
I
II
III
d.
I
II
III
4.
Lebih dari 15
Lebih dari 8
Lebih dari 8
0,100
0,130
0,160
0,110
0,145
0,175
Cara Uji
a. Pandangan Luar
Dihitung berat rata-rata ubin dan diamati sifat-sifat ubin
tersebut.
Sepuluh
buah ubin diambil untuk diuji,
masing-masing ditimbang
beratnya dalam keadaan
kering sampai ketelitian 10 gram. Dari hasil penimbangan
dihitung harga rata-ratanya dalam kg sampai 2 desimal.
b.
Ukuran
Diperlukan kaliper dengan ketelitian pengukuran sampai 1
mm. Ambil sembarang dari 10 buah ubin yang diuji. Ukur
panjang dan lebar ( ukuran rusuk ) masing-masing ubin
paling sedikit 3 kali, yaitu pada bagian tengah dan 2
pengukuran pada bagian tepi rusuk dengan jarak 2 cm dari
ujung rusuk. Hasil pengukuran dari masing-masing ubn
dihitung
harga rata-ratanya dinyatakan dalam cm sampai
1 desimal. Penyimpangan ukuran masing-masing ubin
dinyatakan dalam % dan dihitung
harga
rata-ratanya.
Pengukuran tebal ubin dilakukan terhadap benda uji yang
telah patah pada uji kuat lentur. Setiap benda uji diukur
tebalnya pada bidang patahan serta diperhitungkan adanya
lekukan
karena pencetakan. Hitung tebal rata-rata setiap
benda uji dan tebal rata- rata dari 10 ubin yang diuji
dinyatakan dalam cm sampai 1 desimal.
c.
Kuat Lentur
Diperlukan mesin pelentur yang dapat memberi beban lentur
secara
teratur dengan ketelitian sampai 1 kg dan rol-rol
penumpu dan pisau
pelentur bergaris tengah antara 1530 mm. Benda yang diuji adalah 10 buah ubin yang telah
selesai dilakukan pengukuran panjang dan lebarnya
d.
5.
Cara Pemasangan
Caranya adalah bersihkan tempat atau lahan lantai yang mau
ditutup dengan teraso, sehinggga permukaannya menjadi rata dan
datar. Perhitungkan ukuran ketinggian finish agar tidak terjadi
kesalahan. Perlu diketahui, ukuran ubin dari teraso biasanya lebih
tebal dibanding dengan ubin lantai dari keramik.
Langkah berikutnya adalah menyiapkan bahan yang diperlukan.
Untuk teraso yang mau dipasang di bagian luar atau eksterior,
biasanya menggunakan jenis yang permukaannya lebih kasar atau
pebble wash. Namun untuk keperluan ruang dalam atau interior
lebih banya yang memilih teraso dengan permukaan yang halus.
Jika sudah tersedia, oles teraso tersebut memakai bahan perekat
yang namanya adhesive. Bahan ini bisa didapatkan di toko besi
atau bahan bangunan. Adapun tujuannya adalah agar ubin teraso
tersebut nantinya bisa merekat secara sempurna dan tidak mudah
terlepas bila sudah kering.
Langkah berikutnya yaitu melakukan pengecoran. Proses
pekerjaan seperti ini tidak berbeda jauh dengan pembuatan plester
lantai biasa. Tapi sebelum dipasang ubin teraso harus digosok
dalam jangka waktu yang lebih lama sehingga bisa menjadi lebih
padat dan halus.
Tujuan penggosokan ini yaitu untuk menghindari adanya rongga
atau lubang udara pada bagian yang masih kosong. Jika tidak
digosok, rongga tersebut bisa membuat permukaan teraso menjadi
retak serta mudah pecah. Barulah setelah itu teraso dipasang satu
persatu seperti memasang ubin lantai dari bahan keramik.