Anda di halaman 1dari 14

KERACUNAN TEMPE

BONGKREK

KELOMPOK 1 :
Alfriadi Pratama
(201210410311043)
Anitya Nor Azizah
(201310410311017)
Annisyah Wiradika

Kasus Keracunan Makanan Tempe


Bongkrek di Indonesia
Keracunan akibat memakan tempe bongkrek sudah
seringkali kita dengar. Berikut ini adalah kasus yang
terjadi akibat keracunan tempe bonkrek di Indonesia. Tiga
warga di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah tewas diduga
keracunan tempe bongkrek. Sedangkan 6 warga lainnya
yang mengkonsumsi makanan yang sama harus dilarikan
ke rumah sakit karena kondisinya kritis setelah mengalami
muntah-muntah.
Tn. A menghembuskan napas terakhirnya setelah
sebelumnya sempat dibawa ke rumah sakit. Sedangkan
Suci Indriawan meninggal beberapa jam kemudian tanpa
sempat mendapat perawatan di rumah sakit, bahkan
sudah mengalami pendarahan dari hidung dan mulut.
Sedangkan Ny. B, meninggal setelah sebelumnya sempat
mendapat perawatan beberapa jam di Rumah Sakit
Muhammadiyah Ardiwarna

Lanjutan Kasus
Selain 3 orang korban tewas, 6 warga Desa Setu
yang juga ikut mengkonsumsi tempe bongkrek harus
dilarikan ke rumah sakit karena mengalami muntahmuntah dan pingsan. Kondisi mereka saat ini masih
sangat lemah dan kritis.

Salimah, ibu C mengatakan, pada Minggu sore


anaknya dan para korban lainnya mengkonsumsi
tempe bongkrek yang dimasak oleh ibunya.
Beberapa jam setelah makan tempe bongkrek,
anaknya dan para korban lain muntah-muntah serta
pingsan

Skema Gambar

Keracunan Tempe Bongkrek


diSebabkan oleh:

BAKTERI PSEUDOMONAS
COCOVENENANS
Pseudomonas cocovenenans

Asam bongkrek (bongkrek acid) adalah toksin pernapasan yang leb

Manifestasi Klinik
Gejala timbul 12-48 jam setelah
mengonsumsi tempe bongkrek
Gejala yang terjadi:
Ringan

Sumber: (Suharjo, 1989 pada

Lanjutan...
Pada kasus di dapatkan
gejala setelah memakan
tempe bongkrek
1. Muntah
2. Pingsan
3. Pendaraha
n dari
hidung
atau
mulut
4. Kematian

Tata Pelaksanaan Terapi Pada


Keracunan
Tempe
Bongkrek
Menurut

depertemen
kesehatan
Republik
Indonesia tata
pelaksanaankera
cunan tempe
bongkrek
sebagai berikt
(Depkes RI,
2008).

Anda mungkin juga menyukai