Anda di halaman 1dari 29

Trinitas Senior High School

Oleh :
Celia Lazarus
- 03
Edwin
- 09

ForeWord
Praise and gratitude we pray to Almighty God for the task of reporting
Chemistry class XI, the Acid-Base Experiment. With all humility we are grateful for
the task that has given Educate Trinity High School Chemistry teacher as a class XI,
parents, friends, and resource that we have been through the facilities and
infrastructure, which has supported us over the task of Chemistry class XI which has
been summarized in the report.
One application is the solution stoichiometry titration. Titration is a method
that aims to determine the amount of a solution of known concentration for the
right consumables react with a solution being analyzed or to unknown levels or
concentration. A concentration of the substance to be determined is referred to as
"titrant" and is usually placed in the Erlenmeyer flask, while the concentration of a
substance known as "titer" or "titrat" and is usually placed in the "burette". Both
titer and titrant is usually a solution. Titration is usually distinguished by the type of
reaction involved in the process of titration, for example if it involves acid-base
reaction is called as acid-base titration or alkalimetry aside, redox titration to
titration involving oxidation reduction reactions, titration titration kompleksometri to
complex reactions involving the formation and others. (On this site only discuss
about the acid-base titration).
Chemistry in the task of class XI, I will discuss about one of our observations.
This report may be useful for others and can add to knowledge. We apologize for
this report, there are words - words that are less pleasing. Criticisms and
suggestions will be helpful in the preparation of subsequent reports.
Thank you for your attention.
God bless.

Bandung, 18th of March 2013

Writer

Titrasi Asam Basa XI 1

Page 2

Contents
Cover.................................................................................................................
...............1
ForeWord..................................................................................................
...............2
Contents............................................................................................................
...............3
CHAPTER I

Pendahuluan

1.1 Latar
Belakang.......................................................................................................4
1.2 Rumusan
Masalah.................................................................................................5
1.3
Tujuan................................................................................................................
....5
1.4
Manfaat.............................................................................................................
....5

CHAPTER II Tinjauan Pustaka

2.1 Basic
Theory...........................................................................................................6

CHAPTER III Metode Penelitian

3.1 Jenis dan Waktu


Percobaan............. ......................................................................10
3.2

Titrasi Asam Basa XI 1

Page 3

Tempat.....................................................................................................
.......10
3.3 Alat dan
Bahan........................................................................................................11
CHAPTER IV Hasil Pengamatan

4.1 Lembar Kerja dan


Pengamatan..............................................................................18
4.2 Lembar
Pengamatan...............................................................................................21
4.3
Pembahasan......................................................................................................
.....22
CHAPTER IV

Kesimpulan dan Saran

5.1
Kesimpulan............................................ ...........................................................
.....25
5.2
Saran.... ............................................................................................................
......25
5.3 Daftar
Pustaka.... ....................................................................................................26

CHAPTER I
Pendahuluan
1.1. LATAR BELAKANG
Berbicara masalah reaksi asam-basa atau yang biasa juga disebut reaksi
penetralan, maka tidak akan terlepas dari titrasi asam-basa. Perlu dipahami terlebih

Titrasi Asam Basa XI 1

Page 4

dahulu bahwa reaksi asam-basa atau reaksi penetralan dapat dilakukan dengan titrasi
asam-basa. Adapun titrasi asam-basa ini terdiri dari titrasi asam kuat-basa kuat, titrasi
asam kuat-basa lemah, titrasi basa lemah-asam kuat, dan titrasi asam lemah-basa
lemah. Titrasi asam-basa ini ditentukan oleh titik ekuivalen (equivalent point) dengan
menggunakan indikator asam-basa.
Setelah mengetahui hal tersebut, perlu juga kita ketahui bahwa titrasi merupakan
suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang
sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi
yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa
maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan
reaksi

reduksi

oksidasi,

titrasi

kompleksometri

untuk

titrasi

yang

melibatan

pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya.


Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai titrant dan biasanya diletakan
di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut
sebagai titer dan biasanya diletakkan di dalam buret. Baik titer maupun titrant
biasanya berupa larutan. Pada laporan kali ini akan di jelaskan mengenai titrasi asambasa.
Titrasi asam basa adalah suatu analisa volumetric yang berdasarkan reaksi
penetralan , dimana sejumlah volum basa dinetralkan tepat dengan asam ,dan
salah satu konsentrasinya telah diketahui. Titrasi merupakan salah satu cara untuk
menentukan konsentrasi larutan suatu zat dengan cara mereaksikan larutan
tersebut dengan zat yang diketahui konsentrasinya secara tepat. Prinsip dasar
titrasi asam basa didasarkan pada reaksi netralisasi asam basa. Titrasi asam basa
sangat diperlukan dalam aplikasii untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau
basa. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi asam basa (netralisasi).

Titrasi Asam Basa XI 1

Page 5

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana cara menentukan kadar atau konsentrasi asam atau basa dengan
menggunakan metode titrasi asam basa?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


1. Menentukan konsentrasi larutan HCl dengan larutan NaOH 0,1 M melalui
metode titrasi asam basa.

1.4 MANFAAT PENELITIAN


1. Mempelajari dan memahami titrasi asam basa.
2. Menentukan kadar asam/basa (larutan sampel)

CHAPTER II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Basic Theory

Titrasi Asam Basa XI 1

Page 6

2.1.1

Titrasi Asam-Basa
Reaksi asam-basa dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi
larutan asam atau larutan basa. Penentuan itu dilakukan dengan cara
meneteskan larutan basa yang telah diketahui konsentrasiya ke dalam
sejumlah larutan asam yang belum diketahui konsentrasinya atau sebaliknya.
Penetesan dilakukan hingga asam dan basa tepat habis bereaksi. Waktu
penambahan hingga asam dan basa tepat habis disebut titik ekuivalen.
Dengan demikian, konsentrasi asam atau basa dapat ditentukan jika salah
satunya sudah diketahui. Proses penetapan konsentrasi tersebut disebut
titrasi asam-basa.
Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat
dengan menggunakan zat lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi
biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses
titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai
titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi
oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan
reaksi kompleks dan lain sebagainya.
Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai titrant dan biasanya
diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui
konsentrasinya disebut sebagai titer dan biasanya diletakkan di dalam
buret. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan. Pada laporan kali
ini akan di jelaskan mengenai titrasi asam-basa.

2.1.2

Prinsip Titrasi Asam-Basa

Titrasi Asam Basa XI 1

Page 7

Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun
titrant. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam
ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya.
Kemudian , ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan
ekuivalen ( artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi).
Keadaan ini disebut sebagai titik ekuivalen.
Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita
mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut.
Dengan menggunakan data volume titrant, volume dan konsentrasi titer maka
kita bisa menghitung kadar titrant.
2.1.3

Cara Mengetahui Titik Ekuivalen


Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam

basa , yaitu :
A. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi
dilakukan, kemudian membuat plot antara pH dengan volume titrant
untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut
adalah titik ekuivalent.
B. Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant
sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna
ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi kita hentikan.
Pada umumnya cara kedua dipilih disebabkan kemudahan pengamatan, tidak
diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis.

Titrasi Asam Basa XI 1

Page 8

Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indicator yang perbahan
warnanya dipengaruhi oleh pH. Penambahan indicator diusahakan sesedikit mungkin
dan umumnya adalah dua hingga tiga tetes.
Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih sedekat
mungkin dengan titik equivalent, hal ini dapat dilakukan dengan memilih indicator yang
tepat dan sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan.
Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna
indicator disebut sebagai titik akhir titrasi.
2.1.4

Rumus Umum Titrasi


Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalent asam akan sama dengan mol-

ekuivalent basa, maka hal ini dapat kita tulis sebagai berikut:
mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basa
Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara Normalitas dengan volume
maka rumus diatas dapat kita tulis sebagai:
NxV asam = NxV basa
Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion
H+ pada asam atau jumlah ion OH pada basa, sehingga rumus diatas menjadi:
nxMxV asam = nxVxM basa
Keterangan :
N = Normalitas
V = Volume
M = Molaritas
n = jumlah ion H+ (pada asam) atau OH (pada basa)

Titrasi Asam Basa XI 1

Page 9

Titrasi Asam Basa XI 1

Page 10

CHAPTER III
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1 JENIS DAN WAKTU PERCOBAAN
Jenis observasi yang penyusun lakukan adalah observasi Titrasi Asam Basa.
Waktu pelaksanaan observasi Titrasi Asam Basa yang telah penyusun laksanakan
adalah sebagai berikut :
Hari

: Jumat

Tanggal : 15 Maret 2013


Waktu

: pk. 07.35 pk. 08.20

3.2 TEMPAT
Tempat Praktikum :
La.b Kimia SMA Trintas.
Jalan Kebonjati 209 . Bandung.

Titrasi Asam Basa XI 1

Page 11

3.3

Alat
Bahan

dan

1.Alat

N
o.

Nama Alat

1.

Beker Glass

2.

Corong glass

Titrasi Asam Basa XI 1

Gambar

Page 12

3.

4.

Tabung
Erlenmeyer

Filler (karet
penghisap)

Titrasi Asam Basa XI 1

Page 13

5.

Kertas kosong

6.

Pipet Gondok

Titrasi Asam Basa XI 1

Page 14

7.

Buret

8.

Pipet Tetes

Titrasi Asam Basa XI 1

Page 15

2.Bahan

N
Nama Bahan
o.
1. Larutan HCl xM

Titrasi Asam Basa XI 1

Gambar

Page 16

2.

Larutan NaOH
0.1M

3.

Larutan
Fenoftalein

Titrasi Asam Basa XI 1

Page 17

4.

Aquadest

Sifat Bahan
a. Naoh 0,1 M
Sifat fisik : Berwarna putih atau praktis putih, massa melebur,

berbentuk

cair, serpihan atau batang atau bentuk lain. Sangat basa, keras, rapuh dan
menunjukkan pecahan hablur.
Sifat kimia : Bila dibiarkan di udara akan cepat menyerap karbondioksida
dan

lembab. Kelarutan mudah larut dalam air dan dalam etanol tetapi tidak

larut dalam eter. NaOH membentuk basa kuat bila dilarutkan dalam air,
NaOH murni merupakan padatan berwarna putih, densitas NaOH adalah 2,1 .
Senyawa ini sangat mudah terionisasi membentuk ion natrium dan
hidroksida.
b. Phenoftalein

Titrasi Asam Basa XI 1

Page 18

Sifat fisik
Sifat kimia

: berupa larutan dan merupakan asam lemah


: tidak dapat bereaksi dengan larutan yang direaksikan

dan hanya sebagai indikator.


c. HCl
Sifat fisik

: Pekat, berkabut asap.

Sifat kimia : Berdisosiasi melepaskan satu H+ hanya sekali, digunakan untuk


membuat

garam

menentukan

klorida,

basa,

korosif

sebagai

asam

terhadap

pilihan

jaringan

dalam

tubuh,

titrasi

dengan

untuk
potensi

kerusakan pada organ pernapasan, mata, kulit, dan usus.


d. Aquadest
Sifat fisik : Berbentuk cair, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, titik
didih 100oC, titik beku 0oC
Sifat kimia : Senyawa dengan formula H2O,elektrolit lemah,terionisasi
menjadi H3O+ dan OH- dihasilkan dari pengoksidasian hidrogen sebagai
bahan pelarut dalam kebanyakan senyawa dan sumber listrik.

CHAPTER IV
METODE PENELITIAN
4.1 CARA KERJA
Langkah kerja adalah sebagai berikut. :
1. Cuci buret dengan air
2. Masukkan larutan NaOH 0,1 M ke dalam buret

Titrasi Asam Basa XI 1

Page 19

3. Masukkan larutan NaOH hingga titik 0


dengan catatan pada bagian bawah
keran juga sudah terisi dengan NaOH
0,1 M.

4. Cuci pipet yang akan digunakan


5. Masukkan bola ke dalam pipet dengan keadaan bola kempes

6. Isi
angin pada
bola
tersebut dengan mendekatkan ujungnya pada HCl X M, sehingga HCl dapat
masuk ke dalam pipet tersebut, masukkan HCl hingga 10 ml.

Titrasi Asam Basa XI 1

Page 20

7. Masukkan larutan HCl dalam pipet tersebut ke dalam labu Erlenmeyer.

Pipet

Labu
Erlenmeyer

8. Tambahkan 3 tetes fenoftalin (Sebagai inikator) ke dalam labu Erlenmeyer.

PP ( Fenoftalin)

9. Titrasi dengan larutan NaOH 0,1 M yang terdapat pada buret hingga HCl X M
yang berada pada labu Erlenmeyer berubah warna menjadi pink muda.
Dengan cara menggoyangkan labu Erlenmeyer tersebut sehingga warna pink
menjadi rata.

Titrasi Asam Basa XI 1

Page 21

10.Catat volume NaOH yang di

gunakan.

11.Lakukan cara kerja no 1 10 kembali dengan menggunakan volume NaOH


yang tersisa dalam buret.
12.Cuci alat alat menggunakan aquadest.

Aquadest

Titrasi Asam Basa XI 1

Page 22

4.2 LEMBAR PENGAMATAN


Lembar Pengamatan
Reaksi Kimia
Kedudukan
buret awal

Kedudukan
buret akhir

Titrasi
1
0

Gambar

Titrasi
2
6.7

6.7

13.7

Volume
6.7
7
pemakaian
NaOH 0.1M
Rata-rata volume pemakaian NaOH 0.1M = 6.85 ml

Lembar Perhitungan
Va x Ma x A = Vb x Mb x B
10 x Ma x 1 = 6.85 x 0.1 x 1
10Ma = 0.685
Ma = 0.0685 M

Titrasi Asam Basa XI 1

Page 23

Gambar

4.3 PEMBAHASAN
1. Perhitungan Molar HCl
Titrasi merupakan cara penentuan konsentrasi suatu larutan
dengan volume tertentu dengan menggunakan larutan yang sudah
diketahui konsentrasinya dan mengukur volumenya secara pasti.
Bila titrasi menyangkut titrasi asam-basa maka disebut dengan
titrasi adisi-alkalimetri. Larutan yang telah diketahui konsentrasinya
disebut dengan titran.
Pada

eksperimen ini langkah kerja

yang dilakukan yaitu,

membersihkan buret dengan berhati-

hati

untuk

terjaminnya suatu pengeringan larutan yang

merata

di

dalam permukaan dalamnya dan membilasnya


dengan

larutan

NaOH

yang

akan

dipakai

sebanyak 3 kali ( 5 ml). Kemudian larutan


NaOh di masukkan ke dalam buret dengan
menggunkan

corong

sampai

volumenya

skala nol buret, setelah itu volume NaOH


kembali

sampai

tepat

melebihi
diturunkan

pada

skala nol.

Langkah selanjutnya yaitu


memasukkan 10 ml larutan asam dalam hal
larutan

HCl,

ditambahkan

kedalam
5

ml

labu

erlenmeyer

aquadest

untuk

ini
250

membilas

ml.

yaitu

Kemudian

larutan

yang

menempel pada dinding labu erlenmeyer. Lalu ditambahkan 3 tetes


phenoftalein kedalam labu erlenmeyer tersebut. Selanjutkan titrasi
dilakukan dengan cara meneteskan NaOH yang berada didalam
buret secara perlahan tetes demi tetes kedalam labu erlenmeyer.
Hentikan titrasi pada saat warna larutan yang berada dalam labu
erlenmeyer telah berubahan. Perubahan yang terjadi adalah dari
warna bening menjadi warna merah muda.

Titrasi Asam Basa XI 1

Page 24

Langkah awal dilakukan kembali tetapi NaOH tidak dikeluarkan


atau ditambahkan untuk mencapai titk pada skala nol. Labu
erlenmeyer

yang

pertama

digunakan

sebagai

standar

untuk

menentukan perubahan warna pada labu erlenmeyer yang kedua.


Mencatat volume NaOH yang diperlukan untuk mentitrasi
larutan. Titrasi yang awal dilakukan volume NaOH yang diperlukan
adalah 6,7 ml sedangkan pada titrasi yang kedua volume NaOH
yang

diperlukan

adalah

ml.

untuk

mengetahui

besarnya

konsentrasi larutan asam (HCl) dalam percobaan, maka langkah


awal yang dilakukan adalah menjumlahkan kedua volume NaOH
yang terpakai pada percobaan ini (pertama dan kedua) itu dibagi
dua sehingga akan diperoleh volume rata-rata yang terpakai dalam
percobaan. Hasil-hasil ini kemudian dimasukkan kedalam rumus
pengenceran yaitu:
VNaOH x MNaOH = VHCl x MHCl
Dimana VNaOH adalah volume NaOH rata-rata yang digunakan,
MNaOH adalah konsentrasi yang digunakan yaitu 0,1 M, dan VHCl
adalah volume HCl yang digunakan dalam percobaan yaitu sebesar
10 ml. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa besarnya
konsentrasi HCl yang digunakan adalah sebesar 0,0685 M.
2. Indikator lain
Banyak metode yang dapat digunakan untuk mengindikasikan
titik akhir dalam reaksi; titrasi biasanya menggunakan indikator visual
(larutan reaktan yang berubah warna). Dalam titrasi asam-basa
sederhana, indikator pH dapat digunakan, sebagai contoh adalah
fenolftalein, di mana fenolftalein akan berubah warna menjadi merah
muda ketika larutan mencapai pH sekitar 8.2 atau melewatinya.
Contoh lainnya dari indikator pH yang dapat digunakan adalah metal
merah dan bromtimol biru.

Karena metil merah memiliki trayek pH

dari 4,2 -6,3 yang berarti mendekati pH 7 atau netral yang merupakan

Titrasi Asam Basa XI 1

Page 25

titik ekuivalen , begitu pula dengan bromtimol biru yang memiliki


trayek pH 6,0 7,6 yang berarti mendekati pH 7 atau netral yang
merupakan titik ekuivalen. Sedangkan metil jingga tidak dapat
digunakan , karena trayek pHnya 2,9 -4,0 yang berarti masih jauh dari
pH 7 atau netral yang dibutuhkan untuk titik ekuivalen.
Tidak semua titrasi membutuhkan indikator. Dalam beberapa
kasus, baik reaktan maupun produk telah memiliki warna yang kontras
dan dapat digunakan sebagai "indikator". Sebagai contoh, titrasi
redoks menggunakan potasium permanganat (merah muda/ungu)
sebagai peniter tidak membutuhkan indikator. Ketika peniter dikurangi,
larutan

akan

menjadi

tidak

berwarna.

Setelah

mencapai

titik

ekivalensi, terdapat sisa peniter yang berlebih dalam larutan. Titik


ekivalensi diidentifikasikan pada saat munculnya warna merah muda
yang pertama (akibat kelebihan permanganat) dalam larutan yang
sedang dititer.
Akibat adanya sifat logaritma dalam kurva pH, membuat transisi
warna yang sangat tajam; sehingga, satu tetes peniter pada saat
hampir mencapai titik akhir dapat mengubah nilai pH secara signifikan
sehingga
langsung.

terjadilah
Terdapat

perubahan

sedikit

warna

perbedaan

dalam
antara

indikator

secara

perubahan

warna

indikator dan titik ekivalensi yang sebenarnya dalam titrasi. Kesalahan


ini diacu sebagai kesalahan indikator, dan besar kesalahannya tidak
dapat ditentukan.

Titrasi Asam Basa XI 1

Page 26

CHAPTER V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1

Kesimpulan

Kesimpulan :
Jadi konsentrasi HCl yang didapat ialah 0,0685 M
Konsentrasi ini diperoleh ketika larutan NaOH 0,1 M di teteskan kepada HCl X M sehingga
mengubah warna HCl yang berada dalam labu Erlenmeyer menjadi berwarna pink bening
(menggunakan indikator fenoftalin) di mana warna pink bening mempunyai PH +- = 7

5.2 Saran
1. Gunakan labu Erlenmeyer yang bersih , dan telah di bilas NaOH.
2. Membuka keran buret dengan hati-hati agar tidak terjadi perubahan warna
titrasi menjadi pink tua.

Titrasi Asam Basa XI 1

Page 27

5.3 Daftar Pustaka


Brady, James E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur I edisi 5. Jakarta: Binarupa Aksara
Day, R. A. 1990. Analisis Kimia Kuantitatif edisi keempat. Jakarta : Erlangga
Ladiku, Dhiana. 2011. Laporan Praktikum Titrasi Asam Basa

Titrasi Asam Basa XI 1

Page 28

Titrasi Asam Basa XI 1

Page 29

Anda mungkin juga menyukai