141710101101
THP B
Kelompok 6
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Daging ayam adalah bahan pangan yang bernilai gizi tinggi karena kaya
akan protein, lemak, mineral serta zat lainnya yang sangat dibutuhkan tubuh.
Usaha untuk meningkatkan kualitas daging ayam dilakukan melalui pengolahan
atau penanganan yang lebih baik sehingga dapat mengurangi kerusakan atau
kebusukan selama penyimpanan dan pemasaran. Oleh karena itu, diperlukan
penanganan yang baik sehingga dapat menjaga kesegaran daging ayam selama
proses distribusi dan transportasi.
Salah satu cara atau metode penanganan yang banyak digunakan untuk
mengawetkan daging adalah dengan perlakuan suhu rendah. Seperti perlakuan
pengawetan yang lain, penanganan daging dengan suhu rendah dimaksudkan
untuk menjaga kesegaran daging, mengurangi atau menghambat pertumbuhan
mikroba, memperpanjang umur simpan bahan, dan mencegah penurunan kualitas
yang besar. Perlakuan dengan suhu rendah dapat dilakukan dengan penyimpanan
di suhu dingin refrigerator pada suhu 4-10oC dan freezer suhu <0oC. Pada
praktikum kali ini dilakukan pendinginan dan pembekuan masing-masing selama
3 hari.
Keempukan daging merupakan faktor paling penting yang mempengaruhi
daya terima konsumen terhadap daging. Keempukan pada dasarnya dipengaruhi
oleh jumlah jaringan ikat dalam daging, ukuran serabut otot, letak otot, perlakuan
sebelum dan sesudah pemotongan serta umur ternak sebelum dipotong.
Peningkatan keempukan daging dapat diupayakan dengan penambahan enzim
secara alami seperti yang terdapat pada pepaya (enzim papain), nanas (enzim
bromelin), dan enzim-enzim yang lain (Riska, 2015). Salah satu cara alami untuk
mendapatkan kualitas daging yang baik adalah dengan memanfaatkan enzim
proteolitik. Enzim merupakan katalisator biologis yang dihasilkan oleh sel-sel
hidup dan berfungsi mempercepat bermacam-macam reaksi biokimia. Sumber
enzim yang dapat digunakan untuk pengempukan daging yaitu enzim bromelin
yang terdapat dalam buah nanas.Tanaman nanas banyak dihasilkan dan mudah
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah:
1. Mengamati perbedaan daging atau ikan segar dan yang kurang segar
(busuk).
2. Mengetahui kualitas dagiing berdasarkan tingkatan penyebaran lemak
intramuskular (marbling).
3. Mengetahui perubahan warna pada daging dan ikan setelah waktu tertentu
maupun perlakuan tertentu.
4. Mengetahui nilai pH bahan pangan.
5. Mengetahui cara pengukuran tekstur dan cara menghitung nilai tekstur
6.
7.
8.
9.
daging.
Mengamati penyusutan berat daging akibat pemasakan.
Mengetahui kehilangan bobot daging akibat drip pada daging beku.
Mengetahui ciri-ciri daging dari beberapa jenis spesies ternak.
Mengetahui perlakuan suhu rendah terhadap kualitas daging ayam.
3.1.2 Bahan
1. Daging ayam
2. Plastik polietilen
3. Ekstrak nanas
4. Waterbath
5. Larutan curing
6. Tissue
7. Aquades
8. Label
Daging ayam
Amati Marbling
Pembandingan dengan standart marbling
Daging
ayam daging
Penentuan tingkat
marbling
C. Pengamatan warna
Pengirisan daging menjadi 2
Perendaman
larutan curing selama 2 jam
Perebusan ( 80 C selama 10 menit
)
D. Penentuan pH
Daging ayam
(5 gram)
Pencincangan daging
Penyalaan power
Pengukuran pH (kertas pHuniversal dan pH meter)
Ditimbang (10 g)
Dimasukkan dalam plastik
polietilen
Dijepit dan dimasukkan dalam waterbath (80o C, 10 menit)
Sampel dikeluarkan, dilewatkan pada air mengalir (suhu kamar)
Sampel dikeluarkan dari plastik, dikeirngkan dengan kertas tissue tanpa memeras
Penimbangan sampel
Perhitungan cooking
loss
Chilling selama 24
Ditaruh disuhu
Perhitungan drip
Daging ayam
Amati warna, bentuk serat, tekstur (kekenyalan), aroma, warna lemak, dan keberadaan lem
Daging ayam
I. Pendinginan
Ditimbang
J. Pembekuan
Daging ayam
Ditimbang