Anda di halaman 1dari 6

LEARNING TASK

ASKEP CA PARU, NASAL POLIP, DIFTERI DAN EPISTAKSIS


KASUS 1 (Kelompok 7 & 8):
Tn. Diran, 65 tahun datang dengan keluhan batuk batuk hilang timbul sejak 2 bulan yll dan
batuk disertai darah sejak 5 hari yll . Pasien juga mengeluh sesak napas dan sakit pada dada.
Sesak dirasakan bila habis berjalan jauh. Riwayat asma (+) sejak 10 tahun yll. Keluhan
istirahat tidur sulit, klien dapat tidur dengan berbaring pada 2 bantal. Batuk (+), dahak (+)
putih kental. Pasien juga mengatakan tidak nafsu makan sejak sebulan yang lalu dan BB
turun 5kg dalam 1 bulan.
Observasi dan Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : sadar CM, terbaring di tt, kondisi umum terlihat lemah. Tanda vital
:S: 36,8 0C, N: 80 x/mnt, TD: 110/70 mmHg, RR: 24 x/mnt.
Suara nafas mengii (+), krekels minimal, ronchi kasar (minimal) terdengar hampir di
sebagian besar lapang paru.
Pertanyaan :
1. Uraikan yang Anda ketahui mengenai Ca Paru (definisi, etiologi , manifestasi klinis,
pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, dan prognosis)!
2. Uraikan patofisiologi terjadinya Ca Paru dan buatlah pathwaynya!
3. Buatlah analisa data, rumusan diagnosa keperawatan, dan perencanaan sesuai dengan
kasus di atas (pedoman Nanda, NOC, NIC)!
a.

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

b.

Gangguan pola tidur

c.

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

d.

Nyeri akut

e.

Intoleransi aktivitas

f.

Gangguan rasa nyaman

4. Apa sajakah pendidikan kesehatan yang perlu diberikan pada pasien dengan Ca Paru?

Kasus 2 (Kelompok 5 & 6):


Tn. Kori, 32 tahun datang dengan diantar oleh keluarganya setelah sejak empat bulan yang
lalu merasa hidungnya tersumbat dan sering mengeluarkan lendir (pilek sulit berhenti) dan
setelah diperiksakan ke Puskesmas dianjurkan untuk dirujuk ke RS untuk di Operasi.
Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan hasil; TD : 160/90 mmHg, Nadi 78 X/mnt,
reguler kuat; Pernafasan 20 X/menit. Hidung bersih, discart (-), pernafasan cuping hidung(-).
Pada Inspeksi ditemukan Benjolan putih keabuan pada sisi hidung kanan menempel dinding
medial diameter 1 cm, pada concha kanan terdapat pembesaran relatif.
Pertanyaan :
1. Uraikan yang Anda ketahui mengenai Nasal Polip (definisi, etiologi, manifestasi klinis,
pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, dan prognosis)!
2. Uraikan patofisiologi terjadinya Nasal Polip dan buatlah pathwaynya!
3. Buatlah analisa data, rumusan diagnosa keperawatan, dan perencanaan sesuai dengan
kasus di atas (pedoman Nanda, NOC, NIC)!
4. Apa sajakah pendidikan kesehatan yang perlu diberikan pada pasien dengan Nasal Polip?

Kasus 3: (Kelompok 3 & 4)


An. Rina, 12 tahun dirawat di RS dengan keluhan demam sejak 3 hari yang lalu. Pasien
mengeluh lemas, nyeri kepala, mual dan nyeri saat menelan. Riwayat ISPA (+). Pada pemeriksan
fisik didapatkan data Suhu 380C, nadi 84 x/mnt, TD 120/60 mmhg, tampak selaput berwarna
putih keabu-abuan pada faring. Pasien didiagnosa Difteri.
Pertanyaan :
1. Uraikan yang Anda ketahui mengenai Difteri (definisi, etiologi, manifestasi klinis,
pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, dan prognosis)!
2. Uraikan patofisiologi terjadinya Difteri dan buatlah pathwaynya!
3. Buatlah analisa data, rumusan diagnosa keperawatan, dan perencanaan sesuai dengan
kasus di atas (pedoman Nanda, NOC, NIC)!
4. Apa sajakah pendidikan kesehatan yang perlu diberikan pada pasien dengan Difteri?

Kasus 4: (kelompok 1 & 2)


An. Dina, 7 tahun dibawa ke IRD karena perdarahan dari hidung dan nyeri pada kepala. Riwayat
jatuh tidak ada, Ibu pasien mengatakan anaknya sering bersin bersin dan pilek tapi hanya pada

pagi hari. Saat dibawa ke IRD, hidung ditutup menggunakan tisyu, namun perdarahan masih
keluar dari hidung pasien. Berdasarkan hasil pemeriksaan pasien didiagnosa Epistaksis.
Pertanyaan :
1. Uraikan yang Anda ketahui mengenai Epistaksis (definisi, etiologi, manifestasi klinis,
pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, dan prognosis)!
2. Uraikan patofisiologi terjadinya Epistaksis dan buatlah pathwaynya!
3. Buatlah analisa data, rumusan diagnosa keperawatan, dan perencanaan sesuai dengan
kasus di atas (pedoman Nanda, NOC, NIC)!
4. Apa sajakah pendidikan kesehatan yang perlu diberikan pada pasien dengan Epistaksis?

1.

Patofisiologi Kanker Paru


Beberapa faktor telah dikaitkan dengan terjadinya kanker paru seperti asap tembakau,
polusi udara, pejanan okupasi, radon dan diit vitamin A. Faktor-faktor tersebut mengandung
bahan yang bersifat karsinogenik yang akhirnya dapat memicu pertumbuhan sel kanker.
Penelitian sitogenik dan genetik molekular memperlihatkan bahwa terjadi kerusakan dan
transformasi protoonkogen (gen-gen K-ras dan myc) dan menonaktifkan supressorgen (gen
rb, p53 dan CDKN2) sehingga terjadi perubahan dalam cetakan protein dari yang telah
diprogramkan semula yang mengakibatkan berkembangnya kanker paru. Hal tersebut
menimbulkan kekeliruan transkripsi dan translasi gen sehingga terbentuklah protein
abnormal yang terlepas dari kendali normal pengaturan dan koordinasi pertumbuhan dan
differensiasi sel. Pada banyak jaringan, diketahui bahwa perubahan peradangan kronik terjadi
sebelum timbulnya kanker. Bukti-bukti juga memperkuat pandangan bahwa peradangan
kronik mukosa bronkus akibat iritan-iritan yang terhisap mungkin lebih penting daripada
efek zat karsinogenik. Bahan-bahan karsinogenik yang terakumulasi dalam saluran
pernapasan akan diproses lebih lanjut sehingga menimbulkan sel kanker. (Price dan Wilson,
2005).
Proses karsinogenesis adalah proses bertahap suatu multisteps proses. sedikitnya ada tiga
tahapan yaitu inisiasi, promosi dan progresi. Pada tahap insiasi, Tahap permulaan dimana sel
normal berubah menjadi premaligna. Karsinogen harus merupakan mutagen yaitu zat yang
dapat menimbulkan mutasi gen. Pada tahap inisiasi karsinogen bereaksi dengan DNA
menyebabkan ampifikasi gen dan produksi copy multipel gen. Pada proses inisiasi ini
karsinogen yang merupakan inisiator adalah mutagen, cukup terkena sekali paparan
karsinogen, keadaanini permanen dan irreversibel, proses tidak merubah ekspresi gen. Tahap
kedua adalah promosi, promotor adalah zat non mutagen tetapi dapat menaikkan reaksi
karsinogen dan dapat menimbulkan amplifikasi gen. Suatu promotor yang terkenal adalah
ester phorbol yang terdiri dari TPA (Tetradeconyl pharbol Acetat) dan RPA (12-Retinoyl
Phorbol Acetat) yang terdapat dalam minyak kroton. Sifst-sifat promotor adalah mengikuti
kerja inisiator, perlu paparan berkali-kali, keadaan dapat reversibel, dapat mengubah ekspresi
gen seperti hiperplasi, induksi enzim, dan induksi differensiasi. Tahap terakhir, progresi, selsel yang mengalami perubahan bentuk selama insiasi dan promosi kini melakukan perilaku
maligna. Sel-sel ini sekarang menampakkan suatu kecenderungan untuk menginvasi jaringan

yang berdekatan dan bermetastase. Agens yang menginsiasi atau mempromosi transformasi
selular disebut sebagai karsinogen. (Smeltzer dan Bare, 2001).
2.

Prognosis Kanker Paru


Prognosis keseluruhan bagi pasien karsinoma bronkogenik (kanker paru) adalah buruk,,
American Cancer Society, 2005 memprediksi kelangsungan hidup pasien sekitar 5 tahun atau
14% dan hany sedikit meningkat dalam beberapa tahun terakhir meskipun telah
diperkenalkan berbagai agen kemoterapi yang baru. Dengan demikian, penekanan harus
diberikan pada pencegahan. Tenaga kesehatan harus menganjurkan masyarakat untuk tidak
merokok dan menghindari polusi udara. (Price dan Wilson, 2005)
Daftar pustaka

Price, Sylvia A. dan Wilson, Lorraine M. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit Edisi 6. Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner&Suddarth Edisi 8 Volume 1. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai