Anda di halaman 1dari 17

1

SISTEM KESEHATAN NASIONAL

Oleh :
Solihin Niar Ramadhan
Bima Rizki Nurahman
Trian Christiawan

110.110.110.195
110.110.110.237
110.110.110.244

Dosen :
Dr. Hj. Efa Laela Fakhriah, S.H., M.H.

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2014
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia sekaligus investasi
dalam pembangunan bangsa. Penyelenggaraan pembangunan kesehatan
dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan, dengan tujuan
guna meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Kesehatan mempunyai peranan besar dalam meningkatkan derajat hidup
masyarakat, maka dari itu semua negara berupaya menyelenggarakan
pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya. Pelayanan kesehatan berarti
setiap upaya yang sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi
untuk

memelihara

dan

meningkatkan

kesehatan,

mencegah

dan

mengobati penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, kelompok


ataupun masyarakat.
Di

Indonesia

berkesinambungan

sendiri

telah

pembangunan

dimulai

sejak

kesehatan

dicanangkannya

secara
Rencana

Pembangunan Lima Tahun I pada tahun 1969 yang secara nyata telah
berhasil

mengembangkan

berbagai

sumber

daya

kesehatan, serta

melaksanakan upaya kesehatan yang berdampak pada peningkatan


derajat kesehatan masyarakat.
Sistem adalah kumpulan-kumpulan dari komponen-komponen yang
memiliki unsur keterkaitan antara satu dengan lainnya. Sistem Kesehatan
adalah suatu jaringan penyedia pelayanan kesehatan (supply side) dan
orang-orang yang menggunakan pelayanan tersebut (demand side) di
setiap wilayah, serta negara dan organisasi yang melahirkan sumber daya
tersebut, dalam bentuk manusia maupun dalam bentuk material. Dalam
definisi yang lebih luas lagi, sistem kesehatan mencakup sektor-sektor
lain seperti pertanian dan lainnya.
Sistem kesehatan di Indonesia telah mulai dikembangkan sejak
tahun 1982 yaitu ketika Departemen Kesehatan RI menyusun dokumen

system kesehatan di Indonesia yang disebut Sistem Kesehatan Nasional


(SKN). Penyusunan dokumen tersebut didasarkan pada tujuan nasional
bangsa Indonesia sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 yaitu melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Untuk mencapai
tujuan tersebut, maka dibentuklah program pembangunan nasional secara
menyeluruh dan berkesinambungan. Pembangunan kesehatan adalah
bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud

derajat

kesehatan

masyarakat

yang

setinggi-tingginya.

Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensi


bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah.
Dewasa ini, pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan
masih menghadapi berbagai masalah yang belum sepenuhnya dapat
diatasi. Sehingga diperlukan pemantapan dan percepatan melalui SKN
sebagai pengelolaan kesehatan yang disertai berbagai terobosan penting,
antara lain program pengembangan Desa Siaga, Jaminan Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas), Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) yang dapat
diwujudkan melalui Jampersal.
Terjadinya perubahan lingkungan strategis seperti adanya regulasi
penyelenggaraan kepemerintahan dan di tingkat global telah terjadi
perubahan iklim serta dan upaya percepatan pencapaian Millenium
Development Goals (MDGs), sehingga diperlukan penyempurnaan dalam
pengelolaan kesehatan.

B. Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud dengan Sistem Kesehatan Nasional? Apa saja


dasar hukum Sistem Kesehatan Nasional agar dapat diterapkan di

Indonesia?
Bagaimana perkembangan Sistem Kesehatan Nasional di Indonesia?
Siapa saja pelaku penyelenggara Sistem Kesehatan Nasional?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Kesehatan Nasional


Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan,
diperlukan dukungan Sistem Kesehatan Nasional yang tangguh. Sistem
Kesehatan Nasional adalah Pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan
oleh semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling
mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya.
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai
upaya bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna menjamin
tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam kerangka mewujudkan
kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang
Dasar 1945. Pengelolaan kesehatan adalah proses atau cara mencapai
tujuan pembangunan kesehatan melalui pengelolaan upaya kesehatan,
penelitian dan pengembangan kesehatan, pembiayaan kesehatan,
sumber daya manusia kesehatan, sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
makanan,

manajemen,

informasi

dan

regulasi

kesehatan

serta

pemberdayaan masyarakat. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang


dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya
manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. SKN perlu
dilaksanakan

dalam

konteks

pembangunan

kesehatan

secara

keseluruhan dengan mempertimbangkan determinan sosial, antara lain


kondisi kehidupan sehari-hari, tingkat pendidikan, pendapatan keluarga,
distribusi kewenangan, keamanan, sumber daya, kesadaran masyarakat,
serta kemampuan tenaga kesehatan dalam mengatasi masalah-masalah
tersebut. SKN disusun dengan memperhatikan pendekatan revitalisasi

pelayanan kesehatan dasar (primary health care) yang meliputi cakupan


pelayanan kesehatan yang adil dan merata, pemberian pelayanan
kesehatan berkualitas yang berpihak kepada kepentingan dan harapan
rakyat, kebijakan kesehatan masyarakat untuk meningkatkan dan
melindungi kesehatan masyarakat, kepemimpinan, serta profesionalisme
dalam pembangunan kesehatan.
Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan
oleh semua komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,
dan/atau masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, dan lembaga
swasta secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Penyusunan SKN ini dimaksudkan untuk menyesuaikan SKN 2009
dengan berbagai perubahan dan tantangan eksternal dan internal, agar
dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam pengelolaan kesehatan baik
oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat termasuk
badan hukum, badan usaha, dan lembaga swasta. Tersusunnya SKN ini
mempertegas makna pembangunan kesehatan dalam rangka pemenuhan
hak

asasi

manusia,

memperjelas

penyelenggaraan

pembangunan

kesehatan sesuai dengan visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka


Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025 (RPJP-K), memantapkan
kemitraan
pemerataan

dan

kepemimpinan

upaya

kesehatan

yang
yang

transformatif,
terjangkau

melaksanakan
dan

bermutu,

meningkatkan investasi kesehatan untuk keberhasilan pembangunan


nasional. SKN ini merupakan dokumen kebijakan pengelolaan kesehatan
sebagai acuan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
1. Asas Sistem Kesehatan Nasional
Sebagaimana dinyatakan dalam Bab I bahwa Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan
kesehatan. Dengan demikian untuk menjamin efektifitas SKN, maka
setiap pelaku pembangunan kesehatan harus taat pada asas yang

menjadi landasan bagi setiap program dan kegiatan pembangunan


kesehatan.
2. Dasar Pembangunan Kesehatan
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Jangka Panjang Pembangunan Nasional (RPJP-N) Tahun 20052025,

pembangunan

kesehatan

diarahkan

untuk

meningkatkan

kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dapat terwujud.
Dalam Undang-undang tersebut, dinyatakan bahwa pembangunan
kesehatan diselenggarakan dengan mendasarkan pada:
a. Perikemanusian
Pembangunan kesehatan harus berlandaskan pada prinsip
perikemanusiaan yang dijiwai, digerakan dan dikendalikan oleh
keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Tenaga
kesehatan perlu berbudi luhur, memegang teguh etika profesi, dan
selalu

menerapkan

prinsip

perikemanusiaan

dalam

penyelenggaraan pembangunan kesehatan.


b. Pemberdayaan dan Kemandirian
Setiap orang dan masyarakat bersama dengan pemerintah
berperan, berkewajiban, dan bertanggung-jawab untuk memelihara
dan meningkatkan

derajat kesehatan

perorangan, keluarga,

masyarakat, dan lingkungannya. Pembangunan kesehatan harus


mampu membangkitkan dan mendorong peran aktif masyarakat.
Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan berlandaskan pada
kepercayaan

atas

kemampuan

dan

kekuatan

sendiri

serta

kepribadian bangsa dan semangat solidaritas sosial serta gotongroyong.


c. Adil dan Merata
Dalam pembangunan kesehatan setiap orang mempunyai
hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya, tanpa memandang suku, golongan, agama, dan

status sosial ekonominya. Setiap orang berhak memperoleh


pelayanan kesehatan. Setiap anak berhak atas kelangsungan
hidup, tumbuh dan kembang, serta berhak atas perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi.
d. Pengutamaan dan Manfaat
Pembangunan
mengutamakan

kesehatan

kepentingan

diselenggarakan

umum

daripada

dengan

kepentingan

perorangan atau golongan. Upaya kesehatan yang bermutu


diselenggarakan

dengan

memanfaatkan

perkembangan

ilmu

pengetahuan dan teknologi serta harus lebih mengutamakan


pendekatan peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
3. Dasar Sistem Kesehatan Nasional
Dalam penyelenggaraan, SKN perlu mengacu pada dasar-dasar
sebagai berikut:
a. Hak Asasi Manusia (HAM)
Sesuai
Pembukaan

dengan

tujuan

Undang-undang

pembangunan
Dasar

1945,

nasional

dalam

yaitu

untuk

meningkatkan kecerdasan bangsa dan kesejahteraan rakyat, maka


setiap penyelenggaraan SKN berdasarkan pada prinsip hak asasi
manusia. Undang-undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat 1 antara lain
menggariskan bahwa setiap rakyat berhak atas pelayanan
kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya tanpa membedakan suku, golongan, agama,
jenis kelamin, dan status sosial ekonomi. Setiap anak dan
perempuan

berhak

atas

perlindungan

dari

kekerasan

dan

diskriminasi.
b. Sinergisme dan Kemitraan yang Dinamis
Sistem Kesehatan Nasional akan berfungsi baik untuk
mencapai

tujuannya

apabila

terjadi

Koordinasi,

Integrasi,

Sinkronisasi, dan Sinergisme (KISS), baik antar pelaku, antar

subsistem SKN, maupun dengan sistem serta subsistem lain di luar


SKN. Dengan tatanan ini, maka sistem atau seluruh sektor terkait,
seperti pembangunan prasarana, keuangan dan pendidikan perlu
berperan bersama dengan sektor kesehatan untuk mencapai tujuan
nasional.
c. Komitmen

dan

Tata

Pemerintahan

yang

Baik

(Good

Governance)
Agar SKN berfungsi baik, diperlukan komitmen yang tinggi,
dukungan, dan kerjasama yang baik dari para pelaku untuk
menghasilkan tata penyelenggaraan pembangunan kesehatan
yang

baik

(good

governance).

Pembangunan

kesehatan

diselenggarakan secara demokratis, berkepastian hukum, terbuka


(transparan), rasional, profesional, serta bertanggung-jawab dan
bertanggung-gugat (akuntabel).
d. Dukungan Regulasi
Dalam

menyelenggarakan

SKN,

diperlukan

dukungan

regulasi berupa adanya berbagai peraturan perundangan yang


mendukung

penyelenggaraan

SKN

dan

penerapannya

(law

enforcement).
e. Antisipatif dan Pro Aktif
Setiap pelaku pembangunan kesehatan harus mampu
melakukan antisipasi atas perubahan yang akan terjadi, yang di
dasarkan pada pengalaman masa lalu atau pengalaman yang
terjadi di negara lain. Dengan mengacu pada antisipasi tersebut,
pelaku pembangunan kesehatan perlu lebih proaktif terhadap
perubahan lingkungan strategis baik yang bersifat internal maupun
eksternal.
f. Responsif Gender
Dalam penyelenggaraan SKN, setiap penyusunan rencana
kebijakan

dan

program

serta

dalam

pelaksanaan

program

kesehatan harus menerapkan kesetaraan dan keadilan gender.

10

Kesetaraan

gender

dalam

pembangunan

kesehatan

adalah

kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh


kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia, agar mampu
berperan
kesehatan

dan

berpartisipasi

serta

dalam

kesamaan

dalam

kegiatan

pembangunan

memperoleh

manfaat

pembangunan kesehatan. Keadilan gender adalah suatu proses


untuk menjadi adil terhadap laki-laki dan perempuan dalam
pembangunan kesehatan.
g. Kearifan Lokal
Penyelenggaraan SKN di daerah harus memperhatikan dan
menggunakan

potensi

daerah

yang

secara

positif

dapat

meningkatkan hasil guna dan daya guna pembangunan kesehatan,


yang dapat diukur secara kuantitatif dari meningkatnya peran serta
masyarakat dan secara kualitatif dari meningkatnya kualitas hidup
jasmani dan rohani. Dengan demikian kebijakan pembangunan
daerah di bidang kesehatan harus sejalan dengan SKN, walaupun
dalam prakteknya, dapat disesuaikan dengan potensi dan kondisi
serta kebutuhan masyarakat di daerah terutama dalam penyediaan
pelayanan kesehatan dasar bagi rakyat.
4. Landasan Sistem Kesehatan Nasional
a.

Landasan idiil yaitu Pancasila.

b.

Landasan konstitusional, yaitu Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945,

Pasal 28A Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak

mempertahankan

hidup dan kehidupannya,

Pasal 28B ayat (2) Setiap anak berhak atas kelangsungan

hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan


dari kekerasan dan diskriminasi.,

11

Pasal 28C ayat (1) Setiap orang berhak mengembangkan

diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat


pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya
dan demi kesejahteraan umat manusia,

Pasal 28H ayat (1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir

dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup


yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan,

Pasal 28H ayat (3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial

yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai


manusia yang bermartabat,

Pasal 34 ayat (2) Negara mengembangkan sistem jaminan

sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang


lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan,

Pasal 34 ayat (3) Negara bertanggung jawab atas

penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan


umum yang layak.
c.

Landasan Operasional meliputi Undang-Undang Nomor 36


Tahun 2009 tentang Kesehatan dan ketentuan peraturan
perundang-undangan

lainnya

yang

berkaitan

dengan

penyelenggaraan SKN dan pembangunan kesehatan.


5. Dasar Hukum Sistem Kesehatan Nasional
Sistem Kesehatan Nasional terus menerus mengalami perubahan
sesuai dengan dinamika yang terjadi di masyarakat. Seperti yang telah
kami jelaskan pada latar belakang di atas bahwa SKN ditetapkan pertama
kali pada tahun 1982. Lalu pada tahun 2004 terdapat SKN 2004 sebagai
pengganti SKN 1982. SKN 2004 ini kemudian diganti dengan SKN 2009

12

hingga akhirnya SKN 2009 ini dimutakhirkan menjadi SKN 2012.


Penyusunan SKN tersebut mengacu pada dasar-dasar hukum yang telah
ditetapkan oleh pemerintah. Dasar-dasar hukum tersebut antara lain:
1. SKN 1982
Dasar hukum SKN Tahun 1982 adalah KEPMENKES Nomor
99a/MENKES/SK/III/1982 tentang Berlakunya SKN.
2. SKN 2004
Dasar hukum SKN Tahun 2004 adalah KEPMENKES Nomor
131/MENKES/SK/II/2004 tentang Sistem Kesehatan Nasional
3. SKN 2009
Dasar hukum SKN Tahun 2009 adalah KEPMENKES RI Nomor
374/MENKES/SK/V/2009, serta UU 36 tahun 2009 Pasal 167
(4) tentang Kesehatan;
4. SKN 2012
Dasar hukum SKN Tahun 2012 adalah PERPRES Nomor 72
Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
5. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N)
2005-2025. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang
Kesehatan Tahun 2005-2025 merupakan arah pembangunan
kesehatan yang berkesinambungan.
6. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan
( RPJP-K) 2005-2025
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan
Tahun 2005-2025 dan SKN merupakan dokumen kebijakan
pembangunan

kesehatan

sebagai

penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

B. Perkembangan Sistem Kesehatan Nasional

acuan

dalam

13

Pertama kali disusun pada tahun 1982 yangdisebut Sistem


Kesehatan

Nasional

1982

No.99a/Men.Kes/SK/III/1982).
mencerminkanupaya

(disyahkan
SKN

dengan

adalah

bangsa

suatu

KEPMENKES
tatanan

indonesia

yang

meningkatkan

kemampuanmencapai derajat kesehatan optimal (SKN 1982)


Sesuai dengan tuntutan reformasidisempurnakan pada tahun 2004
disebut

Sistem

Kesehatan

Nasional

2004)(disyahkan

dengan

KEPMENKES RI No.131/Men.Kes/SK/II/2004). SKN adalah suatu tatanan


yang menghimpunberbagai upaya bangsa Indonesia secara terpadudan
saling

mendukung

guna

menjamin

tercapainyaderajat

kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan


umumseperti dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945(SKN, 2004)
Subsistem Upaya (Pelayanan) Kesehatan tahun 2004 diartikan
sebagai tatanan yg menghimpun berbagaiupaya (pelayanan) kesehatan
masyarakat(UKM) dan upaya (pelayanan) kesehatanperorangan (UKP)
secara terpadu dansaling mendukung guna menjamintercapainya derajat
kesehatan yg setinggi-tingginya (SKN, 2004)
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) 2009 sebagai penyempurnaan
dari SKN sebelumnya merupakan bentuk dan cara penyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah bersama
seluruh elemen bangsa dalam rangka untuk meningkatkan tercapainya
pembangunan kesehatan dalam mewujudkan derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.

Sistim

Kesehatan

Nasional

(SKN)

2009

yang

disempurnakan ini diharapkan mampu menjawab dan merespon berbagai


tantangan pembangunan kesehatan di masa kini maupun di masa yang
akan datang. Adanya SKN yang disempurnakan tersebut menjadi sangat
penting

kedudukannya

mengingat

penyelenggaraan

pembangunan

kesehatan pada saat ini semakin kompleks sejalan dengan kompleksitas


perkembangan demokrasi, desentralisasi, dan globalisasi serta tantangan
lainnya yang juga semakin berat, cepat berubah dan, sering tidak
menentu.

14

C. Pelaku Penyelenggara Sistem Kesehatan Nasional


Pelaku penyelenggaraan pembangunan kesehatan adalah:
1. Individu, keluarga, dan masyarakat yang meliputi
masyarakat,

lembaga

swadaya

masyarakat,

media

tokoh
massa,

organisasi profesi, akademisi, praktisi, serta masyarakat luas


termasuk swasta, yang berperan dalam advokasi, pengawasan
sosial, dan penyelenggaraan berbagai pelayanan kesehatan sesuai
dengan bidang keahlian dan kemampuan masing-masing;
2. Pemerintah, baik Pemerintah maupun Pemerintah Daerah berperan
sebagai penanggungjawab, penggerak, pelaksana, dan pembina
pembangunan

kesehatan dalam lingkup wilayah

kerja dan

kewenangan masing-masing. Untuk Pemerintah, peranan tersebut


ditambah dengan menetapkan kebijakan, standar, prosedur, dan
kriteria yang digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan di daerah;
3. Badan Legislatif, baik di pusat maupun di daerah, yang berperan
melakukan persetujuan anggaran dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, melalui penyusunan
produk-produk hukum dan mekanisme kemitraan antara eksekutif
dan legislatif;
4. Badan Yudikatif, termasuk kepolisian, kejaksaan dan kehakiman
berperan

menegakan

pelaksanaan

hukum

dan

peraturan

perundang-undangan yang berlaku di bidang kesehatan;


5. Sektor swasta yang memiliki atau mengembangkan industri
kesehatan seperti industri farmasi, alat-alat kesehatan, jamu,
makanan sehat, asuransi kesehatan, dan industri pada umumnya.
Industri pada umumnya berperan besar dalam memungut iuran dari
para pekerja dan menambah iuran yang menjadi kewajibannya;
6. Lembaga pendidikan, baik pada tingkat sekolah dasar sampai
tingkat perguruan tinggi, baik milik publik maupun swasta.
Sebagian besar masalah kesehatan berhubungan dengan perilaku
dan pemahaman. Pendidikan memegang kunci untuk menyadarkan

15

masyarakat akan berbagai risiko kesehatan dan peran masyarakat


dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

BAB III
PENUTUP

16

Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara


penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang memadukan
berbagai upaya bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna
menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam
kerangka

mewujudkan

kesejahteraan

rakyat

sebagaimana

dimaksud dalam Undang-undang Dasar 1945. Sistem Kesehatan


Nasional terus menerus mengalami perubahan sesuai dengan
dinamika yang terjadi di masyarakat. Seperti yang telah kami
jelaskan pada latar belakang di atas bahwa SKN ditetapkan
pertama kali pada tahun 1982. Lalu pada tahun 2004 terdapat SKN
2004 sebagai pengganti SKN 1982. SKN 2004 ini kemudian diganti
dengan SKN 2009 hingga akhirnya SKN 2009 ini dimutakhirkan
menjadi SKN 2012. Penyusunan SKN tersebut mengacu pada

dasar-dasar hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah.


Sistem Kesehatan Nasional (SKN) 2009 sebagai penyempurnaan
dari

SKN

sebelumnya

merupakan

bentuk

dan

cara

penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang dilakukan oleh


pemerintah bersama seluruh elemen bangsa dalam rangka untuk
meningkatkan

tercapainya

pembangunan

kesehatan

dalam

mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Sistim


Kesehatan

Nasional

(SKN)

2009

yang

disempurnakan

ini

diharapkan mampu menjawab dan merespon berbagai tantangan


pembangunan kesehatan di masa kini maupun di masa yang akan
datang. Adanya SKN yang disempurnakan tersebut menjadi sangat
penting kedudukannya mengingat penyelenggaraan pembangunan
kesehatan pada saat ini semakin kompleks sejalan dengan
kompleksitas

perkembangan

demokrasi,

desentralisasi,

dan

globalisasi serta tantangan lainnya yang juga semakin berat, cepat


berubah dan, sering tidak menentu.
DAFTAR PUSTAKA
A. Peraturan Perundang-Undangan

17

Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945.


Undang-Undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
Peraturan Presiden No.72 Tahun 2012 Tentang Sistem Kesehatan
Nasional

Anda mungkin juga menyukai