Anda di halaman 1dari 21

Penyakit yang Disebabkan oleh Jamur

Jamur merupakan salah satu mikroorganisme penyebab penyakit pada manusia. Penyakit yang
disebabkan jamur pada manusia disebut mikosis, yaitu mikosis superficial dan mikosis sistemik.
Mikosis superfisial merupakan mikosis yang menyerang kulit, kuku, dan rambut terutama
disebabkan oleh 3 genera jamur, yaitu Trichophyton, Microsporum, dan Epidermophyton.
Sedangkan mikosis sistemik merupakan mikosis yang menyerang alat-alat dalam, seperti
jaringan sub-cutan, paru-paru, ginjal, jantung, mukosa mulut, usus, dan vagina.
Beberapa jenis mikosis superfisial antara lain sebagai berikut.
Tinea capitis
Merupakan infeksi jamur yang menyerang stratum corneum kulit kepala dan rambut kepala,
yang disebabkan oleh jamur Mycrosporum dan Trichophyton. Gejalnya adalah rambut yang
terkena tampak kusam, mudah patah dan tinggal rambut yang pendek-pendek pada daerah yang
botak. Pada infeksi yang berat dapat menyebabkan edematous dan bernanah.
Tinea favosa
Merupakan infeksi pada kulit kepala, kulit badan yang tidak berambut dan kuku. Penyebabnya
adalah Trichophyton schoenleinii. Gejalnya berupa bintik-bintik putih pada kulit kepala
kemudian membesar membentuk kerak yang berwarna kuning kotor. Kerak ini sangat lengket
daln bila diangkat akan meninggalkan luka basah atau bernanah.
Tinea barbae
Merupakan infeksi jamur yang menyerang daerah yang berjanggut dan kulit leher, rambut dan
folikel rambut. Penyebabnya adalah Trichophyton mentagrophytes, Trichophyton violaceum,
Microsporum cranis.
Dermatophytosis (Tinea pedis, Athele foot)
Merupakan infeksi jamur superfisial yang kronis mengenai kulit terutama kulit di sela-sela jari
kaki. Dalam kondisi berat dapat bernanah. Penyebabnya adalah Trichophyton sp.
Tinea cruris
Merupakan infeksi mikosis superfisial yang mengenai paha bagian atas sebelah dalam. Pada
kasus yang berat dapat pula mengenai kulit sekitarnya. Penyebabnya adalah Epidermophyton
floccosum atau Trichophyton sp.
Tinea versicolor (panu)
Merupakan mikosis superfisial dengan gejala berupa bercak putih kekuning-kuningan disertai
rasa gatal, biasanya pada kulit dada, bahu punggung, axilla, leher dan perut bagian atas.
Penyebabnya adalah Malassezia furtur.

malassezia furfur

Tinea circinata (Tinea corporis)


Merupakan mikosis superfisial berbentuk bulat-bulat (cincin) dimana terjadinya jaringan
granulamatous, pengelupasan lesi kulit disertai rasa gatal. Gejalanya bermula berupa papula
kemerahan yang melebar.
Otomycosis (Mryngomycosis)
Merupakan mikosis superfisial yang menyerang lubang telinga dan kulit di sekitarnya yang
menimbulkan rasa gatal dan sakit. Bila ada infeksi sekunder akan menjadi bernanah.
Penyebabnya adalah Epidermophyton floccosum dan Trichophyton sp.
Beberapa jenis mikosis sistemik antara lain sebagai berikut.
Nocardiosis
Merupakan mikosisi yang menyerang jaringan subkutan, yakni terjadi pembengkakan jaringan
yang terkena dan terjadinya lubang-lubang yang mengeluarkan nanah dan jamurnya berupa
granula. Penyebabnya adalah Nocardia asteroides.
Candidiasis
Merupakan mikosis yang menyerang kulit, kuku atau organ tubuh seperti hantung dan paru-paru,
selaput lendir dan juga vagina. Infeksi ini terjadi karena faktor predisposisi, misalnya diabetes,
AIDS, daerah kulit yang lembab dan obesitas. Penyebabnya adalah Candida albicans.
Actinomycosis
Merupakan mikosis yang ditandai dengan adanya jaringan granulomatous, bernanah disertai
dengan terjadinya abses dan fistula. Penyebabnya adalah Actinomyces bovis.
Maduromycosis (Madura foot)
Merupakan mikosis pada kaki yang ditandai dengan terjadinya massa granulomatous yang
biasanya meluas ke jaringan lunak dan tulang kaki. Gejalanya dimulai dengan adanya lesi pada

tapak kaki bagian belakang, timbul massa granulomatous dan abses yang kemudian terjadi sinussinus yang mengeluarkan nanah dan granula. Penyebabnya adalah Allescheris boydii,
Cephalosporium falciforme, Madurella mycetomi, dan Madurella grisea
Coccidioidomycosis
Merupakan mikosis yang mengenai paru-paru yang disebabkan oleh Coccidioides immitis.
Gejalnya mirip dengan pneumonia yang lain, berupa batuk dengan atau tanpa sputum yang
biasanya disertai dengan pleuritis,
Sporotrichosis
Merupakan mikosis yang bersifat granulomatous menimbulkan terjadinya benjolan gumma,
ulcus dan abses yang biasanya mengenai juga kulit dan kelenjar lympha superfisial.
Penyebabnya adalah Sporotrichum schenckii. Gejala awalnya berupa benjolan (nodul) di bawah
kulit kemudian membesar, merah, meradang, mengalami nekrosis kemudian terbentuk ulcus.
Nodul yang sama terjadi sepanjang jaringan lympha.
Blastomycosis
Merupakan mikosis yang menyerang kulit, paru-paru, viscera, tulang dan sistem saraf.
Penyebabnya adalah Blastomyces dermatitidis dan Blastomyces brasieliensis. Blastomycosis
kulit gejalanya brupa papula atau pustula yang berkembang menjadi ulcus kronis dengan
jaringan granulasi pada alasnya. Kulit yang sering terkena adalah wajah, leher, lengan dan kaki.
Bila menyerang organ dalam, gejalanya mirip tuberculosis.
http://mawarmawar.wordpress.com/2009/02/27/penyakit-yang-disebabkan-olehjamur/

Panu atau panau


Panau atau Panu adalah salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh
jamur,penyakit panu ditandai dengan bercak yang terdapat pada kulit disertai rasa
gatal pada saat berkeringat. Bercak-bercak ini bisa berwarna putih, coklat atau
merah tergantung warna kulit si penderita.
Panau paling banyak dijumpai pada remaja usia belasan. Meskipun begitu panau
juga bisa ditemukan pada penderita berumur tua.
Cara pencegahan penyakit kulit Panau dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan
kulit, dan dapat diobati dengan obat anti jamur yang dijual di pasaran, dan dapat
juga diobati dengan obat-obatan tradisional seperti daun sirih yang dicampur
dengan kapur sirih dan dioles pada kulit yang terserang Panau.
Infeksi Jamur Kulit
Jamur dapat tumbuh di permukaan kulit kita, dan menyebabkan kerusakan tekstur

kulit sehingga terlihat buruk.


Belum lagi, rasa gatal yang sering menyerang menyertai infeksi jamur tersebut. Jika
tidak segera di atasi, jamur kulit dengan cepat menyebar ke jaringan kulit yang
lebih luas.
Penyebab :
Hingga kini diketahui ada 3 jenis jamur yang menyerang kulit, yaitu;
-Tinea kapitis
Infeksi jamur ini menyerang kulit yang berambut, seperti kulit kepala, alis, dan bulu
mata.
-Microsporum canis
Jamur ini menyerang kulit tubuh, dan lebih sering dialami oleh anak-anak. Infeksi
kulit yang disebabkan terlihat membengkak seperti sarang lebah. Jenis jamur ini
diketahui cepat menular, karena berpindah secara mudah melalui sentuhan.
-Tinea kruris
Infeksi jamur kulit yang menyerang lipatan paha, daerah selangkangan, dan sekitar
anus.
Gejala: Sepintas, gejala yang ditunjukkan infeksi jamur kulit terlihat serupa, yaitu;
kulit kemerahan, bersisik, terjadi penebalan (pembengkakan), dan disertai rasa
gatal.
Namun, Infeksi jamur kulit, tidak hanya disebabkan oleh satu jenis jamur saja. Jika
diteliti, maka setiap jenis jamur menimbulkan gejala yang berbeda, serta
menyerang kulit pada area tubuh yang berbeda.
CaraMengatasi
Pengobatan infeksi jamur dilakukan dengan memperhatikan jenis jamur. Karenanya
kita disarankan untuk mengobati infeksi jamur dengan menggunakan obat
antijamur.
Gunakan obat antijamur sesuai saran pemakaian atau petunjuk dokter agar infeksi
jamur teratasi maksimal. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah menjaga

kesehatan kulit, dengan cara menghindari bertukar handuk, baju, atau sisir dengan
orang lain, serta mandi 2 kali sehari.
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/2042123jenis-jenis-penyakit-kulit-bagian/

OBAT JAMUR KULIT

Umumnya, obat jamur kulit ini bekerja menghambat jamur dengan mengganggu aktivitas sel
jamur sehingga menjadi rusak. Obat jamur kulit diberikan berupa krim atau salep yang dapat
dioleskan langsung pada daerah yang terinfeksi jamur. Namun, suatu obat jamur secara sistemik
diperlukan sebagai tambahan bila infeksi sudah meluas.
I.

Penggolongan obat Jamur Kulit

Obat jamur kulit yang ada di Indonesia , antara lain:


1.

Griseofulvin

Obat ini efektif untuk infeksi jamur di kulit, rambut, dan kuku yang disebabkan
berbagai jamur dermatofit seperti Trichophyton, Epidermophyton, dan
Microsporum. Griseofulvin bekerja dengan menghambat mitoisi jamur dengan
mengikat protein mikrotubuler dalam sel.
2.

Imidazol dan Triazol

Obat jamur golongan imidazol mempunyai spektrum yang luas. Kelompok ini
adalah mikonazol, klotrimazol, ekonazol, isokonazol, tiokonazol, dan bifonazol.
Angka penyembuhan tinea pedis dengan mikonazol sebesar 95%.
3.

Tolnaftat

Tolnaftat merupakan suatu tiokarbamat yang efektif untuk sebagian besar


dermatofitosis yang disebabkan T. Rubrum, T. metagrophites, T. tonsurans, E.
Floccosum, M.canis, M. Auduoini dan P.orbiculare tapi tidak efektif terhadap
candida. Angka penyembuhan tolnaftat pada tinea pedis sebesar 80%.
4.

Nistatin

Obat ini merupakan suatu antibiotik polien yang dihasilkan oleh Streptomyces
noursei. Nistatin terutama digunakan infeksi kandida di kulit, selaput lendir dan
saluran cerna.

5.

Lainnya

kandisidin, asam benzoat dan asam salisilat, asam uindesilat, haloprogin,


natamisin, siklopiroks olamin.

II.

Infeksi jamur kulit

Infeksi jamur kulit kerap diderita oleh masyarakat yang tinggal di negara beriklim tropis.
Indonesia memiliki iklim tropis yang berakibat suhu udara yang panas dan lembab
sehingga menguntungkan bagi pertumbuhan organisme seperti jamur dan parasit.
Jamur dapat tumbuh pada daerah kulit manusia yang lembab misalnya ketiak,
selangkangan, sela jemari kaki, lipatan kulit yang lembab, di bawah lipatan payudara,
atau di lipatan bokong. Bagian-bagian kulit tersebut selain lembab, sering tidak kering
setiap kali habis mandi.
Infeksi jamur sendiri dibedakan menurut lokasi bersarangnya sebagai berikut;
1. Tinea capitis bila menyerang kulit kepala, rambut, alis, dan bulu mata.
2. Tinea barbae yang singgah di dagu dan pipi yang biasa ditumbuhi cambang.
3. Tinea manuum yang mendarat di tangan dan telapak tangan.
4. Tinea unguinum bisa menyerang kuku hingga rusak, rapuh, dan bentuknya
tak lagi normal. Di bagian bawah kuku bakal menumpuk sisa jaringan kuku
rapuh.
5. Tinea pedis yang menyelip di sela-sela jari dan telapak kaki, dikenal juga
dengan athlete's foot, ringworm of the foot, kutu air atau rangen kata orang
Jawa, paling sering bercokol di antara jari ke-4 dan ke-5, yang kerap meluas
ke bawah jari dan sela jari-jari lain.
6. Pityriasis versicolor alias panu, yang kerap muncul dibadan, ketiak, lipatan
paha, lengan, tungkai atas, leher, wajah, dan kulit kepala. Bentuknya berupa
bercak bersisik halus putih hingga kecokelatan. Panu merupakan penyakit
jamur permukaan menahun dan tak memberikan keluhan berarti.
7. Tinea corporis atau kadas (kurap) timbul di leher atau badan, ditandai dengan
munculnya bercak bulat atau lonjong, berbatas tegas antara yang
kemerahan, bersisik, dan berbintil. Daerah tengahnya biasanya lebih

"tenang", tak berbintil. Bila dibiarkan, bisa menjadi penyakit menahun,


keluhannya pun jadi samar-samar hingga menimbulkan infeksi bakteri.
8. Tinea cruris atau infeksi jamur di lipatan paha, daerah bawah perut, kelamin
luar, selangkangan, dan sekitar anus. Penyakit yang satu ini kerap dianggap
enteng, karena lebih enak digaruk ketimbang diobati. Tak jarang jamur
selangkangan ini wujudnya menjadi tak karuan. Kulit selangkangan pun lebih
legam, meradang dan basah bergetah, terutama jika jamur sudah
ditunggangi infeksi oleh kuman lain.
9. Candidosis. Infeksi jamur Candida sp. ini banyak menyerang kulit dan vagina
kaum hawa. Umumnya tak berbahaya, meski dapat meradang. Kehadirannya
ditandai dengan penebalan kulit, dadih putih bak kotoran, peradangan, dan
sakit saat buang air kecil atau senggama.
Penyakit jamur dapat berlangsung selama bertahun-tahun. Setelah diobati
dengan obat jamur, biasanya penyakit akan mereda, tapi kemudian kambuh
lagi. Hal ini yang menimbulkan persepsi bahwa penyakit jamur sukar
disembuhkan.

Sebenarnya penyakit jamur bisa disembuhkan. Hanya saja jamur kulit sering tidak diobati
sampai tuntas dan salah memilih obat antijamur. Untuk pemilihan obat jamur dan anti parasit
topikal yang tepat ada baiknya anda periksakan diri dan konsultasi ke dokter spesialis kulit.
http://medicastore.com/apotik_online/obat_kulit/obat_jamur_kulit.htm
Fungi pada Manusia
A. Pengertian Fungi
Fungi adalah organisme yang terdapat dimana-mana di bumi, baik di daerah tropik,
subtropik, di kutub utara, maupun antarika. Fungi juga ditemukan di darat, di
perairaian tawar, di laut, di mangrove, di bawah permukaan tanah, di kedalaman
laut, dipengunungan, maupun di udara.
Banyak faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan fungi, antara lain
kelembapan, suhu, keasaman substrat, pengudaraan, dan kehadiran
nutriennutrien yang diperlukan.
Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa Fungi adalah nama regnum dari
sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya
di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya.
Fungi memiliki bermacam-macam bentuk. Awam mengenal sebagian besar anggota
Fungi sebagai jamur, kapang, khamir, atau ragi, meskipun seringkali yang dimaksud
adalah penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya sendiri. Kesulitan dalam
mengenal fungi sedikit banyak disebabkan adanya pergiliran keturunan yang
memiliki penampilan yang sama sekali berbeda (ingat metamorfosis pada serangga

atau katak).
Fungi memperbanyak diri secara seksual dan aseksual. Perbanyakan seksual
dengan cara :dua hifa dari jamur berbeda melebur lalu membentuk zigot lalu zigot
tumbuh menjadi tubuh buah, sedangkan perbanyakan aseksual dengan cara
membentuk spora, bertunas atau fragmentasi hifa.
Jamur memiliki kotak spora yang disebut sporangium. Di dalam sporangium
terdapat spora. Contoh jamur yang membentuk spora adalah Rhizopus. Contoh
jamur yang membentuk tunas adalah Saccharomyces.
Sedangkan dari sudut lain mengatakan bahwa fungi adalah mikroorganisma
eukaryotik yang hidup secara saprofit karena tidak dapat berfotosintesa. Pada
dasarnya sel -sel fungi hampir sama dengan sel - sel hewan. Bahkan hal ini juga
yang menjadi salah satu alasan mengapa sulit ditemukan strategi yang tepat dalam
mengobati infeksi oleh jamur tanpa berefek toksik bagi inang / host nya.
Di alam ini fungi dapat bersifat sangat merugikan manusia dengan menimbulkan
infeksi (penyakit) dan toksin yang dihasilkan ataupun bersifat menguntungkan
dengan menghasilkan produk - produk yang dapat digunakan oleh manusia sebagai
contoh antibiotika, vitamin, asam organik dan enzim.
Infeksi yang ditimbulkan oleh fungi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu : infeksi yang
ditimbulkan karena fungi sebagai individu bersarang atau menyerang tubuh kita
(mengakibatkan infeksi) atau produk yang dihasilkan oleh fungi yang masuk ke
dalam tubuh kita (tanpa sengaja) yang bersifat toksik dan mematikan, sebagai
contoh : produk aflatoxin.
Beberapa antibiotika yang dihasilkan oleh fungi sebagai contoh penisilin dan
sefalosporin sangat bermanfaat bagi perkembangan dunia klinis. Produk ini bersifat
efektif melawan bakteri gram positif maupun gram negatif yang bersifat sangat
merugikan kita.
Berdasarkan suhu, dikenal fungsi termofil, mesofil dan psikofil, berdasarkan pH
lingkungan, dikenal fungsi basofil, asidofil, dan netrofil. Berdasarkan oksigen bebas
yang ada dilingkungan fungi dapat dikelompokkan sebagai fungi aerob dan fungi
anaerob. Misalnya fungi yang hidup dalam rumen ternak dan sejumlah khamir yang
berperan pada permbuatan bir.
Fungi dapat hidup dalam lingkungan yang ekstrem dan dikenal sebagai fungsi
termofil apabila tumbuh baik pada suhu di atas 550C.
Posisi Fungi dalam Taksonomi

Fungi dulu dikelompokkan sebagai tumbuhan. Dalam perkembangannya, fungi


dipisahkan dari tumbuhan karena banyak hal yang berbeda. Fungi bukan autotrof
seperti tumbuhan melainkan heterotrof sehingga lebih dekat ke hewan. Usaha
menyatukan fungi dengan hewan pada golongan yang sama juga gagal karena
fungi mencerna makanannya di luar tubuh (eksternal), tidak seperti hewan yang
mencerna secara internal.
Selain itu, sel-sel fungi berdinding sel yang tersusun dari kitin, tidak seperti sel
hewan.
Cara Hidup Fungi hidup menyerap zat organik dari lingkunganya.
Berdasarkan cara memperoleh makannya, fungi mempunyai sifat sebagai berikut:
1 Saprofit
2 Parasit
3 Mutual
Habitat
Fungi hidup pada lingkungan yang beragam namun sebagian besar jamur hidup di
tempat yang lembab. Habitat fungi berada di darat (terestrial) dan di tempat
lembab. Meskipun demikian banyak pula fungi yang hidup pada organisme atau
sisa-sisa organisme di laut atau di air tawar. Jamur juga dapat hidup di lingkungan
yang asam.
Sedangkan reproduksinya fungi melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual.
Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan kuncup atau tunas pada
jamur uniselule serta pemutusan benang hifa (fragmentasi miselium) dan
pembentukan spora aseksual (spora vegetatif) pada fungi multiseluler.
Reproduksi jamur secara seksual dilakukan oleh spora seksual. Spora seksual
dihasilkan secara singami. Singgami terdiri dari dua tahap, yaitu tahap plasmogami
dan tahap kariogami. Jamur dibagi Menjadi 6 divisi :
1) Myxomycotina (Jamur lendir)
Myxomycotina merupakan jamur yang paling sederhana.
Mempunyai 2 fase hidup, yaitu: Fase vegetatif (fase lendir) yang dapat bergerak
seperti
Amuba, disebut plasmodium Fase tubuh buah
Reproduksi : secara vegetatif dengan spora, yaitu spora kembara yang disebut
myxoflagelata.
Contoh spesies : Physarum polycephalum
2) Oomycotina

Tubuhnya terdiri atas benang/hifa tidak bersekat, bercabang-cabang dan


mengandung banyak inti.
Reproduksi
o Vegetatif : yang hidup di air dengan zoospora yang hidup di darat dengan
sporangium dan konidia
o Generatif : bersatunya gamet jantan dan betina membentuk oospora
yang selanjutnya tumbuh menjadi individu baru. Contoh spesies: a) Saprolegnia
sp. : hidup saprofit pada bangkai ikan, serangga darat
maupun serangga air
b) Phytophora infestans: penyebab penyakit busuk pada kentang Nama lainnya
Fungi Imperfecti (jamur tidak sempurna) dinamakan demikian karena pada jamur ini
belum diketahui dengan pasti cara pembiakan secara generatif.
Contoh : Jamur Oncom sebelum diketahui pembiakan generatifnya dinamakan
Monilia sitophila tetapi setelah diketahui pembiakan generatifnya yang berupa
askus namanya diganti menjadi Neurospora sitophila dimasukkan ke dalam
Ascomycotina.
Banyak penyakit kulit karena jamur (dermatomikosis) disebabkan oleh jamur dari
golongan ini, misalnya :Epidermophyton fluocosum penyebab penyakit kaki atlit,
Microsporum sp., Trichophyton sp. penyebab penyakit kurap.
Lichenes / Likenes
Likenes adalah simbiosis antara ganggang dengan jamur, ganggangnya berasal dari
ganggang hijau atau ganggang biru, jamurnya berasal dari Ascomycotina atau
Basidiomycotina. Likenes tergolong tumbuhan pionir/vegetasi perintis karena
mampu hidup di tempat-tempat yang ekstrim.
Mikosis Subkutan
Adalah Infeksi oleh jamur yang mengenai kulit, mengenai lapisan bawah kulit
meliputi otot dan jaringan konektif (jaringan subkutis) dan tulang.
1. Sporotrichosis : Akibat infeksi Sporothrix schenckii, yang merupakan jamur degan
habitat pada tumbuh-tumbuhan atau kayu. Invasi terjadi ke dalam kulit melalui
trauma, kemudian menyebar melalui aliran getah bening. Klinis : Terbentuk abses
atau tukak pada lokasi yang terinfeksi, Getah bening menjadi tebal, Hampir tidak
dijumpai rasa sakit, terkadang penyebaran infeksi terjadi juga pada persendian dan
paru-paru. Akibat secara histologi adalah terjadinya peradangan menahun, dan
nekrosis.

Pengobatan : Pada kasus infeksi dapat sembuh dengan sendirinya walaupun


menahun, meskipun demikian dapat juga diberikan Kalium iodida secara oral
selama beberapa minggu.
2. Kromoblastosis : infeksi kulit granulomatosa progresif lambat yang disebabkan
oleh Fonsecaea pedrosoi, Fronsecaea compacta, Phialophora verrucosa,
Cladosporium carrionii. Habitat jamur ini adalah di daerah tropik, terdapat di dalam
tumbuhan atau tanah, di alam berada dalam keadaan saprofit. Klinis : Terbentuknya
nodul verrucous atau plaque pada jaringan subkutan.
Jamur masuk melalui trauma ke dalam kulit biasanya pada tungkai atau kaki,
terbentuk pertumbuhan mirip kutil tersebar di aliran getah bening .
Pencegahan : Pemakaian sepatu pada saat beraktifitas di lingkungan terbuka
(lapangan tanah, sawah, kebun dll.)
Pengobatan : Dilakukan pembedahan pada kasus lesi yang kecil, sedangkan untuk
lesi yang lebih besar dilakukan kemoterapi dengan flusitosin atau itrakonazol.
3. Mycetoma (madura foot) : Infeksi pada jaringan subkutan yang disebabkan oleh
jamur Eumycotic mycetoma dan atau kuman (mikroorganisme) mirip jamur yang
disebut Actinomycotic mycetoma.
Klinis : ditandai dengan pembengkakan seperti tumor dan adanya sinus yang
bernanah. Jamur masuk ke dalam jaringan subkutan melalui trauma, terbentuk
abses yang dapat meluas sampai otot dan tulang. Jamur terlihat terlihat sebagai
granula padat dalam nanah. Jika tidak diobati maka lesi-lesi akan menetap dan
meluas ke dalam dan ke perifer sehingga berakibat pada derormitas.
Pencegahan : Pemakaian sepatu pada saat beraktifitas di lingkungan terbuka
( lapangan tanah, sawah, kebun dll.)
Pengobatan : dengan kombinasi streptomisin, trimetropin-sulfametoksazol, dan
dapson pada fase dini sebelum terjadi demorfitas. Pembuatan drainase melaui
pembedahan dapat membantu penyembuhan.
Mikosis Sistemik
Adalah infeksi jamur yang mengenai organ internal dan jaringan sebelah dalam.
Seringkali tempat infeksi awal adalah paru-paru, kemudian menyebar melalui
darah. Masing-masing jamur cenderung menyerang organ tertentu.
Semua jamur bersifat dimorfik, artinya mempunyai daya adaptasi morfologik yang

unik terhadap pertumbuhan dalam jaringan atau pertumbuhan pada suhu 37 o C.


Mikosis subkutan akut kerapkali juga berdampak pada terjadinya mikosis sistemik
melalui terjadinya infeksi skunder.
1. Blastomikosis : infeksi yang terjadi melalui saluran pernafasan, menyerang pada
kulit, paru-paru, organ vicera tulang dan sistem syaraf yang diakibatkan oleh jamur
Blastomycetes dermatitidis dan Blastomycetes brasieliensi Klinis : Kasusnya
bervariasi dari ringan hinga berat, pada kasus ringan .
Biasanya dapat sembuh dengan sendirinya. Berbagai gejala umum akibat mikosis
ini tidak dapat dibedakan dengan infeksi pernafasan bawah akut lain ( demam,
batuk, berkeringat malam). Jika terjadi penyebaran maka dapat mengakibatkan
timbulnya lesi-lesi pada kulit di permukaan terbuka (leher,muka, lengan dan kaki).
Pengobatan : melalui pemberian ketokonazol dan intrakonazol Dari uraian di atas
bila dipandang dari segi agama. Al-Quran menjelaskan kepada umat manusia
untuk menggunakan apa yang ada dan dianugrahkan di alam seperti menggunakan
dan memelihara jamur pada tempatnya.
Allah menjelaskan dalam hadistnya seperti :
Artinya :Sesungguhnya Allah Swt tidak membuat penyakit kecuali dia buat baginya
obat, maka hendaklah kalian minum susu sapi karena ia menghimpun unsur-unsur
dari semua jenis tumbuhan.
Sedangkan dalam hadits lain Allah menjelaskan :
Artinya :sesungguhnya apa yang tumbuh di bumi ini, ada padanya obat dan racun,
kecuali beras (padi) sesungguhnya ia adalah obat melulu tidak mengandung racun
(HR. Sayyidina Ali KW).
Studi kasus
Seperti pengamatan yang terjadi di bagian Jakarta kebanyakan masyarkaat
merasakan ketahanan metabolisme tubuh yang memegang peranan penting dalam
pembentukan kualitas kesehatan.
Sedikit gangguan saja, berbagai sumber penyakit bisa mengintai. Untuk menjaga
metoblisme tubuh tetap stabil beragam cara bisa dilakukan termasuk salah satunya
dengan mengkonsumsi teh fermentasi jamur Kombucha.
Dari sini penulis dapat mengetahui adanya berbagai kasus yang terjadi seperti yang
dialami sebagian besar masyarakat di Jakarta yang terkait dengan adanya jamur
yang konon jamur yang berasal dari negeri gingseng korea itu diyakini berkhasiat

mempengaruhi tubuh secara menyeluruh, dengan menstabilkan metabolisme tubuh


dan menawarkan racun dengan asam glukuronat.
Hal ini menyebabkan peningkatan kapasitas pertahanan endogenis tubuh terhadap
pengaruh beracun dan tekanan lingkungan, sehingga metabolisme sel yang rusak
diperkuat, dan berlanjut dengan pemulihan kesehatan tubuh.
Hal itu diperkuat dari beberapa penelitian yang telah dilakukan mengkonsumsi teh
jamur Kombucha bisa mengobati sembelit, memperbaiki kondisi tubuh, bermanfaat
melawan arteriosclerosis, memulihkan fungsi alat pencernaan, bermanfaat bagi
penderita stres mental, menawarkan racun dan membunuh kanker.
Hal itu dihasilkan selama proses fermentasi dan oksidasi berlangsung (8-12 hari),
sehingga terjadi berbagai reaksi pada larutan teh-manis secara asimilatif dan
disimilatif. Jamur teh memakan gula, dan sebagai gantinya memproduksi zat-zat
bermanfaat yang dalam minuman tersebut, seperti asam glukuronat, asam laktat,
vitamin, asam amino, antibiotik, serta zat-zat lain.
Maka dari itu, jamur kombucha ini bagaikan sebuah pabrik biokimia mini. Seperti
apa bentuknya? Secara karakteristik, jamur tersebut terdiri dari gelatinoid serta
membrane jamur yang liat dan berbentuk piringan bulat serta hidup dalam
lingkungan nustrisi teh-manis yang akan tumbuh secara berulang sehingga
membentuk susunan piringan berlapis.
Piringan pertama akan tumbuh pada lapisan paling atas yang akan memenuhi
lapisan, kemudian disusul oleh pertumbuhan piringan berlapis-lapis dibawahnya
yang akan menebal.
Bila dirawat secara benar, jamur ini akan tumbuh pesat dan sehat Di Indonesia,
untuk mendapatkan Kombucha terbilang mudah. Karena sudah banyak dijual
dipasaran.
Rata-rata harga yang ditawarkan untuk bibit jamur Kombucha 100 ribu150 ribu
rupiah. Dengan mencerna 1 liter air.
Bibit jamur kombucha dapat dilarutkan ke dalam larutan teh dengan wadah toples.
Tentu pemilihan wadah patut mempertimbangkan bahan yang khusus bahan
pangan.
Berdasarkan uraian materi di atas dapat penulis simpulkan bahwa :
1 Fungi adalah organisme yang terdapat dimana-mana di bumi, baik di daerah
tropik, subtropik, di kutub utara, maupun antarika. Fungi juga ditemukan di darat, di
perairaian tawar, di laut, di mangrove, di bawah permukaan tanah, di kedalaman
laut, dipengunungan, maupun di udara.

2 Fungi dulu dikelompokkan sebagai tumbuhan. Dalam perkembangannya, fungi


dipisahkan dari tumbuhan karena banyak hal yang berbeda.
3 Fungi hidup menyerap zat organik dari lingkunganya
4 Fungi hidup pada lingkungan yang beragam namun sebagian besar jamur hidup di
tempat yang lembab. Habitat fungi berada di darat (terestrial) dan di tempat
lembab.
DAFTAR PUSTAKA
1 Moore RT. 1980. "Taxonomic proposals for the classification of marine yeasts and
other yeast-like fungi including the smuts". Botanica Marine 23: 36173 The
classification system presented here is based on the 2007 phylogenetic study by
Hibbett et all
2 http://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?tabID=61&id=98263&src=a
3 Entjang. Indan.2003. Mikrobiologi & Parasitologi. PT.Citra Aditya bakti. Bandung.
4 Gould. Dinah.2003. Mikrobiologi Terapan Untuk Perawat. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
5 Melnick. Jawetz. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta.
6 www. arthur@fk.unair.ac.id. 29, Maret 2008
http://www.gudangmateri.com/2010/06/mikologi-fungi-pada-manusia.html

Infeksi Jamur Kulit


Jamur dapat tumbuh di permukaan kulit kita, dan menyebabkan kerusakan tekstur kulit sehingga terlihat
buruk.
Belum lagi, rasa gatal yang sering menyerang menyertai infeksi jamur tersebut. Jika tidak segera di atasi,
jamur kulit dengan cepat menyebar ke jaringan kulit yang lebih luas.
Penyebab
Hingga kini diketahui ada 3 jenis jamur yang menyerang kulit, yaitu;

Tinea kapitis
Infeksi jamur ini menyerang kulit yang berambut, seperti kulit
kepala, alis, dan bulu mata.
Microsporum canis
Jamur ini menyerang kulit tubuh, dan lebih sering dialami oleh
anak-anak. Infeksi kulit yang disebabkan terlihat membengkak
seperti sarang lebah. Jenis jamur ini diketahui cepat menular,
karena berpindah secara mudah melalui sentuhan.
Tinea kruris
Infeksi jamur kulit yang menyerang lipatan paha, daerah
selangkangan, dan sekitar
anus.

Gejala
Sepintas, gejala yang ditunjukkan infeksi jamur kulit terlihat serupa, yaitu; kulit kemerahan, bersisik,
terjadi penebalan (pembengkakan), dan disertai rasa gatal.
Namun, Infeksi jamur kulit, tidak hanya disebabkan oleh satu jenis jamur saja. Jika diteliti, maka setiap
jenis jamur menimbulkan gejala yang berbeda, serta menyerang kulit pada area tubuh yang berbeda.

Cara Mengatasi
Pengobatan infeksi jamur dilakukan dengan memperhatikan jenis jamur. Karenanya kita disarankan untuk
mengobati infeksi jamur dengan menggunakan obat antijamur.
Gunakan obat antijamur sesuai saran pemakaian atau petunjuk dokter agar infeksi
jamur teratasi maksimal. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah menjaga kesehatan kulit, dengan cara
menghindari bertukar handuk, baju, atau sisir dengan orang lain, serta mandi 2 kali sehari.

http://www.conectique.com/tips_solution/health/disease/article.php?article_id=3172

penyakit jamur disebut mycoses dan mereka mempengaruhi manusia dapat dibagi menjadi empat
kelompok berdasarkan tingkat penetrasi ke dalam jaringan tubuh:
1. Superficial mycoses are caused by fungi that grow only on the surface of the skin or hair.
mycoses superfisial disebabkan oleh jamur yang tumbuh hanya di permukaan kulit atau
rambut.
2. Cutaneous mycoses or dermatomycoses include such infections as athlete's foot and
ringworm, in which growth occurs only in the superficial layers of skin, nails, or hair.
mycoses Cornu atau dermatomycoses termasuk infeksi seperti kaki atlet dan kurap, di
mana pertumbuhan hanya terjadi di lapisan permukaan kulit, kuku, atau rambutnya.
3. Subcutaneous mycoses penetrate below the skin to involve the subcutaneous, connective,
and bone tissue. Subkutan mycoses menembus di bawah kulit untuk melibatkan
subkutan, ikat, dan jaringan tulang.

4. Systemic or deep mycoses are able to infect internal organs and become widely
disseminated throughout the body. Sistemik atau mycoses mendalam dapat menginfeksi
organ internal dan menjadi disebarluaskan ke seluruh tubuh. This type is often fatal. Tipe
ini sering fatal.
The most common type of subcutaneous mycosis seen worldwide is sporotrichosis, which occurs
most often in gardeners and farmers who come in direct contact with soil. Jenis paling umum
dari mikosis subkutan dilihat seluruh dunia adalah sporotrichosis, yang terjadi paling sering pada
tukang kebun dan petani yang bersentuhan langsung dengan tanah. This is a chronic infection
caused by the fungus Sporothrix schenckii , occurring in three forms. Ini adalah infeksi kronis
yang disebabkan oleh jamur Sporothrix schenckii, terjadi dalam tiga bentuk. The 'cutaneous
lymphatic form' is characterized by a single pustule or nodule that forms at the site of invasion.
The 'bentuk limfatik kutan' ditandai oleh bintil atau nodul tunggal yang terbentuk di situs invasi.
This is followed by lymphatic spread and the development of numerous subcutaneous lesions. Ini
diikuti oleh penyebaran limfatik dan pengembangan berbagai lesi subkutan. This 'disseminated
form' is marked by multiple, painless cutaneous or subcutaneous nodules, which can form into
ulcers or abscesses involving the muscles, joints, bones, eyes, gastrointestinal system, mucous
membranes, and nervous system. Formulir disebarluaskan ini 'ditandai dengan beberapa, nodul
subkutan kulit atau rasa sakit, yang dapat terbentuk menjadi borok atau abses melibatkan otot,
sendi, tulang, mata, sistem pencernaan, selaput lendir, dan sistem saraf. The 'pulmonary form'
results from the inhalation of spores, but produces much the same forms of the disease. The 'hasil
bentuk paru' dari inhalasi spora, tetapi banyak menghasilkan bentuk yang sama penyakit.
Other forms of subcutaneous mycoses occur mostly in the tropics and subtropics and are caused
by several fungal species. Bentuk lain dari mycoses subkutan terjadi terutama di daerah tropis
dan subtropis dan disebabkan oleh beberapa spesies jamur. These conditions are called
chromomycosis (producing wartlike nodules that can ulcerate) and maduromycosis (or
mycetoma -- a chronic slowly progressive destructive infection involving several layers of skin,
producing abscessing granulomas). Kondisi ini disebut chromomycosis (menghasilkan nodul
wartlike yang dapat memborok) dan maduromycosis (atau mycetoma - suatu infeksi kronis yang
merusak perlahan progresif yang melibatkan beberapa lapisan kulit, menghasilkan Granuloma
abscessing). Treatment is difficult and often requires surgical removal of the offending tissues.
Pengobatan sulit dan sering memerlukan operasi pengangkatan jaringan menyinggung.
Dermatomycoses is a superficial fungal infection that penetrates only the epidermis, hair, or
nails. Dermatomycoses adalah infeksi jamur superfisial yang hanya menembus epidermis,
rambut, atau kuku. About thirty different species of the genera Epidermophyton , Microsporum ,
and Trichophyton (collectively known as dermatophytes) cause infections commonly known as
athlete's foot, jock itch, and ringworm. Sekitar tiga puluh spesies yang berbeda dari genera
Epidermophyton, Microsporum, dan Trichophyton (secara kolektif dikenal sebagai dermatofit)
menyebabkan infeksi yang umum dikenal sebagai kaki atlet, gatal atlet, dan kurap. The term
tinea, along with the area of body involved, is also used when referring to these infections. The
tinea panjang, bersama dengan daerah tubuh yang terlibat, juga digunakan ketika mengacu pada
infeksi ini. Tinea is Latin for worm or grub because the infections were originally thought to be
caused by worm-like parasites. Tinea adalah bahasa Latin untuk cacing atau grub karena infeksi
pada awalnya dianggap disebabkan oleh parasit seperti cacing. For example: Sebagai contoh:

1. tinea capitis is an infection of the scalp common in school children; tinea capitis adalah
infeksi kulit kepala sering terjadi pada anak sekolah;
2. tinea corporis is an infection on the body such as ringworm; tinea corporis adalah infeksi
pada tubuh seperti kurap;
3. tinea pedis occurs on the feet especially the classic athlete's foot; tinea pedis terjadi pada
kaki terutama kaki atlet classic;
4. tinea cruris is an infection of the genital area commonly called 'jock itch;' tinea cruris
adalah infeksi daerah genital yang biasa disebut 'gatal atlet;'
5. tinea barbae affects the area of the beard; barbae tinea mempengaruhi daerah jenggot;
6. tinea unguium or onychomycosis is an infection of the toenail or fingernail; tinea
unguium atau onikomikosis adalah infeksi pada kuku atau kuku;
7. tinea manvum affects the hands. manvum tinea mempengaruhi tangan.
Different species afflict different anatomical sites in different ways. spesies yang berbeda-beda
situs menyerang anatomi yang berbeda dengan cara yang berbeda. Dermatophyte fungi typically
causes scaly lesions that tend to be circular (ringworm). dermatofit jamur biasanya menyebabkan
lesi bersisik yang cenderung melingkar (kurap). Dermatophyte fungi are molds, but there are
yeasts that also cause skin infections. Trichophyton rubrum and T. jamur dermatofit adalah
cetakan, tetapi ada juga ragi yang menyebabkan infeksi kulit rubrum. Trichophyton dan T.
mentagrophytes are the dermatophytes that cause athelete's foot. Malassezia furfur causes a type
of dandruff, as well as an infection known as Pityriasis versicolor (formerly Pityrosporum ovale
and P. orbiculare ). M. mentagrophytes adalah dermatofit yang menyebabkan kaki athelete's
furfur. Malassezia menyebabkan jenis ketombe, serta infeksi yang dikenal sebagai versicolor
pityriasis (sebelumnya ovale Pityrosporum dan orbiculare P.). M. furfur is actually a complex of
seven species that are normally harmless, but, for some reason, turn pathogenic at times. furfur
sebenarnya merupakan kompleks tujuh spesies yang biasanya tidak berbahaya, tetapi, untuk
beberapa alasan, putar patogen kali. Infection produces a flaking skin rash and either a bleaching
of the skin or a deposit of more pigment to the area. Infeksi menghasilkan ruam kulit mengelupas
dan baik pemutihan kulit atau deposit pigmen lebih ke daerah. Lesions are generally found on the
trunk, and sport a golden yellow florescent color when an ultraviolet light is shone on them. Lesi
umumnya ditemukan di bagasi, dan olah raga warna kuning emas fluorescent ketika sinar
ultraviolet yang bersinar pada mereka.
Systemic mycoses occur in two basic forms -- respiratory and disseminated tissue. mycoses
sistemik terjadi dalam dua bentuk dasar - pernapasan dan jaringan disebarluaskan. If left
untreated, the disseminated form is usually fatal. Jika tidak diobati, bentuk disebarkan biasanya
fatal. Surgical removal of large pulmonary lesions have been useful in some cases. Bedah
penghapusan lesi paru besar telah berguna dalam beberapa kasus. Other systemic mycoses
include: mycoses sistemik lainnya termasuk:

1. Coccidioidomycosis (valley fever) is caused by Coccidioides immitis , a fungus found in


desert areas and prevalent in the southwestern US and in some areas of Central and South
America. Coccidioidomycosis (demam lembah) disebabkan oleh Coccidioides immitis,
jamur yang ditemukan di daerah gurun dan umum di Amerika Serikat barat daya dan di
beberapa daerah Tengah dan Amerika Selatan. These spores are carried by desert winds
and infect the pulmonary spaces. Spora ini dilakukan oleh angin gurun dan menginfeksi
ruang paru-paru. As many as 80% of the population of the central valleys of California
test positive for this fungus (see more below). Sebanyak 80% dari penduduk lembah
pusat uji California positif untuk jamur ini (lihat lebih lanjut di bawah).
2. Histoplasmosis is caused by the fungus Histoplasma capsulatum , which grows in soil
fertilized by bat droppings. Histoplasmosis disebabkan oleh jamur capsulatum
Histoplasma, yang tumbuh di tanah yang dipupuk kotoran kelelawar. It is most prevalent
in the Ohio River and Mississippi River valleys, where positive skin tests reveal that at
least 80% of the population have been infected. Hal yang paling umum di Sungai Ohio
dan lembah Sungai Mississippi, di mana tes kulit positif menunjukkan bahwa setidaknya
80% dari populasi telah terinfeksi. Mild lung infections are usually the result of the
disease and often go unnoticed, but, on healing, small calcified nodules that are often
mistaken for tuberculosis lesions on chest X-rays are left on the lungs. Ringan infeksi
paru-paru biasanya merupakan hasil dari penyakit dan sering tidak diketahui, tetapi, pada
penyembuhan, nodul kaku kecil yang sering keliru untuk lesi tuberkulosis di dada sinar-X
yang tersisa di paru-paru.
3. Blastomycosis is caused by the fungus Blastomycoses dermatitidis . Blastomycosis
disebabkan oleh jamur dermatitidis Blastomycoses. It grows in soil as a mold producing
conidia that infect human by the airborne route. Tumbuh di tanah sebagai cetakan
memproduksi konidia yang menginfeksi manusia melalui jalur udara. Along with
common mild respiratory infections, skin lesions can also appear. Seiring dengan umum
infeksi saluran pernapasan ringan, lesi kulit juga dapat muncul. The fungus grows as a
budding yeast in human tissues. Jamur ini tumbuh sebagai ragi pemula di jaringan
manusia.
4. Cryptococcosis is caused by the yeast Cryptococcus neoformans , normally found in soil
and habitats of pigeons. Kriptokokosis disebabkan oleh Cryptococcus neoformans ragi,
biasanya ditemukan di dalam tanah dan habitat burung merpati. It exists only in the yeast
form. Itu ada hanya dalam bentuk ragi. Scientists speculate that it is millions of years old.
Para ilmuwan berspekulasi bahwa itu adalah jutaan tahun. Most infections are of a mild
respiratory nature, but, in compromised persons, the infection may spread throughout the
body affecting mostly the central nervous system. Cryptococcus neoformans gattii is
usually found in tropical regions, but has now made an appearance on Vancouver Island
in Canada, with several deaths attributed to it. Kebanyakan infeksi yang bersifat
pernapasan ringan, tetapi, orang dikompromikan, infeksi dapat menyebar ke seluruh
tubuh sebagian besar mempengaruhi sistem saraf pusat gattii. Cryptococcus neoformans
biasanya ditemukan di daerah tropis, namun kini telah muncul di Pulau Vancouver di
Kanada , dengan beberapa kematian dikaitkan dengan itu.

The fungus, Coccidioides immitis or cocci, for short, is an infectious, but not contagious, disease
contracted by inhaling spores produced in soil. Jamur, immitis Coccidioides atau kokus, untuk
jangka pendek, adalah menular, tetapi tidak menular, penyakit dikontrak oleh menghirup spora
diproduksi di tanah. Anything that disturbs the soil will send these spores into the air -construction, earthquakes, off-roading, dust storms, archeological digs, etc. So far, it is found
only in the Western Hemisphere, particularly in the American southwest. Segala sesuatu yang
mengganggu tanah akan mengirimkan spora ini ke udara - konstruksi, gempa bumi, off-roading,
badai debu, penggalian arkeologis, dll Sejauh ini, hanya ditemukan di belahan bumi Barat,
khususnya di barat daya Amerika. The strong winds of southern California between
Thanksgiving and Christmas produce numerous cases of these deadly cocci illnesses. Angin kuat
California selatan antara Thanksgiving dan Natal memproduksi berbagai kasus penyakit ini
kokus mematikan. The fungii grow so rapidly that death can result very quickly. The fungii
tumbuh begitu cepat sehingga kematian dapat hasil yang sangat cepat. Once inhaled, the spores
often migrate to one area and lay dormant in a pocket of tissue, looking like a hanging beehive.
Setelah terhirup, spora sering bermigrasi ke satu area dan berbaring tidur di dalam saku jaringan,
tampak seperti sarang lebah menggantung. The only known drug proven effective has been
amphotericin B, but it has horrendous side effects, killing healthy human cells as well as the
invasive agent. Obat hanya diketahui terbukti efektif amfoterisin B sudah, tetapi memiliki efek
samping yang mengerikan, membunuh sel-sel manusia yang sehat serta agen invasif. This leaves
the kidneys and bone marrow especially sensitive, and usually results in kidney damage and
anemia. Ini daun ginjal dan sumsum tulang sangat sensitif, dan biasanya hasil kerusakan ginjal
dan anemia.
Mucormycosis refers to the fairly rare diseases produced by a variety of common fungi of the
order Mucorales. Mucormycosis mengacu pada cukup penyakit langka yang dihasilkan oleh
berbagai jamur umum dari Mucorales order. These, too, are seen only in the severely
immunocompromised patient. Hal ini juga, terlihat hanya pada pasien immunocompromised
parah. The fungi penetrate the respiratory or intestinal mucosa and can enter through breaks in
the skin as well. Jamur menembus mukosa pernapasan atau usus dan dapat masuk melalui celah
di kulit juga. Localized lesions may develop, followed by a spreading to the blood, which carry it
to all organs. Localized lesi dapat mengembangkan, diikuti dengan menyebar ke darah, yang
membawanya ke semua organ. Death often results. Kematian sering hasil.
Fungi most commonly associated with specific immunocompromised patients: Jamur yang
paling sering berhubungan dengan pasien immunocompromised spesifik:
1. Candida species , Aspergillus species, Phycomyces species (Leucopenia or bone marrow
failure); Candida spesies, spesies Aspergillus, spesies Phycomyces (leukopenia atau
kegagalan sumsum tulang);
2. Candida , Cryptococcus , Coccidioides , Histoplasma (Cellular immunity or tissue
transplants); Candida, Cryptococcus, Coccidioides, Histoplasma (Seluler kekebalan atau
jaringan transplantasi);
3. Zygomyces , Rhizopus , Mucor , Absidia (Diabetes); Zygomyces, Rhizopus, Mucor,
Absidia (Diabetes);

4. Zygomyces (steroid therapy); Zygomyces (terapi steroid);


5. Candida , Cryptococcus , Histoplasma (malignancies as in leukemia and lymphoma, and
Hodgkin's disease); Candida, Cryptococcus, Histoplasma (keganasan seperti leukemia
dan limfoma, dan Penyakit Hodgkin);
6. Candida , Cryptococcus , Histoplasma . Candida, Cryptococcus, Histoplasma. (AIDS)
(AIDS)
Clinically significant fungi and the areas of disease they cause: Klinis signifikan jamur dan
daerah penyakit mereka menyebabkan:
1. Malassezia furfur and Exophiala werneckii (superficial skin) Malassezia furfur dan
Exophiala werneckii (kulit permukaan)
2. Piedraia hortae and Trichosporon beigelii (hair) Piedraia hortae dan Trichosporon
beigelii (rambut)
3. Microsporum species, (skin and hair) spesies Microsporum, (kulit dan rambut)
4. Epidermophyton species (skin and nails) Epidermophyton spesies (kulit dan kuku)
5. Trichophyton species (skin, hair, and nails) Spesies Trichophyton (kulit, rambut, dan
kuku)
6. Sporothrix schenckii , Cladosporium species, Phialophora species, and Fonsecaea
species (subcutaneous/lymphatic tissues - chromoblastomycosis) Sporothrix schenckii,
spesies musae, Phialophora spesies, dan spesies Fonsecaea (subkutan / jaringan limfatik
- chromoblastomycosis)
7. Histoplasma capsulatum , Coccidioides immitis , Fusarium species, Penicillium species
(systemic respiratory) Histoplasma capsulatum, Coccidioides immitis, spesies Fusarium,
Penicillium spesies (pernafasan sistemik)
8. Blastomyces dermatitidis (subcutaneous/respiratory) Blastomyces dermatitidis
(subkutan / pernafasan)
9. Cryptococcus neoformans (respiratory/CNS) Cryptococcus neoformans (pernafasan /
SSP)
10. Aspergillus species, Mucor species, Candida species, and Rhizopus species (opportunistic
involving various body sites) Aspergillus spesies, spesies Mucor, spesies Candida, dan
spesies Rhizopus (oportunistik melibatkan berbagai situs tubuh)
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|
id&u=http://www.innvista.com/health/microbes/fungi/diseases.htm

Anda mungkin juga menyukai