Buku III RKP 2015
Buku III RKP 2015
TAHUN 2015
BUKU III
RENCANA PEMBANGUNAN
BERDIMENSI KEWILAYAHAN
DAFTAR ISI
ii
iii
iv
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 2.6 PETA DAYA SAING POSISI STRATEGIS WILAYAH PAPUA
DI KORIDOR NASIONAL, REGIONAL, GLOBAL................................................... 2-2
GAMBAR 2.7 PETA PUSAT PERTUMBUHAN DI WILAYAH PAPUA ........................... 2-9
GAMBAR 2.8 PETA KEGIATAN STRATEGIS BIDANG INFRASTRUKTUR
DI WILAYAH PAPUA, 2015 .................................................................................. 2-10
GAMBAR 2.9 PETA PROVINSI PAPUA ........................................................................... 2-12
GAMBAR 2.10 PETA PROVINSI PAPUA BARAT .......................................................... 2-14
GAMBAR 3.1 PETA DAYA SAING POSISI STRATEGIS WILAYAH PULAU
MALUKU DI KORIDOR NASIONAL, REGIONAL, GLOBAL ................................. 3-2
GAMBAR 3.2 PETA PUSAT PERTUMBUHAN DI WILAYAH MALUKU ..................... 3-10
GAMBAR 3.3 PETA KEGIATAN STRATEGIS BIDANG INFRASTRUKTUR
DI WILAYAH MALUKU, 2015 .............................................................................. 3-11
GAMBAR 3.4 PETA PROVINSI MALUKU ....................................................................... 3-13
GAMBAR 3.5 PETA PROVINSI MALUKU UTARA ......................................................... 3-15
GAMBAR 4.1 PETA DAYA SAING POSISI STRATEGIS WILAYAH PULAU NUSA
TENGGARA DI KORIDOR NASIONAL, REGIONAL, GLOBAL ............................ 4-2
GAMBAR 4.2 PETA PUSAT PERTUMBUHAN DI WILAYAH NUSA TENGGARA ........ 4-9
GAMBAR 4.3 PETA KEGIATAN STRATEGIS BIDANG INFRASTRUKTUR
DI WILAYAH NUSA TENGGARA, 2015 .............................................................. 4-10
GAMBAR 4.4 PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT .................................................... 4-12
GAMBAR 4.5 PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR .................................................... 4-14
GAMBAR 5.1 PETA DAYA SAINGPOSISI STRATEGIS WILAYAH PULAU
SULAWESI DI KORIDOR NASIONAL, REGIONAL, GLOBAL.............................. 5-2
GAMBAR 5.2 PETA PUSAT PERTUMBUHAN DI WILAYAH SULAWESI.................. 5-10
GAMBAR 5.3 PETA KEGIATAN STRATEGIS BIDANG INFRASTRUKTUR
DI WILAYAH SULAWESI, 2015 ........................................................................... 5-11
GAMBAR 5.4 PETA PROVINSI SULAWESI UTARA ...................................................... 5-13
GAMBAR 5.5 PROVINSI SULAWESI TENGAH .............................................................. 5-15
GAMBAR 5.6 PROVINSI SULAWESI SELATAN............................................................. 5-17
GAMBAR 5.7 PROVINSI SULAWESI TENGGARA ......................................................... 5-19
RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2015 | DAFTAR GAMBAR
vii
viii
DAFTAR TABEL
TABEL 2.1 PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN WILAYAH PAPUA............................ 2-3
TABEL 2.2 SASARAN PERTUMBUHAN EKONOMI, TINGKAT KEMISKINAN,
DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI WILAYAH
PAPUA TAHUN 2015 ............................................................................................... 2-6
TABEL 2.3 SASARAN ANGKA KEMATIAN BAYI, RATA-RATA LAMA SEKOLAH,
DAN ANGKA HARAPAN HIDUP DI WILAYAH PAPUA
TAHUN 2015.............................................................................................................. 2-6
TABEL 3.1 PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN WILAYAH MALUKU ........................ 3-3
TABEL 3.2 SASARAN PERTUMBUHAN EKONOMI, TINGKAT KEMISKINAN DAN
TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI WILAYAH MALUKU
TAHUN 2015 .............................................................................................................. 3-6
TABEL 3.3 SASARAN ANGKA KEMATIAN BAYI, RATA-RATA LAMA SEKOLAH
DAN ANGKA HARAPAN HIDUP DI WILAYAH MALUKU
TAHUN 2015 .............................................................................................................. 3-6
TABEL 4.1 PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN WILAYAH NUSA TENGGARA ........ 4-3
TABEL 4.2 SASARAN PERTUMBUHAN EKONOMI, TINGKAT KEMISKINAN DAN
TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI WILAYAH NUSA
TENGGARA TAHUN 2015 ....................................................................................... 4-5
TABEL 4.3 SASARAN ANGKA KEMATIAN BAYI, RATA-RATA LAMA SEKOLAH
DAN ANGKA HARAPAN HIDUP DI WILAYAH NUSA TENGGARA
TAHUN 2015.............................................................................................................. 4-6
TABEL 5.1 PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN WILAYAH SULAWESI..................... 5-3
TABEL 5.2 SASARAN PERTUMBUHAN EKONOMI, TINGKAT KEMISKINAN, DAN
TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI WILAYAH SULAWESI
TAHUN 2015 .............................................................................................................. 5-5
TABEL 5.3 SASARAN ANGKA KEMATIAN BAYI, RATA-RATA LAMA SEKOLAH
DAN ANGKA HARAPAN HIDUP DI WILAYAH SULAWESI
TAHUN 2015 .............................................................................................................. 5-6
TABEL 6.1 PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN WILAYAH KALIMANTAN .............. 6-3
TABEL 6.2 SASARAN PERTUMBUHAN EKONOMI, TINGKAT KEMISKINAN
DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI WILAYAH
KALIMANTAN TAHUN 2015 .................................................................................. 6-6
ix
BAB 1
ARAH KEBIJAKAN NASIONAL PENGEMBANGAN
WILAYAH TAHUN 2015
1.1
Pendahuluan
1-1
1-2
1-3
1.3.1 Pengembangan
Tata Ruang Wilayah
(Darat, Laut, Pesisir)
1-4
Pengembangan
otonomi
daerah
dilakukan
melalui
peningkatan kapasitas kelembagaan pemerintahan daerah,
peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan daerah,
peningkatan kapasitas keuangan pemerintahan daerah, dan
penguatan demokrasi lokal. Kebijakan pengembangan otonomi
daerah diarahkan untuk :
1. Meningkatkan implementasi desain besar penataan daerah
melalui revisi berbagai regulasi berkaitan dengan
perundangan dan petunjuk teknis penataaan daerah,
evaluasi secara mendalam Daerah Otonom Baru (DOB)
gagal dan fasilitasi peningkatan DOB gagal, fasilitasi
penyelesaian DOB pada masalah aset daerah dan batas
daerah.
2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas pelaksanaan
kerjasama antardaerah melalui pengembangan kerjasama
antardaerah, pemetaan potensi kerjasama antardaerah,
peningkatan kapasitas pemerintah provinsi dalam
kerjasama antardaerah.
3. Meningkatkan harmonisasi peraturan perundangan
pemerintah daerah dengan peraturan perundangan
sektoral melalui pemetaan peraturan perundangan yang
belum harmonis, simplifikasi dan rekonseptualisasi
regulasi.
4. Meningkatkan harmonisasi peraturan pemerintahan
daerah dengan peraturan peraturan perundangan pajak
dan retribusi daerah serta investasi melalui restrukturisasi
kelembagaan
pembentuk
peraturan
perundangan,
percepatan penyerahan kewenangan perizinan dan
penyederhanaan perizinan.
5. Melanjutkan upaya penataan kewenangan antarjenjang
pemerintahan melalui harmonisasi pembagian urusan
sesuai dengan kapasitas pemerintah daerah, perbaikan
Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 |
ARAH KEBIJAKAN NASIONAL PENGEMBANGAN
WILAYAH TAHUN 2015
1-5
1-7
Pengembangan
kawasan
strategis
diarahkan
untuk
mewujudkan pusat-pusat pertumbuhan baru pada wilayah
yang tingkat kesenjangannya masih tinggi dan memperkuat
konektivitasnya dengan koridor ekonomi guna mendukung
pelaksanaan MP3EI. Berdasarkan kondisi kawasan strategis di
Indonesia, maka ditetapkan arah kebijakan dan strategi
pengembangan wilayah tahun 2015 sebagai berikut :
1. Mempercepat pembangunan infrastruktur pelabuhan, jalan,
energi, dan air bersih melalui percepatan pembangunan
infrastruktur pelabuhan, jalan, energi, dan air bersih di
dalam kawasan dan menuju kawasan (KAPET, KPBPB, KEK)
dari wilayah sentra produksi di sekelilingnya.
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produk unggulan
melalui pembinaan terhadap peningkatan kuantitas dan
kualitas komoditas unggulan bagi masyarakat/petani/ UKM
di wilayah KAPET dan pendampingan terhadap
pengendalian
kualitas
komoditas
unggulan
bagi
masyarakat/petani/UKM di wilayah KAPET.
3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan pengelola kawasan
dengan meningkatkan kemampuan kelembagaan Badan
Pengelola/Pengusahaan (BP) di setiap KSN sebagai
koordinator, fasilitator dan mediator para pelaku investasi
dan SKPD melalui peningkatan peran Dewan Nasional
KPBPB dan peran Dewan Kawasan KEK, pembinaan dan
pengendalian kelembagaan pengelola kawasan
serta
restrukturisasi kelembagaan BP KPBPB.
4. Harmonisasi peraturan perundangan pengelolaan kawasan
Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 |
ARAH KEBIJAKAN NASIONAL PENGEMBANGAN
WILAYAH TAHUN 2015
1-9
1-10
5.
6.
7.
8.
1-11
ketersediaan
pelayanan
umum
dan
1-13
1-14
1-15
Memperhatikan karateristik ancaman bencana pada masingmasing pulau, maka strategi dan arah kebijakan
pengembangan kawasan rawan bencana, diarahkan untuk:
1. Meningkatkan ketangguhan dalam menghadapi bencana,
melalui:
a. Penguatan kapasitas pemerintah daerah dalam
manajemen risiko bencana, pengkajian risiko
bencana dan integrasi pengurangan risiko bencana
dalam perencanaan pembangunan.
b. Mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk
mengembangkan
kebijakan
penanggulangan
bencana.
c. Penguatan koordinasi dan harmonisasi kebijakan
antar sektor guna mendukung penyelenggaraan
1-16
Penguatan
kapasitas
kelembagaan
penanggulangan bencana di pusat dan daerah;
b.
c.
d.
e.
1-17
1-18
BAB 2
PENGEMBANGAN WILAYAH PAPUA TAHUN 2015
2-1
GAMBAR 2.6
PETA DAYA SAING POSISI STRATEGIS WILAYAH PAPUA
DI KORIDOR NASIONAL, REGIONAL, GLOBAL
Papua
Papua Barat
14,84
9,30
24,73
52,38
3,23
4,62
31,53
27,14
65,86
70,22
(Peringkat33)
(Peringkat 29)
2-3
Perkembangan Pembangunan
Papua
Papua Barat
63,06
60,02
57,76
58,46
54
74
69,12
69,14
6,87
8,45
yang
stabil
dan
penunjang
2-5
Provinsi
Pertumbuhan Ekonomi
(%)1
Tingkat Kemiskinan
(%)2
Tingkat Pengangguran
Terbuka (%)3
Papua
Barat
18,44 -19,38
24,84 -23,60
4,55 4,33
Papua
5,69 5,99
30.14 28,67
3.26 3,10
TABEL 2.3
SASARAN ANGKA KEMATIAN BAYI, RATA-RATA LAMA SEKOLAH,
DAN ANGKA HARAPAN HIDUP DI WILAYAH PAPUA TAHUN 2015
No
Provinsi
Rata-Rata Lama
Sekolah (tahun)2
Angka Harapan
Hidup (tahun)3
1 Papua Barat
47-49
8,70 8,92
69,5 71,24
2 Papua
47-51
7,00 7,12
69,4 -71,14
2-6
2.3 Arah
Kebijakan dan
Strategi
Pengembangan
Wilayah Papua
dan
pasar
Mengembangkan
pendukung.
dan
industri hilir
komoditas
memperkuat
komponen
2-7
pulau-pulau terluar;
d. Meningkatan kompetensi dan keahlian;
e. Mengembangkan kemampuan inovasi dan manejerial.
f.
2.4 Kegiatan
Strategis Wilayah
Papua
2-8
2-9
1.
2.
3.
4.
5.
6.
LEGENDA:
GAMBAR 2.7
PETA PUSAT PERTUMBUHAN DI WILAYAH PAPUA
GAMBAR 2.8
PETA KEGIATAN STRATEGIS BIDANG INFRASTRUKTUR DI WILAYAH PAPUA, 2015
2-10
2.4.1 Provinsi
Papua
2-11
2-12
GAMBAR 2.9
PETA PROVINSI PAPUA
8.
16.
15.
14.
13.
12.
11.
2.
10.
1.
9.
6.
7.
3.
4.
5.
2.
1.
tarnya
Pelabuhan
Jalur Exsisting
LEGENDA
:
2.4.2
Provinsi Papua
Barat
2-13
2-14
GAMBAR 2.10
PETA PROVINSI PAPUA BARAT
1.
3.
4.
1.
2.
Pelabuhan
Jalur Exsisting
BAB 3
PENGEMBANGAN WILAYAH MALUKU TAHUN 2015
3-1
GAMBAR 3.1
PETA DAYA SAING POSISI STRATEGIS WILAYAH PULAU MALUKU DI KORIDOR
NASIONAL, REGIONAL, GLOBAL
Sumber:
Maluku
Maluku Utara
5,14
6,12
7,10
6,36
9,75
3,86
19,27
7,64
72,42
69,98
(Peringkat 21)
(Peringkat 30)
68,54
78,72
66,04
64,51
36
62
67,84
66,65
9,15
8,71
3-3
rendahnya
konektivitas
wilayah,
masih
terdapat
ketimpangan tingkat kesejahteraan dan ketimpangan
kualitas sumber daya manusia antardaerah, dan kurangnya
pengamanan perbatasan laut.
3-4
kelautan.
4. Terwujudnya optimalisasi pengembangan sektor dan
komoditas unggulan dalam peningkatan ketahanan
dan kemandirian pangan serta pengembangan
kualitas produksi pangan.
5. Terciptanya transformasi sektor ekonomi melalui
pemanfaatan sumber daya potensial pariwisata serta
pengembangan dan pemantapan sarana dan
prasarana penunjang pariwisata.
6. Terciptanya peningkatan kualitas SDM dengan
pendekatan ekonomi dan sosial melalui peningkatan
dan pemerataan sarana prasarana penunjang
kegiatan pengembangan SDM.
7. Meningkatnya sarana dan prasarana penunjang
produktivitas ekonomi dan sosial masyarakat dalam
Peningkatan interkoneksi, aksesibilitas sarana dan
prasarana dasar antar wilayah di dalam dan ke luar
provinsi terutama di kawasan perbatasan dalam
wujud Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)
Saumlaki.
8. Terwujudnya penurunan potensi dan frekuensi
konflik sosial antar golongan masyarakat melalui
harmonisasi sistem hukum dan nilai-nilai masyarakat
lokal serta peningkatan antisipasi untuk keamanan
dan kedamaian wilayah.
9. Terwujudnya optimalisasi pengelolaan sumber daya
alam yang berbasis daya dukung lingkungan
berkelanjutan melalui pengelolaan sumber daya alam
berbasis mitigasi bencana dan kelestarian lingkungan
hidup.
3-5
TABEL 3.2
SASARAN PERTUMBUHAN EKONOMI, TINGKAT KEMISKINAN DAN TINGKAT
PENGANGGURAN TERBUKA DI WILAYAH MALUKU TAHUN 2015
No
Provinsi
Pertumbuhan Ekonomi
(%)
Tingkat Kemiskinan
(%)
Tingkat Pengangguran
Terbuka (%)
Maluku
7,33 7,71
16,59 15,79
7,67 7,29
Maluku Utara
7,14 7,50
6,86 6,52
3,81 -3,63
TABEL 3.3
SASARAN ANGKA KEMATIAN BAYI, RATA-RATA LAMA SEKOLAH DAN ANGKA
HARAPAN HIDUP DI WILAYAH MALUKU TAHUN 2015
No
Provinsi
Angka Kematian
Bayi (per 1000
kelahiran)
Rata-Rata Lama
Sekolah (Tahun)
Angka Harapan
Hidup (Tahun)
1 Maluku
32 - 34
9,20 9,43
68,00 69,70
2 Maluku Utara
37 39
8,70 8,92
67,00 68. 68
3-6
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Mengembangkan
unggulan;
h.
i.
j.
Pengembangan
kegiatan
perekonomian
masyarakat di wilayah Kepulauan Maluku secara
terpadu dan lintas sektor pada sektor perikanan
laut dan pengolahan hasil-hasil laut; dan
k.
industri
hilir
komoditas
komponen
3-7
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Mengembangkan
manajerial;
h.
kemampuan
inovasi
dan
3. Penguatan
kapasitas
inovasi
daerah
yang
menitikberatkan pada penciptaan iklim inovasi,
kapasitas penelitian dan pengembangan, kerjasama
riset, peningkatan budaya inovasi, pengembangan
klaster industri dan jaringan global, dilaksanakan
dengan strategi:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
4. Percepatan
pembangunan
infrastruktur
yang
menitikberatkan pada pembukaan keterisolasian
wilayah melalui Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal
(SPM) untuk pelayanan publik dasar di wilayah
3-8
3.4 Kegiatan
Strategis Wilayah
Maluku
3-9
3-10
Pelabuhan
Jalur Exsisting
LEGENDA:
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
GAMBAR 3.2
PETA PUSAT PERTUMBUHAN DI WILAYAH MALUKU
GAMBAR 3.3
PETA KEGIATAN STRATEGIS BIDANG INFRASTRUKTUR DI WILAYAH MALUKU, 2015
3-11
3-12
3-13
GAMBAR 3.4
PETA PROVINSI MALUKU
1.
2.
3.
1.
Pelabuhan
Jalur Exsisting
3-14
3-15
GAMBAR 3.5
PETA PROVINSI MALUKU UTARA
1.
2.
3.
1.
2.
Pelabuhan
Jalur Exsisting
t Ekonomi
1.2.6.2.
usat Kegiatan Nasional Kupang
1.2.6.1.
3-16
BAB 4
PENGEMBANGAN WILAYAH NUSA TENGGARA TAHUN 2015
4-1
GAMBAR 4.1
PETA DAYA SAING POSISI STRATEGIS WILAYAH PULAU NUSA TENGGARA DI
KORIDOR NASIONAL, REGIONAL, GLOBAL
Hasil analisis
volume pergerakan barang di Indonesia
berdasarkan origin-destination di tahun 2011 dapat diketahui
bahwa Wilayah Pulau Nusa Tenggara merupakan wilayah yang
memiliki pergerakan barang tergolong rendah di Indonesia.
Kinerja perekonomian wilayah Nusa Tenggara pada tahun
2013 menurun dibandingkan dengan tahun 2012. Sektor
utama yang berperan dalam pembentukan PDRB yaitu sektor
pertanian, pertambangan dan penggalian, serta jasa-jasa.
PDRB per-kapita wilayah justru terus meningkat secara riil,
meskipun apabila dibandingkan dengan rata-rata PDRB perkapita nasional, PDRB wilayah Nusa Tenggara termasuk
rendah.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Nusa Tenggara
4-2
NTB
NTT
5,69
5,56
10,80
7,25
5,38
3,16
17,25
20,24
68,28
(Peringkat 31)
66,89
(Peringkat
32)
57,58
57,90
59,55
57
45
62,73
68,04
7,19
7,09
65,99
4-3
4-4
Provinsi
(%)
Kemiskinan 2)
Pengangguran 3)
(%)
(%)
6,05 6,36
16,79 -15,97
5,34 5,08
5,95 -6,25
17,66 16,80
2.96 2,82
4-5
TABEL 4.3
SASARAN ANGKA KEMATIAN BAYI, RATA-RATA LAMA SEKOLAH DAN ANGKA
HARAPAN HIDUP DI WILAYAH NUSA TENGGARA TAHUN 2015
Angka Kematian
Bayi 1) (per 1000
kelahiran)
Provinsi
Rata-Rata Lama
Sekolah 2)
(tahun)
Angka Harapan
Hidup 3)
(tahun)
47 49
7,50 -7,69
63,00-64,58
42 -40
7,30 7,48
68,50- 70,21
4-6
b.
c.
dan
b.
Meningkatkan
masyarakat;
c.
kapasitas
dan
kapabilitas
3. Penguatan
kapasitas
inovasi
daerah
yang
menitikberatkan pada penciptaan iklim inovasi, kapasitas
penelitian dan pengembangan, kerjasama riset,
peningkatan budaya inovasi, pengembangan klaster
industri dan jaringan global; dilaksanakan dengan
strategi:
a.
b.
c.
Meningkatkan
peran
pemerintah
dalam
memperkuat pengamanan wilayah perbatasan dan
rawan konflik
4. Percepatan
pembangunan
infrastruktur
melalui
pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk
pelayanan publik dasar di wilayah Nusa Tenggara
diutamakan pada bidang pendidikan, infrastruktur
transportasi, listrik, dan telekomunikasi/komunikasi;
4-7
4.4 Kegiatan
Strategis Wilayah
Nusa Tenggara
4-8
4-9
Pelabuhan
Jalur Exsisting
LEGENDA:
1.
2.
3.
4.
GAMBAR 4.2
PETA PUSAT PERTUMBUHAN DI WILAYAH NUSA TENGGARA
GAMBAR 4.3
PETA KEGIATAN STRATEGIS BIDANG INFRASTRUKTUR DI WILAYAH NUSA TENGGARA, 2015
4-10
4-11
4-12
GAMBAR 4.4
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
2.
3.
1.
Pelabuhan
Jalur Exsisting
4-13
4-14
GAMBAR 4.5
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
5.
l Kegiatan Peternakan
2.
Kawasan Andalan Bunaken dan Sekitarnya
3.
Kawasan Andalan Batutoli dan Sekitarnya
4.
Kawasan Andalan Teluk Tolo-Kep. Banggai
5.
Kawasan Andalan Kapoposang dan Sekitarnya
6.
Kawasan Andalan Teluk Bone dan Sekitarnya
7.
Kawasan Andalan Singkarang-Takabonerate
8.
Kawasan Andalan Selat Makassar
9.
Kawasan Andalan Asera Lasolo
10. Kawasan
Andalan
dan
Kapontori-Lasalimo
Kawasan
Andalan
Kupang
dan Sekitarnya
KawasanSekitarnya
Andalan Maumere - Ende
11. Kawasan Andalan Tiworo dan Sekitanya
1.
Pelabuhan
Jalur Exsisting
BAB 5
PENGEMBANGAN WILAYAH SULAWESI TAHUN 2015
5-1
GAMBAR 5.1
PETA DAYA SAINGPOSISI STRATEGIS WILAYAH PULAU SULAWESI DI KORIDOR
NASIONAL, REGIONAL, GLOBAL
TABEL 5.1
PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN WILAYAH SULAWESI
Perkembangan
Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi
Tahun 2013 (persen)
PDRB Perkapita Dengan
Migas Tahun 2012
(Rp.Juta)
Persentase Tingkat
Pengangguran Terbuka,
Agustus 2013 (persen)
Persentase Penduduk
Miskin, September
2032 (persen)
Indeks Pembangunan
Manusia Tahun 2012
Indeks Pembangunan
Gender Tahun 2012
Indeks Pemberdayaan
Gender Tahun 2012
Angka Kematian Bayi
2012 (per 1.000
Sulawesi
Utara
Sulawesi
Tengah
Sulawesi
Selatan
Sulawesi
Tenggara
Gorontalo
Sulawesi
Barat
7,45
9,38
7,65
7,28
7,76
7,16
20,34
18,71
19,47
15,79
9,56
11,83
6,68
4,27
5,10
4,46
4,12
2,33
8,50
14,32
10,32
13,73
18,01
12,23
76,95
(Peringkat
2)
69,11
72,14
(Peringkat
22)
63,59
72,70
(Peringkat
18)
63,50
71,05
(Peringkat
26)
65,72
71,31
(Peringkat
24)
58,32
70,73
(Peringkat
27)
66,73
75,00
67,96
63,88
65,86
62,08
64,25
33
58
25
45
67
60
5-3
Perkembangan
Pembangunan
Sulawesi
Utara
kelahiran)
Angka Harapan Hidup
Tahun 2012 (Tahun)
Rata-Rata Lama Sekolah
Tahun 2012 (Tahun)
Sulawesi
Tengah
Sulawesi
Selatan
Sulawesi
Tenggara
Gorontalo
Sulawesi
Barat
72,44
67,11
70,45
68,21
67,47
68,27
9,00
8,13
7,95
8,25
7,49
7,32
pada
hubungan
kelembagaan
yang
harmonis
dengan
perusahaan-perusahaan yang beroperasi di wilayah KEK
Bitung dan Palu.
9. Pengamanan di titik-titik daerah rawan keamanan, dan
penegakkan hukum terhadap pelanggaran yang terjadi
wilayah perbatasan khususnya perbatasan laut.
Sasaran yang dicapai dalam rangka pengembangan Wilayah
Sulawesi pada tahun 2015 adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
kelautan
dan
5-5
TABEL 5.2
SASARAN PERTUMBUHAN EKONOMI, TINGKAT KEMISKINAN, DAN TINGKAT
PENGANGGURAN TERBUKA DI WILAYAH SULAWESI TAHUN 2015
Provinsi
Pertumbuhan Ekonomi
1)(%)
Kemiskinan
2)(%)
Pengagguran
3)(%)
Sulawesi Utara
8,06 8,48
6,33 6,03
5,83 -5,55
Sulawesi Tengah
9,49 9,97
12,60 11,98
3,99-3,79
Sulawesi Selatan
7,98 8,38
8,08 7,68
4,90 -4,66
Sulawesi Tenggara
9,13 -9,59
11,91 -11,33
4,09 -3,89
Gorontalo
7,75 8,15
15,87 15,09
4,41 4,19
Sulawesi Barat
8,71 9,15
11,21 10,67
2,16 -2,06
TABEL 5.3
SASARAN ANGKA KEMATIAN BAYI, RATA-RATA LAMA SEKOLAH DAN ANGKA
HARAPAN HIDUP DI WILAYAH SULAWESI TAHUN 2015
Provinsi
Sulawesi Utara
Angka
Kematian Bayi 1)
(per 1000
kelahiran)
Rata-Rata
Lama Sekolah 2) (tahun)
Angka
Harapan Hidup 3)
(tahun)
23 25
9,10-9,33
72,60-74.42
Sulawesi Tengah
38-40
8,20-8,41
67,40-69,09
Sulawesi Selatan
22-24
8,10-8,30
70,70 -72,47
Sulawesi Tenggara
27-29
8,40-8,61
68,40-70,11
Gorontalo
39-41
7,60-7,79
67,80-69,50
Sulawesi Barat
55-57
7,50-7,69
68,50-70,21
5-6
b.
c.
d.
e.
Pengembangan
kegiatan
perekonomian
masyarakat secara terpadu dan lintas sektor
terutama
pada
subsektor
perhutanan,
perkebunan, tanaman pangan, dan tanaman
hortikultura.
5-7
a.
b.
c.
b.
Meningkatkan
kapasitas
dan
kualitas
infastruktur dan fasilitas penunjang kegiatan
ekonomi (produksi-distribusi)
b.
b.
c.
d.
e.
5.4 Kegiatan
Strategis Wilayah
Sulawesi
5-9
5-10
1.
2.
3.
4.
5.
LEGENDA:
GAMBAR 5.2
PETA PUSAT PERTUMBUHAN DI WILAYAH SULAWESI
GAMBAR 5.3
PETA KEGIATAN STRATEGIS BIDANG INFRASTRUKTUR DI WILAYAH SULAWESI, 2015
5-11
5.4.1 Provinsi
Sulawesi Utara
5-12
5-13
GAMBAR 5.4
PETA PROVINSI SULAWESI UTARA
1.
2.
1.
2.
5.4.2 Provinsi
Sulawesi Tengah
5-14
5-15
GAMBAR 5.5
PROVINSI SULAWESI TENGAH
1.
2.
4.
1.
2.
3.
Pelabuhan
5.4.3 Provinsi
Sulawesi Selatan
5-16
5-17
GAMBAR 5.6
PROVINSI SULAWESI SELATAN
1.
2.
3.
4.
2.
3.
4.
1.
Pelabuhan
5.4.4 Provinsi
Sulawesi Tenggara
5-18
5-19
GAMBAR 5.7
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
Paloh Aruk
j.
i.
h.
g.
f.
c.
3.
4.
imu-Patikala Muna
Kawasan Andalan Mowedong-Kolaka
1.
Kawasan Andalan Teluk Bone dan Sekitarnya
2.
Kawasan
Andalan
Asera
Lasolo
usat Kegiatan
Entikong
Strategis
Nasional
d. 3.
Kawasan Andalan Kapontori-Lasalimo dan
usat Kegiatan Strategis Nasional Jasa
Sekitarnya
e.
usat
Nanga
Strategis
Nasional
4. Kegiatan
Kawasan
Andalan
Tiworo
danBadau
Sekitanya
b.
a.
1.
2.
Pelabuhan
5.4.5 Provinsi
Gorontalo
5-20
5-21
GAMBAR 5.8
PROVINSI GORONTALO
1.
2.
1.
Pelabuhan
5.4.6 Provinsi
Sulawesi Barat
5-22
5-23
GAMBAR 5.9
PROVINSI SULAWESI BARAT
1.
1.
Pelabuhan
5-24
BAB 6
PENGEMBANGAN WILAYAH KALIMANTAN TAHUN 2015
6-1
GAMBAR 6.1
PETA DAYA SAING POSISI STRATEGIS WILAYAH PULAU KALIMANTAN DI KORIDOR
NASIONAL, REGIONAL, GLOBAL
Kalimantan Barat
Kalimantan
Tengah
Kalimantan
Selatan
Kalimantan
Timur
6,08
7,37
5,18
1,59
16,83
24,46
20,19
109,66
4,03
3,09
3,79
8,04
8,74
6,23
4,76
6,38
70,31
(Peringkat 28)
75,46
(Peringkat 7)
71,08
(Peringkat 25)
76,71
(Peringkat 5)
65,62
70,87
66,30
61,86
59,34
70,35
68,40
61,84
31
49
44
21
66,92
71,41
64,52
71,58
7,14
8,15
7,89
9,22
6-3
2.
Terciptanya
transformasi
perekonomian
yang
berorientasi pada potensi ekonomi lokal dan industri
pengolahan yang tercermin dari meningkatnya
kontribusi dan peran sektor industri pengolahan;
3.
4.
5.
6.
7.
6-5
IPM dan
prasarana
TABEL 6.2
SASARAN PERTUMBUHAN EKONOMI, TINGKAT KEMISKINAN DAN TINGKAT
PENGANGGURAN TERBUKA DI WILAYAH KALIMANTAN TAHUN 2015
Provinsi
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kemiskinan 2) (%)
Tingkat Pengangguran
Terbuka3) (%)
6,03 6,33
7,51 - 7,89
6,48 -6,82
6,43 -6,11
4,84-4,60
3,92 -3,72
3,51-3,33
2,98 2,84
3,30 3,14
4,44 -4,66
5,11 -4,87
7,04 6,70
TABEL 6.3
SASARAN ANGKA KEMATIAN BAYI, RATA-RATA LAMA SEKOLAH DAN ANGKA
HARAPAN HIDUP DI WILAYAH KALIMANTAN TAHUN 2015
Provinsi
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Rata-Rata Lama
Sekolah 2) (tahun)
27-29
36-38
37-39
7,20 7,38
8,20 8,41
8,00 8,20
67,20- 68,88
71,50- 73,29
64,90- 66,52
17-19
9,30-9,53
71,80- 73,60
6-6
c.
d.
e.
f.
g.
h.
6-7
besar.
2. Penguatan
kompetensi
pengembangan:
SDM,
melalui
strategi
a.
6-8
b.
c.
6.4 Kegiatan
Strategis Wilayah
Kalimantan
d.
e.
f.
g.
6-9
6-10
Simpul Bauksit/Aluminium
Simpul Batubara
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
1.
2.
3.
4.
5.
Simpul Perkayuan
Simpul Perkebunan
Pelabuhan
Jalur Exsisting
LEGENDA:
GAMBAR 6.2
PETA PUSAT PERTUMBUHAN DI WILAYAH KALIMANTAN
GAMBAR 6.3
PETA KEGIATAN STRATEGIS BIDANG INFRASTRUKTUR DI WILAYAH KALIMANTAN, 2015
6-11
6.4.1 Provinsi
Kalimantan Barat
6-12
6-13
GAMBAR 6.4
PETA PROVINSI KALIMANTAN BARAT
1.
2.
1.
2.
3.
4.
5.
6.4.2 Provinsi
Kalimantan Tengah
6-14
6-15
GAMBAR 6.5
PETA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
1.
2.
3.
4.
1.
6.4.3 Provinsi
Kalimantan Selatan
6-16
6-17
GAMBAR 6.6
PETA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
6.4.4 Provinsi
Kalimantan Utara
6-18
6-19
GAMBAR 6.7
PETA PROVINSI KALIMANTAN UTARA
6.5 Provinsi
Kalimantan Timur
6-20
6-21
GAMBAR 6.8
PETA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
1.
3.
1.
2.
6-22
BAB 7
PENGEMBANGAN WILAYAH JAWA-BALI TAHUN 2015
7-1
GAMBAR 7.1
PETA DAYA SAING POSISI STRATEGIS WILAYAH PULAU JAWA-BALI DI KORIDOR
NASIONAL, REGIONAL, DAN GLOBAL
Sektor utama yang menyumbang perekonomian Wilayah JawaBali adalah sektor industri pengolahan, perdagangan, hotel
dan restoran, dan pertanian. Proporsi Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) di
Wilayah Jawa-Bali pada tahun 2013 tetap merupakan yang
terbesar
dibandingkan
dengan
wilayah
lainnya.
Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per
kapita Wilayah Jawa-Bali sebagian besar terus mengalami
peningkatan. Walaupun perekonomian Wilayah Jawa-Bali
relatif maju dibandingkan wilayah lainnya, masih terdapat
sembilan kabupaten tertinggal di wilayah Jawa-Bali.
Peningkatan kinerja perekonomian disertai dengan perbaikan
indikator sosial. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan
tingkat kemiskinan wilayah cenderung menurun di wilayah
Jawa-Bali. Fenomena pengangguran lebih menonjol di daerah
perkotaan, sedangkan fenomena kemiskinan lebih menonjol di
daerah perdesaan, kecuali di Provinsi DKI Jakarta yang
seluruhnya berada di perkotaan.
Sementara itu, dalam hal pembangunan manusia, secara
umum semua provinsi menunjukkan perbaikan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM), Indeks Pembangunan Gender
(IPG), Indeks Pemberdayaan Gender (IDG), Angka Harapan
Hidup (AHH) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) pada tahun
2011 dibandingkan tahun sebelumnya.
TABEL 7.1
PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN WILAYAH JAWA-BALI
Perkembangan
Pembangunan
Pertumbuhan
Ekonomi 2013
(persen)
PDRB Perkapita
ADHB Tahun
2012 (Rp. Juta)
Tingkat
Pengangguran
Terbuka, Agustus
2013 (Persen)
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DIY
Jawa Timur
Banten
Bali
6,11
6,06
5,81
5,40
6,55
5,86
6,05
112,14
21,25
17,14
16,23
26,44
19,00
20,74
9,02
9,22
6,02
3,34
4,33
9,90
1,79
7-3
Perkembangan
Pembangunan
Persentase
Penduduk
Miskin,
September 2013
(Persen)
Indeks
Pembangunan
Manusia, 2012
Indeks
Pembangunan
Gender Tahun
2012
Indeks
Pemberdayaan
Gender Tahun
2012
Angka Kematian
Bayi 2012(per
1.000 kelahiran)
Angka Harapan
Hidup, 2012
(Tahun)
Rata-Rata Lama
Sekolah, 2012
(Tahun)
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DIY
Jawa Timur
Banten
Bali
3,72
9,61
14,44
15,03
12,37
5,89
4,49
78,33
73,11
73,36
76,75
72,83
71,49
73,49
(Peringkat 1)
(Peringkat 16)
(Peringkat 15)
(Peringkat 4)
(Peringkat
17)
(Peringkat 23)
(Peringka
t 14)
74,66
63,68
66,80
74,11
66,56
63,93
69,02
76,14
68,62
70,66
75,57
69,29
65,53
58,49
22
30
32
25
30
32
29
73,49
68,60
71,71
73,33
70,09
65,23
70,84
10,98
8,08
7,39
9,21
7,45
8,61
8,57
Meningkatkan standar hidup masyarakat Wilayah JawaBali dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi
wilayah dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), serta
menurunkan tingkat kemiskinan dan pengangguran
terbuka;
2.
Mewujudkan Wilayah
pangan nasional;
3.
4.
5.
Meningkatkan
berkelanjutan;
6.
daya
Jawa-Bali
dukung
sebagai
lumbung
lingkungan
yang
7-5
lahan pertanian;
3. Terwujudnya Wilayah Jawa-Bali sebagai pusat industri
yang berdaya saing, termasuk Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah
(UMKM),
dengan
meningkatnya
pemanfaatan teknologi dan pengembangan inovasi,
serta terbangunnya infrastruktur penunjang dan
terciptanya iklim investasi yang kondusif;
4. Meningkatnya kualitas tenaga kerja berkeahlian dengan
meningkatnya kualitas pendidikan dan kesehatan
tenaga kerja;
5. Terbangunnya kapasitas daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup yang memadai untuk
pembangunan dengan terkelolanya kawasan hutan,
Daerah Aliran Sungai (DAS), dan sumber air baku
berkelanjutan serta optimalnya penataan ruang;
6. Terwujudnya kesiapan mitigasi dan adaptasi bencana
dengan meningkatnya kesiapan masyarakat dan
aparatur pemerintah dalam mitigasi bencana serta
meningkatnya sistem peringatan dini.
TABEL 7.2
SASARAN PERTUMBUHAN EKONOMI, TINGKAT KEMISKINAN DAN
TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI WILAYAH JAWA-BALI TAHUN 2015
DKI Jakarta
Pertumbuhan
Ekonomi (%)
6,07 -6,39
Tingkat
Kemiskinan (%)
2,93-2,79
Tingkat Pengangguran
Terbuka (%)
7,95 -7,57
Jawa Barat
5,60-5,88
8,34 -7,94
8,71 -8,29
Jawa Tengah
5,65 5,93
12,22 -11,62
5,72 -5,44
DI Yogyakarta
5,21-5,47
13,44 -12,78
2,99 -2.85
Jawa Timur
6,68 7,02
10,31 -9,81
4,19-3,99
Banten
5,77 6,07
4,54 4,32
9,23 8,78
Bali
6,00-6,30
3,62 3,44
1,54 -1,46
Provinsi
7-6
TABEL 7.3
SASARAN ANGKA KEMATIAN BAYI, RATA-RATA LAMA SEKOLAH, DAN ANGKA
HARAPAN HIDUP DI WILAYAH JAWA-BALI TAHUN 2015
DKI Jakarta
Angka Kematian
Bayi
(per 1.000
kelahiran)
18-20
Jawa Barat
19-21
8,20-8,41
68,80-70,52
Jawa Tengah
23-25
7,50-7,69
71,90-73,20
DI Yogyakarta
13-15
9,40-9,64
73,40-75,24
Jawa Timur
24-26
7,50-7,69
70,30-72,06
Banten
28-20
8,70-8,92
65,40-67,04
Bali
18-20
8,70-8,92
70,90-72,67
Provinsi
Rata-rata Lama
Sekolah
(tahun)
11,00-11,28
73,60-75,33
b.
c.
7-7
strategi pengembangan:
a.
b.
Meningkatkan
karya;
c.
d.
Meningkatkan
akses
pelayanan pendidikan;
masyarakat
terhadap
e.
Meningkatkan
akses
pelayanan kesehatan;
masyarakat
terhadap
kemampuan
masyarakat
padat
4. Pengembangan
infrastruktur
untuk
mendukung
implementasi kebijakan dengan menitikberatkan pada
penguatan sistem logistik untuk mendukung proses
pengembangan sektor unggulan Wilayah Jawa-Bali,
dilaksanakan dengan strategi pengembangan:
a.
b.
Meningkatkan
pengairan;
c.
fasilitas
pendukung
sistem
7-8
a.
Meningkatkan
kawasan DAS;
pengendalian
b.
c.
d.
dan
pengawasan
7.4 Kegiatan
Strategis Wilayah
Jawa-Bali
7-9
7-10
11.
12.
8.
9.
10.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
4.
LEGENDA:
14.
11.
12.
13.
10.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
GAMBAR 7.2
PETA PUSAT PERTUMBUHAN DI WILAYAH JAWA-BALI
GAMBAR 7.3
PETA KEGIATAN STRATEGIS BIDANG INFRASTRUKTUR
DI JAWA-BALI, 2015
7-11
7-12
7-13
GAMBAR 7.4
PETA PROVINSI DKI JAKARTA
1.
1.
7-14
7-15
GAMBAR 7.5
PETA PROVINSI BANTEN
1.
1.
2.
7-16
7-17
GAMBAR 7.6
PETA PROVINSI JAWA BARAT
3.
1.
2.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
7-18
7-19
GAMBAR 7.7
PETA PROVINSI JAWA TENGAH
2.
1.
7.5 Provinsi
D.I.Yogyakarta
7-20
GAMBAR 7.8
PETA PROVINSI D.I YOGYAKARTA
7-21
7-22
7-23
GAMBAR 7.9
PETA PROVINSI JAWA TIMUR
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1.
2.
1.
7-24
7-25
GAMBAR 7.10
PETA PROVINSI BALI
1.
2.
1.
7-26
BAB 8
PENGEMBANGAN WILAYAH SUMATERA TAHUN 2015
8.1 Kondisi Wilayah
Sumatera Saat Ini
8-1
GAMBAR 8.1
PETA DAYA SAING POSISI STRATEGIS WILAYAH PULAU SUMATERA DI KORIDOR
NASIONAL, REGIONAL, GLOBAL
Aceh
Sumatera
Utara
Sumatera
Barat
Riau
Jambi
Sumatera
Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep.
Bangka
Belitung
Kep. Riau
4,18
6,01
6,18
2,61
7,88
5,98
6,21
5,97
5,29
6,13
20,49
26.57
22,21
79,11
22,40
26,79
13,68
18,61
26,44
49,64
10,30
6,53
6,99
5,50
4,84
5,00
4,74
5,85
3,70
6,25
17,72
10,39
7,56
8,42
8,42
14,06
17,75
14,39
5,25
6,35
72,51
75,13
74,70
76,90
73,78
73,99
73,93
72,45
73,78
76,20
Peringkat
19
Peringkat
8
Peringkat
9
Peringkat
3
Peringkat
12
Peringkat
10
Peringkat
11
Peringkat
20
Peringkat
13
Peringkat
6
66,35
70,76
70,11
66,76
64,45
68,88
68,92
63,92
61,38
65,61
54,44
69,82
65,22
69,05
61,52
66,78
69,57
67,24
56,54
59,32
47
40
27
24
34
29
29
30
27
35
68,94
69,81
70,02
71,69
69,44
70,05
70,39
70,05
69,21
69,91
8,93
9,07
8,60
8,64
8,20
7,99
8,48
7,87
7,68
9,81
8-3
2.
Penciptaan
transformasi
perekonomian
yang
berorientasi pada potensi ekonomi lokal dan industri
pengolahan berbasis pengembangan sektor pertanian,
perikanan dan kelautan;
3.
4.
5.
6.
pangan
8-4
1.
2.
Terciptanya
transformasi
perekonomian
yang
berorientasi pada potensi ekonomi lokal di sektor
pertanian, perikanan dan kelautan, pertambangan dan
industri pengolahan yang berdaya saing;
3.
pangan
4.
5.
Meningkatnya
konektivitas
wilayah
dalam
meningkatkan integrasi sistem transportasi dan
telekomunikasi, serta ketersediaan sarana dan
prasarana transportasi dan telekomunikasi antar
wilayah di dalam dan ke luar provinsi terutama di
kawasan perbatasan dalam wujud Pusat Kegiatan
Strategis Nasional (PKSN) Sabang;
6.
7.
8.
9.
8-5
Kemiskinan 2)
(%)
Pengangguran 3)
(%)
Aceh
4,58 4,82
16,68 15,86
9,18 8,74
Sumatera Utara
6,47 6,81
8,80 - 8,38
6,29 5,99
Sumatera Barat
6,15 6,47
6,23 -5,93
6,65 6,33
Riau
4,11 - 4,33
7,13 6,79
4,39 4,17
Jambi
7,22 7,59
7,15 6,81
3,28 3,12
Sumatera Selatan
6,28 6,60
10,94 10,40
5,83 5,55
Bengkulu
6,78 - 7,12
15,25 14,51
3,67 3,49
Lampung
6,01 -6,33
13,42 12,76
5,22 4,96
Bangka-Belitung
5,56 5,84
4,11 3,91
3,57 3,39
Kepulauan Riau
6,68 7,22
5,96 -5,66
5.41 5,15
Provinsi
TABEL 8.3
SASARAN ANGKA KEMATIAN BAYI, RATA RATA LAMA SEKOLAH DAN ANGKA
HARAPAN HIDUP DI WILAYAH SUMATERA TAHUN 2015
Provinsi
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
8-6
Rata-Rata Lama
Sekolah 2) (tahun)
9,00 9,23
9,10 9,33
8,70 -8,92
69,10 -70,83
70,00 -71,75
70,30 72,06
Provinsi
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Bangka Belitung
Kepulauan Riau
Rata-Rata Lama
Sekolah 2) (tahun)
8,70 8,92
8,30 8,51
8,00 8,20
8,60 8.82
7,90 8,10
7,80 8,00
10,10 - 10,35
71,80 73,60
69,60 71,34
70,30 72,06
70,60 72,37
70,30 72,06
69,40 -71,14
70,00 -71,15
Meningkatkan
kapasitas
dan
kualitas
infastruktur dan fasilitas penunjang kegiatan
ekonomi (produksi-distribusi) pada sektor
kelautan dan perikanan; sub sektor perkebunan,
peternakan dan tanaman pangan;
b.
8-7
d.
e.
f.
g.
Pengembangan
kegiatan
perekonomian
masyarakat di wilayah sumatera secara terpadu
dan lintas sektor terutama pada subsektor
perkebunan, danpangan-hortikultura;
h.
i.
b.
c.
d.
Meningkatkan
kualitas
dan
persebaran
pelayanan kesehatan secara merata;
3. Penguatan
kapasitas
inovasi
daerah
yang
menitikberatkan pada penciptaan iklim inovasi,
kapasitas penelitian dan pengembangan, kerjasama
riset, peningkatan budaya inovasi, pengembangan
klaster industri dan jaringan global; dilaksanakan
dengan strategi:
8-8
a.
b.
c.
d.
akses
b.
c.
Mengembangkan
kelembagaan,
(intermoda) dan IT yang handal.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
teknologi
8-9
8-10
a.
Meningkatkan
pengendalian
pertambangan dan kehutanan
kegiatan
b.
c.
d.
Menyelenggarakan
operasi
wilayah laut yang terpadu
e.
f.
g.
h.
keamanan
di
8-11
8-12
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1.
2.
LEGENDA:
GAMBAR 8.2
PETA PUSAT PERTUMBUHAN DI WILAYAH PULAU SUMATERA
GAMBAR 9.3
PETA KEGIATAN STRATEGIS BIDANG INFRASTRUKTUR DI WILAYAH SUMATERA, 2015
8-13
8.4.1 Provinsi
Kepulauan Riau
8-14
8-15
GAMBAR 8.3
PETA PROVINSI KEPULAUAN RIAU
2.
1.
2.
1.
Pelabuhan
Klaster Industri
8.4.2 Provinsi
Bengkulu
8-16
8-17
GAMBAR 8.4
PETA PROVINSI BENGKULU
1.
2.
1.
Pelabuhan
Klaster Industri
8.4.3 Provinsi
Sumatera Selatan
8-18
8-19
GAMBAR 8.5
PETA PROVINSI SUMATERA SELATAN
3.
2.
1.
Pelabuhan
Klaster Industri
8-20
8-21
GAMBAR 8.6
PETA PROVINSI JAMBI
2.
1.
Pelabuhan
Klaster Industri
8.4.5 Provinsi
Lampung
8-22
8-23
GAMBAR 8.7
PETA PROVINSI LAMPUNG
Pelabuhan
Klaster Industri
8.4.6 Provinsi
Sumatera Utara
8-24
GAMBAR 8.8
PETA PROVINSI SUMATERA UTARA
8-25
8-26
GAMBAR 8.9
PETA PROVINSI RIAU
8-27
8.4.8 Provinsi
Sumatera Barat
8-28
GAMBAR 8.10
PETA PROVINSI SUMATERA BARAT
8-29
8-30
GAMBAR 8.11
PETA PROVINSI ACEH
8-31
8-32
8-33
GAMBAR 8.12
PETA PROVINSI BANGKA BELITUNG
1.
2.
1.
Pelabuhan
Jalur Eksisting
Klaster Industri
8-34
BAB 9
KAIDAH PELAKSANAAN
9-1
9.1.2 Sinergi
Perencanaan
9.1.3 Sinergi
Penganggaran
9-2
9-3
9.1.5 Sinergi
Pengendalian dan
Evaluasi
9-4
9-5
9-6
Ratih Nurdiati
9-7