Anda di halaman 1dari 10

Nama : Mega Ratna Sari

NIM

: 201212115

Tugas Perbankan Syariah

Judul Artikel : Deposito Syariah ; Karakteristik Dan Daya Tariknya


Tahun Terbit : 25 September 2013
Penulis

: Agustianto M.Ag

Teks Artikel
Deposito Syariah ; Karakteristik Dan Daya Tariknya
Dewasa

ini

perbankan

syariah

mengalami

kemajuan

yang

sangat

pesat.

Keberadaannya telah mulai menjamur di mana-mana di seluruh wilayah Indonesia. Salah satu
produk yang dikembangkan dan ditawarkan bank syariah adalah deposito mudharabah.
Deposito mudharabah, jelas, memiliki perbedaan yang mendasar dengan deposito di bank
konvensional. Deposito mudharabah mengikuti prinsip-prinsip mudharabah sebagaimana
tertuang dalam ketentuan hukum syariah.
Majlis Ulama Indonesia melalui Dewan Syariah Nasional (DSN) telah mengelaurkan
fatwa mengenai deposito syariah, yaitu fatwa No: 03/DSN-MUI/IV/2000. Menurut fatwa
tersebut deposito yang tidak dibenarkan secara syariah, yaitu deposito yang berdasarkan
perhitungan bunga. deposito yang dibenarkan, yaitu deposito yang berdasarkan prinsip
mudharabah.
Perbedaan utama antara deposito mudharabah dengan dengan deposito bank
konvensional, antara lain, deposito syariah menggunakan system bagi hasil, sedangkan
deposito pada bank konvensional menggunakan system bunga. Dengan demikian pendapatan
dari deposito mudharabah tidak tetap sebagaimana pada bunga, melainkan berfluktuasi sesuai
tingkat pendapatan bank syariah.
Selain itu perlu dicatat, bahwa kedudukan deposito mudharabah di bank syariah tidak
dianggap sebagai hutang bank dan piutang nasabah. Desosito mudharabah merupakan
investasi nasabah kepada bank syariah, sehingga dalam akuntansinya, kedudukan deposito

tidak dicatat sbagai hutang bank, tetapi dicatat dan disebut sebagai investasi, biasanya disebut
investasi tidak terikat (mudhrabah muthlaqah).
Secara lebih luas berikut ini akan dipaparkan tiga karakter deposito syariah Pertama,
keuntungan dari dana yang didepositikan, harus dibagi antara shahibul maal (deposan) dan
mudharib (bank) berdasarkan nisbah bagi hasil yang disepaki. Yang menjadi acuan dalam
deposito syariah ini adalah nisbah, bukan bunga.
Contoh perhitungan bagi hasil deposito mudharabah : Bapak Usman menempatkan dana
deposito investasi mudharabah di Bank Islam sebesar Rp. 1.000.000,- Jangka waktu 1 bulan,
dan nisbah bagi hasil 70% : 30% (70% untuk nasabah : 30% untuk bank). Diasumsikan total
dana deposito investasi mudharabah di Bank Syariah Rp. 250.000.000, dan keuntungan yang
diperoleh untuk dana deposito (profit distribution) sebesar Rp. 6.000.000,-. Maka pada saat
jatuh tempo, nasabah akan memperoleh bagi hasil :
Kedua, keuntungan (bagi hasil) yang diterima deposan akan meningkat sesuai dengan
peningkatan keuntungan bank. Hal ini tentu berbeda dengan bunga yang sifatnya tetap.
Sedangkan dalam bank syariah bagi hasil yang diterima berfluktuasi. Sistem pehitungan bagi
hasil di bank syariah ada dua jenis, yakni, pertama, profit/loss sharing. Dalam sistem ini,
besar-kecil pendapatan bagi hasil yang diterima nasabah tergantung keuntungan bank. Dalam
sistem ini bagi hasil diberikan kepada nasabah setelah dipotong biaya operasional bank.
Kedua, revenue sharing, penentuan bagi hasil tergantung pendapatan kotor bank. Bank-bank
Syariah di Indonesia umumnya menerapkan sistem revenue sharing karena bank syariah lebih
berpihak kepada kemaslahatan/kepentingan nasabah dan juga untuk menghilangkan
kecurigaan nmasabah atas penggunaan biaya operasional bank. Jadi, pola ini dapat
memperkecil kerugian bagi nasabah. Hanya saja, jika bagi hasil didasarkan pada profit
sharing, persentase bagi hasil untuk nasabah jauh lebih tinggi sedangkan nisbah untuk
revenue sharing lebih rendah dibanding profit sharing. Tingginya nisbah pada sistem profit
sharing sangat logis dan adil, karena segala biaya operasional sudah ditanggulangi oleh
shahibul mal (doposan), sementara pada revenue sharing biaya operasional ditanggulangi
perbankan syariah.
Ketiga, adanya tenggang waktu antara dana yang diinvestasikan dan pembagian
keuntungan (biasanya jangka waktunya 1,3, 6, 12 dan 24 bulan). Oleh karena deposito

memiliki jangka waktu tertentu, maka uang nasabah yang telah diinvestasikan di bank syariah
tidak boleh ditarik setiap saat sebagaimana pada tabungan biasa. kehendak hatinya.
Keempat, Nisbah bagi hasil deposito biasanya lebih tinggi daripada nisbah bagi hasil
tabungan biasa. Hal ini disebabkan karena masa investasi deposito jauh lebih panjang
dibanding tabungan biasa, sehingga peluang return investasinya lebih besar.
Kelima, Ketentuan teknis pembukaan deposito mengikuti ketentuan teknis bank,
seperti syarat-syarat pembukaan, penutupan, formulir akad, bilyet, tanda tangan, dsb.
Menurut fatwa DSN No 3/2000, Ketentuan Umum deposito Mudharabah adalah
sebagai berikut :
1) Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana, dan
bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana.
2) Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha
yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan mengembangkannya, termasuk
di dalamnya mudharabah dengan pihak lain.
3) Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang.
4) Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam
akad pembukaan rekening.
5) Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan menggunakan
nisbah keuntungan yang menjadi haknya.
6) Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa
persetujuan yang bersangkutan
Daya tarik dan keunggulan deposito mudharabah
Mendepositokan uang di bank syariah cukup menarik. Tidak hanya bagi masyarakat
muslim, tetapi juga nonmuslim. Soalnya, dengan sistem bagi hasil, terbuka peluang
mendapatkan hasil investasi yang lebih besar dibanding bunga deposito di bank
konvensional. Apalagi, bunga deposito saat ini juga cukup rendah Maka, jika ingin
mendapatkan return yang lebih besar, deposito bank syariah dapat menjadi alternative.

Selain itu mendepositokan uang di bank syariah juga akan menciptakan rasa aman,
nyaman dan terjamin. Selain aman dan terjamin, mendepositokakjn uang di bank syariah juga
akan menciptakan rasa tenang dan tentram, karena keberadaan uang nasabah tidak saja
dijamin oleh pemerintah tetapi juga mendatangkan rasa tenteram, karena sistemnya
dijalannya sesuai syariah. Bagaimana jadinya jiwa kita, jiwa terus dikejar-kejar dosa riba
yang demikian berat seandainya kita menempatkan dana deposito di bank konvensional.
Selanjutnya mendepositokan uang di bank syariah berarti membantu pengembangan UKM.
Dana yang terkumpul di bank syariah akan disalurkan untuk UKM di usaha sector riil.
Mendepositokan uang di bank syaroiah berarti anda sudah membantu pengembangan sektor
riil untuk kemajuan ekonomi bangsa Indonesia. Data menunjukkan bahwa FDR bank syariah
senantiasa di atas 100 %. Hal ini berarti bahwa seluruh dana pihak ketiga disalurkan untuk
masyarakat, tidak ada yang dimainkan di transaksi derivatif sebagaimana yang banyak terjadi
saat ini di bank-bank konvensioal. Keperpihakan bank syariah untuk UKM tidak diragukan
lagi.
Produk deposito yang ditawarkan bank-bank syariah juga sekaligus. membantu
perencanaan investasi masyarakat. Perencanaan keuangan merupakan sebuah keniscayaan di
zaman sekarang. Salah satu alternatif menarik untuk investasi adalah menempatkan dana di
bank syariah melalui produk deposito mudharabah.Hal lain yang perlu diketahui ialah bahwa
deposito mudharabah dapat dijadikan sebagai "jaminan pembiayaan", sehingga usaha
masyarakat bisa tumbuh dan semakin berkembang.
Ide untuk Masa Depan : Deposito Dinar
Selain itu, perlu diketahui bahwa deposito di bank syariah tidak saja dalam bentuk
rupiah tetapi juga dalam mata uang asing, seperti dolar. Namun di masa depan kita mendesak
pemerintah dan mengadvise bank-bank syariah agar deposito valuta asing tidak saja dalam
bentuk dollar tetapi juga dinar. Dinar memiliki sejumlah kelebihan sebagai produk deposito.
Salah satunya adalah dinar memiliki nilai stabil dan tidak terpengaruh inflasi. Sebabnya,
dinar terbuat dari emas sehingga lebih stabil dibandingkan uang kertas. Selain itu, deposito
dinar syariah dapat digunakan sebagai tabungan haji terencana bagi masyarakat. Karena dinar
lebih stabil, maka nasabah tidak akan dirugikan oleh laju inflasi ketika deposito telah jatuh
tempo. Produk ini bagus untuk jangka panjang seperti untuk naik haji dan kebutuhan lainnya.

Analisis :
Akad Mudharabah

adalah akad antara pemilik modal dengan pengelola modal,

dengan ketentuan bahwa keuntungan diperoleh dua belah pihak sesuai dengan kesepakatan.
Didalam pembiayaan mudharabah pemilik dana (Shahibul Maal) membiayai sepenuhnya
suatu usaha tertentu. Sedangkan nasabah bertindak sebagai pengelola usaha (Mudharib).
Pada prinsipnya akad mudharabah diperbolehkan dalam agama Islam, karena untuk
salingmembantu antara pemilik modal dengan seorang yang pakar dalam mengelola uang.
Dalam sejarah Islam banyak pemilik modal yang tidak memiliki keahlian dalam mengelola
uangnya. Sementara itu banyak pula para pakar dalam perdagangan yang tidak memiliki
modal untuk berdagang. Oleh karena itu, atas dasar saling tolong menolong, Islam
memberikan kesempatan untuk saling berkerja sama antara pemilik modal dengan orang yang
terampil dalam mengelola dan memproduktifkan modal itu.
Akad Murabahah adalah salah satu produk perbankan syariah yang banyak diminati
masyarakat. Karena akad ini menjadi alternatif mudah dan tepat bagi berbagai pembiayaan
atau kredit dalam perbankan konvensional yang tentu sarat dengan riba.
Akad Mudharabah merupakan suatu transaksi pendanaan atau investasi yang berdasarkan
kepercayaan. Kepercayaan merupakan unsur terpenting dalam akad mudharabah, yaitu
kepercayaan dari pemilik dana kepada pengelola dana. Kepercayaan ini penting dalam akad
mudharabah karena pemilik dana tidak boleh ikut campur di dalam manajemen perusahaan
atau proyek yang dibiayai dengan dana pemilik dana tersebut, kecuali sebatas memberikan
saran-saran dan melakukan pengawasan pada pengelola dana.
Apabila usaha tersebut mengalami kegagalan dan terjadi kerugian yang mengakibatkan
sebagian atau bahkan seluruh modal yang ditanamkan oleh pemilik dana habis, maka yang
menanggung kerugian keuangan hanya pemilik dana. Sedangkan pengelola dana sama sekali
tidak menanggung atau tidak harus mengganti kerugian atas modal yang hilang, kecuali
kerugian tersebut terjadi sebagai akibat kesengajaan, kelalaian ayau pelanggaran akad yang
dilakukan oleh pengelola dana.
Dalam mudharabah, pemilik dana tidak boleh mensyaratkan sejumlah tertentu untuk
bagiannya karena dapat dipersamakan dengan riba yaitu meminta kelebihan atau imbalan
tanpa ada faktor penyeimbang (iwad) yang diperbolehkan syariah. Sehingga besarnya
keuntungan yang diterima tergantung pada laba yang dihasilkan. Keuntungan yang dibagikan

pun tidak boleh menggunakan nilai proyeksi (predictive value) akan tetapi harus
menggunakan nilai realisasi keuntungan, yang mengacu pada laporan hasil usaha yang secara
periodik disusun oleh pengelola dana dan diserahkan pada pemilik dana.
Pada prinsipnya dalam mudharabah tidak boleh ada jaminan atas modal, namun
demikian agar pengelola dana tidak melakukan penyimpangan pemilik dana dapat meminta
jaminan dari pengelola dana atau pihak ketiga. Tentu saja jaminan ini hanya dapat dicairkan
apabila pengelola dana terbukti melakukan terhadap hal-hal yang telah disepakati bersama
dalam akad.
DSN-MUI telah menerbitkan fatwa no: 07/DSN-MUI/IV/2000, yang kemudian
menjadi pedoman bagi praktik perbankan syariah.Pada fatwa dengan nomor tersebut, DSN
menyatakan: LKS (lembaga Keuangan Syariah) sebagai penyedia dana, menanggung semua
kerugian akibat dari mudharabah kecuali jika mudharib (nasabah) melakukan kesalahan yang
disengaja, lalai, atau menyalahi perjanjian. (Himpunan Fatwa Dewan syariah Nasional MUI,
Hal. 43) Pada ketentuan lainnya, DSN kembali menekankan akan hal ini dengan pernyataan:
Penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari mudharabah, dan pengelola tidak
boleh menanggung kerugian apapun, kecuali diakibatkan dari kesalahan disengaja, kelalaian,
atau pelanggaran kesepakatan. (Himpunan Fatwa Dewan syariah Nasional MUI, Hal. 45)
Dalam PSAK, mudharabah diklasifikasikan ke dalam 3 jenis yaitu mudharabah muthalaqah,
mudharabah muqayyadah dan mudharabah musytarakah.
1) Mudharabah Muthalaqah adalah Mudharabah di mana pemilik dananya memberikan
kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan investasinya. Mudharabah ini
disebut juga investasi tidak terikat.
2) Mudharabah muqayyadah adalah mudharabah di mana pemilik dana memberikan
batasan kepada pengelola antara lain mengenai dana lokasi, cara, dan atau objek
investasi atau sektor usaha.. Mudhrabah jenis ini disebut juga investasi terikat.
3) Mudharabah Musytarakah adalah mudhrabah di mana pegelola dana menyertakan
modal atau dananya dalam kerja sama investasi.
Dalam artikel tersebut membahas tentang deposito syariah ,karateristik dan daya
tariknya . Deposito syariah termasuk dalam akad mudharabah mutlaqah. Deposito
mudharabah memiliki perbedaan yang mendasar dengan deposito di bank konvensional.
Penulis menjelaskan perbedaan utama antara lain, deposito syariah menggunakan system bagi

hasil, sedangkan deposito pada bank konvensional menggunakan system bunga. Dengan
demikian pendapatan dari deposito mudharabah tidak tetap sebagaimana pada bunga,
melainkan berfluktuasi sesuai tingkat pendapatan bank syariah.
Deposito syariah merupakan investasi nasabah kepada bank syariah. Dana nasabah
yang dititipkan akan di investasikan bisa dalam bentuk aktiva tetap seperti bangunan ,tanah
,property dan lain-lain. Dana deposito syariah juga dapat disalurkan untuk membantu nasabah
lain yang memerlukan dana untuk usahanya.
Kelebihan
Manfaat dari deposito syariah antara lain bagi pihak bank sumber pendanaan bank
baik dalam bentuk rupiah atau mata uang asing dengan jangka waktu tertentu yang lebih lama
dan fluktuasi dana yang relatif rendah. Bagi nasabah adalah alternatif investasi yang
memberikan keuntungan dalam bentuk bagi hasil tergantung dari pendapatan pihak bank itu
sendiri.
Perbedaan lain yang dikemukakan penulis adalah deposito syariah dijamin halal .
Bank konvensional biasa menggunakan dana nasabah untuk pinjaman kredit yang disertai
bunga serta untuk perusahaan yang jenis usahanya dilarang oleh agama islam seperti
perusahaan muniman keras dan lain-lain. Tetapi bank syariah dilarang untuk menyalurkan
dana pembiayaan kepada perusahaan atau nasabah yang jenis usahanya melanggar aturan
syariah seperti penipuan,perjudian. Inilah salah satu alasan deposito syariah diminati oleh
masyarakat indonesia pada umumnya. Dana dijamin aman dan nyaman.
Kekurangan
Penulis sangat mengharapkan pembaca untuk tertarik dan mau melakukan apa yang
diharapkan tanpa memperhatikan resiko dan kekurangan dari deposito syariah itu sendiri.
Sebagai produk penghimpun dana ,bank akan terekspos resiko likuiditasnya terutama
saat deposito jatuh tempo jika kondisi matury gaap antara penghimpun dana dan penanaman
dana cukup besar .Selain itu bank juga menghadapi resiko pasar berupa resiko nilai tukar.
Bank juga menghadapi pemindahan dana yang dilakukan nasabah karena tingkat bagi hasil
rill lebih rendah daripada tingkat suku bunga.

Bank syariah di Indonesia, belum murni syariah. Masih banyak transaksi bank syariah
yang bertabrakan dengan aturan syariah. Di antara buktinya, praktik bank syariah di
Indonesia berseberangan dengan fatwa Dewan Syariah Nasional MUI yang menerbitkan
beberapa keputusan tentang aturan syariah terkait transaksi dalam perbankan dan muamalah..
Jika perbankan syariah benar-benar menerapkan ketentuan ini, niscaya masyarakat
berbondong-bondong mengajukan pembiayaan dengan skema mudharabah. Dalam waktu
singkat pertumbuhan perbankan syariah akan mengungguli perbankan konvensional.
Namun kembali lagi, fakta tidak seperti teori. Perbankan syariah yang ada belum
sungguh-sungguh menerapkan fatwa DSN secara utuh. Sehingga pelaku usaha yang
mendapatkan pembiayaan modal dari perbankan syariah, masih diwajibkan mengembalikan
modal secara utuh, walaupun ia mengalami kerugian usaha.
Perhitungan bagi hasil deposito syariah cukup kompleks karena pendapatan dan laba
bank sendiri berubah-ubah dan nasabah maupun debitur jumlahnya sangat banyak.Oleh
karena itu sering digunakan perhitungan berdasarkan nilai keuntungan bank .Indeks nilai
keuntungan tersebut bisa berunah-ubah setiap bulannya tergantung kondisi ekonomi dan
kinerja investasi pada bank syariah tersebut.
Perlunya sosialisasi ekonomi syariah penting untuk terus kepada masyarakat luas.
Kedua, ajak lingkungan terdekat (minimalnya) untuk menggunakan atau menitipkan dananya
di perbankan syariah. ketiga, pihak perbankan sendiri yang terus berinovasi dalam
mengembangkan produk perbankan sehingga masyarakat semakin tertarik untuk menitipkan
uangnya. Mungkin dengan hal itu, perbankan syariah deposito syariah diantaranya akan
diminati dan berkembang,
Penulis tidak menjelaskan perihal tingkat suku bunga deposito syariah. Imbalan hasil
atas keuntungan investasi di deposito syariah mengikuti suku bunga Lembaga Penjamin
Simpanan (LPS) yaitu sebesar 7,5%. Tingkat suku bunga masih menjadi daya tarik tersendiri
bagi seorang nasabah. Pihak bank mensasati tingkat suku bunga dengan memberikan hadiah
menarik bagi nasabahnya.
Penulis tidak menyertakan tata cara melakukan atau menginvestasikan dana pada
deposito syariah pada salah satu bank syariah di indonesia. Bank Mandiri Syariah merupakan
salah satu bank syariah yang memberikan jasa deposito syariah dengan fitur jangka waktu
yang fleksibel antara 1,3,6 dan 12 bulan dengan setoran minimal Rp 2.000.000 yang dibilang

cukup rendah . Selain itu investasi dapat dicairkan pada saat jatuh tempo. Biaya yang
dikenakan adalah biaya penarikan sebesar Rp 30.000 dan biaya materai Rp 6.000 .
Syarat untuk deposito ini berupa dengan menyerahkan identitas seperti KTP/SIM atau
paspor nasabah untuk perorangan. Sedangkan untuk perusahaan selain identitas pengurus
atau pejabat yang berwenang juga menyertakan akte pendirian dan akte perubahan
perusahaan berikut pengesahan.Disertakan juga SIUP,TDP/ijin usaha dari instasi yang
berwenang,NPWP ,SK domisili serta anggaran dasar perusahaan.

Komentar dan Saran :


Menginvestasikan dana pada deposito syariah memang menarik selain dana dijamin
aman juga penyaluran dana juga tepat dan halal. Bagi hasil yang diberikan juga kompetitif
dan dapat dijadikan jaminan pembiyaan. Akan tetapi juga memperhatikan juga beberapa hal
seperti tingkat suku bunga ,perhitungan bagi hasil yang kompleks.
Ide penulis tentang deposito dinar atau emas merupakan cara investasi yang marak
ditawarkan perbankan syariah akhir-akhir ini. Gadai emas mencuat dan diminati banyak
orang sejak harga emas terus membumbung tinggi tetapi juga harus memperhatikan aturan
berdasarkan fatwa DSN . Fakta dilapangan membuktikan bahwa perbankan syariah yang ada,
telah memungut biaya administrasi pemeliharan dan penyimpanan barang gadai sebesar
persentase tertentu dari nilai piutang.Biaya penyimpanan yang dibebankan nasabah tidak
sesuai dengan biaya riil yang dibutuhkan untuk standar penyimpanan dan penjagaan bank,
atau melebihi nilai harga Safe Deposit Box untuk penyimpanan emas.

Daftar Pustaka

Agustitanto. Deposito Syariah ;Karateristik dan Daya Tariknya .11 April 2015. http://
www.iaei-pusat.org/article/perbankan/-deposito-syariah-karateristik-dan-daya-tariknya-?
lanhuage=id

Anonim.

BSM

Deposito

13

April

http://www.syariahmandiri.co.id/category/consumer-banking/syariah
-mandiri-deposito/.

2015.

Anda mungkin juga menyukai