Supositoria Aminofilin
Supositoria Aminofilin
Disusun oleh :
Maya Sari
(PO.71.39.0.13.026)
(PO.71.39.0.13.028)
Namiratu Zahra
(PO.71.39.0.13.029)
Nita Zahrawati
(PO.71.39.0.13.030)
(PO.71.39.0.13.031)
Kelas : Reguler 1A
JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
PALEMBANG
I. Tujuan
Membuat sediaan suppositoria dengan Aminofilin sebagai zat aktif.
II. Prinsip
Pembentukan granul didasarkan pada efek kekuatan ikatan mobil-liquid
yang terbentuk antara partikel primer dalam aglomerat basah.
III. Teori
1
1. Pengertian Supositoria
Suppositoria adalah sediaan padat yang digunakan melalui dubur,
umumnya berbentuk torpedo, dapat melarut, melemak atau meleleh pada
suhu tubuh. (Farmakope Indonesia edisi III hal 32)
Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang
diberikan melalui rektal, vagina atau uretra. Umumnya meleleh, melunak
atau melarut pada suhu tubuh. (Farmakope Indonesia edisi IV hal 16)
Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk
yang diberikan melalui rektal, vagina, maupun uretra, berbentuk torpedo,
dapat melunak, melarut, atau meleleh pada suhu tubuh, dan efek yang
ditimbulkan adalah efek sistemik atau lokal. Bahan dasar yang digunakan
harus dapat larut dalam air atau meleleh pada suhu tubuh. Semakin
pendek waktu melarut/mencair semakin baik karena efektivitas obat
semakin baik.
Bobot suppositoria kalau tidak dinyatakan lain adalah 3 g untuk
orang dewasa dan 2 g untuk anak kecil. Umumnya memiliki panjang 32 mm,
berbentuk silinder, dan kedua ujungnya tajam. Sedangkan untuk bayi dan
anak-anak ukurannya dari ukuran dan berat untuk orang dewasa.
Penyimpanan suppositoria dalam wadah tertutup baik dan di tempat yang
sejuk pada suhu 5-15 C agar suppositoria tidak menjadi lembek dan tidak
bisa digunakan.
Bahan dasar yang digunakan untuk membuat suppositoria harus
dapat larut dalam air atau meleleh pada suhu tubuh. Bahan dasar yang
biasa digunakan adalah lemak cokelat (oleum cacao), polietilenglikol (PEG),
lemak tengkawang (oleum shorae) atau gelatin.
2. Keuntungan dan Kerugian Suppositoria
2.1 Keuntungan Suppositoria
Keuntungan sediaan obat dalam bentuk suppositoria antara lain :
Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan
Dapat menghindari terjadinya iritasi pada lambung.
Obat dapat masuk langsung saluran darah dan ber akibat obat
dapat memberi efek lebih cepat daripada penggunaan obat per
oral
Baik bagi pasien yang mudah muntah atau tidak
Bentuknya seperti terpedo mengunt sadarungkan
karena
difusi
obat
melalui
mukosa,
detoksifikasi
atau
b. Faktor fisika kimia obat dan basis antara lain : kelarutan obat
kadar
(Syamsuni, 2005).
untuk
yang
menggunakan
basis
oleum
cacao
(Ansel,2005).
2. Suppositoria Vaginal
Umumnya berbentuk bulat atau bulat telur dan berbobot
lebih kurang 5,0 g dibuat dari zat pembawa yang larut dalam air atau
yang dapat bercampur dalam air seperti polietilen glikol atau gelatin
tergliserinasi. Suppositoria ini biasa dibuat sebagai pessarium .
( Anonim,1995; Ansel, 2005).
3. Suppositoria Uretra
Suppositoria untuk saluran urine yang juga disebut bougie.
Bentuknya ramping seperti pensil, gunanya untuk dimasukkan ke
dalam saluran urine pria atau wanita. Suppositoria saluran urin pria
berdiameter 3- 6 mm dengan panjang 140 mm, walaupun ukuran ini
masih bervariasi satu dengan yang lainnya. Apabila basisnya dari
oleum cacao maka beratnya 4 gram. Suppositoria untuk saluran
urin wanita panjang dan beratnya dari ukuran untuk pria, panjang
suhu kamar dan massa yang dihasilkan dibuat dalam bentuk sesuai,
atau dibuat dengan minyak dalam keadaan lebur dan membiarkan
suspensi yang dihasilkan menjadi dingin di dalam cetakan. Sejumlah
zat pengeras yang sesuai dapat ditambahkan untuk mencegah
kecenderungan beberapa obat, (seperti kloralhidrat dan fenol)
melunakkan bahan dasar. Yang penting, suppositoria meleleh pada
suhu tubuh.
Perkiraan bobot suppositoria yang dibuat dengan lemak coklat,
dijelaskan dibawah ini. Suppositoria yang dibuat dari bahan dasar
lain, bobotnya lebih berat dari pada bobot yang disebutkan dibawah
ini.
Suppositoria rektal. Suppositoria rektal untuk dewasa berbentuk
lonjong pada satu atau kedua ujungnya dan biasanya berbobot lebih
kurang 2 g.
Suppositoria vaginal. Umumnya berbentuk bulat atau bulat telur
dan berbobot lebih kurang 5 g, dibuat dari zat pembawa yang larut
dalam air atau yang dapat bercampur dalam air, seperti polietilen
glikol atau gelatin tergliserinasi. Ukuran berkisar, panjang 1,25
1,5 inchi dan diameter 5/8 inchi
1. Tujuan penggunaan (ovula)
Biasanya digunakan untuk lokal dengan efek sebagai antiseptik,
kontrasepsi, anastetik lokal, dan pengobatan penyakit infeksi
seperti trichomonal, bakteri danmonilial.
2. Absorpsi Vagina
Absorpsi sediaan vaginal terjadi secara
mukosa. Proses
absorpsi
dipengaruhi
oleh
pasif
fisiologi,
melalui
pH,
dan
harus
digunakan,
tertera
petunjuk
basahi
dengan
meskipun
dapat
disimpan
tanpa
air
sebelum
pendinginan,
7. Nilai Tukar
8
Dalam praktik, nilai tukar beberapa obat adalah 0.7 kecuali untuk
garam Bismuth dan Zink Oksida. Untuk larutan nilai tukarnya dianggap
satu. Jika supositoria mengandung obat atau zat padat yang banyak,
pengisisan pada cetakan berkurang dan jika dipenuhi dengan campuran
massa, akan diperoleh jumlah obat yang melebihi dosis. Oleh sebab itu,
untuk membuat supositoria yang sesuai dapat dilakukan dengan cara
menggunakan perhitungan nilai tukar (Syamsuni hal 161).
10
menembus
otot
polos,
terutama
otot
polos
bronkus,
Sinonim
Khasiat : Pembawa
Kelarutan : Larut dalam air, dalam etanol 95% P dan dalam aseton P,
dalam glikol lain dan dalam hidrokarbon aromatik, praktis
tidak larut dalam eter P dan dalam hidrkarbon alifatik.
OTT :
Kadar
: 60%
Titik beku : 4-8C
Titik leleh :
11
Sinonim
Khasiat : Pembawa
Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol 95% P dan dalam
kloroform P, praktis tidak larut dalam eter.
OTT :
Kadar
: 40%
Titik beku :
Titik leleh :
12
Bahan
Mortir
Stamper
Gelas ukur
Cawan
Pengaduk kaca
Neraca analitik gram
Anak timangan
Sendok plastik
Perkamen
Pemanas air ( kompor gas
Aminofillin
PEG 4000
PEG 400
250 mg
200 mg
13
60%
40%
= 3 g 0,2 g = 2,8 g
2. Basis
Bahan
Aminofilin
= 2600 mg
PEG 400 60% = 21840 mg
PEG 4000 40% = 14560 mg
Paraf
V. PEMBUATAN
Cara membuat suppositoria Aminofillin dengan metode cetak tuang adalah
sebagai berikut :
1. Siapkan semua alat dan bahan
2. Lelehkan PEG 400 dan 4000 di atas penangas air pada suhu 36 (massa
jangan sampai menjadi minyak)
3. Setelah meleleh tambahkan Aminofilin di dalam mortir gerus homogen
14
15
Suppositoria 2
Suppositoria 3
Suppositoria 4
Suppositoria 5
Suppositoria 6
Suppositoria 7
Suppositoria 8
Suppositoria 9
Suppositoria 10
Suppositoria 11
Suppositoria 12
16
17
Paraf
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Berat Suppositoria
4. Uji Kerapuhan
18
Paraf
Kerapuhan
Agak Rapuh
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
19
Paraf
Tidak Rapuh
http://fakfarmasiuit.blogspot.com/2012/06/tugas-pendahuluan-suppositoria.html
(diakses tanggal 5 Juni 2014)
20
Brosur :
Bronchilaria
Indikasi:
Menghilangkan atau mencegah gejala gejala asma dan
bronkhaspasme yang bersifat reversible yang berhubungan
dengan bronklasttia kronis dan efisema.
Komposisi:
Tiap suppositoria mengandung :
Aminophylinum
200 mg
Zat tambahan yang cocok q.s
Efek Samping:
Perhatian:
Penggunaan kepada pasien dengan kondisi memiliki sejarah
penyalahgunaan obat kerusakan hati dan ginjal
kecenderungan dalam neuriatis.
Cara Pemakaian :
Bukalah pembungkusnya dan masukkan 1 suppositoria ke
dalam dubur, satu kali sehari sebelum tidur.
Dosis :
Dosis maksimal 500 mg/1500mg
Atau menurut petunjuk dokter.
Penyimpanan:
Simpan pada suhu 15-25C.
No. Reg : DKL 1410100234 A1
No. Batch : 05143402
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Di Produksi oleh :
PT. MonataFarma
Palembang-Indonesia
21