Anda di halaman 1dari 7

PONDASI DANGKAL

Pondasi dangkal adalah suatu pondasi yang mendukung bangunan secara langsung pada tanah pondasi
, bilamana terdapat lapisan yang cukup tebal dengan kualitas yang baik yang mampu mendukung
bangunan itu pada permukaan tanah atau sedikit di bawah permukaan tanah.
Jika di bawah suatu lapisan yang tipis terdapat suatu lapisan tanah yang baik, maka meskipun kualitas
tanah pondasi itu kurang baik , dalam beberapa hal dapat dilakukan perbaikan tanah. Misalnya dengan
pemampatan , pra pembebanan , drainase , pemadatan , pengadukan encer dan stabilitas kimia ,
penggunaan geotekstil.
Pemampatan dilakukan dengan menggali suatu kedalaman , kemudian diurug kembali dengan
ketebalan jenjang yang dikontrol dan memampatkan tanah dengan peralatan pemampatan. Pada tanah
kohesif digunakan mesin tumbuk atau penggilas yang mempunyai ban karet. Sedang pada tanah non
kohesif dilakukan dengan penggilas beroda licin.
Pra pembebanan dilakukan dengan beban-beban tambahan untuk menghilangkan penurunan dan
dengan memperbaiki kekuatan geser tanah dengan mengubah kerapatan , mereduksi nilai banding
rongga dan mengurangi kandungan air.
Drainase dapat dilakukan dengan selimut pasir dan dengan saluran buangan. Sedang pemadatan
dilakukan dengan alat alat bergetar.
Pengadukan encer dan stabilitas kimia dilakukan dengan menyisipkan bahan ( campuran semen
dengan atau tanpa pasir atau kombinasi kapur semen abu arang batu) yang menstabilkan ke dalam
masa tanah di bawah tekanan.
Geotekstil merupakan anyaman sintetis yang cukup tahan untuk waktu yang cukup lama di dalam
lingkungan tanah yang banyak rintangan. Misalnya nilon , poli ester , poli etilen , poli propilen.

Pondasi dangkal dibedakan menjadi :


1. Pondasi telapak :
a. Pondasi tumpuan setempat (independent footing)
- persegi
- bujursangkar
- lingkaran
b. Pondasi tumpuan kombinasi (combined footing)
c. Pondasi tumpuan menerus ( wall footing)
d. Pondasi tumpuan pelat (mat foundation = raft footing)
2. Pondasi terapung / rakit (floating foundation)

( a ) Pondasi tumpuan
segi empat

( b ) Pondasi tumpuan
lingkaran

( c ) Pondasi jalur / kombinasi

( e ) Pondasi
terapung

( d ) Pondasi menerus

( f ) Pondasi pelat

Gambar 2.1 Jenis jenis Pondasi Pelat


A. MEKANISME KERUNTUHAN
Alas pondasi dangkal terletak pada lapisan tanah pendukung yang mempunyai kualitas cukup baik.
Biasanya pada lapisan batuan dasar atau kerikil , lapisan tanah berpasir (sandy soil) yang memiliki
nilai N > 30 dan tanah kohesif yang memiliki nilai N > 20 dengan ketebalan lapisan > 1,5 lebar
pondasi dan di bawahnya tidak terdapat lapisan yang kurang baik kualitasnya. ( N : hitungan pukulan
SPT)
Mekanisme pendukung pondasi dangkal berdasarkan prinsip bahwa beban vertikal dan momen yang
bekerja sebagian besar ditahan oleh daya dukung (bearing capacity) tanah pondasi pada dasar pondasi
dan beban mendatar sebagian besar ditahan oleh hambatan geser (sliding resistance) dari dasar
pondasi. Jika pondasi tertanam di bawah tanah, gesekan atau tekanan tanah di muka pondasi juga ikut
menahan beban, tetapi jika pondasi tertanam dangkal, gaya penahan ini umumnya kecil dan tanah di
muka pondasi kadang-kadang mengalami pengikisan dan pengaruh cuaca, sehingga dalam
perencanaan , gaya penahan ini diabaikan.
Dalamnya pondasi dangkal yang diperlukan , ditetapkan dengan mempertimbangkan :
1.
2.
3.
4.
5.

Kemiringan dasar sungai dan sifat terkikisnya


Dalamnya tanah yang menimbulkan perubahan volume
Apa yang tertanam di dalam tanah dan bangunan sekitarnya
Muka air tanah
Derajat dan besarnya ketebalan lapisan tanah pendukung

Tinggi tanah pondasi sekarang


D

Tinggi tanah pondasi sekarang


Perlengkapan yang ditanah

Tinggi tanah pondasi kelak

di dalam tanah
D

Df

Df
D'f

D'f

catatan :
D : dalamnya pemasangan minimum untuk konstruksi dengan
mempertimbangkan berbagai jenis tanah pondasi
Df : dalamnya pemasangan efektif untuk pondasi
D'f : dalamnya lapisan pendukung atau lapisan
penetrasi yang memiliki kualitas yang
sama baiknya dengan lapisan
pendukung

Df

D
D'f

Gambar 2.2 Dalamnya pemasangan pondasi


B. KAPASITAS DAYA DUKUNG ULTIMAT
Tanah harus mampu mendukung beban konstruksi di atasnya tanpa kegagalan (shearfailure) geser dan
dengan penurunan (settlement) yang dapat ditolerir untuk konstruksi tersebut. Kegagalan geser dapat
menimbulkan keruntuhan sedang penurunan yang berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan
struktural pada kerangka bangunan.
Penyelidikan kondisi bawah tanah merupakan prasyarat bagi perancangan elemen bangunan bawah
(substructure) yang bertujuan untuk menentukan dalam batas-batas praktis dari sifat-sifat stratifikasi
dan teknik ( karakteristik kekuatan , deformasi dan hidrolik ) dari tanah yang mendasari suatu tempat.
Metode penyelidikan tanah yang sering digunakan adalah pemboran (boring) , cone penetration test
(CPT) atau sondir dan SPT .
Secara umum daya dukung ultimat dirumuskan dengan :

qult cN c qN q .BN

Daya dukung ijin

Dimana :

: qa

qult
FK

(2 1)

; FK = 3 , bila c > 0

(2 2)

: kohesi (kg/cm2) = qu/2

qu

: kekuatan kompresi tak terdrainase = 0,122 N (kg/cm2) ; N dari SPT

Nc , Nq , N

: koefisien-koefisien daya dukung

: beban tanah = .D (kg/cm2)

: kedalaman pondasi (cm)

: lebar pondasi (cm) ;

: berat isi tanah (kg/cm3)

: panjang pondasi (cm)

Bila pondasi telapak persegi mengalami pembebanan sentris maka luas pondasinya (A) = B . L ; bila
mengalami pembebanan eksentris sehingga menimbulkan momen dan ada eksentrisitas maka luas
pondasi yang digunakan dalam perhitungan adalah luas pondasi efektif (Af) = B . L .
Dimana B = B 2ey dan L = L 2ex ; dan eksentrisitas (e) < B/6
Beban batas pondasi telapak :
Pult = qult . (B . L) untuk beban sentris

( 2 3a)

Pult = qult . (B . L) untuk beban eksentris

( 2 3b )

B'

B'

R=V

Mx
ey

q' memakai B'

qult
ex

ey

2ey

V = qult ( B'.L' ) / FK

L
2ex

L'
ex = My/V
V

ey = Mx/V
My

q' memakai L'

qmak

ex
R=V

Gambar 2.3 Pondasi telapak dengan beban eksentris


Selain menggunakan dimensi efektif di atas , daya dukung ultimit dapat juga diredusir dengan
suatu faktor redusi (Re) yang diusulkan oleh Meyerhof (1953). Dalam hal ini daya dukung
ultimit dihitung untuk pembebanan sentris atau konsentris , lalu dikalikan dengan faktor
reduksi (Re)

Re 1 2

e
; untuk tanah kohesif
B

e
Re 1
B

Sehingga

1/ 2

( 2 4a )

untuk tanah tak berkohesi dan 0

0,3
B

( 2 4b )

Pult = qult . (B.L) . Re dan beban ijin pondasi (Pa) = qa .(B.L).Re = Pult / FK

C. PERSAMAAN DAYA DUKUNG TERZAGHI


Persamaan dari Terzaghi (1943) mirip dengan persamaan ( 2 1 ) , dengan memakai faktor
bentuk dengan istilah kohesi (sc) dan alas (s)
menerus

bundar

bujursangkar

persegi

sc

1,0

1,3

1,3

1,0+0,3(B/L)

1,0

0,6

0,8

1,0+0,2(B/L)

qult c.N c .s c q.N q 0,5. .B.N .s

(25)

Dipergunakan pada lempung keras, pasir padat dan kerakal ; untuk pondasi-pondasi dangkal
dimana D B sehingga tahanan geser diabaikan.Sedang pada lempung buruk dan pasir lepas
digunakan Nc , Nq , N sebagai pengganti Nc , Nq , N .

Tabel 2.1 Faktor daya dukung untuk persamaan Terzaghi

(derajat)

Nc

Nq

N'c

N'q

N'

5,71

1,00

0,00

3,81

1,00

0,00

7,32

1,64

0,00

4,48

1,39

0,00

10

9,64

2,70

1,20

5,34

1,94

0,00

15

12,80

4,44

2,40

6,46

2,73

1,20

20

17,70

7,43

4,60

7,90

3,88

2,00

25

25,10

12,70

9,20

9,86

5,60

3,30

30

37,20

22,50

20,00

12,70

8,32

5,40

35

57,80

41,40

44,00

16,80

12,80

9,60

40

95,60

81,30

114,00

23,20

20,50

19,10

45

172,00

173,00

320,00

34,10

35,10

27,00

D. PERSAMAAN DAYA DUKUNG MEYERHOF


Meyerhof (1951 , 1963) menyarankan persamaan daya dukung yang mirip dengan persamaan
Terzaghi, tetapi dengan memasukkan faktor bentuk sq untuk ketentuan kedalaman Nq dan juga faktor
kedalaman di untuk kemiringan ii. Sampai sekitar D = B nilainya hampir sama dengan Terzaghi dan
perbedaan yang lebih nyata pada rasio D/B yang lebih besar.
Beban vertikal : q ult c.N c .s c .d c q.N q .s q .d q 0,5. .B.N .s .d
Beban miring

: q ult c.N c .ic .d c q.N q .iq .d q 0,5. .B.N .i .d

( 2 6a )
( 2 6b )

Tabel 2.2 Faktor bentuk , kedalaman dan kemiringan untuk persamaan Meyerhof

Faktor

Nilai

Untuk

Bentuk

s c 1 0,2 K p

B
L

Semua

s q s 1 0,1K p

B
L
> 10o

s q s 1

=0
Kedalaman

d c 1 0,2 K p

D
B

d q d 1 0,1 K p

Semua

D
B

d q d 1
> 10o

=0
Kemiringan

o
ic iq 1 o
90

Semua
o


i 1 o

R

i 0

> 0o

=0

Anda mungkin juga menyukai