Anda di halaman 1dari 18

Laporan Kerja Praktek

PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

BAB IV
UTILITAS, PENGOLAHAN LIMBAH, DAN LABORATORIUM

4.1. Sistem Utilitas


Sistem utilitas mempunyai tujuan untuk menunjang operasi unit-unit proses dengan
menyediakan kebutuhan listrik, steam, air pendingin, gas N 2 , fuel gas system dan
sebagainya. Sistem utilitas ini terdiri dari beberapa unit, yaitu:
1. Pembangkit Listrik dan Sistem Distribusi (Unit 51)
2. Pembangkit Kukus (Unit 52)
3. Water Intake Facility (WIF) dan Fasilitas Penjenuhan Air (Water Treatment Plant) Salam
Darma (Unit 53)
4. Raw Water dan Portable Water System (Unit 54)
5. Demineralize Water Unit (Unit 55)
6. Cooling Tower System (Unit 56)
7. Sistem udara dan Instrumen (Unit 57)
8. Nitrogen Plant (Unit 59)
Bahan baku unit utilitas pada kilang PERTAMINA RU-VI adalah air dan udara yang
kemudian diolah untuk berbagai keperluan.
4.1.1. Penyediaan Air
a. Water Intake Facility (Unit 53)
Fungsi : pemurnian air
Kapasitas : 1300 ton/jam
Generator : 3 unit (53-G-301 A/B/C)
Daya : (53-G-301A/B) = 78 kW
(53-G-301C)

= 360 kW

Water Intake Facility berlokasi di desa Salam Darma, Kecamatan Compreng,


Kabupaten Subang 65 km dari Refinery EXOR I Balongan. Air sungai diambil dari
buangan Proyek Jatiluhur pada saluran utama sebelah timur (Timur Main Canal).

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik


Universitas Lampung

Laporan Kerja Praktek


PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

Apabila kanal dalam perbaikan, maka air sungai diambil dari sungai Cipunegara.
Kebutuhan air di RU-VI Balongan mencapai 1100 ton/jam. Untuk menghindari
terjadinya pemborosan penggunaan air dan adanya kemungkinan menurunnya
cadangan perserdiaan air dari sungai, maka sistem di RU-VI ini dilengkapi dengan
Refinery Unit air sisa proses agar bisa digunakan kembali.
b. Unit Demineralized Water (Unit 55)
Water treatment bertujuan melunakkan air sesuai dengan yang diperlukan. Unit
demineralisasi bertujuan untuk menyediakan air yang sesuai dengan persyaratan
boiler feed water. Demin Plant terdiri dari tiga train dengan flow rate 230
m3/h/train yang diinstalasi out doors, tanpa atap dan di area yang tidak berbahaya.
Pola operasi :
Demineralization Plant beroperasi secara kontinyu.
Masing-masing train akan beroperasi normal secara bergantian.
Air buangan regenerasi yang mengandung asam, basa serta air pembilas dari
masing-masing resin dibuang melalui bak penetral (untuk dinetralisasi).
Backwash water dari Activated Carbon Filters akan dialirkan ke Clean Drain.
Selama operasi normal, operator akan tinggal di Utility Control Room dekat
dengan lokasi sehingga dapat mengadakan inspeksi ke lokasi secara berkala.
Kualitas Demineralized Water :
Total Hardness

Nil

Conductivity

Max. 10 s/cm

Silica

Max. 0.2 mg/l

Iron

Max. 0.1 mg/l

c. Raw Water dan Potable Water (Unit 54)


Raw Water ditransfer dari Raw Water Intake Facility (Salam Darma) melalui pipa
dan ditampung di tangki Raw Water. Raw Water ini digunakan juga sebagai service
water yang pemakainya adalah :
Make-up untuk Fire Water
Make-up untuk Cooling Water
Make-up untuk Demineralized Water
Make-up untuk Potable Water
Hose Station
Pendingin untuk pompa di offsite
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik
Universitas Lampung

70

Laporan Kerja Praktek


PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

Service water sebelum masuk ke Potable Water Tank, disterilisasi terlebih dahulu
dengan gas Chlorine yang selanjutnya dipompakan ke pemakai. Air yang sudah
disteril dinamakan Demineralized Water (DW).
Kualitas Service Water :
pH

: 6.5-8.0

Total Kation, sebagai CaCO 3

Total Anion, sebagai CaCO 3

: 135 mg/l

Total dissolved solid

: 205 mg/l sebagai CaCO 3

Conductivity

: 300 s/cm pada 25 0C

Total iron

: 0.3 mg/l

Silica

: 25 mg/l

CO 2

: 40 mg/l sebagai CaCO 3

Suspended solid

: 5 mg/l

Turbidity

: 5 mg/l

117.5 mg/l

Potable water adalah air yang disediakan untuk keperluan para karyawan
PERTAMINA. Air ini didistribusikan ke bagian-bagian sebagai berikut:
1.

Kantor laboratorium

2.

Central Control Room

3.

Kantor Perlindungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (LK3)

4.

Field Office

5.

Gedung Administrasi

6.

Control Room ITP

7.

Safety Shower di unit utilitas dan unit proses

d. Unit Sistem Air Pendingin/Cooling Water (Unit 56)


Unit ini berfungsi untuk mensuplai air pendingin ke unit-unit proses, fasilities
utilities, ancilaries dan fasilitas offsite.
Bagian-bagiannya :
1. Menara pendingin (Cooling Water Tower).
2. Pompa air pendingin (Cooling Water Pump) dengan kapasitas 7000 m3/hr pada
tekanan 4,5 kg/cm2g.
3. Side Stream Filter dengan kapasitas 220 m3/hr.
4. Side Filter/ Start Up Pompa Cooling Water dengan kapasitas 660 m3/hr.

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik


Universitas Lampung

71

Laporan Kerja Praktek


PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

Langkah Proses :
Menara dirancang untuk mendinginkan air dari temperatur 45,5OC ke 33oC dengan
wet bulb temperatur 29,1oC dengan tipe counter flow. Menara terdiri dari 12 cell
dan 12 draft fan beserta masing-masing motornya dan dua buah header supply
utama untuk pendistribusian ke onsite dan utility area. Sistem pendinginan pada
cooling tower ini dirancang menurut sistem sirkulasi terbuka. Pompa cadangan
digunakan untuk mengantisipasi gangguan dan apabila salah satu pompa utama
dibersihkan.

Fasilitas pengolahan air digabung dengan menara pendingin yang dilengkapi injeksi
gas chlorine untuk membunuh bakteri dan mencegah tumbuhnya lumut, inhibitor
korosi dan scaling inhibitor untuk mencegah korosi dan kerak yang ditambahkan
secara kontinyu, serta slime dispersant untuk membunuh bakteri yang ditambahkan
setiap 1 bulan sekali. Untuk menjaga mutu air, sebagian air diolah di side stream
filter. Pada bagian header supply ke area utility, dilengkapi dengan on-line
conductivity analizer untuk memonitor mutu dari air pendingin. Air pendingin
didistibusikan ke proses di kilang dengan pompa 56-P-101A-F ke bagian utilitas
dan proses yang membutuhkan sistem air pendingin.
Air pendingin didistribusikan ke system utilitas untuk boiler, Steam Turbin
Generator (STG), kompresor, Nitrogen dan Demin Plant.
Air pendingin didistribusikan ke unit proses untuk H 2 Plant, RCC Complex, GO
dan LCO HTU, CDU, AHU, Amine Treatment, Sulphur Plant, NPU, dan off site
area.

4.1.2. Penyediaan Uap


Sistem ini berfungsi untuk memenuhi kebutuhan kukus dan air umpan boiler ke kilang
serta menerima kondensat kukus dari kilang. Boiler dirancang untuk memasok
kebutuhan steam pada proses yang terdiri dari steam drum, downcomers, water wall
tube, superheater dan bank tube. Unit air umpan boiler terdiri dari tiga buah deaerator
yang berfungsi untuk :
1. Menampung air
2. Pemanas awal
3. Menghilangkan O 2 dalam air

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik


Universitas Lampung

72

Laporan Kerja Praktek


PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

Pada deaerator ditambahkan zat hidrazin dan amin. Hidrazin berfungsi untuk
mempermudah O 2 lepas dari air, sedangkan amin berfungsi untuk menaikkan pH agar
air tidak bersifat asam (korosif). Peralatan penunjang pada boiler antara lain safety
valve, dua unit penggerak steam turbin, economizer, instrumentasi, local boiler control
(LCP), analyzer, water level gauge, dan lain-lain.

Steam dihasilkan dengan menggunakan boiler dengan bahan bakar berupa bahan bakar
cair (minyak) dan bahan bakar gas. Unit 52 ini terdiri dari 6 unit boiler dengan
kapasitas 115 ton/jam masing-masing unit. Steam yang diproduksi boiler berupa HP
steam, sedangkan MP dan LP steam dihasilkan melalui ekspansi yang dapat dilakukan
secara isoterm atau isentalpik. Umpan boiler berupa air demin dan kondensat yang
berasal dari proses. Spesifikasi umpan boiler antara lain :
Total dissolved solid

0.8 wt ppm

Suspended solid

1.0 wt ppm

Conductivity

1.2 s/cm

Hydrocarbon

Nil

Steam yang dihasilkan oleh boiler terdiri dari :


High Pressure Steam , 39-45 kg/cm

dan 340-3990C, digunakan untuk tenaga

penggerak steam turbine generator pada pembangkit listrik dan untuk penggerak
steam turbine pada pompa dan kompresor. HP steam ini didistribusikan ke bagian
utilitas (STG, FDF Boiler, HBW Pump, Compressor, Cooling Water) dan proses
(RCC, H 2 Plant, GO/LCO HTU, AHU).
Medium Pressure Steam, 16-22 kg/cm

dan 250-3700C, digunakan untuk tenaga

penggerak pompa steam turbine dan steam jet ejector. MP steam didistribusikan ke
utilitas (MBW Pump, Automizing Boiler, Fuel Oil Pump, Demin Water Pump,
Condensate Pump) dan proses (RCC, GO/LCO HTU, CDU, AHU, Amine/SWS,
Sulphur Plant, Offsite, Flare).
Low Pressure Steam, 2.8-5.3 kg/cm

dan 190-2900C, digunakan untuk media

pemanas. LP steam didistribusikan ke utilitas (deaerator, KO drum) dan proses (H 2


Plant, GO/LCO HTU, CDU, AHU,Amine/SWS, Sulphur Plant, Offsite Area).

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik


Universitas Lampung

73

Laporan Kerja Praktek


PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

4.1.3. Penyediaan Tenaga Listrik dan Sistem Distribusi (Unit 51)


Kilang minyak PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan didesain dengan
kapasitas pengolahan 125.000 BPSD. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, listriknya
disediakan/diperoleh dari PLTU terdiri dari 5 unit Steam Turbin Generator (STG) dan
PLTD yang berupa 1 unit Emergency Diesel Generator (EDG). Masing-masing turbin
memiliki kapasitas 27500 KVA/22000 KW, sehingga total kapasitas terpasang sebesar
5 X 22000 KW = 110000 KW. Emergency Diesel Generator (EDG) memiliki
kapasitas 3.6 MW dan mempunyai fungsi:
a. Initial start-up
b. Auto start jika terjadi kegagalan total pada STG
Pusat listrik tenaga diesel (PLTD) dengan satu unit Diesel Engine Generator Set
memiliki kapasitas sebesar 1 X 3600 KW. Pendistribusian listrik di kilang RU-VI
Balongan ini dilakukan melalui beberapa sub station. Dengan sistem ini, maka
distribusi listrik menjadi lebih baik. Penyaluran listrik dari sub station 1 ke sub station
yang lain menggunakan saluran underground cable kecuali untuk SS 31 yang
memakai saluran over head.
Pendistribusian listriknya yaitu:
1. Sub station no 1

: melayani utilitas dan kantor-kantor

2. Sub station no 11

: melayani H 2 Plant

3. Sub station no 12

: melayani GO HTU dan LCO HTU

4. Sub station no 13

: melayani AHU

5. Sub station no 14 A & B

: melayani RCC unit

6. Sub station no 15

: melayani CDU

7. Sub station no 16

: melayani Amine Treating, SWS, dan Sulfur Plant

8. Sub station no 22,22,23 : melayani Offsite Area


9. Sub station no 31

: melayani kompleks perumahan Bumi Patra

4.1.4. Penyediaan Udara Tekan


Unit ini berfungsi untuk menyediakan udara tekan untuk keperluan proses di kilang.
Unit ini terdiri dari 6 alat pengatur tekanan udara, yaitu 3 unit turbin dan 3 unit motor
kompresor. Kapasitas alat-alat tersebut adalah 3,500 Nm3/jam. Udara harus
dikeringkan terlebih dahulu dengan menggunakan dryer untuk menghilangkan

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik


Universitas Lampung

74

Laporan Kerja Praktek


PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

kandungan air pada udara yang dapat merusak kompresor. Kapasitas pengeringannya
yaitu 4820 Nm3/jam. Dryer yang digunakan molsieve.
a. Unit Nitrogen Plant (Unit 59)
Instalasi N 2 terdiri dari dua train (train A dan train B). Masing-masing train
dilengkapi dengan satu tangki produksi dan satu unit penguap N 2 cair. Nitrogen
diperlukan untuk keperluan purging atau blanketing untuk mencegah adanya O 2
dalam tangki/proses karena dapat menimbulkan bahaya ledakan dalam proses
refining petroleum. Sistem ini terdiri dari 2 unit dengan tangki masing-masing 3
buah. Kapasitas per tangki 41,5 m3. Kapasitas per unit adalah max cairan = 100
Nm3/jam + 420 Nm3/jam.
b. Kompresor
Kebutuhan udara tekan di tiap unit disuplai oleh kompresor yang berada di masingmasing unit.

4.2. Sistem Penyokong (ANCILLARIES COMMON)

4.2.1. Fuel System (Unit 62)


Unit ini berfungsi untuk memasok bahan bakar pada pabrik. Unit ini terdiri dari dua
bagian yaitu:
a. Bahan bakar gas (Fuel Gas System)
Sistem ini dirancang untuk mengumpulkan berbagai sumber gas bakar dan
mendistribusikannya ke kilang sebagai gas bakar di unit-unit proses dan bahan baku
Hydrogen Plant. Sumber gas bakar tersebut antara lain: fuel gas dari refinery off
gas, LPG dan propilene dari ITP dan natural gas. Penggunaan gas bakar di kilang
adalah untuk keperluan gas umpan di Hydrogen Plant dan gas bakar di unit dan
fasilitas proses.
b. Bahan bakar minyak (Fuel Oil System)
Sistem ini dirancang untuk mengumpulkan bermacam-macam sumber fuel oil dan
mendistribusikan ke kilang sebagai bahan bakar di unit-unit proses. Pada sistem ini
terdapat 2 buah tangki (62-T-201A/B) dengan kapasitas per tangkinya 3000 m3.
Pompa yang digunakan ada 3 unit (2 turbin dan 1 motor). Sumber-sumber fuel oil
antara lain:
- DCO dari RCC
- AR dari CDU
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik
Universitas Lampung

75

Laporan Kerja Praktek


PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

- Gas oil untuk start up refinery


DCO digunakan sebagai fuel oil pada normal operasi, pada saat shut down
ARHDM unit maka AR juga digunakan sebagai fuel oil.
Konsumen fuel oil:
Crude charger heater di CDU
Dedicated superheater di RCC
Boiler di unit utilitas

4.2.2. Caustic Sode (Unit 64)


Sistem caustic soda merupakan salah satu unit di PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI
Balongan yang terdiri dari pelarut soda. Unit 64 berfungsi untuk menyimpan,
mencairkan dan menyuplai caustic soda. Sistem ini dirancang untuk caustic soda
20oBe untuk bermacam kebutuhan. Caustic diterima dalam bentuk flake dan
dilarutkan, dicairkan menjadi larutan 10oBe dan 20oBe dalam sistem tersebut.
Konsumsi dan pemakaian caustic soda adalah:
1. Pemakaian 20oBe pada umumnya digunakan di unit 24 SWS, Unit 55
Demineralized Plant, Unit 17 LPG Treatment dan Unit 22 Hydrogen Plant. Pada
pemakaian ini caustic soda ditampung di 64-T-102 dengan kapasitas 5,5 kg/hari.
2. Pemakaian 10oBe digunakan pada unit 18 Gasoline Treatment dan unit 20 Catalytic
Condensation Unit. Pada pemakaian ini caustic soda ditampung pada 64-T-101
dengan kapasitas 20 kg/hari.
3. Pemakaian khusus caustic soda pada unit 14, 21, 23 sebanyak sekali setahun.
Kebutuhan ini dipertimbangkan untuk sistem desain.

4.2.3. Fire Water System (Unit 66)


Fire water merupakan air yang disediakan sebagai air pemadam kebakaran. Air
tersebut disalurkan ke fire water hydrant dan water springkle di area ITP sebagai air
pemadam kebakaran. Unit ini terdiri dari 4 buah pompa dengan kondisi auto stand by
dengan satu jockey pump yang berfungsi untuk menahan tekanan dalam sistem. Jockey
pump didisain untuk mempertahankan sistem, namun jika tekanan sistem turun 5
kg/cm2, maka salah satu pompa 66-P-101 A/B/C/D akan berjalan otomatis.

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik


Universitas Lampung

76

Laporan Kerja Praktek


PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

4.3. Fasilitas OFF SITE / Instalasi Tangki dan Pengapalan


Fasilitas offsite berfungsi mengadakan dan mempersiapkan feed untuk tiap unit proses serta
menampung hasil produksi dari unit-unit proses tersebut, baik yang berupa intermediate
product atau finished product. ITP (Instalasi Tangki dan Pengapalan) dibagi menjadi 2 seksi
utama, yaitu:
a. Seksi Tank Blending and Metering (TBM)
Mengatur tentang kegiatan yang berkaitan dengan tangki seperti penyiapan tangki untuk
bahan baku, bahan baku intermediet, dan produk. Selain itu, seksi ini juga berfungsi
untuk pengukuran jumlah transfer (metering) dan perbaikan kualitas pencampuran
(blending). Seksi ini meliputi Tank Farm Unit (unit 42).
b. Seksi Loading Environtment Jetty (LEJ)
Mengatur kegiatan transfer dari kapal ke tangki darat dan sebaliknya (loading),
pembongkaran minyak mentah dari kapal dan sebaliknya (jetty), serta mengelola limbahlimbah dari proses yang kebanyakan mengandung NH 3 , H 2 S, phenol, oil, dll
(environtment). Unit ini meliputi Single Buoy Mooring (unit 41), Pipeline (unit 43), dan
sistem pengolahan limbah. Unit peralatan pada fasilitas offsite di PT. PERTAMINA
(Persero) RU-VI Balongan ini terbagi dalam beberapa unit yang masing masing
mempunyai fungsi yang saling berkaitan, unit-unit tersebut adalah Single Buoy Mooring
(unit 41), Tank Farm Unit (unit 42), dan Pipeline (unit 43).

4.4. Pengolahan Limbah


PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan menghasilkan berbagai macam limbah, yang
terdiri dari limbah cair, limbah gas dan limbah padat.
4.4.1. Pengolahan Limbah Cair
Limbah industri yang dihasilkan industri minyak bumi umumnya mengandung logamlogam berat maupun senyawa yang berbahaya. Selain logam berat, limbah, atau air
buangan industri, minyak bumi juga mengandung senyawa-senyawa hidrokarbon yang
sangat rawan terhadap bahaya kebakaran. Dalam setiap kegiatan industri, air buangan
yang keluar dari kawasan industri minyak bumi harus diolah terlebih dahulu dalam
unit pengolahan limbah, sehingga air buangan yang telah diproses dapat memenuhi
spesifikasi dan persyaratan yang telah ditentukan oleh pemerintah. Untuk mencapai

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik


Universitas Lampung

77

Laporan Kerja Praktek


PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

tujuan tersebut, maka dibangun unit Sewage dan Effluent Water Treatment di PT.
PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan ini.

Secara garis besar effluent water treatment di PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI
Balongan dibagi menjadi dua, yaitu treatment oily water dan treatment air buangan
proses. Treatment oily water dilakukan di rangkaian separator sedangkan treatment air
buangan proses dilakukan menggunakan lumpur aktif (activated sludge) yang
merupakan campuran dari koloni mikroba aerobik. Desain awal dari unit WWT
(Waste Water Treatment) adalah untuk mengolah air buangan yang terbagi menjadi
dua sistem pengolahan, yaitu :

Dissolved Air Floatation (DAF), untuk memisahkan kandungan padatan dan


minyak dari air yang berasal dari air buangan (oily water) ex process area dan tank
area. Pada proses ini yang diolah umumnya mempunyai kandungan minyak dan
solid yang tinggi tetapi mempunyai kandungan COD dan BOD yang rendah.

Activated Sludge Unit (ASU), untuk mengolah secara kimia, fisika dan biologi air
buangan dari unit proses terutama: Treated Water ex Unit Sour Water Stripper
(Unit 24) dan desalter effluent water ex Unit Crude Distillation (Unit 11). Air yang
diolah umumnya mempunyai kandungan amonia, COD, BOD dan fenol sedangkan
kandungan minyak dan solid berasal dari desalter effluent water.

Unit pengolah air buangan terdiri dari :


a. Air Floatation Section
Air hujan yang bercampur minyak dari unit proses dipisahkan oleh CPI separator
sedangkan air ballast dipisahkan di API separator kemudian mengalir ke seksi ini
secara gravitasi. Campuran dari separator mengalir ke bak DAF Feed Pump dan
dipompakan ke bak floatation, sebagian campuran dipompakan ke pressurize
vessel. Dalam pressurize vessel udara dari plant air atau DAF compressor udara
dilarutkan dalam pressurize waste water. Bilamana pressurize waste water
dihembuskan ke pipa inlet bak floatation pada tekanan atmosfir, udara yang terlarut
disebarkan dalam bentuk gelembung dan minyak yang tersuspensi dalam waste
water terangkat ke permukaan air. Minyak yang mengapung diambil dengan
skimmer dan dialirkan ke bak floatation oil. Minyak di dalam bak floatation oil
dipompakan ke tangki recovery oil. Air bersih dari bak floatation mengalir ke bak
impounding basin.

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik


Universitas Lampung

78

Laporan Kerja Praktek


PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

b. Activated Oil Sludge


Aliran proses penjernihan air dengan CPI Separator dan aliran sanitary dengan
pompa dialirkan secara gravitasi ke seksi activated sludge. Air hasil proses CPI dan
filtrate dehydrator dicampurkan dalam bak proses effluent dan campuran air ini
dipompakan ke pit aeration pada operasi normal dan pada emergency ke pit
clarifier melalui rapid mixing pit dan Flocculation pit. Apabila kualitas air off spec,
maka air tersebut dikembalikan ke bak effluent sedikit demi sedikit untuk
dibersihkan dengan normal proses. Ferri Chlorida (FeCl 3 ) dan Caustic Soda
(NaOH) diinjeksikan ke bak flocculation. Air yang tersuspensi, minyak, dan sulfida
dalam air kotor dihilangkan dalam unit ini. Lumpur yang mengendap dalam bak
clarifier dipompakan ke bak thickener. Pemisahan permukaan dari bak clarifier
dilakukan secara over flow ke bak aeration. Air kotor dari sanitary mengalir secara
langsung ke bak aeration. Dalam bak aeration ditambahkan nutrient. Selain itu,
untuk menciptakan lingkungan aerobik bak ini dilengkapi pula dengan aerator.
Treatment dengan biological ini mengurangi dan menghilangkan benda-benda
organik (BOD dan COD). Setelah treatment dengan biological, air kotor bersama
lumpur dikirim ke bak aeration kembali, sebagian lumpur dikirim ke bak thickener.
Pemisahan permukaan air dari bak sedimentasi mengalir dari atas ke Impounding
Basin. Unit Sewage and Effluent Water Treatment dirancang untuk sistem waste
water treatment yang bertujuan memproses buangan seluruh kegiatan dari unit
proses dan area pertangkian dalam batas-batas effluent yang ditetapkan air bersih.
Kapasitas unit ini sebesar 600 m3/jam dimana kecepatan effluent didesain untuk
penyesuaian kapasitas 180 mm/hari curah hujan di area proses dan utilitas.

Unit penjernihan buangan air ini memiliki beberapa proses yaitu :


Proses fisik
Pada proses ini diusahakan agar minyak maupun buangan padat dipisahkan
secara fisik. Setelah melalui proses fisik tersebut, kandungan minyak dalam
buangan air hanya diperbolehkan 25 ppm.
Proses kimia
Proses ini dilakukan dengan menggunakan bahan penolong seperti koagulan,
flokulan, penetrasi, pengoksidasi dan sebagainya yang dimaksudkan untuk
menetralkan zat kimia berbahaya di dalam air limbah. Senyawa yang tidak
diinginkan diikat menjadi padat dalam bentuk endapan lumpur yang selanjutnya
dikeringkan.
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik
Universitas Lampung

79

Laporan Kerja Praktek


PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

Proses mikrobiologi
Proses mikrobiologi merupakan proses akhir dan berlangsung lama, serta hanya
dapat mengolah senyawa yang sangat sedikit mengandung logam berbahaya.
Pada dasarnya proses ini memanfaatkan makhluk hidup (mikroba) untuk
mengolah bahan organik.

Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara biologi. Tujuannya
untuk menggumpalkan dan memisahkan zat padat koloidal yang tidak mengendap
serta menstabilkan senyawa-senyawa organik. Sebagai pengolahan sekunder,
pengolahan secara biologi dipandang sebagai pengolahan yang paling murah dan
efisien. Dalam beberapa dasawarsa telah berkembang berbagai metode pengolahan
limbah secara biologi dengan segala modifikasinya. Proses ini dimaksudkan untuk
mengolah buangan air proses yang mempunyai kadar BOD 810 mg/l dan COD
1150 mg/l menjadi treated water yang memiliki kadar BOD 100 mg/l dan COD
150 mg/l dengan menggunakan lumpur aktif (activated sludge). Lumpur aktif ini
merupakan campuran dari koloni mikroba aerobik. Konsep yang digunakan dalam
proses pengolahan limbah secara biologi adalah eksploitasi kemampuan mikroba
dalam mendegradasi senyawa-senyawa polutan dalam air limbah. Pada proses
degradasi, senyawa-senyawa tersebut akan berubah menjadi senyawa-senyawa lain
yang lebih sederhana dan tidak berbahaya bagi lingkungan. Hasil perubahan
tersebut sangat bergantung pada kondisi lingkungan saat berlangsungnya proses
pengolahan limbah. Oleh karena itu, eksploitasi kemampuan mikroba untuk
mengubah senyawa polutan biasanya dilakukan dengan cara mengoptimalkan
kondisi lingkungan untuk pertumbuhan mikroba sehingga tercapai efisiensi yang
maksimum.
c. Dehydrator dan Incinerator section
Padatan berupa lumpur yang terkumpul dari floatation section dan activated sludge
ditampung pada sebuah bak. Selanjutnya lumpur tersebut dipisahkan airnya dengan
bantuan bahan kimia dan alat mekanis berupa centrifuge (alat yang bekerja
memisahkan cairan-padatan dan dengan memutarnya pada kecepatan tinggi).

Cairan hasil pemisahan centrifuge dialirkan melalui got terbuka menuju PEP di
seksi ASU, sedangkan padatannya disebut cake dan ditampung pada sebuah tempat
bernama Hopper (Cake Hopper). Proses selanjutnya adalah membakar cake dalam
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik
Universitas Lampung

80

Laporan Kerja Praktek


PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

sebuah alat pembakar atau incinerator menjadi gas dan abu pada temperatur tinggi
(T = 800oC). Kapasitas desain dehydrator sebesar 5,5 m3/jam dan kapasitas
pembakaran incinerator adalah 417 kg solid/jam.

4.4.2. Pengolahan Limbah Gasa


Limbah gas dari kilang ini diolah di sulfur recovery unit dan sisanya dibakar di
incinerator (untuk gas berupa H 2 S dan CO) maupun flare (gas hidrokarbon).

4.4.3. Pengolahan Limbah Padat


Sludge merupakan suatu limbah yang dihasilkan dalam industri minyak yang tidak
dapat dibuang begitu saja ke alam bebas, karena akan mencemari lingkungan. Pada
sludge selain mengandung lumpur, pasir, dan air juga masih mengandung hidrokarbon
fraksi berat yang tidak dapat di-recovery ke dalam proses. Sludge ini juga tidak dapat
di buang ke lingkungan sebab tidak terurai secara alamiah dalam waktu singkat.

Pemusnahan hidrokarbon perlu dilakukan untuk menghindari pencemaran lingkungan.


Dalam upaya tersebut, PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan melakukannya
dengan membakar sludge dalam suatu ruang pembakar (incinerator) pada temperatur
tertentu. Lumpur/pasir yang tidak terbakar dapat digunakan untuk landfill atau
dibuang di suatu area, sehingga pencemaran lingkungan dapat dihindari.

Tabel 4.1 Sumber, Jenis dan Pengolahan Limbah Kilang RU-VI Balongan
Unit

CDU

ARHDM

GO HTU
RCC/Unsat

Jenis Limbah

Sistem Pengolahan

Note

Sour water

Diolah di unit SWS

Oily water

Dipisahkan di buffer pit

Desalter eff water

Di olah di unit EWT 63

1*)

Mercury (Hg)

2*)

Sour water

Diolah di unit SWS train 1

Oily water/ drain

Dipisahkan di buffer pit

Sour water

Diolah di unit SWS train 1

Oily water/drain

Dipisahkan di buffer pit

Sour water

Diolah di unit SWS train 1

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik


Universitas Lampung

3*)

81

Laporan Kerja Praktek


PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

Oily water/drain

Dipisahkan di buffer pit

Blowdown water

Dibuang ke sewer

LPG Tr.

Spent caustic

Diolah di unit SWS train III

4*)

Gasoline Tr.

Spent caustic

Diolah di unit SWS train III

4*)

Sour water

Diolah di unit SWS train II

PRU

CCU

LCO HTU

H2 Plant

Spent caustic

Sulfur Plant
UTL 62

UTL-55
Demin Plant

III

Oily water/drain

Dipisahkan di buffer pit

Sour water

Diolah di unit SWS train I

Spent caustic

Dinetralisir di unit SWS train II

Oily water/drain

Dipisahkan di buffer pit

Cleaning reaktor

Di buang di sump pit

Sour water

Diolah di unit SWS train I

Oily water/drain

Dibuang ke sewer pit

Blow-down water

Dibuang ke sewer pit

Oily water/drain

SWS

Dinetralisir di unit SWS train

Dipisahkan di common buffer


pit

Treated sour water

Diolah lanjut di unit EWT

Spent caustic

Netralisasi, dibuang ke EWT

Overflow SW

Dibuang ke buffer pit

Blow-down water

Dibuang ke sewer pit

Oily water drain

Dipisahkan di buffer pit, di

tank Fuel 62-T-201

kirim ke CPI

Blowdown Boiler,
hasil regen
kation/anion

5*)

Dinetralkan, di kirim ke
impounding basin

Note:
1*) :Banyak mengandung padatan, sehingga menyebabkan buntuan pada cooler
2*) :Ditemukan pada saat T/A 1996
3*) :Pada saat start-up RCC sering menyebabkan gangguan di SWS train II.
4*) :Limbahnya berwarna hijau, sehingga perlu dibleaching sebelum dibuang.
5*) :pH rendah, sehingga perlu netralisasi dan aerasi sebelum di buang ke EWT.

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik


Universitas Lampung

82

Laporan Kerja Praktek


PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

4.5. Laboratorium
4.5.1. Program Kerja Laboratorium
agian Laboratorium memegang peranan penting di kilang, karena pada bagian ini datadata tentang raw material dan produk akan diperoleh. Dengan data-data yang telah
diberikan, maka proses produksi akan selalu dapat dikontrol dan dijaga standar
mutunya sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan. Bagian Laboratorium berada di
bawah bidang Unit Produksi. Bagian ini memiliki beberapa tugas pokok yaitu :
a. Sebagai kontrol kualitas bahan baku, apakah memenuhi persyaratan sehingga
memberikan hasil yang diharapkan.
b. Sebagai pengontrol kualitas produk, apakah sesuai dengan standar yang ditetapkan.
c. Mengadakan penelitian dan pengembangan jenis crude minyak lain, selain crude
dari minyak Duri dan Minas yang memungkinkan dapat diolah di PERTAMINA
(Persero) RU-VI Balongan.
d. Mengadakan analisa terhadap jenis limbah yang dihasilkan selama operasi proses
kilang pada PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan.

Pemeriksaan di Laboratorium meliputi :

Crude oil, terutama crude Duri dan Minas.


Stream produk yang dihasilkan dari unit AHU, RCC, CDU, Hydrogen Plant dan
unit-unit lain.

Utilitas: air, fuel gas, chemical agent dan katalis yang digunakan.
Intermediate dan finish product
Di dalam pelaksanaan tugas, Bagian Laboratorium dibagi menjadi tiga seksi yaitu :
a. Seksi Teknologi (TEKNO)
Seksi Tekno ini mempunyai tugas antara lain :

Mengadakan blending terhadap fuel oil yang dihasilkan, agar dapat


menghasilkan octan number yang besar dengan proses blending yang singkat
tanpa penambahan zat kimia lain lain, seperti TEL, MTBE, atau ETBE.

Mengadakan penelitian terhadap lindungan lingkungan (pembersihan air


buangan).

Mengadakan evaluasi crude Minas dan crude Duri yang dipakai sebagai raw
material.
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik
Universitas Lampung

83

Laporan Kerja Praktek


PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

Mendukung kelancaran operasional semua unit proses, ITP, dan utilitas


termasuk percobaan katalis, analisa katalis yang digunakan dalam reaktor dan
material kimia yang digunakan di kilang UP-VI.

Melakukan analisa bahan baku, stream/finish produk serta chemical dengan


menggunakan metode test.
b. Seksi Analitika dan Gas (ADG)
Seksi ini mengadakan pemeriksaan terhadap sifat-sifat kimia dari bahan baku,
intermediate produk dan finish produk serta bahan kimia yang digunakan, juga
analisis gas stream maupun dari tanki.
Tugas yang dilakukan antara lain :
Mengadakan analisa sampling dan analisa contoh air serta chemical secara
instrument dan kimiawi, agar didapatkan hasil akurat.
Mengadakan analisa sampling dan analisa secara instrument dan kimiawi
terhadap contoh minyak sesuai dengan metode test.
Mengadakan analisa gas masuk dan gas buang dari masing-masing alat (jika
diperlukan).
Mengadakan analisa sampel gas dari kilang dan utilitas serta produk gas yang
berupa LPG, propylene.
Mengadakan analisa sampling non rutin shift sample stream gas, LPG,
propylene, fuel gas, serta hidrogen.
Melaksanakan sampling dan analisa secara chromatography sampel non rutin
dari kilang dan offsite.
c. Seksi Pengamatan
Seksi ini mengadakan pemeriksaan terhadap sifat-sifat fisis bahan baku,
intermediate produk dan finish produk.
Sifat-sifat yang diamati adalah :
Distilasi
Spesific Gravity
Reid Vapour Pressure (RVP)
Flash and Smoke Point
Conradson Carbon Residue (CCR)
Kinematic Viscosity
Cooper Strip and Silver Strip
Kandungan Air

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik


Universitas Lampung

84

Laporan Kerja Praktek


PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

4.5.2. Alat-alat Laboratorium


a. Analitika
- Spektofotometer
- Polychromator
- Infra Red Spectrofotometer
- Spectro Fluoro Photometer
b. Gas Chromatography

4.5.3. Prosedur Analisa


a. Analitika
Dalam bidang analitika mengadakan pemeriksaan sifat-sifat kimia bahan baku,
intermediate, dan finish produk. Bahan yang dianalisa setiap hari (sample shift
rutin) adalah analisa air dan minyak. Adapun prosedur analisa yang digunakan
antara lain :
Atomic

Absorbtion

Spectrophotometric

(AAS)

yang

digunakan

untuk

menganalisa logam-logam yang mungkin ada dalam air.


Alat yang digunakan adalah Spectrophotometer yang dilengkapi dengan detektor
dan analisa hasil yang akan terlihat dalam layar monitor komputer. Prinsip kerja
alat ini berdasarkan pada besarnya daya serap gelombang elektromagnetik dari
sampel yang dihasilkan yaitu gelombang sampai 860 .
Polychromator untuk menganalisa semua metal yang ada dalam sampel air
maupun zat organik.
Infra Red Spectrophotometer (IRS) untuk menganalisa kandungan minyak dalam
sampel air, juga analisa aromatik minyak berat.
Spectro Fluoro Photometer, untuk menganalisa kandungan minyak dalam water
slop yang dihasilkan.
b. Gas Chromatography (GC)
Salah satu prosedur analisa gas adalah dengan menggunakan GC. GC digunakan
untuk menganalisa gas CO dan CO 2 dengan range 0,01-0,05 ppm, menggunakan
sistem multikolom yang dilengkapi dengan beberapa valve dan selenoid valve yang
digerakkan secara otomatis oleh program relay. Detektor yang dipakai adalah flame
ionisasi detector.

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik


Universitas Lampung

85

Laporan Kerja Praktek


PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

Prosedur analisa lain yang digunakan pada Laboratorium adalah :

Titrasi
Distilasi
UOP Standard
ASTM Standard
Volumetri
Viscosimeter
Potensiometer
Flash Point Tester
Micro Colorimeter
Gravimetri

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik


Universitas Lampung

86

Anda mungkin juga menyukai