A. Pengantar
Kebijaksanaan merupakan titik ideal dalam kehidupan manusia, karena ia dapat menjadikan
manusia untuk bersikap dan bertindak atas dasar pertimbangan kemanusiaan yang tinggi, bukan
asal bertindak sebagaimana yang biasa dilakukan manusia
PENGERTIAN FILSAFAT
Secara etimologis filsafat berasal dari bahasa Yunani Philosophia
Philos artinya : suka, cinta, atau kecendrungan pada sesuatu
Sophia artinya : kebijaksanaan
Filsafat dapat diartikan cinta atau kecendrungan pada kebijaksanaan
.
Ada beberapa definisi yang telah diklasifikasikan berdasarkan watak dan fungsinya :
1. Filsafat adalah sekumpulan sikap dan keper- cayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya
diterima secara tidak kritis (arti informal)
2. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang
sangat kita junjung tinggi (arti formal)
3. Filsafat adalah usaha untuk menda-patkan gambaran keseluruhan.
Artinya : Filsafat berusaha untuk meng-kombinasikan hasil macam-macam sains dan pengalaman
kemanusiaan sehingga menjadi pandangan yang konsisten tentang alam (arti spekulatif)
4. Filsafat adalah analisis logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti kata dan konsep. (Corak filsafat
logosentrisme)
5. Filsafat adalah sekumpulan prob-lema yang langsung yang mendapat perhatian dari manusia dan
dicarikan jawabannya oleh ahli-ahli filsafat.
Berfikir kefilsafaatan memiliki karakter tersendiri yang dapat dibedakan dari bidang-bidang lain.
Beberapa cirinya antara lain :
1. Radikal
Berfikir sampai ke akar-akarnya. Atau berfikir hingga sampai pada hakikat atau substansi yang
difikirkan
2. Universal :
Pemikiran filsafat menyangkut pengalaman umum manusia. Kekhususan berfikir kefilsafatan
terletak pada aspek keumumannya
3. Konseptual :
Merupakan hasil generalisasi dan abstraksi pengalaman manusia.
Misalnya : apakah kebebasan itu
4. Koheren dan Konsisten
Koheren : Sesuai dengan kaidahkaidah berfikir logis
Konsisten : Tidak mengandung kontradiksi
5. Sistimatik :
Pendapat yang merupakan uraian kefilsafatan itu harus saling berhubungan secara teratur dan
terkandung adanya maksud atau tujuan tertentu
6. Komprehensif
Mencakup atau menyeluruh. Usaha untuk menjelaskan alam semesta secara keseluruhan
7. Bebas
Mempunyai batas-batas yang luas, pemikiran filsafat boleh dikatakan merupakan hasil pemikiran
yang bebas yaitu bebas dari prasangka sosial, historis, kultural, bahkan relijius.
8. Bertanggung jawab
Orang berfilsafat adalah orang yang berfikir dan sekaligus bertanggung jawab terhadap hasil
pemikirannya, paling tidak terhadap hati nuraninya sendiri
FILSAFAT 2
1. Hendaklah kita mulai dengan meragukan segala sesuatu yang selama ini kita terima sebagai suatu
kebenaran
2. Kita mulai dengan mengklasifikasikan persoalan dari hal-hal yang sederhana hingga ke hal-hal
yang rumit
3. Pemecahan masalah mulai dari hal yang sederhana kemudian meningkat secara bertahap ke arah
hal-hal yang belih rumit
4. Memeriksa kembali secara menyeluruh, mungkin ada hal yang tersisa atau terabaikan.
4. Berfilsafat yang berkaitan dengan kegiatan analisis bahasa
Tokoh-tokohnya adalah : G.E. More, Bertrand Russel, Ludwing Wittgenstein, Gibler Ryle, dan John
Langshaw Austin.
Tokoh Sentral adalah Ludwing Wittgenstein yang mengatakan bahwa Filsafat secara keseluruhan
adalah kritik bahasa. Tujuan utama filsafat adalah untuk mendapatkan klarifikasi logis tentang
pemikiran. Jadi filsafat bukan seperangkat dokrin melainkan suatu kegiatan
5. Berfilsafat yang dikaitkan dengan menghi-dupkan kembali pemikiran filsafat di masa lampau.
Artinya aktivitas filsafat mengacu kepada penguasaan sejarah filsafat, yaitu mempelajari dan
mengkaji teks-teks filsafat dari filsuf terdahulu yang dipandang baik.
6. Filsafat dikaitkan dengan tingka laku atau etika.
Etika dipandang sebagai satu-satunya kegiatan filsafat yang paling nyata, sehingga dinyatakan juga
praksiologis, bidang ilmu praksis.
1. Metafisika
Merupakan filsafat pertama dan bidang filsafat yang paling utama.
Metafisika adalah cabang filsafat yang mem-bahas persoalan tentang keberadaan (Being) atau
Eksistensi (existance).
Archie J. Bahm : metafisika merupakan suatu penyelidikan pada perihal keber-ada-an. Dalam
metafisika orang berupaya menemukan bahwa keberadaan itu memiliki sesuatu yang kodrati.
Istilah metafisika itu berasal dari bahasa yunani
Meta ta physika yang dapat diartikan sesuatu yang barada di balik atau dibelakang benda-benda
fisik.
Beberapa istilah yang maknanya mirip dengan metafisika menurut Aristoteles :
1.
2.
PERSOALANNYA ?
1. Problem : Suatu kegiatan ilmiah haruslah ber- titik tolak dari persoalan-persoalan tertentu
yang menarik perhatian seseorang.
Tanpa persoalan tak ada ilmu
2. Sikap : Orang yang tertarik pada persoalan tertentu harus memiliki sikap tertentu pula dalam
menghadapi persoalan tadi.
3. Metode : persoalan yang menarik perhatian akan diselesaaikan menurut cara-cara tertentu yang
dapat dipertanggung jawabkan.
4. Aktivitas : Seluruh proses yang terjadi dalam mengatasi persoalan itu merupakan kegiatan yang
jelaas dan terencana.
5. Pemecahan : Jika suatu hipotesis tidak terbukti, maka perlu dicarikan pemecahan yang lain.
6. Pengaruh : Setiap hasil kegiatan akan berpengaruh terhadap masyarakat
JAWABANNYA :
1. Mengajarkan cara berfikir yang cermat dan tidak kenal lelah dalam mengebangkan ilmu pengetahuan
2. Menuntuk orisinalitas berfikir yang sangat diperlukan bagi ilmu pengetahuan (menemukan hal-hal
baru).
3. Memberikan bahan pertimbangan yang ma-tang bagi pengembangan ilmu pengetahuan, terutama pada
wilayah praanggapan-praanggapan, sehingga persoalan yang diajukan memiliki landasan berpijak yang
kuat.
4. Membuka peluang bagi terjadinya visi dalam melihat realitas, karena tidak ada kebenaran yang benarbenar absolut
Filsafat 3
1.
2.
3.
4.
EPISTEMOLOGI
Epistemologi berasal dari bahasa Yunani, Episteme : artinya pengetahuan (Knowledge)
Logos : Ilmu/Teori
Epistemologi : Teori Pengetahuan
Istilah Lain dari Epistemologi
Kriteriologi, yakni cabang filsafat yang membicarakan ukuran benar atau tidaknya pengetahuan.
Kritik Pengetahuan, yakni pembahasan menganai pengetahuan secara kritis.
Gnisiology, yaitu perbincanganm mengenai pengetahuan yang bersifat ilahiyah (Gnosis)
Logika material yaitu pembahasan logis dari segi isinya, sedanngkan logika formal lebih
menekankan pada segi bentuknya.
.
Semua pengetahuan hanya dikenal dan ada dalam pikiran manusia, tanpa pikiran pengehauan
tidak akan eksis. Oleh karena itu keterkaian antara pengatahun dengan pikiran merupakan sesuatu yang
kodrati
Bahm : Ada 8 hal penting yang berfungsi mem- bentuk struktur pikiran manusia
1. Mengamati (observer):
Pikiran berperan dalam mengamati objek tapi haruslah mengandung kesadaran,
Kasadaran adalah suatu karakteristik atau fungsi fikiran.
Kesadaran Jiwa melibatkan dua unsur penting yaitu kesadaran untuk mengetahui sesuatu dan
penampakan objek.
Namum demikian pikiran tidak membutuhkan kesadaran karena pikiran bisa dalam bentuk
pikiran bawah sadar atau pikiran tanpa sadar
Sebuah pikiran mengamati apasaja yang menampak. Hal yang diamati ini disebut Objek
Pengamatan seringkali timbul dari rasa ketertarikan pada objek, oleh karena itu pengamatan
melibatkan pula fungsi-fungsi yang lain
2. Menyelidiki (inquires)
Keterkaitan pada objek dikondisikan oleh jenis-jenis objek yang tampil.
Objek itu bisa berupa : Cara mereka diper-sepsi, dikonsepsi, diantisipasi, baik secara sederhana
maupun secara kompleks, dll.
Tenggang waktu minat seseorang pada objek itu sangat tergantung pada daya tariknya Karena
kehadiran dan tenggang waktu biasanya bersaing dengan minat-minat lainya.
Minat ini ada yang dikaitkan dengan kepentingan jasmani, permintaan lingkungan, tuntutan
masyarakat, tujuan-tujuan pribadi, konsepsi diri, rasa tanggung jawab, rasa kebebasan bertindak,
dll.
Minat terhadap objek cendrung melibatkan komitmen.
Minatlah yang membimbing seseorang secara alamiah untuk terlibat ke dalam pemahaman pada
objek-objek
3. Percaya
Manakala suatu objek muncul dalam kesadaran, maka biasanya objek itu diterima sebagai
objek yang menampak. Sikap yang menerima sesuatu yang menampak dinamakan
kepercayaan. Sedangkan orang yang mengembangkan rasa keraguan dalam menerima
kebenaran suatu objek dinamakan skeptikus
4. Hasrat
Konrad Hasrat ini mencakup kondisi-kondisi biologis dan psikologis dan interaksi dielektrik
antara tubuh dan jiwa.
Karena pikiran dibutuhkan untuk aktualisasi hasrat, maka kita dapat mengatakan sebagai hasrat
pikiran. Tanpa pikiran tak mungkin ada hasrat.
Beberapa hasrat muncul dari kebutuhan jasmani : makan, minim, istirahat, tidur, dll.
Beberapa hasrat bisa juga timbul dari pengrtian yang lebih tinggi seperti : hasrat diri, keinginan
pada objek, pada orang lain, kesenangan pada binatang, tumbuh-tumbuhan dan proses interaktif.
Beberapa hasrat juga timbul dari keterkaitan pada tindakan, pengaruh, pengendalian.
Beberapa harsat juga muncul dari keterkaitan pada kesenangan dan dalam melupakan penderitaan
Beberapa hasrat dapat muncul dari keterkaitan pada kehormatan, penghargaan, reputasi dan rasa
keamanan.
5. Maksud
Kendatipun seseorang memilik maksud ketika akan mengopservasi, menyelidiki, mempercayai,
dan berhasrat, namun sekaligus perasaannya tidak berbeda bahkan terdorong ketika
melakukannya. Perubahan kehendak dari intensitas minimal ke maksimal, dari keinginan
menerima yang menampak akan menimbulkan pengaruh juga.
6. Mengatur
Setiap pikiran adalah organisasi yang teratur dalam diri sesorang.
Pikiran mengatur melalui kesadaran yang sudah menjadi.
Pikiran mengatur dalam kesadaran penampakan dalam setiap kehadiran,
Pikiran mengatur manakala ia mengatasi setiap kehadiran melalui gap ketidaktahuan dalam
penampakan untuk menghasilkan kesadaran lebih lanjut
Pikiran mengatur melalui panggilan untuk memunculkan objek dan berperan serta dalam
pembentukan objek yang medorong untuk diatur melalui otak.
Pikiran mengatur melalui pengingatan dan mendukung penampakan pada objek-objek yang
hadir, minat dan proses.
Pikiran mengatur melelui pengantisipasian , peramalan, dan menjadikan kesadaran terhadap
objek-objek yang diramalkan.
Pikirang mengatur melalui proses generalisasi, yaitu dengan mencatat kesamaan diantara
berbagai objek dan menyatakan dengan tegas tentang kesamaan itu.
7. Menyesuaikan
Menyesuaikan pikiran-pikiran sekaligus melakukan pembatasan-pembatasan yang
dibebankan kepada pikiran melalui kondisi kebeadaan yang tercakup dalam otak dan tubuh di
dalam fisik, biologis, lingkungan sosial dan kultural dan keuntungan yang terlihat pada
tindakan, hasrat dan kepuasan . Kehidupan terdiri atas kesiapan untuk menghadapi persoalan
secara terus menerus dan mencoba untuk memecahkannya. Beberapa solusi memperlihatkan
rasa kepuasan selama beberapa waktu. Akibatnya muncul kebiasaan, adat, dan institusi dalam
masyarakat. Beberapa solusi mungkin hanya memuaskan sebagian, atau untuk masa yang
pendek, tetapi sebagian yang lain mungkin dapat membuat frustasi, bahkan ada solusi yang
keseluruhannya menimbulkan frustasi.
8. Menikmati
Pikiran-pikiran dapat mendatangkan keasyikan, seperti orang yang menekuni suatu persoalan,
maka ia akan menikmati dalam pikirannya.
.
Epistemologi juga terkait dengan jenis-jenis pengetahuan, oleh karena itu dapat dibagi menjadi 2
jenis :
- Pengetahuan ilmiah
- nir-ilmiah
1. Berlaku umum, artinya : jawaban atas pertanyaan apakah sesuatu ltu layak atau tidak tergantung
pada faktor-faktor subjektif
2. Menpunyai kedudukan mandiri, artinya : meskipun faktor luar juga berpengaruh, tetapi harus
diupayakan agar tidak menghentikan pengembangan ilmu secara mandiri
3. Mempunyai dasar pembenaran, artinya : cara kerja ilmiah diarahkan untuk memperoleh derajat
kepastian yang sebesar mungkin
4. Sistematik, artinya : ada sistem dalam susunan pengetahuan dan dalam cara memperolehnya.
5. Intersubjektif, artinya : kepastian pengathuan ilmiah tidaklah didasarkan atas intuisi-intuisi serta
pemahaman yang subjektif.
Pengetahaun dipandang dari jenis pengetahuan yang dibangun dapat dibedakan atas
1. Pengetahaun biasa : siafatnya subjektif artinya sangat terikat pada subjek yang mengenal. Dengan
demikian pengetahuan memiliki sifat selalu benar.
2. Pengetahuan ilmiah yaitu pengetahuan yang telah menetapkan objek yang khas melalui
pendekatan metodologis. Kebenarannya bersifat relatif, karena selalu aada perbaharuan. .
3. Pngetahuan Filsafati, yaitu pengetahuan yang pedekatannya melalui metodologi pemikiran
filsafat. Sifatnya mendasar dan menyeluruh dengan model pemikiran yang analitis, kritis, dan
spekulatif
4. Pengetahuan agama, yaitu pengatauan yang didasarkan pada keyakinan dan ajaran agama tertentu.
Sifatanya dogmatis artinya pernyataan dalam suatu agama selalu didasarkan pada keyakinan yang
telah tertentu.
1.
2.
3.
4.
AKSIOLOGI
Subjektivisme menganggap bahwa nilai merupakan sesuatu yang terikat pada pengalaman
manusia
Objektivisme logis menganggap bahwa nilai merupakan hakekat atau substansi logis yang bebas
dari keberadaannya yang diketahui tanpa status eksistensional atau tindakan dalam realitas.
Okjektivisme Metafisik menganggap bahwa nilai atau norma adalah integral, objektif dan unsurunsur aktif kenyataan metafisik.
1.
2.
3.
4.
2. Faktor Eksteren : yaitu laju perkembangan jumlah manusia yang tidak berimbang dengan
persediaan sumberdaya alam.
Kedua faktor itu dalam perkemba-ngannya menghasilkan tehnologi yang berkemampuan luar
biasa.
Dengan tehnologi keleluasaan dan kepanjangan ruang dan waktu bisa dipersempit dan
dipercepat.
Dengan tehnologi ribuan tahun yang akan datang bisa dihadirkan sekarang juga
Akibatnya manusia menjadi alpa akan tugasnya, Manusia menjadi individual, egoistik, dan
eksploitatif, baik terhadap dirinya, sesamanya, masyarakatnya, alam lingkungannya, (bahkan)
terhadap Tuhan Sang Pencipta sendiri.
Oleh karena itu filsafat ilmu hadir ditengah-tengah keaneka ragaman ilmu pengetahuan dan
teknologi, untuk meluruskan jalan dan menerapkan fungsi IPTEK bagi kebahagian manusia di
dunia menjadi kenyataan.
Bagaimanakah Filsafat Ilmu Pengehauan itu
Filsafat ilmu pengtahuan ini bersift filsafat praktis artinya mengacu kepada kegunaan ilmu
pengetahuan dan tehnologi yang berkembang pesat ini. Dengan demikian posisi keberadannya
menjadi jelas dan nyata.
Adapaun keberadaannya itu dapat dikategorikan secara ontologis, epistemologis, dan etis.
Secara ontologis : maksudnya menjelaskan bahwa bidang studi apapun (IPH, IPS, IPA) langsung
atau tidak adalah bersangkutan erat dengan eksistensi manusia (meliputi asal mula, keberadaan,
dan tujuan hidupnya)
Secara epistemologis : maksudnya adalah dalam rangka mencapai kebenaran objektif, metode dan
sistem apapun yang dipakai harus bertumpu kepada interdisipliner ilmu-ilmu
Secara etis : maksudnya adalah memperjelas tanggung jawab IPTEK baik yang intelektual
maupun yang moral.
Apakah Manfaat Mempelajari Filsafat Ilmu
Mengembangkan moralitas kesarjanaan yaitu sikap ilmiah.
Mengembangkan kultur tridharma, dan bukan ajang bisnis
Tuntutan etis ilmu pengetahuan dapat dipertanggung jawabkan
Tuntutan manusia dan masyarakat akan kesejahteraan dan kebahagiaan dalam kelestarian alam
lingkungan menjadi lebih semakin dekat.
Manusia dan Filsafat
Manusia adalah mahluk yang unik :
ia tahu bahwa ia tahu dan ia juga tahu bahwa ia dalam keadaan tidak tahu. Ia mengenal dunia
sekelilingnya dan lebih dari pada itu ia mengenal dirinya sendiri. Karena itu ia bisa jujur dan bisa
bohong
Manusia memiliki kelebihan dibandingkan dengan mahluk lain : memiliki daya-daya psikis yang
bersumber dari cipta, rasa, dan karsanya. Dengan 3 daya psikis ini, ia mempersoalkan diri dan
kehidupannya sendiri, diri dan kehidupan orang lain sebagai individu maupun sebagai
masyarakat. Dalam rangka kepentingan itu manusia senantiasa memikirkan dunia dan
sekelilingnya, dan asal usul segala sesuata ini
Selanjutnya ia mencoba mengarahkan daya cipta, rasa, dan karsanya itu untuk memahami
eksistensinya, dari mana sesungguhnya segala sesuatu ini berasal mula, untuk apa berada dan
mau kemana perginya. Akan tetapi kenyataannya usaha ini belum selesai (berhasil), manusia tetap
dalam keberadaanya yang diliputi oleh tanda tanya (ketidaktahuan)
Berdasarkan atas kenyataan yang ada pada dirinya bahwa ada pengetahuan yang pasti mengenai
ketidaktahuan, maka manusia senantiasa terus menerus mencari keterangan atas ketidak tahuan
itu. Dari keterangan yang diperoleh, manusia mencoba menyusun suatu sistematika yang integral
dan konsisten, sehingga bisa dijadikan suatu pandangan yang sedapat mungkin memperjelas
dasar dan tujuan keberadaanya sebagai manusia
Dengan demikian. Manusia atau siapa saja eksis dalam suasana yang diliputi dengan pertanyaanpertanyaan. Manusia eksis di dalam dan pada dunia filsafat. Dan filsafat hidup subur di dalam
aktualisasi manusia.
Oleh karena filsafat , maka suatu mahluk menjadi manusia, dan karena manusia, maka pastilah
berfilsafat
Filsafat Hidup dan Filsafat Akademik
Filsafat Hidup
Sering dikenal sebagai Way of life atau pedoman hidup yang kemudian membentuk cara hidup
yang berdasarkan diri kepada suatu faham untuk mencapai tujuan hidup.
Cara hidup adalah paham-paham atau aliran yang bersumber dari agama, kebudayaan, adatistiadat, dan kepercayaan-kepercayaan yang berlaku dan yang hidup
Dari cara hidup menimbulkan sikap hidup dan kemudian membentuk tingka laku teratur dan
konsisten, dan penuh konsekwensi agar sampai kepada tujuan hidup yaitu Kebahagiaan hidup
Suatu filsafat hidup dapat dikembangkan dengan cara keyakinan. Disini tidak ada teori apapun
kecuali langsung mengadakan penghayatan atas pedoman-pedoman atau norma yang telah
diyakini kebenarannya. Dalam penghayatan ini tidak ada kritik apapun kecuali ketaatan dan
kepatuhan menjalankan prinsip-prinsip hidup yang telah diyakini.
Filsafat hidup bersifat tertutup, dari sinilah idiologi suatu bangsa muncul yang selanjutnya dapat
membentuk suatu nasionalisme emosional : Pancasila-isme untuk Indonesia
Filsafat akademik
Berbeda halnya dengan filsafat hidup , filsafat akademik dipelajari secara metodik dan
sistematis, menurut cara-cara pandang tertentu untuk mencapai kebenaran yang dapat
dipertanggungjawabkan secara apapun.
Adapaun sasaran filsafat akademik adalah pengetahaun hakiki tentang barang sesuatu.
Pengetahuan ini selanjutnya sebagai pedoman untuk berbuat yang benar agar kebenaran sejati
dapat diaraih. Dan dengan kebenaran ini kebahagian hidup dapat diharapkan
Selain itu, filsafat akademik bersifat terbuka, karena itu memerlukan pembuktian, ujian, kritik,
dan sebagainya. Hal ini di dasarkan atas kemampuan rasio yang serba terbatas. Filsafat akademik
dapat dipelajari oleh siapapun yang normal.
Filsafat akademik cendrung bertanya terus menerus sampai pertanyaan itu sedapat mungkin bisa
terjawab. Dengan demikian diharapkan pengetahuan mengenao barang sesuatu menjadi jelas
adanya.
.
Filsafat akademik bukan hanya berfikir ilmiah saja, tetapi juga tertuju kepada pemikiranpemikiran radikal, untuk pada akhirnya sampai kepada kebenaran hakiki. Artinya tidak hanya
dengan satu cara pandang, metode , dan sistem tertentu saja, melainkan dengan cara pandang
universal pada saat memikirkan suatu objek. Selaanjutnya dalam rangka memahami hakikat objek
seluruh cara pandang yang dipakai dikaitkan secara integral dan dilakukan secara konsisten.
Filsafat 5
Pengetahaun dari kata Tahu artinya proses mengetahui yang kemudian menghasilkan sesuatu
yang disebut pengetahuan.
Adapun kecendrungan mengetahui merupakan kodrat bawaan manusia yaitu dorongan ingin
tahu yang bersumber dari keinginan, sedangkan keinginan adalah suatu unsur kejiwaan
sebagai bagian dari tripotensi kejiwaan yaitu : Pikiran, Perasaan, dan keinginan. Ketiganya berada
dalam satu kesatuan dan bekerja saling pengaruh mempengaruhi.
Pada mulanya, manusia berada dalam kondisi tidak tahu apa-apa. Selanjutnya setelah potensi
psikis berkembang pada titik kesadaran tertentu, barulah ada di dalam keadaan kagum dan
heran. Dengan perasaan ini muncul rasa ingin tahu yang benar mengenai barang sesuatu yang
menggejala.
Adapun dorongan ingin tahu itu mencakup masalah-masalah yang terangkum di dalam 4
pertanyaan yaitu :
1. Apa,
2. Mengapa,
3. Bagaimana, dan
4. Kemana .
Pertanyaan Kemana, menuntut jawaban berupa tujuan, bisa juga kegunaan tau fungsi.
Air : berguna dan berfungsi sebagai sumber penentu adanya kehidupan di bumi
Persoalan ini dapat dikembalikan kepada pedukung ilmu pengetahuan itu sendiri yaitu manusia,
yang mempunyai kecendrungan rasa ingin tahu mengenai apa saja dan dalam taraf yang bagaimanapun
secara terus-menerus.
Pada posisi lain manusia dalam menjalani hidup dan kehidupan menemukan banyak masalah
sebagai konsenwensi dari tujuan hidup. Dalam rangka inilah maka masalah itu harus dipecahkan.
Untuk memecahkan masalah itu diperlukan pemikiran dan pengetahuan. Oleh karena itu
pengetahuan adalah sesuatu yang mutlak bagi kehidupan manusia.
Andaikan manusia tidak mengupayakan adanya pengetahuan, Apakah ia bisa hidup dengan
instingnya? Jika di jawab ya, maka apa bedanya dengan binatang?
Oleh karena itu manusia mutlak memerlukan pengetahuan, karena dalam diri manusia ada
Tripotensi Kejiwaan
.cipta/pikiran yang berperan sebagai alat atau cara untuk memecahkan persoalan;
Rasa lebih berperan sebagai penentu sikap dan perilaku; Karsa sebagai penentu adanya tujuan
hidup.
Maka dengan pengetahuanlah manusia bisa mempertahankan dan mengem-bangkan hidup dan
kehidupannya demi tercapainya tujuan hidup
Sumber-sumber pengetahuan
Mengapa pengetahuan ada, ini juga terkait dengan sumber pengetahuan itu.
Ada 5 sumber pengetahuan :
1.
2.
3.
4.
5.
Sumber ini bersifat otoritas dan masih diwarnai oleh kepercayaan orang lain. Apa yang dikatakan
benar atau salah, baik-buruk pada umumnya dijalankan begitu saja, karena orang ini dianggap memiliki
pengetahuan yang lebih luas atau besar. Boleh jadi pengetahuan ini benar karena orangnya atau boleh jadi
kesaksian pengetahaun ini sebagai hasil pemikiran, penelitian, atau pengalaman yang benar atau tidak.
Jika tidak benar maka pengetahuan itu adalah kebohongan
Pengalaman Indrawi
Bagi manusia pengalaman indrawi adalah alat vital bagi kebutuhan hidup sehari-hari, karena dengan indra
orang dapat menyaksikan secara langsung kebenaran suatu objek.
Apakah daya kemampuan pancaindra dalam menangkap kebenaran objek bisa dipercaya dan
diyakini
Contoh : kadang kita tidak bisa membedakan makna tawa dengan nangisnya seseorang
Kemanpuan pancaindra sebenarnya amat terbatas kepada objek-objek yang nampak dan yang
fisis (terlihat, tercium, terdengar, tercecap, dan terasa) saja. Padahal ada objek dibalik yang sebenarnya.
Oleh sebab itu kemampuan panca indra sering diragukan kebanarannya (Apa yang nampak tidak selalu
dapat dipercaya)
Akal Pikiran
Berbeda dengan pancaindra, akal pikiran memiliki sifat yang lebih rohani, oleh karena itu lingkup
kemampuannya melebihi panca indra, menembus sampai kepada hal-hal yang metafisis. Kalau
pancaindra hanya mampu menangkap hal-hal yang fisis, yang satu persatu, dan yang beubah-ubah.
Sedangkan akal pikiran mampu menangkap hal-hal yang spiritual, yang seragam, dan yang tidak berubahubah.
Oleh karena itu akal pikiran senantiasa meragukan pengtahuan indrawi, dianggap sebagai
pengatahuan yang semu dan menyesatkan.
Akal pikiran cendrung memberikan pengethaun yang lebih umum, objektif, dan, pasti yang sifatnya
tetap dan tidak berubah-ubah. Sehingga dengan demikian dapat diyakini kebenarannya
Intuisi
Merupakan gerak hati yang paling dalam, sehingga sangat bersifat rohani, melampaui ambang batas akal
pikiran.
Pengetahuan yang bersumber dari intuisi adalah merupakan pengalaman batin yang bersifat langsung.
Artinya tanpa melalui sentuhan indra maupun olahan akal pikiran.
Ketika dengan serta merta seseorang memutuskan untuk berbuat atau untuk tidak berbuat , maka ia berada
dalam pengetahuan yang intuitif. Dengan demikian pengetahuan ini kebenarannya tidak dapat diuji baik
menurut pengalaman indrawi maupun akal pikiran. Oleh karena itu tidak bisa berlaku umum, hanya
berlaku secara individu saja.
Simpulan
Pada mulanya pengetahuan didapatkan dengan cara PERCAYA, yaitu percaya kepada adat-istiadat,
agama, dan kesaksian orang lain. Selanjutnya melalui kemampuan panca indra/pengalaman, maka
kepercayaan itu mulai di-RAGU-kan kebenarannya. Ketika akal pikiran mulai bekerja, maka mulai ada
PERKIRAAN, yaitu ketika faktor-faktor yang mengiyakan atau menidakkan mulai berat sebelah. Begitu
seterusnya menjadi PENDAPAT, KEPASTIAN, dan KEYAKINAN, jika berat sebelahnya menjadi
semakin nyata.