)
TERHADAP
Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO
Prof. Dr. dr. Sumarno, DMM, Sp MK *, dr. Bambang Soemantri, M.Kes **, Jeffi Wahyu
Ekoputro***
* Laboratorium Mikrobiologi, ** Laboratorium Anatomi, *** Program Studi Pendidikan Dokter
ABSTRAK
Penyakit infeksi masih merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia. Staphylococcus
aureus merupakan salah satu bakteri terbanyak sebagai penyebab infeksi. Pengobatan
yang efektif terus dicari termasuk dalam penemuan senyawa antibakteri. Salah satunya
yaitu daun jambu biji (Psidium guajava Lamk.) yang merupakan salah satu tanaman buah
yang mempunyai kandungan tannin, eugenol, triterpenoid saponin, dan flavonoid quercetin
yang dipercaya mempunyai aktifitas antibakteri. Tujuan dari penelitian ilmiah ini yaitu untuk
mengetahui efek antibakteri ekstrak daun jambu biji terhadap bakteri S. aureus secara in
vitro. Sampel bakteri diperoleh dari isolat klinis di Laboratorium Mikrobiologi FKUB.
Konsentrasi ekstrak yang dipakai yaitu 1%; 1,5%; 2%; 2,5%; dan 3%. Metode penelitian
yang digunakan yaitu dilusi tabung. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis
parametrik one way ANOVA dengan =0,05. Hasil analisis statistik menunjukkan terdapat
perbedaan yang signifikan antara perubahan konsentrasi ekstrak daun jambu biji dengan
jumlah koloni S. aureus. Uji korelasi menunjukkan hubungan yang erat antara konsentrasi
ekstrak daun jambu biji dengan jumlah koloni S. aureus yaitu semakin tinggi dosis ekstrak
semakin kecil jumlah pertumbuhan bakteri. Kadar Hambat Minimum (KHM) tidak ditemukan
karena ekstrak yang keruh sedangkan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) yaitu 3%.
Kesimpulan pada penelitian ini yaitu daun jambu biji mempunyai aktifitas antibakteri
terhadap bakteri S. aureus secara in vitro.
Kata Kunci: Staphylococcus aureus, ekstrak daun jambu biji, antibakteri
ABSTRACT
Infectious disease is still a main health problem in Indonesia. Staphylococcus aureus is one
of the bacteria that play a major role in causing infectious diseases. Quest for finding
effective treatment is endeavored including antibacterial agents. Guava (Psidium guajava
Lamk.) leaf contains tannin, eugenol, triterpenoid saponin, and flavonoid quercetin is
believed to have an antibacterial activity. This research aimed to determine the antibacterial
effect of guava (Psidium guajava Lamk.) leaf extract on Staphylococcus aureus In Vitro.
Samples of bacteria were obtained from clinical isolates provided by the Microbiology
Laboratory of the School of Medicine Brawijaya University. The extract concentrations used
were 1%; 1,5%; 2%; 2,5%; and 3%. The method used was the tube dilution method. The
method of analysis was the parametric one way ANOVA analysis with = 0.05. The
statistical analysis showed significant differences in changes of guava leaf extract
concentrations to the S. aureus colony count. The correlation test showed a close
relationship between the extract concentrations with the colony count i.e. the higher the
extract concentration, the lower the colony count. Minimum Inhibitory Concentration (MIC)
could not be found due to the thickness of the extract whereas Minimum Bactericidal
Concentration (MBC) was 3%. The conclusion of this research was that guava (Psidium
guajava Lamk.) leaf extract had an antibacterial effect on Staphylococcus aureus In Vitro.
Keywords: Staphylococcus aureus, guava leaf extract, antibacterial
PENDAHULUAN
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian. Desain penelitian
yang digunakan adalah true experimental
design post test control only dengan
pengulangan yang sesuai dengan rumus
pengulangan. Metode penelitian ini yaitu
dengan tube dilution test yang meliputi
dua tahap yaitu tahap pengujian bahan
pada media Mueller Hinton Broth yang
ditujukan untuk menentukan KHM (Kadar
Hambat
Minimum)
dan
tahap
penggoresan pada NAP (Nutrient Agar
Plate) untuk menentukan KBM (Kadar
Bunuh Minimum). Penelitian ini dilakukan
dengan tujuan mengetahui efek antibakteri
dari daun jambu biji terhadap bakteri S.
aureus secara in vitro.
Sampel Penelitian. Sampel bakteri yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu isolat
bakteri S. aureus yang diperoleh dari
Laboratorium
Mikrobiologi
Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya Malang
berasal dari gangren pasien Diabetes
Mellitus Rumah Sakit Syaiful Anwar
(RSSA) Malang. Jumlah pengulangan
adalah empat kali.
Lokasi Penelitian. Penelitian ini dilakukan
di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya Malang.
2
Gambar 1 Pengamatan Tingkat Kekeruhan Ekstrak Daun Jambu Biji pada Tiap Tabung
Keterangan gambar :
a. Suspensi bakteri dan ekstrak daun jambu biji dengan konsentrasi 3 %
b. Suspensi bakteri dan ekstrak daun jambu biji dengan konsentrasi 2,5 %
c. Suspensi bakteri dan ekstrak daun jambu biji dengan konsentrasi 2 %
d. Suspensi bakteri dan ekstrak daun jambu biji dengan konsentrasi 1,5 %
e. Suspensi bakteri dan ekstrak daun jambu biji dengan konsentrasi 1%
f. K positif : kontrol bakteri dengan konsentrasi ekstrak daun jambu biji 0%
Tabel 1 Hasil Pengamatan Jumlah Koloni Staphylococcus aureus pada NAP
Konsentrasi
Ekstrak
Daun
Jambu Biji
1%
1,5%
2%
2,5%
3%
OI
38
11
4
2
0
1.575.495
40,57,594
12,253,403
6,752,754
1,751,258
00
1.632.015
Tak terhingga
RATA-RATA KOLONI
PERTUMBUHAN KOLONI
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
1%
1,5%
2%
2,5%
3%
KONSENTRASI
Gambar 2 Grafik Hasil Jumlah Koloni Tiap Isolat terhadap Berbagai Konsentrasi
Ekstrak Daun Jambu Biji
PEMBAHASAN
Penelitian ini dimaksudkan untuk
mengetahui efektifitas ekstrak daun jambu
biji
sebagai
antibakteri
terhadap
Staphylococcus aureus (S. aureus) secara
in vitro dengan metode tube dilution test.
Isolat bakteri yang digunakan yaitu isolat
S. aureus yang diambil dari bahan
pemeriksaan pus gangrene penderita
diabetes mellitus yang diambil oleh analis
Laboratorium
Mikrobiologi
Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya Malang.
Ekstrak yang digunakan dalam
penelitian ini adalah ekstrak daun jambu
biji. Ekstrak didapatkan dengan cara
ekstraksi metode Soxhlet yang dilakukan
7
KESIMPULAN
1. Ekstrak daun jambu biji (Psidium
guajava L) memiliki daya antibakteri
terhadap bakteri Staphylococcus aureus
secara invitro.
2. Kadar Hambat Minimum (KHM) belum
dapat disimpulkan sedangkan Kadar
Bunuh Minimum (KBM) ekstrak daun
jambu
biji
terhadap
bakteri
Staphylococcus aureus adalah pada
konsentrasi 3%.
3. Terdapat hubungan korelasi negatif
kuat dan regresi y = 39,7 - 9,15x antara
ekstrak daun jambu biji dengan jumlah
koloni Staphylococcus aureus.
Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
tentang daya antibakteri daun jambu biji
dengan metode dekok.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
untuk mengetahui daya antibakteri ekstrak
daun jambu biji terhadap bakteri lain.
3. Perlu dilakukan penelitian mengenai
cara ekstraksi lain yang lebih baik dalam
mengambil zat aktif dalam daun jambu biji.
DAFTAR PUSTAKA
1. Gitawati, R., Isnawati, A. 2007. Pola
Sensitivitas Kuman dari Isolat Hasil Usap
Tenggorok Penderita Tonsilofaringitis Akut
Terhadap
Beberapa
Antimikroba
Betalaktam di Puskesmas Jakarta Pusat.
(online)
(http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/144_
10PolaSensitivitasKuman.pdf/144_10Pola
SensitivitasKuman.html. Diakses tanggal
17 Oktober 2009).
2. Brunton, L. L. 2006. Goodman and
Gillmans The Pharmacological Basis of
Therapeutics Eleventh Edition. USA: The
McGraw-Hill Companies, Inc.
3. Gillespie, H. S., Bamford, B. K. 2000.
Medical Microbiology and Infection at a
Glance. London: Blackwell Science.
4. Winarno, Wien M. Jambu Biji Menyetop
Diare.
1998.
(online).
(http://www.indomedia.com/Intisari/1998/n
ovember/alternatif.html. Diakses tanggal
12 November 2009).
5. Kartasapoetra, G. 1996. Budidaya
Tanaman Berkhasiat Obat. Jakarta:
Rineka Cipta.
9