Anda di halaman 1dari 12

TUGAS EKONOMI PEMBANGUNAN

TENTANG

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI DI LABUHANBATU


SELATAN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
NAMA
NIM
KELAS

: RUBIATUN IDAWIYAH TBN


: 7133141095
: C REGULER PENDIDIKAN EKONOMI 13

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai
macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan,
baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua
cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.

Terima kasih sebelum dan sesudahnya saya ucapkan kepada Dosen serta teman-teman
sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moriil maupun materil, sehingga makalah ini
terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Saya menyadari sekali, didalam penyusunan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi
tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian, yang
kadangkala hanya menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan
saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan tulisan ini dilain waktu.

Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa yang
saya susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang ingin
mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul sebagai tambahan
dalam
menambah
referensi
yang
telah
ada.

Medan, April 2015


Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelaksanaan otonomi daerah dititikberatkan pada pemerintah kabupaten/kota, sehingga
pemerintah

kabupaten/kota

diharapkan

mampu

mandiri

di

dalam

penyelenggarakan

pemerintahan, menentukan kebijakan pembangunan serta pendanaan. Kondisi ini akan mampu
meningkatkan kemampuan dalam menggali dan mengelola sumber-sumber potensi yang dimiliki
daerah, sehingga ketergantungan pada pemerintah pusat diusahakan seminimal mungkin.
Munir (2002), menyatakan bahwa kunci keberhasilan sistem desentralisasi melalui
otonomi daerah dimana kebijakan pembangunan daerah ditekankan pada kekhasan karakteristik
daerah yang bersangkutan dengan mengunakan potensi sumber daya manusia, kelembagaan, dan
sumber daya fisik secara lokal. Perbedaan kondisi daerah membawa implikasi bahwa corak
pembangunan yang diterapkan di setiap daerah akan berbeda antara daerah satu dengan daerah
yang lainnya. Oleh karena itu penelitian yang mendalam tentang kondisi setiap daerah dilakukan
untuk mendapatkan data dan informasi yang berguna dalam menyusun perencanaan
pembangunan daerah.
Kabupaten LabuhanBatu Selatan merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di
provinsi Sumatera Utara,sebagai kabupaten yang baru saja terbentuk setelah sebelumnya
termasuk dalam kabupaten LabuhanBatu.Sebagai kabupaten yang baru,Pemerintah telah
berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya agar menjadi kabupaten yang maju dan
dapat mensejahterakan masyarakat. Maka penulis akan menganalisis pertumbuhan ekonomi di
Kab. Tersebut.

B. Batasan dan Identifikasi Masalah


Perencanaan pembangunan ekonomi regional jauh lebih sulit dibandingkan dengan
perencanaan pembangunan ekonomi nasional. Hal itu disebabkan oleh batas-batas daerah yang
lebih terbuka dibandingkan batas-batas nasional. Karena batas-batas daerah yang relatif terbuka
tersebut, maka aliran faktor-faktor produksi antar daerah lebih leluasa keluar masuknya
dibandingkan dengan antar negara. Daerah memiliki dasar hukum yang lemah dalam melakukan

pengawasan terhadap arus keluar masuknya faktor-faktor produksi atau hasil-hasil produksi.
Tenaga kerja akan mengalir dari wilayah yang memiliki tingkat upah yang rendah ke wilayah
yang memiliki tingkat upah yang tinggi. Begitu pula modal, akan mengalir dari daerah yang
memiliki tingkat bunga yang lebih rendah ke wilayah yang memiliki tingkat bunga yang lebih
tinggi.
Karena sulitnya membuat perencanaan ekonomi di suatu wilayah yang aliran faktor-faktor
produksi antar kabupaten/kota sangat cepat dan leluasa keluar masuknya maka melalui tulisan
ini saya akan

menjelaskan kondisi ekonomi Kabupaten Labuhanbatu Selatan dengan

menggunakan data PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan.

C. Rumusan Masalah
Bagaimana kondisi pertumbuhan ekonomi di Kab. LabuhanBatu Selatan?

D. Tujuan
Tujuan penulisan ini yaitu untuk menganilisis dan mengetahui tentang pertumbuhan ekonomi
di Labuhanbatu Selatan.
E. Metodologi Penelitian
Pada penulisan ini menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu dengan menjelaskan dan
menggambarkan keadaan ekonomi di Kab. LabuhanBatu Selatan secara menyeluruh.Dan data
yang digunakan pada penulisan ini menggunakan data tahun sekunder yang diperoleh dari BPS
LabuhanBatu.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori Dan Penelitian yang Relevan
Pembangunan Ekonomi Daerah
Menurut Arsyad (2010), pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses, yaitu proses
yang mencakup pembentukan institusi-institusi baru, pembangunan industri-industri alternatif,
dimana pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumber daya yang ada dan membentuk
suatu pola kemitraan antara daerah dengan sektor swasta. Masalah pokok dalam pembangunan
daerah terletak pada penekanannya terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan
pada ciri khas (unique value) dari daerah yang bersangkutan dengan menggunakan potensi
sumber daya manusia, kelembagaan, dan sumber daya fisik secara lokal (daerah). Ada beberapa
teori yang secara parsial dapat membantu untuk memahami arti penting pembangunan ekonomi
daerah, yaitu teori Ekonomi Neo Klasik, teori Basis Ekonomi (Economic Base Theory), teori
Lokasi, teori Tempat Sentral, teori Kausasi Kumulatif dan teori Daya Tarik (Attraction).
Salah satu indikator ekonomi yang dapat digunakan untuk mengetahui perkembangan
pembangunan ekonomi suatu daerah adalah data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Menurut Tarigan (2004), PDRB dapat dibedakan atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga
konstan. PDRB atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang
dihasilkan berdasarkan harga-harga tahun berjalan. PDRB atas harga konstan menunjukkan nilai
tambah barang dan jasa yang dihasilkan berdasarkan harga tahun dasar. Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) dapat dihitung dengan 3 (tiga) pendekatan (approach), yaitu 1)
pendekatan produksi, 2) pendekatan pengeluaran, 3) pendekatan pendapatan.
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Suatu wilayah dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) riil di wilayah tersebut (Arsyad,2010). Apabila tingkat
pertumbuhan ekonomi bernilai negatif berarti kegiatan perekonomian menunjukkan penurunan,
sebaliknya jika tingkat pertumbuhan ekonomi tersebut bernilai positif berarti kegiatan
perekonomian mengalami peningkatan.

Pola Pertumbuhan Ekonomi


Menurut Sumitro (1994), pertumbuhan ekonomi bersangkut paut dengan proses
pembangunan yang berdimensi tunggal dan diukur dengan meningkatnya hasil produksi dan
hasil pendapatan. Perbedaan pertumbuhan ekonomi akan membawa masing-masing daerah
membentuk suatu pola pertumbuhan dimana dapat digolongkan dalam klasifikasi tertentu untuk
mengetahui potensi relatif perekonomian suatu daerah yang dapat dilihat dengan menggunakan
analisis Klassen Typology.
Sektor Potensial
Potensi ekonomi suatu daerah adalah kemampuan ekonomi yang ada di daerah yang
mungkin dan layak dikembangkan, sehingga akan terus berkembang menjadi sumber
penghidupan rakyat setempat, bahkan dapat menolong perekonomian daerah secara keseluruhan
untuk berkembang dengan sendirinya dan berkesinambungan (Soeparmoko, 2002). Sektor
potensial/unggulan harus memiliki kelebihan, yaitu unggul secara komparatif dan unggul secara
kompetitif. Menurut Arsyad (2010), terdapat beberapa ukuran pertumbuhan ekonomi yang pada
dasarnya dapat menggambarkan hubungan antara perekonomian daerah dengan lingkungan
sekitarnya sebagai sektor yang mendukung pertumbuhan ekonomi daerah bersangkutan, yaitu :
1) Location Quotients (LQ), 2) Model Rasio Pertumbuhan (MRP), 3) Overlay
Kesempatan Kerja
Dalam ilmu ekonomi, kesempatan kerja berarti peluang atau keadaan yang menunjukkan
tersedianya lapangan pekerjaan, sehingga semua orang yang bersedia dan sanggup bekerja dalam
proses produksi dapat memperoleh pekerjaan
sesuai keahlian, keterampilan dan bakatnya masing-masing. Sukirno (2000) memberikan
pengertian kesempatan kerja sebagai suatu keadaan dimana semua pekerja yang ingin bekerja
pada suatu tingkat upah tertentu akan dengan mudah mendapat pekerjaan.
Penelitian Sebelumnya
Aswandi dan Kuncoro (2002) dalam penelitiannya tentang Evaluasi Penetapan Kawasan
Andalan dengan studi empiris tentang posisi perekonomian daerah-daerah di Kalimantan

Selatan. Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut digunakan alat analisis Tipologi Klassen,
Location Quotient, Indeks Spesialisasi Regional, Model Logit (Binary Logistic Regression), dan
Multinomial Logistic Regression. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pertimbangan
penetapan kawasan andalan di Kalimantan Selatan hanya mengacu pada pendapatan per kapita
dan subsektor unggulan.
Ariyasa (2009) melakukan penelitian di Kabupaten Gianyar, tentang identifikasi sektor
unggulan dengan menggunakan alat analisis Location Quotient, Model Rasio Pertumbuhan dan
overlay. Disimpulkan bahwa, sektor ekonomi unggulan, baik dilihat dari pertumbuhan maupun
kontribusinya yang dapat ditetapkan sebagai prioritas pembangunan di Kabupaten Gianyar
adalah sektor jasa-jasa.
B. Pembahasan
Berikut ini adalah data mengenai PDRB LabuhanBatu Selatan atas dasar harga berlaku dan
harga konstan.
NO

Berlaku/ GDRP at Current

Konstan 2000/ GDRP at

Year
(1)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Prices
(3)
2 881 498,09
3 200 397,32
3 726 443,61
4 246 642,76
4 953 963,80
5 472 191,07
6.288.954,17

(2)
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010

2000 Constant Prices


(4)
2 037 870,70
2 119 927,87
2 255 984,00
2 409 246,93
2 558 627,15
2 685 094,52
2.835.768,13

8.
2011 r)
7.101.850,26
3.009.512,93
9.
2012*)
7.984.435,15
3.200.064,81
Catatan/ Note : *) Angka Sementara/ Preliminary Figures
r

) Angka Perbaikan/ Revised Figures

Sumber/ Source: BPS Kabupaten Labuhanbatu / BPS of Labuhanbatu Regency


Untuk menganalisis deksriptif data tersebut agar lebih mudah untuk diterangkan maka
akan penulis tampilkan grafiknya sebagai berikut :

PDRB atas dasar harga berlaku


9000000
8000000

7984435.15
7101850.26

7000000
6000000

6288954.17

5472191.07
4953963.8
4246642.76
4000000
3726443.61
3200397.32
3000000 2881498.09
5000000

2000000
1000000
0
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

PDRB Price

PDRB atas dasar harga konstan


3500000
3000000
2500000
2000000

PDRB atas dasar harga


konstan

1500000
1000000
500000
0
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Dari grafik diatas terlihat bahwa PDRB Kab.LabuhanBatu Selatan dari tahun 2004
hingga tahun 2012 meningkat secara berlanjut.Pada tahun 2004 terlihat PDRB atas dasar harga
berlaku sebesar 2 881 498,09 dan PDRB atas dasar harga konstan senilai 2 037 870,70.Kemudian

pada tahun 2012 terlihat pada tabel dan grafik bahwa PDRB harga berlaku dan harga konstan
lebih tinggi daripada pada tahun 2004.Terlihat pada PCRB harga konstan menunjukkan
peningkatan harga yang cukup bagus,namun pada PDRB harga konstan terlihat bahwa
peningkatan tidak terlalu signifikan.Namun jika ditinjau dapat dikatan bahwa pertumbuhan
ekonomi di Kab. LabuhanBatu Selatan mengalami pertumbuhan berdasarkan PDRB harga
berlaku dan harga konstan.

Tahun/Year
Lapangan
NO
Usaha/Industrial Origin
2008

2009

2010

r
2011 )

2012*)

(1)
1.

(2)
Pertanian / Agriculture

(3)
7,85

(4)
7,76

(5)
6,69

(6)
6,93

(7)
6,94

2.

Penggalian / Quarrying

5,83

4,26

4,37

4,17

5,38

6,76

3,33

4,79

5,97

6,24

Listrik, Gas, dan Air Bersih /


Electricity, Gas, & Water 3,92

3,31

4,67

4,81

4,62

8,13

5,33

6,93

6,27

5,76

6,35

5,56

5,95

6,55

7,25

6,47

5,57

5,64

6,44

6,76

5,89

7,04

8,67

Industri Pengolahan /
3.
Manufacturing Industry
4.

Supply
5.
6.

7.

Bangunan / Construction
4,92
Perdagangan, Hotel, dan
Restoran/ Trade, Hotel, & 6,55
Restaurant
Pengangkutan
dan
Komunikasi /
Transportation &
Communication
Keuangan, Persewaan,
Jasa
Perusahaan

8.

&

Financial,

Rental,
& Business Service

9.

Jasa-jasa / Services

5,07

6,81

6,58

6,31

5,93

Jika dilihat dari PDRB konstan Kab.LabuhanBatu Selatan menurut lapangan usaha
terlihat bahwa sector lapangan usaha di Kab.LabuhanBatu Selatan terdiri atas beberapa lapangan
usaha.Dan PDRB yang paling tinggi terlihat pada sector pertanian.Hal ini menunjukkan lapangan
usaha di kab.LabuhanBatu Selatan didominasi oleh sector pertanian,kemudian setelah sector
pertanian disusul oleh sector industry pengelolahan.Dan yang paling rendah pada sector
bangunan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah melakukan analisis deskriptif pada penulisan ini maka terlihat pertumbuhan ekonomi
di Kab. LabuhanBatu Utara meningkat pertahunnya.Sehingga dapat dikatan perekonomian
semakin baik,begitu juga dengan kesejahteraan masyarakatnya. Semakin baiknya kondisi
perekonomian di Labuhanbatu Selatan ditandai dengan semakin meningkatnya tingkat
kesejahteraan wilayah. Ini dapat dilihat dari PDRB.Dan tentunya jika PDRB mengalami
peningkatan secara berkelanjutan dari tahun ke tahun maka perekonomian kab tersebut akan
semakin membaik lagi.

B. Saran
Walaupun PDRB kab LAbuhanBatu Selatan mengalami peningkat pertahunnya ,namun
masih banyak lagi yang diperlukan agar menghasilkan perekonimian yang mantap dan
kokoh.Bukan hanya berdasarkan sector pertanian saja,namun juga berdasarkan sector
industry,jasa dan yang lainnya.
Semoga penulisan ini bisa bermanfaat kepada para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

BPS LabuhanBatu
http://dianratnafuedsi.blogspot.com/2011/10/makalah-pertumbuhan-ekonomi.html
http://sri-wiji-lestari.blogspot.com/2013/09/otonomi-daerah.html

Anda mungkin juga menyukai