Anda di halaman 1dari 20

Prinsip Kerja Turbin Uap

Secara singkat prinsip kerja turbin uap adalah sebagai berikut :


Uap masuk kedalam turbin melalui nosel. Didalam nosel energi panas dari uap dirubah
menjadi energi kinetis dan uap mengalami pengembangan. Tekanan uap pada saat keluar dari
nosel lebih kecil dari pada saat masuk ke dalam nosel, akan tetapi sebaliknya kecepatan uap
keluar nosel lebih besar dari pada saat masuk ke dalam nosel. Uap yang memancar keluar
dari nosel diarahkan ke sudu-sudu turbin yang berbentuk lengkungan dan dipasang
disekeliling roda turbin. Uap yang mengalir melalui celah-celah antara sudu turbin itu
dibelokkan kearah mengikuti lengkungan dari sudu turbin. Perubahan kecepatan uap ini
menimbulkan gaya yang mendorong dan kemudian memutar roda dan poros turbin.
Jika uap masih mempunyai kecepatan saat meninggalkn sudu turbin berarti hanya sebagian
yang energi kinetis dari uap yang diambil oleh sudu-sudu turbin yang berjalan. Supaya energi
kinetis yang tersisa saat meninggalkan sudu turbin dimanfaatkan maka pada turbin dipasang
lebih dari satu baris sudu gerak. Sebelum memasuki baris kedua sudu gerak. Maka antara
baris pertama dan baris kedua sudu gerak dipasang satu baris sudu tetap ( guide blade ) yang
berguna untuk mengubah arah kecepatan uap, supaya uap dapat masuk ke baris kedua sudu
gerak dengan arah yang tepat.
Kecepatan uap saat meninggalkan sudu gerak yang terakhir harus dapat dibuat sekecil
mungkin, agar energi kinetis yang tersedia dapat dimanfaatkan sebanyak mungkin. Dengan
demikian effisiensi turbin menjadi lebih tinggi karena kehilangan energi relatif kecil.

Klasifikasi Turbin Uap


Turbin Uap dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori yang berbeda
berdasarkan pada konstruksinya, prinsip kerjanya dan menurut peoses penurunan tekanan uap
sebagai berikut:
Klasifikasi Turbin berdasarkan Prinsip Kerjanya
Turbin Impulse
Turbin impuls atau turbin tahapan impuls adalah turbin sederhana berrotor satu atau banyak
(gabungan ) yang mempunyai sudu-sudu pada rotor itu. Sudu biasanya simetris dan
mempunyai sudut masuk dan sudut keluar.

Turbin satu tahap.


Turbin impuls gabungan.
Turbin impuls gabungan kecepatan.

Ciri-ciri dari turbin impuls antara lain:

Proses pengembangan uap / penurunan tekanan seluruhnya terjadi pada sudu diam /

nosel.
Akibat tekanan dalam turbin sama sehingga disebut dengan Tekanan Rata.

Turbin Reaksi
Turbin reaksi mempunyai tiga tahap, yaitu masing-masingnya terdiri dari baris sudu tetap dan
dua baris sudu gerak. Sudu bergerrak turbin reaksi dapat dibedakan dengan mudah dari sudu
impuls karena tidak simetris, karena berfungsi sebagai nossel bentuknya sama dengan sudu
tetap walaupun arahnya lengkungnya berlawanan.
Ciri-ciri turbin ini adalah :

Penurunan tekanan uap sebagian terjadi di Nosel dan Sudu Gerak


Adanya perbedaan tekanan didalam turbin sehingga disebut Tekanan Bertingkat.

Klasifikasi turbin uap berdasarkan pada tingkat penurunan Tekanan Dalam Turbin
1. Turbin Tunggal ( Single Stage )
Dengan kecepatan satu tingkat atau lebih turbin ini cocok untuk untuk daya kecil,
misalnya penggerak kompresor, blower, dll.
2. Turbin Bertingkat (Aksi dan Reaksi ).
Disini sudu-sudu turbin dibuat bertingkat, biasanya cocok untuk daya besar. Pada
turbin bertingkat terdapat deretan sudu 2 atau lebih. Sehingga turbin tersebut terjadi
distribusi kecepatan / tekanan.
Klasifikasi turbin berdasarkan Proses Penurunan Tekanan Uap
1. Turbin Kondensasi.
Tekanan keluar turbin kurang dari 1 atm dan dimasukkan kedalam kompresor.
2. Turbin Tekanan Lawan.
Apabila tekanan sisi keluar turbin masih besar dari 1 atm sehingga masih dapat
dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin lain.
3. Turbin Ekstraksi.
Didalam turbin ini sebagian uap dalam turbin diekstraksi untuk roses pemanasan lain,
misalnya proses industri.

Bagian Bagian Turbin Uap


Dari data yang didapatkan dari Blue Book dan menurut lampiran dari gambar Turbin Part SR
434450 maka bagian bagian Turbin dapat diuraikan sebagai berikut :
Cassing

Adalah sebagai penutup bagian-bagian utama turbin.


1. Rotor
Adalah bagian turbin yang berputar yang terdiri dari poros, sudu turbin atau deretan
sudu yaitu Stasionary Blade dan Moving Blade. Untuk turbin bertekanan tinggi atau
ukuran besar, khususnya unuk turbin jenis reaksi maka motor ini perlu di
Balanceuntuk mengimbagi gaya reaksi yang timbul secara aksial terhadap poros.
2. Bearing Pendenstal
Adalah merupakan kekdudukan dari poros rotor.
3. Journal Bearing
Adalah Turbine Part yang berfungsi untuk menahan Gaya Radial atau Gaya Tegak
Lurus Rotor.
4. Thrust Bearing
Adalah Turbine Part yang berfungsi untuk menahan atau untuk menerima gaya aksial
atau gaya sejajar terhadap poros yang merupakan gerakan maju mundurnya poros
rotor.
5. Main Oli Pump
Berfungsi untuk memompakan oli dari tangki untukdisalurkan pada bagian bagian
yang berputar pada turbin .
Dimana fungsi dari Lube Oil adalah :
Sebagai Pelumas pada bagian bagian yang berputar.
Sebagai Pendingin ( Oil Cooler ) yang telah panas dan masuk ke bagian turbin

dan akan menekan / terdorong keluar secara sirkuler


Sebagai Pelapis ( Oil Film ) pada bagian turbin yang bergerak secara rotasi.
Sebagai Pembersih ( Oil Cleaner ) dimana oli yang telah kotor sebagai akibat
dari benda-benda yang berputar dari turbin akan terdorong ke luar secara

sirkuler oleh oli yang masuk .


6. Gland Packing
Sebagai Penyekat untuk menahan kebocoran baik kebocoran Uap maupun kebocoran
oli.
7. Labirinth Ring
Mempunyai fungsi yang sam dengan gland packing.
8. Impuls Stage
Adalah sudu turbin tingkat pertama yang mempunyai sudu sebanyak 116 buah
9. Stasionary Blade
Adalah sudu-sudu yang berfingsi untuk menerima dan mengarahkan steam yang
masuk.
10. Moving Blade
Adalah sejumlah sudu-sudu yang berfungsi menerima dan merubah Energi Steam
menjadi Energi Kinetik yang akan memutar generator.
11. Control Valve
Adalah merupakan katup yang berfungsi untuk mengatur steam yang masuk kedalam
turbin sesuai dengan jumlah Steam yang diperlukan.

12. Stop Valve


Adalah merupakan katup yang berfungsi untuk menyalurkan atau menghentikan
aliran steam yang menuju turbin.
13. Reducing Gear
Adalah suatu bagian dari turbin yang biasanya dipasang pada turbin-turbin dengan
kapasitas besar dan berfungsi untuk menurunkan putaran poros rotor dari 5500rpm
menjadi 1500 rpm.
Bagian-bagian dari Reducing Gear adalah :

Gear Cassing adalah merupakan penutup gear box dari bagian-bagian dalam reducing

gear.
Pinion ( high speed gear ) adalah roda gigi dengan type Helical yang putarannya

merupakan putaran dari shaft rotor turbin uap.


Gear Wheal ( low speed gear ) merupakan roda gigi type Helical yang putarannya
akan mengurangi jumlah putaran dari Shaft rotor turbin yaitu dari 5500 rpm menjadi

1500 rpm.
Pinion Bearing yaitu bantalan yang berfungsi untuk menahan / menerima gaya tegak

lurus dari pinion gear.


Pinion Holding Ring yaitu ring berfungsi menahan Pinion Bearing terhadap gaya

radial shaft pinion gear.


Wheel Bearing yaitu bantalan yang berfungsi menerima atau menahan gaya radial

dari shaft gear wheel.


Wheel Holding Ring adalah ring penahan dari wheel Bearing terhadap gaya radial

atau tegak lurus shaft gear wheel.


Wheel Trust Bearing merupakn bantalan yang berfungsi menahan atau menerima gaya
sejajar dari poros gear wheel ( gaya aksial ) yang merupakan gerak maju mundurnya
poros.

Persiapan Dan Pemeriksaan Sebelum Start Up


1. Periksa dengan teliti semua pemasangan atau tindakan perawatan pada turbin,
generator dan perlengkapannya apakah sudah semuanya selesai.
2. Periksa bahwa semua peralatan dalam kondis yang bagus dengan isolasi panas yang
bagus dan lingkungan kerja bersih dari benda-benda yang tidak di perlukan. Alat alat
kerja harus di persiapkan di tempat kerja seperti, alat pengukur getaran, tachometer,
alat untuk pembuka kran, stik untuk mendengarkan suara bearing, dll.
3. Periksa semua panel dan instrumen dalam kondisi bagus dan dengan indikasi yang
benar. Semua power instrumen sudah ON.
4. Minta bagian listrik untuk mengukur insulasi motor.

5. Periksa dan pastikan semua instrumen lokal dalam kondisi bagus, kran-kran utama
dan kran secondary nya dalam keadaan terbuka.
6. Periksa kondisi generator, exsiter dan carbon brush.
7. Periksa dan pastikan turning gear dalam keadaan bagus dan kran olinya harus dalam
keadaan terbuka. Dan periksa putaran motornya apakah dalam arah yang benar.
8. . Periksa sistem olinya sebagai berikut:
a. Hidupkan pompa oli dengan penggerak steam maupun dengan penggerak
motor (AC/DC), dan matikan kembali jika ternyata kondisinya bagus.
b. Periksa pipa pada oli sistem semuanya dalam kondisi bagus dan tidak terdapat
kebocoran.
c. Periksa kran pembuangan pada tangki oli dan pada oil cooler apakah dudah
tertutup dengan rapat dan sudah terpasang label jangan di ganggu.
d. Buka kran masuk dan kluar pada oil cooler yang beroperasi, buka kran keluar
dan tutup kran masuk oil cooler yang standby.
e. Periksa level oli di tangki dan indikatornya bisa bergerak dengan normal.
9. Steam dan water sistem harus di periksa sebagai berikut:
a. Tutup kran auto steam utama, kran manual, kran dengan penggerak motor
listrik dan kran ekstraksi.
b. Tutup kran pengatur tekanan (DP) dan kran suplai steam ke gland sistem
(bearing).
c. Tutup steam masuk ke gland heater tapi tutup kran masuk dan kran keluar
airnya. Buka kran steam dan waterbalance dari flash tank dan tutup kran
pembuangan airnya yang menuju kelantai dasar.
d. Tutup kran masuk steam turbo oil pump. Buka kran pembuangan air di steam
10. .

lead.
Periksa sistem olinya sebagai berikut:
a. Hidupkan pompa oli dengan penggerak steam maupun dengan penggerak
motor (AC/DC), dan matikan kembali jika ternyata kondisinya bagus.
b. Periksa pipa pada oli sistem semuanya dalam kondisi bagus dan tidak terdapat
kebocoran.
c. Periksa kran pembuangan pada tangki oli dan pada oil cooler apakah dudah
tertutup dengan rapat dan sudah terpasang label jangan di ganggu.
d. Buka kran masuk dan kluar pada oil cooler yang beroperasi, buka kran keluar

dan tutup kran masuk oil cooler yang standby.


e. Periksa level oli di tangki dan indikatornya bisa bergerak dengan normal.
11. Steam dan water sistem harus di periksa sebagai berikut:
a. Tutup kran auto steam utama, kran manual, kran dengan penggerak motor
listrik dan kran ekstraksi.
b. Tutup kran pengatur tekanan (DP) dan kran suplai steam ke gland sistem
(bearing).

c. Tutup steam masuk ke gland heater tapi tutup kran masuk dan kran keluar
airnya. Buka kran steam dan waterbalance dari flash tank dan tutup kran
pembuangan airnya yang menuju kelantai dasar.
d. Tutup kran masuk steam turbo oil pump. Buka kran pembuangan air di steam
lead.

Start Up
1. Buka kran pembuang air sebelu kran listrik steam utama (MV201). Buka kran by pass
pada kran manual steam utama. Tambah temperaturnya secara perlahan sampai pada
temperatur normal secara bertahap, dan atur pembuka kran pembuangan air sesuai
dengan temperaturnya.
2. Hidupkan turbo oil pump.
3. Ketika tekanan steam mencapai 2.0 Mpa, buka kran by pass masuk steam dan
panaskan pompa selama kurang lebih 3-5 menit. Tambah tekanan steamnya secara
bertahap sampai pada tekanan normalnya, kemudian tutup kran pembuangan airnya.
4. Pengoprasian turning gear (jigger device).
5. Buka kran masuk. Putar roda pemutar berlawanan arah jarum jam dan putar handle
sampai pada posisi ON. Mulai putar motor penggerak dengan menekan tombom
ON pada box panel. Setelah rotor berputar dengarkan suara bearing dan suara
putaran motornya. Turning gear ini harus di putar paling sedikit selama 2 jam.
6. Buka secara perlahan kran by pass pada kran listrik steam utama. Buka kran
pembuangan airnya. Panaskan pipa steam sebelum pipa steam utama (MSV) kurang
lebih selama 20 menit pada tekanan 0.2-0.3 Mpa. Kemudian naikkan tekanan dengan
kecepatan 0.1-0.15 Mpa/menit.laju pertambahan temperaturnya tidak boleh melebihi
50 C/menit. Buka penuh kran listrik steam utama (MV201) setelah pemanasan di rasa
cukup.
7. Periksa bahwa semua pipa steam, pemuaiannya, penyangga pipanya, serta
penggantung pipanya, dalam kondisi yang bagus selama waktu pemanasan dan
selama naiknya tekanan.
8. Hidupkan pompa air condenser untuk mengsirkulasikan air selama pemanasan.
9. Hidupkan pompa vakum dan mulai jalankan sistem vakum.
10. Beberapa hal yang perlu di perhatikan sebelum proses start up di mulai:
a) Buka kran utama pada gland steam sistem, dan buka sedikit kran steam
lainnya. Bila dalam keadaan dingin vakum harus ada terlebih dahulu baru
steamnya bisa di alirkan. Tetapi bila dalam keadaan panas suplai steam dahulu
baru kemudian atur vakumnya.
b) Temperatur air keluar pada oil cooler harus berkisar antara 25-35oC.

c) Vakuum di condenser harus di jaga pada kisaran 53-66 Kpa.


d) Pastikan bahwa semua temperatur dan tekanan oli pada kondisi yang normal,
dan beri signal untuk siap di operasikan.
e) Reset sistem proteksi pada magnetik shuct off pilot valve, emergency
governor, dan axial displacement. Kencangkan mur pada axial displacement
secara kuat.
f) Putar sedikit handle pemutar pada main starting steam valve, putar belawanan
arah jarum jam, kira-kira putaran, kemudian secara perlahan buka valve
goernor LP dan HP. Steam valve harus tertutup jika handlenya sudah di buka
penuh.
11. Setelah waktunya cukup, matikan turning gear. Putar handlenya searah jarum jam
sampai pada posisi OFF, dan tutup kran oilnya. Kemudian secara perlahan buka
main stop valve. Pada saat rotor turbin mulai berputar, tutup main stop valve sampai
pada keadaan rotor turbin berputar pada kecepatan yang tetap. Periksa bahwa tidak
terdapat keganjilan pada flow path, gland, dan main oil pump.
12. Pertahankan putaran turbin pada 300-500 RPM jika semuanya normal, panaskan
turbin selama 20-30 menit dan periksa naiknya temperatur bearing dan pemuaian pada
beberapa titik yang berbeda.
13. Pertahankan vakum condenser pada 50-70 Kpa (375-525 mmHg) selama pemanasan
turbin.
14. Mulai operasikan oil cooler ketika temperatur bearing mencapai 40-45 oC dan
temperatur keluar oil return pada 38-42oC.
15. Tambah kecepatan putar turbin secara perlahan sampai pada 1000-1200 RPM dan
panaskan turbin selama 60-90 menit. Periksa bahwa temperatur bearing, aliran oli
kembali, temperatue oli, tekanan oli, level oli, gland steam leakage dalam kondisi
baguss.
16. Tambah kecepatan putaran turbin, lewati putaran kritisnya pada 1760 RPM secara
cepat dan mantap, kemudian tambah laju penambah nya pada 3000 RPM per menit.
17. Ketika putaran turbin mencapai 2700 RPM,sistem governor mulai berfungsi. Tambah
tekanan pada steam chamber secara perlahan, tutup kran pembuangan air pada stead
leads dan buka penuh main steam stop valve. Secara manual operasikan synchronizer
untuk menambah putaran turbin sampai dengan 3000 RPM.
18. Berikut adalah aktifitas yang harus dilakukan selama waktu penambahan kecepatan
turbin
a) Naikkan vacum condenser secara perlahan juga untuk mencegah laju
penambahan kecepatan turbin yang terlalu cepat.
b) Kurangi kecepatan putaran turbin jika terdapat suara atau getaran yang tidak
normal pada turbin. Lanjutkan pemanasan turbin selama 10-20 menit

kemudian baru naikkan putaran turbin secara perkahan. Aktifitas yang sama
harus diulangi jika masih terdapat atau getaran yang tidak normal. Hal tersebut
hanya bisa dilakukan maksimal selama tiga kali pengulangan. Jika hal tersebut
terjadi maka turbin harus di matikan dan diperiksa. Jika getaran melebihi 0.1
mm pada waktu pertama kali pengulangan, turbin harus dimatikan dan
perhatikan suara internalnya. Turbin tidak boleh di start ulang sampai dengan
permasalahan sudah diperbaiki.
c) Hentikan penambahan kecepatan jika pemuaian turbin berubah secara cepat.
d) Atur temperatur oli pada 35-45oC dan operasikan oil cooler jika temperatur
udara masuk generator mencapai 30oC. Matikan turbo oil pump jika putaran
turbin mencapai 2900 RPM. Hidupkan pompa pelumas dengan penggerak
motor terlebih dahulu dan matikan kembali jika mail oil pump bisa berfungsi
dengan baik.
e) Atur level air di condenser dan atur masuknya steam ke gland secara berkala.
19. Periksa secara menyeluruh ketika turbin mencapai kecepatan yang di inginkan.
Beberapa aktivitas penting yang harus dii lakukan
a) Tutup kran pembuangan air sebelum dan sesudah isolating valve ketika
temperatur steam mencapai 400oC, dan tutuplah secara rapat setelah proses
synchronisasi.
b) Catat getaran dan pemuaian turbin. Pemuain maksimum turbin head adalah 3
mm pada waktu turbin mencapai kecepatan yang di inginkan. Sampai
kebagian laboratorium untuk memeriksa kualitas air di condenser. Pompa dan
alirkan air condensate ke deaerator jika kualitasnya memenuhi standard.
20. Periksa tekanan oli pada axial displacement pastikan tekanannya berkisar antara 0.4
Mpa. Ubah synchronizer agar bisa dioperasikan ssecara elektris.
21. Tutup kran pembuangan air pada pipa steam utama.
22. Test over speed harus di lakukan pada pertama kali start up, setelah di adakan
overhaul, setiap akhir bulan atau setiap 2000 jam operasa. Trip kan turbin untuk
memeriksa adanya kebocoran pada main steam stop valve dan pada sistem governor
sebelum melakukan test over speed.
23. Jika turbin di start dari kondisi yang dingin harus di panaskan selama 1-2 jam pada
kecepatan rata-ratanya sebelum di test. Emergency governor harus di test sebanyak
tiga kali. Perbedaan antara trip speed untuk yang pertama kali dengan trip speed yang
kedua tidak boleh melebihi 1800 RPM, perbedaan antara trip speed yang ke tiga
dengan rata-rata trip speed yang pertama dan yang kedua tidak boleh melebihi 3000
RPM.
24. Turbin tidak boleh di start up atau di operasikan dalam beberapa kasus berikut:
a) Tacho meter tidak terpasang atau tacho meter tidak bekerja dengan baik.

b) Turbo oil pump tidak bekerja dengan baik atau ada beberapa bearing yang
tidak terlumasi dengan baik.
c) Ada suara gesekan logam atau suara tidak normal lainnya selama dalam proses
menambah kecepatan turbin.
d) Kunci/tombol protective rusak, misalnya emergency governor, axial
displancement, dll.
e) Main steam valve, ekstraksi steam, dan governing valve tidak bisa bergerak
dengan bebas.
f) Governing sistem tidak bisa menjaga putaran turbin ketika belum ada beban
atau tidak bisa mengatur kecepatan di dalam batas emergency governor setelah
bebannya di lepas.
g) Getaran turbin mencapai 0.07 mm.
h) Kualitas, temperatur dan tekanan oli turbin tidak memenuhi standar.

Pembebanan Dengan Listrik


1. Periksa secara menyeluruh bahwa turbin beroperasi dengan benar dan kemudian
laporkan ke kepala operator serta sampaikan kebagian listrik bahwa turbin siap untuk
di sinchronkan. Perhatian harus di berikan kepada flow steam setelah signal
synchronisasi diberikan. Atur secara berkala suplai steam di gland, level air condenser
selama proses penbebanan.
2. Setelah proses synchronisasi, masukkan beban 500 KW dan panaskan turbin selama
10-30 menit. Setelah di periksa dan semuanya normal, naikkan beban menjadi 3000
KW dengan laju penambahan 120 KW permenit kemudian tahan selama 10 menit
untuk mengadakan pemeriksaan secara menyeluruh. Atur secara berkala temperatur
oli dan aliran pada gland steam serta buka sedikit kran pembuangan air sebelum
isolating valve.
3. Periksa bahwa unit beroperasi dengan normal pada beban 3000 KW, kemudian
tambahkan beban dengan laju penambahan 120 KW permenit. Waktu penambahan
sampai mencapai beban penuh tidak boleh kurang dari 30 menit. Tutup kran untuk
suplai steam ke gland dan buka kran no 1 yang menuju deaerator sesuai dengan
banyaknya air dari gland heater.
4. Periksa dengan hati-hati bahwa semua instrument dan peralatan bekerja dengan baik.
5. Tabel waktu pembebanan
500 KW
500 KW-3000 KW
3000 KW
3000 KW-6000 KW

Pemanasan selama 10menit


Pemanasna selama 20 menit
Pemanasan selama 10 menit
Pemanasan selama 30 menit

Pembebanan Panas
Operator harus mengatur pembebana listrik dan pembebanan panas sesuai dengan diagram
kondisi dan kurva koreksi tenaga. Jumlah total steam memasuki turbin tidak boleh melebihi
40.1 T/jam dalam kondisi apapun.

Normal Shut Down


1. Persiapan
a. Apabila ada informasi dari kepala operator bahwa turbin akan di stop/di
matikan, para opertor harus melakukan persiapan sesuai prosedur berikut:
a) Sampaikan kepada bagian listrik dan boiler untuk membuat
persiapan untuk mematikan turbin.
b) Lakukan pemeriksaan dan pastikan bahwa pompa oli baik yang di
gerakkan dengan motor maupun yang di gerakkan dengan steam,
dalam kondisi bagus.
c) Periksa bahwa turning gear dalam kondisi bagus dalam keadaan
tanpa beban.
d) Periksa bahwa handle dari main stop valve bisa bergerak dengan
bebas.
2. Pelepasan Beban Panas (Heat Unloading)
a) Suplai panas ini tidak bisa di tutup/di stop selama beban listrik belum
mencapai 3000 KW.
b) Kurangi beban panas secara perlahan-lahan dengan menggunakan
pressure regulator.
c) Buka kunci handle pressur regulator setelah roda pemutarnya sudah
berputar sampai kedasar paling bawah dari pada pressur regulator.
d) Tutup valve ekstraksi yang menuju ke pemakai panas, dan atur
masuknya steam ke gland serta level air condenser.
3. Pelepasan Beban Listrik (Electrikal Unloading)
a) Sampaikan kebagian listrik untuk mengurangi beban listrik, setelah
beban panas di stop.
b) Atur gland steam dan level air di condenser sesuai dengan kondisi
inii.
c) Periksa valve governing beberapa kali selama pelepasan beban. Jika
ternyata valve governing tidak dapat bergerak dengan bebas dan
tidak bisa di selesaikan dalam kondisi di operasikan, operator di
control room harus di beri tahu dan kendalikan main steam valve

secara perlahan-lahan untuk pelepasan beban maupun untuk


mematikan
d) Tutup kran air condensate menuju deaerator dan buka kran fresh
steam ke gland steam sistem ketika beban ssudah sampai 0.
Hidupkan turbo oil pump (pompa oli dengan penggerak steam), dan
sampaikan kepada operator di control room untuk melepaskan
sinkronnya.
4. Shut Down
a. a) Periksa bahwa turbin dalam kondis sudah tanpa beban ketiak signal

Disconected menyala. Jika turbin tetap beraklerasi (kecepatan putaran


bertambah terus) secara manual trip kan Emergency governor.
b. b) Putar handle main steam stop valve serah jarum jam sampai pada posisi
1/3 dari posisi terbuka penuh kemudian secara manual trip kan Emergency
Governor untuk menutupnya. Semua kran ekstraksi harus di tutup pada
keadaan ini. putar starting valve dan tutup penuh. Vakuum condenser dan
kecepatan putaran turbin akan turun secara bersama.
c. c) Aktivitas berikut ahrus di lakukan selama turbin berputar tanpa beban (Idli
Runs).

Dengarkan suara dari dalam turbin dan periksa tekanan oli,

temperatur oli, aliran oli serata getarannya.


Stop suplai steam dari gland ketika vacuum condenser turun sampai
dengan 40 Kpa-30 Kpa (300-22.5 mmHg) atau kecepatan putar

d. d)

turbin turun sampai dengan 500 RPM.


Buka kran pembuangan air pada pipa main steam.
Aktivitas berikut harus di lakukan ketika rotor turbin berhenti berputar.
Kran untuk suplai steam ke gland steam sistem harus di tutup, dan
stop pompa condensate dengan memperhatikan temperatur exhaust

steam/exhaust chamber.
Operasikan turning gear dan tetap putar sampai 48 jam sampai
rotor turbin menjadi dingin. Hidupkan lagi pompa oli jika temperatur
naik menjadi di atas 65oC setelah pompa di matikan. Setelah 2-3 jam

operasi, ganti turbo oil pump dengan pompa oli pelumasan.


Tutup kran manual dan kran dengan penggerak motor listrik, dan

buka semua kran pembuangan air.


Periksa bahwa semua kran pada pipa main steam dan ekstraksi
steam sudah tertutup dengan rapat. Periksa temperatur semua

bearing. Semua motor beroprasi dengan normal.


Matikan pompa oli setelah turning gear selesai beroperasi.

e. Tutup kran masuk air sirkulasi jika temperatue exhaust steam turun mencapai
500C.
f. Apabila turbin stop dalam jangka waktu yang lama, air condenser sebainya di
buang/di kosongkan.
g. Laporkan kepada kepala operator secara berkala tentang ketidak normalan dan
kelainan yang di temukan selama proses shut down dan cacat.
h. Air condensate harus di jaga dengan ketat agar tidak bocor dan masuk dalam

condenser. Tutup kran make up water dan buka kran pembuangan pada hot
well.

Emergency Stop
Emergency stop di lakukan apabila terjadi hal-hal tersebut di bawah ini:
1. Putara Turbin mencapai 3360 RPM tetapi selenoid valve tidak berfungsi sehingga Turbin
tidak bisa berhenti sendiri.
2. Air masuk kedalam Turbin, karena temperatur steam terlalu rendah.
3. Bearing terlalu mundur mendekati generator sampai dengan 1 mm tetapi Turbin tidak bisa
berhenti secara otomatis.
4. Ada getaran atau suara tidak normal di dalam Turbin.
5. Sistem sirkulasi air tidak normal, misalkan motor terbakar.
6. Level oli di tangki turn sampai dengan 50.
7. Termperatur salah satu bearing mencapai 700 C atau bearing keluar asap.
8. Generator keluar asap/terbakar.
9. Pompa oli utama (Mail Oil Pump) tidak berfungsi.
10. Getaran melebihi batas maksimuum 0,07 mm.
11. Tekanan oli turun sampaii dengan 0,03 Mpa dan back up pump tidak berfungsi dengan
baik.
Prosedur Emergency Stop
1. Tekan tombol emergency stop. Periksa apakah main steam valve, high pressure servo
dan low pressure servo piston sudah tertutup dengan rapat. Tutup semua exhaust
2.
3.
4.
5.

steam pada turbin dan hidupkan diesel generator.


Hidupkan turbo oil pump.
Stop pompa vacuum kemudian buka vacuum demolish valve.
Kalau tekanan vacuum sudah sama dengan 0, tutup valve exhaust atas dan bawah.
Kendalikan level air di Hot well, tutup kran deaerator. Sirkulasikan air dari Hot Well

ke condenser, tujuannya adalah untuk pendingin.


6. Tunggu sampai putaran turbin berhenti, baru kemudian jigger di masukkan dan putar
turbin dengan menggunakan motor listrik.
7. Buka semua kran air pembuangan.

Perawatan Priodik Turbin Uap


1. Periksa baut pondasi turbin
2. Periksa bearing turbin
3. Lakukan pelumasan dengan motor digunakan saat start atau peraturan turbin itu
sendiri digunakan saat turbin beroprasi.
Preventive Mainteance Pada Turbin Uap

Man Power
Man Hour
Tool

: 4 Orang
: 6 jam
: - Kunci ring pas , 15/16, Kunci Shock, tang,

martil,

obeng minus dan obeng plus.

Pemeliharaan Turbin Uap

1. Pemeliharaan Berdasarkan Periode (Time Based Maintenance)


Pada umumnya ada tiga jenis pemeliharaan periodik yang ada pada turbin uap yaitu :
Simple Inspection atau Si (

8.000 jam operasi)

Mean Inspection atau Me ( 16.000 jam operasi)


Serious Inspection atau Se (

32.000 jam operasi)

Dalam Mean Inspection, terdapat pekerjaan yang sama dengan Simple Inspection yang
ditambah dengan beberapa pekerjaan lain yang diperlukan, demikian juga halnya dengan
Serious Inspection akan ada pekerjaan yang sama dengan Mean Inspection yang ditambah
dengan beberapa pekerjaanlain yang harus dilakukan sesuai dengan Maintenance Manual
Book.
Serious Inspection juga dilakukan pada tahun pertama operasi, hal ini biasanya disebut First
Year Inspection. Hal ini sangat penting dilakukan untuk mengamati kemungkinan kerusakan
yang terjadi dan juga dapat digunakan untuk mendapatkan jaminan atau garansi dari
kontraktor atau pabrik pembuat turbin uap yang bersangkutan. First Year Inspection biasanya
dilakukan oleh kontraktor atau pabrik pembuatnya.
Siklus inspection tersebut diatas apabila dihitung dari saat dimulainya operasi turbin uap akan
berurutan sebagai berikut
1. Pemeliharaan Berdasarkan Kondisi (Condition Based Maintenance)

Pemeliharaan yang waktu pelaksanaannya direncanakan sebelumnya, berdasarkan data


operasi yang dicatat dan unit diberhentikan beberapa saat sebelum sampai pada kondisi rusak.
Apabila pemberhentian mesin dilaksanakan atas hasil analisa data, maka disebut
pemeliharaan prediktif.
Pemeliharaan berdasarkan kondisi pada umumnya dibagi dua macam yaitu :
Pemeliharaan dalam keadaan beroperasi (In Service Maintenance)
Pemeliharaan dalam keadaan tidak beroperasi (Outage Maintenance)
a. Pemeliharaan Dalam Keadaan Beroperasi
Pemeliharaan dalam keadaan beroperasi adalah pekerjaan yang dilakukan tanpa mengganggu
jalannya operasi turbin. Pada umumnya pekerjaan yang dilakukan adalah pekerjaan-pekerjaan
ringan seperti pembersihan, pengukuran, pengamatan dan sebagainya pada turbin maupun
peralatan bantunya.
Pemeliharaan dalam keadaan beroperasi mencakup :
Pemeliharaan Rutin
Beberapa pemeliharaan rutin yang dapat dilakukan pada saat turbin beroperasi, diantaranya :
o Penambahan grease pada bagian yang memerlukannya
o Menambah minyak pelumas ke dalam tangki
o Membersihkan minyak pelumas melalui instalasi pemurniminyak pelumas.
o Membuang air dan lumpur melalui drain tangki minyak pelumas dan memeriksa kondisi
minyak pelumas.
o Mengencangkan baut-baut yang longgar
o Menutup atau mengurangi kebocoran pada seal katup-katup.
Peralatan Stand-by
Beberapa peralatan bantu untuk mengoperasikan turbin uap memiliki unit cadangan atau
stand-by, sehingga apabila peralatan bantu tersebut memiliki unit cadangan,maka unit
cadangan itu dapat dipelihara seperti dalam keadaan stop.
Pengaman Turbin
Pemeliharaan lengkap dari pengaman turbin beserta sistemnya dilakukan pada saat turbin
tidak beroperasi, akan tetapi untuk melihat unjuk kerja dari peralatan pengaman tersebut,
banyak pabrikan turbin membuat peralatan pengamatan yang dapat diuji pada saat turbin
bekerja dengan cara pengujian simulasi.

Pengujian pada saat bekerja ini amat riskan, karena dapat menyebabkan turbin akan trip
apabila tidak dilakukan dengan benar dan sangat berhati-hati.
Turbin Supervisory
Pengamatan terhadap pengukuran yang didapat dari peralatan turbine supervisory haruslah
dicatat, diamati dan dievaluasi dengan tepat untuk melihat gejala kerusakan yang terjadi dan
parameter-parameter itu tidak boleh dilampaui.
Peralatan turbin supervisory adalah alat-alat untuk mengukur eksentrisitas, getaran,
temperatur bantalan, kecepatan, posisi rotor dan pemakaian trhust bearing.
Kebersihan
Dalam pemeliharaan turbin uap, kebersihan sangat besar pengaruhnya terhadap keamanan
operasi turbin, oleh sebab itu kebersihan pada saat turbin beroperasi tidak boleh ditinggalkan,
seperti kebocoran minyak pelumas.
b. Pemeliharaan Dalam Keadaan Tidak Beroperasi
Biasanya pemeliharaan dalam keadaan tidak beroperasi dapat dilakukan pada saat periodic
inspection yaitu pada simple inspection, mean inspection dan seirous inspection.
Pada keadaan tertentu dapat dilakukan juga pemeliharaan tak terjadwal, tetapi hal ini tidak
boleh melampaui lama waktu yang diperlukan oleh kegiatan utama dan ini hanya dilakukan
pada peralatan yang pada pengamatan sebelumnya menunjukkan adanya kelainan.
Dalam sifat pemeliharaan seperti ini harus memperhatikan schedule inspection yang baik
sehingga urutan satu pekerjaan dengan pekerjaan yang lainnya dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya tanpa ada waktu yang terbuang. Schedule yang baik akan mempercepat
penyelesaian pekerjaan dan mengurangi biaya inspection.
Pemeliharaan dalam keadaan beroperasi mencakup :
Pemeliharaan Rotor Turbin
Pemeliharaan simple inspection pada rotor turbin dilakukan tanpa harus mengangkat upper
casing. Hal ini hanya berupa pemeriksaan pada sudu turbin tingkat akhir dengan jalan
melihatnya dari bagian atas kondensor setelah menhole disisi turbin exhaust dibuka.
Pemeriksaan yang dilakukan diantaranya adalah :
o Kemungkinan adanya kerak yang menempel pada sudu akhir.
o Kemungkinan terjadinya keretakan.
o Kemungkinan terjadinya gesekan.
o Kerusakan akibat benda asing.

o Korosi dan erosi.


Sedangkan pada mean inspection dan serious inspection, seluruh bagian atas rotor diperiksa
dan diperbaiki. Pemeriksaan dilakukan dengan cara membuka upper casing, melepas kopling,
membuka bantalan dan komponen lainnya hingga rotor dapat diangkat dan ditopang pada
dudukan khusus yang disediakan. Pengangkatan ini harus dilakukan dengan hati-hati karena
sangat sempitnya clearance antara rotor dan stator turbin.
Pemeliharaan Stator Turbin
Pemeliharaan ini dilakukan dengan terlebih dahulu membuka upper casing, kemudian angkat
rotor dengan hati-hati, lalu lakukan pekerjaan pemeliharaan, pemeriksaan dan perbaikannya,
yaitu :
o Periksa adanya kerak pada sudu tetap, bersihkan dengan sand-blast.
o Laksanakan pemeriksan pada permukaan flanges upper dan lower casing.
o Bersihkan ulir-ulir pada baut dan mur.
o Periksa bekas bocoran uap melalui celah pada flanges antara upper dan lower casing.
o Periksa akibat korosi dan erosi pada labyrinth dan sudu-sudu.
o Periksa dan perbaiki kerusakan pada sudu-sudu tetap.
o Periksa keretakan-keretakan pada setiap bagian stator.
Setelah pekerjaan pemeliharaan selesai, maka perakitan kembali dilakukan. Pengencangan
baut harus melihat daftar besarnya momen penguncian yang dikeluarkan pabrik. Perlu
diperhatikan juga urutan pemasangan baut terutama pada flange antara upper dan lower
casing.
Pemeriksaan Bantalan
Turbin uap memiliki dua jenis bantalan yaitu bantalan journal aksial dan bantalan aksial
(thrust bearing). Pemeriksaan dan pemeliharaan pada bantalan-bantalan ini dilakukan baik
pada Si, Me maupun Se.
Pemeriksaan yang perlu dilakukan diantaranya :
o Pengukuran Clearance.
o Pemeriksaan bekas kontak / gesekan antara journal dengan bearing.
o Goresan-goresan pada permukaan babbit (white metal).
o Babbit yang terkelupas.
o Keretakan.
o Cacat cathodic.
Pemeriksaan Labyrinth (Gland seal)

Pada Si, labyrinth tidak dibuka karena tidak dilakukan pemeriksaan terhadapnya, tetapi hanya
dilakukan pemeriksaan pada sistem uap perapatnya. Sedangkan pada Me dan Se juga
dilakukan pemeriksaan pada keadaan labyrinth-nya.
Penyetelan Clerance Rotor dan Stator
Jarak celah atau clerance antara rotor turbin dan stator, terutama pada sisi tekanan tinggi
sangatlah sempit dan kemungkinan akan terjadinya gesekan antara rotor dengan stator apabila
celah ini tidak disetel dengan baik. Jarak clerance ini telah ditetapkan oleh pabrikan dan
penyetelannya harus dalam batas-batas yang ditentukan pabrikan.
Pengukuran dapat dilakukan dengan fuller, dial gauge, kawat timah dan alat ukur lainnya.
Penyebarisan Poros
Dalam kenyataannya posisi turbin dalam keadaan diam dan dingin, tidak lurus sama sekali,
sehingga posisi satu poros dengan poros lainnya tidak lurus/ sebaris, misalnya poros turbin
dengan poros generator, atau poros turbin tekanan tinggi dengan poros turbin tekanan rendah.
Ketidaksebarisan ini diakibatkan oleh melengkungnya poros akibat dibebani rotor. Besarnya
kelelngkungan akan tergantung dari beban rotor dan kekakuan poros.
Dengan demikian satu poros dengan poros lainnya sengaja tidak dibuat sebaris, akan tetapi
dibuat sedemikian rupa sehingga ada ketidaksebarisan yang besarnya sudah ditentukan oleh
pabrik pembuat. Diharapkan pada saat turbin berputar dan panas, posisi poros akan menjadi
sebaris baik arah aksial maupun radial.
Dalam pelaksanaan penyebarisan pada turbin generator tertentu harus sesuai dengan
ketentuan pabrik.

Pemeliharaan Sistem Governor


Pemeliharaan ini meliputi pemeilharaan terhadap katup uap utama, katup pengatur (governor
valve) dan intercept valve serta sistem kontrol governor dan proteksi putaran lebih (over
speed).
Hal-hal yang dilakukan mencakup pemeriksaan, pembersihan dan perbaikan atau penggantian
komponen yang rusak.
Setelah dilakukan pemeriksaan dan perbaikan pada katup-katup, kemudian dilakukan
penyetelan kembali yang sesuai dengan ketetapan yang berlaku.
Pengujian pada Peralatan Proteksi
Setelah pekerjaan inspection selesai dilakukan, perlu adanya pengujian pada peralatan
proteksi untuk menjamin agar turbin bekerja dengan aman. Pengujian dilakukan pada :

o Overspeed trip
o Low bearing oil pressure trip

Perawatan Secara Rutin Meminimalisir Getaran Pada Turbin


Perawatan mesin merupakan hal yang harus selalu diperhatikan agar terkendalinya performa
mesin. Perawatan mesin biasa dikenal dengan sebutan maintenance. Perawatan pada turbin
dilakukan untuk menguji tingkat vibrasi pada turbin. Pengawasan dan perawatan serta
pengujian lainnya untuk menjaga kesinambungan mesin agar terjaga performa mesin dan
komponen-komponen

pendukungnya.

Pada umumnya turbin dilakukan perawatan secara periodik untuk pemeliharaan berdasarkan
jam operasi. Setelah turbin yang bersangkutan menjalani jangka waktu operasi tertentu
harus dilakukan perbaikan bahkan sampai adanya pergantian pada komponen-komponen
turbin. Maintenance ini juga memiliki kelebihan untuk meningkatkan kehandalan dan
keamanan.
Time based maintenance akan ditunjang oleh condition base maintenance (berdasarkan
pemeliharaan kondisi) atau condition monitoring dengan cara memonitor kondisi turbin
secara terus menerus dan melakukan pengamatan. Serta perbaikan apabila semua itu
dibutuhkan. Tiga jenis pemeliharaan periodik yang diberlakukan pada turbin, khususnya pada
turbin

uap:

Simple

Inspection

(SI)

Periodik check Vibrasi Turbin (Turbine Vibration) dilakukan setiap satu tahun operasi
(8000 jam operasi)

Mean

Inspection

(ME)

Periodik check Vibrasi Turbin (Turbine Vibration) dilakukan setiap dua tahun operasi
(16000 jam operasi)

Serious

Inspection

(SE)

Periodik check Vibrasi Turbin (Turbine Vibration) atau overhoul dilakukan setiap
empat tahun operasi (32000 jam operasi)
(Sumber:
Beberapa

www.slideshare.net/3jenis-periodik)
kegiatan

Pemantauan

yang

serta

pemulihan

Pemantauan

serta

Pemantauan

serta

Pemantauan
Pemantauan

dilakukan

serta

keadaan

blade

turbine

pemulihan

suhu

pemulihan

pemulihan

serta

saat

korosi,
tekanan

pada

minyak

pemulihan

maintenance

nozzle

pelumas

rotor

dan

serta

sebagai
retak,

erosi

pada
(evaluasi
bantalan

berikut:
dll)
turbin.
data).
(bearing)

komponen-komponennya.

Kegiatan-kegiatan maintenance di atas merupakan kegiatan yang rutin dilakukan untuk


meminimalisir kerusakan pada turbin. Turbin bermacam-macam fungsinya, ada turbin uap
penghasil energi listrik, turbin air penghasil energi listrik, turbin angin penghasil energi
listrik, turbin gas dan banyak lagi penghasil energi berdasarkan bermacam energi dengan
menimbulkan

proses

gerak.

Masing-masing turbin memiliki kapasitas kendali yang sesuai dengan ukuran serta teknologi
yang digunakan. Pada dasarnya, kekuatan sebuah turbin didasarkan dari ukuran serta
teknologi yang digunakan. Tetapi dibalik itu semua, maintenance adalah hal yang menjadi
peranan bagi kekuatan turbin. Oleh karena itu, maintenance menjadi sesuatu yang harus di
prioritaskan untuk kebaikan dan kelancaran industri.

Turbin uap merupakan suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial uap menjadi
energi kinetik dan selanjutnya diubah menjadi energi mekanis dalam bentuk putaran poros
turbin. Poros turbin, lansung atau dengan bantuan roda gigi reduksi, dihubungkan dengan
mekanisme yang akan digerakkan. Tergantung pada jenis mekanisme yang digunakan, turbin
uap dapat digunakan pada berbagai bidang seperti pada bidang industri, untuk pembangkit
tenaga listrik dan untuk transportasi. Pada proses perubahan energi potensial menjadi energi
mekanisnya yaitu dalam bentuk putaran poros dilakukan dengan berbagai cara.
Pada dasarnya turbin uap terdiri dari dua bagian utama, yaitu stator dan rotor yang
merupakan komponen utama pada turbin kemudian di tambah komponen lainnya yang
meliputi pendukunnya seperti bantalan, kopling dan sistem bantu lainnya agar kerja turbin
dapat lebih baik. Sebuah turbin uap memanfaatkan energi kinetik dari fluida kerjanya yang
bertambah akibat penambahan energi termal.
Turbin uap adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial menjadi energi
kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk
putaran poros turbin. Poros turbin langsung atau dengan bantuan elemen lain, dihubungkan
dengan mekanisme yang digerakkan. Tergantung dari jenis mekanisme yang digerakkan
turbin uap dapat digunakan pada berbagai bidang industri, seperti untuk pembangkit listrik.

Anda mungkin juga menyukai